10
Drh. Ardilasunu Wicaksono Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor CAMPYLOBACTER JEJUNI Pendahuluan Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya Selain itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikomsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit. Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau TBC, mudah tersebar melalui bahan makanan. Campylobacter jejuni merupakan salah satu agen bakterial penyebab infeksi pangan dimana disebabkan oleh masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai akibat reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil-hasil metabolismenya. Penyakit akibat Campylobacter pada manusia merupakan masalah serius baru di beberapa negara di dunia, dimana di Amerika Serikat merupakan salah satu dari empat patogen penting yang berasal dari makanan. Dilaporkan bahwa 1,1 7 juta orang terkena Campylobacter enteritis setiap tahunnya dengan agen penyebabnya adalah Campylobacter jejuni dan Campylobacter coli. Campylobacter jejuni dikenal sebagai pathogen enteric yang penting. Sebelum tahun 1972, bakteri ini merupakan bakteri utama penyebab keguguran dan enteritis pada sapi dan kambing. Survey pada tahun-tahun terakhir

Campylobacter jejuni - Drh Sunu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Campylobacter jejuni - Drh Sunu

Drh. Ardilasunu Wicaksono

Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor

CAMPYLOBACTER JEJUNI

Pendahuluan

Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga

merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan

mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang

menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna

ataupun daya simpannya Selain itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan

pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak

diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikomsumsi. Kejadian ini

biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan.

Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk

pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit.

Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau TBC,

mudah tersebar melalui bahan makanan. Campylobacter jejuni merupakan salah

satu agen bakterial penyebab infeksi pangan dimana disebabkan oleh masuknya

bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai

akibat reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil-hasil metabolismenya.

Penyakit akibat Campylobacter pada manusia merupakan masalah serius

baru di beberapa negara di dunia, dimana di Amerika Serikat merupakan salah

satu dari empat patogen penting yang berasal dari makanan. Dilaporkan bahwa

1,1 – 7 juta orang terkena Campylobacter enteritis setiap tahunnya dengan agen

penyebabnya adalah Campylobacter jejuni dan Campylobacter coli.

Campylobacter jejuni dikenal sebagai pathogen enteric yang penting.

Sebelum tahun 1972, bakteri ini merupakan bakteri utama penyebab keguguran

dan enteritis pada sapi dan kambing. Survey pada tahun-tahun terakhir

Page 2: Campylobacter jejuni - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

menunjukkan C. jejuni merupakan penyebab utama penyakit diare di Amerika

Serikat berdasarkan analisis pada sampel feses. Campylobacter jejuni

merupakan patogen manusia yang terutama menyebabkan enteritis dan kadang-

kadang invasi sistemik, terutama pada bayi. Bakteri ini merupakan penyebab

diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea) yang sama

seringnya seperti Salmonella dan Shigella.

Berikut ini adalah taksonomi dari Campylobacter jejuni :

Kingdom = Bacteria

Phylum = Proteobacteria

Class = Epsilonproteobacteria

Order = Campylobacterales

Family = Campylobacteraceae

Genus = Campylobacter

Species = Campylobacter jejuni

Morfologi dan Identifikasi

Ciri-ciri Organisme

Campylobacter jejuni adalah bakteri batang Gram- negative, berbentuk

koma, Spiral, memiliki panjang 0,5 - 5 μm dan lebar 0,2 – 0,5 μm. Bakteri ini

dapat bergerak dengan sebuah flagel kutub, dan tidak membentuk spora.

Bersifat mikrofilik dengan konsentrasi O2 antara 3-15% dan konsentrasi CO2

antara 3-5%. Bakteri ini tumbuh dengan lambat dengan waktu generasi kira-kira

90 menit.

Page 3: Campylobacter jejuni - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

Pada pemeriksaan mikroskopik tinja menunjukan adanya sejumlah

Pada pemeriksaan mikroskopik feses menunjukan adanya sejumlah

bakteri yang meluncur kesana-kemari disertai darah dan netrofil. Tumbuh pada

perbenihan selektif di dalam sungkup lilin. Campylobacter jejuni dieramkan pada

suhu 42oC kuman akan tumbuh baik sementara bakteri feses pencernaan lainnya

tumbuh kurang baik pada suhu ini. Bakteri Campylobacter jejuni juga

menyebabkan infeksi aliran darah (bakteremia), terutama pada penderita kencing

manis atau kanker.

