18
BU P AT I PO N TI A NA K P E RA T URA N BU P A T I PO N T I A N A K NO MOR f T AH U N 2 0 14 T E N T ANG PETU NJU K T E K N I S P R OGR A M BE RAS U N T U K R U MA H T A NGG A MI S K I N ( R A S K I N ) KA BU P A T E N P ON T I A N A K T A H U N 2 0 1 4 D E N G A N R A H MAT T U H A N YA NG MA HA E S A Me ni mb a n g : a . b . M e ng i n g a t BU P AT I P ON T I AN A K , b ahw a u n tu k m e n gh a d a p i ma s a l ah k e mi sk i n an d an k e r a w a n a n p a n ga n p e r l u d i t a n ggu l a ngi b er s am a o l e h P e m e r i n t a h Da e r a h d an M a s y a r a k a t ; b a hw a Pr o gr a m B e r a s U ntu k R u mah T a n g ga M i s k i n m e r u p ak a n s a l a h s a tu p r o gr a m un t u k P e mb a n gu nan d a n p eny e mp u rnaa n S i s te m Pe r l indu n g an S o s i a l kh u s u s ny a B a gi Ma s y a r a k at Mi s kin; c . b a hw a b e r d a s a r k a n p e r t i m b a n ga n s e b a ga i ma na d im ak s u d d a l a m h u r uf a d a n h u ruf b , p e r l u me n e t a p k an P e r a tu r an Bup a ti P o nti a n ak . 1. U n d a n g - Un d a n g N o mo r 2 7 T ahu n 1 9 5 9 t e nt ang P e n e t a p a n U n d a n g- U n d a n g D a r u r at N o mo r 3 T a hu n 1 9 5 3 t e n ta n g P e r p a nj a n g an P e mb e nt u ka n Da e r a h T i n gk a t I I d i K al ima n ta n ( L e mb a r a n N e gar a Re p u bl i k I nd o n e s i a T a h u n 19 5 3 N o m o r 9 , T a mb a h an L emb a r a n Ne gara Rep u bl ik Ind onesia N o mor 35 2) se b agai Undang- Un d a n g ( L e m b a ra n N e gara R e p u b l i k I n d o n e s i a Ta h u n 1 95 9 N o m o r 72 , T amb a ha n L e mb ar an N e gar a R e pu b l i k I n d o n e s i a No m o r 1 8 20 ) ; 2 . U n d a n g - U n d a n g No mo r 7 T ah u n 1 9 9 6 te n tan g P a n gan (L e mb a r a n Ne ga r a R e p ub l i k I n d o n e s i a T ahu n 1 9 9 6 N o mo r 99 , T amb ah an L e mb ar an N e gar a Re pu bl ik I n d o n e s i a No m o r 3 6 5 6 ) ; 3 . U n d a n g- U n d a n g 3 2 T ahu n 20 04 t e n tan g Pe mer int a h an Da e r a h ( L e mb a r a n Ne g ar a R e p u bl i k I n d one s i a T ahu n 2 00 4 No m o r 12 5 , T a m b ah an L e m b ar a n N e g ar a Rep u b l i k

BUPATIPONTIANAK · 2015-10-06 · bupatipontianak peraturan bupati pontianak nomor f tahun2014 tentang petunjuk teknis program beras untuk rumah tangga miskin (raskin) kabupaten pontianak

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BUPATIPONTIANAKPERATURAN BUPATI PONTIANAK

NOMOR f TAHUN2014

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUKRUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN)

KABUPATEN PONTIANAKTAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : a.

b.

Mengingat

BUPATIPONTIANAK,

bahwa untuk menghadapi masalah kemiskinan dankerawanan pangan perlu ditanggulangi bersama olehPemerintah Daerah dan Masyarakat;

bahwa Program Beras Untuk Rumah TanggaMiskin merupakan salah satu program untukPembangunan dan penyempurnaan Sistem Perlindungan

Sosial khususnya Bagi Masyarakat Miskin;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Bupati Pontianak.

1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentangPenetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun

1953 tentang Perpanjangan Pembentukan DaerahTingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 352) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3656);

3. Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubahbeberapa kali terakhir dengan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat danPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang

Ketahanan Pangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4254);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2003 tentang

Pendirian Perusahaan Umum (Perum) BULOG(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 61 Tahun 2003 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2003 Nomor 142);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4737);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

11. Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 74 Tahur

2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Beras untukRumah Tangga Miskin (RASKIN) Provinsi KalimantanBarat Tahun 2014;

12. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah

Kabupaten Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2010Nomor 1);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Pontianak Nomor 5 Tahun

2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahKabupaten Pontianak Tahun Anggaran 2014 (LembaranDaerah Tahun 2013 Nomor 5);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUKTEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAHTANGGA MISKIN (RASKIN) KABUPATENPONTIANAK TAHUN 2014

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Pontianak

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsurpenyelenggara Pemerintah Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Kabupaten Pontianak.

