40
LAPORAN PENDAHULUAN CA LAMBUNG A. PENGERTIAN Kanker lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan di lambung, biasanya adenokarsinoma, meskipun mungkin merupakan limfoma malignansi. Diketahui bahwa cancer lambung 2 kali lebih umum terjadi pada pria daripada wanita dan lebih sering terjadi pada klien yang mengalami anemia pernisiosa. Meskipun tidak ada faktor etiologi khusus yang dihubungkan dengan ca lambung, banyak faktor yang tampak berhubungan dengan perkembangan penyakit ini seperti inflamasi lambung kronik, anemia pernisiosa, ulkus lambung, bakteri Helicobacter Pylori dan faktor keturunan (Ns Nurhayati, S.Kep ). a. Karsinoma gaster merupakan tumor ganas lambung yang paling banyak tergolong adenokarsinoma. (Soeparman & Sarwono Waspadji, 1990) b. Karsinoma gaster merupakan bentuk neoplasma gastrointestinal yang paling sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,4 % kematian akibat kanker. (Price & Wilson, 1995) c. Karsinoma gaster adalah gangguan sel gaster yang dalam waktu lama terjadi mutasi sel gaster. (Sjamsuhidajat & Wim De Jong, 1997) d. Karsinoma gaster merupakan mutasi sel gaster yang kebanyakan menyerang antrum gaster dan merupakan kanker adenokarsinoma. (Baughmen & JoAnn, 2000)

CA Lambung

  • Upload
    zilimas

  • View
    88

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ca lambung, kanker lambung, abdomen ca

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN CA LAMBUNG

A. PENGERTIANKanker lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan di lambung, biasanya adenokarsinoma, meskipun mungkin merupakan limfoma malignansi. Diketahui bahwa cancer lambung 2 kali lebih umum terjadi pada pria daripada wanita dan lebih sering terjadi pada klien yang mengalami anemia pernisiosa.

Meskipun tidak ada faktor etiologi khusus yang dihubungkan dengan ca lambung, banyak faktor yang tampak berhubungan dengan perkembangan penyakit ini seperti inflamasi lambung kronik, anemia pernisiosa, ulkus lambung, bakteri Helicobacter Pylori dan faktor keturunan (Ns Nurhayati, S.Kep).

a. Karsinoma gaster merupakan tumor ganas lambung yang paling banyak tergolong adenokarsinoma. (Soeparman & Sarwono Waspadji, 1990)

b. Karsinoma gaster merupakan bentuk neoplasma gastrointestinal yang paling sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,4 % kematian akibat kanker. (Price & Wilson, 1995)

c. Karsinoma gaster adalah gangguan sel gaster yang dalam waktu lama terjadi mutasi sel gaster. (Sjamsuhidajat & Wim De Jong, 1997)

d. Karsinoma gaster merupakan mutasi sel gaster yang kebanyakan menyerang antrum gaster dan merupakan kanker adenokarsinoma. (Baughmen & JoAnn, 2000)

Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh (Patologi, dr. Achmad Tjarta,2002).

Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster (R. Simadibrata, 2000).

A. ANATOMI DAN FISIOLOGIGaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus costalis sinistra sampai regio epigastrica an umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries anterior dan paries posterior.

Secara umum lambung dibagi menjadi 3 bagian:1.Kardia/kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Ini hanya mensekresi mucus

2.Fundus/gastric terletak hampir di seluruh corpus, yang mana kelenjar ini memiliki tiga tipe utama sel, yaitu :

Sel zigmogenik/chief cell, mesekresi pepsinogen. Pepsinogen ini diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin lambung yang kurang penting.

Sel parietal, mensekresi asam hidroklorida dan faktor intrinsik. Faktor intrinsik diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dalam usus halus.

Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel ini mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan oleh HCL atau autodigesti.

3.Pilorus terletak pada regia antrum pilorus

Kelenjar ini mensekresi gastrin dan mukus, suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.

Lapisan Lapisan LambungLambung terdiri atas empat lapisan :

1.Lapisan peritoneal luar atau lapisan serosa yang merupakan bagian dari peritoneum viseralis.

2.Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis: serabut longitudinal (yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esophagus), serabut sirkuler (yang paling tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter dan berada di bawah lapisan pertama),danserabut oblik (yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor)

3.Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugue, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan.

4.Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran limfe.

Persarafan dan Aliran Darah Pada Lambung:Persarafan pada lambung umumnya bersifat otonom. Suplay saraf parasimpatis untuk lambung di hantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mencabangkan ramus gastric, pilorik, hepatic dan seliaka.

Persarafan simpatis melalui saraf splangnikus mayor dan ganglia seliakum. Serabut-serabut afferent simpatis menghambat pergerakan dan sekresi lambung. Pleksus auerbach dan submukosa ( meissner ) membentuk persarafan intrinsic dinding lambung dan mengkoordinasi aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung.