Biakan

Sifat biakan merupakan hal terpenting dalam isolasi dan identifikasi

Campylobacter jejuni . Diperlukan perbenihan selektif ,dan pengeraman harus

dilakukan dalam atmosfer dengan O2 yang lebih rendah ( 5% O2) dan lebih

banyak CO2 (10% CO2).

Inkubasi pertama harus dilakukan pada suhu 42-43oC. Meskipun

Campylobacter jejuni tumbuh baik pada suhu 36-37oC, inkubasi pada suhu 42oC

akan menghambat pertumbuhan banyak bakteri lainnya yang ada difeses,

sehingga akan memudahkan identifikasi Campylobacter jejuni.

Beberapa perbenihan selektif yang banyak digunakan adalah: perbenihan

Skirrow, yang memakai gabungan vankomisin, polimiksin B, dan trimetoprin;

perbenihan Campy BAP juga menyertakan sefalotin. Kedua perbenihan tersebut

digunakan untuk isolasi Campylobacter jejuni pada suhu 42oC; jika diinkubasikan

Gambar 1. Gambaran bakteri Campylobacter jejuni dilihat pada

scanning electron microscope

Page 4: Campylobacter jejuni - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

pada suhu 36-37oC, perbenihan Skirrow dapat membantu isolasi Campylobacter

lainnya,tetapi perbenihan Campy BAP tidak , karena banyak Campylobacter

peka terhadap sefalotin. Koloni yang terbentuk cenderung tidak berwarna atau

abu-abu. Koloni ini berair,meluas atau bulat dan konveks; kedua tipe koloni dapat

muncul pada sebuah pelat agar.

Sifat-sifat Pertumbuhan

Karena diperlukan perbenihan selektif dan kondisi pengeraman tertentu

untuk pertumbuhan, suatu uji yang singkat diperlukan untuk identifikasi.

Campylobacter jejuni bersifat patogen terhadap manusia bersifat oksidase dan

katalase positif. Campylobacter jejuni tidak mengoksidasi atau meragikan

karbohidrat. Sediaan apus yang diwarnai dengan Gram menunjukan morfologi

yang khas.

Penularan ke Manusia

Kejadian infeksi Campylobacter berhubungan dengan materi berupa

susu, daging ayam, air, dan air tanah. Infeksi pada Campylobacter jejuni melalui

mulut dari makanan (misalnya susu yang tidak dipasteurisasi), minuman (air

terkontaminasi), kontak dengan hewan yang terinfeksi (unggas, anjing, kucing,

domba dan babi), atau dengan feses hewan melalui makanan yang

terkontaminasi seperti daging ayam yang belum dimasak dengan baik. Kadang-

kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak langsung manusia ke manusia

atau hewan yang terinfeksi atau ekskretanya serta aktivitas seksual anal-genital-

oral sebagai transmisi.

Campylobacter biasanya ada bersamaan dengan mikroorganisme

patogen yang lain seperti Escherichia coli, Salmonella dan Cryptospodium.

Penyakit ini sering terjadi pada tempat-tempat umum seperti sekolah, pusat

penitipan anak, rumah perawatan, tempat pelatihan dan rumah sakit. Hal

tersebut dimungkinkan terjadi dikarenakan sanitasi yang kurang baik dan adanya

kontaminasi silang saat menyiapkan makanan. Bahan pangan yang sering

menyebabkan infeksi Campylobacter antara lain daging ayam, kalkun, sapi, babi,

ikan, dan susu. Makanan lain yang juga dapat terkontaminasi Campylobacter

adalah seafood mentah seperti tiram dan juga jamur.

Page 5: Campylobacter jejuni - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

Campylobacter jejuni peka terhadap tekanan oksigen, temperatur, dan

pengeringan. Transmisi melalui vektor sangatlah penting terhadap penyebaran

patogen ini. Yang dapat menjadi vektor antara lain hewan liar dan hewan

domestik. Burung liar yang dapat menjadi vektor antara lain merpati, burung

camar,, dan gagak. Burung liar tersebut juga dapat menyebarkan pathogen ini ke

air danau sehingga mengontaminasi air di sekitarnya sehingga air menjadi

sumber dari C. jejuni.

