Upload
buikiet
View
217
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
RAFT 4 RANPERDA final
BUPATI KEPULAUAN YAPEN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
NOMOR 13 TAHUN 2013
TENTANG
PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPULAUAN YAPEN,
Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten
Kepulauan Yapen sebagai sub sistem Pendidikan Nasional, dengan memperhatikan kekhususan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001
tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua maka, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen berupaya memperbaiki keadaan pendidikan di Kabupaten
Kepulauan Yapen sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia
b. bahwa untuk kepentingan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan dan kualitas pendidikan baik di
lingkungan sekolah negeri maupun swasta, maka perlu didukung dengan biaya, prasarana dan sarana yang
memadai ; c. bahwa berdasarkan keadaan perekonomian daerah dan
pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen yang belum memadai untuk menunjang pendidikan yang layak dan bermutu sehingga berbagai satuan
pendidikan berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan berbagai pungutan yang menimbulkan keresahan
dalam masyarakat ; d. bahwa biya pendidikan yang disediakan oleh Pemerintah
melalui dana BOS bagi SD, SMP dan yang sederajat, BKMM dan BOMM bagi SMA/SMK dan yang sederajat
belum mencukupi karena keadaan tingkat kemahalan daerah, maka perlu penambahan dana operasional satuan pendidikan sehingga dapat membebaskan pungutan yang
dilakukan oleh pendidikan ; e. bahwa Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen telah
menetapkan kebijakan untuk membebaskan berbagai pungutan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan baik
negeri maupun swasta setiap tahun pelajaran, terutama pada jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan menengah ;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembebasan Biaya Pendidikan
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang
Pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-
Kabupeten Otonom di Provinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2907);
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4151), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang otonomi
Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4548);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4686);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3412), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3763); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 37, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3412) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1998 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3764);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 40, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2008 tentang
perubahan nama Kabupaten Yapen Waropen menjadi Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 80,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4857);
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2012 Tentang Pungutan dan
Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun
2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota;
Dengan Persetujuan bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
dan
BUPATI KEPULAUAN YAPEN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBEBASAN BIAYA
PENDIDIKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Yapen
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen
3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Yapen
4. Dinas adalah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kepulauan Yapen ;
5. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
6. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu.
7. Pungutan adalah segala biaya yang dipungut oleh satuan pendidikan dari orang tua peserta didik baik yang terkait dengan proses belajar mengajar
maupun pembangunan sekolah.
8. Pembebasan Biaya Pendidikan adalah pembebasan segala biaya pendidikan bagi peserta didik pada Satuan Pendidikan Formal yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar dan kegiatan pembangunan sekolah.
9. Pendidikan wajib belajar 12 tahun adalah jenjang pendidikan yang
diwajibkan kepada semua anak usia belajar di Kabupaten Kepulauan Yapen pada Jenjang SD, SMP, SMA dan SMK
10. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
BAB II PROGAM, RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
Pasal 2
Pembebasan Biaya Pendidikan merupakan pemenuhan biaya Pendidikan yang
pembiayaannya bersumber dari Pemerintah Daerah yang disebut Program Pembebasan Biaya Pendidikan.
Pasal 3
Pembebasan Biaya Pendidikan dilaksanakan pada tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta.
Pasal 4
(1) Program Pembebasan Biaya Pendidikan bertujuan untuk meringankan
beban orang tua / wali siswa dari kewajiban membayar biaya pendidikan ;
(2). Biaya Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditanggung oleh
Pemerintah Daerah.
(3). Pembebasan Biaya Pendidikan yang ditanggung oleh Pemerintah Daerah
adalah :
a. Biaya pembangunan/pengembangan b. Permintaan bantuan dengan alasan dana sharing
c. Pembayaran buku/modul d. Pembayaran iuran pramuka e. Pembayaran Pakaian Seragam, Pramuka, Batik dan Olah Raga
f. Pembayaran Lembaran Kerja Siswa (LKS) g. Pembayaran uang perpisahan h. Pembayaran uang photo
i. Pembayaran uang ujian j. Pembayaran uang ulangan/semester
k. Pembayaran uang pengayaan/les l. Pembayaran uang kegiatan ekstrakurikuler m. Pembayaran uang rapor
n. Pembayaran uang penulisan ijazah/raport o. Pembayaran uang infaq p. Pengutan lain yang dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk
penerimaan siswa baru, penilaian hasil belajar siswa, kesejahteraan anggota komite
Pasal 5
Pembebasan Biaya Pendidikan berfungsi untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak usia belajar guna mendapatkan pendidikan yang
layak dan bermutu.