Suplai darah dilambung berasal dari arteri seliaka. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri duodenalis dan pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding posterior duodenum dapat mengerosi arteri itu menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum serta berasal dari pankreas, limpa dan bagian lain saluran cerna berjalan ke hati melalui vena porta.

Fisiologi LambungSecara umum gaster memiliki fungsi motorik dan fungsi pencernaan & sekresi, berikut fungsi Lambung:

1.Fungsi motorik

Fungsi reservoir

Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicernakan dan bergerak ke saluran pencernaan. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos yang diperantarai oleh saraf vagus dan dirangsang oelh gastrin.

Fungsi mencampur

Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung.

Fungsi pengosongan lambung

Diatur oleh pembukaan sfingter pylorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotis, keadaan fisisk, emosi, obat-obatan dan kerja. Pengosongan lambung di atur oleh saraf dan hormonal2.Fungsi pencernaan dan sekresi

Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL

Sintesis dan pelepasan gastrin. Dipengaruhi oleh protein yang di makan, peregangan antrum, rangsangan vagus

Sekresi factor intrinsik. Memungkinkan absorpsi vitamin B12 dari usus halus bagian distal.

Sekresi mucus. Membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah untuk diangkut.

Proses Pencernaan Makanan Di Lambung1.MEKANIK

Beberapa menit setelah makanan memasuki perut, gerakan peristaltik yang lembut dan beriak yang disebut gelombang pencampuran (mixing wave) terjadi di perut setiap 15-25 detik. Gelombang ini merendam makanan dan mencampurnya dengan hasil sekresi kelenjar lambung dan menguranginya menjadi cairan yang encer yang disebut chyme. Beberapa mixing wave terjadi di fundus, yang merupakan tempat penyimpanan utama. Makanan berada di fundus selama satu jam atau lebih tanpa tercampur dengan getah lambung. Selama ini berlangsung, pencernaan dengan air liur tetap berlanjut.

Selama pencernaan berlangsung di perut, lebih banyak mixing wave yang hebat dimulai dari tubuh dan makin intensif saat mencapai pilorus. Pyloric spinchter hampir selalu ada tetapi tidak seluruhnya tertutup. Saat makanan mencapai pilorus, setiap mixing wave menekan sejumlah kecil kandungan lambung ke duodenum melalui pyloric spinchter. Hampir semua makanan ditekan kembali ke perut. Gelombang berikutnya mendorong terus dan menekan sedikit lagi menuju duodenum. Pergerakan ke depan atau belakang (maju/mundur) dari kandungan lambung bertanggung jawab pada hampir semua pencampuran yang terjadi di perut.

2.KIMIAWI

Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein. Bagi orang dewasa, pencernaan terutama dilakukan melalui enzim pepsin. Pepsin memecah ikatan peptide antara asam amino yang membentuk protein. Rantai protein yang terdiri dari asam amino dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut peptide. Pepsin paling efektif di lingkungan yang sangat asam di perut (pH=2) dan menjadi inaktif di lingkungan yang basa. Pepsin disekresikan menjadi bentuk inaktif yang disebut pepsinogen, sehingga tidak dapat mencerna protein di sel-sel zymogenic yang memproduksinya. Pepsinogen tidak akan diubah menjadi pepsin aktif sampai ia melakukan kontak dengan asam hidroklorik yang disekresikan oleh sel parietal. Kedua, sel-sel lambung dilindungi oleh mukus basa, khususnya setelah pepsin diaktivasi. Mukus menutupi mukosa untuk membentuk hambatan antara mukus dengan getah lambung.

Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung. Lipase lambung memecah trigliserida rantai pendek menjadi molekul lemak yang ditemukan dalam susu. Enzim ini beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan memiliki peranan terbatas pada lambung orang dewasa. Orang dewasa sangat bergantung pada enzim yang disekresikan oleh pankreas (lipase pankreas) ke dalam usus halus untuk mencerna lemak. Lambung juga mensekresikan renin yang penting dalam mencerna susu. Renin dan Ca bereaksi pada susu untuk memproduksi curd. Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu dari lambung menuju ke duodenum (bagian pertama dari usus halus). Rennin tidak terdapat pada sekresi lambung pada orang dewasa.

