Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, AUDIT FEE,
PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN
CAPITAL INTENSITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
COVER
Oleh:
Yeni Sasrika Nasution
NIM: 11140820000001
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/ 2019
i
PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, AUDIT FEE,
PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN
CAPITAL INTENSITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK.
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Disusun Oleh:
Yeni Sasrika Nasution
Nim: 11140820000001
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Di Bawah Bimbingan:
Atiqah, SE., MS.Ak
NIP. 19820120 200912 2 004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/ 2019 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Rabu 11 April 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswi:
Nama : Yeni Sasrika Nasution
NIM : 11140820000001
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Audit Fee,
Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Capital
Intensity Terhadap Agresivitas Pajak
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 April 2018
1. Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak.,CA
NIP. 19720516 200901 1 006
2. Nur Wachidah Yulianti, SE, MS.Ak
NIDN. 2005078501
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, 27 November 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswi:
Nama : Yeni Sasrika Nasution
No. Induk Mahasiswa : 11140820000001
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Audit
Fee, Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan
dan Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yeni Sasrika Nasution
NIM : 11140820000001
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggungjawabkan
atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, agar dipergunakan
sebagaimana mestinya.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Yeni Sasrika Nasution
Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 24 Oktober 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke- dari : 2 dari 2 bersaudara
Alamat : RT/RW 009/002, Desa Adipura Kencana, Kec.
Bahar Selatan, Kab. Muaro Jambi, Prov. Jambi
Nomor Handphone : 082184067132
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (2002-2008) : SDN 209 Muaro Jambi
2. SMP (2008-2011) : SMPN 27 Muaro Jambi
3. SMA (2011-2014) : MAN Insan Cendekia Jambi
4. S1 (2014-2019) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
2010 - 2011 Anggota OSIS SMPN 27 Muaro Jambi.
Periode 2012 Humas Perkemahan putri tingkat Nasional.
2012-2013 Anggota OSIS MAN Insan Cendekia Jambi.
2015-2016 Ketua Forsa Chess Club UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Periode 2016 Div. Accounting Fair Kegiatan Gebyar Lomba Akuntansi.
Periode 2017 Anggota Divisi UIN Jakarta National Chess Competition.
2016-2017 Bendahara Forsa Chess Club UIN Syahid Jakarta.
2016-2017 Sekretaris Umum UKM Forsa UIN Syahid Jakarta.
vi
PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, AUDIT FEE,
PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN
CAPITAL INTENSITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran kantor akuntan
publik, audit fee, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan capital intensity
terhadap agresivitas pajak pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2016-2018. Sampel penelitian ini dipilih dengan
menggunakan purposive sampling dan diperoleh data sebanyak 84 perusahaan
dengan pertahunnya yaitu 28 perusahaan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan model regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS versi
23.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit fee berpengaruh terhadap
agresivitas pajak. Sedangkan ukuran kantor akuntan publik, profitabilitas, leverage,
ukuran perusahaan dan capital intensity tidak berpengaruh terhadap agresivitas
pajak.
Kata kunci: Ukuran Kantor Akuntan Publik, audit fee, profitabilitas, leverage,
ukuran perusahaan, capital intensity dan agresivitas pajak.
vii
THE EFFECT OF PUBLIC ACCOUNTING FIRM SIZE, AUDIT FEE,
PROFITABILITY, LEVERAGE, COMPANY SIZE AND CAPITAL
INTENSITY ON TAX AGGRESSIVENESS.
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of public accounting firm size,
audit fee, profitability, leverage, company size and capital intensity on tax
aggressiveness in LQ45 companies listed on the Indonesia Stock Exchange during
the 2016-2018 period. The research sample was selected using purpose sampling
and 84 companies were obtained annually with 28 companies. Hypothesis testing
in this study used multiple linear regression models with the help of SPSS software
version 23.
The results of this study indicated that audit fee influence tax
aggressiveness. While the size of a public accounting firm, profitability, leverage,
company size, and capital intensity does not affect tax aggressiveness.
Keywords: Size of public accounting firm, audit fee, profitability, leverage,
company size, capital intensity and tax aggressiveness.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW teladan bagi insan di muka bumi.
Penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Ukuran Kantor
Akuntan Publik, Audit Fee, Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan
Capital Intensity terhadap Agresivitas Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan
LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018” yang
dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sangat bersyukur atas
selesainya penulisan dan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, maka dari itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayah Drs. H. Bulyan Nasution dan Mama Hj.
Eka Nafilya S.Pd yang telah menjadi penyemangat terbesar dan terbaik
dalam hidup dan telah memberikan dukungan tiada henti baik berupa
materil, doa maupun kasih sayang yang berlimpah kepada penulis.
2. Kakak kandung Rosidah Nasution S.Kep yang selalu mengingatkan untuk
menyelesaikan skripsi.
3. Ibu Atiqah, SE., M.S.Ak selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Abdul Hamid, MBA. Ak, CPA Selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar
ix
memberikan pengarahan selama menjalani perkuliahan dari awal hingga
saat ini.
5. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yessi Fitri, SE.,Ak., M.Si., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terima kasih untuk semua ilmu pengetahuan yang
telah diajarkan kepada penulis. Semoga ilmu yang telah diberikan bisa
bermanfaat bagi penulis di kemudian hari.
9. Seluruh Staf Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada
penulis.
10. Keluarga besar Akuntansi 2014, terimakasih atas inspirasi dan doanya serta
motivasi yang diberikan kepada penulis.
11. Teman – teman “MKMA” yaitu Utami Faruwasi, Putri Mayang Eka Cipta
dan Qurratu Ainiy Nuran sebagai teman hidup selama kuliah dan selalu ada
di saat senang maupun susah.
12. Handiko dan Atinio yang selalu sabar dan ikhlas untuk membagikan
ilmunya kepada penulis.
13. Teman-teman “EYD team” yaitu Nebila, siti, ayu, fatma, tirto yang selalu
menyemangati dalam penulisan skripsi ini.
14. Keluarga Kahfi 18 BBC Motivator school yang selalu memberi dukungan
kepada penulis.
15. Segenap keluarga besar Forsa Chess Club UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
16. Teman-teman “kost- sweet kost” yaitu Aulya, Feby, Handa, Rina dan Dede
yang menemani kehidupan penulis.
17. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
x
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, November 2019
Yeni Sasrika Nasution
xi
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 14
A. Tinjauan Literatur....................................................................................... 14
1. Teori Agensi ........................................................................................... 14
2. Pajak ....................................................................................................... 17
3. Agresivitas Pajak .................................................................................... 19
4. Ukuran KAP ........................................................................................... 23
5. Audit Fee ................................................................................................ 26
6. Profitabilitas ........................................................................................... 28
7. Leverage ................................................................................................. 31
8. Ukuran Perusahaan ................................................................................. 33
9. Capital Intensity ..................................................................................... 34
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 36
C. Pengembangan Hipotesis ........................................................................... 43
xii
1. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Agresivitas Pajak 43
2. Pengaruh Audit Fee Terhadap Agresivitas Pajak ................................... 45
3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Agresivitas Pajak .............................. 46
4. Pengaruh Leverage Terhadap Agresivitas Pajak .................................... 48
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak.................... 50
6. Pengaruh Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak ........................ 52
D. Kerangka pemikiran ................................................................................... 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 55
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 55
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 56
1. Populasi .................................................................................................. 56
2. Sampel .................................................................................................... 56
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 57
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 58
1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 58
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 58
3. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 63
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................................... 65
1. Variabel Dependen (Y) .......................................................................... 65
2. Variabel Independen (X) ........................................................................ 66
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 70
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................. 70
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ................................................................ 72
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 72
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 75
3. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 82