BAB III
PELAKSANA DAN PENERIMA PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN Pasal 6
(1) Pelaksana Program Pembebasan Biaya Pendidikan adalah Pemerintah Daerah yang dilakukan oleh satuan pendidikan Formal yaitu TK/RA,
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta (2) Bagi Satuan Pendidikan Swasta yang tidak dapat melaksanakan program
Pembebasan Biaya Pendidikan, dapat menyampaikan pernyataan ketidak
mampuannya kepada Pemerintah Daerah (3) Tata cara pengajuan ketidakmampuan pelaksanaan program pembebasan
biaya pendidikan sebagaimana dimaksud ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati
Pasal 7
(1) Penerima Program Pembebasan Biaya Pendidikan adalah anak usia belajar
tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta yang orang tua/walinya berdomisili di wilayah Daerah ;
(2) Domisili sebagaimana dimaksud ayat (1) dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Dokumen Kependukan
Daerah yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ;
BAB IV
WEWENANG, HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Wewenang dan Kewajiban Pemerintah Daerah Pasal 8
Pemerintah Daerah berwenang mengelola, memantau dan mengendalikan penyelenggaraan pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada
masyarakat. Pasal 9
Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana dalam APBD guna terselenggaranya Pembebasan Biaya Pendidikan.
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Orang Tua Pasal 10
Orang tua berhak : a. memilih satuan pendidikan dengan memenuhi persyaratan-
persyaratan yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan dimaksud ; b. memperoleh dan/atau memberi masukan untuk perkembangan
pendidikan anaknya.
c. Orang tua wajib menyekolahkan anaknya pada satuan pendidikan sesuai program wajib belajar pendidikan 12 Tahun
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban Peserta Didik Pasal 11
(1) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak a. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kurikulum, bakat,
minat, dan kemampuannya; b. Mendapatkan pelayanan pendidikan secara gratis ; c. memperoleh pendidikan sesuai prinsip-prinsip standar
penyelenggaraan pendidikan d. Melapor Kecurangan yang terjadi ;
(2) Setiap peserta didik wajib :
a. mematuhi semua peraturan yang berlaku;
b. menghormati tenaga pendidik; c. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin berlangsungnya
proses dan keberhasilan pendidikan;
d. ikut memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban dan keamanan baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah
Bagian Keempat Hak Dan Kewajiban Satuan Pendidikan/Sekolah
Pasal 12
(1) Setiap TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta penerima program Pembebasan Biaya Pendidikan berhak memperoleh biaya operasional sekolah dari Pemerintah Daerah.
(2) Sekolah dapat menerima sumbangan dana sukarela dan tidak mengikat dari masyarakat dan Pihak Ketiga yang pelaksanaannya dilakukan secara transparan dan demokratis melalui Komite Sekolah.
Pasal 13
(1) Setiap TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta pelaksana
program pembebasan biaya pendidikan mempunyai kewajiban :
a. membebaskan orang tua siswa dari segala bentuk pungutan biaya Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3);
b. Melaksanakan program Pembebasan Biaya Pendidikan secara profesional berdasarkan standarisasi pendidikan ;
c. Memasang tulisan “Sekolah Pelaksana Pembebasan Biaya Pendidikan”
yang permanen dengan menggunakan media papan nama atau sejenisnya atau media lain yang ditempatkan pada bagian depan sekolah sehingga dapat terlihat oleh masyarakat umum
d. menjamin pelaksanaan hak-hak peserta didik untuk memperoleh
pendidikan tanpa membedakan status sosial dari orang tua/wali peserta
didik;
e. memfasilitasi dan bekerja sama dengan Komite Sekolah untuk menerapkan dan mengembangkan manajemen berbasis sekolah;
f. membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan kepada Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku ;
g. melaksanakan kurikulum sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
(2) TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri/Swasta sebagaimana dimaksud ayat (1) setiap tahun anggaran wajib menyampaikan Rencana
Anggaran dan Pendapatan Sekolah dalam rangka pelaksanaan Pembebasan Biaya Pendidikan kepada Bupati melalui Dinas
BAB V
SUMBER DANA, PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 14
(1) Dana Pembebasan Biaya Pendidikan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
(2) Besarnya dana Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung secara proporsional berdasarkan besaran jumlah peserta didik yang diajukan oleh Satuan Pendidikan/sekolah.
