Upload
nicole-fitzgerald
View
238
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sdds
Citation preview
UJI KUAT TARIK TAK LANGSUNG
UJI KUAT TARIK TAK LANGSUNG
INDIRECT TENSILE STRENGTH TEST
(BRAZILLIAN)I. DASAR TEORI
Percobaan ini dilakukan untuk mengukur kuat tarik uniaksial secara tidak langsung. Secara tidak langsung, dalam hal ini, dapat dilihat dari prinsip percobaan Brazillian Test. Dimana sampel tidak ditarik untuk mendapatkan tensile strengtth-nya melainkan ditekan seperti pada percobaan uji kuat tekan uniaksial. Perbedaan yang mendasar adalah peletakan sampel uji. Pada percobaan ini, sampel uji silinder diletakkan dalam posisi sedemikian rupa sehingga mesin tekan kontrol (yang digunakan untuk uji ini) akan menekan sampel sepanjang diameter silindernya. Secara teoritis, kuat tarik uniaksial dari sampel akan dicapai saat batuan pecah (failure) oleh pembebanan yang diberikan. Bidang failure yang berupa tension crack di antara 2 titik pembebanan ini yang digunakan untuk menghitung menghitung kuat tarik sampel. Persamaan yang berlaku:
t = = 0,636 (F/DT)
t: kuat tarik (MPa)
F: Beban atau gaya saat contoh hancur (N)
D: Diameter contoh (mm)
T: tebal (mm) jika berbentuk silinder maka tinggi silindernya
Jika dibandingkan dengan Uji kuat tekan, maka : UTS B>A. Perbedaan ini besar dimungkinkan oleh perbedaan sifat fisik batuan yang diuji. Berdasarkan informasi sampel batuan yang digunakan pada uji ini memiliki perbedaan dalam perbandingan komposisi semen dan pasir. Hal tersebutlah yang, menurut kami, menjadi faktor perbedaan sifat fisik sampel. Selain itu penyebaran ukuran butir dari sampel yang mungkin saja disebabkan oleh pengaruh dari proses pembuatan sampel, serta saat pengeringan sampel dimana terjadi pengumpulan material halus dan kasar terpisah karena pengaruh gravitasi, juga dapat menjadi faktor perbedaan sifat fisik tersebut.Sedangkan untuk pengolahan data sudut kontak (atas dan bawah), distribusi data kami berkisar antara 3-9, atau < dari 10.
Data pemebenanan atau loading rate, secara garis besar menunjukkan bahwa makin tinggi kecepatan pembebanan maka kuat tariknya juga semakin besar.VII. KESIMPULAN
Pada Brazillian Test yang dilakukan kelompok kami didapat, besar kuat tarik C>B>A
Dari Brazillian Test dapat diperoleh kuat tarik uniaksial suatu sampel
Secara garis besar, makin tinggi kecepatan pembeban atau loading rate maka makin besar kuat tariknya
Saran
Pada pemberian gaya harus konstan dan piston tidak boleh dipercepat sehingga benar-benar harus stabil, Pada saat praktikum, lempeng alat penekan/pemberi tekanan diusahakan sedatar mungkin sehingga arah pemberian gaya dapat se-vertikal mungkin.
P
P
t
D
P
Contoh diletakkan pada pusat Mesin Tekan Kontrol
Sampel dengan l/D x 0,5 disiapkan
Dial Gauge dipasang (untuk mengukur deformasi aksial)
Beban kontinu dengan laju konstan (200N/det) diberikan
Deformasi aksial dibaca (pada alat, jarum hitam) dengan pembebanan kelipatan 2k
Motor dimatikan saat sampel pecah (jarum hitam counter clockwise)
Gaya tarik maksimum yang mampu diterima sampel dibaca (pada alat, jarum merah)
_1227298519.unknown
_1258038628.unknown
_1258042777.unknown
_1163793257.unknown