4. Kecamatan adalah Kecamatan se Kabupaten Pontianak.

5. Beras Untuk Keluarga Miskin atau disingkat RASKIN adalah beras yangdibagikan kepada keluarga miskin yang telah terdata sebagai RumahTangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM).

6. RTS-PM Raskin adalah Rumah Tangga yang berhak menerima beras dariProgram Raskin sesuai data yang diterbitkan dari basis Data Terpadu hasilPPLS 2011 yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan PenaggulanganKemiskinan (TNP2K), disahkan oleh Kementerian KoordinatorKesejahteraan Rakyat RI dan Rumah Tangga hasil pemutakhiran daftarpenerima manfaat oleh musyawarah kabupaten/kota.

16. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)/Delivery Order (DO) adalahperintah tertulis yang diterbitkan oleh Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog atau pejabat lain yang berwenang kepada Kepala Gudanguntuk mengeluarkan dan menyerahkan barang kepada pihak lain.

17. BAST adalah Berita Acara Serah Terima Raskin berdasarkan SPA dariBupati dan ditandatangani antara Perum BULOG dan PelaksanaDistribusi.

18. DPM-1 adalah model Daftar Penerima Manfaat Raskin di Desa.

19. DPM-2 adalah model Daftar Penjualan Raskin di Desa.

20. HPB adalah Harga Penjualan Beras secara tunai sebesar Rp 1.600,00/kgnetto di TD.

21. MBA-0 adalah model Rekap BAST di tingkat Kecamatan.

22. MBA-1 adalah model Rekap MB A-0 di tingkat Kabupaten.

23. MBA-2 adalah model Rekap MBA-1 di tingkat Provinsi.

24. SPA adalah Surat Permintaan Alokasi yang dibuat oleh Bupati atauKetua Tim Koordinasi Raskin Kabupaten atau Pejabat yang ditunjukoleh Bupati kepada Kasubdivre Pontianak berdasarkan alokasi paguRaskin dan rincian di masing-masing Kecamatan dan Desa.

25. TT-HP Raskin adalah model Tanda Terima uang Hasil PenjualanRaskin dari Pelaksana Distribusi kepada Satker Raskin.

/@* 26. UPM adalah Unit Pengaduan Masyarakat.

27. PPLS-11 adalah Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2011yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

TUJUAN DAN SASARANPasal 2

a. TujuanTujuan program Raskin adalah mengurangi beban pengeluaran RumahTangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan panganpokok dalam bentuk beras.

b. Sasaran

Sasaran program Raskin Tahun 2014 di Kabupaten Pontianak adalahberkurangnya beban pengeluaran 12.101 Rumah Tangga Sasaran (RTS)hasil PPLS tahun 2011 dalam mencukupi kebutuhan pangan beras, melalui

pendistribusian beras bersubsidi sebanyak 15 Kg/RTS/bulan selama 12bulan dengan harga tebus Rp. 1.600,- per kg netto di tempat penyerahan

yang disepakati (Titik Distribusi).

BABIJPENGELOLAAN DAN PENGORGANISASIAN

PENGELOLAANPasal3

Pengelolaan Raskin memiliki prinsip nilai-nilai dasar yang menjadi landasanatau acuan setiap pengambilan keputusan dalam pelaksanaan rangkaiankegiatan, yang diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan program.Raskin. Adapun prinsip-prinsip tersebut meliputi:

a. Keberpihakan kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) RASKIN, bermakna mengusahakan RTS-PM Raskin dapat menerimaberas sesuai ketentuan, baik jumlah, mutu maupun harga.

b. Transparansi, bermakna membuka akses informasi kepada pemangkukepentingan Raskin terutama RTS-PM Raskin, yang harus mengetahuidan memahami adanya kegiatan Raskin serta dapat melakukanpengawasan secara mandiri.

c. Partisipatif, yang bermakna mendorong masyarakat terutama

masyarakat dan RTS-PM Raskin berperan secara aktif dalam setiaptahapan pelaksanaan program Raskin, mulai dari tahap perencanaan,sosialisasi, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pengendalian.

d. Akuntabilitas, bermakna bahwa setiap pengelolaan kegiatan Raskinharus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat setempatmaupun kepada semua pihak yang berkepentingan sesuai denganperaturan dan ketentuan yang berlaku atau yang telah disepakati.

PENGORGANISASIANPasal 4

Dalam rangka pelaksanaan program Raskin Tahun 2014 perlu mengaturorganisasi pelaksanaan program Raskin. Untuk mengefektifkan pelaksanaanprogram dan pertanggungjawabannya, dibentuk Tim Koordinasi Raskin ditingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Serta tim lainnya sesuai

kebutuhan yang diatur dan ditetapkan melalui keputusan pejabat yangberwenang.