(3) Pengelolaan pertanggungjawaban penggunaan dana Pembebasan Biaya
Pendidikan berpedoman pada pengelolaan keuangan daerah
Pasal 15
(1) Satuan Pendidikan pelaksana Pembebasan Biaya Pendidikan wajib menyampaikan pertanggungjawaban penggunaan dana kepada Dinas.
(2) Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya menyampaikan pertanggungjawaban penggunaan dana kepada Bupati sesuai peraturan pengelolaan keuangan daerah yang berlaku
BAB VI
LARANGAN Pasal 16
(1) Setiap orang atau Satuan Pendidikan selaku pelaksana program
Pembebasan Biaya Pendidikan dilarang melakukan pungutan kepada penerima program Pembebasan Biaya Pendidikan dalam bentuk apapun ;
(2) Pungutan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :
a. Permintaan bantuan pembangunan/pengembangan b. Permintaan bantuan dengan alasan dana sharing
c. Pembayaran buku/modul d. Pembayaran iuran pramuka e. Pembayaran Pakaian Seragam, Pramuka, Batik dan Olah Raga
f. Pembayaran Lembaran Kerja Siswa (LKS) g. Pembayaran uang perpisahan h. Pembayaran uang photo
i. Pembayaran uang ujian j. Pembayaran uang ulangan/semester
k. Pembayaran uang pengayaan/les l. Pembayaran uang kegiatan ekstrakurikuler m. Pembayaran uang rapor
n. Pembayaran uang penulisan ijazah/raport o. Pembayaran uang infaq
p. Pungutan lain yang dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan siswa baru, penilaian hasil belajar siswa, kesejahteraan anggota komite
BAB VII
PENGAWASAN
Pasal 17
(1) Pemerintah Daerah, Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, Orang tua dan tenaga pendidik melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan
kewenangan masing-masing. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan
prinsip transparansi dan akuntabilitas publik. (3) Ketentuan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB VIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 18
Tenaga pendidik yang tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya sehingga
merugikan hak-hak dasar peserta didik diberikan sanksi disiplin dan
administrasi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX PENYIDIKAN
Pasal 19
(1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah
diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan
tindak pidana pelaksanaan program pembebasan biaya pendidikan;
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah :
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana, agar keterangan atau laporan
tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas ;
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana ;
c. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana ;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana ;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti
pembukuan, pencatatan dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan
terhadap barang bukti tersebut ;
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana ;
g. Menyuruh berhenti, dan atau melarang seseorang meningggalkan
ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan
memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana
dimaksud pada huruf e ;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana ;
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi ;
j. Menghentikan penyidikan ;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat
dipertanggung jawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya
penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut
umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor
8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana ;
BAB X KETENTUAN PIDANA
Pasal 20
(1) Kepala Sekolah dan/atau guru serta komite sekolah yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 17 diancam dengan pidana
kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan daerah ini, sepanjang
mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 22
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran daerah
Kabupaten Kepulauan Yapen.
Ditetapkan di S E R U I pada tanggal 15 April 2013
BUPATI KEPULAUAN YAPEN,
TONNY TESAR Diundangkan di Serui
pada tanggal 15 April 2013 SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN,
YAN PIETER AYORBABA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN TAHUN 2013 NOMOR
13
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
NOMOR 13 TAHUN 2013
TENTANG
PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN
I. UMUM
Pada hakekatnya manusia membutuhkan pendidikan. Pendidikan
merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan
diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara
berhak mendapat pendidikan, dan ayat (4) menegaskan bahwa Negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Yang dimaksud dengan memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya adalah kesempatan untuk memilih sekolah yang ada dalam
wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen baik negeri maupun swasta
tanpa membeda-bedakan antara masyarakat miskin dan kaya.
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Yang dimaksud dengan usia belajar adalah usia 7 - 12 tahun untuk
siswa SD/MI, usia 12 - 15 tahun untuk siswa SMP/MTS, usia 15 -
18 tahun untuk siswa SMA/MA/SMK.
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Yang dimaksud dengan orang tua adalah orang tua dan/atau wali
calon siswa usia SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK.
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Cukup Jelas
Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 61
18