Upload
ddcring
View
61
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
H
Citation preview
1
BURST ABDOMEN PASCA BURST ABDOMEN PASCA SEKSIO SESARIASEKSIO SESARIA
OlehOleh
Dr. Azman RoniDr. Azman Roni
PembimbingPembimbing
Dr.Idris HS, SpOGDr.Idris HS, SpOG
PRESENTASI KASUS
2
• Ny. S / 35 th / LK / SD / IRT
• Tn. S /36 th /LK/SD/Buruh
• MRS 30 April 2004, Pkl 16.35 WIB
(kiriman Bidan)
I. REKAM MEDIKI. REKAM MEDIK
3
• Anamnesis: Alloanamnesis Keluhan utama
Mau melahirkan dgn anak
sungsang
dan tak lahir-lahir
REKAM MEDIKREKAM MEDIK
4
RPP :
• ± 10 jam sebelum MRS penderita
mengeluh
perut mules yg menjalar ke pinggang
R/ keluar darah lendir (+), R/ keluar
air-air (-)
os mengaku hamil cukup bulan
gerakan anak (+)
• Ke bidan kemudian dipimpin untuk
melahirkan
+ 1 jam anak tak lahir-lahir rujuk
RS
REKAM MEDIKREKAM MEDIK
5
• R/ Persalinan : G3P2A0
1. Aterm/spt/1999/bidan/♂/2800 g
2. Aterm/spt/2001/ bidan/♂/3000 g
3. Hamil ini
ANC : 2 x (bidan)
• R/Reproduksi : Menarche 12th,
siklus haid 28 hr
lama 7 hr
HPHT : 20 Juli 2004 ; TP : 27 April
2005
• Gizi & sosek kurang
REKAM MEDIKREKAM MEDIK
6
• Pemeriksaan fisik: Status presens :
BB : 52 kg, TB : 141 cm
KU: baik , Sens : CM
TD 140/90 mmHg, Nadi 84 x/mnt
RR 20 x/mt, Suhu : 37,2 °C
REKAM MEDIKREKAM MEDIK
7
Status Obstetri :
PL : FUT 3 jbpx (35 cm), memanjang,
puka,
bokong, his 2x/10’/20”, DJJ:
144x/mnt
TBJ: 3700 gram
VT: porsio tak teraba, Ø lengkap,
ketuban (-),
jernih, bau(-), bokong, penurunan
diatas
spina, sakrum kanan lintang
Px.Panggul : Kesan: panggul sempit relatif
REKAM MEDIKREKAM MEDIK
8
Diagnosis kerja :
G3P2A0 hamil aterm dengan PER inpartu kala II, Janin tunggal hidup
presentasi bokong + FPD
9
Penatalaksanaan : 1. R/ Terminasi perabdominam 2. Injeksi Phenobarbital 1 amp (IM) 3. Persiapan operasi
10
Laporan operasi (Sabtu 30 April 2005) :
Pk. 20.00 WIB : operasi dimulai Pk. 20.10 WIB : lahir bayi ♂, BB 3500
gr, PB 50 cm, AS 8/9 FT-AGA
Pk. 20.15 WIB : lahir plasenta lengkap, BP 500 gr,
PTP 50 cm, Ø 19 x 18 cm
Pk. 21.30 WIB : operasi selesai D/pra bedah : G3P2A0 hamil aterm dgn PER
inpartu kala II JTH, Presbo + FPD D/pasca bedah : P3A0 pasca SSTP a/i FPD
Tindakan : SSTP
11
Follow Up : • RR Inj.Ampisillin 3x1 g,
Inj.Gentamycin 2x80 mg, Flaggyl 2x1 supp • Bangsal Amoksisilin 3x1 tab,
Metronidazol 3x1 tab, Asam mefenamat 3x1 tab
• Hr ke 5 GV luka kering • Hr ke 9 GV * luka basah * konsul konsulen
kompres
Rivanol
• Hr ke 10 luka operasi terbuka +
omentum keluar D/ Burst abdomen pasca SSTP a/i FPD
12
II. PermasalahanII. Permasalahan
1. Bagaimanakah komplikasi ini 1. Bagaimanakah komplikasi ini dapat dapat
terjadi ?terjadi ? 2. Apa yang menjadi dasar diagnosa 2. Apa yang menjadi dasar diagnosa
dan dan
bagaimana cara mencegahnya ?bagaimana cara mencegahnya ? 3. Apakah penatalaksanaan kasus ini 3. Apakah penatalaksanaan kasus ini
sudah sudah
adekuat ?adekuat ?