Penanggungjawab pelaksanaan program Raskin di tingkat Kabupaten adalahBupati di tingkat Kecamatan adalah Camat dan Desa adalah KepalaDesa/Lurah.

BAB IIITIM KOORDINASI RASKIN KABUPATEN

Pasal 5

Bupati sebagai penanggung jawab Program Raskin di tingkat Kabupatenbertanggung jawab atas pelaksanaan program Raskin di Kabupaten denganmembentuk Tim Koordinasi Raskin sebagai berikut:

1) KedudukanTim Koordinasi Raskin Kabupaten adalah pelaksana program Raskin diKabupaten yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepadaBupati.

2) TugasTim Koordinasi Raskin Kabupaten mempunyai tugas melakukankoordinasi perencanaan, anggaran, pelaksanaan distribusi, monitoring danevaluasi, menerima pengaduan dari masyarakat serta melaporkan hasilnya

kepada Tim Koordinasi Raskin Provinsi Kalimantan Barat.

3) FungsiDalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Kabupatenmempunyai fungsi:

a. Perencanaan dan penganggaran program Raskin di Kabupaten;

b. Penetapan Pagu Raskin Kecamatan;c. Pelaksanaan verifikasi data RTS-PM;d. Penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Raskin di

Kabupaten;e. Fasilitas lintas pelaku dan sosialisasi program Raskin Raskin di

Kabupaten;f. Perencanaan penyaluran Raskin;g. Penyelesaian administrasi dan HPB Raskin;h. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program Raskin di Kecamatan,

Desa/ Kelurahan;i. Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Provinsi

Kalimantan Barat;

4) Struktur dan Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin KabupatenTim Koordinasi Raskin Kabupaten terdiri dari Penanggungjawab,Pengarah, Ketua, Sekretaris, wakil sekretaris dan beberapa koordinatorbidang antara lain Perencanaan, Sosialisasi, Pelaksanaan penyaluran,Monev dan Pengaduan Masyarakat, yang ditetapkan dengan keputusan

Bupati.

Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Kabupaten terdiri dari unsur-unsur instansi terkait di tingkat Kabupaten antara lain Sekretariat DaerahKab. Pontianak, Kejaksaan Negeri, Kepolisian Resort Pontianak, BAPPEDAKab. Pontianak, Inspektorat Daerah Kab. Pontianak, Badan KeluargaBerencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Pontianak, DinasSosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Pontianak, Badan KetahananPangan dan Pelaksana Penyuluhan Kab. Pontianak, Dinas Perindustrian,Perdagangan, Koperasi UKM, Pertambangan dan Energi Kab. Pontianak,

Badan Pusat Statistik Kab. Pontianak, Bagian Hukum Setda Kab. Pontianak,Divre/Sub Divisi Regional/ Kansilog Perum BULOG dan lembaga lainsesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

BAB IVTIM KOORDINASI RASKIN KECAMATAN

Pasal 6

Camat sebagai penanggung jawab di tingkat Kecamatan bertanggung jawabatas pelaksanaan program. Raskin diwilayahnya dengan membentuk TimKoordinasi Raskin Kecamatan sebagai berikut:

1) KedudukanTim Koordinasi Raskin Kecamatan adalah pelaksana program Raskin di

Kecamatan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepadaCamat.

2) TugasTim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai tugas merencanakan,melaksanakan, mengendalikan, sosialisasi, monitoring, dan evaluasipelaksanaan program Raskin serta melaporkan hasilnya kepada TimKoordinasi Kabupaten.

3) FungsiDalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Kecamatanmempunyai fungsi:a. Perencanaan penyaluran Raskin di Kecamatan;h. Pelaksanaan verifikasi data RTS- PM;c. Fasilitasi Iintas pelaku, sosialisasi Raskin di Kecamatan;d. Penyediaan dan pendistribusian Raskin;e. Penyelesaian Administrasi dan HPB Raskin;f. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Raskin di Desa/Kelurahan;

g. Pembinaan terhadap pelaksanaan penyaluran Raskin Desa/Kelurahan;h. Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin

Kabupaten;

4) Struktur dan Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin KecamatanTim Koordinasi Raskin Kecamatan terdiri dari Penanggungjawab, ketua,sekretaris dan beberapa bidang antara lain bidang perencanaan, sosialisasi,pelaksanaan penyaluran, monitoring dan evaluasi serta pengaduan

masyarakat yang ditetapkan dengan keputusan Camat.

Keanggotaan Tim Koordinasi raskin kecamatan terdiri dari unsur-unsurinstansi terkait di tingkat kecamatan antara lain Sekretariat Kecamatan,

Seksi Kesejahteraan Sosial, Koordinator Statistik Kecamatan dan Satker

Raskin dan pihak terkait yang dipandang perlu.

