Bunuh Diri Faktor Budaya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bunuh Diri Faktor Budaya

Citation preview

8MAKALAH BUNUH DIRI FAKTOR BUDAYAMakalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah agama katolikDosen : Y. Indarto SS, MSi Disusun Oleh :Whentin (14140062)Kelas: B11 2FAKULTAS ILMU KESEHATANPRODI D4-BIDAN PENDIDIKUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTATAHUN AJARAN 2014/2015Pengertian Bunuh DiriBunuh diri atau dalam bahasa Inggris disebut Suicide (berasal dari kata Latin suicidium, dari sui caedere, "membunuh diri sendiri") adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri.Bunuh Diri Faktor Budaya di JepangBunuh Diri dan BudayaKalau kita melihat film Jepang yang berseting jaman samurai, biasanya sangat umum dijumpai adegan bunuh diri yang disebut Seppuku. () atau harakiri ( ) yang jika dilihat dari kanjinya dapat diartikan sebagai tindakan memotong atau merobek perut. Tindakan ini dahulu merupakan salah satu ritual yang dilakukan oleh para kaum bushi atau ksatria samurai. Bushi akan melakukan ritual seppuku apabila mereka tertangkap oleh musuh karena berprinsip lebih baik mati daripada harus disiksa oleh musuh, dan jika bushi tersebut melakukan pengkhianatan atau gagal dalam tugasnya, sebagai wujud dari penyesalan dan tanggung jawabnya karena telah mengecewakan kelompoknya. Ritual seppuku ini akan dilakukan di depan kelompoknya (jika berupa hukuman karena gagal bertugas) dengan sebuah pisau tradisional yang bernama tanto, setelah membuka kimono yang dikenakan, perut dirobet dari arah kiri ke kanan. Seppuku dalam kondisi terdesak bisa dilakukan dengan instan, namun dalam kasus standard, umumnya dilakukan dengan ritual yang cukup panjang. Pelaku seppuku akan melakukannya dalam kondisi bersih, baik badan dengan cara mandi maupun pakaian yang serba putih. Ritual ini tidak dilakukan seorang diri namun disaksikan oleh sejumlah orang serta di belakang pelaku juga berdiri seorang asistent yang bertugas untuk memenggal kepala si korban untuk menghindari penderitaan yang berkepanjangan. Tindakan seppuku pertama kali dilakukan oleh Minamoto no Yorimasa ketika perang Uji pada tahun 1180. Tindakan seppuku ini banyak dilakukan oleh daimyo (pemimpin tertinggi kaum bushi) yang kalah pada suatu perang atas perintah daimyo yang memenangkan perang tersebut. Tindakan bunuh diri dari daimyo yang kalah ini akan memberikan dampak psikologis bagi pengikutnya, sehingga tidak aka nada lagi perlawanan. Toyotomi Hideyoshi sering menggunakan metode ini untuk melumpuhkan kekuatan musuhnya yang sudah kalah. Peristiwa yang paling dramatis terjadi ketika Hideyoshi berhasil memimpin klan Odawara untuk mengalahkan klan Hojo, keluarga daimyo terkuat di Jepang bagian timur, pada tahun 1590. Saat itu ia memerintahkan Hojo Ujimasa, mantan daimyo dari klan Hojo untuk melakukan seppuku kemudian mengasingkan putranya Ujinao.Walaupun ritual seppuku sudah resmi dilarang sejak tahun 1873 atau pada masa Restorasi Meiji tapi belasan kasus masih tetap terjadi. Kasus terakhir yang paling terkenal dilakukan pada tahun 1970 oleh seorang sastrawan bernama Yukio Mishima. Motifnya adalah berkaitan dengan politik.Motif dan AlasanBerikut motif dan alasan terbesar dari pelaku bunuh diri di negara tersebut : Kehilangan pekarjaanUsaha bangkrutHutang piutangGangguan kesehatanMasalah tekanan di lingkungan kerjaPergaulan dan masalah di lingkungan sekolah. Ijime atau bullyingKhusus untuk motif bagian terakhir yaitu Ijime umumnya menimpa golongan pelajar atau anak anak. Ijime kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih "diganggu, diejek, di olok olok atau diteror secara mental oleh orang lain" Orang lain yang dimaksud