Survey menunjukkan bahwa 20% - 100% daging ayam retail tercemar

oleh C. jejuni. Hal ini tidak mengejutkan karena pada ayam yang sehat di dalam

ususnya mengandung bakteri ini sebagai flora yang biasa berada pada usus

ayam. Pada transmisi C. jejuni melalui daging ayam, produk yang paling sering

menyebabkan campylobacteriosis adalah pemasakan daging yang tidak masak,

organ ayam (hati, jantung, gizzard), bagian caudal yaitu kaki dan sayap ayam.

Campylobacter jejuni dapat bertahan di permukaan daging segar selama lebih

dari enam hari.

Patogenesis dan Patologi

Campylobacter jejuni bersifat kemoatraktif terhadap mucin. Meskipun sel

epitel usus memiliki pelindung dari glicocalyx bakteri dengan mengeluarkan

mucus dan mensekresikan IgA sebagai pelindung antiadhesif bakteri, namun

justru C. jejuni dapat berkolonisasi pada mucus. Kolonisasi tersebut berkembang

biak pada daerah kripta dan bagian distal usus.

Dengan bentuk morfologi bakteri yang spral dan memiliki polar flagella

dapat memudahkan bakteri bergerak pada lingkungan dengan viskositas yang

tinggi, sehingga sangat mudah untuk hidup dan berbiak pada cairan mucus.

Kolonisasi pada mucus membuat sel C. jejuni mirip dengan sel usus (enterosit)

sehingga memudahkan toksin dan adhesin mencapai sel target. Beberapa

penelitian menyatakan Campylobacter jejuni dapat menghasilkan toksin berupa

enterotoksin dan sitotoksin.

Campylobacter jejuni peka terhadap asam lambung; perlu memakan 104

organisme untuk dapat menyebabkan infeksi. Jumlah ini sesuai dengan jumlah

yang diperlukan pada infeksi Salmonella dan Shigella, tetapi lebih sedikit

daripada yang diperlukan untuk infeksi Vibrio. Namun SNI menyatakan bahwa

Page 6: Campylobacter jejuni - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

dosis 400 sel – 500 sel bakteri saja sudah dapat menyebabkan infeksi pada

individu, tergantung dari tingkat kekebalan masing-masing individu tersebut.

Campylobacter jejuni berkembang biak di usus kecil, menginvasi epitel,

menyebabkan radang yang mengakibatkan munculnya sel darah merah dan

darah putih pada tinja. Terkadang C.jejuni masuk ke dalam aliran darah sehingga

timbul gambaran klinik demam enterik. Invasi jaringan yang terlokalisasi serta

aktivitas toksin menyebabkan timbulnya enteritis (prevalensinya lebih tinggi).

C.jejuni dapat menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus dan usus

besar. Ada 2 tipe toksin yang dihasilkan, yaitu cytotoxin dan heat-labile

enterotoxin. Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative

colitis.

Gambar di atas menunjukkan pathogenesis Campylobacter jejuni dimana

pada tahap awal adalah adanya kemotaksis dan motilitas bakteri menuju sel

epitel usus, diikuti dengan adhesi, invasi dan berkembang di dalam vakuola sel

usus. Di dalam sel usus, bakteri memproduksi cytolethal distending toxin (CDT)

yang menyebabkan kerusakan pada sel usus, Kerusakan sel usus tersebut

Gambar 2. Tahapan patogenesa Campylobacter jejuni menginfeksi usus

Page 7: Campylobacter jejuni - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

menyebabkan peradangan pada usus (enteritis) dengan gejala klinis diare cair

dan terkadang berdarah.

Gejala Klinik

Gejala klinik pada manusia berupa :

1. Keluhan abdominal seperti mulas, nyeri seperti kolik, mual / kurang nafsu

makan muntah, demam, nyeri saat buang air besar (tenesmus), kejang

perut akut, lesu, sakit kepala, demam antara 37,8-40°C, malaise,

pembesaran hati dan limpa, serta gejala dan tanda dehidrasi

2. Kadang infeksi bisa menyerang katup jantung (endokarditis) dan selaput

otak dan medulla spinalis (meningitis)

3. Penyakit enterik akut disertai invasi kepada usus halus dan menyababkan

nekrosis berdarah

4. Diare hebat/ ekplosif disertai dengan adanya banyak darah, lendir, lekosit

PMN (polimorfonuklear) dan kuman pada feses bila diperiksa secara

mikroskopis

5. Dapat dikacaukan dengan radang usus buntu dan kolitis ulseratif

6. Jika tidak diobati , 20% penderita mengalami infeksi berkepanjangan dan

sering kambuh

7. Rasio kematian adalah 0,1% yang berarti dari 1000 kasus terdapat 1

kematian.

Campylobacter. jejuni dan C. coli dapat menyebabkan Campylobacter

enteritis, namun infeksi C. jejuni lebih sering terjadi. Kebanyakan anak-anak di

bawah umur lima tahun lebih rentan terhadap Campylobacter enteritis. Masa

inkubasi dari penyakit ini selama dua sampai lima hari. Sakit diawali dengan

demam, malaise, dan sakit kepala kemudian diikuti dengan nausea dan sakit

abdominal. Terkadang infeksi C. jejuni yang lebih jauh dapat menyebabkan

bakteremia, septic arthritis, dan komplikasi lainnya.

C. jejuni dapat menyebabkan penyakit seperti gastroenteritis, proctitis,

septicaemia, meningitis, abortus, dan arthritis. Pada umumnya demam, sakit

abdominal, dan diare terjadi sekitar 2-3 hari setelah mengonsumsi pangan atau

air yang terkontaminasi C. jejuni. Diare yang ditimbulkan oleh C. jejuni mirip

dengan diare yang ditimbulkan oleh Vibrio cholerae yaitu diare dengan

Page 8: Campylobacter jejuni - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

pengeluaran cairan yang banyak akibat dari produksi toksin bakteri. Dapat juga

mirip dengan diare akibat Shigella dengan adanya cairan mucus dan berdarah

pada saat diare akibat dari invasi sel-sel usus oleh bakteri. Infeksi dari C. jejuni

menyerang pada daerah traktus gastrointestinal caudalis dengan lama infeksi

sekitar 5-8 hari. Infeksi C. jejuni juga dapat mengakibatkan penyakit enteric yang

parah diikuti dengan peritonitis, ileitis, dan obstuksi pada usus.

Penanggulangan

Pengobatan

Infeksi Campylobacteriosis pada manusia adalah infeksi saluran

pencernaan atau infeksi darah yang disebabkan oleh bakteri Campylobacter

jejuni berdasarkan hasil diagnosis pemeriksaan darah, tinja atau cairan tubuh

lainnya. Sebagian besar sembuh sendiri dalam 5-8 hari tanpa pengobatan

antimikrobia, jika lebih berat akan berlangsung lebih lama. Pengobatan melalui

antibiotika digunakan untuk pasien yang mengalami demam tinggi, diare

berdarah, atau diare lebih dari delapan kali dalam sehari.

Isolat Campylobacter jejuni biasanya peka terhadap eritromisin,

siprofloksasin, serta tetrasiklin, dan terapi ini memperpendek lamanya

pengeluaran bakteri dalam tinja,dengan prinsip memberikan antimikroba yang

sesuai. Campylobacter jejuni sensitif terhadap eritromisin dan quinolon. Maka

dapat diberikan terapi antibiotik,yakni eritromisin 500 mg 2 kali sehari secara oral

selama 5 hari cukup efektif serta didukung dengan diberikan penggantian cairan

dan elektrolit, Eritromisin menjadi antibiotika pilihan untuk pengobatan infeksi

Campylobacter dikarenakan mudah digunakan, memiliki efikasi yang tinggi, dan

sedikit toksisitas. Dapat juga diberikan Ciproflxacin sebagai antibiotik kelas

floroquinolones yang mampu mencegah infeksi dari bakteri Campylobacter jejuni

dan membunuhnya.

Pencegahan

Campylobacter jejuni dapat dicegah dan di kendalikan, dengan

mengkonsumsi makanan atau bahan pangan segar daripada makanan atau

bahan pangan yang telah diawetkan. Dapat juga dicegah dengan mengkonsumsi

makanan yang telah diproses dekontaminasi yang terkontrol dengan baik seperti

pasteurisasi, sterilisasi dan direbus.

Page 9: Campylobacter jejuni - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

Contoh makanan yang aman yaitu susu yang telah dipasteurisasi, roti,

tepung, selai, madu, acar, dan manisan buah. Pencegahan yang lain yaitu

dengan menjaga kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun, khususnya

selama mengolah makanan.) dan kebersihan lingkungan. Pencegahan dari air

sebagai sumber patogen adalah dengan melakukan klorinasi pada air sehingga

dapat menurunkan tingkat resiko kejadian penyakit.

Untuk mengurangi jumlah kontaminasi dari bahan pangan asal hewan,

perlu dilakukan upaya untuk menekan jumlah C. jejuni pada bahan pangan asal

hewan sesuai dengan SNI dimana untuk susu segar syarat minimal adanya

Campylobacter adalah negatif/25ml, daging ayam segar, beku dan cincang

minimal negatif/25g, dan daging segar, beku dan cincang minimal negatif/25g.

Hal ini dapat dilakukan dengan manajemen kesehatan ternak yang baik di

peternakan, rumah pemotongan, dan penanganan pengolahan bahan pangan

asal hewan yang higienis dan sehat.

Upaya kontrol kontaminasi Campylobacter di peternakan ayam dapat

mengurangi resiko terkontaminasinya karkas ayam. Studi epidemiologis

mengindikasikan bahwa penerapan higiene yang ketat dapat mengurangi jumlah

mikroba patogen usus pada hewan.

Pemberian klorin pada air minum ternak juga dapat meminimalkan tingkat

kolonisasi mikroba pada usus ayam bagian bawah dibandingkan dengan

peternakan yang tidak memberikan klorinasi pada air minum ternaknya. Dapat

juga dilakukan pemberian antibiotika pada ternak dengan dosis yang tepat untuk

mengurangi jumlah C. jejuni pada usus ternak, dan juga pengebalan terhadap

ternak sebagai indukan atau yang sudah siap potong.

Pada proses pengolahan karkas di rumah pemotongan unggas sedapat

mungkin menghilangkan kontaminasi feses pada saat proses eviscerasi.

Penyimpanan karkas pada suhu 4ºC dapat mengurangi jumlah cemaran pada

karkas. Pengolahan daging ayam dilakukan minimal pada suhu 55ºC dalam

waktu 1 menit dapat mematikan bakteri C. jejuni.

Perlu dilakukan penekanan terhadap penggunaan antibiotika yang

berlebihan pada hewan dan manusia karena dapat meningkatkan resistensi

terhadap antibiotika yang peka terhadap C. jejuni. Media penyuluhan bagi

masyarakat dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

terhadap penyakit yang bersifat foodborne diseases.

Page 10: Campylobacter jejuni - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

Kesimpulan

Campylobacter jejuni merupakan salah satu agen bakterial penyebab

infeksi pangan yang merupakan salah satu agen penyebab foodborne disease

pada manusia. Gejala klinis yang ditimbulkan berupa infeksi gastrointestinal dan

gejala lain tergantung dari tingkat infeksi. Penularan ke manusia dapat terjadi

dengan mengonsumsi bahan pangan asal hewan yang tidak diolah dengan baik,

meminum air yang terkontaminasi, atau melalui kontak terhadap hewan

pembawa terutama dengan kontaminasi fesesnya. Pengobatan dapat dilakukan

dengan menggunakan antibiotika yang peka terhadap C. jejuni. Untuk langkah

pencegahan didasarkan pada pola manajemen yang baik dari peternakan dan

pengolahan pangan sehingga sesuai dengan prinsip kesehatan mayarakat

veteriner yaitu safe from farm to table. Untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat terhadap bahaya dari foodborne disease juga perlu dilakukan

penyuluhan secara baik dan menyeluruh.

Daftar Pustaka

Altekruse SF, Stern NJ, Fields PI, Swerdlow DL .1999. Emerging Infectious

Diseases. Volume ke-2, Campylobacter jejuni—An Emerging Foodborne

Pathogen. Virginia USA : College of Veterinary Medicine.

Bhunia AK .2008. Foodborne Microbial Pathogens. New York USA : Springer

Science Business Media

Cary JW, Linz JE, Bhatnagar D .2000. Microbial Foodborne Disease.

Pennsylvania USA : Technomic Publishing Company, Inc.

Siagian A .2002. Mikroba Patogen Pada Makanan dan Sumber Pencemarannya.

Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan

Masyarakat.

[SNI] Standar Nasional Indonesia .2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba

Dalam Pangan. Badan Standarisasi Nasional (BSN): SNI 7388 : 2009

Trachoo N. 2002. Campylobacter jejuni : An emerging pathogen. Songklanakarin

J. Sci. Technol. 25 (1) : 141-157.