BABVPELAKSANA DISTRIBUSI RASKIN DIDESA/KELURAHAN

Pasal?

Kepala Desa/Lurah sebagai penanggung jawab di tingkat Desa/Kelurahanbertanggung jawab atas pelaksanaan program Raskin di wilayahnya danmembentuk pelaksana penyaluran Raskin tingkat desa/kelurahan.

1) KedudukanPelaksana Penyaluran Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab Kepada Kepala Desa /Lurah

2) TugasPelaksana Penyaluran Raskin mempunyai tugas memeriksa, menerima danmenyerahkan Raskin, menerima uang pembayaran HPB sertamenyelesaikan administrasi Raskin.

3) Fungsia. Pemeriksaan dan penerimaan/penolakan Raskin dari Satker di TD.

Untuk Desa/Kelurahan yang titik distribusinya tidak berada didesa/kelurahan, maka petugas yang memeriksa dan

menerima/menolak Raskin diatur dalam Petunjuk Teknis;b. Penyaluran dan penyerahan Raskin kepada RTS-PM di Titik Bagi (TB);c. Penerimaan HPB Raskin dari RTS-PM secara tunai dan menyetorkan

ke rekening Bank yang ditunjuk Divre/Sub Divre/Kansilog PerumBulog atau menyetor langsung secara tunai kepada Satker Raskin;

d. Penyelesaian administrasi Penyaluran Raskin yaitu Berita Acara Serah

terima (BAST) dan Daftar Realisasi Penjualan Beras sesuai modelDPM-2 dan melapor ke Tim Raskin Kecamatan;

e. Menfasilitasi pelaksanaan Mudes/Muskel guna menetapkan dataRTS-PM;

BAB VISATUAN KERJA (SATKER) BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN

Pasal8

1) KedudukanSatker Raskin berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepadaKadivre/Kasubdivre/Kakansilog Perum Bulog sesuai tmgkatannya.

2) TugasSatker Raskin mempunyai tugas memeriksa/menolak, mengantar danmenyerahkan Raskin kepada Pelaksana Penyaluran, menyelesaikanadministrasi Raskin, menerima uang pembayaran HPB Raskin serta

menyetorkan HPB apabila dibayar tunai atau menerima tanda bukti setoipembayaran HPB Raskin.

3) FungsiDalam melaksanakan tugas, Satker Raskin mempunyai fungsi:a) Pemeriksaan dan penerimaan/ penolakan Raskin dari Gudang Bulog;b) Pengantaran dan penyerahan Raskin ke Pelaksana Penyaluran di TD;c) Penggantian Raskin yang tidak memenuhi standar (mutunya kurang

baik);d) Penerimaan HPB Raskin dari Pelaksana Penyaluran Raskin dan

menyetorkan ke Rekening HPB Bulog atau menerima tanda buktisetoran pembayaran HPB Raskin;

e) Penyelesaian administrasi distribusi Raskin yaitu Delivery Order (DO),BAST, Rekap BAST di kecamatan (model MBA-0) dan pembayaranHPB (Tanda Terima/kwitansi dan Bukti Setor Bank) sertamengumpulkan DPM-2 dari TD;

f) Pelaporan pelaksanaan tugas, antara lain realisasi jumlah penyaluran

beras, penyetoran HPB dan BAST diwilayah kerjanya kepadakadivre/kasubdivre/kakansilog Perum Bulog secara periodik setiapbulan;

BAB VIIPERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Pasal 9

Perencanaan dan penganggaran Program Raskin 2014 mengacu pada Undang-

Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran2014. Khusus untuk program Raskin, proses perencanaan dan

penganggarannya secara rinci di atur dalam Peraturan Menteri Keuangan

tentang Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah.

A. Perencanaan

Kegiatan perencanaan meliputi penetapan RTS-PM, Titik Distribusi danTitik Bagi;

1. Penetapan RTS-PM

a. RTS-PM yang berhak mendapatkan Raskin adalah RTS yangterdaftar dalam Basis Data Terpadu untuk Program PerlindunganSosial yang bersumber dari PPLS 2011 BPS dan dikelola olehTNP2K sebagai dasar penetapan RTS-PM dan sesuai dengankemampuan anggaran pemerintah;

b. Dalam rangka mengakomodasi adanya perubahan karakteristik

RTS-PM setelah penetapan pagu Raskin oleh Tim Raskin Pusat,

Gubernur dan Bupati, maka dimungkinkan untuk dilakukanvalidasi dan pemutakhiran daftar RTS-PM melalui Mudes/Muske]

dan atau Muscam;

2. Penetapan Titik Distribusi (TD)Titik distribusi ditetapkan di Kabupaten atau ditempat lain ataskesepakatan tertulis antara Pemerintah Kabupaten dengan Perum

Bulog setempat;