dalam hal ini umumnya adalah teman sendiri, kakak kelas atau bahkan guru pembimbing.Berikut adalah beberapa kasus yang sulit untuk digolongkan, apakah termasuk tanggung jawab, harga diri atau sebaliknya yaitu kebodohan dan melarikan diri dari tanggung jawab.Ketika Jepang memutuskan untuk menyerah kepada Amerika, banyak tentara yang memilih bunuh diri, khususnya para petinggi militernya.The Deputy Mayor of Kobe yang bunuh diri karena merasa tidak mampu menjalankan tugas pemulihan kota Kobe pasca gempa bumi hebat tahun 1995.Pejabat negara bunuh diri karena kasus korupsinya terbongkar. Contoh paling populer adalah yang dilakukan oleh Menteri Pertanian Jepang di tahun 2007, karena tersandung kasus korupsi. Kasus ini kemudian menyeret Kepala Mantan Green Resource Agency yang akhirnya juga memutuskan untuk mengambil jalan pintas untuk menyusul rekannya. Beberapa kasus kejadian orang tuanya yang bunuh diri karena anak kandungnya menjadi sorotan media nasional karena melakukan tindak kejahatan. Sang orang tua merasa malu dan merasa telah gagal karena tidak mempu mendidik anaknya dengan baik. Kasusnya seperti ini cukup banyak namun umumnya tidak diekspose ke media massa.Menabrakkan diri adalah salah satu cara favorit Melompat dari gedung tinggi, menabrakkan diri dengan kereta yang sedang melaju, menutup semua pintu mobil dan menghubungkan saluran kenalpot kedalamnya adalah beberapa cara bunuh diri yang umum dilakukan disamping cara lain yang lebih konvesional yaitu gantung diri. Selain "media favorit" seperti disebutkan di atas, ada juga "tempat fovorit" untuk melakukannya. Untuk kasus menabrakkan diri ke kereta api, jalur kereta api jurusan Chuo (Chuo Line) di Tokyo merupakan jalur kereta yang paling banyak dipilih, kemudian untuk area luar kota mereka sepakat memilih hutan Aokigahara yang terletak di kaki gunung Fuji ! Data tahun 1988, 1999 dan 2002 tercatat 30, 74 dan 78 kasus yang berarti terus meningkat dan semakin menjadikannya sebagai "tempat terfavorit untuk bunuh diri "dari tahun ke tahun. Kasus yang relatif jarang terjadi adalah bunuh diri yang dilakukan secara berkelompok, tiga, empat atau bahkan lima orang sekaligus. Waktu yang dipilih biasanya adalah musim dingin, dengan cara mengurung diri dalam mobil yang sudah dihubungkannya dengan saluran knalpot, atau kadang ditambah dengan membakar arang untuk menguras gas O2. Pelaku biasanya meminum obat tidur sebelumnya. Dari berbagai kasus yang terungkap, pelaku umumnya adalah tidak saling mengenal sebelumnya dan "persahabatan" dijalin lewat internet dan sepakat melakukan tindakan aneh ini bersama sama karena merasa senasib.Bunuh diri yang menakutkanUmumnya bunuh diri bukanlah dianggap hal yang menakutkan (bagi orang lain) karena pelaku cendrung hanya berniat untuk menghilangkan nyawa sendiri. Namun untuk kasus tertentu bisa jadi sebaliknya. Contohnya adalah bunuh diri yang diawali dengan membunuh orang lain dan dilakukan di di tempat ramai. Pelaku biasanya tidak memilih milih calon korbannya jadi siapa saja yang berada didekatnya beresiko untuk menjadi korban. Kemudian kasus mengiklankan diri mencari teman untuk bunuh diri. Alasannya umumnya adalah karena takut, tidak ingin mati kesepian. Tentu saja tindakan ini adalah illegal dan berbahaya bagi orang lain. Tidak jarang kasus ini dimanfaatkan oleh "orang gila" yang menjebak korbanya dengan mengaku diri senasib dan akhirnya meninggalkan korbanya mati sendirian begitu saja. Bukan cuma sebatas ini, pelaku juga merekam adegan ngeri ini sebelumnya dan menyimpanya sebagai koleksi belaka. Sinting khan ? Sedikit melegakan, kasus semacam ini cuma ditemukan sekali saja sampai saat ini dan mudah mudahan juga menjadi yang terakhir.Beberapa