Enzim dan Hormon yang Berperan dalam Pencernaan di Lambung:a)Hormon Gastrin

Kerja Makna fisiologis merangsang sekresi asam dan pepsin

1)Mempermudah pencernaan merangsang sekresi factor intrinsic

2)Mempermudah absorpsi dalam usus merangsang sekresi enzim pancreas

3)Mempermudah pencernaan merangsang peningkatan aliran empedu hati

4)Mempermudah pencernaan merangsang pengeluaran insulin

5)Mempermudah metabolisme glukosa merangsang pergerakan lambung & usus

6)Mempermudah pencampuran mempermudah relaksasi reseptif lambung

7)Lambung dapat dengan mudah meningkatkan volume, tanpa meningkatkan tekanan meningkatkan tonus istirahat

8)Mencegah refluks lambung waktu pencampuran dan pangadukan menghambat pengosongan lambung

9)Memungkinkan pencampuran seluruh isi lambung sebelum diteruskan ke usus

b)Enzim pepsin: mengubah protein menjadi pepton

c)Enzim rennin: mengendapkan kasein dalam susu

d)Enzim lipase: memecah lemak menjadi asam lemak

e)HCl: mmbunuh kuman dan mengasamkan makanan

B. EPIDEMIOLOGIKanker lambung terus berkurang di Amerika Serikat. Namun, ini masih menjadi masalah serius dengan jumlah 14.700 kematian setiap tahunnya, kebanyakan pada individu dengan usia lebih dari 40 tahun dan kadang-kadang pada individu yang lebih muda. Kebanyakan kanker lambung terjadi pada kurvatura kecil atau antrum lambung dan adenokarsinoma. Insiden kanker lambung lebih banyak di Jepang, yang telah menyababkan diadakannya skriningmassa untuk diagnosis awal di negara ini. Diet tampaknya menjadi faktor yang signifikan. Diet tinggi makanan asap dan kurang buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan resiko terhadap kanker lambung. Faktor lain yang berhubungan dengan insiden kanker lambung mencakup inflamasi lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria ( tidak adanya asam hidroklorida ), ulkus lambung, bakteri H. pylori, dan keturunan.C. ETOLOGI

Beberapa ahli berpendapat, ulkus gastrikum bisa menyebabkan kanker. Tapi kebanyakan penderita ulkus dan kanker lambung, kemungkinan sudah mengidap kanker yang tidak terdeteksi sebelum tukaknya terbentuk. Helicobacter pylori, kuman yang memegang peranan penting dalam ulkus duodenalis, juga bisa berperan dalam terjadinya kanker lambung. Penyebab kanker lambung adalah bakteri Helicobacter Pylori yang ditemukan oleh dua warga Australia peraih hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 2005, yakni J. Robin Warren dan Barry J. Marshall. Kebanyakan penderita kanker lambung datang ke dokter sudah dalam kondisi stadium akhir. Bahkan di Amerika Serikat, hanya 10-20 persen penderita yang diketahui datang ke dokter pada stadium awal. Akan tetapi, penyebab keberadaan bakteri Helicobacter Pylori di dalam lambung masih belum diketahui dengan pasti. Banyak hal yang menjadi penyebabnya. Misalnya pola makan yang tidak sehat, seperti kurang mengkonsumsi buah dan sayur. Juga gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan makan makanan yang dibakar (barbeque). Polip lambung, suatu pertumbuhan jinak yang berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam rongga lambung, diduga merupakan pertanda kanker dan oleh karena itu polip selalu diangkat.

Kanker mungkin terjadi bersamaan dengan jenis polip tertentu, yaitu polip yang lebih besar dari 1,8 cm atau polip yang jumlahnya lebih dari 1. Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan kanker lambung. Faktor-faktor ini meliputi :

a.asupan garam yang tinggi.

b.asupan karbohidrat yang tinggi.

c.asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi.

d.asupan sayuran hijau dan buah yang kurang.

e.ada kaitannya dengan : diet, genetic, komposisi tanah, lambung kronis.

Namun para penyelidik berpendapat bahwa komposisi makanan merupakan faktor penting dalam kejadian karsinoma Gaster. Makanan tersebut seperti ;

a.Gastritis kronis.

b.Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).

c.Herediter.

d.Sering Makan daging hewan dengan cara dipanggang atau dibakar atau diasapkan.

e.Sering makan makanan yang terlalu pedas.

f.Kurang makanan yang mengandung serat.

g.Makan makanan yang memproduksi bahan karsinogenik

Ada yang timbul sebagai hubungan dengan konsumsi garam yang meningkat. Ingesti nitrat dan nitrit dlam diet tinggi protein telah memberikan perkembangan dalam teori bahwa senyawa karsinogen seperti nitrosamine dan nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak pencernaan.

Penurunan kanker lambung di USA pada decade lalu dipercaya sebagai hasil pendinginn yang meningkat yang mnyebabkan terjadinya bermacam-macam makanan segar termasuk susu, sayuran, buah, juice, daging sapid an ikan, dengan penurunan konsumsi makanan yang diawetkan, garam, rokok, dan makanan pedas. Jadi dipercaya bawha pendinginan dan vit C (dlm buah segar dan sayuran) dapat menghambat nitrokarsinogen.

Factor genetic mungkin memainkan peranan dalam perkembangan kanker lambung. Frekuensi lebih besar timbul pada individu dgn gol.darah A. Riwayat keluarga meningkatkan resiko individu tetapi minimal, hanya 4% dari organ dgn karsinoma lambung mempunyai riwayat keluarga.

