10
Judul : Analisis penetapan kadar Ca dalam Infus ringer Laktat melalui titrasi Komplesometri Tujuan : Mengetahui kadar ca dalam Infus Ringer Laktat melalui titrasi Kompleksometri Dasar Teori : Titrasi Kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilenamina tetra asetat (dinatrium EDTA). Larutan Baku primer yang digunakan adalah MgSO4.7H2O, sedangkan baku sekunder adalah Na- EDTA indicator yang digunakan adalah EBT ( Erichrome Black Timol ) Larutan buffer atau yang dibuat larutan Penyangga digunakan dalam titrasi komplesometri karena sifatnya yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang menonjol dari larutan penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat. Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang dbentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjungasinya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam basa konjugasi. Dalam titrasi kompleksometri digunakan sebagai penstabil pH dan memudahkan Na- EDTA bereaksi dengan sample karena logam alkali ketika berada dalam pH rendah, kompleks yang terbentuk jadi stabil pada pH 10, dan juga agar EBT berekasi dalam pembentukan warna Dalam hal ini reaksi yang terjadi adalah MgSO4.7H2O bereaksi dengan Indikator EBT dan

Ca dalam infus ringer laktat Kompleksometri.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Judul

: Analisis penetapan kadar Ca dalam Infus ringer Laktat melalui titrasi Komplesometri

Tujuan : Mengetahui kadar ca dalam Infus Ringer Laktat melalui titrasi Kompleksometri

Dasar Teori :

Titrasi Kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilenamina tetra asetat (dinatrium EDTA). Larutan Baku primer yang digunakan adalah MgSO4.7H2O, sedangkan baku sekunder adalah Na- EDTA indicator yang digunakan adalah EBT ( Erichrome Black Timol )

Larutan buffer atau yang dibuat larutan Penyangga digunakan dalam titrasi komplesometri karena sifatnya yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang menonjol dari larutan penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat. Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang dbentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjungasinya ataupun basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam basa konjugasi. Dalam titrasi kompleksometri digunakan sebagai penstabil pH dan memudahkan Na- EDTA bereaksi dengan sample karena logam alkali ketika berada dalam pH rendah, kompleks yang terbentuk jadi stabil pada pH 10, dan juga agar EBT berekasi dalam pembentukan warna

Dalam hal ini reaksi yang terjadi adalah MgSO4.7H2O bereaksi dengan Indikator EBT dan menghasilkan reaksi kesetimbangan serta menghasilkan warna merah anggur kemudian hasil reaksi tersebut bereaksi dengan larutan baku sekunder Na- EDTA menghasilkan warna biru

Rumus Struktur Na EDTA ;

Kalsium Klorida

Kalsium klorida dihidrat ( BM 147,02 )

Kalsium klorida anhidrat ( BM 110,99 )

Kalsium klorida mengandung sejumlah CaCl2 setara 99 % < x < 107 % CaCl2.2H2O

Pemerian : Granul, serpihan, putih, keras, tak berwarna

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol dan etanol mendidih, sangat mudah larut dalam air panas.

Penetapan Kadar.

Timban seksama kurang lebih 1 g masukkan kedalam gelas piala 250 ml. Larutkan dalam campuran 100 ml air dan 5 ml HCl 3 N. Pindahkan larutan dalam labu ukur 250 mk, encerkan dengan air sampai tanda tera. pi[pet 50 ml larutan dalam Erlenmeyer, tambahkan 100 ml air.

15 ml NaOH 0,1 N dengan 300 mg indicator biru hidroksi naftol LP. Titrasi dengan Na- EDTA 0,05 M LV sampai Titik akhir titrasi berwarna biru tua.

1 ml dinatrium asetat 0,05 N setara dengan 7,351 mg CaCl2 .2H2O

Kandungan Ringer Laktat

Na- laktat 3.1 g, NaCl 6 g, KCl 0.3 g, CaCl2 0.2 g

Air untuk injeksi add 100 ml

Kegunaan : untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi

Ericrome Black T ( ph 8.0 10.5 ) bertindak sebagai pengompleks dan kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri.Alat dan Bahan

Alat :

Neraca Analitik

- Labu Ukur 50 dan 100 ml Beaker glass 100 ml

- Pipet Volum 5 ml

Beaker glass 400 ml

- Erlenmeyer 250 ml Batang pengaduk

- Sendok Tanduk

Botol semprot

- Anak timbangan

Gelas arloji

- Timbangan kasar

Corong gelas

- Klem, statif , Buret 25 dan 50 ml

Bahan :

Na- EDTA

MgSO4

Infus ringer Laktat

Indikator EBT

ph Universal

NH4Cl

NH4OH

Aquades

Prosedur dan Perhitungan a. Membuat larutan baku sekunder Na- EDTA 0,05 M sebanyak 100 mlM

= n / mol g = mol x Mr

0.005 M

= n / 0.1 L

= 0.0005 x 372, 24

0.0005mol

= n

= 0.18612 g

= 186.1 mg

Ditimbang 190 mg Na- EDTA dengan kertas perkamen pada timbangan kasar

Dilarutkan Na- EDTA dengan aquades di dalam beaker glass

Dimasukkan larutan tersebut dalam labu ukur 100 ml , addkan hingga tanda tera, kocok homogenb. Membuat larutan baku primer MgSO4.7H2O 0.005 M 50 ml