3. Penetapan Titik Bagi (TB)Titik Bagi ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan antara PemerintahKabupaten (Pelaksana Distribusi) dengan RTS-PM setempat;

B. Penganggaran

Program Raskin merupakan Program Perlindungan Sosial yang termasukkluster 1 Program Penanggulangan Kemiskinan berdasarkan Undang-

Undang tentang APBN, Pemerintah mengalokasikan Dana Subsidi Pangandan telah mengambil kebijakan penganggaran sebagai berikut:

1. Anggaran subsidi Raskin 2014 disediakan dalam DIPA APBN Tahun2014.

2. Kebijakan Pemerintah dalam penganggaran program Raskin hanyapengadaan dan penyaluran sampai di Titik Distribusi, untukpenyaluran Raskin dari Titk Distribusi ke RTS-PM menjadi tanggungjawab Pemerintah Provinsi dan Kabupaten sesuai Pasal 18 dan Pasal 58Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Akan tetapimengingat keterbatasan APBD Provinsi Kalimantan Barat dan

Kabupaten Pontianak Tahun Anggaran 2014, maka biaya distribusiRaskin dari Titik Distribusi ke RTS-PM belum dapat dianggarkan dalamAPBD Tahun 2014.

3. Apabila dukungan dana APBD yang disediakan oleh PemerintahKabupaten belum tersedia atau belum mencukupi, maka diperlukan

partisipasi masyarakat tanpa menambah harga tebus Raskin di TitikDistribusi.

BAB VIIIMEKANISME PELAKSANAAN

Pasal 10

A. Panduan Pelaksanaan Program Raskin

1. Dalam pelaksanaan Program Raskin diperlukan panduan pelaksanaankegiatan yang sistematis yang akan dijadikan pedoman berbagai pihakbaik Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desadan Kelurahan maupun pihak lain yang terkait dengan pelaksanaanprogram Raskin.

2. Panduan pelaksanaan Program Raskin terdiri dari Pedoman Umum

(Pedum), Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Raskin dan Petunjuk Teknis(Juknis) Raskin.

3. Pedoman Umum Raskin adalah panduan pelaksanaan Raskin untuk

tingkat nasional yang diformulasikan dari masukan berbagaiKementerian/lembaga (K/L) baik ditingkat pusat, provinsi maupunkabupaten/kota. Pedoman Umum Raskin berisikan kebijakan umumyang mengatur pelaksanaan program Raskin yang berlaku secara

nasional. Tim Koordinasi Raskin Pusat memiliki tugas dan tanggungjawab menyusun Pedoman Umum Raskin yang setiap tahun akan

ditinjau ulang untuk disesuaikan dengan sistuasi dan kondisi yangberkembang.

4. Untuk panduan pelaksanaan program Raskin di Kabupaten Pontianak

diperlukan panduan khusus yang sesuai dengan sistuasi dan kondisiKabupaten yang dinamakan Petunjuk Teknis Program Raskin (JuknisRaskin). Ruang lingkup Juknis Raskin masih berada dalam batasan-batasan Pedum dan Juklak Raskin. Juknis Raskin bersifat spesifik untukkabupaten yang didalamnya berisikan kebijakan masing-masingPemerintah Kabupaten, dukungan budaya dan kearifan lokal dalampelaksanaan program Raskin, upaya untuk mengatasi hambatan sosialbudaya yang ada di masing-masing kabupaten, upaya untuk mengatasiberbagai masalah dan hambatan kurangnya dukungan sarana dan

prasaran serta masalah alam. Juknis Raskin disusun oleh Tim RaskinKabupaten Pontianak.

B. Pagu Raskin

1. Pagu Raskin Kabupaten Pontianak tahun 2014 ditetapkan sebanyak2.178.180 Kg untuk Januari sampai dengan Desember 2014 kepada12.101 RTS-PM dengan jumlah perbulannya sebanyak 181.515 Kg untuk9 kecamatan.

2. Sebaran RTS-PM ditentukan berdasarkan Basis data terpadu untuk

Program Perlindungan Sosial yang bersumber dari PPLS 2011 hasilpendataan BPS dan dikelola oleh TNP2K.

3. Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat melakukan proses legalformal penetapan Pagu Raskin dengan mengeluarkan surat penetapan

pagu Raskin Provinsi.

4. Penetapan Pagu Raskin.a. Pagu Raskin untuk setiap Provinsi ditetapkan oleh Menteri

Koordinator Kesejahteraan Rakyat;

b. Pagu Raskin untuk setiap Kabupaten/Kota ditetapkan olehGubernur berdasarkan pagu Raskin Nasional;

c. Pagu Raskin untuk setiap Kecamatan ditetapkan oleh Bupati

berdasarkan pagu Raskin Provinsi;

5. Pagu Raskin di suatu Desa/Kelurahan pada prinsipnya tidak dapatdirelokasi ke Desa/Kelurahan lain, kecuali melalui Muscam yang

dilakukan atas permintaan 2 (dua) Desa/Kelurahan atau lebih sebagaitindak lanjut Mudes/Muskel yang menunjukkan kebutuhan perubahanpagu Raskin di masing-masing Desa/Kelurahan.