D. KLASIFIKASIEarly gastric cancer (tumor ganas lambung dini). Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapat dibagi atas :

1.Tipe I (pritrured type)

Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.

2.Tipe II (superficial type)

Dapat dibagi atas 3 sub tipe.

a.Tipe II.a. (Elevated type)

Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.

b.Tipe II.b. (Flat type)

Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada warna mukosa.

c.Tipe II.c. (Depressed type)

Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik / perdarahan.

3.Tipe III. (Excavated type)

Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi seperti tipe II c dan tipe III atau tipe III dan tipe II c, dan tipe II a dan tipe II c.Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut). Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas: 1.Bormann I.Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.

2.Bormann IIMerupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.3.Bormann III.

Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.

4.Bormann IV

Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.E. PATOFISIOLOGIKanker dapat terjadi pada semua bagian lambung tetapi lebih sering ditemukan pada sepertiga distal. Kebanyakan kanker-kanker lambung adalah adeno karsinoma dan terjadi dalam bentuk-bentuk polypoid, ulseratif atau infiltratif. Bentuk ulseratif merupakan bentuk yang paling sering terjadi dan mungkin menampakkan gejala-gejala semacam ulkus peptikum, yang karenanya sering kali memperlambat diagnosis dan mendorong pasien untuk mengobati sendiri. Tumbuhnya kanker pada pintu masuk atau pintu keluar lambung dapat menimbulkan tanda-tanda obstruksi esofagus dan pilorus (nyeri ulu hati dan cepat kenyang). Pada umumnya bagaimanapun tanda-tanda awal dari kanker lambung tersebut tidaklah nampak. Kanker lambung dapat menyebar secara langsung melalui dinding lambung jaringan-jaringan yang berdekatan, ke pembuluh limfe, ke kelenjar limfe regional di lambung, ke organ-organ perut lain dan cenderung menyebar ke arah intraperitoneal.(Barbara C. Long, 1996 : 217)

F. MANIFESTASI KLINIKPada stadium awal kanker lambung, gejalanya tidak jelas dan sering tidak dihiraukan.Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yang hilang dengan antasida dapat menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat meliputi tidak dapat makan, anoreksia, dyspepsia, penurunan BB, nyeri abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta muntah ( Harnawati,2008 ).

a)Bercak darah dalam tinja merupakan salah satu tanda-tanda menderita kanker perut Adanya darah saat membagikan feses juga disebabkan oleh kondisi lain,. Tapi untuk kanker perut itu adalah salah satu gejala yang paling indikatif. Juga, itu adalah gejala yang dihubungkan ke beberapa jenis kanker. Ketika ada tumor di perut, mungkin menyebabkan darah mengalir keluar melalui tinja.

b)Penderitaan dari rasa sakit konstan dalam perut merupakan gejala dari kanker lambung. Hal ini bisa apa saja dari rasa sakit ringan sampai nyeri kram parah. Jenis rasa sakit biasanya ada di daerah atas perut.

c)Konstan dengan mual muntah, terutama setelah Anda makan adalah tanda kanker lambung. mual mungkin gigih dan hadir untuk jangka waktu yang panjang. Hal ini pernah berhubungan dengan demam atau sakit kepala. Jenis mual sering menunjukkan masalah kesehatan serius.

d)Kehilangan nafsu makan tanpa alasan adalah tanda lain yang cukup sering terlihat pada orang yang menderita dari kanker terdiagnosis dalam lambung. Beberapa orang mungkin mengalami kembung di daerah perut bahkan jika mereka tidak makan apa-apa. Kebiasaan usus dapat berubah drastis.

Pada stadium awal kanker lambung, gejalanya tidak jelas dan sering tidak dihiraukan. Jika gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi kanker lambung tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah lambung.

Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh kesulitan makan atau ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral. Anemia bisa diakibatkan oleh perdarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala lainnya. Kadang penderita juga bisa mengalami muntah darah yang banyak (hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman (melena).

Bila kanker lambung bertambah besar, mungkin akan teraba adanya massa pada dinding perut. Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh.

Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas. Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang ( Admin,2010 ).

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1.Pemeriksaan fisis

Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan anemia. Di daerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi metastase ke hati, teraba ireguler dan kadang-kadang kelenjar limfe klavikula teraba.

2.Radiologi

Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda dengan berbagai posisi seperti terlentang. Tengkurap, oblik yang disertai dengan komprsi.

3.Gastroskopi dan Biopsi

Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya tumor gaster.

4.Pemeriksaan darah pada tinja

Pada tumor ganas sering didapatkan pendarahan dalam tinja (occult blood), untuk itu diperlukan tes Benzidin.

5.Sitologi

Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung dengan hasil 80-90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsy.

6.Sinar X pada GI bagian atas dengan barium.