C. Pembahasan ................................................................................................ 86
1. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Agresivitas Pajak 86
2. Pengaruh Audit Fee Terhadap Agresivitas Pajak ................................... 87
3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Agresivitas Pajak .............................. 89
4. Pengaruh Leverage Terhadap Agresivitas Pajak .................................... 90
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak.................... 92
xiii
6. Pengaruh Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak ........................ 93
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 96
A. Kesimpulan ................................................................................................... 96
B. Keterbatasan ................................................................................................. 97
C. Saran ............................................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 99
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Kasus - Kasus Penghindaran Pajak ...................................................... 4
Tabel 2. 1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 36
Tabel 3. 1 Tabel Operasional Variabel ............................................................... 69
Tabel 4. 1 Rincian Sampel Penelitian ................................................................. 70
Tabel 4. 2 Daftar Nama Perusahaan .................................................................... 71
Tabel 4. 3 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................... 73
Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorof-Smirnov (K-S) ................ 77
Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................. 78
Tabel 4. 6 Hasil Uji Autokorelasi Dengan Runs Test ......................................... 79
Tabel 4. 7 Hasil Uji Spearman Rho .................................................................... 81
Tabel 4. 8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda .................................................... 82
Tabel 4. 9 Koefisien Determinasi........................................................................ 83
Tabel 4. 10 Uji Statistik F ................................................................................... 84
Tabel 4. 11 Uji Statistik t .................................................................................... 85
Tabel 4. 12 Ringkasan Pengujian Hasil Hipotesis .............................................. 95
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran ........................................................................ 54
Gambar 4. 1 Hasil uji Normalitas Dengan Histogram ..................................................... 75
Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot ...................................... 76
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Perusahaan ........................................................................... 106
Lampiran 2. Perhitungan Variabel Dependen ................................................................ 108
Lampiran 3. Perhitungan Variabel Independen ............................................................. 112
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Variabel Dependen dan Independen ............................ 131
Lampiran 5. Hasil Output SPSS ..................................................................................... 135
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara yang besar dan memiliki jumlah
penduduk yang cukup besar. Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang
berlimpah dan terletak pada kondisi geografis yang cukup strategis di mana
daerah Indonesia menjadi kawasan lalu lintas perdagangan dunia. Keadaan
seperti ini sangat menarik bagi berbagai perusahaan untuk mendirikan
usahanya di Indonesia, baik perusahaan dalam negeri maupun luar negeri.
Keberadaan perusahaan-perusahaan tersebut tentu menjadi keuntungan
tersendiri bagi Indonesia karena dapat meningkatkan pendapatan negara
terutama dari sektor pajak.
Waluyo (2011) dalam Ardyansyah (2014) menyebutkan bahwa
salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian bangsa atau negara dalam
pembangunan yaitu dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam
negeri, yaitu pendapatan pajak. Di Indonesia, pajak merupakan salah satu
pendapatan besar bagi negara, sehingga pemerintah menaruh perhatian lebih
pada sektor pajak, salah satunya menetapkan berbagai macam kebijakan
untuk memaksimalkan pendapatan dari sektor pajak.
Pajak wajib dibayarkan oleh wajib pajak, baik wajib pajak pribadi
maupun wajib pajak badan. Ketentuan mengenai kewajiban wajib pajak
telah diatur dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2008 pasal 2 ayat (1) huruf
b. Perusahaan sebagai salah satu wajib pajak memiliki kewajiban untuk
2
membayar pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan, yakni dihitung dari
besarnya laba bersih sebelum pajak dikalikan dengan tarif pajak yang
berlaku. Semakin besar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan maka
semakin besar pula penerimaan negara dari sektor pajak.
Namun sebaliknya bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang
harus ditanggung dan mengurangi laba bersih yang diterima perusahaan.
Tujuan pemerintah memaksimalkan penerimaan dari sektor pajak
bertentangan dengan tujuan dari perusahaan sebagai wajib pajak, di mana
perusahaan berusaha meminimalkan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh laba yang maksimal sehingga dapat memberikan
pertanggungjawaban kepada pemilik atau pemegang saham dan dalam
melanjutkan kelangsungan hidup perusahaan (Yoehana, 2013).