sisi menarikBunuh diri tetap merupakan suatu kasus yang menyedihkan namun setidaknya ada beberapa bagian yang bisa decermati disini khususnya untuk kasus yang terjadi di negara Jepang. Jadi sisi menarik yang dimaksud bukan pada bagian bunuh dirinya, namun pada sisi lain.Tidak diekspose ke media massaBunuh diri adalah kasus umum di negara tersebut namun uniknya media masa seperti koran ataupun televisi seakan bersih dari berita tentang topik ini. Tentu saja yang jelas hal ini bukan berarti karena larangan, pembatasan atau pihak pemerintah namun karena berita semacam ini bukanlah topik yang menarik untuk diberitakan. Perkecualian adalah kalau kasusnya dilakukan oleh seorang pejabat, orang terkenal, artis, anak sekolah atau dilakukan secara kelompok. Kemudian liputan tentang kasus bunuh diri ini ataupun kasus musibah dan kecelakaan lain umumnya dipastikan tidak akan pernah menyiarkan wajah korban secara close up dalam kondisi meninggal ataupun sekarat. Hal ini disamping karena alasan privasi juga karena untuk menghormati perasaan keluarga yang ditinggalkan. Salah satu contoh kecil yang ada baiknya juga dipertimbangkan oleh liputan media ataupun non media di tanah air. Semua orang pasti ingin tampil gagah atau cantik di depan kamera bukan ? Disamping itu menurut pendapat saya pribadi, kasus bunuh diri yang marak diberitakan di media masa kadang bisa menimbulkan effek domino yaitu merangsang pelaku lain untuk melakukan tindakan yang sama.Keluarga tetap harus bayarBunuh diri umumnya berarti menghilangkan nyawa diri sendiri. Segala beban dan permasalahan si korban mungkin akan selesai. Pihak keluarga yang ditinggalkan mungkin cuma akan direpotkan walau cuma sebatas biaya pemakaman saja. Namun untuk kasus tertentu masalahnya mungkin tidaklah sesederhana itu.Untuk kasus bunuh diri seperti Jisin Jiko misalnya, yaitu menabrakkan diri ke kereta api, kasusnya akan menjadi sangat panjang dan berat terlebih lagi kalau dilakukan di jalur kerata yang padat. Yang jelas selama beberapa jam pergerakan kereta di jalur tersebut akan berhenti, ratusan ribu atau bahkan jutaan penumpang akan terlantar atau dialihkan ke jalur lain. Situasi ini belum berhenti sampai disitu. Keluarga korban juga diharuskan membayar sejumlah uang denda untuk biaya bersih bersih dan konspensasi keterlambatan kereta. Bayangkan, Ini namanya, cara bunuh diri bukan untuk mengakhiri masalah namun menambah masalah. Namun walaupun begitu setiap tahun kasus seperti ini selalu saja berulang. Demikian juga untuk kasus lain seperti terjebak hutang pituang. Walaupun pelakunya sudah meninggal, hutang tidak akan lunas dengan sendirinya. Pihak keluargalah yang harus menanggungnya. Bunuh Diri dan AgamaKenapa kasus bunuh diri di negara Jepang sangat tinggi ? Apa penyebabnya ? Walaupun sebagian besar alasan dan latar belakangnya sudah saya tulis di atas mungkin tetap saja susah untuk sebagian besar orang atau mungkin juga saya sendiri, untuk memahaminya.Bagiamana dengan agama ? Ini mungkin merupakan pertanyaan paling menarik. Tentu saja tidak bisa dipungkiri agama memberikan andil besar untuk meminimalkan kasus kasus bunuh diri. Agama mengajarkan keseimbangan antara jasmani dan rohani, keduniawian dan dunia fana. Namun untuk kasus di negara Jepang atau di negara maju sepertinya ada sedikit hal yang perlu digaris bawahi. Untuk kasus tertentu seperti hilangnya semangat hidup, masalah cinta ataupun kekosongan jiwa mungkin agama adalah salah satu jalan terbaik. Namun untuk kasus lain seperti hilangnya pekerjaan, bangkrut atau terjebak hutang piutang, agama sama sekali dianggap tidak bisa membantu. Masalah hutang dan pekerjaan dianggap tidak akan hilang atau lunas hanya dengan sembahyang.Hidup