13
Bagaimanakah komplikasi ini dapat terjadi ? Dehisensi luka operasi :
terpisahnya semua jahitan lapisan ddg perut yg meliputi kulit, jar.subkutan, fasia, peritoneum
Komplikasi luka operasi : * wound infection * abdominal wound dehiscence / burst abdomen * wound eviserasi
III. Analisis III. Analisis kasuskasus
14
Analisis kasusAnalisis kasusȘ Faktor yg mempengaruhi :Ș Faktor yg mempengaruhi :
1. Faktor lokal/mekanik 1. Faktor lokal/mekanik
teknik operasi, tekanan (obstruksi, teknik operasi, tekanan (obstruksi, hematom), hematom),
batuk-batukbatuk-batuk
2. Faktor sistemik/metabolik2. Faktor sistemik/metabolik
hipoproteinemia, anemia, hipoproteinemia, anemia, def.vitamindef.vitamin
3. Faktor predisposisi 3. Faktor predisposisi
usia, nutrisi, infeksiusia, nutrisi, infeksi
15
Waktu terjadinya :• early disruption (< hr 3)• late disruption (> hr 12)
Baggish & Lee dehisensi + 7 hr post op.
Galen 1 dari 10 dehisensi disebabkan oleh faktor teknik operasi & pemilihan benang
Analisis kasusAnalisis kasus
16
National Nosocomial Infection Surveillance System:
Ƣ Infeksi luka operasi dini < 48 jam, T ↑, Streptokokus
ß hemolitikus
Ƣ Infeksi luka operasi lanjut > 48 jam, T normal, pus dari tepi
luka, Streptokokus aureus
Analisis kasusAnalisis kasus
17
Pada kasus ini D/ burst abdomen bdsrkan:
• Terbukanya kembali jahitan omentum keluar
• Dehisensi tipe lambat hr ke 9
• Faktor penyebab : * Faktor lokal/mekanik * Faktor lokal/mekanik batuk batuk
* Faktor sistemik/metabolik * Faktor sistemik/metabolik hipoproteinemiahipoproteinemia
* Faktor predisposisi * Faktor predisposisi usia, nutrisi, usia, nutrisi, infeksiinfeksi
Analisis kasusAnalisis kasus
18
ANALISA KASUSANALISA KASUS
Apa dasar diagnosis dan cara Apa dasar diagnosis dan cara pencegahannya ?pencegahannya ? Ƣ D/ Dehisensi luka : T D/ Dehisensi luka : T ↑, N ↑, nyeri pd luka operasi, luka memerah, luka bengkak Ƣ Curiga dehisensi : eksplorasi luka
Ƣ Pencegahan : * faktor mekanik - teknik penjahitan & pemilihan benang - pemberian antitusif - operasi resiko↑(Braun TE) jahit cara Smead Jones
19
ANALISA KASUSANALISA KASUS
* Faktor metabolik - koreksi bila ada kelainan (def.protein) - keadaan post op - pemberian AB profilaktik
¤ Apakah penatalaksanaan kasus ini sudah adekuat ? * Pada dehisensi luka, tindakan rehecthing tdk seluruhnya dilakukan * Waktu rehecthing 48-72 jam setelah dehisensi terjadi * Pada kasus ini tidak dilakukan rehecthing hanya perawatan kompres luka dengan Rivanol, dikarenakan masih adanya kontroversi waktu yg tepat utk melakukan rehecthing
20
KESIMPULANKESIMPULAN
Kasus ini merupakan kasus morbiditas atas Kasus ini merupakan kasus morbiditas atas
kejadian dehisensi luka operasikejadian dehisensi luka operasi
Diagnosa kasus ini berdasarkan adanya fascia yg Diagnosa kasus ini berdasarkan adanya fascia yg