6. Apabila pagu Raskin di suatu wilayah tidak dapat diserap sampaidengan tanggal 31 Desember 2014 maka sisa pagu tersebut tidak dapatdidistribusikan pada tahun 2015.

C Pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat

Dalam rangka mengakomodasi adanya perubahan karakteristik RTS-PM diKabupaten Pontianak, dimungkinkan pelaksanaan Mudes/Muskel, atauMuscam untuk menetapkan kebijakan lokal, yaitu :

\ Mudes/Muskel melakukan validasi daftar RTS-PM berdasarkan Basis

data terpadu hasil PPLS 2011.

2. RTS-PM yang Kepala Rumah Tangganya sudah meninggal dapatdigantikan oleh salah satu anggota rumah tangganya. Untuk RTS-PM

Tunggal yang sudah meninggal, pindah alamat ke luar KabupatenPontianak atau yang dinilai tidak layak sebagai penerima Raskin, maka

digantikan oleh Rumah Tangga lainnya yang dinilai layak.

3. Rumah Tangga yang dinilai layak untuk menggantikan RTS-PM dalampasal 10 huruf C butir 2 adalah diprioritaskan kepada Rumah TanggaMiskin yang memiliki anggota Rumah Tangga lebih besar terdiri daribalita dan anak usia sekolah, kepala rumah tangganya perempuan,

kondisi fisik rumahnya tidak layak huni, berpenghasilan paling rendahdan tidak tetap.

4. Pelaksanaan musyawarah dapat dilakukan sepanjang tahun berjalan

sesuai dengan kebutuhan.

5. Apabila sudah dilakukan validasi dan pemutakhiran daftar RTS-PM didesa/kelurahan terdapat perubahan Pagu RTS-PM di 2 (dua)desa/kelurahan atau lebih, atau terdapat pemekaran desa/kelurahandalam satu kecamatan maka atas permintaan Kepala Desa/Lurahdilakukan Muscam yang bertujuan untuk melakukan koordinasipenyesuaian pagu dengan tidak mengubah jumlah pagu kecamatan.

6. Hasil Mudes/Muskel dan/atau Muscam dimasukkan ke dalam FRPRTS-PM dan dilaporkan secara berjenjang kepada TNP2K melalui Tikor

Raskin kecamatan dan Tikor Raskin Kabupaten. FRP hasil Muscamdilampiri Berita Acara Pelaksanaan Muscam.

7. Pengiriman FRP dialamatkan kepada :Secretariat TNP2KGedung Grand Kebon Sirih, lantai 15Jin. Kebon Sirih Raya No. 35 Jakarta Pusat 10110Telepon 021-3912812

D. Peluncuran dan Sosialisasi Program Raskin

1. Peluncuran Program Raskin Provinsi dapat diikuti peluncuran ProgramRaskin di Kabupaten oleh Bupati.

2. Sosialisasi Pedum dan pagu raskin dapat dilaksanakan pada saat acarapeluncuran. Sosialisasi dilakukan oleh Tim Koordinasi Raskin secara

berjenjang.

E. Monitoring dan Evaluasi

1. Dalam rangka meningkatkan efektifitas penyaluran Raskin kepada RTS-PM Raskin diberbagai daerah maka Tim Koordinasi Raskin melakukanmonitoring dan evaluasi penyaluran raskin.

2. Dalam kegiatan monitoring dan akan dievaluasi realisasi penyaluran

Raskin dan identifikasi permasalahan yang menghambat pelaksanaanpenyaluran. Kemudian akan dilakukan upaya untuk meningkatkanpenyaluran Raskin dan mencarikan solusi untuk memecahkanpermasalahan.

3. Monev dilakukan secara berjenjang. Tim Koordinasi Raskin melakukanmonev ke jenjang yang lebih rendah atau ke RTS-PM bila diperlukan.

F. Pelaksanaan Penyaluran Raskin Sampai ke Titik Distribusi (TD).

Penyediaan dan Penyaluran Raskin sampai ke titik distribusi menjadi tugasPerum Bulog.

1. Penyediaan Raskin

Penyediaan raskin untuk RTS-PM Raskin oleh Perum Bulog berasaldari basis data hasil Pengadaan Dalam Negeri dan bila tidakmencukupi maka dipenuhi dari Pengadaan Luar Negeri. KualitasRaskin sesuai dengan Inpres Kebijakan Perberasan yang berlaku,

dengan kemasan berlogo Perum BULOG dengan kuantum 15kg/karung dan atau 50 kg/karung.