7.Endoskopi untuk biopsy dan pembilasan sitologi

H. KOMPLIKASI a. Hepatomegali

Hepatomegali terjadi sebagai akibat dari metastase sel gaster ke hepar sehingga menyebabkan terjadinya hepatomegali.b. Limfonodi Virchow

Limfonodi Virchow atau kelenjar limfe supraklavikuler kiri yang membesar menunjukkan penyakit yang lanjut dan sudah menyebar/metastase ke kelenjar limfe.

c. Ikterus Obstruktiva

Ikterus obstruktiva terjadi sebagai akibat dari metastase sel gaster ke porta hepatik. (Sjamsuhidajat & Wim De Jong, 1997).

d. Perforasi

Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik

e. Hematemesis

Hematemesis yang massif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga dapat menimbulkan anemia.

f. Obstruksi

Dapat terjadi pada bagian bawah labung dekat daerah pylorus yang disertai keluhan muntah-muntah.

g. Adhesi

Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut.

h. Penyebaran pada berbagai organ seperti hati, pancreas dan kolon.

I. PENATALAKSANAAN1.PencegahanKanker lambung dapat dicegah dengan cara-cara di bawah ini, untuk mengurangi risiko kanker perut:

a)Makan lebih banyak buah dan sayuran. Cobalah untuk memasukkan lebih banyak buah dan sayuran ke dalam makanan setiap hari. Memilih berbagai jenis buah-buahan dan sayuran berwarna.

b)Mengurangi jumlah makanan diasap dan asin yang anda makan. Lindungi perut Anda dengan membatasi makanan ini. Coba dengan bumbu dan cara lain untuk penyedap makanan yang tidak menambahkan natrium.

c)Berhenti merokok. Jika Anda merokok, berhenti. Jika Anda tidak merokok, jangan mulai. Merokok meningkatkan risiko kanker perut, dan juga banyak jenis kanker lainnya. Berhenti merokok bisa sangat sulit, sehingga mintalah bantuan dokter.

d)Tanyakan kepada dokter Anda tentang risiko kanker perut. Beberapa kondisi medis yang meningkatkan risiko kanker perut, seperti anemia, maag dan perut polip.

2.Pengobatana)Kemoterapi dan terapi radiasi

Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.

Bila karsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup. Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan gejala.

Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi kemoterapi.Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 30 %.

Hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada karsinoma. Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh total.

b)Pembedahan

Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahansudah dapat dilakukan sebagai tindakan paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa secukupnya.

i.Esofagogastrektomi subtotal, untuk tumor yang dapat dioperasi pada lambung proksimal.

ii.Gastrektomi total, untuk lesi dibagian bawah lambung. Seluruh lambung diangkat dan esophagus dianastomosiskan ke jejunum.

iii.Gastrektomi subtotal, untuk lesi di antrum lambung bila pasien lansia atau cacat.

c)Obat multiple (fluorosil, mitomisin C dan doksorubisin)

Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, fluorosil, mitomisin C, doksorubisin, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 30 %.

d)Hiperalimentasi (nutrisi intravena)

Nutrisi intravena yag disuntikan melalui intravena yang berfungsi untuk menggantikan nutrisi karena kanker lambung ini. Karena kanker lambung ini proses penyerapan nutrisi yang terjadi di lambung terganggu dan mengakibatkan kekurangan nutrisi dari kebutuhan yang diperlukan. Maka diberikan hiperalimentasi ini.3.Perawatana)Penderita dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien harus tetap berbaring sampai beberapa hari setelah tanda dan gejala terjadi, dan 7 hari setelah dilakukan operasi untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.

b)Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan2 posisi berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.

4.Dieta)Pada mulanya klien diberikan makanan diet cair atau bubur saring kemudian bubur kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus.

b)Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada klien.

J. PROGNOSISPrognosis tergantung pada dalamnya invasi dan tingkatan metastasis (Barbara C. Long, 1996 : 217).

Prognosisnya buruk, kebanyakan pasien telah mengalami metastase pada waktudidiagnosis.Faktor-faktor yang memperburuk penyakit ini antara lain:1. Keterlibatan lesser curvature dari lambung1. Ukuran tumor yang besar2. Stadium lanjut (advanced stage)K. FAKTOR RESIKOa)Diet

Kanker gaster telah dihubungkan dengan daging merah, cabai, merica, ikan, makanan yang diasamkan, diasinkan, diasapkan, diet tinggi karbohidrat, rendahnya konsumsi lemak, protein dan vitamin A, C, dan E. Makanan yang diasamkan, diasinkan, diasapkan merupakan faktor resiko probable kanker gaster menurut panel ahli WHO/FAO , efek karsinogenik dari makanan yang diasamkan, diasinkan, diasapkan dikarenakan tingginya kandungan garam dan nitrat.b)Infeksi

Pada tahun 1982, Marshall dan Warren mengisolasi H.pylori untuk pertama kali dari biopsi epitel gaster. Peranan H.pylori dalam menginisiasi cedera mukosa dan terjadinya gastritis atropik kronis telah diketahui dengan baik. Pada pasien yang menjalani reseksi karena kanker gaster tipe intestinal, teridentifikasi H.pylori pada jaringan nonkanker pada hampir 90% pasien, bila dibandingkan dengan 32% kanker gaster tipe difuse. Beberapa penelitian juga melaporkan hubungan yang signifikan antara infeksi H.pylori dan kanker gaster, terutama kanker gaster distal.

