Upload
trinhtram
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Improve
business Problem
a good understanding:
• Under investigation
• Identify the stakeholders
an approach of the
stakeholders’ views:
different views, different needs,
different priorities or even
hidden agendas
Techniques for understanding and modelling
the ‘why’ and the ‘what’ of business systems
CASE: The pen manufacturer.
• Offering well-engineered, reliable but cheap ballpoint pens for sale in bulk to
commercial customers.
• Creating desirable luxury goods that appeal to affluent and design-conscious
buyers.
1. Emphasis on efficient and effective production and wholesale processes.
2. Emphasis on stylish design, brand marketing and sales through specialist retailers
and good department stores.
Memahami keyakinan yang dimiliki oleh stakeholders yang berbeda erat
kaitannya dengan seorang Bisnis Analis.
Memperjelas nilai (values) dan keyakinan (beliefs) dari stakeholders dalam
mengimplementasikan strategi bisnis (business strategy).
Keyakinan (beliefs) sering terlihat dalam penggunaan struktur MOST
(mission, objectives, strategy dan tactics).
MOST juga menggambarkan nilai (values) inti sebuah organisasi secara
keseluruhan.
Hal tersebut akan mempengaruhi perubahan bisnis (business changes)
yang direkomendasikan; dan proses bisnis (business process) yang
dibutuhkan.
1. SOFT SYSTEMS METHODOLOGY
Peter Checkland di Lancaster University.
Systems thinking dikembangkan oleh Stafford Beer,
Beer memandang bisnis sebaiknya harus dilihat sebagai sebuah sistem.
Hard system thingking mengharuskan seorang analis mengikuti aturan sistematis
dalam menyelesaikan masalah agar lebih efisien.
Namun, permasalahan bisnis tidak sederhana, tidak jelas, dan banyak ruang
perbedaan pendapat.
TELUR AYAM
1. SOFT SYSTEMS METHODOLOGY
‘root definitions’ and ‘business perspective’
Perbedaan stakeholders terhadap
kenyataan (world view) masalah
tergantung pada cara pandangnya
(perspectives)
Root Definitions
by Checkland
Business
Perspectives
by
Dot Tudor &
Debra Paul
2. BUSINESS PERSPECTIVES
CASE: Bank
Teller Bank memandang pekerjaannya sebagai penyedia layanan akurat
dan cepat.
Business Development Manager dalam Bank memandang pekerjaannya
sebagai upaya meyakinkan dan menarik konsumen sebagai nasabah.
2. BUSINESS PERSPECTIVES
CATWOE
sebagai
Framework.
Framework
C
(costumer)
Penerima manfaat perubahan; Orang atau kelompok yang
menerima layanan.
A
(actor)
Sesiapa yang berperan dalam aktivitas bisnis. Aktor bisa terdapat
di dalam / di luar organisasi.
T
(Transformation)
Aktifitas inti dalam sistem yang berubah (proses bisnis) dan
menciptakan yang bernilai bagi konsumen.
W
(Weltanschauung
or world view)
Keyakinan seseorang dalam memandang organisasi dan sistem
bisnis (business system); yang memandang why itu ada dan what
yang harus dilakukan.
O
(Owner)
Seseorang yang mempunyai keputusan dalam sistem bisnis
(system business). Yang mampu merubah arah kebijakan.
E
(Environment)
Kondisi dan aturan lingkungan dimana sebuah sistem beroperasi
diluar kontrol Owner. PESTLE adalah alat menganalisa faktor
lingkungan yang berhubungan dengan sistem bisnis.
2. BUSINESS PERSPECTIVES
CATWOE
dalam
CASE: Bank
Framework
C
(costumer)
Karyawan Cabang/Cabang lain yang berkunjung
A
(actor)
Teller Bank; Back office staff; dan Branch management.
T
(Transformation)
Merubah 1layanan, menjadi 2 layanan yang memuaskan
konsumen. Contoh: Tabungan dan Penarikan; Layanan Online
dan Kemudahan Kredit.