2. Rencana PenyaluranUntuk menjamin kelancaran proses penyaluran Raskin, Perum Bulogbersama Tim Koordinasi Raskin menyusun rencana penyaluranbulanan yang akan dituangkan dalam bentuk SPA.

3. Mekanisme Penyalurana. Bupati/Ketua Tim Koordinasi Raskin Kabupaten atau pejabat

yang ditunjuk oleh Bupati menerbitkan Surat PermintaanAlokasi (SPA) kepada Perum Bulog berdasarkan Pagu Raskin;

b. Berdasarkan SPA, Perum Bulog menerbitkan SPPB/DO berasuntuk masing-masing kecamatan atau kabupaten;

c. Sesuai dengan SPPB/DO maka Perum Bulog menyalurkan beras

sampai ke titik distribusi;

d. Di titik distribusi serah terima beras antara Perum Bulog dengan

Tim Koordinasi Raskin/Pelaksana Distribusi dan dibuat BeritaAcara Serah Terima (BAST) yang ditandatangani oleh keduabelah pihak;

G. Penyaluran Raskin

1. Penyaluran Raskin dari TD ke TB.

a. Sebelum Raskin disalurkan, Perum Bulog memeriksa kualitas berasterlebih dahulu;

b. Tim Koordinasi Raskin/pelaksana distribusi melakukanpemeriksaan kualitas dan kuantitas yang diserahkan oleh Perum

Bulog di TD. Apabila pemeriksaan ditemukan Raskin yang tidaksesuai dengan kualitas dan kuantitas yang ditetapkan, maka TimKoordinasi Raskin/Pelaksana Distribusi haras menolak danlangsung mengembalikan kepada Perum Bulog untuk digantidengan kualitas yang sesuai, dan menambah kekurangan kuantitas;

c. Penyaluran Raskin dari TD ke TB sampai ke RTS-PM menjaditanggung jawab Pemerintah Kabupaten sesuai kemampuan daerah;

d. Penyaluran Raskin dari TD ke TB dan RTS-PM dapat dilakukansecara reguler oleh Pelaksana Distribusi Raskin atau melaluiWaning Desa, Kelompok Masyarakat dan Padat Karya Raskin;

e. Mengingat penurunan pagu yang cukup signifikan, makadimungkinkan pagu masing-masing desa dapat dirapel untuk 5(lima) bulan kedepan;

2. Penyaluran Raskin dari TB ke RTS-PM.

a. Untuk meminimalkan biaya transportasi penyaluran Raskin dariTB ke RTS-PM maka TB ditetapkan di lokasi yang strategis danmudah dijangkau oleh RTS-PM;

b. Pelaksana penyaluran Raskin dari TB kepada RTS-PM dilakukan

oleh Pelaksana Distribusi dengan menyerahkan Raskin dalam

DPM-2, selanjutnya dilaporkan kepada Tim Koordinasi RaskinKecamatan;

H. Pembayaran Harga Tebus Raskin (HTR)

1. Pembayaran HTR Raskin dari RTS-PM kepada Pelaksana DistribusiRaskin dilakukan secara tunai sebesar Rp. 1.600,-/kg netto di TD.

2. Uang HTR yang diterima Pelaksana Distribusi Raskin dari RTS-PMharus langsung di setor ke rekening Perum Bulog melalui banksetempat oleh Pelaksana Ditribusi yang pelaksanaannya sesuai kondisisetempat atau diserahkan kepada Perum Bulog setempat.

I. Pembiayaan

1. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata CaraPenyediaan, Penghitungan, Pembayaran dan pertanggungjawabanSubsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah, KuasaPengguna Anggaran (KPA) mengatur mekanisme pembayaransusbsidi raskin.

2. Biaya penyelenggaraan dan pelaksanaan Program raskin, seperti biayadistribusi, sosialisasi, koordinasi, monev, dan pengaduan bersumber

dari APBN, APBD dan /atau Perum Bulog.

BAB IXPENGENDALIAN DAN PELAPORAN

Pasal 11

A. Pengendalian

1. Indikator kinerja

Indikator Kinerja Program Raskin ditunjukkan dengan tercapainya 6T,yaitu Tepat Sasaran Penerima Manfaat, Tepat Kualitas, Tepat Jumlah,Tepat Harga, Tepat Waktu, Tepat Administrasi.

1) Tepat Sasaran Penerima Manfaat yaitu Raskin hanya diberikankepada RTS- PM sesuai dengan Basis Data Terpadu hasil PPLS2011 BPS yang dikelola oleh TNP2K, setelah dilakukanpemutakhiran daftar nama RTS-PM melalui musyawarah Desa/Kelurahan yang terdaftar dalam DPM-1.

