caker P4 fareks

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fareks caker

Citation preview

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Organ bath Amplifier dan rekorder Termostat dan heater Transduser isotonik Pipet ukur 0,07-0,2 ml dan 20 ml Ekstrak x

2. Bahana. Larutan buffer Krebsb. Larutan agonis histamin dengan kadar 2x10-6; 2x10-5; 2x10-4; 2x10-3; 2x10-2; 2x10-1 Mc. Organ trakea marmutd. Gas karbogen

IV.CARA KERJA1. Preparasi Organ Trakea

2. Uji Farmakologi

No.Volume Obat yang Ditambahkan (ml)Konsentrasi Histamin yang Ditambahkan (M)Konsentrasi Kumulatif dalam Organ Bath (M)

1.0,1002x10-610-8

2.0,2002x10-63x10-8

3.0,0702x10-510-7

4.0,2002x10-53x10-7

5.0,0702x10-410-6

6.0,2002x10-43x10-6

7.0,0702x10-310-5

8.0,2002x10-33x10-5

9.0,0702x10-210-4

10.0,2002x10-23x10-4

11.0,0702x10-110-3

12.0,2002x10-13x10-3

** Keterangan : Pada percobaan ini adalah drylab sehingga kami hanya mengolah data. Kami diberikan data , dan menghitung sesuai dengan yang telah ditentukan .

a. Analisis Data

KESIMPULAN

Histamin pada reseptor H1 di sel otot polos trakea akan menyebabkan kontraksi dan pemendekan otot trakea serta efek bronkokonstriksi pada marmut. Pada percobaan diperoleh:a. Fase pengenalan agonis

b. Pengujian ekstrak x

Semakin tinggi nilai pD2 maka kemampuan agonis untuk berikatan dengan reseptor semakin tinggi sehingga respon akan semakin mudah untuk timbul, dengan demikian konsentrasi agonis histamin yang dibutuhkan untuk menghasilkan respon sebesar 50% (ED50) dari respon maksimal semakin rendah. Berdasarkan hasil percobaan, dengan melihat harga PD2 maka dapat diketahui bahwa ekstrak x mampu menurunkan sensitivitasnya . Berdasarkan kurva yang diperoleh, terlihat bahwa kurva bergeser ke kanan, artinya ekstrak x dapat menurunkan respon yang terjadi pada kadar histamin yang sama. Berdasarkan pergeseran kurva yang terjadi maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak x bersifat antagonis kompetitif.