c)Herediter dan Ras

African, Asian, dan Hispanic Americans mempunyai resiko yang tinggi untuk menderita kanker gaster bila dibandingkan dengan orang kulit putih. Pola histologi difuse terlihat predominan pada keluarga dengan beberapa anggota keluarga yang terkena kanker.

d)Anemia pernisiosa

Anemia pernisiosa membawa resiko relatif yang meningkat sebesar 3 sampai 18 kali untuk menderita kanker gaster pada populasi secara umum pada penelitian retrospektif. Meskipun terdapat beberapa kontroversi pada penemuan ini, namun follow-up dengan menggunakanendoscopytelah secara umum disarankan pada pasien yang memiliki penyakit anemia pernisiosa.

e)Reseksi gaster sebelumnya

Gastric stump adenocarcinomas, yang muncul dengan periode latensi 15-20 tahun, seringkali muncul pada pasien setelah pembedahan untuk penyakit ulkus peptikum, terutama mereka yang memiliki hypochlorhydria dan reflux dari alkaline bile. Kanker ini berhubungan dengan dysplasia mukosa gaster, meningkatnya level gastrin, dan memiliki prognosis yang buruk. Pada tahun 1922 Balfour mengamati hubungan antara pembentukan kanker gaster pada benign disease yang sebelumnya dilakukan gastrectomy partial.

f)Dysplasia mukosa gaster grade I sampai III, dimana grade III menunjukkan diferensiasi sel yang luas dan meningkatnya mitosis. Penemuan dari dysplasia high-grade oleh patologis yang berpengalaman pada dua biopsy yang berbeda telah dipertimbangkan sebagai marker untuk terjadinya kanker gaster. Intestinal metaplasia, yaitu penggantian epitel glandular gaster dengan mukosa intestinal telah dihubungkan dengan kanker gaster tipe intestinal. Resiko munculnya kanker terlihat sebanding dengan luasnya metaplasia mukosa. Kanker gaster seringkali muncul pada area intestinal metaplasia.

g)Polip gaster

Setidaknya setengah dari polip adenomatous menunjukkan perubahan carcinomatous pada beberapa penelitian. Pasien denganfamilial adenomatous polyposis(FAP) memiliki insiden yang tinggi dari kanker gaster sekitar 50%, dan sepuluh kali lebih sering untuk membenttuk adenocarcinoma. Pasien dengan polip adenomatous atau FAP harus menjalani endoscopi surveillance.

h)Gastritis kronik

Chronic atrophic gastritismerupakan precursor paling sering untuk kanker gaster, terutama pada tipe intestinal. Pada penelitian di Jepang, 95% pasien dengan kanker gaster dini mempunyaiatrophic gastritis, dan pada penelitian lainnya resiko untuk membentuk kanker gaster sebesar 20% ketika gastritis berat melibatkan antrum, dan 5% ketika gastritis melibatkanbodygaster. Prevalensi atrophic gastritis tinggi pada usia lanjut, tetapi pada daerah dengan insiden yang tinggi dari kanker gaster, kondisi ini juga ditemui pada usia muda.

i)Faktor resiko lainnya

Kanker gaster juga sering terjadi orang dengan golongan darah A, dan juga dengan sosioekonomi rendah. Pemakaian tembakau terlihat meningkatkan resiko kanker gaster. Pada tahun 1997, Tredaniel et al menelaah berbagai penelitian cohort dan case-control, dan menemukan adanya hubungan antara kanker gaster dengan merokok, 11% dari semua kanker gaster berhubungan dengan merokok. Gammon et al juga memperlihatkan adanya resiko adenokarsinoma gaster pada perokok,dan penggunaan alkohol tidak mempunyai efek resiko terhadap kanker gaster, pada penelitian case-control oleh Gammon et al tidak menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi alkohol dengan kanker gasterL. ASUHAN KEPERAWATANKonsep Dasar Keperawatan

Pada tahap ini, penulis menguraikan secara teoritis tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan karsinoma gaster menggunakan metode proses keperawatan yang terdiri dari lima langkah, yakni : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Namun selanjutnya, penulis merevisi implementasi dan evaluasi, menggantinya dengan perencanaan pulang karena implementasi dan evaluasi pada tinjauan teoritis kurang tepat untuk penatalaksanaan selanjutnya di rumah.Konsep dasar keperawatan adalah suatu metode yang sistematis respon manusia terhadap masalah-masalah kesehatan berhubungan dengan pasien, keluarga, orang terdekat, atau masyarakat. Proses keperawatan mendokumentasikan distribusi perawat dalam mengurangi atau mengatasi masalah-masalah pasien (Allen, VC, 1998).