tidak menyatu disertai omentum yg keluartidak menyatu disertai omentum yg keluar
Penatalaksanaan pada kasus ini kurang adekuat Penatalaksanaan pada kasus ini kurang adekuat
karena tidak dilakukan penjahitan kembali luka karena tidak dilakukan penjahitan kembali luka
operasi dalam waktu yang tepat operasi dalam waktu yang tepat
21
LAPORAN OPERASILAPORAN OPERASI
Konsulen Jaga: Dr. Taufiqqurahman Rahim, SpOGKonsulen Jaga: Dr. Taufiqqurahman Rahim, SpOG
No. Operasi : --/RSAM/ 4/05No. Operasi : --/RSAM/ 4/05 Operator : Dr. Aneta Budi Putra Operator : Dr. Aneta Budi Putra
Hari/tanggal : Hari/tanggal : Sabtu, 30 April 2005Sabtu, 30 April 2005 Asisten I : Dr. Amalia SusantiAsisten I : Dr. Amalia Susanti
NamaPasien : NamaPasien : Ny. Suwartiah / 35 tahun / LKNy. Suwartiah / 35 tahun / LK AsiAsisten II : Iman Firmansyah,S.Ked sten II : Iman Firmansyah,S.Ked
AlamaAlama Med.Rec/Reg : Med.Rec/Reg : 7451/971923 7451/971923 Anestesi : Anestesi : Br. Br.
Sulaiman Sulaiman
Premedikasi : Premedikasi : SA 0,25 mg + Pethidine 50 mg SA 0,25 mg + Pethidine 50 mg Instrumen : Instrumen : Br. A. Rafiq Br. A. Rafiq
IInduksi : nduksi : Safol 100 mgSafol 100 mg
Maintenance : OMaintenance : O22+N+N22O+Fluthane+TracriumO+Fluthane+Tracrium
22
Pkl. 20:00 WIB Operasi dimulaiPkl. 20:00 WIB Operasi dimulai-- Penderita dalam posisi terlentang. Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada daerah Penderita dalam posisi terlentang. Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada daerah
operasi dan sekitarnya Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril. Dilakukan narkose operasi dan sekitarnya Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril. Dilakukan narkose umum.umum. Dilakukan insisi mediana 2 jari diatas simfisis sampai di bawah umbilicus ± 10 Dilakukan insisi mediana 2 jari diatas simfisis sampai di bawah umbilicus ± 10 cm.cm. Kemudian fascia dibuka secara tajam, otot dipisahkan secara tumpul dan peritoneum disayat Kemudian fascia dibuka secara tajam, otot dipisahkan secara tumpul dan peritoneum disayat secara tajam.secara tajam. Setelah peritoneum dibuka tampak uterus sebesar kehamilan aterm, maka Setelah peritoneum dibuka tampak uterus sebesar kehamilan aterm, maka dilakukan SSTP dengan cara :dilakukan SSTP dengan cara :
Menggunting dan membuka plika vesiko uterine, kandung kemih didorong kebawah dan Menggunting dan membuka plika vesiko uterine, kandung kemih didorong kebawah dan dilindungi dilindungi dengan hak besardengan hak besar
Dilakukan insisi pada Segmen Bawah Rahim (SBR) secara konkaf keatas ± 10 cm sampai Dilakukan insisi pada Segmen Bawah Rahim (SBR) secara konkaf keatas ± 10 cm sampai menembus menembus kavum uteri, ketuban jernih, bau (-)kavum uteri, ketuban jernih, bau (-)