2) Tepat Jumlah yaitu Jumlah beras Raskin yang merupakan hakRTS-PM Sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah sebanyak15 kg/RTS/bulan.

3) Tepat Harga yaitu Harga tebus Raskin adalah sebeasr Rp. 1.600,-

/kg netto di Titik Distribusi.

4) Tepat Waktu yaitu Waktu pelaksanaan distribusi beras kepadaRTS-PM Raskin sesuai dengan Rencana Distribusi.

5) Tepat Administrasi yaitu Terpenuhinya persyaratan administrasisecara benar, lengkap dan tepat waktu.

6) Tepat Kualitas yaitu Terpenuhinya persyaratan kualitas berassesuai dengan kualitas beras dalam Inpres tentang KebijakanPengadaan Gabah/ Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.

2. Pengawasan

Pengawasan pelaksanaan penyaluran Raskin dilaksanakan oleh BPKP,Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, Kementerian DalamNegeri, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Pelaporan

1) Pelaksana Distribusi Raskin melaporkan pelaksanaan Program Raskinkepada Tim Koordinasi Raskin Kecamatan secara periodik setiapbulan.

2) Tim Koordinasi Raskin Kecamatan melaporkan pelaksanaan Program

Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Kabupaten secara periodiksetiap triwulan.

3) Tim Koordinasi Raskin Kabupaten melaporkan pelaksanaan ProgramRaskin kepada Tim Koordinasi Raskin Provinsi secara periodik setiaptriwulan.

4) Tim Koordinasi Raskin Provinsi melaporkan pelaksanaan Programraskin kepada Tim Koordinasi Raskin Pusat dengan tembusan seluruhwakil ketua pelaksana Tim Koordinasi Raskin Pusat secara periodiksetiap semester.

5) Laporan Akhir Pelaksanaan Program Raskin dibuat oleh TimKoordinasi Raskin Pusat, Provinsi dan Kabupaten pada akhir tahun.

6) Perum Bulog melaporkan pelaksanaan pendistribusian Raskin kepadaKetua Tim Koordinasi Raskin Pusat setiap bulan.

BABXPENGADUAN

Pasal 12

Pengaduan pelaksanaan Program Raskin dapat disampaikan baik olehmasyarakat maupun oleh Pemerintah Daerah setempat. Obyek pengaduan

dapat berupa permasalahan data RTS-PM ataupun hal-hal yang berkaitan

dengan 6 (enam) tepat, yang akan ditanggapi oleh Kementerian/Lembagasesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

1) Unit Pengaduan merupakan bagian dari Tim Koordinasi Raskin Pusatdibawah koordinasi Kementerian Dalam Negeri terhadap pengaduan yangberkaitan dengan 6 tepat.

2) Penanganan terhadap hal yang berkaitan dengan data RTS-PM dari BasisData Terpadu disampaikan kepada TNP2K Sekretariat Kantor WakilPresiden RI.

3) Unit Pengaduan di Provinsi dan Kabupaten dibawah koordinasi Badanyang membidangi pemberdayaan masyarakat dengan membenruksekretariat sebagai tempat pengaduan.

4) Pengaduan tentang pelaksanaan Program Rskin dapat disampaikan secaralangsung kepada Sekretariat Unit Pengaduan Pusat, Provinsi, Kabupatenserta TNP2K sesuai dengan materi pengaduan.

5) Penyelesaian tentang kualitas, kuantitas Raskin dilakukan oleh PerumBulog.

Pasal 13

1) Raskin adalah hak masyarakat miskin yang diberikan dan ditetapkan olehPemerintah dalam rangka mencukupi sebagian kebutuhan pangan pokokdalam bentuk beras. Apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannyasehingga masyarakat miskin dirugikan atau tidak menerima, maka para

pelaksaha Raskin yang menimbulkan kerugian tersebut dapat dituntutsesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

2) Seluruh daftar-daftar yang terkait dengan penyaluran Raskin tahun 2014berpedoman pada daftar-daftar yang menjadi lampiran Pedoman Umum

Penyaluran Raskin Tahun 2014.

BAB XIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Dengan berlakunya Peraturan ini maka Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2013tentang Petunjuk Teknis Program Beras untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin)Kabupaten Pontianak Tahun 2013 dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15

Hal-hal yang belum diatur dan/ atau belum cukup diatur dalam Peraturan

Bupati ini, akan diatur kemudian sepanjang mengenai Teknis Pelaksanaannya.

Pasal 16

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanBupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pontianak.

pit

Diundangkan di Mempawahpada tanggal..?!?.',!; ^^

. SEKRETARIS DM^HWftyTOT|i PON"nANAK

IIDitetapkan di Mempawahpada tan^gal 2@ -1 - 2014

S FIRMAN JULI PttftflAMABERITA DAERAH KABUPATEN PONTIANAK

TAHUN .. SM.... NOMOR .... .