1.Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan upaya untuk mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis mulai dari pengumpulan data, identifikasi, dan evaluasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2001).Rencana asuhan keperawatan pedoman dan perencanaan dan pendokumentasian tujuan perawatan pasien (Doenges, 1999), dasar data pengkajian pasien adalah :

a. Aktifitas/istirahat

Gejala : Kelemahan dan/atau keletihan.

Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya, nyeri, ansietas, berkeringat malam.

Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan.

Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan , tingkat stres tinggi.

b. Sirkulasi

Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.

Kebiasaan: Perubahan pada TD.

c. Integritas ego

Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara

mengatasi stres (misalnya, merokok, minum alkhol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/spritual).

Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alo- pesia, lasi cacat, pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, pen depresi.

Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.

d. Eliminasi

Gejala : Perubahan pada pola defekasi misalnya, darah pada feses, nyeri pada defekasi.Perubahan eliminasi urinarius misalnya, nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.

Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.

e. Makanan/cairan

Gejala : Kebiasaan diet buruk (misalnya, rendah serat, tinggi lemak, a- ditif, bahan pengawet).Anoreksia, mual muntah, Intoleransi makanan,Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, ka- keksia, berkurangnya massa otot.

Tanda : Perubahan pada keelembaban/turgor kulit; edema.

f. Neurosensori

Gejala : Pusing; sinkope.

g. Nyeri/kenyamanan

Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya, ketidaknya- manan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).

h. Pernapasan

Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok).Pemajanan abses.

i. Keamanan

Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.

Pemajanan matahari lama/berlebihan.

Tanda : Demam, Ruam kulit, ulserasi.

j. Seksualitas

Gejala : Masalah seksual misalnya, dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan. Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun. Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini. Herpes genital.

k. Interaksi social

Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung. Riwayat perkawinan berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan). Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap komunitas kesehatan/proses kehidupan yang aktual/potensial (Allen, VC., 1998).

Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalaman dia mampu dan mempunyai kewenangan memberikan tindakan keperawatan. (Nursalam, 2001).

Menurut Doenges (1999), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan karsinoma gaster adalah sebagai berikut :

a.Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrisi ke sel. (Doenges, 1999)

b.Ketakutan/ansietas b.d krisis situasi (kanker). (Doenges, 1999)

c.Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d iritasi gaster. (Doenges, 1999)

d.Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, iritasi lambung. (Doenges, 1999)

e.Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.3.Intervensi Keperawatan

Perencanaan meliputi perkembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, dan mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi. (Nursalam, 2001)

Perencanaan keperawatan menurut Doenges (1999) adalah :

a.Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrisi ke sel

Tujuan : Menunjukkan perfusi adekuat

Kriteria hasil:

1) TTV stabil

2) Membran mukosa berwarna merah muda

3) Pengisian kapiler baik

Intervensi :

1)Awasi tanda-tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa, dasar kuku.

2) Seliki keluhan nyeri dada, palpitasi.

Rasional: Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/potensial resiko infark. (Doenges, 1999)

3) Awasi upaya pernapasan: auskultasi bunyi napas.

Rasional: Dispnea, gemericik menunjukkan GJK karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung. (Doenges, 1999)4) Observasi adanya keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi.

Rasional: Vasokonstriksi (ke organ vital) menurunkan sirkulasi perifer. Kenyamanan pasien/kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas berlebihan pencetus vasodilatasi (penurunan perfusi organ). (Doenges, 1999)

5) Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi, bila pasien sesak napas.Rasional: Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan. (Doenges, 1999)

b.Ketakutan/ansietas b.d krisis situasi (kanker).

Tujuan : Berkurang sampai hilangnya rasa takut.

Kriteria hasil:1)Pasien tampak rileks.

2)Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif.Intervensi :

1)Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.Rasional :

Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnostik. (Doenges, 1999)

2)Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat.

Rasional :

Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak; berikan respek dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan. (Doenges, 1999)

3)Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.Rasional :

Memudahkan istirahat, menghemat energi, dan meningkatkan kemampuan koping. (Doenges, 1999)

4)Dorong dan kembangkan interaksi pasien dengan sistem pendukung.Rasional :

Mengurangi perasaan isolasi. Bila sistem pendukung keluarga tidak tersedia, sumber luar mungkin diperlukan dengan segera, kelompok pendukung kanker lokal. (Doenges, 1999)

5)Berikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten dan dukungan untuk orang terdekat.

Rasional :

Memungkinkan untuk interaksi interpersonal lebih baik dan menurunkan ansietas dan rasa takut. (Doenges, 1999)

6)Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat.

Rasional :

Menjamin sistem pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang terdekat terlibat dengan tepat. (Doenges, 1999)c.Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d iritasi gaster

Tujuan : Nyeri terkontrol

Kriteria hasil :

1)Ekspresi wajah rileks.