W
(Weltanschauung
or world view)
Konsumen merasa nyaman dilayani oleh teller ketimbang online
atau phone banking.
O
(Owner)
Senior management / Chief executive – of the bank.
E
(Environment)
Regulasi Bank (P); Krisis Bank (E); Layanan Online (S); Transfer
Elektronik (T); Financial regulators (L) and Protesters (E).
1
2
3
2. BUSINESS PERSPECTIVES
CATWOE dalam Kalimat
Sistem Cab. sebuah Bank diatur oleh bank chief executive (O),
dimana teller bank, back office staff dan manajemen cabang (A)
menyediakan konsumen (C) sebagai pihak yang patut dilayani
seperti tabungan, penarikan, online atau phone banking, untuk
memuaskan kebutuhan mereka (T) dalam tantangan seperti
regulasi dan krisis global (E).
3. BUSINESS ACTIVITY MODELS
Definisi:
1. Business Activity Models (BAM) adalah ‘conceptual model’, kata yang dipakai oleh
Checkland, yang menunjukan aktivitas bisnis (business activities)
2. BAM membutuhkan daya analisa kuat dan pemikiran kreativ.
3. BAM menggambarkan kondisi ideal perusahaan, ketimbang kondisi yang terjadi
saat ini.
Prinsip pada BAM:
1. Akan ada 1 (satu) model dalam setiap perspektif bisnis (business perspectives)
2. Akan ada 1 (satu) model konsensus (kesepakatan) yang melibatkan semua
perspektif.
3. BAM membantu menganalisa situasi bisnis dan mengidentifikasi upaya perbaikan.
4. BAM tidak fokus pada sesiapa yang membawa perubahan, namun perubahan apa
yang akan dihasilkan
3. BUSINESS ACTIVITY MODELS
5 (lima) aktivitas yang dipakai dalam membuat BAM:
1.Planning activities
1) Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya (resources)
2) Merumuskan upaya pengoptimalan sumber daya (resources).
3) Weltanschauung perusahaan jasa adalah ketika perusahaan percaya
bahwa konsumen akan puas apabila dilayani oleh staff dengan
kemampuan yang baik.
Contoh: Perusahaan Jasa – Recruitment Skilled Staff – Melayani Konsumen.
3. BUSINESS ACTIVITY MODELS
5 (lima) aktivitas yang dipakai dalam membuat BAM:
2. Enabling activities
1) Memastikan bahwa sumber daya (resources) dan fasilitas perusahaan
teroptimalkan dengan baik.
2) Bagi perusahaan jasa, ini mencakup rekrutmen dan pelatihan yang
memfokuskan pada hubungan staff dengan konsumen.
3) Planning activities menentukan bagaimana Enabling activities akan
dilaksanakan.
Contoh: Aktivitas rekrutmen akan berjalan sesuai dengan kebutuhan staff
yang dirancang.
3. BUSINESS ACTIVITY MODELS
5 (lima) aktivitas yang dipakai dalam membuat BAM:
3. Doing activities
1) Aktifitas ini memfokuskan pada pencapaian perubahan (transformasi)
yang di gambarkan pada business perspectives.
2) Aktifitas ini berkontribusi pada pencapaian tujuan sistem bisnis.
4. Monitoring activities
Aktifitas yang memuat pemeriksaan target performa dan harapan yang
ingin dicapai dalam setiap tahapan.
Contoh: Pencapaian target penjualan/hari – Kepuasan konsumen
3. BUSINESS ACTIVITY MODELS
5 (lima) aktivitas yang dipakai dalam membuat BAM:
5. Control activities
Ketika performa bisnis tidak tercapai, maka perlu tindakan / aktifitas
control.
Contoh:
Jika target belum tercapai, maka semua aktifitas perlu di evaluasi, termasuk
aktifitas monitoring. Tindakan control seperti pertimbangan harga, me-review
target atau menyediakan pelatihan tambahan bagi staff.