24
BUTA WARNA Elva Nur Asmara 20030310127

BUTA WARNA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUTA WARNA

BUTA WARNA

Elva Nur Asmara20030310127

Page 2: BUTA WARNA

Warna merupakan corak gelombang dengan kejenuhannya pada warna putih. Dikenal Warna Primer yaitu warna dasar yang dapat memberikan jenis warna yang terlihat dengan campuran ukuran tertentu.

Page 3: BUTA WARNA

Penglihatan warna

Penglihatan warna diperankan oleh sel kerucut yang mempunyai pigmen terutama cis aldehida A2.

Penglihatan warna merupakan kemampuan membedakan gelombang sinar yang berbeda. Warna ini terlihat akibat gelombang elektromagnitnya mempunyai panjang gelombang yang terletak antara 440-700 nm.

Page 4: BUTA WARNA

• Warna primerpada pigmen utama sel kerucut, yaitu merah, hijau dan biru.

• Warna komplemenwarna yang bila dicampur dengan warna primer akan berwarna putih.

Page 5: BUTA WARNA

Cacat penglihatan warna/buta warna

Buta warna adalah penglihatan warna-warna yang tidak sempurna.

Pasien tidak atau kurang dapat membedakan warna yang dapat terjadi kongenital ataupun didapatkan akibat penyakit tertentu.

Page 6: BUTA WARNA

Buta warna lebih sering terdapat pada laki-laki dibanding perempuan. Mungkin pula disebabkan karena tidak terlatih untuk melihat warna-warna.

Page 7: BUTA WARNA

Buta warna dikenal berdasarkan istilah Yunani protos (pertama), deutros (kedua) dan tritos (ketiga) yang pada warna 1. merah, 2. hijau, 3. biru. Anopia menyatakan cacat sedang anomali berarti cacat parsial.

Page 8: BUTA WARNA

1. Trikomatikyaitu keadaan pasien yang mempunyai 3 pigmen kerucut yang mengatur fungsi penglihatan mengenal semua akan tetapi mungkin :a. Normalb. Anomali, dimana terdapat sedikit kurang daya tangkap warna tertentu

Page 9: BUTA WARNA

- Protanomali (kurang merah)diperlukan lebih banyak merah untuk bergabung dengan kuning baku.

- Deutranomali (kurang hijau)diperlukan lebih banyak hijau untuk menjadi kuning baku

- Tritanomali (kurang biru)sukar membedakan warna biru terhadap kuning.

Page 10: BUTA WARNA

Protanomali dan deutranomali diturunkan X linked.

Tritanomali diturunkan secara dominan

Page 11: BUTA WARNA

2. Dikromatikpasien yang mempunyai 2 pigmen kerucut dan mengakibatkan sukar membedakan warna tertentu.a. Protanopia (tidak kenal merah)b. Deutranopia (tidak kenal hijau)c. Tritanopia (kurang biru)

Page 12: BUTA WARNA

3. Monokromatik atau akromatopsiatidak mampu membedakan warna dasar atau warna antara. Seseorang hanya dapat membedakan warna dalam bentuk hitam putih saja.hanya terdapat satu jenis kerucut (monokromat rod atau batang), sering mengeluh fotofobia, tajam penglihatan yang kurang, bersifat autosomal resesif.

Page 13: BUTA WARNA

Bentuk buta warna dikenal juga :• Monokromatisme rod (batang) atau disebut juga

suatu akromatopsia dimana terdapat kelainan pada kedua mata bersama dengan keadaan lain seperti tajam penglihatan kurang dari 6/60, nistagmus, fotofobia, skotoma sentral, dan mungkin terjadi akibat kelainan sentral hingga terdapat gangguan penglihatan warna total, hemeralopia buta senja/malam, dengan kelainan refraksi tinggi.

Page 14: BUTA WARNA

Pada pemeriksaan dapat dilihat adanya makula dengan pigmen abnormal.

• Monokromatisme cone (kerucut) dimana terdapat hanya sedikit cacat, hal yang jarang, tajam penglihatan normal, tidak terdapat nistagmus.

Page 15: BUTA WARNA

Buta warna kongenital berhubungan dengan kromosom X yang berhubungan dengan buta merah-hijau.

Buta warna yang timbul kemudian didalam kehidupan dapat terjadi bila terdapat kelainan saraf optik, makula, seperti retinitis sentral dan degenerasi makula sentral. Kelainan ditemukan pada HLA (kromosom ke 6 HLA, HLB, HLC).

Page 16: BUTA WARNA

Dikenal Hukum Kollner yang menyatakan cacat penglihatan warna merah-hijau merupakan lesi saraf optik ataupun jalur penglihatan, sedangkan cacat penglihatan biru-kuning diakibatkan kelainan pada epitel sensori retina atau lapis kerucut dan batang retina.

Page 17: BUTA WARNA

Terdapat pengecualian Hukum Kollner yaitu:• Pada neuropati optik iskemik, atrofi optik

pada glaukoma, atrofi optik diturunkan secara dominan, atrofi saraf optik tertentu memberikan cacat biru-kuning.

• Cacat merah-hijau yang terdapat pada degenerasi makula, mungkin akibat kerusakan retina yang terletak pada sel ganglionnya.

Page 18: BUTA WARNA

• Pada degenerasi makula juvenil terdapat buta biru-kuning, merah-hijau ataupun buta warna total. Sedang degenerasi makula Stardgart dan fundus flavimakulatus mengakibatkan gangguan pada warna merah-hijau.

• Cacat warna biru dapat pula terjadi pada peningkatan tekanan intraokuler.

Page 19: BUTA WARNA

Gangguan biru-kuning terdapat pada glaukoma, ablasi retina, degenerasi pigmen retina, degenerasi makula senil dini, miopia, korioretinis, oklusi pembuluh darah retina, retinopati diabetik dan hipertensi, papil edema,, dan keracunan metil alkohol. Dapat pula terlihat pada kelainan media penglihatan pada penambahan usia.

Page 20: BUTA WARNA

Gangguan merah-hijau terdapat pada kelainan saraf optik, keracunan tembakau dan racun, neuritis retrobulbar, atrofi optik leher, dan lesi kompresi pada traktus optik.

Page 21: BUTA WARNA

Pemeriksaan buta warna

Pemeriksaan buta warna dilakukan dengan :• uji anomaloskop• uji Famsworth 100 hue• uji Holmgren• uji Ishihara

Page 22: BUTA WARNA

Uji Ishihara

Merupakan uji untuk mengetahui defek penglihatan warna didasarkan pada penentuan angka atau pola yang ada pada kartu dengan berbagai ragam warna.

Pada pemeriksaan pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 10 detik, penderita buta warna atau dengan kelainan penglihatan warna dapat melihat sebagian atrau sama sekali tidak dapat melihat gambaran yang diperlihatkan.

Page 23: BUTA WARNA

Pada buta warna yang diturunkan tidak bersifat progresif dan tidak dapat diobati.

Page 24: BUTA WARNA

terimakasih....