2)Mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi dan aktifitas hiburan.Intervensi :

1) Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0-10), tindakan penghilangan yang digunakan.Rasional :Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan intervensi. Catatan : Pengalaman nyeri adalah individual yang digabungkan dengan baik respons fisik dan emosional. (Doenges, 1999).

2) Evaluasi/sadari terapi tertentu misalnya pembedahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi. Anjarkan pasien/orang terdekat apa yang diharapkan.Rasional : Ketidaknyaman rentang luas adalah umum (misalnya nyeri insisi, kulit terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala) tergantung pada prosedur/agen yang digunakan. (Doenges, 1999)

3)Berikan tindakan kenyamanan dasar (misalnya reposisi) dan aktifitas hiburan (misalnya menonton televisi).

Rasional :Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian. (Doenges, 1999).

4)Dorong penggunaan ketrampilan manajemen nyeri (misalnya teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi), tertawa, musik, dan sentuhan terapeutik.Rasional : Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol. (Doenges, 1999)

5)Evaluasi penghilangan nyeri/kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.Rasional : Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum. (Doenges, 1999)

d.Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, iritasi lambung.

Tujuan : Kebutuhan tubuh akan nutrisi adekuat terpenuhi.

Kriteria hasil:

1) Berat badan mengalami peningkatan.

2) Tidak adanya mualIntervensi :

1)Pantau masukan makanan setiap hari.

Rasional :Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi. (Doenges, 1999)

2)Dorong pasien untuk makan diet tinggi kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari.

Rasional :Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk sisa). Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat. (Doenges, 1999)

3)Kontrol faktor lingkungan (misalnya bau kuat/tidak sedap atau kebisingan. Hindari terlalu manis, berlemak atau makanan pedas.Rasional :Dapat mengidentifikasi respons mual/muntah. (Doenges, 1999)

4)Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi latihan sedang sebelum makan.

Rasional : Dapat mencegah awitan atau menurunkan beratnya mual, penurunan anoreksia, dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral. (Doenges, 1999).5)Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia

Rasional : Sering sebagai sumber distress emosi, khususnya untuk orang terdekat yang menginginkan untuk memberi makan pasien dengan sering. Bila pasien menolak, orang terdekat dapat merasakan ditolak/frustasi. (Doenges, 1999)e. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

Tujuan : Pasien melaporkan peningkatan toleransi aktifitas.Kriteria hasil:

1)TTV dalam batas normal

2)Saturasi dalam batas norma

Intervensi :

1) Kaji gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.Rasional: Menunjukkan perubahan neuroloi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/resiko cedera. (Doenges, 1999)

2)Awasi TTV selama dan sesudah aktivitas. Catat respons terhadap aktivitas (misalnya peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing, dispnea, takipnea, dan sebagainya)

Rasional: Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa pulang jumlah oksigen adekuat ke jaringan. (Doenges, 1999)

3)Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.Rasional: Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut, dan peningkatan resiko cedera. (Doenges, 1999)

4)Berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi bila perlu, memungkinkan pasien untuk melakukan sebanyak mungkin.Rasional: Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila pasien melakukan sesuatu sendiri. (Doenges, 1999)

5)Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, napas pendek, kelemahan, atau pusing terjadi.Rasional: Regangan/stress kardiopulmonal berlebihan/stress dapat menimbulkan dekompensasi/kegagalan. (Doenges, 1999)

4.Implementasi KeperawatanPelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. (Nursalam, 2001). Dalam tahap pelaksanaan ini, perawat berperan sebagai pelaksana keperawatan, memberi support, pendidik, advokasi, konselor dan penghimpunan data. (Carpenito, 1999)

5.Evaluasi

Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai (Nursalam, 2001).

DAFTAR PUSTAKA

A.K. Muda, Ahmad. (2003). KamusLengkap Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta: Gitamedia Press.

Juall, Carpenito, lynda RN,. (1999). Diagnosa dan Rencana Keperawatan. Ed 3.Jakarta: Media Aesculappius.

Purnawan Ajunadi, Atiek S.seomasto, HusnaAmetz. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius.Fakultas Kedokteran: UI.

Syaifuddin. (1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat .Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.Nanda. Nursing Diagnosis: Definition and Classification 2005-2006, Nanda International, Philadelphia, 2005.Price, Sylvia A, Wilson, Lorraine, M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Vol 2 Edisi 6. Jakarta: EGC.Smeltzer, Suzanne C, Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah . Jakarta: EGC.Dongoes, ME. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi ke 3. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.Soeparman. 1999. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Balai Pustaka. Jakarta: Penerbit FKUI.Sylvia Anderson. 1996.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa Adi Dharma. Edisi II.

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LAMBUNG

Disusun oleh :Kelompok 3

Tingkat II Reguler BSevi Nuraga

(P27820113057)Umi Saadah

(P27820113058)Setya Nur Dwiningtyas(P27820113063)Santi Eka K.W

(P27820113068)Limas Ziana W.

(P27820113076)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA

2014/2015