Anak dilahirkan dengan cara menarik kakiAnak dilahirkan dengan cara menarik kaki Pkl. 20:10 WIB. Pkl. 20:10 WIB. -- Lahir bayi laki – laki dengan berat badan 3500 gram dan panjang badan 50 cm, A/S 8/9Lahir bayi laki – laki dengan berat badan 3500 gram dan panjang badan 50 cm, A/S 8/9 Kedalam cairan infus infus ibu dimasukkan oxytocin 20 IUKedalam cairan infus infus ibu dimasukkan oxytocin 20 IU Plasenta dilahirkan dengan tarikan dengan ringan pada tali pusatPlasenta dilahirkan dengan tarikan dengan ringan pada tali pusat Pkl. 20:15 WIB. Pkl. 20:15 WIB. -- Lahir Plasenta lengkap, Berat Plasenta ± 500 gram, Panjang Tali Pusat 50 cm dengan diameter Lahir Plasenta lengkap, Berat Plasenta ± 500 gram, Panjang Tali Pusat 50 cm dengan diameter
18 X 19 cm, kavum uteri dibersihkan dari bekuan darah18 X 19 cm, kavum uteri dibersihkan dari bekuan darah Setelah diyakini tidak ada sisa jaringan plasenta, dilakukan jahitan pada SBR lapis demi lapis Setelah diyakini tidak ada sisa jaringan plasenta, dilakukan jahitan pada SBR lapis demi lapis
dengan cara sbb :dengan cara sbb : SBR I dijahit secara jelujur feston dengan SBR I dijahit secara jelujur feston dengan chromic catgut no.2. 0chromic catgut no.2. 0 SBR II dijahit secara jelujur feston dengan SBR II dijahit secara jelujur feston dengan chromic catgut no.2. 0chromic catgut no.2. 0-- Perdarahan dirawat sebagaimana mestinya, setelah diyakini tidak ada perdarahan lagi, rongga Perdarahan dirawat sebagaimana mestinya, setelah diyakini tidak ada perdarahan lagi, rongga
abdomen dibersihkan dari sisa – sisa bekuan darah dan yakini tidak ada alat yang tersisa maka abdomen dibersihkan dari sisa – sisa bekuan darah dan yakini tidak ada alat yang tersisa maka dilakukan penutupan cavum abdomen dengan cara :dilakukan penutupan cavum abdomen dengan cara :
Peritoneum dijahit secara jelujur dengan plain catgut No. 2.0Peritoneum dijahit secara jelujur dengan plain catgut No. 2.0 Otot dijahit secara jelujur dengan plain catgut No. 2.0Otot dijahit secara jelujur dengan plain catgut No. 2.0 Fascia dijahit jelujur feston dengan Fascia dijahit jelujur feston dengan Dexon No. 2.0Dexon No. 2.0 Subkutis dijahit secara terputus dengan plain catgut No. 2.0Subkutis dijahit secara terputus dengan plain catgut No. 2.0 Kutis dijahit secara subkutikuler dengan Kutis dijahit secara subkutikuler dengan dexon No. 3.0dexon No. 3.0 Luka operasi ditutup dengan kasa Betadine dan HypafixLuka operasi ditutup dengan kasa Betadine dan Hypafix Pukul 21:00 WIB operasi selesaiPukul 21:00 WIB operasi selesaiD/ Pre Op D/ Pre Op DD D/ pre OpD/ pre Op : : GG33PP22AA00 hamil aterm dengan PER inpartu kala II, JTH presbo + FPD hamil aterm dengan PER inpartu kala II, JTH presbo + FPD
D/ post OpD/ post Op : P: P33AA00 Pasca SSTP a/i FPD Pasca SSTP a/i FPDTindakan Tindakan : SSTP : SSTP
23