di kota besar tanpa pekerjaan dan penghasilan, dikejar berbagai tagihan asuransi, sewa kamar dan pajak tentu bukanlah hal yang mudah dan cepat atau lembar mereka akan terlempar hidup dijalan sebagai gelandangan. Parahnya lagi budaya bantu saudara, pinjam uang atau minta tumpangan tidur sangat tidak umum dilakukan oleh orang Jepang. Hal inilah yang sering memicu seseorang untuk menarik diri dari kehidupan yaitu dengan melakukan bunuh diri. Bagi kebanyakan orang Jepang, bekerja adalah ibarat agama bagi mereka. Dengan bekerja maka hidup memiliki arti dan makna. Jadi di saat mereka kehilangan pekerjaan maka harga diri dan kebanggaan akan lenyap. Itulah sebabnya kasus bunuh diri terbesar disebabkan oleh karena kehilangan pekerjaan. Dalam kondisi dan situasi normal, sepertinya tidak ada seorangpun yang berpikiran untuk melakukan tindakan konyol ini, namun dalam kondisi tertekan, stress dan bingung atau bahkan marah segala tindakan yang tidak masuk akalpun sepertinya adalah mungkin.KesimpulanMasalah MentalBunuh diri seperti halnya dengan korupsi, adalah merupakan masalah sosial yang tidak sederhana dan bisa terjadi di negara mana saja tidak hanya sebatas di negara jepang saja tapi juga (tanpa kita sadari) juga terjadi di Indonesia. Disamping karena alasan mental, masalah lain seperti lingkungan, keluarga, kelompok, masyarakat dan juga budaya ikut mempengaruhi. Seleksi AlamBunuh diri adalah ibarat seleksi alam. Ditengah persaingan hidup yang sangat ketat seperti di negara Jepang, seakan hanya memberikan 2 pilihan saja dalam hidup yaitu MENANG atau MATI. Tapi kehidupan terus berjalan maju dan seakan hanya menyisakan yang TERBAIK, sedangkan mereka yang "Lemah" dan menganggap diri tidak berguna terpaksa harus menyisihkan diri atau tahu diri.Beruntunglah, kehidupan di negara kita tidaklah sekeras dan segila kehidupan di Jepang. Kondisi alam kita juga sangat bersahabat hangat sepanjang tahun sehingga sama sekali tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tidak ada rasa cemas harus mati kedinginan di musim salju dan juga tidak ada yang namanya hantu pajak yang selalu menuntut harus dibayar. Jadi dengan kondisi seperti ini budaya aneh semacam ini tampaknya tidak akan mungkin menular ke negeri kita.Agama sebagai salah satu solusi dan pemicuTentang agama, sepertinya sangat jalas yaitu merupakan salah satu solusi mengurangi kasus bunuh diri. Namun disisi lain harus diakui juga bahwa agama juga bisa memicu seseorang melakukan bunuh diri, contoh salah satunya adalah kasus bom bunuh diri seperti yang cukup sering terjadi di sejumlah tempat.Bunuh diri dalam bentuk lainBunuh diri menurut saya memiliki arti yang cukup luas bahkan secara tidak sadar bisa jadi, kitapun saat ini sedang menuju proses melakukan bunuh diri. Contohnya, setiap tahun puluhan ribu orang tewas di Indonesia karena kecelakaan lalu lintas. Penyebabnya sudah diketahui pasti yaitu rendahnya kesadaran tata tertib berlalu lintas serta buruknya kondisi jalan. Walaupun akar masalah sudah diketahui namun tidak nyaris tidak ada perbaikan sehingga kejadian yang sama terus berulang setiap tahun. Secara tidak langsung hal ini sama saja dengan bunuh diri. Kasus lain adalah demam berdarah.Daftar Pustakahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bunuh_diri" http://id.wikipedia.org/wiki/Bunuh_diri Nyoman.Ardika.(2006).(http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/budaya/jepang/artikel/utama/khusus_bunuhdiri.html" http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/budaya/jepang/artikel/utama/khusus_bunuhdiri.html , januari 2006.http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya" http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya