Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,
CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL
TERHADAP RETURN ON ASSETS BANK UMUM SYARIAH PADA
TAHUN 2010 – 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi (S.E)
Oleh:
ASRI MAULIDIYAWATI
NIM. 1113046000002
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN,
CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN EFISIENSI OPERASIONAL
TERHADAP RETURN ON ASSETS BANK UMUM SYARIAH PADA
TAHUN 2010 – 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi (S.E)
Oleh:
ASRI MAULIDIYAWATI
NIM. 1113046000002
Di bawah bimbingan
Ir. Rr. Tini Anggraeni, ST., M.Si
NIDN. 2010088001
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Hari ini Kamis, 28 September 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Asri Maulidiyawati
2. NIM : 1113046000002
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pembiayaan Bermasalah,
Penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio, dan
Efisiensi Operasional terhadap Return On Assets
Bank Umum Syariah pada Tahun 2010 – 2015
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 September 2017
PANITIA UJIAN:
1. Ketua : AM. Hasan Ali, M.A.
NIP. 19751201 200501 1 005 (.................................)
2. Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A.
NIP. 19731215 200501 1 002 (.................................)
3. Pembimbing : Ir. Rr. Tini Anggraeni, S.T., M.Si
NIDN. 2010088001 (.................................)
4. Penguji I : Arif Fauzan, SE., MM. (.................................)
5. Penguji II : Aini Masruroh, SE.I., MM. (.................................)
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Asri Maulidiyawati
NIM : 1113046000002
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakn karya orang laun tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 25 Juli 2017
Yang Menyatakan
Asri Maulidiyawati
ABSTRACT
Asri Maulidiyawati. NIM 1113046000002. THE INFLUECE OF NON
PERFORMING FINANCING, WRITE OFF, CAPITAL ADEQUACY RATIO, AND
EFFICIENCY OPERATIONAL ON RETURN ON ASSETS IN ISLAMIC BANKS
PERIODE 2010 – 2015. Economics Sharia Program Studies, Faculty of Economy
and Bussiness, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, 1438 H/2017
M. x + 111 pages + 13 pages apendix.
This research aims to analyze and find out magnitude the influence of of Non
Performing Financing, Write Off, Capital Adequacy Ratio, and Efficiency
Operational on Return On Assets in Islamic Banks, and to find out the most
dominant independent variable which influence of Return On Assets in Islamic
Banks. Dependent variable used is the Return On Assets (ROA), while independent
variable is Non Performing Financing, Write Off, Capital Adequacy Ratio, and
Efficiency Operational. The data used in this research is panel data because
combination of 4 Islamic Banks and time series are Bank Syariah Mandiri, Bank
Muamalat Indonesia, Bank Jawa Barat Banten Syariah, and Bank BRISyariah
periode 2010 – 2015 published by Islamic Banks from official website of banks. The
analytical method used is panel data regression.
The results of this research indicate that Non Performing Financing positive
significant effect on Return On Assets. While Write Off, Capital Adequacy Ratio,
and Efficiency Operational negative significant effect on Return On Assets.
Keywords : Non Performing Financing, NPF, Write Off, CAR,
Efficiency Operational, Panel Data Regression
Supervisor : Ir. RR. Tini Anggraini, ST., M.Si
Periode of Reference : 1992 s.d. 2016
ABSTRAK
Asri Maulidiyawati. NIM 1113046000002. PENGARUH PEMBIAYAAN
BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO,
DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP RETURN ON ASSETS BANK
UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 – 2015. Program Studi Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 1438 H/2017 M. x + 111 halaman + 13 halaman lampiran.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui besarnya
pengaruh pembiayaan bermasalah, penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio, dan
efisiensi operasional terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah, serta untuk
mengetahui variabel independen yang paling dominan mempengaruhi Return On
Assets Bank Umum Syariah. Variabel dependen yang digunakan yaitu Return On
Assets (ROA), sedangkan variabel independen yang digunakan yaitu Pembiayaan
Bermasalah (NPF), Penghapusbukuan (WO), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan
Rasio Efisiensi Operasional (REO). Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data panel karena gabungan antara data 4 Bank Umum Syariah yang sifatnya
time series yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Jawa
Barat Banten Syariah, dan Bank BRISyariah pada tahun 2010 – 2015 yang telah
dipublikasikan oleh setiap bank umum syariah melalui website resminya. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data panel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pembiayaan Bermasalah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets. Sedangkan
Penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio, dan Rasio Efisiensi Operasional
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Assets.
Kata Kunci : Pembiayaan Bermasalah, NPF, Hapus Buku, CAR,
Efisiensi Operasional, Regresi Data Panel
Pembimbing : Ir. RR. Tini Anggraini, ST., M.Si
Tahun Daftar Pustaka : 1992 s.d. 2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama Lengkap : Asri Maulidiyawati
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 12 Agustus 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Lembang 2 Dalam RT. 003 RW. 08 No. 3
Kel. Sudimara Barat, Kec. Ciledug, Kota
Tangerang, Banten 15151
Telepon : 082213762177
Email : [email protected]
B. Latar Belakang Pendidikan Formal
2001 – 2007 : SD Negeri Sudimara 5
2007 – 2010 : SMP Negeri 3 Tangerang
2010 – 2013 : SMA Negeri 3 Tangerang
C. Pengalaman Organisasi
2016 – 2017 : Center for Islamic Economics Studies
(C.O.I.N.S)
“Anggota Departemen Media Komunikasi
dan Informasi”
2016 – 2017 : Ikatan Remaja Musholla Al-Ikhlas (IRMA)
“Bendahara”
2015 – 2016 : Center for Islamic Economics Studies
(C.O.I.N.S)
“Anggota Departemen Kewirausahaan”
2015 – 2016 : Ikatan Remaja Musholla Al-Ikhlas (IRMA)
“Wakil Ketua”
2014 – 2015 : Center for Islamic Economics Studies
(C.O.I.N.S)
“Anggota Departemen Media Komunikasi
dan Informasi”
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PEMBIAYAAN
BERMASALAH, PENGHAPUSBUKUAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO,
DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP RETURN ON ASSETS BANK
UMUM SYARIAH PADA TAHUN 2010 – 2015”. Shalawat serta salam penulis
curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam beserta
yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar dan selalu diridhoi oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program
studi Ekonomi Syariah Strata Satu (S1), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, kritik dan saran, doa,
semangat, serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini,
antara lain:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak A.M Hasan Ali, MA., selaku Ketua Tim Task Force Passing Out
Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Abdurrauf, Lc., MA., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Ir. RR. Tini Anggraini, ST., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran, dan ilmu kepada penulis serta
ii
bersedia meluangkan waktunya hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
7. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi kepada penulis agar
meningkatkan prestasi dan segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
9. Segenap pimpinan dan staf Akademik, Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan fasilitas untuk mencari referensi yang dibutuhkan oleh penulis.
10. Teristimewa, kedua orang tuaku yaitu Bapak Masri Agung dan Mama Hodijah
yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang, perhatian, dan
perjuangan mereka dalam membiayai kuliahku hingga mampu menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Semoga kelulusan ini dapat membanggakan mereka.
11. Adikku, Nuraziah Zuliyanti yang selalu memberikan dukungan untuk
menyelesaikan skripsi dan lulus dengan segera agar bisa bekerja dan
mendapatkan uang jajan dari saya.
12. Khoirul Fatoni, kekasih yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang,
perhatian, hiburan, dan kesabaran dalam menghadapi emosi saya ketika
penulisan skripsi ini.
13. Sahabat seperjuangan satu jurusan “Genk Motor Tetep Kece” yaitu Keke,
Almas, Nurul, Ikoh, Tata, Nina, Rahma, Dara, dan Ana yang telah memberikan
semangat, canda tawa, suka duka, dan membantu penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
14. Sahabat COBEX, PEC, YAMI, ARISAN, Para Pejuang Rabak, Gengges
Ciledug, IRMA yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada
penulis.
15. C.O.I.N.S Fighters yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan
pengalaman di luar kampus kepada penulis.
iii
16. Teman-teman Muamalat 2013 yang telah memberikan bantuan, informasi,
serta motivasi secara tidak langsung mampu membangkitkan semangat penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
17. Staf PT Asuransi ASEI Indonesia Unit Syariah yang telah memberikan ilmu,
pengalaman, dan motivasi terkait penyusunan penulisan skripsi penulis.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti
selanjutnya.
Jakarta, 25 Juli 2017
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 8
D. Sistematika Penulisan ...................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 11
A. Return on Assets (ROA) .................................................................. 11
B. Pembiayaan Bermasalah .................................................................. 13
C. Penghapusbukuan (Write Off) .......................................................... 18
D. Capital Adequacy Ratio (CAR) ....................................................... 21
E. Rasio Efisiensi Operasional ............................................................. 23
F. Keterkaitan antar Variabel Penelitian .............................................. 25
1. Keterkaitan antara Non Performing Financing (NPF) terhadap
Return On Assets (ROA) .......................................................... 25
2. Keterkaitan antara Write Off (WO) terhadap Return On Assets
(ROA) ....................................................................................... 27
3. Keterkaitan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Return On Assets (ROA) .......................................................... 28
4. Keterkaitan antara Rasio Efisiensi Operasional (REO) terhadap
Return On Assets (ROA) .......................................................... 29
G. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ....................................... 31
H. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 39
I. Hipotesis .......................................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 44
v
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 44
B. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 44
C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 45
D. Metode Analisis Data ....................................................................... 48
1. Uji Stasioneritas ........................................................................ 48
2. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 50
3. Model Regresi Data Panel ........................................................ 54
4. Pengujian Model ....................................................................... 57
5. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel ................................... 58
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 63
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 63
1. Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri ............................... 63
2. Sejarah Singkat PT Bank Muamalat Indonesia ........................ 64
3. Sejarah Singkat PT Bank Jawa Barat Banten Syariah .............. 66
4. Sejarah Singkat PT Bank BRISyariah ...................................... 68
B. Analisis Deskriptif Statistik ............................................................. 69
C. Perkembangan Variabel Penelitian .................................................. 70
D. Analisis dan Pembahasan ................................................................. 74
1. Uji Stasioner ............................................................................. 74
2. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 76
3. Pemilihan Model Regresi Data Panel ....................................... 79
4. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel ................................... 83
E. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 89
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ..................................................... 94
A. Kesimpulan ...................................................................................... 94
B. Implikasi .......................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97
LAMPIRAN ....................................................................................................... 102
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Kondisi Rasio Keuangan Bank Umum Syariah pada Tahun 2010-2015
(dalam persen) ......................................................................................................... 4
Tabel 1.2: Kondisi Aktiva Produktif yang Dihapusbuku pada Tahun 2010-2015
(dalam Miliar Rupiah) ............................................................................................. 6
Tabel 2.1: Kriteria Peringkat Komponen ROA .................................................... 13
Tabel 2.2: Kriteria Peringkat Komponen NPF ...................................................... 16
Tabel 3.1: Populasi Bank Umum Syariah ............................................................. 46
Tabel 3.2: Karakteristik Pengambilan Sampel ...................................................... 47
Tabel 3.3: Sampel Bank Umum Syariah ............................................................... 48
Tabel 4.1: Daftar Sampel Bank Umum Syariah.................................................... 70
Tabel 4.2: Hasil Uji Stasioneritas Data Tahap Level ............................................ 75
Tabel 4.3: Hasil Uji Stasioneritas Data Tahap First Difference............................ 75
Tabel 4.4: Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 76
Tabel 4.5: Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................. 77
Tabel 4.6: Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 78
Tabel 4.7: Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 78
Tabel 4.8: Hasil Uji Common Effect .................................................................... 79
Tabel 4.9: Hasil Uji Fixed Effect .......................................................................... 80
Tabel 4.10: Hasil Uji Chow .................................................................................. 81
Tabel 4.11: Hasil Uji Fixed Effect ........................................................................ 81
Tabel 4.12: Hasil Uji Random Effect .................................................................... 82
Tabel 4.13: Hasil Uji Haussman ........................................................................... 83
Tabel 4.14: Persamaan Regresi Linier Berganda .................................................. 83
Tabel 4.15: Hasil Uji t ........................................................................................... 86
Tabel 4.16: Hasil Uji F .......................................................................................... 87
Tabel 4.17: Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 88
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1: Perkembangan ROA pada Tahun 2010-2015 ..................................... 70
Grafik 4.2: Perkembangan NPF pada Tahun 2010-2015 ...................................... 71
Grafik 4.3: Perkembangan WO pada Tahun 2010-2015 ....................................... 72
Grafik 4.4: Perkembangan CAR pada Tahun 2010-2015 ..................................... 73
Grafik 4.5: Perkembangan REO pada Tahun 2010-2015 ..................................... 74
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Variabel Penelitian ................................................................. 102
Lampiran 2: Uji Stasioneritas.............................................................................. 105
Lampiran 3: Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 109
Lampiran 4: Pemilihan Model Regresi Data Panel ............................................. 111
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997/1998
membuat beberapa bank konvensional mengalami kebangkrutan. Hal itu terjadi
karena nilai tukar rupiah terhadap dollar semakin menurun. Pada saat itu juga
masyarakat semakin banyak membeli dollar sehingga permintaan dollar pun
meningkat. Hal itu pun berdampak pada bank konvensional yang meminjam
dana dari luar sehingga mereka harus menghadapi biaya yang sangat besar
dalam melunasi pembayaran utang tersebut dan pada akhirnya mereka
mengalami kebangkrutan. Namun demikian, bank syariah merupakan bank
yang tahan terhadap krisis moneter. Dengan adanya polemik ekonomi yang
terjadi pada saat itu, bank syariah mulai dikenal masyarakat terhadap
ketanggguhannya dalam menghadapi krisis. Mulailah bank konvensional
mencari solusi dan alternatif melalui perbankan dengan sistem syariah. Pada
tahun 1999, berdirilah bank syariah kedua di Indonesia yaitu Bank Syariah
Mandiri, anak perusahaan Bank Mandiri.1
Kemunculan bank syariah sebagai suatu institusi bisnis keuangan
berlandaskan prinsip-prinsip yang dianut dalam syariah Islam, menghadirkan
nuansa baru dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat dunia termasuk
Indonesia.2 Dalam kurun waktu 17 tahun, bank syariah mengalami
perkembangan yang sangat signifikan, meskipun secara nasional market share
bank syariah masih rendah dibandingkan dengan bank konvensional.3 Dengan
semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun dengan bank
konvensional, membuat bank syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang
bagus agar dapat bersaing dalam memperebutkan pasar perbankan nasional di
Indonesia. Selain itu Bank Indonesia juga semakin memperketat dalam
1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011, Cet. Pertama), h. v 2 Yusak Laksmana, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah Memahami Praktik
Proses Pembiayaan di Bank Syariah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009), h. 1 3 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011, Cet. Pertama), h. v
2
pengaturan dan pengawasan perbankan nasional. Karena Bank Indonesia tidak
ingin mengulangi peristiwa di awal krisis ekonomi pada tahun 1997 di mana
banyak bank dilikuidasi karena kinerjanya tidak sehat, yang pada akhirnya
merugikan masyarakat.4
Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank
pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dananya. Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan
dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya.5 Penilaian kinerja
bagi manajemen merupakan penilaian terhadap prestasi yang dicapai. Hal ini
penting dilakukan oleh pemegang saham, manajemen, pemerintah, maupun
pihak lain yang berkepentingan. Ukuran dari prestasi yang dicapai dapat dilihat
dari profitabilitasnya. Bank perlu menjaga profitabilitas yang tinggi, prospek
usaha yang berkembang, membagikan deviden dengan baik, dan memenuhi
ketentuan prudential banking regulation dengan baik agar kinerjanya dinilai
bagus.6
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.7 Penggunaan rasio
profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara
berbagai komponen yang ada di laporan keuangan.8 Salah satu indikator yang
digunakan untuk melihat kinerja keuangan dari sisi profitabilitas adalah Return
on Assets (ROA).9 Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan
4 Yunanto Adi Kusumo, “Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002 –
2007 (dengan Pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007)”, La_Riba Jurnal Ekonomi Islam, Vol. II, No. 1
(Juli 2008): h. 110 5 Lyla Rahma Adyani, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA)
(Studi pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di BEI Periode Desember 2005-September 2010)”,
Universitas Gadjah Mada (2011), h. 2 6 Rida Hermina & Edy Suprianto, “Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, dan BOPO terhadap
Profitabilitas (ROE) pada Bank Umum Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di BEI 2008
– 2012), Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, h. 130 7 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 115 8 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 196 9 Nur Mawaddah, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah”, Jurnal
Etikonomi Volume 14 (2), Oktober 2015, h. 245
3
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga
merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola
investasinya.10 Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran
kinerja bank syariah. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, ROA
dapat digunakan untuk mengukur seberapa baik kemampuan bank dalam
mengatur aset yang dimilikinya secara keseluruhan. Rasio ini sekaligus
merupakan indikator efisiensi manajerial bank yang mengindikasikan
kemampuan manajeman dalam mengelola aset-asetnya untuk memperoleh
keuntungan. Kedua, ROA dapat digunakan untuk membandingkan kinerja antar
bank dari suatu periode ke periode yang lain.11 Kasmir menyatakan bahwa
semakin kecil (rendah) rasio ini, maka semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya.12
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank
syariah, yaitu Pembiayaan Bermasalah (NPF), Penghapusbukuan (Write-off),
Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Rasio Efisiensi Operasional (REO).
Pembiayaan bermasalah merupakan risiko pembiayaan yang disebabkan oleh
adanya kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya.13 Dalam
penelitian ini, indikator yang digunakan dalam pembiayaan bermasalah yaitu
Non Performing Financing (NPF) di mana rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat permasalahan Pembiayaan yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi
rasio ini, menunjukkan kualitas Pembiayaan bank syariah semakin buruk.
Dalam penghapusbukuan pembiayaan bermasalah, jumlah pembiayaan debitur
dihapus dari pencatatan neraca, sedangkan kewajiban debitur kepada bank tetap
berjalan.14 Hal itu dilakukan karena untuk menghindari NPF yang tinggi serta
menjaga tingkat profitabilitas agar stabil. Capital Adequacy Ratio (CAR)
10 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 115 11 Kuntari Dasih, “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return on Asset Perbankan (Studi
pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2013)”, Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2014, h. 4-5 12 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 202 13 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2013), h. 260 14 Djoko Retnadi, Memilih Bank yang Sehat Kenali Kinerja dan Pelayanannya, (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2006), h. 188
4
merupakan rasio yang berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang
diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari
penanaman dana dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung risiko serta
untuk membiayai penanaman dana dalam benda dan invetaris.15 Rasio Efisiensi
Operasional (REO) atau lebih dikenal dengan sebutan BOPO merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasionalnya.16 Adapun data mengenai kondisi rasio
keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2010 – 2015 secara umum
disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1: Kondisi Rasio Keuangan Bank Umum Syariah pada Tahun 2010-
2015 (dalam persen)
Tahun ROA NPF CAR REO
2010 1.67 3.02 16.25 80.54
2011 1.79 2.52 16.63 78.41
2012 2.14 2.22 14.13 74.97
2013 2.00 2.62 14.42 78.21
2014 0.41 4.95 15.74 96.97
2015 0.49 4.84 15.02 97.01
Sumber: Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Berdasarkan tabel 1.1 dapat kita cermati pergerakan rasio ROA Bank
Umum Syariah terjadi fluktuasi dari tahun ke tahun. Rasio ROA mengalami
penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2014 sebesar 1.59% yang
mengindikasikan bahwa terjadi penurunan kemampuan bank dalam
15 Wiji Nurastuti, Teknologi Perbankan, Edisi Pertama Cetakan PertamaI, (Yogyakarta:
GRAHA ILMU, 2011), h. 44 16 Boy Loen dan Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa, (Jakarta, Grasindo,
2007), h. 121
5
menghasilkan laba dan tergolong rendah yaitu terdapat pada peringkat 4 karena
nilai ROA terletak 0% < 0.41% ≤ 0.5% sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia.
Rasio NPF Bank Umum Syariah mengalami kenaikan pada tahun 2014
dengan nilai NPF sebesar 2.33%. Hal yang perlu diperhatikan dalam pergerakan
tahun 2013 ke tahun 2014 adalah kenaikan NPF yang berdampak pada
menurunnya ROA. Fakta ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
tingginya NPF dapat terjadi penurunan pada ROA, sehingga semakin tinggi
nilai NPF akan mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi
profitabilitas atau rentabilitas bank.
Rasio CAR pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup
signifikan sebesar 2.5% yang diikuti dengan kenaikan rasio ROA sebesar
0.35%. Namun pada tahun 2014, rasio CAR mengalami kenaikan sebesar
1.32% dari tahun sebelumnya yang diikuti dengan penurunan rasio ROA yang
cukup signifikan sebesa 1.59%. Fakta yang terjadi di lapangan bertentangan
dengan teori dan tidak sesuai dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya. Padahal dalam penelitian yang dilakukan oleh Lina Trisnawati
dan Kuntari Dasih menyatakan bahwa variabel CAR berpengaruh positif
terhadap ROA yang berarti bahwa semakin tinggi CAR, ROA akan mengalami
peningkatan.
Rasio Efisiensi Operasional (REO) pun mengalami kenaikan yang
cukup signifikan pada tahun 2014 sebesar 18.76%. Dalam Surat Edaran Internal
Bank Indonesia, rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya
kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan
pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank
kurang efisien dalam mengelola usahanya. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Lina Trisnawati yang menyatakan bahwa variabel BOPO
berpengaruh negatif terhadap ROA. Karena REO pada tahun 2014 mengalami
peningkatan, maka pada tahun yang sama ROA mengalami penurunan yang
cukup signifikan, sehingga berbanding lurus dengan teori dan penelitian yang
ada.
6
Tabel 1.2: Kondisi Aktiva Produktif yang Dihapusbuku pada Tahun 2010-2015
(dalam Miliar Rupiah)
Tahun Bank Umum
Syariah
Keterangan Bank
Konvensional
Keterangan
2010 1.941
115.970
2011 2.350 Naik 1,82% 132.218 Naik 1,60%
2012 2.419 Naik 0,31% 159.833 Naik 2,72%
2013 3.615 Naik 5,33% 180.184 Naik 15,04%
2014 4.878 Naik 5,63% 195.932 Naik 1,55%
2015 7.238 Naik 10,52% 230.274 Naik 3,39%
Sumber: Statistik Perbankan Syariah dan Statistik Perbankan Indonesia (data diolah)
Berdasarkan tabel 1.2 dapat kita cermati bahwa kondisi aktiva produktif
yang dihapusbuku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jika
dibandingkan dengan hapusbuku yang dilakukan oleh bank konvensional, bank
umum syariah mengalami kenaikan yang cukup besar pada tahun 2015 ketika
bank konvensional hanya mengalami kenaikan sebesar 3,39%. Tingginya nilai
hapusbuku disebabkan oleh peningkatan rasio pembiayaan bermasalah (NPF)
akibat dari pembiayaan yang tidak tumbuh sehingga NPF akan naik.
Dengan dihapusbukukannya sebuah pembiayaan yang sudah macet,
maka angka pembiayaan bermasalah bank (Non Performing Financing/ NPF)
secara langsung akan menurun. Angka NPF yang rendah jelas akan
meningkatkan tingkat kesehatan bank tersebut, karena dianggap memiliki
risiko kredit macet lebih rendah. Selain itu, angka tingkat pengembalian
terhadap aset (Return On Assets/ROA) bank tersebut juga akan membaik,
karena nilai pembagi di dalam ROA menjadi semakin berkurang sedangkan
nilai pembilang (return) konstan. ROA ini akan terus membaik, khususnya
ketika pembiayaan yang telah dihapusbukuan ternyata menghasilkan tingkat
7
recovery yang tinggi. Hasil dari recovery pembiayaan yang telah
dihapusbukukan ini akan menjadi pendapatan operasional lainnya yang jelas
akan sangat membantu mengangkat angka ROA.17
Dengan demikian, berdasarkan fenomena di atas dan adanya temuan
yang berbeda terhadap faktor penentu ROA Bank Umum Syariah dalam
meningkatkan rasio profitabilitas Bank Umum Syariah, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Bermasalah,
Penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio, dan Efisiensi Operasional
terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah pada Tahun 2010 – 2015”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah tersebut cukup
luas untuk dibahas dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk
membatasi permasalahan yang akan dibahas. Oleh karena itu, pembahasan
hanya akan dibatasi sebagai berikut:
a. Variabel independen yang digunakan adalah pembiayaan bermasalah
(NPF), penghapusbukuan (Write-off), Capital Adequacy Ratio (CAR)
dan Rasio Efisiensi Operasional (REO)
b. Variabel dependen yang digunakan adalah Return On Assets (ROA).
c. Objek penelitian yang digunakan adalah empat Bank Umum Syariah di
Indonesia yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank
Jabar Syariah, dan BRI Syariah.
d. Data yang digunakan berdasarkan Laporan Tahunan 4 (empat) Bank
Umum Syariah mulai tahun 2010 hingga tahun 2015.
17 Djoko Retnadi, Memilih Bank yang Sehat Kenali Kinerja dan Pelayanannya, (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2006), h. 188
8
2. Perumusan Masalah
a. Apakah pengaruh NPF, penghapusbukuan, CAR, dan efisiensi
operasional secara simultan terhadap Return On Assets Bank Umum
Syariah pada Tahun 2010 – 2015?
b. Apakah pengaruh NPF, penghapusbukuan, CAR, dan efisiensi
operasional secara parsial terhadap Return On Assets Bank Umum
Syariah pada Tahun 2010 – 2015?
c. Variabel mana di antara pembiayaan bermasalah, penghapusbukuan,
Capital Adequacy Ratio, dan efisiensi operasional yang paling dominan
mempengaruhi Return On Assets Bank Umum Syariah pada Tahun 2010
– 2015?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan bermasalah,
penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio, dan efisiensi operasional
secara simultan terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah pada
Tahun 2010 – 2015.
b. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan bermasalah,
penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio, dan efisiensi operasional
secara parsial terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah pada
Tahun 2010 – 2015.
c. Untuk mengetahui variabel independen yang paling dominan
mempengaruhi Return On Assets Bank Umum Syariah pada Tahun
2010 – 2015.
9
2. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan
dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian
dengan judul yang sejenis dalam memahami mengenai tingkat
rentabilitas/profitabilitas Bank Umum Syariah berdasarkan rasio Return
On Assets.
b. Bagi Instansi Terkait
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi
yang baik tentang tingkat rentabilitas/profitabilitas Bank Umum Syariah
di Indonesia serta diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan dalam
pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan nilai ROA, NPF,
penghapusbukuan, REO serta CAR yang ideal bagi Bank Umum
Syariah.
c. Bagi Bank Syariah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada Bank
Syariah dalam meminimalisir pembiayaan bermasalah dan
pertimbangan dalam melakukan penghapusbukuan yang akan
berdampak pada tingkat rentabilitas/profitabilitas Bank Umum Syariah.
d. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi untuk
memperluas wawasan dan pengetahuan tentang tingkat profitabilitas
Bank Umum Syariah bukan hanya dilihat berdasarkan rasio Return On
Assets saja, melainkan rasio yang berkaitan dengan peningkatan tingkat
profitabilitas Bank Umum Syariah.
10
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, pembatasan masalah dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi landasan teori terhadap hal-hal yang akan dibahas, yang
berisikan teori-teori mengenai pengertian Return On Assets, Non Performing
Financing, Penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio dan Rasio Efisiensi
Operasional, keterkaitan antara variabel independen dengan dependen, review
studi terdahulu, kerangka pemikiran, serta hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang sumber-sumber data dan analisisnya yang
berisi ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber
data, metode analisis data yang terdiri dari uji stasioneritas, uji asumsi klasik,
model regresi data panel, pengujian model, pengujian hipotesis regresi data
panel, dan definisi operasional variabel penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi informasi mengenai Bank Syariah Mandiri, Bank
Muamalat Indonesia, Bank Jabar Syariah, dan BRI Syariah, analisis deskriptif
statisik, perkembangan variabel penelitian, Selain itu, pada bab ini juga
dipaparkan hasil analisis statistik dengan menggunakan regresi data panel
berupa uji stasioneritas, uji asumsi klasik, pemilihan model regresi data panel,
pengujian hipotesis regresi data panel, serta analisis deskriptif komparatif.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan berupa jawaban-jawaban dari
permasalahan penelitian yang telah dikemukan sebelumnya dan memberikan
saran yang membangun sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Return on Assets (ROA)
Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank adalah
kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan.18 Manajemen dituntut untuk
meningkatkan imbal hasil (return) bagi pemilik perusahaan, sekaligus juga
meningkatkan kesejahteraan karyawan. Selain bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, rasio
ini juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam
menjalankan operasional perusahaan. Kinerja yang baik akan ditunjukkan melalui
keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba yang maksimal bagi
perusahaan.19
Return on Assets (ROA) merupakan rasio rentabilitas yang menunjukkan
perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini
menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang
bersangkutan.20 Di samping itu, hasil pengembalian menunjukkan produktivitas
dari seluruh dana bank, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil
(rendah) rasio ini, maka semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.21
Hasil pengembalian atas asset merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi asset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,
rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset. Semakin tinggi
hasil pengembalian atas asset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang
18 M. Nur Rianto Al Arif & Yuke Rahmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah, (Jakarta:
UIN PRESS, 2015), h. 251 19 Hery, Analisis Kinerja Manajemen, (Jakarta: PT Grasindo, 2014), h. 192 20 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2013), h. 101 21 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 202
12
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset. Sebaliknya,
semakin rendah hasil pengembalian atas asset berarti semakin rendah pula jumlah
laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total
asset.22
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, standar ROA yang baik adalah
sekitar 1.5%. Semakin besar ROA menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
semakin baik, karena return semakin besar.23 ROA digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan dari
total aktiva yang dimiliki.24 Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian
besarnya ROA karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang
dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat.25 Perhitungan
ROA terdiri dari:
1. Menghitung Earning Before Tax (EBT) laba perusahaan (bank) sebelum
dikurangi pajak.
2. Menghitung keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh bank yang terdiri dari aktiva
lancar dan aktiva tetap.
Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Laba Sebelum Pajak
Total Asset x 100%
22 Hery, Analisis Kinerja Manajemen, (Jakarta: PT Grasindo, 2014), h. 193 23 Lyla Rahma Adyani dan R. Djoko Sampurno, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Profitabilitas (ROA), (Jurnal Universitas Diponogoro, 2011), h. 4 24 M. Nur Rianto Al Arif & Yuke Rahmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah, (Jakarta:
UIN PRESS, 2015), h. 252 25 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 119
13
Tabel 2.1: Kriteria Peringkat Komponen ROA
Rasio Peringkat
ROA > 1.5% 1
1.25% < ROA ≤ 1.5% 2
0.5% < ROA ≤ 1.25% 3
0% < ROA ≤ 0.5% 4
ROA ≤ 0% 5
B. Pembiayaan Bermasalah
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan deficit unit.26 Pembiayaan dapat dibagi menjadi beberapa jenis
pembiayaan yang berlaku umum baik di bank syariah maupun di bank
konvensional.
a. Pembiayaan dilihat dari tujuannya, antara lain:
(1) Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang diberikan untuk tujuan
konsumtif yang hanya dinikmati oleh pemohon.
(2) Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang dimanfaatkan untuk
kegiatan produksi yang menghasilkan suatu barang atau jasa.
(3) Pembiayaan Perdagangan, yaitu pembiayaan yang diberikan untuk
pembelian barang sebagai persediaan untuk dijual kembali.
b. Pembiayaan dilihat dari jangka waktunya, antara lain:
(1) Pembiayaan jangka pendek (short term financing), yaitu pembiayaan
yang berjangka waktu maksimal 1 tahun.
26 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani,
2001), h. 160
14
(2) Pembiayaan jangka menengah (medium term financing), yaitu
pembiayaan yang berjangka waktu 1 – 3 tahun.
(3) Pembiayaan jangka panjang (long term financing), yaitu pembiayaan
yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun.
c. Pembiayaan dilihat dari penggunaannya, antara lain:
(1) Pembiayaan Modal Kerja, yaitu pembiayaan jangka pendek dan
menengah yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja bagi
kelancaran kegiatan usaha, antara lain untuk pembelian bahan baku,
bahan penolong, dan biaya produksi seperti upah tenaga kerja, biaya
distribusi, dan sebagainya.
(2) Pembiayaan Investasi, yaitu pembiayaan jangka menengah dan
panjang untuk melakukan investasi seperti pembelian barang-barang
modal, serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi maupun ekspansi
usaha yang sudah ada dengan pembelian mesin dan peralatan, dan
pembangunan pabrik.
(3) Pembiayaan Multi Guna, yaitu pembiayaan jangka pendek dan
menengah bagi perorangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan
seperti biaya pendidikan, pembelian aneka peralatan rumah
tangga,dan sebagainya.27
Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting karena dengan
pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang
kelangsungan usaha bank. Sebaliknya, bila pengelolaannya tidak baik akan
menimbulkan permasalahan dan berhentinya usaha bank. Oleh karena itu
diperlukan adanya suatu manajemen pembiayaan syariah yang baik sehingga
27 Yusak Laksmana, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2009), h. 23
15
penyaluran dan atau dalam hal ini pembiayaan kepada nasabah bisa efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan dari perusahaan maupun syariat Islam itu sendiri.28
2. Non Performing Financing (NPF)
Dalam berbagai peraturan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia,
pembiayaan bermasalah diterjemahkan sebagai Non Performing Financing
(NPF) atau Amwal Mustamirah Ghairu Najihah. 29 Namun, dalam Statistik
Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Direktorat Perbankan Syariah Bank
Indonesia dijumpai istilah Non Performing Financings (NPF) atau dalam
kamus Perbankan Syariah disebut duyuunun ma’duumah yang diartikan
sebagai “Pembiayaan non lancar mulai dari kurang lancar sampai dengan
macet”. Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan
yang kualitasnya berada dalam golongan kurang lancar (golongan III),
diragukan (golongan IV), dan macet (golongan V).30
Berdasarkan kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, NPF bertujuan untuk mengukur tingkat
permasalahan Pembiayaan yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi rasio ini,
menunjukkan kualitas Pembiayaan bank syariah semakin buruk. Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut (sesuai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank)
NPF = Pembiayaan (KL, D, M)
Total Pembiayaan
Cakupan komponen pembiayaan dan kolektabilitas pembiayaan
berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva
28 Djawahir Hejazziey, Perbankan Syariah dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Deepublish,
2014), h. 137 29 A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2012), h. 89) 30 Ibid, h. 90
16
Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha berdasarkan Prinsip Syariah
yang berlaku.
Dengan kriteria penilaian sebagai berikut.
Tabel 2.2: Kriteria Peringkat Komponen NPF
Rasio Peringkat
NPF < 2% 1
2% ≤ NPF < 5% 2
5% ≤ NPF < 8% 3
8% ≤ NPF < 12% 4
NPF ≥ 12% 5
3. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah (NPF)
Menurut Sutan Remi Sjahdeini, pembiayaan bermasalah disebabkan
karena nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada bank karena
faktor-faktor intern nasabah, intern bank, dan atau ekstern bank dan nasabah.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:31
a. Faktor-faktor Intern Bank
Faktor-faktor intern bank yang dapat menyebabkan pembiayaan
bermasalah, antara lain:
(1) Kemampuan dan naluri bisnis analisis pembiayaan belum memadai.
(2) Analis pembiayaan tidak memiliki integritas yang baik.
(3) Para anggota komite pembiayaan tidak mandiri.
(4) Pemutus pembiayaan “takluk” terhadap tekanan yang datang dari
pihak eksternal.
(5) Pengawasan bank setelah pembiayaan diberikan tidak memadai.
31 Ibid, h. 92
17
(6) Pemberian kredit yang kurang cukup atau berlebihan jumlahnya
dibandingkan dengan kebutuhan sesungguhnya.
(7) Bank tidak memiliki sistem dan prosedur pemberian dan pengawasan
kredit yang baik.
(8) Bank tidak mempunyai perencanaan kredit yang baik.
(9) Pejabat bank, baik yang melakukan analis pembiayaan maupun yang
terlibat dalam pemutusan pembiayaan, mempunyai kepentingan
pribadi terhadap usaha/proyek yang dimintakan pembiayaan oleh
calon nasabah.
(10) Bank tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai watak calon
debitur.
b. Faktor-faktor Intern Nasabah
Faktor-faktor intern nasabah yang dapat menyebabkan pembiayaan
bermasalah, antara lain:
(1) Penyalahgunaan pembiayaan oleh nasabah yang tidak sesuai dengan
tujuan perolehan.
(2) Perpecahan di antara para pemilik/pemegang saham.
(3) Key person dari perusahaan sakit atau meninggal dunia yang tidak
dapat digantikan oleh orang lain dengan segera.
(4) Tenaga ahli yang menjadi tumpuan proyek/perusahaan meninggalkan
perusahaan.
(5) Perusahaan tidak efisien, yang terlihat dari overhead cost yang
tertinggi sebagai akibat pemborosan.
c. Faktor-faktor Ekstern Bank dan Nasabah
Faktor-faktor ekstern bank dan nasabah yang dapat menyebabkan
pembiayaan bermasalah, antara lain:
18
(1) Feasibility study yang dibuat konsultan, yang menjadi dasar bank
untuk mempertimbangkan pemberian pembiayaan, telah dibuat tidak
benar.
(2) Laporan yang dibuat oleh akuntan public yang menjadi dasar bank
untuk mempertimbangkan pemberian pembiayaan tidak benar.
(3) Kondisi ekonomi/bisnis yang menjadi asumsi pada waktu pembiayaan
diberikan berubah.
(4) Terjadi perubahan atas peraturan perundang-undangan yang berlaku
menyangkut proyek atau sektor ekonomi nasabah.
(5) Terjadi perubahan politik di dalam negeri.
(6) Terjadi perubahan di Negara tujuan ekspor dari nasabah.
(7) Perubahan teknologi dari proyek yang dibiayai dan nasabah tidak
menyadari terjadinya perubahan tersebut atau nasabah tidak segera
melakukan penyesuaian.
(8) Munculnya produk pengganti yang dihasilkan oleh perusahaan lain
yang lebih baik dan murah.
(9) Terjadinya musibah terhadap proyek nasabah karena keadaan kahar
(force majeure).
(10) Kurang kooperatifnya pihak perusahaan asuransi yang tidak cepat
memenuhi tuntutan ganti rugi nasabah yang mengalami musibah.
C. Penghapusbukuan (Write Off)
1. Pengertian Penghapusbukuan (Write Off)
Penghapusbukuan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan sistem
pembiayaan dalan suatu bank dengan memindahkan pembiayaan-pembiayaan
bermasalah (macet) yang sulit untuk ditangani dari neraca bank
menjadi ekstrakomtable sehingga tidak membebani kinerja bank lagi, namun tidak
menghapus hak bank untuk menagih pelunasan kepada Debitur.
19
Mekanisme penghapusbukuan pada dasarnya merupakan upaya terakhir
yang dapat dipilih perbankan apabila upaya-upaya penyelamatan pembiayaan yang
lain seperti penagihan intensif, reconditioning, rescheduling, restructuring dan
penjualan agunan tidak memberikan hasil yang memadai, atau debitur melarikan
diri, menghilang, dan tidak bisa dihubungi lagi. Mekanisme hapus buku pada
umumnya kurang populer bagi para pemegang saham karena dapat mengurangi
laba bank dan deviden bagi pemegang saham serta mencerminkan kekurang hati-
hatian manajemen bank dalam mengelola portofolio pembiayaannya.
Penghapusbukuan merupakan mekanisme resmi yang memiliki dasar
hukum, dapat dilakukan kalangan perbankan pada umumnya dalam menangani
portofolio pembiayaan bermasalahnya di mana dana yang dipergunakan untuk
hapus buku tersebut sebenarnya telah disiapkan dengan pembentukan cadangan
penghapusan aktiva produktif sesuai Peraturan Bank Indonesia.32
Hal itu diperkuat dengan adanya dasar hukum mengenai hapus buku, sebagai
berikut:
(1) Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 54 ayat
(1) huruf d yang berbunyi “Dalam hal Bank Syariah mengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsungan usahanya, Bank Indonesia berwenang
melakukan tindakan dalam rangka tindak lanjut pengawasan antara lain
meminta Bank Syariah menghapusbukukan penyaluran dana yang macet dan
memperhitungkan kerugian Bank Syariah dengan modalnya”.33
(2) Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas
Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
Syariah yang tercantum dalam BAB IV mengenai hapus buku.34
32 Bagaskara, “Permasalahan Hapus Buku Kredit Bank Pemerintah”, diakses pada tanggal 17
November 2016 dari: https://legalbanking.wordpress.com/2013/10/01/permasalahan-hapus-buku-
kredit-bank-pemerintah/ 33 Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah 34 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah
20
2. Syarat dan Prosedur Penghapusbukuan (Write Off)
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006 tentang
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah, dijelaskan sebagai berikut.
Pasal 48
(1) Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur tertulis mengenai hapus buku dan
hapus tagih Pembiayaan, sebagai berikut:
a. Kebijakan hapus buku dan hapus tagih wajib disetujui oleh Komisaris;
b. Prosedur hapus buku dan hapus tagih wajib disetujui paling kurang oleh
Direksi;
c. Komisaris wajib melakukan pengawasan secara aktif terhadap pelaksanaan
kebijakan hapus buku dan hapus tagih;
d. Kebijakan dan prosedur hapus buku dan hapus tagih merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kebijakan manajemen risiko Bank sebagaimana
diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
(2) Hapus buku dan/atau hapus tagih hanya dapat dilakukan terhadap pembiayaan
yang memiliki kualitas Macet.
(3) Hapus buku tidak dapat dilakukan terhadap sebagian Pembiayaan (partial
write off).
(4) Hapus tagih dapat dilakukan baik untuk sebagian atau seluruh Pembiayaan.
(5) Hapus tagih terhadap sebagian Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) hanya dapat dilakukan dalam rangka Restrukturisasi Pembiayaan atau
dalam rangka penyelesaian Pembiayaan.
Pasal 49
(1) Hapus buku dan/atau hapus tagih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 hanya
dapat dilakukan setelah Bank melakukan berbagai upaya untuk memperoleh
kembali Aktiva Produktif yang diberikan.
21
(2) Bank wajib mendokumentasikan upaya yang dilakukan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) serta dasar pertimbangan pelaksanaan hapus buku dan/atau hapus
hak tagih.
(3) Bank wajib mengadministrasikan data dan informasi mengenai Aktiva
Produktif yang telah dihapus buku dan/atau dihapus tagih.
D. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Modal merupakan aspek yang penting bagi suatu unit usaha khususnya
bank syariah. Karena suatu bank dapat menjalankan operasionalnya dan dapat
dipercaya oleh masyarakat, salah satunya dipengaruhi oleh tingkat kecukupan
modal bank yang dapat menggambarkan kemampuan bank dalam melakukan
seluruh kegiatan operasionalnya. Hal itu juga menjadi dasar bagi bank sebagai
penentu kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya demi eksistensi bank itu sendiri.
Dalam penelitian ini tingkat kecukupan modal diukur dengan menggunakan
Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum
yang harus dimiliki oleh bank.35 Rasio ini menunjukkan bahwa seberapa jauh
seluruh aktiva yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank sendiri, selain memperoleh
dana dari sumber-sumber di luar bank seperti dana masyarakat, pinjaman dan lain-
lain.36
Capital Adequacy dapat diartikan jumlah modal minimal yang harus
dimiliki oleh suatu bank sehingga kepentingan para penitip uang dapat terlindungi
dari ancaman terjadinya insolvensi kegiatan usaha perbankan.37 CAR merupakan
indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai
35 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2013), h. 93 36 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: GHALIA INDONESIA, 2009), h. 121 37 Julius R. Latumaerissa, Mengenal Aspek-aspek Operasi Bank Umum, (Jakarta: BUMI
AKSARA, 1999), h. 92
22
akibat dair kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.38
Capital Adequacy Ratio (CAR) bertujuan untuk mengukur kecukupan modal bank
dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, Capital Adequacy Ratio (CAR)
mempunyai nilai minimal 8%. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa bank
semakin solvable.39
Rumus untuk menghitung CAR sebagai berikut:
CAR = Modal Inti + Pelengkap
ATMR
Modal bank terdiri dari dua komponen yaitu modal inti dan modal
pelengkap. Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang
terdiri dari modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba
ditahan. Sedangkan modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap,
penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman, dan pinjaman
subordinasi. Kebutuhan modal minimum bank dihitung berdasarkan ATMR
(Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) yang merupakan penjumlahan ATMR aktiva
neraca dan ATMR aktiva administratif. ATMR aktiva neraca diperoleh dengan
cara mengalikan nilai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko
masing-masing aktiva. ATMR aktiva administratif diperoleh dengan cara
mengalikan nilai nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan
risiko.40
38 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: GHALIA INDONESIA, 2009), h. 121 39 Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, h. 230 40Lyla Rahma Adyani dan R. Djoko Sampurno, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Profitabilitas (ROA), (Jurnal Universitas Diponogoro, 2011), h. 5
23
E. Rasio Efisiensi Operasional
1. Pengertian Efisiensi
Efisiensi dapat didefinisikan sebagai kemampuan organisasi untuk
memaksimalkan output dengan menggunakan input tertentu atau
menggunakan input secara minimal untuk menghasilkan output tertentu.
Ukuran ini mengacu pada efisiensi teknis atau operasional (TE) yang
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh output yang
optimal dari suatu input yang digunakan, atau sebaliknya, kemampuan
perusahaan untuk memanfaatkan setidaknya suatu input untuk menghasilkan
jumlah tertentu dari output.41
Bank dapat dikategorikan efisien tergantung dari cara manajemen
memproses input menjadi output.42 Begitu pentingnya efisiensi pada bank,
selain dapat memperlihatkan bahwa bank tersebut sehat, efisiensi juga dapat
menarik investor atau masyarakat untuk menginvestasikan dananya di bank.
Efisiensi juga diperlukan dalam hal persaingan antar bank, semakin efisien
sebuah bank, maka bank tersebut akan menghasilkan profit yang optimal,
sehingga bank yang efisien akan lebih unggul dari bank yang inefisien. Sebagai
lembaga intermediasi, dunia perbankan harus bertindak rasional dan efisiensi
merupakan salah satu kata kunci yang harus selalu diperhatikan.43
41 Dadang Muljawan, dkk, Faktor-faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia serta
Dampaknya terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit, (Working Paper Bank Indonesia, Desember
2014), h. 6 42 Daris Purba, Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas dan Efisiensi Operasional terhadap
Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta), h. 37 43 Asep Saepullah, Efisiensi Perbankan Indonesia: Komparasi, Evaluasi, dan Solusi, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), h. 3
24
2. Rasio Efisiensi Operasional (REO)
Rasio Efisiensi Operasional (REO) atau lebih dikenal dengan sebutan
BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.44 Rasio yang
sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan
operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional
yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 45 Rasio ini dirumuskan sebagai
berikut (sesuai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank)
REO = BO
PO
Data biaya operasional yang digunakan adalah beban operasional
termasuk kekurangan PPAP. Sedangkan data pendapatan operasional yang
digunakan adalah data pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil.
Dengan kriteria penilaian peringkat sebagai berikut:
Rasio Peringkat
REO ≤ 83% 1
83% < REO ≤ 85% 2
85% < REO ≤ 87% 3
87% < REO ≤ 89% 4
REO > 89% 5
44 Boy Loen dan Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa, (Jakarta, Grasindo,
2007), h. 121 45 Iswi Hariyani, Restrukturisasi & Penghapusan Kredit Macet, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2010), h. 55
25
REO suatu upaya bank untuk meminimalkan risiko operasional, yang
merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank. Risiko operasional
berasal dari kerugian operasional jika terjadi penurunan keuntungan yang
dipengaruhi oleh struktur biaya operasional, dan kemungkinan terjadinya
kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk. Biaya dana bagi bank merupakan
biaya operasional dengan jumlah terbesar.46
Baiknya kinerja keuangan tersebut diperoleh karena efisiensi
operasional yang berhasil diterapkan. Dengan jumlah cabang yang banyak dan
luas tetap mampu mempertahankan operasional dengan efisiensi yang tinggi.
Biaya operasional masih jauh di bawah pendapatan nasional. Efisiensi juga
dilakukan cukup baik terhadap asset sehigga mampu mengimbangi
pertumbuhan asset dan modal yang berakibat pada tingginya perolehan
rentabilitas.47
F. Keterkaitan antar Variabel Penelitian
1. Keterkaitan antara Non Performing Financing (NPF) terhadap Return
On Assets (ROA)
Rasio ini mengukur tingkat pembiayaan bermasalah yang terdapat pada
suatu bank syariah yang merupakan salah satu indikator kunci dalam menilai
kinerja keuangan bank. NPF tinggi merupakan indikasi adanya masalah dalam
bank tersebut, jika tidak segera mendapatkan solusi maka akan berdampak
pada bank, di antaranya dapat mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh
46 Rendy Kamal, Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Laba Perbankan Syariah di Indonesia periode September 2009 –
Desember 2013, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.
49 47 Rizky Aryo Wichaksono, Analisis Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal Perbankan
Syariah terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan Syariah periode 2010 – 2014, (Skripsi S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 32
26
bank.48 Menurut teori, semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas
Pembiayaan bank syariah semakin buruk.
Lukman Dendawijaya mengemukakan bahwa akibat dari timbulnya
pembiayaan bermasalah dapat berupa:
- Dengan adanya pembiayaan bermasalah bank akan kehilangan
kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang
diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh
buruk bagi profitabilitas atau rentabilitas bank.
- Return On Assets (ROA) mengalami penurunan.
Mahmoedin mengatakan bahwa jika terjadi pembiayaan bermasalah yang
mengarah kepada pembiayaan macet dan merugikan, maka tingkat
profitabilitas pasti terganggu.49 Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin
tinggi nilai NPF suatu bank syariah dapat mengakibatkan menurunnya tingkat
profitabilitas, sehingga NPF berpengaruh negatif terhadap tingkat profitabilitas
bank itu sendiri.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Amrina Rosyada (2015)
menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif anara NPF dan besarnya Return
On Asset (ROA). Apabila NPF semakin kecil maka besarnya nilai ROA
semakin besar, begitupun sebaliknya. Kedua, Melinda Sulistyo Rini (2016)
menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA Bank Umum
Syariah di Indonesia periode 2011 – 2015, jika bank mempunyai NPF yang
tinggi, hal itu menunjukkan bahwa bank tersebut tidak professional dalam
pengelolaan pembiayaannya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat
risiko atas pemberian pembiayaan pada bank tersebut cukup tinggi. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Non Performing Financing
48 Edy Setiadi, Buku Materi Kuliah Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta,
Edisi 1 – 2013), h. 217 49 Mahmoeddin, Melacak Kredit Bermasalah, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002), h. 20
27
(NPF) memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan variabel Return On
Assets (ROA).
2. Keterkaitan antara Write Off (WO) terhadap Return On Assets (ROA)
Penghapusbukuan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan
sistem pembiayaan dalan suatu bank dengan memindahkan pembiayaan-
pembiayaan bermasalah (macet) yang sulit untuk ditangani dari neraca bank
menjadi ekstrakomtable sehingga tidak membebani kinerja bank lagi, namun
tidak menghapus hak bank untuk menagih pelunasan kepada Debitur. Jika
jumlah penghapusbukuan meningkat, akan sedikit mempengaruhi
pengurangan atau peningkatan laba dikarenakan pada saat terjadinya beban
pencadangan kerugian telah dibebankan terlebih dahulu ketika pembiayaan
macet tersebut tergolong dalam pembiayaan bermasalah.50 Dengan
dihapusbukukannya sebuah pembiayaan yang sudah macet, maka angka
pembiayaan bermasalah bank (NPF) secara langsung akan menurun. Angka
NPF yang rendah jelas akan meningkatkan tingkat kesehatan bank tersebut,
karena dianggap memiliki risiko pembiayaan macet lebih rendah. Selain itu,
angka tingkat pengembalian terhadap aset (ROA) bank tersebut juga akan
membaik, khususnya ketika pembiayaan yang telah dihapusbukukan ternyata
menghasilkan tingkat recovery yang tinggi. Hasil dari recovery pembiayaan
yang terlah dihapusbukukan ini akan menjadi pendapatan operasional lainnya
yang jelas akan sangat membantu meningkatkan angka ROA.51 Dengan
demikian, penhapusbukuan berpengaruh negatif terhadap ROA.
50 Raden Cahya Rahmadiansyah, Pengaruh Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) dan
Penghapusan Kredit Bermasalah terhadap Net Profit Margin (Studi Kasus pada Bank Umum yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, 2012), h.
40 51 Djoko Retnadi, Memilih Bank yang Sehat Kenali Kinerja dan Pelayanannya, (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2006), h. 190-191
28
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Raden Cahya Rahmadiansyah
menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
penghapusan kredit terhadap NPM. Karena penghapusan kredit hanya
berpengaruh terhadap menurunnya kualitas kredit, adapun penyisihan kredit
yang digunakan pada saat penghapusan berasal dari pencadangan kerugian
kredit yang telah dibentuk sebelumnya. Sehingga penghapusan kredit
bermasalah tidak berpengaruh secara langsung dan signifikan. Penelitian lain
juga menunjukkan bahwa penghapusan kredit tidak berpengaruh terhadap
perubahan NPM Bank BRI, di mana NPM bank BRI tetap meningkat walaupun
penghapusan kredit mengalami fluktuasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa variabel Write Off (WO) memiliki keterkaitan dan ketergantungan
dengan variabel Return On Assets (ROA) meskipun tidak secara langsung.
3. Keterkaitan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On
Assets (ROA)
Kekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami oleh bank-
bank di negara-negara berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat
bersumber dari dua hal, pertama karena modal yang jumlahnya kecil, kedua
karena kualitas modal yang buruk. Rasio ini merupakan perbandingan antara
jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Pada saat ini,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya
sebesar 8%.52 Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa bank semakin
solvable. Dengan semakin meningkatnya tingkat solvabilitas bank, maka
secara tidak langsung akan berpengaruh pada meningkatnya kinerja bank,
karena kerugian-kerugian yang ditanggung bank dapat diserap oleh modal
yang dimiliki bank tersebut. Semakin kecil risiko maka semakin meningkat
52 M. Nur Rianto Al Arif & Yuke Rahmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah, (Jakarta:
UIN PRESS, 2015), h. 246
29
keuntungan yang diperoleh, sehingga CAR berpengaruh positif terhadap
perubahan laba.53
Pernyataan tersebut didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan
oleh Lina Trisnawati yang menyatakan bahwa variabel CAR berpengaruh
positif terhadap ROA pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia periode
2010 – 2014. Berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan
yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi profitabilitas. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Kuntari
Dasih (2014) menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2007 – 2013, yang berarti bahwa faktor permodalan memainkan peranan
penting dalam menunjang keuntungan bank. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki
keterkaitan dan ketergantungan dengan variabel Return On Assets (ROA).
4. Keterkaitan antara Rasio Efisiensi Operasional (REO) terhadap Return
On Assets (ROA)
Rasio efisiensi operasional ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan
operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional
yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Seperti yang dikemukan oleh Endang
Hugraheni, Lukman Dendawijaya menyatakan bahwa setiap peningkatan biaya
operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada
akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang
53 Nur Aini, Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap
Perubahan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI) Tahun 2009 –
2011), (Jurnal Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol. 2, No. 1, Mei 2013), h. 18
30
bersangkutan. Dalam Surat Edaran Internal Bank Indonesia, rasio yang
semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam
menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya
yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam
mengelola usahanya. Sebaliknya menurut Veithzal, semakin kecil rasio biaya
(beban) operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat
menutup biaya (beban) operasional dengan pendapatan operasionalnya.54
Hal ini didukung oleh penelitian Lina Trisnawati yang menyatakan
bahwa variabel BOPO secara parsial berpengaruh negatif terhadap ROA. Hal
ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya
berpengaruh terhadap pendapatan yang dihasilkan oleh bank tersebut. Selain
itu, penelitian yang dilakukan oleh Rendy Kamal dan Ismah Wati juga
menyatakan bahwa BOPO berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap
laba dan menunjukkan bahwa menurunnya nilai BOPO akan membuat laba
pada bank syariah meningkat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
variabel Rasio Efisiensi Operasional (REO) memiliki keterkaitan dan
ketergantungan dengan variabel Return On Assets (ROA).
54 Endang Hugraheni, “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit
Ratio (FDR), Beban Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Performing Financing
(NPF) terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Syariah Mandiri”, Master Thesis, Program
Pasca Sarjana UIN-SU, 2015, h. 25
31
G. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)
No.
Judul
Penelitian/Peneliti
/Tahun
Variabel dan Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Pengaruh Capital
Adequacy Ratio
(CAR), Non
Performing
Financing (NPF),
Net Interest
Margin (NIM),
Biaya Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO), dan
Inflasi terhadap
Return On Asset
(ROA) Studi Kasus
pada Bank Umum
Syariah Devisa di
Indonesia Periode
2010-2014 (Lina
Trisnawati, 2016)
Menggunakan
variabel CAR,
NPF dan BOPO
sebagai variabel
independen dan
variabel ROA
sebagai variabel
dependen.
1. Menggunakan
variabel Write
off sebagai
pengganti
variabel
inflasi.
2. Menggunakan
metode
analisis regresi
data panel
dengan
program
eviews.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa CAR, NPF,
NIM, BOPO dan
Inflasi secara
simultan
berpengaruh
terhadap ROA.
Sedangkan secara
parsial, CAR dan
NPF yang
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap ROA dan
BOPO berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
ROA. Sedangkan
NIM dan inflasi
tidak berpengaruh
terhadap ROA.
2. Analisis Pengaruh
Non Performing
1. Menggunakan
variabel CAR,
1. Menggunakan
variabel Write
Hasil penelitian
menunjukkan
32
Financing (NPF),
Biaya Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO), Capital
Adequacy Ratio
(CAR) dan
Sertifikat Bank
Indonesia Syariah
(SBIS) terhadap
Laba Perbankan
Syariah di
Indonesia periode
September 2009 –
Desember 2013
(Rendy Kamal,
2014)
NPF dan
BOPO sebagai
variabel
independen.
2. Menggunakan
Eviews
sebagai alat
analisis.
off sebagai
pengganti
variabel SBIS.
2. Menggunakan
variabel ROA
sebagai
variabel
dependen.
3. Menggunakan
metode
analisis regresi
data panel.
bahwa variabel NPF
dan BOPO
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
laba perbankan
syariah di Indonesia.
Sedangkan CAR
dan SBIS tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
laba perbankan
syariah di Indonesia.
3. Pengaruh Capital
Adequacy Ratio
(CAR), Financing
to Deposit Ratio
(FDR), dan Non
Performing
Financing (NPF)
terhadap
Profitabilitas Bank
Umum Syariah di
Menggunakan
variabel CAR dan
NPF sebagai
variabel
independen dan
variabel ROA
sebagai variabel
dependen.
1. Menggunakan
variabel Write
off sebagai
pengganti
variabel FDR.
2. Menambahkan
variabel REO
sebagai
variabel
independen.
Hasil penelitian ini
secara simultan
variabel CAR, FDR
dan NPF
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
ROA pada Bank
Umum Syariah di
Indonesia.
33
Indonesia periode
2011 – 2015
(Melinda Sulistyo
Rini, 2016)
3. Menggunakan
metode
analisis regresi
data panel
dengan
program
eviews.
Sedangkan secara
parsial, hanya
variabel NPF yang
berpengaruh
terhadap ROA pada
Bank Umum
Syariah di
Indonesia.
4. Pengaruh Kredit
Bermasalah (Non
Performing Loan)
dan Penghapusan
Kredit Bermasalah
terhadap Net Profit
Margin (Studi
Kasus pada Bank
Umum yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia)
(Raden Cahya
Rahmadiansyah,
2012)
Menggunakan
variabel NPF dan
Penghapusan
Kredit
Bermasalah
sebagai variabel
independen.
1. Menambahkan
variabel CAR
dan BOPO
sebagai
variabel
independen.
2. Variabel ROA
sebagai
variabel
dependen.
3. Menggunakan
metode
analisis regresi
data panel
dengan
program
eviews.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa secara
parsial, kredit
bermasalah
memiliki pengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
NPM. Sedangkan
penghapusan kredit
tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
NPM.
34
5. Analisis Kredit
Bermasalah dan
Penghapusan
Kredit Bermasalah
terhadap
Peningkatan Net
Profit Margin
(Studi Kasus pada
PT. Bank Rakyat
Indonesia
(Persero), Tbk
Tahun 2011-2013)
(Herry Goenawan
Soedarsa dan Apri
Irianti Raharjo,
2015)
Menggunakan
variabel NPF dan
Penghapusan
Kredit
Bermasalah
sebagai variabel
independen.
1. Menambahkan
variabel CAR
dan BOPO
sebagai
variabel
independen.
2. Variabel ROA
sebagai
variabel
dependen.
3. Menggunakan
metode
analisis regresi
data panel
dengan
program
eviews.
Hasil penelitian
menunjukkan kredit
bermasalah
berpengaruh positif
terhadap
peningkatan NPM
dan penghapusan
kredit bermasalah
tidak berpengaruh
terhadap
peningkatan NPM.
6. Analisis Pengaruh
Inflasi, Nilai
Tukar, Capital
Adequacy Ratio,
Biaya Operasional
dan Pendapatan
Operasional
terhadap
Profitabilitas pada
Perbankan Syariah
periode 2010 –
Menggunakan
variabel CAR dan
BOPO sebagai
variabel
independen dan
variabel ROA
sebagai variabel
dependen.
1. Penambahan
variabel NPF
dan Write Off
sebagai
variabel
independen.
2. Menggunakan
metode
analisis regresi
data panel
dengan
Hasil penelitian
menunjukkan
variabel Kurs dan
BOPO berpengaruh
signifikan secara
parsial terhadap
ROA sedangkan
variabel inflasi dan
CAR tidak
berpengaruh secara
35
2014 (Muhamad
Rafi Maulana,
2015)
program
eviews.
parsial terhadap
ROA.
7. Pengaruh Capital
Adequacy Ratio,
Non Performing
Financing, dan
Financing to
Deposito Ratio
terhadap Return On
Asset dan Return
On Equity pada
Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah
(Studi pada BPRS
di Wilayah
Jabodetabek)
(Nuke Wulandari,
2016)
Menggunakan
variabel NPF dan
CAR sebagai
variabel
independen dan
variabel ROA
sebagai salah satu
variabel
dependen.
1. Penambahan
variabel BOPO
dan Write Off
sebagai
variabel
independen.
2. Melakukan
pengujian
asumsi klasik.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa variabel
CAR dan NPF tidak
mempengaruhi
ROA dan ROE.
Sedangkan variabel
FDR mempengaruhi
ROA dan ROE.
8. Analisis Pengaruh
Efisiensi
Operasional
terhadap Kinerja
Profitabilitas pada
Sektor Perbankan
Syariah (Studi
Kasus pada Bank
Menggunakan
variabel CAR,
NPF dan BOPO
sebagai variabel
independen dan
variabel ROA
sebagai variabel
dependen.
1. Menggunakan
variabel Write
off sebagai
pengganti
variabel FDR.
2. Menggunakan
metode
analisis regresi
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa pengaruh
CAR dan NPF
terhadap ROA tidak
signifikan.
Sedangkan BOPO
dan FDR
36
Umum Syariah di
Indonesia Tahun
2007 – 2010)
(Ishmah Wati,
2012)
data panel
dengan
program
eviews.
berpengaruh
signifikan terhadap
ROA. Dalam
hubungannya
dengan ROE, hanya
CAR dan BOPO
yang berpengaruh
signifikan,
sedangkan NPF dan
FDR tidak
berpengaruh secara
signifikan.
9 Pengaruh
Kecukupan Modal,
Likuiditas, dan
Efisiensi
Operasional
terhadap
Profitabilitas pada
PT Bank Muamalat
Indonesia, Tbk
periode 2005 –
2010 (Daris Purba,
2011)
Menggunakan
variabel CAR dan
BOPO sebagai
variabel
independen dan
variabel ROA
sebagai variabel
dependen.
1. Penambahan
variabel NPF
dan Write Off
sebagai
variabel
independen.
2. Menggunakan
metode analisis
regresi data
panel dengan
program
eviews.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa CAR, FDR
dan BOPO
berpengaruh secara
signifikan terhadap
ROA sebesar
89,30%. Sedangkan
secara parsial hanya
rasio FDR yang
berpengaruh secara
signifikan terhadap
ROA.
10 Faktor – Faktor
Penentu
Menggunakan
variabel BOPO
1. Menggunakan
variabel Write
Hasil penelitian
menunjukkan
37
Profitabilitas Bank
Syarih di Indonesia
(Sri Muliawati,
2015)
dan NPF sebagai
variabel
independen dan
variabel ROA
sebagai variabel
dependen.
off dan CAR
sebagai
pengganti
variabel DPK,
FDR, dan
SWBI.
2. Menggunakan
metode analisis
regresi data
panel dengan
program
eviews.
bahwa DPK, NPF,
FDR, BOPO dan
SWBI secara
simultan
berpengaruh
terhadap
ROA
sebesar 93,2%.
Sedangkan secara
parsial, variabel
DPK, FDR dan
BOPO
berpengaruh negatif
terhadap ROA.
Sedangkan untuk
variabel NPF dan
SWBI
berpengaruh positif
terhadap ROA.
11 Pengaruh Loan To
Deposit Ratio dan
Capital Adequacy
Ratio terhadap
Profitabilitas Bank
Umum
Konvensional di
Indonesia Tahun
2010 – 2014
Menggunakan
variabel CAR dan
NPL sebagai
variabel
independen dan
variabel ROA
sebagai variabel
dependen.
1. Menggunakan
variabel Write
off dan BOPO
sebagai
pengganti
variabel LDR
2. Menggunakan
metode analisis
regresi data
Hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa LDR
berpengaruh positif
terhadap
profitabilitas
sedangkan CAR dan
NPL berpengaruh
negatif terhadap
38
dengan Non
Performing Loan
sebagai
Pemoderasi (I
Wayan Suka
Negara dan Ni
Kadek Desy
Natalia, 2016)
panel dengan
program
eviews.
profitabilitas. NPL
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap hubungan
antara LDR dengan
profitabilitas dan
NPL berpengaruh
positif terhadap
hubungan antara
CAR dengan
profitabilitas.
12 Pengaruh Rasio
CAR, NPL, LDR,
BOPO, Dan NIM
terhadap
Kinerja Bank
Umum di
Indonesia (Dwi
Priyanto Agung
Raharjo, Bambang
Setiaji dan
Syamsudin, 2014)
Menggunakan
variabel CAR,
NPL, dan BOPO
sebagai variabel
independen dan
variabel ROA
sebagai variabel
dependen.
1. Menggunakan
variabel Write
off sebagai
pengganti
variabel NIM.
2. Menggunakan
metode analisis
regresi data
panel dengan
program
eviews.
Hasil penelitian in
menunjukkan
bahwa CAR, NPL,
LDR, dan BOPO
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap ROA.
Sedangkan NIM
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap ROA.
13 Pengaruh CAR,
FDR, dan BOPO
terhadap ROA
Bank Umum
Syariah Indonesia
Menggunakan
variabel CAR dan
BOPO sebagai
variabel
independen dan
1. Menggunakan
variabel Write
off dan NPF
sebagai
Hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa Capital
Adequacy Ratio
39
(Studi Kasus Pada
Bank Syariah di
Indonesia) (Sylvia
Nurul Maulida,
2015)
variabel ROA
sebagai variabel
dependen.
pengganti
variabel FDR.
2. Menggunakan
metode analisis
regresi data
panel dengan
program
eviews.
(CAR), dan Biaya
Operasional
terhadap
pembiayaan
Operasional
(BOPO)
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap ROA,
sedangkan
Financing to
Deposit
Ratio (FDR)
bepengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap ROA.
H. Kerangka Pemikiran
Kerangka teoritis merupakan model konsep dari suatu teori atau logika
pengertian yang saling berhubungan di antara beberapa faktor penting pada
masalah penelitian. Kerangka teoritis akan menghasilkan kerangka berpikir yang
baik. Sekaran (2003) mengungkapkan bahwa kerangka berpikir merupakan model
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir akan menyatukan
secara teoritis antar variabel yang diteliti. Kerangka berpikir yang baik akan
memuat variabel dan penjelasannya, adanya teori yang mendasari hubungan
40
variabel, mampu menunjukkan posisi variabel dan hubungan (kausal dan simetris),
baiknya dinyatakan dalam diagram hubungan variabel.55
55 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
GRAHA ILMU, 2013), h. 11
41
Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran
Bank Umum Syariah
Laporan Keuangan
NPF (X1) CAR (X2) WO (X3) REO (X4)
Uji Stasioner Data
Pemilihan Model Estimasi Data Panel
Uji Asumsi Klasik
Uji Fixed Effect Uji Common Effect Uji Random Effect
Uji Chow Uji Hausman
Model Estimasi Terpilih
Uji F Uji t Uji R2
Interpretasi
Kesimpulan
ROA (Y)
42
I. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan yang
ingin dicari.56 Hipotesis tidak pernah dibuktikan kebenarannya tetapi diuji
validitasnya dengan data atau fakta-fakta yang ada.57 Adapun hipotesis dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. Variabel Pembiayaan Bermasalah (NPF) (X1)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari Pembiayaan
Bermasalah terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan dari Pembiayaan Bermasalah
terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
2. Variabel Penghapusbukuan (WO) (X2)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari Penghapusbukuan
terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan dari Penghapusbukuan
terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
3. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) (X3)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari Capital Adequacy
Ratio terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan dari Capital Adequacy Ratio
terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
56 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 151 57 Ibid, h. 161
43
4. Variabel Rasio Efisiensi Operasional (REO) (X4)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari Rasio Efisiensi
Operasional terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan dari Rasio Efisiensi
Operasional terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
5. Variabel Pembiayaan Bermasalah (X1), Penghapusbukuan (X2), Capital
Adequacy Ratio (X3) dan Rasio Efisiensi Operasional (X4)
H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan secara dari Pembiayaan
Bermasalah, Penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio dan
Rasio Efisiensi Operasional terhadap Return On Assets Bank
Umum Syariah.
H1 : terdapat pengaruh signifikan secara dari Pembiayaan Bermasalah,
Penghapusbukuan, Capital Adequacy Ratio dan Rasio Efisiensi
Operasional terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh variabel dependen yaitu
Return On Assets (ROA) terhadap variabel independen yaitu Pembiayaan
Bermasalah (NPF), Penghapusbukuan (WO), Capital Adequacy Ratio (CAR),
dan Rasio Efisiensi Operasional (REO). Penelitian ini adalah penelitian tentang
analisis pengaruh karena bertujuan untuk meneliti hubungan pengaruh antara
dua variable atau lebih.
Objek penelitian ini yaitu 4 Bank Umum Syariah yang pernah
mengalami NPF lebih dari 5% dan melakukan Write Off / Penghapusbukuan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data panel karena
gabungan antara data 4 Bank Umum Syariah yang sifatnya time series.
Penelitian ini mencakup komponen-komponen yang terdapat dalam data
laporan keuangan tahunan bank umum syariah yang dipublikasikan oleh
masing-masing bank di website resminya.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Studi Kepustakaan (Libray Research)
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari membaca literatur seperti buku, jurnal, artikel, internet dan
sumber informasi lainnya yang dapat menunjang penelitian ini untuk
memperoleh data yang valid dan dapat memecahkan permasalahan yang ada
dalam penelitian ini.
2) Penelitian Lapangan (Field Research)
Data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini diperoleh dari
Laporan Keuangan Tahunan 4 Bank Umum Syariah mulai dari tahun 2010
45
sampai dengan tahun 2015 yang telah dipublikasikan oleh setiap bank
umum syariah melalui website resminya.
C. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat
kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan
dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur
dan percobaan terkontrol.58
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif di
mana jenis data yang biasanya dinyatakan dengan satuan angka-angka, baik
diperoleh dari sumber aslinya maupun diperoleh melalui hasil pengukuran
statistik menggunakan teknik-teknik statistik yang telah dilakukan
sebelumnya.59 Data dalam penelitian ini diperoleh melali data sekunder, yaitu
data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap pakai.
Karena data sekunder mampu memberikan informasi dalam pengambilan
keputusan meskipun dapat diolah lebih lanjut. 60
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di
Indonesia. Populasi didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengamatan atau
obyek yang mejadi perhatian kita, baik yang terhingga maupun yang tak
terhingga.61 Selain itu, populasi juga sebagai seluruh kumpulan elemen (orang,
kejadian,produk) yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan.62
Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah per Januari 2017, jumlah Bank Umum
58 Asep Saepul Hamdi, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: Deepublish, November 2014), h. 5 59 Muhammad Teguh, Metode Kuantitatif untuk Analisis Ekonomi dan Bisnis, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), h. 12 60 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013), h. 19 61 Ronald E. Walpole, Pengantar Statistika Edisi ke-3, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1992), h. 6 62 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013), h. 27
46
Syariah sebanyak 13 BUS. Waktu penelitian ini yaitu dari tahun 2010 sampai
dengan 2015.
Berikut ini adalah daftar nama Bank Umum Syariah di Indonesia
Tabel 3.1: Populasi Bank Umum Syariah
No. Bank Umum Syariah
1. PT. Bank Aceh Syariah
2. PT. Bank Muamalat Indonesia
3. PT. Bank Victoria Syariah
4. PT. BRISyariah
5. PT. Bank Jabar Banten Syariah
6. PT. Bank BNI Syariah
7. PT. Bank Syariah Mandiri
8. PT. Bank Mega Syariah
9. PT. Bank Panin Syariah
10. PT. Bank Syariah Bukopin
11. PT. BCA Syariah
12. PT. Maybank Syariah Indonesia
13. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Tahun 2017
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil/ditentukan
berdasarkan karakterisik dan teknik tertentu.63 Dalam penelitian ini, sampel
yang diambil adalah 4 Bank Umum Syariah. Hal itu didasarkan pada
pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yaitu sampel yang
memiliki tujuan untuk memahami informasi tertentu pada sumber tertentu.
Sampel ini dapat dikelompokkan menjadi sampel keputusan (judgment) yang
memilih anggota-anggota sampel yang sesuia dengan beberapa kriteria tertentu
tas dasar catatan yang lalu atau tujuan penelitian yang ingin dicapai.64
63 Ibid, h. 27 64 Ibid, h. 28
47
Kriteria yang dipilih yaitu Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia, yang telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan (Annual
Report), yang pernah mengalami NPF lebih dari 5% dan yang melakukan write
off pada tahun 2010 – 2015.
Tabel 3.2: Karakteristik Pengambilan Sampel
No. Kriteria
Tidak
Masuk
Kriteria
∑
1.
Bank Umum Syariah yang terdaftar di
Bank Indonesia pada tahun 2010 –
2015
1 12
2.
Bank Umum Syariah yang telah
mempublikasikan laporan keuangan
tahunan (Annual Report) pada tahun
2010 – 2015
1 12
3.
Bank Umum Syariah yang pernah
mengalami NPF lebih dari 5% pada
tahun 2010 – 2015
9 4
4. Bank Umum Syariah yang melakukan
write off pada tahun 2010 – 2015 9 4
5. Waktu Penelitian 6
Jumlah Sampel Penelitian (x 6 tahun) 24
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan kriteria tersebut, maka terdapat 4 Bank Umum Syariah
yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian, antara lain:
48
Tabel 3.3: Sampel Bank Umum Syariah
No. Bank Umum Syariah
1. PT. Bank Syariah Mandiri
2. PT. Bank Muamalat Indonesia
3. PT. Bank Jabar Banten Syariah
4. PT. BRISyariah
Sumber: data sekunder yang diolah
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang memiliki ciri khas
berhubungan dengan data numeric dan bersifat objektif. Fakta atau fenomena
yang diamati memiliki realitas objektif yang bisa diukur. Variabel-variabel
penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi variabel dapat diukur.65 Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data
panel. Data panel merupakan data hasil dari pengamatan pada beberapa individu
atau (unit cross-sectional) yang diamati dalam beberapa periode waktu yang
berurutan.66 Untuk analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi
Microsoft Excel 2013 dan Eviews 9. Sebelum melakukan pengujian regresi data
panel, dilakukan uji stasioneritas terlebih dahulu.
1. Uji Stasioneritas
Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam model
ekonometrika untuk data runtut waktu (time series). Data stasioner adalah
data yang menunjukkan mean, varians dan autovarians (pada variasi lag)
tetap sama pada waktu kapan saja data itu dibentuk atau dipakai, artinya
dengan data yang stasioner model time series dapat dikatakan lebih stabil.
Apabila data yang digunakan dalam model ada yang tidak stasioner, maka
data tersebut dipertimbangkan kembali validitas dan kestabilannya, karena
65 Edy Supriady, SPSS + AMOS, (Jakarta: Penerbit IN MEDIA, 2014) h. 7 66 Styfanda Pangestika, Analisis Estimasi Model Regresi Data Panel dengan Pendekatan
Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM),
(Skripsi, S1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2015),
h. 14
49
hasil regresi yang berasal dari data yang tidak stasioner akan menyebabkan
spurious regression. Spurious regression adalah regresi yang memiliki R2
yang tinggi, namun tidak ada hubungan yang berarti dari keduanya.
Salah satu konsep formal yang dipakai untuk mengetahui
stasioneritas data adalah melalui uji akar unit (unit root test). Uji ini
merupakan pengujian yang populer, dikembangkan oleh David Dickey dan
Wayne Fuller dengan sebutan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Jika
suatu data time series tidak stasioner pada orde nol, I(0), maka stasioneritas
data tersebut bisa dicari melalui order berikutnya sehingga diperoleh tingkat
stasioneritas pada order ke-n (first difference atau I(1), atau second
difference atau I(2), dan seterusnya.67 Beberapa model yang dapat dipilih
untuk melakukan Uji ADF:
Yt = ρYt-1 + Ut
Apabila koefisien Yt+1 (ρ) adalah 1 yang artinya terdapat masalah,
maka variabel mengandung unit root dan bersifat non-stasioner. Untuk
mengubah tren yang bersifat non-stasioner menjadi stasioner dilakukan uji
orde pertama (first difference):
∆ Yt = (ρ-1) Yt - Yt-1
Koefisien ρ akan bernilai 0, dan hipotesis akan ditolak sehingga
model menjadi stasioner. Hipotesis yang digunakan pada pengajuan ADF
adalah:
H0 : ρ = 0 (terdapat unit roots, variabel tidak stasioner)
H1 : ρ ≠ 0 (tidak terdapat unit roots, variabel stasioner)
Dengan pengambilan keputusan adalah:
a. Jika nilai Augmented Duckey-Fuller t-statistic < nilai kritis pada
derajat kepercayaan tertentu, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. Jika nilai Augmented Duckey-Fuller t-statistic > nilai kritis pada
derajat kepercayaan tertentu, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Atau:
67 Kuntarto Purnomo, Estimasi Underground Economy di Indonesia Periode 2000 – 2009
melalui Pendekatan Moneter, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010), h. 39
50
a. Jika nilai probability < α = 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. Jika nilai probability > α = 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Kesimpulan hasil root test diperoleh dengan membandingkan niai
thitung dengan thitung pada tabel Dickey-Fuller.68
2. Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik akan menghasilkan estimator yang linear,
tidak bias dan mempunyai varian yang minimum (Best Linear Unbiased
Estimator) sehingga perlu melakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui
sebuah model regresi yang memenuhi asumsi-asumsi OLS69 sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi
normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika
nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai
rata-rata. Nilai residual yang terstandarisasi yang terdistribusi normal
jika digambarkan dengan bentuk kurva akan membentuk gambar
lonceng (bell-shaped curve) yang kedua sisinya tersebar sampai tak
terhingga.70
Dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan
Jarque-Bera (JB Test). Uji ini dilakukan dengan membandingkan
statistik Jarque-Bera (JB) dengan nilai X2 tabel. Jika nilai Jarque-Bera
(JB) ≤ X2 tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan
68 Nuke Wulandari, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non performing Financig, dan
Financing to Deposito Ratio terhada Return On Assets dan Return On Equity pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (Studi pada BPRS di Wilayah Jabodetabek), (Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 36 69 Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, UPP STIM YKPN (Yogyakarta:
2010), h. 75 70 Suliyanto, Ekonometrika Terapan – Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET, 2011), h. 69
51
berdistribusi normal. Untuk menghitung nilai statistika Jarque-Bera (JB)
digunakan rumus sebagai berikut:71
JB = n [S2
6+
(K−3)2
24]
Keterangan:
JB = Statistik Jarque-Bera
S = Koefisien skewness
K = Koefisien kurtosis
Berikut ini merupakan hipotesis pengujian Uji Normalitas:
H0 = data berdistribusi normal
H1 = data berdistribusi tidak normal
Dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika JB hitung > Chi Square tabel, maka H0 ditolak
Jika JB hitung < Chi Square tabel, maka H0 diterima
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang
sempurna di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi.72
Multikolinearitas dalam arti yang lebih luas, yaitu untuk terjadinya
korelasi linear yang tinggi di antara variabel-variabel bebas (X1, X2, …,
Xp).73 Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di
antara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang
terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel
bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala
multikolinier.74
71 Ibid, h. 75 72 J.Supranto, Ekonometri, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010), h. 13 73 Setiawan & Dwi Endah Kusrini, Ekonometrika, (Yogyakarta, CV. ANDI OFFSET, 2010),
h. 82) 74 Suliyanto, Ekonometrika Terapan – Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET, 2011), h. 82
52
Dalam penelitian ini pendeteksian adanya multikolnearitas
menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika nilai VIP tidak lebih
dari 10, maka model tersebut dinyatakan tidak terdapat gelaja
multikolinier. Hal itu dapat dilihat pada tabel kolom Centered VIF.75
Berdasarkan syarat asumsi klasik regresi linier dengan OLS,
maka model regresi linier yang baik adalah yang terbebas dari adanya
multikolinieritas. Dengan demikian, model di atas telah terbebas dari
adanya multikolinieritas.76
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model
regresi yang tidak sama (konstan).77 Heteroskedastisitas terjadi pada
saat residual dan nilai prediksi memiliki korelasi atau pola hubungan.
Pola hubungan ini tidak hanya sebatas hubungan linier, tetapi dalam
pola yang berbeda juga dimungkinkan.78
Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas menggunakan uji
White dilakukan dengan meregresikan semua variabel bebas, variabel
bebas kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel bebas terhadap nilai
residual kuadratnya. Jika X2 hitung lebih besar dari X2 tabel dengan
df=α, jumlah variabel bebas, maka dalam model terdapat masalah
heteroskedastisitas.79 Keputusan terjadi atau tidaknya
heteroskedastisitas pada model regresi linier adalah dengan melihat nilai
Prob. F-statistic (F-hitung) sebagai berikut:
75 Ibid, h. 90 76 Mansuri, Modul Praktikum EViews: Analisis Regresi Linier Berganda menggunakan
Eviews, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur, 2016), h. 40 77 Suliyanto, Ekonometrika Terapan – Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET, 2011), h. 95 78 Mansuri, Modul Praktikum EViews: Analisis Regresi Linier Berganda menggunakan
Eviews, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur, 2016), h. 40 79 Ibid, h. 107
53
Apabila nilai prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0.05 (5%)
maka H0 diterima yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas,
Apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil dari tingkat alpha 0.05 (5%)
maka H0 ditolak yang artinya terjadi heteroskedastisitas.80
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada
korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan
menurut waktu (time-series) atau ruang (cross-section). Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode Uji Durbin Watson
(Durbin Watson Test). Uji D-W merupakan uji yang sangat populer
untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris
yang diestimasi. Rumus yang digunakan untuk uji Durbin-Watson
adalah:
DW = ∑(e−𝑒𝑡−1)2
∑ e𝑡2
Keterangan:
DW = Nilai Durbin-Watson Test
e = Nilai residual
et-1 = Nilai residual satu periode sebelumnya
Berikut ini merupakan kriteria pengujian autokorelasi dengan Uji
Durbin-Watson.81
DW Kesimpulan
< dL Ada Autokorelasi (+)
dL s.d. dU Tanpa Kesimpulan
dU s.d. 4 – dU Tidak ada autokorelasi
4 – dU s.d 4 – dL Tanpa Kesimpulan
>4 – dL Ada Autokorelasi (-)
80 Ibid, h. 43 81 Ibid, h. 127
54
3. Model Regresi Data Panel
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi data panel karena setiap unit cross section memiliki data time series
yang sama.82 Regresi data panel adalah regresi yang menggunakan data
pengamatan terhadap satu atau lebih variabel pada suatu unit secara terus
menerus selama beberapa periode waktu.83 Model regresi data panel dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Yit = α + β1X1it + β2X2it + β2X2it + β3X3it – β4X4it + ℇ it
Keterangan:
α = konstanta
β = koefisien regresi
ℇ = standar kesalahan
Yit = Return On Assets
X1it = Non Performing Financing
X2it = Write Off
X3it = Capital Adequacy Ratio
X4it = Rasio Efisiensi Operasional
Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengestimasi
model regresi dengan data panel. Terdapat tiga pendekatan, yaitu:
a. Common Effect Model (CEM)
Model estimasi Common Effect merupakan teknik paling
sederhana untuk mengestimasi data panel adalah hanya dengan
mengkombinasikan data time series dan cross section. Dengan hanya
menggabungkan data tersebut tanpa melihat perbedaan antar waktu dan
individu maka kita bisa menggunakan metode OLS untuk mengestimasi
model panel. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi
individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar
perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.
82 Ansofino, dkk, Buku Ajar Ekonometrika, (Yogyakarta: Deepublish, Juli 2016), h. 142 83 Ni Putu Anik Mas Ratnasari, dkk, Aplikasi Regresi Data Panel dengan Pendekatan Fixed
Effect Model (Studi Kasus: PT PLN Gianyar), (E-Jurnal Matematika Vol. 3, No. 1 Januari 2014), h.
2
55
Persamaan dengan menggunakan Common Effect Model dapat
ditulis dalam bentuk sebagai berikut:84
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + ℇ it
b. Fixed Effect Model (FEM)
Fixed effect model merupakan teknik estimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan
intersep.85 Perbedaan ini disebabkan karena penggunaan variabel
dummy untuk menjelaskan perbedaan intersep yang timbul antar
individu. Istilah FEM berasal dari kenyataan bahwa meskipun intersep
berbeda antar individu namun intersep sama antar waktu (itme
invariant). Hal ini juga memberikan asumsi bahwa slope β tetap sama
antar individu dan antar waktu. 86
Persamaan dengan menggunakan Fixed Effect Model dapat
ditulis dalam bentuk sebagai berikut:
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β3D1i + β3D2i + … + ℇ it
Dengan D = (D1, D2, …, Dn) merupakan variabel dummy untuk
unit ke-i. Penggunaan variabel dummy inilah yang membuat estimasi
pada Fixed Effect Model disebut Least Square Dummy Variabel (LSDV)
model.87
c. Random Effect Model (REM)
Random Effect Model merupakan metode estimasi model regresi
data panel dengan asumsi koefisien slope dan intercept berbeda antar
84 Ansofino, dkk, Buku Ajar Ekonometrika, (Yogyakarta: Deepublish, Juli 2016), h. 143 85 Rama Primanita Aristy, Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi
Islam, dan Rasio Zakat terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah, (Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 65 86 Ni Putu Anik Mas Ratnasari, dkk, Aplikasi Regresi Data Panel dengan Pendekatan Fixed
Effect Model (Studi Kasus: PT PLN Gianyar), (E-Jurnal Matematika Vol. 3, No. 1 Januari 2014), h.
2 87 Ibid, h. 3
56
individu dan antar waktu.88 Dimasukkannya variabel dummy di dalam
fixed effect model membawa konsekuensi berkurangnya derajat
kebebasan yang pada akhirnya mengurangi parameter. Masalah ini bisa
diatasi dengan mengguakan variabel gangguan dikenal dengan metode
random effect. Di dalam model ini kita akan mengestimasi data panel di
mana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan
antar individu.89
Persamaan dengan menggunakan Random Effect Model dapat
ditulis dalam bentuk sebagai berikut:
Yit = α + βXit + ℇit ℇit = ui + vt + wit
Keterangan:
ui = Komponen error cross section
vt = Komponen error time section
wit = Komponen error gabungan
Adapun asumsi yang digunakan untuk komponen error sebagai berikut:
ui ~ N (0, σu2);
vt ~ N (0, σv2);
wit ~ N (0, σw2)
Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa
Random Effect Model menganggap efek rata-rata dari data cross section
dan time series direpresentasikan dalam intercept. Sedangkan deviasi
efek secara random untuk data time series direpresentasikan dalam vt
dan deviasi untuk data cross section dinyatakan dalam ui.90
88 Rama Primanita Aristy, Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi
Islam, dan Rasio Zakat terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah, (Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 65 89 Ansofino, dkk, Buku Ajar Ekonometrika, (Yogyakarta: Deepublish, Juli 2016), h. 153 90 Styfanda Pangestika, Analisis Estimasi Model Regresi Data Panel dengan Pendekatan
Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM),
(Skripsi, S1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2015),
h. 22
57
4. Pengujian Model
a. Uji Chow
Uji ini digunakan untuk memilih salah satu model pada regresi
data panel, yaitu antara model efek tetap (fixed effect model) dengan
model koefisien tetap (common effect model).91 Berikut ini merupakan
hipotesis pengujian Uji Chow:
H0 = model menggunakan pendekatan common effect
H1 = model menggunakan pendekatan fixed effect
Statistik uji yang digunakan merupakan uji F, yaitu
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = [𝑅𝑅𝑆𝑆 − 𝑈𝑅𝑆𝑆]/(𝑛 − 1)
𝑈𝑅𝑆𝑆/(𝑛𝑇 − 𝑛 − 𝐾)
Keterangan:
𝑛 = Jumlah individu (cross section)
𝑇 = Jumlah periode waktu (time series)
𝐾 = Jumlah variabel independen
𝑅𝑅𝑆𝑆 = Restricted residual sums of squares yang berasal dari
model koefisien tetap
𝑈𝑅𝑆𝑆 = Unrestricted residual sums of squares yang berasal dari
model efek tetap
Jika nilai Fhitung > F(n – 1,nT – n – K) atau p-value < α (taraf
signifikansi/alpha = 5%) maka H0 ditolak sehingga model yang terpilih
adalah model efek tetap (fixed effect model).
b. Uji Hausman
Uji ini digunakan untuk memilih model efek acak (random effect
model) dengan model efek tetap (fixed effect model). Uji ini bekerja
dengan menguji apakah terdapat hubungan antara galat pada model
(galat komposit) dengan satu atau lebih variabel penjelas (independen)
dalam model. Hipotesis awalnya adalah tidak terdapat hubungan antara
91 Ibid, h. 24
58
galat model dengan satu atau lebih variabel penjelas.92 Berikut ini
merupakan hipotesis pengujian Uji Chow:
H0 = model menggunakan pendekatan random effect
H1 = model menggunakan pendekatan fixed effect
Statistik Uji Haussman ini menggunakan distribusi statistik Chi
Square dengan degree of freedom. Jika nilai statistic Haussman lebih
besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah
model fixed effect, sebaliknya jika nilai statistik Haussman lebih kecil
dari nilai kritisnya maka H0 diterima dan model yang tepat adalah model
random effect. Selain pengujian tersebut, dapat dilihat berdasarkan nilai
probabilitas cross section random dengan ketentuan sebagai berikut:93
Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak
Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima
5. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel
a. Uji t
Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak. Sebelum
melakukan pengujian, biasanya dibuat hipotesis terlebih dahulu.94
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan nilai statistic t (t
hitung) untuk mengetahui pengaruh setiap variabel dependepn terhadap
variabel independen. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t
hitung adalah:
t = β̂1− β1
∗
se (β̂1)
di mana β1∗ merupakan nilai pada hipotesis nol.
92 Ibid, h. 25 93 Rama Primanita Aristy, Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi
Islam, dan Rasio Zakat terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah, (Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 68 94 Nachrowi Djalal Nachrowi & Hardius Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 24
59
Berikut ini merupakan hipotetis membandingkan nilai t hitung dengan t
kritisnya:
Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika nilai t hitung < nilai t kritis maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika kita menolak H0 atau menerima H1 berarti secara statistik
variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan
jika H0 diterima dan H1 ditolak berarti secara statistik variabel
independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.95
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen atau merupakan uji signifikansi
model regresi.96 Berikut ini merupakan hipotesis pengujian Uji F:
H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
H1 = Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika Fhitung > Fkritis maka H0 ditolak, yang berarti bahwa secara bersama-
sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen.
Jika Fhitung < Fkritis maka H0 diterima, yang berarti bahwa secara bersama-
sama variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.
Selain menggunakan Fkritis, uji F ini dapat dilihat berdasarkan nilai
probabilitasnya, yaitu:97
Jika nilai Fhitung < nilai probabilitas maka H0 ditolak
Jika nilai Fhitung < nilai probabilitas maka H0 diterima
95 Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan dengan Program SPSS, AMOS, dan
SMARTPLS, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), h. 23 96 Ibid, h. 19 97 Ibid, h. 21
60
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengukur seberapa
baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodness of fit).
Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi variabel
dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen di dalam garis
regresi.98 Nilai koefisien determinasi ini terletak antara 0 dan 1 (0 ≤ R2
≤ 1). R2 semakin mendekati 1 maka semakin baik garis regresi dan
semakin mendekati angka nol maka mempunyai garis regresi yang
kurang baik.
Nilai koefisien determinasi nilainya selalu naik jika kita terus
menambah variabel independen, walaupun variabel independen yang
ditambahkan secara teoritik tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Untuk menghindari kesalahan terhadap perbandingan dua
regresi yang mempunyai variabel dependen Y sama tetapi berbeda
dalam jumlah variabel independen X, maka menggunakan adjusted R2
sebagai alternatifnya.99
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional mengacu pada makna serta pengukuran dari
variabel (karakteristik yang melekat dari sebuah variabel, bisa formatif atau
reflesif). Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk
mengoperasikan konstruk sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan
cara pengukuran konstruk yang lebih baik. Defisini operasional berkaitan
dengan penyusunan alat ukur atau skala penelitian. Definisi operasional
berhubungan dengan skala yang dapat dikatakan sebagai alat atau mekanisme
yang seseorang dapat membedakan suatu variabel utama dengan variabel utama
yang lain dari penelitian yang dilakukan.100 Berdasarkan rumusan masalah dan
98 Ibid, h. 17 99 Ibid, h. 18 100 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013), h. 14
61
model regresi yang akan disusun, maka operasional variabel dalam peneitian ini
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Return On Assets (ROA) (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Return on Assets
(ROA), merupakan rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan
antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukkan
tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang
bersangkutan. Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Laba Sebelum Pajak
Total Asset x 100%
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
website setiap Bank Syariah yaitu laporan tahunan bank syariah dari tahun
2010 – 2015 yang dinyatakan dalam persen.
2. Non Performing Financing (NPF) (X1)
Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur pembiayaan yang kualitasnya berada dalam golongan
kurang lancar (golongan III), diragukan (golongan IV), dan macet
(golongan V). Secara matematis NPF dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPF = Pembiayaan (KL, D, M)
Total Pembiayaan
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
website setiap Bank Syariah yaitu laporan tahunan bank syariah dari tahun
2010 – 2015 yang dinyatakan dalam persen.
3. Write Off (WO) (X2)
Penghapusbukuan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan
sistem pembiayaan dalan suatu bank dengan memindahkan pembiayaan-
pembiayaan bermasalah (macet) yang sulit untuk ditangani dari neraca bank
menjadi ekstrakomtable sehingga tidak membebani kinerja bank lagi,
namun tidak menghapus hak bank untuk menagih pelunasan kepada
62
Debitur. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dari website setiap Bank Syariah yaitu laporan tahunan bank syariah dari
tahun 2010 – 2015 yang dinyatakan dalam jutaan rupiah.
4. Capital Adequacy Ratio (CAR) (X3)
Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu rasio kewajiban pemenuhan
modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Rasio ini menunjukkan
bahwa seberapa jauh seluruh aktiva yang mengandung risiko ikut dibiayai
dari dana modal bank sendiri, selain memperoleh dana dari sumber-sumber
di luar bank seperti dana masyarakat, pinjaman dan lain sebagainya. Rumus
untuk menghitung CAR sebagai berikut:
CAR = Modal Inti + Pelengkap
ATMR
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
website setiap Bank Syariah yaitu laporan tahunan bank syariah dari tahun
2010 – 2015 yang dinyatakan dalam persen.
5. Rasio Efisiensi Operasional (REO) (X4)
Rasio Efisiensi Operasional (REO) atau lebih dikenal dengan
sebutan BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (sesuai Kodifikasi Peraturan Bank
Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank)
REO = BO
PO
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
website setiap Bank Syariah yaitu laporan tahunan bank syariah dari tahun
2010 – 2015 yang dinyatakan dalam persen.
63
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri101
Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998
membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah Sistem Perbankan
Syariah di Indonesia. Di saat bank-bank konvensional terkena imbas dari
krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep
yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang
berkepanjangan.
Di sisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global,
pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger)
4 (empat) Bank milik pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi
Daya, Bank Exim dan Bapindo, menjadi satu, satu Bank yang kokoh dengan
nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan
penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
sebagai pemilik mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB). PT BSB merupakan
salah satu Bank konvensional yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan
Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi.
Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT BSB juga melakukan upaya
merger dengan beberapa Bank lain serta mengundang investor asing.
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran Pengembangan Sistem Ekonomi
Syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 tahun 1998 yang memberi
peluang bagi Bank Umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking
system). Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah, yang
bertujuan untuk mengembangkan Layanan Perbankan Syariah di kelompok
perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
101 Profil Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2016 Bank Syariah Mandiri, h. 63
64
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari Bank Konvensional menjadi
Bank Syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah
segera mempersiapkan sistem dan infrastruktur, sehingga kegiatan usaha
BSB berhasil bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang
beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah
Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP. DGS/
1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri
(BSM). Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank
Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab
1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir dan tampil dengan harmonisasi
idealisme usaha dengan nilai-nilai spiritual. Bank Syariah Mandiri tumbuh
sebagai bank yang mampu memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan
operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai spiritual inilah
yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya
di perbankan Indonesia.
2. Sejarah Singkat PT Bank Muamalat Indonesia102
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat Indonesia”)
didirikan pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H yang
digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia (ICMI), serta pengusaha muslim dengan dukungan Pemerintah
102 Profil Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2015 Bank Muamalat Indonesia, h.
14-15
65
Republik Indonesia. Bank Muamalat Indonesia beroperasi pada 1 Mei 1992
atau 27 Syawal 1412 H. Sebagai bank syariah pertama di Indonesia, Bank
Muamalat Indonesia merupakan inisiator bisnis keuangan syariah lainnya
antara lain; Asuransi syariah pertama (Asuransi Takaful), Dana pensiun
lembaga keuangan Muamalat (DPLK Muamalat), multifinance syariah
pertama (Al-Ijarah Indonesia Finance).
Bank Muamalat Indonesia mendapatkan ijin sebagai Bank Devisa
pada 27 Oktober 1994 dan merupakan perusahaan publik namun tidak
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bank Muamalat Indonesia telah
melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 5 (lima) kali dan merupakan lembaga
perbankan pertama di Indonesia yang mengeluarkan Sukuk Subordinasi
Mudharabah di tahun 2003.
Dalam melakukan ekspansi bisnisnya, selain membuka kantor
cabang di seluruh wilayah Indonesia, Bank Muamalat Indonesia juga
membuka kantor cabang internasional di Kuala Lumpur, Malaysia pada
tahun 2009 dan tercatat sebagai bank pertama dan satu-satunya dari
Indonesia yang membuka jaringan bisnis di Malaysia.
Bank Muamalat Indonesia memiliki serangkaian produk dan
layanan, antara lain; produk Shar-e yang diluncurkan pada tahun 2004
merupakan tabungan instan pertama di Indonesia, produk Shar-e Gold Debit
Visa yang diluncurkan pada tahun 2011 dapat dipergunakan sebagai alat
pembayaran di seluruh merchant VISA dalam dan luar negeri yang
mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai
Kartu Debit Syariah dengan teknologi chip pertama di Indonesia serta
layanan e-channel seperti internet banking, mobile banking, ATM, dan cash
management.
66
3. Sejarah Singkat PT Bank Jawa Barat Banten Syariah103
Pendirian Bank BJB Syariah diawali dengan pembentukan
Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk
menggunakan jasa perbankan syariah pada saat itu.
Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah,
manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta
mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki peningkatan share
perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
diputuskan untuk menjadikan Divisi/Unit Usaha Syariah menjadi Bank
Umum Syariah.
Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal
15 Januari 2010 didirikan Bank BJB Syariah berdasarkan Akta Pendirian
Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat
pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.
Pada saat pendirian Bank BJB Syariah memiliki modal disetor
sebesar Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan saham
Bank BJB Syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk. dan PT Global Banten Development, dengan komposisi
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. sebesar
Rp.495.000.000.000 (empat ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan
PT Banten Global Development sebesar Rp.5.000.000.000 (lima milyar
rupiah).
103 Profil Bank Jawa Barat Banten Syariah, diakses pada tanggal 30 Juni 2017 dari:
http://bjbsyariah.co.id/tentang-bjb-syariah/sekilas-bjb-syariah/
67
Pada tanggal 6 Mei 2010 Bank BJB Syariah memulai usahanya,
setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor 12/629/DPbS
tertanggal 30 April 2010, dengan terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari
Divisi/Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk. yang menjadi cikal bakal Bank BJB Syariah.
Kemudian, pada tanggal 21 juni 2011, berdasarkan akta No 10
tentang penambahan modal disetor yang dibuat oleh Notaris Popy Kuntari
Sutresna dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia nomor AHU-AH.01.10-23713 Tahun 2011 tanggal 25 Juli
2011, PT Banten Global Development menambahkan modal disetor sebesar
Rp. 7.000.000.000 (tujuh milyar rupiah), sehingga saham total seluruhnya
menjadi Rp. 507.000.000.000 (lima ratus tujuh milyar rupiah), dengan
komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus Sembilan puluh lima milyar
rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp.12.000.000.000
(dua belas milyar rupiah).
Pada tanggal 31 Juli 2012, berdasarkan akta nomor 27 perihal
Pelaksanaan Putusan RUPS Lainnya Tahun 2012, PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk dan PT Banten Global Development
menambahkan model disetor sehingga total modal PT Bank Jabar Banten
Syariah menjadi sebesar Rp 609.000.000.000,- (enam ratus sembilan milyar
rupiah), dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk sebesar Rp 595.000.000.000,- (lima ratus sembilan puluh lima
milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp
14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah)
Akta Pendirian PT. Bank Jabar Banten Syariah terakhir diubah
dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Lainnya nomor 03
tanggal 19 Februari 2014 yang dibuat dihadapan Notaris Maryanti
Tirtowijoyo, S.H., M.kn, dan disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia nomor AHU-AH-04317.AH.01.10-10438
68
Hingga saat ini Bank BJB Syariah berkedudukan dan berkantor
pusat di Kota Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8 (delapan)
kantor cabang, 44 (empat puluh empat) kantor cabang pembantu, 54 (empat
puluh enam) jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di
daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dan 49.630 jaringan
ATM Bersama. Pada tahun 2013 diharapkan bank bjb semakin memperluas
jangkauan pelayanannya yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat,
Banten dan DKI Jakarta.
4. Sejarah Singkat PT Bank BRISyariah104
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan
izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya
o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT.
Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah
merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional,
kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah
Islam.
Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan
sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih
bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence)
dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan
prinsip syariah.
Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri
perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti
logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan
masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah
yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi
104 Profil Bank BRISyariah, diakses pada tanggal 30 Juni 2017 dari:
http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah
69
warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai
benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19
Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank
BRISyariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari
2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur
Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje
Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.
Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi
aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus
pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi
bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan
perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis
sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan
memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang
berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan
konsumer berdasarkan prinsip Syariah.
B. Analisis Deskriptif Statistik
Bab ini penulis menganalisis data yang digunakan. Data yang digunakan
berupa variabel Non Performing Financing (NPF), Write Off (WO), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Rasio Efisiensi Operasional (REO) dan Return On
Assets (ROA). Objek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah periode 2010 –
2015 dengan data laporan keuangan tahunan. Pemilihan Bank Umum Syariah
ini sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan guna penerapan operasional variabel
dengan teknik purposive sampling.
Bank Umum Syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah:
70
Tabel 4.1: Daftar Sampel Bank Umum Syariah
No. Nama Bank Umum Syariah
1. Bank Syariah Mandiri
2. Bank Muamalat Indonesia
3. Bank Jawa Barat Banten Syariah
4. Bank BRI Syariah
Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Laporan
Tahunan Bank Umum Syariah oleh setiap Bank Umum Syariah yang dijadikan
sampel.
C. Perkembangan Variabel Penelitian
1. Return On Assets (ROA)
Grafik 4.1: Perkembangan ROA pada Tahun 2010-2015
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah
Grafik 4.1 menunjukkan perkembangan rata-rata Return On Assets
(ROA) bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan 2015. Rata-
rata ROA bank umum syariah mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun.
Berdasarkan grafik tersebut, ROA tertinggi dicapai oleh Bank Syariah
Mandiri pada tahun 2012 sebesar 2.25 dan yang terendah yaitu Bank Jabar
Banten Syariah pada tahun 2012 sebesar -0.59. Hal ini mengindikasikan
-1,00
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
2010 2011 2012 2013 2014 2015
ROA
BSM BMI BJBS BRIS
71
bahwa kinerja bank umum syariah perlu ditingkatkan agar tingkat
profitabilitas yang termasuk di dalamnya ROA dapat terus meningkat setiap
tahunnya.
2. Non Performing Financing (NPF)
Grafik 4.2: Perkembangan NPF Pada Tahun 2010-2015
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah
Grafik 4.2 menunjukkan perkembangan rata-rata Non Performing
Financing (NPF) bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan
2015. Rata-rata NPF bank umum syariah mengalami fluktuatif cenderung
meningkat terutama pada tahun 2013 sampai tahun 2015 dapat dikatakan
kurang baik karena terdapat bank umum syariah yang melebihi angka 5%
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. NPF tertinggi dan terendah
dicapai oleh Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2015 sebesar 7.11% dan
pada tahun 2013 sebesar 1.35%. NPF yang tinggi mengindikasikan bahwa
tingginya pembiayaan dengan kategori macet karena kurangnya
kemampuan manajemen bank dalam menganalisa nasabah sehingga akan
berpengaruh pada tingkat profitabilitas bank umum syariah.
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015
NPF
BSM BMI BJBS BRIS
72
3. Write Off (WO)
Grafik 4.3: Perkembangan WO pada Tahun 2010-2015
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah
Grafik 4.3 menunjukkan perkembangan rata-rata Write Off (WO)
bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan 2015. Rata-rata
WO bank umum syariah mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun.
Berdasarkan grafik tersebut, WO tertinggi dicapai oleh Bank Syariah
Mandiri pada tahun 2015 sebesar Rp1,502,311,349,456. Sedangkan WO
terendah dicapai oleh Bank Jabar Banten Syariah pada tahun 2011 sebesar
Rp26,012,000. Hal itu mengindikasikan bahwa kurangnya kemampuan
bank umum syariah dalam mengelola pembiayaan bermasalah melalui
penghapubukuan karena dari tahun ke tahun cenderung mengalami
kenaikan.
Rp0
Rp200.000.000.000
Rp400.000.000.000
Rp600.000.000.000
Rp800.000.000.000
Rp1.000.000.000.000
Rp1.200.000.000.000
Rp1.400.000.000.000
Rp1.600.000.000.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
WO
BSM BMI BJBS BRIS
73
4. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Grafik 4.4: Perkembangan CAR pada Tahun 2010-2015
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah
Grafik 4.4 menunjukkan perkembangan rata-rata Capital Adequacy
Ratio (CAR) bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan 2015.
Rata-rata CAR bank umum syariah cenderung meningkat dan stabil, namun
terjadi penurunan yang cukup signifikan pada Bank Jabar Banten Syariah
dari tahun 2011 sebesar 30.29 menjadi 21.09 % pada tahun 2012. Secara
keseluruhan CAR bank umum syariah masih tergolong baik dengan nilai
CAR yang berada di atas 8% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
mengenai ketentuan modal minimum bagi perbankan.
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015
CAR
BSM BMI BJBS BRIS
74
5. Rasio Efisiensi Operasional (REO)
Grafik 4.5: Perkembangan REO pada Tahun 2010-2015
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah
Grafik 4.5 menunjukkan perkembangan rata-rata Rasio Efisiensi
Operasional (REO) bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan
2015. Rata-rata REO bank umum syariah cenderung meningkat dan stabil
dengan kisaran persentase sekitar 73% hingga 110%. Rasio REO pada Bank
Jabar Baten Syariah mengalami peningkatan hingga 110.41% pada tahun
2012. Hal ini disebabkan oleh kurangnya efisiensi pada biaya operasional
bank sehingga akan berdampak pada profitabilitas bank syariah itu sendiri.
D. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Stasioner
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel
dengan pengujian akar-akar unit yang berpatokan pada nilai batas kritis
ADF. Hasil uji akar-akar unit ini membandingkan nilai thitung dengan nilai
kritis McKinnon.
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015
REO
BSM BMI BJBS BRIS
75
Tabel 4.2: Hasil Uji Stasioneritas Data Tahap Level
Variabel
ADF Statistic
Keterangan t-statistic
Critical
values 5% Prob.
ROA -3.345133 -2.892536 0.0121 Stasioner
NPF -4.561351 -2.892879 0.0003 Stasioner
LN_WO -3.400566 -2.892879 0.0134 Stasioner
CAR -2.336274 -2.892200 0.1629 Tidak Stasioner
REO -2.785977 -2.893589 0.0643 Tidak Stasioner
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa hanya variabel
REO dan CAR yang tidak stasioner karena nilai ADF t-statistiknya lebih
kecil dari critical valuenya yaitu sebesar -2.785977 dan -2.336274 dan nilai
probabilitasnya lebih besar dari 0.05 sehingga harus melakukan uji
stasioneritas pada tahap first difference. Sedangkan variabel lainnya sudah
stasioner karena nilai ADF t-statistiknya lebih besar dari nilai critical value,
yaitu ROA, NPF dan LN_WO dengan masing-masing nilai -3.345133, -
4.561351 dan -3.400566.
Karena tidak semua variabel lolos pada uji stasioneritas tingkat
level, maka perlu dilakukan uji stasioneritas tahap first difference untuk
mengetahui apakah variabel lain stasioner atau tidak. Berikut ini adalah
tabel hasil uji stasioneritas data tahap first difference.
Tabel 4.3: Hasil Uji Stasioneritas Data Tahap First Difference
Variabel
ADF Statistic
Keterangan t-statistic
Critical
values 5% Prob.
ROA -7.717251 -2.892536 0.0000 Stasioner
NPF -5.990758 -2.892536 0.0000 Stasioner
LN_WO -6.510951 -2.892536 0.0000 Stasioner
CAR -8.709307 -2.892536 0.0000 Stasioner
REO -7.372935 -2.893589 0.0000 Stasioner
76
Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel
penelitian yaitu ROA, NPF, LN_WO, CAR dan REO dapat dinyatakan
sudah stasioner pada tingkat first difference karena semua nilai ADF t-
stastistic > critical value sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan untuk
pengujian selanjutnya.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual
yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan
nilai Chi Square tabel. Jika nilai Jarque-Bera (JB) ≤ Chi Square tabel maka
nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal. Selain itu, uji
normalitas juga dapat diuji dengan menggunakan Probability, di mana jika
Probability > nilai signifikan (5%), maka data berdistribusi normal.
Tabel 4.4: Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4
Series: ResidualsSample 2 92Observations 88
Mean -5.25e-16Median 0.014880Maximum 0.437362Minimum -0.362150Std. Dev. 0.156122Skewness -0.308550Kurtosis 2.793805
Jarque-Bera 1.552203Probability 0.460197
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai Jarque-Bera
sebesar 1.552203 sedangkan nilai Chi Square sebesar 9.487729. Hal itu
didapatkan dengan melihat jumlah variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan 4 (empat) variabel independen dan
nilai signifikan sebesar 0.05 atau 5%. Dengan demikian, nilai Jarque-Bera
lebih kecil dari nilai Chi Square (1.552203 < 9.487729), selain itu, nilai
77
Probability sebesar 0.460197 > 0.05 maka H0 diterima yang berarti bahwa
data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara
variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat
korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas maka model
regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier. Jika nilai VIP
tidak lebih dari 10, maka model tersebut dinyatakan tidak terdapat gelaja
multikolinier. Hal itu dapat dilihat pada tabel kolom Centered VIF.
Tabel 4.5: Hasil Uji Multikolinearitas
Variable Coefficient Uncentered Centered
Variance VIF VIF
C 0.029913 340.5748 NA
DNPF 0.000886 11.59016 2.156338
DLN_WO 0.001629 127.4242 2.114427
DCAR 8.50E-05 17.10352 1.763740
DREO 2.84E-05 167.5171 1.803365
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk variabel
independen tersebut tidak lebih dari 10, yaitu dengan masing-masing nilai
sebesar 2.156338 untuk variabel NPF, 2.114427 untuk variabel WO,
1.763740 untuk variabel CAR dan 1.803365 untuk variabel REO. Karena
nilai dari keempat variabel tidak ada yang lebih besar dari 10, maka dapat
dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada keempat variabel
independen tersebut.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi
yang tidak sama (konstan). Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan uji White.
78
Tabel 4.6: Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 2.432378 Prob. F(4,87) 0.0534
Obs*R-squared 9.253796 Prob. Chi-Square(4) 0.0551
Scaled explained SS 21.05305 Prob. Chi-Square(4) 0.0003
Berdasarkan Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai prob. Chi-Square
sebesar 0.0551 lebih besar dari tingkat alpha 0.05 (5%), maka maka H0
diterima yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas, dan dapat dilanjutkan
dengan pengujian ke tahap selanjutnya.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi
antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu
(time-series) atau ruang (cross-section). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode Uji Durbin Watson (Durbin Watson Test).
Tabel 4.7: Hasil Uji Autokorelasi
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 04/14/17 Time: 11:24
Sample: 1 92
Included observations: 92
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DNPF -0.018370 0.017861 -1.028513 0.3066
DLN_WO 0.037711 0.024881 1.515651 0.1333
DCAR 0.006344 0.005607 1.131544 0.2610
DREO 0.003287 0.003193 1.029237 0.3063
C -0.179685 0.106951 -1.680066 0.0966
RESID(-1) 0.834327 0.107388 7.769276 0.0000
RESID(-2) -0.019544 0.110430 -0.176977 0.8599
R-squared 0.656088 Mean dependent var -2.84E-16
Adjusted R-squared 0.631811 S.D. dependent var 0.087894
S.E. of regression 0.053333 Akaike info criterion -2.951490
Sum squared resid 0.241774 Schwarz criterion -2.759615
Log likelihood 142.7685 Hannan-Quinn criter. -2.874048
79
F-statistic 27.02599 Durbin-Watson stat 1.971735
Prob(F-statistic) 0.000000
Berdasarkan tabel 4.7, nilai Durbin-Watson sebesar 1.971735. jika
dibandingkan dengan tabel Durbin-Watson dengan (n) = 92 dan jumlah
variabel independen (k = 4) maka diperoleh nilai tabel dL sebesar 1.5713
dan dU sebesar 1.7523, sehingga nilai 4-dU sebesar 4 – 1.7523 = 2.2477
sedangkan nilai 4-dL sebesar 4 – 1.5713 = 2.4287. Nilai DW = 1.971735
berada di antara dU dan 4 – dU maka dapat disimpulkan tidak ada
autokorelasi.
3. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi data panel karena setiap unit cross section memiliki data time series
yang sama. Untuk menentukan jenis model yang paling tepat, maka
dilakukan pengujian awal yaitu dengan melakukan Uji Chow. Uji ini
digunakan untuk menentukan metode mana yang paling tepat, apakah
common effect atau fixed effect, dengan hipotesis sebagai berikut:
Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima, sehingga model yang dipilih
yaitu dengan pendekatan common effect.
Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak, sehingga model yang dipilih yaitu
dengan pendekatan fixed effect.
Tabel 4.8: Hasil Uji Common Effect
Dependent Variable: DROA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/14/17 Time: 07:12
Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4
Included observations: 23 after adjustments
Cross-sections included: 4
Total pool (balanced) observations: 92
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.187023 0.172729 12.66160 0.0000
DNPF? 0.167432 0.029751 5.627770 0.0000
DLN_WO? -0.030852 0.017497 -1.763310 0.0814
80
DREO? -0.086545 0.005326 -16.25007 0.0000
DCAR? 0.000828 0.009211 0.089854 0.9286
R-squared 0.785199 Mean dependent var 0.207449
Adjusted R-squared 0.775323 S.D. dependent var 0.189633
S.E. of regression 0.089886 Akaike info criterion -1.927730
Sum squared resid 0.702918 Schwarz criterion -1.790677
Log likelihood 93.67559 Hannan-Quinn criter. -1.872414
F-statistic 79.50628 Durbin-Watson stat 0.135742
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel 4.9: Hasil Uji Fixed Effect
Dependent Variable: DROA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/14/17 Time: 07:12
Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4
Included observations: 23 after adjustments
Cross-sections included: 4
Total pool (balanced) observations: 92
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.379147 0.132953 17.89463 0.0000
DNPF? 0.160549 0.024061 6.672529 0.0000
DLN_WO? -0.069703 0.014787 -4.713818 0.0000
DREO? -0.081493 0.005099 -15.98208 0.0000
DCAR? -0.016090 0.008950 -1.797775 0.0758
Fixed Effects
(Cross)
BJBS--C -0.007299
BMI--C -0.100147
BRIS--C 0.028272
BSM--C 0.079174
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.887478 Mean dependent var 0.207449
Adjusted R-squared 0.878101 S.D. dependent var 0.189633
S.E. of regression 0.066208 Akaike info criterion -2.509078
Sum squared resid 0.368218 Schwarz criterion -2.289792
Log likelihood 123.4176 Hannan-Quinn criter. -2.420572
F-statistic 94.64574 Durbin-Watson stat 0.255156
Prob(F-statistic) 0.000000
81
Tabel 4.10: Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BANK
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 25.451217 (3,84) 0.0000
Cross-section Chi-square 59.483970 3 0.0000
Berdasarkan hasil uji Chow pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa
nilai prob. Cross-section Chi-Square sebesar 0.0000 < 0.05, maka H0
ditolak, sehingga model yang dipilih dalam penelitian ini yaitu dengan
pendekatan fixed effect.
Pengujian selanjutnya yaitu dengan melakukan Uji Haussman untuk
menentukan model yang tepat dalam penelitian ini apakah fixed effect atau
random effect, dengan hipotesis sebagai berikut:
Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima, sehingga model yang dipilih yaitu
dengan pendekatan random effect.
Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak, sehingga model yang dipilih yaitu
dengan pendekatan fixed effect.
Tabel 4.11: Hasil Uji Fixed Effect
Dependent Variable: DROA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/14/17 Time: 07:12
Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4
Included observations: 23 after adjustments
Cross-sections included: 4
Total pool (balanced) observations: 92
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.379147 0.132953 17.89463 0.0000
DNPF? 0.160549 0.024061 6.672529 0.0000
DLN_WO? -0.069703 0.014787 -4.713818 0.0000
DREO? -0.081493 0.005099 -15.98208 0.0000
DCAR? -0.016090 0.008950 -1.797775 0.0758
82
Fixed Effects
(Cross)
BJBS--C -0.007299
BMI--C -0.100147
BRIS--C 0.028272
BSM--C 0.079174
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.887478 Mean dependent var 0.207449
Adjusted R-squared 0.878101 S.D. dependent var 0.189633
S.E. of regression 0.066208 Akaike info criterion -2.509078
Sum squared resid 0.368218 Schwarz criterion -2.289792
Log likelihood 123.4176 Hannan-Quinn criter. -2.420572
F-statistic 94.64574 Durbin-Watson stat 0.255156
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel 4.12: Hasil Uji Random Effect
Dependent Variable: DROA?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 04/14/17 Time: 07:12
Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4
Included observations: 23 after adjustments
Cross-sections included: 4
Total pool (balanced) observations: 92
Wallace and Hussain estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.377040 0.127384 18.66040 0.0000
DNPF? 0.161107 0.021270 7.574543 0.0000
DLN_WO? -0.068736 0.013045 -5.269214 0.0000
DREO? -0.081736 0.004485 -18.22583 0.0000
DCAR? -0.015770 0.007878 -2.001749 0.0484
Random Effects
(Cross)
BJBS--C -0.006755
BMI--C -0.098517
BRIS--C 0.028288
BSM--C 0.076984
Effects Specification
S.D. Rho
83
Cross-section random 0.097543 0.7343
Idiosyncratic random 0.058678 0.2657
Weighted Statistics
R-squared 0.824693 Mean dependent var 0.025819
Adjusted R-squared 0.816633 S.D. dependent var 0.153176
S.E. of regression 0.065592 Sum squared resid 0.374302
F-statistic 102.3180 Durbin-Watson stat 0.250196
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.767983 Mean dependent var 0.207449
Sum squared resid 0.759253 Durbin-Watson stat 0.123343
Tabel 4.13: Hasil Uji Haussman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: BANK
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.026497 4 0.9999
Berdasarkan uji Haussman pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai
prob. Cross-section Chi-Square sebesar 0.9999 > 0.05, maka H0 diterima,
sehingga model yang dipilih dalam penelitian iniyaitu dengan pendekatan
random effect.
4. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel
a. Persamaan Regresi Linier Berganda
Tabel 4.14: Persamaan Regresi Linier Berganda
Dependent Variable: DROA?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 04/14/17 Time: 07:12
Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4
Included observations: 23 after adjustments
Cross-sections included: 4
Total pool (balanced) observations: 92
Wallace and Hussain estimator of component variances
84
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.377040 0.127384 18.66040 0.0000
DNPF? 0.161107 0.021270 7.574543 0.0000
DLN_WO? -0.068736 0.013045 -5.269214 0.0000
DREO? -0.081736 0.004485 -18.22583 0.0000
DCAR? -0.015770 0.007878 -2.001749 0.0484
Random Effects
(Cross)
BJBS--C -0.006755
BMI--C -0.098517
BRIS--C 0.028288
BSM--C 0.076984
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.097543 0.7343
Idiosyncratic random 0.058678 0.2657
Weighted Statistics
R-squared 0.824693 Mean dependent var 0.025819
Adjusted R-squared 0.816633 S.D. dependent var 0.153176
S.E. of regression 0.065592 Sum squared resid 0.374302
F-statistic 102.3180 Durbin-Watson stat 0.250196
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.767983 Mean dependent var 0.207449
Sum squared resid 0.759253 Durbin-Watson stat 0.123343
Dari tabel 4.14 di atas, maka dapat disusun persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
DROA = 2.377040 + 0.161107DNPF – 0.068736DLN_WO –
0.081736DREO – 0.015770DCAR
1) Jika semua variabel independen dianggap konstan atau bernilai nol,
maka hal itu berarti bahwa variabel independen tidak terjadi kenaikan
atau penurunan maka besarnya nilai ROA adalah 2.377040.
2) Nilai variabel NPF sebesar 0.16110 menunjukkan pada setiap kenaikan
1% NPF akan menyebabkan meningkatnya nilai variabel ROA Bank
85
Umum Syariah sebesar 0.16110% dengan catatan variabel lain dianggap
konstan.
3) Nilai variabel LN_WO sebesar -0.068736 menunjukkan pada setiap
kenaikan 1% LN_WO akan menyebabkan menurunnya nilai variabel
ROA Bank Umum Syariah sebesar 0.068736% dengan catatan variabel
lain dianggap konstan.
4) Nilai variabel REO sebesar -0.081736 menunjukkan pada setiap
kenaikan 1% REO akan menyebabkan menurunnya nilai variabel ROA
Bank Umum Syariah sebesar 0.081736% dengan catatan variabel lain
dianggap konstan.
5) Nilai variabel CAR sebesar -0.015770 menunjukkan pada setiap
kenaikan 1% CAR akan menyebabkan menurunnya nilai variabel ROA
Bank Umum Syariah sebesar 0.015770% dengan catatan variabel lain
dianggap konstan.
b. Pengaruh Non Performing Financing, Write Off, Capital Adequacy
Ratio dan Rasio Efisiensi Operasional terhadap Return On Assets
secara Parsial (Uji t)
Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak. Uji t
digunakan untuk mengetahui pengaruh setiap variabel dependepn
terhadap variabel independen.
Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak dan H1 diterima
berarti secara statistik variabel independen signifikan mempengaruhi
variabel dependen dan jika nilai t hitung < nilai t kritis maka H0 diterima
dan H1 ditolak berarti secara statistik variabel independen tidak
signifikan mempengaruhi variabel dependen. Berikut ini merupakan
hasil output uji t:
86
Tabel 4.15: Hasil Uji t
Dependent Variable: DROA?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 04/14/17 Time: 07:12
Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4
Included observations: 23 after adjustments
Cross-sections included: 4
Total pool (balanced) observations: 92
Wallace and Hussain estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.377040 0.127384 18.66040 0.0000
DNPF? 0.161107 0.021270 7.574543 0.0000
DLN_WO? -0.068736 0.013045 -5.269214 0.0000
DREO? -0.081736 0.004485 -18.22583 0.0000
DCAR? -0.015770 0.007878 -2.001749 0.0484
Random Effects
(Cross)
BJBS--C -0.006755
BMI--C -0.098517
BRIS--C 0.028288
BSM--C 0.076984
Berdasarkan hasil output uji t pada tabel 4.15 dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Pengaruh Non Performing Financing terhadap Return On Assets
Nilai t hitung untuk variabel NPF sebesar 7.574543, sedangkan
nilai t tabel dengan nilai signifikansi 0.05 (5%) dan df = (n-k), df = 88
dengan nilai t tabel sebesar 1.987289865 yang berarti bahwa t hitung >
nilai t kritis (7.574543 > 1.987289865) maka H0 ditolak dan H1 diterima.
dan dapat dilihat berdasarkan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05
sehingga H0 ditolak. Hal itu menunjukkan bahwa variabel NPF secara
parsial berpengaruh positif yang signifikan terhadap variabel ROA.
2) Pengaruh Write Off terhadap Return On Assets
Nilai t hitung untuk variabel Write Off sebesar -5.269214 dengan
nilai t tabel sebesar 1.987289865 yang berarti bahwa t hitung < nilai t
kritis (-5.269214 < 1.987289865) maka H0 ditolak dan H1 diterima. dan
dapat dilihat berdasarkan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05
87
sehingga H0 ditolak. Hal itu menunjukkan bahwa variabel Write Off
secara parsial berpengaruh negatif yang signifikan terhadap variabel
ROA.
3) Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Return On Assets
Nilai t hitung untuk variabel CAR sebesar -2.001749 dengan
nilai t tabel sebesar 1.987289865 yang berarti bahwa t hitung > nilai t
kritis (-2.001749 < 1.987289865) maka H0 ditolak dan H1 diterima. dan
dapat dilihat berdasarkan nilai probabilitas sebesar 0.0484 < 0.05
sehingga H0 ditolak. Hal itu menunjukkan bahwa variabel CAR secara
parsial berpengaruh negatif yang signifikan terhadap variabel ROA.
4) Pengaruh Rasio Efisiensi Operasional terhadap Return On Assets
Nilai t hitung untuk variabel REO sebesar -18.22583 dengan nilai
t tabel sebesar 1.987289865 yang berarti bahwa t hitung > nilai t kritis
(-18.22583 < 1.987289865) maka H0 ditolak dan H1 diterima. dan dapat
dilihat berdasarkan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05 sehingga H0
ditolak. Hal itu menunjukkan bahwa variabel REO secara parsial
berpengaruh negatif yang signifikan terhadap variabel ROA.
c. Pengaruh Non Performing Financing, Write Off, Capital Adequacy
Ratio dan Rasio Efisiensi Operasional terhadap Return On Assets
secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen atau merupakan uji signifikansi
model regresi.
Tabel 4.16: Hasil Uji F
R-squared 0.824693 Mean dependent var 0.025819
Adjusted R-squared 0.816633 S.D. dependent var 0.153176
S.E. of regression 0.065592 Sum squared resid 0.374302
F-statistic 102.3180 Durbin-Watson stat 0.250196
Prob(F-statistic) 0.000000
88
Berikut ini merupakan hipotesis pengujian Uji F:
H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Non
Performing Financing, Write Off, Capital Adequacy Ratio
dan Rasio Efisiensi Operasional secara simultan terhadap
Return On Assets.
H1 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara Non Performing
Financing, Write Off, Capital Adequacy Ratio dan Rasio
Efisiensi Operasional secara simultan terhadap Return On
Assets.
Berdasarkan hasil output uji F pada tabel 4.15 menunjukkan
bahwa nilai F hitung sebesar 102.3180 sedangkan nilai F kritis dengan
nilai signifikansi 0.05 (5%) dan df1 (k-1) = 3 dan df2 (n-k) = 88
diperoleh nilai F kritis sebesar 2.7081 sehingga dapat dikatakan bahwa
F hitung > F kritis (102.3180 > 2.7081). Selain itu, terlihat dalam nilai
Prob (F-statistic) sebesar 0.0000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi
0.05 (5%), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, variabel Non
Performing Financing, Write Off, Capital Adequacy Ratio dan Rasio
Efisiensi Operasional secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Return On Assets.
d. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi
variabel dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen di dalam
garis regresi.
Tabel 4.17: Hasil Uji Koefisien Determinasi
R-squared 0.824693 Mean dependent var 0.025819
Adjusted R-squared 0.816633 S.D. dependent var 0.153176
S.E. of regression 0.065592 Sum squared resid 0.374302
F-statistic 102.3180 Durbin-Watson stat 0.250196
Prob(F-statistic) 0.000000
Berdasarkan tabel 4.16, pengujian model yang terpilih
menghasilkan nilai Adjusted R-square sebesar 0.816633. Dengan adanya
89
besaran nilai Adjusted R-square dalam penelitian tersebut yang berarti
bahwa kemampuan variabel independen yaitu NPF, Write Off, CAR dan
REO sebesar 81.66% yang dapat menjelaskan variabel independen yang
digunakan dalam Uji Random mampu menjelaskan sebesar 81.66%
terhadapa ROA. Sedangkan sisanya 18.34% dipengaruhi oleh faktor lain di
luar model regresi data panel.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Non Performing
Financing (NPF), Penghapusbukuan (Write Off), Capital Adequacy Ratio
(CAR), dan Rasio Efisiensi Operasional (REO) berpengaruh terhadap Return
On Assets (ROA), berikut ini merupakan pembahasan mengenai penelitian ini,
yaitu:
1. Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Assets (ROA)
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Non Performing
Financing (NPF) berpengaruh positif yang signifikan terhadap Return On
Assets (ROA). Karena bank akan memperoleh pendapatan yang dapat
meningkatkan laba bukan hanya dari pembiayaan saja, tetapi dari
penyaluran dana juga. Penyaluran dana bank dapat berupa penempatan pada
Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga dan
penyertaan. Ismail menyatakan bahwa penempatan pada bank lain
merupakan salah satu dari aktiva produktif yang dapat menghasilkan
keuntungan sekaligus meningkatkan likuiditas.105 Sedangkan melakukan
kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dengan syarat harus menarik
kembali penyertaannya.106 Boy Leon dan Sonny Ericson menyatakan bahwa
penanaman dana dalam bentuk surat berharga juga dapat meningkatkan
105 Ismail, Akuntasi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, (Jakarta: PRENADAMEDIA
GROUP, 2015), h. 154 106 UU No. 21 Tahun 2008
90
profitabilitas bank.107 Sebagai contoh, pendapatan pada Bank Syariah
Mandiri meningkat dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar
6.631.000.000.000 dan NPF pun mengalami kenaikan pada tahun yang
sama sebesar 4,32%. Jadi, jika NPF mengalami kenaikan, maka ROA akan
mengalami kenaikan juga karena terdapat penerimaan atau pendapatan dari
penempatan dana pada bank lain, penyertaan maupun surat-surat berharga,
sehingga NPF memiliki pengaruh positif terhadap ROA.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lina
Trisnawati (2016) yang membuktikan bahwa variabel Non Performing
Financing (NPF) secara parsial berpengaruh positif terhadap Return On
Assets (ROA) pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia periode 2010
– 2014. Hal ini disebabkan karena kenaikan NPF tidak mengakibatkan
menurunnya ROA karena nilai Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
(PPAP) masih dapat mengatur pembiayaan bermasalah. Yoga Dwidingga
(2015) juga menyatakan dalam penelitiannya bahwa NPF berpengaruh
terhadap ROA pada perbankan syariah di Indonesia periode 2010 – 2013.
Hal serupa juga dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri
Muliawati (2015) yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti bahwa kondisi NPF yang
lebih besar dalam satu periode tidak secara langsung memberikan
penurunan laba pada periode yang sama. Hal ini dikarenakan pengaruh yang
signifikan dari NPF terhadap ROA adalah berkaitan dengan penentuan
tingkat kemacetan pembiayaan yang diberikan oleh sebuah bank.
2. Penghapusbukuan (Write Off) terhadap Return On Assets (ROA)
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Penghapusbukuan
(Write Off) berpengaruh negatif yang signifikan terhadap Return On Assets
(ROA). Hasil tersebut menunjukkan bahwa jika bank syariah melakukan
penghapusbukuan, maka ROA bank syariah akan mengalami penurunan.
107 Boy Leon dan Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa, (Jakarta:
GRASINDO, 2007), h. 58-59
91
Seperti halnya yang telah dikemukakan oleh Bagaskara penghapusbukuan
dapat mengurangi laba karena apabila terjadi jumlah pembiayaan yang
dihapusbuku melebihi jumlah cadangan penghapusan pembiayaan, maka
selisih kekurangannya akan dibebankan kepada laba bank. Dengan
berkurangnya laba bank, maka deviden yang dibagikan kepada para
pemegang saham juga akan berkurang.108 Sedangkan menurut Sutojo
Siswanto, penghapusbukuan akan berdampak pada penurunan CAR jika
PPAP untuk penghapusbukuan yang sebesar 100% tidak terbentuk secara
sempurna atau dengan kata lain tidak cukup untuk menutup jumlah
pembiayaan yang dihapusbukukan. Modal bank pun akan terkurangi untuk
memenuhi kekurangan dari pembentukan PPAP tersebut sehingga dapat
mempengaruhi jumlah laba rugi suatu bank, maka labanya akan
berkurang.109 Hal itu pun akan berdampak turunnya nilai ROA.
3. Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA)
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Capital Adequacy
Ratio (CAR) berpengaruh negatif yang signifikan terhadap Return On
Assets (ROA). Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan
bahwa semakin tinggi CAR, akan berpengaruh positif pada ROA. Karena
CAR pada empat Bank Umum Syariah pada tahun 2010 – 2015 yang tinggi
tidak diikuti dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, meskipun CAR
berada di atas 8% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Hal ini
mengindikasikan bahwa besar kecilnya CAR belum tentu dapat
meningkatkan ROA. Karena bank yang memiliki modal cukup banyak
namun tidak dapat mengelola modalnya secara efektif untuk menghasilkan
laba maka modal tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
profitabilitas bank. Hal itu disebabkan untuk mengantisipasi perkembangan
108 Bagaskara, “Permasalahan Hapus Buku Kredit Bank Pemerintah”, diakses pada tanggal
17 November 2016 dari: https://legalbanking.wordpress.com/2013/10/01/permasalahan-hapus-
buku-kredit-bank-pemerintah/ 109 Natasya, Yunus Hesein dan Aad Rusyad Nurdin, Analisis terhadap Dampak
Penghapusbukuan dan Penghapustagihan bagi Bank dan Debitur sebagai Salah Satu Upaya
Penyelesaian Kredit Macet (Tinjauan pada Bank X), Fakultas Hukum Universitas Indonesia, h. 11
92
usaha bank berupa ekspansi pembiayaan. Jadi, tingginya CAR memiliki
pengaruh negatif terhadap ROA sehingga menyebabkan nilai ROA kecil.
Namun, hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh I Wayan Suka Negara dan Ni Kadek Desy Natalia (2016) yang
menunjukkan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
Menurutnya, meningkatnya CAR tidak dibarengi dengan meningkatnya
profitabilitas perbankan karena tingginya rasio permodalan industri dapat
memberikan ruang bagi perbankan untuk melakukan ekspansi usaha dan
menyerap tambahan risiko akibat perlambatan ekonomi. Sylvia Murul
Maulida (2015) juga menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA. Karena bank syariah belum memanfaatkan
sumber-sumber tambahan modal lainnya sehingga pertumbuhan modal
tidak dapat mengimbangi pertumbuhan aktiva produktif yang akan
berdampak pada profitabilitas. Dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin
tinggi CAR belum tentu dapat meningkatkan tingkat profitabilitas bank
syariah karena belum mampu memaksimalkan pemanfaatan modal yang
dapat menghasilkan keuntungan.
4. Rasio Efisiensi Operasional (REO) terhadap Return On Assets (ROA)
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Rasio Efisiensi
Operasional (REO) berpengaruh negatif yang signifikan terhadap Return
On Assets (ROA). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi biaya operasional
yang dikeluarkan oleh bank syariah, maka laba yang diterima bank syariah
semakin menurun sehingga ROA pun semakin kecil. Terlihat dalam grafik
4.5 menunjukkan bahwa BOPO empat Bank Umum Syariah meningkat
sedangkan ROA empat Bank Umum Syariah rata-rata mengalami
penurunan ketika BOPO naik. Karena biaya operasional akan dibebankan
kepada pendapatan bank. Zainul Arifin menyatakan bahwa apabila tingkat
pendapatan bank semakin rendah, maka bank tidak mampu membiayai
kebutuhan operasionalnya sehingga merupakan kerugian bank dan
93
membebani pemegang saham sebagai penanggung kerugian.110 Jadi, jika
biaya operasional semakin tinggi tetapi tidak dibarengi dengan pendapatan
yang diperoleh maka menyebabkan ROA menurun.
Hasil tersebut didukung oleh penelitian Lina Trisnawati (2016) yang
menyatakan bahwa variabel BOPO secara parsial berpengaruh negatif
terhadap ROA. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam
menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan yang dihasilkan
oleh bank tersebut. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rendy Kamal
(2014) dan Ismah Wati (2012) juga menyatakan bahwa BOPO berpengaruh
secara negatif dan signifikan terhadap laba dan menunjukkan bahwa
menurunnya nilai BOPO akan membuat laba pada bank syariah meningkat.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa setiap peningkatan
biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak
yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank
yang bersangkutan.
110 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Tangerang: Azkia Publisher,
2009), h. 70
94
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis regresi data panel dan pengujian hipotesis
dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel NPF, penghapusbukuan, CAR, dan efisiensi operasional secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Assets
Bank Umum Syariah pada Tahun 2010 – 2015. Hal ini ditunjukkan bahwa
nilai F hitung > F kritis (102.3180 > 2.7081) dan nilai Prob (F-statistic)
sebesar 0.0000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05 (5%).
2. Variabel NPF, penghapusbukuan, CAR, dan efisiensi operasional
berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah
pada Tahun 2010 – 2015. Berdasarkan hasil uji t maka dapat diketahui
bahwa:
a. Variabel NPF berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel ROA
karena memiliki nilai t hitung > nilai t kritis (7.574543 > 1.987289865)
dan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05.
b. Variabel penghapusbukuan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap variabel ROA karena memiliki nilai t hitung > nilai t kritis
(5.269214 > 1.987289865) dan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05.
Hal ini sudah sesuai dengan teori dan dapat dijadikan sebagai acuan
dalam pengambilan keputusan untuk melakukan penghapusbukuan atau
tidak karena dapat berpengaruh pada nilai ROA.
c. Variabel CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel
ROA karena memiliki nilai t hitung > nilai t kritis (2.001749 >
1.987289865) dan nilai probabilitas sebesar 0.0484 < 0.05.
d. Variabel efisiensi operasional berpengaruh negatif yang signifikan
terhadap variabel ROA karena memiliki nilai t hitung > nilai t kritis
(18.22583 > 1.987289865) dan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05.
95
Hal ini sudah sesuai dengan teori, dapat diartikan bahwa jika REO
turun, maka ROA akan naik, begitupun sebaliknya.
3. Variabel efisiensi operasional merupakan variabel independen yang paling
dominan mempengaruhi Return On Assets Bank Umum Syariah pada Tahun
2010 – 2015 karena memiliki kontribusi paling besar sebesar 18.22583
terhadap Return On Assets.
B. Implikasi
1. Bagi Bank
a. Nilai NPF pada 4 Bank Umum Syariah yaitu Bank Syariah Mandiri,
Bank Muamalat Indonesia, Bank Jawa Barat Banten Syariah, dan Bank
BRISyariah sekitar 1.35% - 7.11%. Hal itu menunjukkan masih terdapat
bank yang belum memenuhi kriteria Bank Indonesia dengan batasan
maksimal 5%. Sehingga bank syariah perlu memaksimalkan kinerja
yang berkaitan dengan pembiayaan untuk meminimalisir risiko yang
mengakibatkan nilai NPF tinggi.
b. Nilai Penghapusbukuan pada 4 Bank Umum Syariah yaitu Bank Syariah
Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Jawa Barat Banten Syariah,
dan Bank BRISyariah cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun. Hal ini tentu saja berkaitan dengan nilai NPF ataupun
pembiayaan bermasalah yang tinggi. Oleh karena itu, bank sebaiknya
harus lebih selektif dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah
sehingga tidak akan memberikan kerugian bagi bank itu sendiri.
c. Nilai Capital Adequacy Ratio pada 4 Bank Umum Syariah yaitu Bank
Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Jawa Barat Banten
Syariah, dan Bank BRISyariah berada di atas rata-rata 8% yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia, yang berarti bahwa bank cukup baik
dalam mengelola cadangan permodalan. Namun, bank syariah harus
lebih memperhatikan dari sisi pertumbuhan aktiva produktif yang dapat
berpengaruh pada tingkat profitabilitas bank syariah.
96
d. Nilai efisiensi operasional pada 4 Bank Umum Syariah yaitu Bank
Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Jawa Barat Banten
Syariah, dan Bank BRISyariah cenderung meningkat dan stabil dengan
kisaran persentase sekitar 73% hingga 110%. Sebaiknya bank syariah
berupaya untuk melakukan efisiensi biaya karena semakin rendah biaya
yang dikeluarkan maka akan meningkatkan keuntungan bank.
e. Nilai Return On Assets pada 4 Bank Umum Syariah yaitu Bank Syariah
Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Jawa Barat Banten Syariah,
dan Bank BRISyariah sekitar -0.59% – 2.25%. Meskipun rata-rata di
atas 1.5%, namun bank syariah perlu meningkatkan kinerja dan
perluasan usaha tapi tetap menekan biaya operasional agar nilai ROA
tetap stabil.
2. Bagi Akademisi
Sebagai tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang
menggunakan data panel. Disarankan untuk menambahkan jumlah data time
series dan cross section serta variabel atau rasio keuangan yang lebih
bervariatif untuk hasil penelitian yang lebih baik dan sesuai dengan teori
yang ada.
97
DAFTAR PUSTAKA
Adyani, Lyla Rahma. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas
(ROA) (Studi pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di BEI Periode
Desember 2005-September 2010)”. Universitas Gadjah Mada. (2011): h. 1-
25.
Al Arif, M. Nur Rianto & Yuke Rahmawati. Manajemen Risiko Perbankan Syariah.
Jakarta: UIN PRESS, 2015.
Aini, Nur. “Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan Kualitas Aktiva
Produktif terhadap Perubahan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan
Perbankan yang terdaftar di BEI) Tahun 2009 – 2011).” Jurnal Dinamika
Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Vol. 2. No. 1. (Mei 2013): h. 14-25.
Ansofino, dkk. Buku Ajar Ekonometrika. Yogyakarta: Deepublish, Juli 2016.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani, 2001.
Aristy, Rama Primanita. “Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam,
Investasi Islam, dan Rasio Zakat terhadap Tingkat Kesehatan Bank Umum
Syariah.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016.
Bagaskara. “Permasalahan Hapus Buku Kredit Bank Pemerintah”. Artikel diakses
pada tanggal 17 November 2016 dari:
https://legalbanking.wordpress.com/2013/10/01/permasalahan-hapus-
buku-kredit-bank-pemerintah/
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
Hamdi, Asep Saepul. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Deepublish, November 2014.
Hejazziey, Djawahir. Perbankan Syariah dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Deepublish, 2014.
Hermina, Rida & Edy Suprianto. “Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, dan BOPO
terhadap Profitabilitas (ROE) pada Bank Umum Syariah (Studi Kasus pada
98
Bank Umum Syariah di BEI 2008 – 2012). Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol.
3 No. 2 (Juli 2014): h. 129-142.
Hery. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: PT Grasindo, 2014.
Hugraheni, Endang. “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing
to Deposit Ratio (FDR), Beban Operasional-Pendapatan Operasional
(BOPO), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset
(ROA) pada PT. Bank Syariah Mandiri”. Master Thesis, Program Pasca
Sarjana UIN-SU, 2015.
Ihsan, Dwi Nur’aini. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2013.
Ismail. Perbankan Syariah, Cet. Pertama. Jakarta: Kencana, 2011.
______. Akuntasi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP, 2015.
Kamal, Rendy. “Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy
Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Laba
Perbankan Syariah di Indonesia periode September 2009 – Desember
2013.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
______. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana, 2010.
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank, h. 230
Kusumo, Yunanto Adi. “Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode
2002 – 2007 (dengan Pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007).” La_Riba Jurnal
Ekonomi Islam. Vol. II. No. 1 (Juli 2008): h. 109-131.
Laksmana, Yusak. Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah Memahami
Praktik Proses Pembiayaan di Bank Syariah. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2009.
Latumaerissa, Julius R. Mengenal Aspek-aspek Operasi Bank Umum. Jakarta:
BUMI AKSARA, 1999.
99
Loen, Boy dan Sonny Ericson. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa. Jakarta,
Grasindo, 2007.
_________________________. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa.
Jakarta, Grasindo, 2007.
Hariyani, Iswi. Restrukturisasi & Penghapusan Kredit Macet. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2010.
Mahmoeddin. Melacak Kredit Bermasalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002.
Mansuri. Modul Praktikum EViews: Analisis Regresi Linier Berganda
menggunakan Eviews. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur,
2016.
Mawaddah, Nur. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah.”
Jurnal Etikonomi Volume 14 (2) (Oktober 2015): h. 241-256.
Muljawan, Dadang dkk. Faktor-faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia
serta Dampaknya terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit. Working
Paper Bank Indonesia. (Desember 2014): h. 1-75.
Nachrowi, Nachrowi Djalal & Hardius Usman. Penggunaan Teknik Ekonometri.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.
Natasya, Yunus Hesein dan Aad Rusyad Nurdin. “Analisis terhadap Dampak
Penghapusbukuan dan Penghapustagihan bagi Bank dan Debitur sebagai
Salah Satu Upaya Penyelesaian Kredit Macet (Tinjauan pada Bank X).”
Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2014), h. 1-20.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Pangestika, Styfanda. “Analisis Estimasi Model Regresi Data Panel dengan
Pendekatan Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM), dan
Random Effect Model (REM).” Skripsi S1 Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, 2015.
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva
Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
Syariah
100
Purba, Daris. “Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas dan Efisiensi Operasional
terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.” Skripsi
S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Purnomo, Kuntarto. “Estimasi Underground Economy di Indonesia Periode 2000 –
2009 melalui Pendekatan Moneter.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia, 2010.
Rahmadiansyah, Raden Cahya. “Pengaruh Kredit Bermasalah (Non Performing
Loan) dan Penghapusan Kredit Bermasalah terhadap Net Profit Margin
(Studi Kasus pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).”
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, 2012.
Ratnasari, Ni Putu Anik Mas dkk. “Aplikasi Regresi Data Panel dengan Pendekatan
Fixed Effect Model (Studi Kasus: PT PLN Gianyar).” E-Jurnal Matematika
Vol. 3. No. 1 (Januari 2014): h. 1-7.
Retnadi, Djoko. Memilih Bank yang Sehat Kenali Kinerja dan Pelayanannya.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006.
Saepullah, Asep. Efisiensi Perbankan Indonesia: Komparasi, Evaluasi, dan Solusi.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 1-20.
Setiadi, Edy. Buku Materi Kuliah Manajemen Treasury Bank Syariah Edisi 1.
Jakarta: UIN Jakarta, 2013.
Setiawan & Dwi Endah Kusrini. Ekonometrika. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET,
2010.
Suliyanto. Ekonometrika Terapan – Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:
CV. ANDI OFFSET, 2011.
Supranto, J. Ekonometri. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010.
Supriady, Edy. SPSS + AMOS. Jakarta: Penerbit IN MEDIA, 2014.
Teguh, Muhammad. Metode Kuantitatif untuk Analisis Ekonomi dan Bisnis.
Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Walpole, Ronald E. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 1992.
101
Wichaksono, Rizky Aryo. “Analisis Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal
Perbankan Syariah terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan
Syariah periode 2010 – 2014.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2010.
_____________. Analisis Multivariat Terapan dengan Program SPSS, AMOS, dan
SMARTPLS. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015.
Wijaya, Tony. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik.
Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2013.
Wulandari, Nuke. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non performing Financig,
dan Financing to Deposito Ratio terhada Return On Assets dan Return On
Equity pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Studi pada BPRS di
Wilayah Jabodetabek).” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Z, A. Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2012.
102
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Variabel Penelitian
Bank TRIWULAN DREO DROA DNPF DLN_WO DCAR
BSM 2010Q1
BSM 2010Q2 18,34 0,61 1,07 2,81 2,02
BSM 2010Q3 18,66 0,57 0,93 2,83 2,49
BSM 2010Q4 18,90 0,53 0,81 2,85 2,88
BSM 2011Q1 19,07 0,51 0,72 2,86 3,21
BSM 2011Q2 19,16 0,49 0,65 2,86 3,45
BSM 2011Q3 19,18 0,48 0,60 2,86 3,63
BSM 2011Q4 19,12 0,48 0,58 2,86 3,73
BSM 2012Q1 18,98 0,49 0,58 2,85 3,76
BSM 2012Q2 18,01 0,57 0,62 2,79 3,48
BSM 2012Q3 18,02 0,58 0,67 2,79 3,45
BSM 2012Q4 18,26 0,56 0,73 2,81 3,44
BSM 2013Q1 18,72 0,53 0,80 2,83 3,44
BSM 2013Q2 19,76 0,48 0,90 2,93 3,49
BSM 2013Q3 20,53 0,42 1,01 2,96 3,51
BSM 2013Q4 21,40 0,36 1,13 2,98 3,54
BSM 2014Q1 22,34 0,28 1,28 3,00 3,58
BSM 2014Q2 24,47 0,05 1,60 2,98 3,74
BSM 2014Q3 25,16 0,01 1,71 2,99 3,74
BSM 2014Q4 25,49 0,02 1,76 3,00 3,70
BSM 2015Q1 25,48 0,09 1,77 3,01 3,62
BSM 2015Q2 25,12 0,20 1,72 3,02 3,50
BSM 2015Q3 24,40 0,36 1,62 3,04 3,34
BSM 2015Q4 23,34 0,57 1,46 3,05 3,13
BMI 2010Q1
BMI 2010Q2 22,12 0,32 1,31 2,77 3,49
BMI 2010Q3 21,92 0,34 1,14 2,52 3,37
BMI 2010Q4 21,75 0,35 1,00 2,32 3,25
BMI 2011Q1 21,59 0,35 0,87 2,18 3,15
BMI 2011Q2 21,46 0,33 0,76 2,10 3,06
BMI 2011Q3 21,35 0,31 0,68 2,08 2,97
BMI 2011Q4 21,26 0,27 0,61 2,12 2,90
BMI 2012Q1 21,19 0,22 0,55 2,21 2,85
BMI 2012Q2 21,13 0,10 0,58 2,62 2,67
103
BMI 2012Q3 21,11 0,06 0,54 2,73 2,68
BMI 2012Q4 21,10 0,03 0,50 2,80 2,77
BMI 2013Q1 21,12 0,02 0,46 2,83 2,91
BMI 2013Q2 20,77 0,07 0,17 2,68 3,44
BMI 2013Q3 20,99 0,07 0,22 2,68 3,59
BMI 2013Q4 21,39 0,07 0,36 2,71 3,68
BMI 2014Q1 21,98 0,06 0,59 2,75 3,71
BMI 2014Q2 23,67 0,05 1,33 2,91 3,57
BMI 2014Q3 24,25 0,04 1,58 2,95 3,52
BMI 2014Q4 24,63 0,04 1,76 2,97 3,45
BMI 2015Q1 24,83 0,04 1,87 2,97 3,37
BMI 2015Q2 24,83 0,04 1,91 2,95 3,28
BMI 2015Q3 24,64 0,05 1,87 2,91 3,16
BMI 2015Q4 24,26 0,05 1,76 2,85 3,03
BJBS 2010Q1
BJBS 2010Q2 24,95 0,00 0,68 1,98 7,52
BJBS 2010Q3 23,03 0,15 0,49 1,90 7,83
BJBS 2010Q4 21,62 0,25 0,35 1,85 8,01
BJBS 2011Q1 20,72 0,32 0,27 1,82 8,07
BJBS 2011Q2 20,33 0,35 0,24 1,81 7,99
BJBS 2011Q3 20,45 0,35 0,27 1,83 7,80
BJBS 2011Q4 21,08 0,31 0,35 1,86 7,47
BJBS 2012Q1 22,21 0,23 0,49 1,92 7,02
BJBS 2012Q2 27,12 -0,11 1,05 2,02 5,90
BJBS 2012Q3 27,97 -0,17 1,15 2,12 5,42
BJBS 2012Q4 28,03 -0,18 1,17 2,23 5,03
BJBS 2013Q1 27,28 -0,14 1,09 2,35 4,74
BJBS 2013Q2 22,35 0,15 0,45 2,64 4,75
BJBS 2013Q3 21,37 0,22 0,39 2,73 4,57
BJBS 2013Q4 20,95 0,26 0,44 2,78 4,41
BJBS 2014Q1 21,09 0,27 0,58 2,78 4,26
BJBS 2014Q2 23,55 0,20 1,20 2,61 3,81
BJBS 2014Q3 24,10 0,18 1,40 2,57 3,82
BJBS 2014Q4 24,51 0,16 1,56 2,53 3,96
BJBS 2015Q1 24,77 0,14 1,68 2,49 4,24
BJBS 2015Q2 24,89 0,11 1,74 2,46 4,66
BJBS 2015Q3 24,86 0,08 1,77 2,42 5,22
BJBS 2015Q4 24,68 0,05 1,74 2,39 5,91
BRIS 2010Q1
104
BRIS 2010Q2 23,93 0,16 0,87 2,79 3,73
BRIS 2010Q3 24,58 0,10 0,82 2,78 3,54
BRIS 2010Q4 25,01 0,06 0,77 2,76 3,39
BRIS 2011Q1 25,25 0,03 0,73 2,73 3,28
BRIS 2011Q2 25,28 0,02 0,71 2,69 3,22
BRIS 2011Q3 25,10 0,03 0,69 2,64 3,19
BRIS 2011Q4 24,73 0,05 0,68 2,59 3,21
BRIS 2012Q1 24,14 0,10 0,69 2,52 3,27
BRIS 2012Q2 22,20 0,24 0,70 2,35 3,66
BRIS 2012Q3 21,67 0,29 0,72 2,30 3,68
BRIS 2012Q4 21,39 0,32 0,76 2,28 3,64
BRIS 2013Q1 21,37 0,33 0,82 2,29 3,51
BRIS 2013Q2 22,03 0,33 0,94 2,37 2,88
BRIS 2013Q3 22,36 0,31 0,99 2,41 2,78
BRIS 2013Q4 22,77 0,28 1,04 2,45 2,79
BRIS 2014Q1 23,26 0,23 1,09 2,50 2,90
BRIS 2014Q2 24,66 0,05 1,11 2,59 3,27
BRIS 2014Q3 25,01 0,01 1,14 2,64 3,52
BRIS 2014Q4 25,11 0,00 1,16 2,69 3,81
BRIS 2015Q1 24,98 0,02 1,19 2,73 4,14
BRIS 2015Q2 24,61 0,06 1,20 2,76 4,51
BRIS 2015Q3 23,99 0,13 1,21 2,78 4,91
BRIS 2015Q4 23,14 0,22 1,22 2,80 5,36
105
Lampiran 2: Uji Stasioneritas
1. Return On Assets (ROA)
Tahap Level
Null Hypothesis: ROA has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.435133 0.0121
Test critical values: 1% level -3.501445
5% level -2.892536
10% level -2.583371
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Tahap First Difference
Null Hypothesis: D(ROA) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.717251 0.0000
Test critical values: 1% level -3.501445
5% level -2.892536
10% level -2.583371
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
2. Pembiayaan Bermasalah (NPF)
Tahap Level
Null Hypothesis: NPF has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.561351 0.0003
Test critical values: 1% level -3.502238
5% level -2.892879
10% level -2.583553
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
106
Tahap First Difference
Null Hypothesis: D(NPF) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.990758 0.0000
Test critical values: 1% level -3.501445
5% level -2.892536
10% level -2.583371
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
3. Penghapusbukuan (Write Off)
Tahap Level
Null Hypothesis: LN_WO has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.400566 0.0134
Test critical values: 1% level -3.502238
5% level -2.892879
10% level -2.583553
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Tahap First Difference
Null Hypothesis: D(LN_WO) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.510951 0.0000
Test critical values: 1% level -3.501445
5% level -2.892536
10% level -2.583371
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
107
4. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Tahap Level
Null Hypothesis: CAR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.336274 0.1629
Test critical values: 1% level -3.500669
5% level -2.892200
10% level -2.583192
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Tahap First Difference
Null Hypothesis: D(CAR) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.709307 0.0000
Test critical values: 1% level -3.501445
5% level -2.892536
10% level -2.583371
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
5. Rasio Efisiensi Operasional (REO)
Tahap Level
Null Hypothesis: REO has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.785977 0.0643
Test critical values: 1% level -3.503879
5% level -2.893589
10% level -2.583931
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
108
Tahap First Difference
Null Hypothesis: D(REO) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=11)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.372935 0.0000
Test critical values: 1% level -3.503879
5% level -2.893589
10% level -2.583931
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
109
Lampiran 3: Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4
Series: ResidualsSample 2 92Observations 88
Mean -5.25e-16Median 0.014880Maximum 0.437362Minimum -0.362150Std. Dev. 0.156122Skewness -0.308550Kurtosis 2.793805
Jarque-Bera 1.552203Probability 0.460197
2. Uji Multikolinearitas
Variable Coefficient Uncentered Centered
Variance VIF VIF
C 0.029913 340.5748 NA
DNPF 0.000886 11.59016 2.156338
DLN_WO 0.001629 127.4242 2.114427
DCAR 8.50E-05 17.10352 1.763740
DREO 2.84E-05 167.5171 1.803365
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 2.432378 Prob. F(4,87) 0.0534
Obs*R-squared 9.253796 Prob. Chi-Square(4) 0.0551
Scaled explained SS 21.05305 Prob. Chi-Square(4) 0.0003
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 04/14/17 Time: 11:23
Sample: 1 92
Included observations: 92
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.021056 0.017087 -1.232232 0.2212
DNPF^2 -0.001191 0.002475 -0.481383 0.6315
110
DLOG_WO^2 0.003560 0.001559 2.284174 0.0248
DCAR^2 1.19E-06 0.000163 0.007319 0.9942
DREO^2 1.08E-05 2.12E-05 0.507469 0.6131
R-squared 0.100585 Mean dependent var 0.007641
Adjusted R-squared 0.059232 S.D. dependent var 0.017331
S.E. of regression 0.016810 Akaike info criterion -5.280864
Sum squared resid 0.024584 Schwarz criterion -5.143810
Log likelihood 247.9197 Hannan-Quinn criter. -5.225548
F-statistic 2.432378 Durbin-Watson stat 1.114159
Prob(F-statistic) 0.053418
4. Uji Autokorelasi
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 04/14/17 Time: 11:24
Sample: 1 92
Included observations: 92
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DNPF -0.018370 0.017861 -1.028513 0.3066
DLN_WO 0.037711 0.024881 1.515651 0.1333
DCAR 0.006344 0.005607 1.131544 0.2610
DREO 0.003287 0.003193 1.029237 0.3063
C -0.179685 0.106951 -1.680066 0.0966
RESID(-1) 0.834327 0.107388 7.769276 0.0000
RESID(-2) -0.019544 0.110430 -0.176977 0.8599
R-squared 0.656088 Mean dependent var -2.84E-16
Adjusted R-squared 0.631811 S.D. dependent var 0.087894
S.E. of regression 0.053333 Akaike info criterion -2.951490
Sum squared resid 0.241774 Schwarz criterion -2.759615
Log likelihood 142.7685 Hannan-Quinn criter. -2.874048
F-statistic 27.02599 Durbin-Watson stat 1.971735
Prob(F-statistic) 0.000000
111
Lampiran 4: Pemilihan Model Regresi Data Panel
1. Model Common Effect
Dependent Variable: DROA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/14/17 Time: 07:12
Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4
Included observations: 23 after adjustments
Cross-sections included: 4
Total pool (balanced) observations: 92
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.187023 0.172729 12.66160 0.0000
DNPF? 0.167432 0.029751 5.627770 0.0000
DLN_WO? -0.030852 0.017497 -1.763310 0.0814
DREO? -0.086545 0.005326 -16.25007 0.0000
DCAR? 0.000828 0.009211 0.089854 0.9286
R-squared 0.785199 Mean dependent var 0.207449
Adjusted R-squared 0.775323 S.D. dependent var 0.189633
S.E. of regression 0.089886 Akaike info criterion -1.927730
Sum squared resid 0.702918 Schwarz criterion -1.790677
Log likelihood 93.67559 Hannan-Quinn criter. -1.872414
F-statistic 79.50628 Durbin-Watson stat 0.135742
Prob(F-statistic) 0.000000
2. Model Fixed Effect
Dependent Variable: DROA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/14/17 Time: 07:12
Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4
Included observations: 23 after adjustments
Cross-sections included: 4
Total pool (balanced) observations: 92
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.379147 0.132953 17.89463 0.0000
DNPF? 0.160549 0.024061 6.672529 0.0000
DLN_WO? -0.069703 0.014787 -4.713818 0.0000
DREO? -0.081493 0.005099 -15.98208 0.0000
DCAR? -0.016090 0.008950 -1.797775 0.0758
Fixed Effects
(Cross)
BJBS--C -0.007299
BMI--C -0.100147
112
BRIS--C 0.028272
BSM--C 0.079174
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.887478 Mean dependent var 0.207449
Adjusted R-squared 0.878101 S.D. dependent var 0.189633
S.E. of regression 0.066208 Akaike info criterion -2.509078
Sum squared resid 0.368218 Schwarz criterion -2.289792
Log likelihood 123.4176 Hannan-Quinn criter. -2.420572
F-statistic 94.64574 Durbin-Watson stat 0.255156
Prob(F-statistic) 0.000000
3. Model Random Effect
Dependent Variable: DROA?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 04/14/17 Time: 07:12
Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4
Included observations: 23 after adjustments
Cross-sections included: 4
Total pool (balanced) observations: 92
Wallace and Hussain estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.377040 0.127384 18.66040 0.0000
DNPF? 0.161107 0.021270 7.574543 0.0000
DLN_WO? -0.068736 0.013045 -5.269214 0.0000
DREO? -0.081736 0.004485 -18.22583 0.0000
DCAR? -0.015770 0.007878 -2.001749 0.0484
Random Effects
(Cross)
BJBS--C -0.006755
BMI--C -0.098517
BRIS--C 0.028288
BSM--C 0.076984
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.097543 0.7343
Idiosyncratic random 0.058678 0.2657
Weighted Statistics
113
R-squared 0.824693 Mean dependent var 0.025819
Adjusted R-squared 0.816633 S.D. dependent var 0.153176
S.E. of regression 0.065592 Sum squared resid 0.374302
F-statistic 102.3180 Durbin-Watson stat 0.250196
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.767983 Mean dependent var 0.207449
Sum squared resid 0.759253 Durbin-Watson stat 0.123343
4. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BANK
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 25.451217 (3,84) 0.0000
Cross-section Chi-square 59.483970 3 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: DROA?
Method: Panel Least Squares
Date: 04/14/17 Time: 07:12
Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4
Included observations: 23 after adjustments
Cross-sections included: 4
Total pool (balanced) observations: 92
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.187023 0.172729 12.66160 0.0000
DNPF? 0.167432 0.029751 5.627770 0.0000
DLN_WO? -0.030852 0.017497 -1.763310 0.0814
DREO? -0.086545 0.005326 -16.25007 0.0000
DCAR? 0.000828 0.009211 0.089854 0.9286
R-squared 0.785199 Mean dependent var 0.207449
Adjusted R-squared 0.775323 S.D. dependent var 0.189633
S.E. of regression 0.089886 Akaike info criterion -1.927730
Sum squared resid 0.702918 Schwarz criterion -1.790677
Log likelihood 93.67559 Hannan-Quinn criter. -1.872414
F-statistic 79.50628 Durbin-Watson stat 0.135742
Prob(F-statistic) 0.000000
114
5. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: BANK
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.026497 4 0.9999
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
DNPF? 0.160549 0.161107 0.000127 0.9605
DLN_WO? -0.069703 -0.068736 0.000048 0.8895
DREO? -0.081493 -0.081736 0.000006 0.9203
DCAR? -0.016090 -0.015770 0.000018 0.9398
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: DROA?
Method: Panel Least Squares
Date: 04/14/17 Time: 07:13
Sample (adjusted): 2010Q2 2015Q4
Included observations: 23 after adjustments
Cross-sections included: 4
Total pool (balanced) observations: 92
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.379147 0.132953 17.89463 0.0000
DNPF? 0.160549 0.024061 6.672529 0.0000
DLN_WO? -0.069703 0.014787 -4.713818 0.0000
DREO? -0.081493 0.005099 -15.98208 0.0000
DCAR? -0.016090 0.008950 -1.797775 0.0758
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.887478 Mean dependent var 0.207449
Adjusted R-squared 0.878101 S.D. dependent var 0.189633
S.E. of regression 0.066208 Akaike info criterion -2.509078
Sum squared resid 0.368218 Schwarz criterion -2.289792
Log likelihood 123.4176 Hannan-Quinn criter. -2.420572
F-statistic 94.64574 Durbin-Watson stat 0.255156
Prob(F-statistic) 0.000000