M

= n / mol g = mol x Mr

0.005 M

= n / 0.05 L

= 0.00025 x 246.480.00025mol

= n

= 0.0616 g

= 61.6 mg

Ditimbang 70 mg MgSO4.7H2O dengan kertas perkamen pada timbangan kasar

kemudian ditimbang di neraca analitik dengan botol timbang

Dilarutkan MgSO4.7H2O dengan aquades di dalam beaker glass

Dimasukkan larutan tersebut dalam labu ukur 50 ml , addkan hingga tanda tera, kocok homogeny

c. Membuat larutan Buffer

5.4 g NH4Cl dalam 70 ml NHOH 5 M, diaddkan dalam 100 ml air ( FI IV)

5.4 g / x = 100 ml/ 30 ml70 ml / x= 100ml/ 30 ml

x= 1.62 g

x= 4 ml- Ditimbang 1.62 g NH4Cl dengan gelas arloji

- Dihitung NH3 yang akan diambil ( NH3 + H2O jadi NH4OH )

Diketahui : p NH3 = 0.91 kg/ L

Mr NH3= 17.03

% NH3 = 25 % b/v

M NH3= 5 M

p NH3 = 0.91 / 1 ml

mol= g / Mr

= 25 ml/ 1 ml x o.91

= 0.2275 / 17.03

= 0.2275 g

= 0.0134 mol

M1 x V1

= M2 x V2

13.4 M1. V1

= 5M x 121 ml

M1

= 105 mmol / 13.4 M

M1

= 7.835

Dipipet 8 NH3 pekat dengan pipet ukur diadd dengan 21 ml aquades

dilarutkan 1.62 g NH4Cl dalam 21 ml NH4OH 5 M dalam beaker glass, aduk homogen , diadkan dengan aquades sampai 30 ml,cek dengan pH Universal sampai pH 10 d. Membakukan Na- EDTA dengan MgSO4.7H2O

Disiapkan Na- EDTA dalam buret

Dipipet 5 ml MgSO4.8 ml ( NH3 pekat7H2O dengan pipet volum dalam Erlenmeyer

Dipipet 1 ml larutan buffer basa ph 10 dengan gelas ukur dimasukan dalam Erlenmeyer

ditambah 1 tetes indikatot EBT

Dititrasi sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi ungu

e. Preparasi sample dan penetapan kadar

Diambil 50 ml larutan infuse ringer laktat dengan buret 50 ml ditaruh dalam erlenmayer

Ditambahkan 5 ml larutan buffer, dan 1 tetes indicator EBT

Dititrasi dengan menggunkan larutan Na- EDTA yang sudah dibakukan. dengan TAT warna merah anggur menjadi biru.

Hasil dan Pembahasan

Hasil volume TAT Pembakukan Na- EDTA dengan MgSO4.7H2ONoVol awalVol akhirVol titrasiVol rata- rata

10 ml65 ml-

2---

65 ml

Hasil Volume TAT Penetapan kadar ca dalam Infus Ringer NoVol awalVol akhirVol titrasiVol rata- rata

1---

2---

-

Perhitungan

1. Konsentrasi Larutan Baku Primer MgSO4.7H2O

Hasil timbangan 0.079 g

n = g / Mr

M = mol / vol

n= 0.079 g / 246.48

= 0.003205 mol/ 0.05 L

n= 0.003205 mol

= 0.0064 M2. Konsetrasi larutan sekunder Na- EDTA

M1 x V1

= M2 x V2

M1

= 0.0064 M x 5 ml / 12.08 ml

M1

= 0.00265 M

M1

= 0.0027 M

3. Kadar CaCl2 Infus ringer laktat

mgrol CaCl2 infuse

= mgrol Na- EDTA

= M1 x V1

= 0.0027 M x 19.95 ml

= 0.0539 mmol x Mr (CaCl2 )= 0.0539 mmol x 147.02 mg/ mmol

= 7.9244 mg/ 50 ml

= 15.8488 mg/ 100 ml

kadar Ca dalam infuse

= Ar Ca / Mr CaCl2 x 0.0158 % b/v

= 40.08 / 147.02 x 0.0158 % b/v

= 0.0043 % b/v

= 0.0043 g/ 100 mlPembahasanDalam praktikum ini bertujuan untuk menetapkan kadar Ca 2+ dalam infuse ringer laktat dengan menggunakan metode kompleksometri. Kompleksometri adalah suatu metode titrasi yang digunakan menetapkan kadar zat- zat yang berdasarkan pembentukan kompleks. Salah satu zat pembentuk senyawa kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi ini adlah dinatrium etilenamina tetra asetat ( Na- EDTA ). Dalam titrasi ini indicator yang digunakan adlah erichrom black T ( EBT ). Indikator ini bertindak sebagai pengompleks dari kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleks sendiri serta memiliki trayek pH antara 8.0 10.5. oleh karena itu indicator ini sangat cocok digunakan karena pH 10, EDTA dapat memberikan warna.Dalam penetapan kadar perlu terlebih dahulu dilakukan pembakuan larutan baku sekunder oleh baku primer. Hal ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi sesungguhnya dari larutan baku sekunder. Setelah diketahui konsentrasinya dapat digunakan untuk menetapkan kadar sampel. Dalam proses awalnya sampel akan bereaksi dengan indicator EBT menghasilkan reaksi kesetimbangan serta membentuk senyawa komplek bewarna merah anggur. Setelah itu dititrasi dengan larutan Na- EDTA, proses akhir dari titrasi ini dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi biru tua. Dari hasil pengamatan diketahui kadar Ca 2+ dalam sampel adalah 43 mg dalam 100 ml larutan. Hasil yang diperoleh belum bisa memenuhi persyaratan MA BPOM yaitu 49 mg sampai 60 mg dalam 100 ml Larutan.