Pajak merupakan sebuah beban yang harus ditanggung oleh
perusahaan. Besarnya biaya pajak dapat mengurangi keuntungan atau laba
yang diperoleh perusahaan. Pembayaran pajak yang sesuai dengan
ketentuan tentunya akan bertentangan dengan tujuan utama perusahaan,
yaitu memaksimalkan keuntungan atau laba, sehingga perusahaan berusaha
untuk meminimalkan biaya pajak yang ditanggungnya. Cara yang dilakukan
oleh perusahaan antara lain dengan tax planning atau dengan agresivitas
pajak.
Mangoting (1999) menyatakan bahwa pajak dianggap sebagai biaya
bagi perusahaan, sehingga perlu adanya usaha atau strategi untuk
3
meminimalkan biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak atau
biasanya disebut tax planning. Tax planning bertujuan meminimalkan biaya
pajak dan memperoleh laba yang maksimal. Sementara Lanis dan
Richardson (2012) menjelaskan bahwa pajak merupakan salah satu hal
penting dalam pengambilan keputusan. Keputusan manajerial yang
menginginkan meminimalkan biaya pajak perusahaan dilakukan melalui
tindakan agresif pajak yang semakin marak dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan di dunia. Namun demikian, tindakan agresif pajak dapat
menghasilkan biaya dan manfaat yang signifikan bagi perusahaan.
Agresivitas pajak merupakan aktivitas spesifik yang tujuan utamanya
meminimalkan biaya pajak Perusahaan.
Beberapa penelitian sebelumnya menggunakan istilah yang berbeda
untuk menjelaskan agresivitas pajak perusahaan. Timothy (2010) dalam
Novia Bani Nugraha (2015) menyebutkan bahwa agresivitas pajak dapat
dinilai dari dua cara, yaitu yang dilakukan dengan cara yang legal dan sesuai
dengan hukum yang berlaku atau disebut tax avoidance dan dilakukan
dengan cara yang ilegal dan tidak sesuai dengan ketentuan disebut tax
sheltering atau tax evasion. Jadi dapat disimpulkan bahwa agresivitas pajak
merupakan usaha perusahaan untuk meminimalkan biaya pajak melalui
perencanaan pajak (tax planning) dengan tujuan memaksimalkan laba
perusahaan. Aktivitas tax planning dapat dilakukan dengan cara legal,
ilegal, maupun keduanya.
4
Terdapat banyak kasus di Indonesia mengenai penghindaran pajak
yang melibatkan wajib pajak badan dengan tujuan untuk meminimalkan
beban pajak yang harus dibayarkan melalui berbagai cara. Berikut kasus
perusahaan yang terbukti melakukan tindakan agresif pajak:
Tabel 1. 1
Kasus - Kasus Penghindaran Pajak
Tahun
Kasus
Referensi
2019
Data dari kementerian keuangan
menunjukkan tax rasio yang
dikontribusikan dari sektor
pertambangan mineral dan batu
bara pada 2016 hanya sebesar 3,9
%, sementara tax rasio nasional
pada tahun 2016 sebesar 10,4%.
Rendahnya tax rasio tersebut tidak
bisa dilepaskan dari permasalahan
penghindaran pajak oleh pelaku
industri batu bara. Kementerian
keuangan mencatat jumlah wajib
pajak yang memegang izin usaha
pertambangan mineral dan batu
bara lebih banyak yang tidak
melaporkan surat pemberitahuan
tahunan SPT-nya di bandingkan
yang melapor. Pada 2015 dari 8.003
WP industri batu bara terdapat
4.532 WP yang tidak melaporkan
SPT-nya. Angka ini tentu belum
termasuk pemain-pemain batu bara
skala kecil yang tidak registrasi
sebagai pembayar pajak.
Katadata.co.id
2017
Menteri kelautan dan perikanan
(KKP) Susi Pudjiastuti
mengungkap modus penghindaran
pajak perusahaan perikanan.
Berdasarkan temuan KKP dan
Satgas 115, masih banyak
Kompas.com
5
Tahun
Kasus
Referensi
ditemukan praktik mark down
ukuran kapal dan alih muat
(transhipment) yang merupakan
modus tindak pidana di bidang
perikanan. Mark down dilakukan
untuk tujuan menghindari
kewajiban negara bukan pajak
(PNBP), memperoleh BBM subsidi
serta melaporkan hasil tangkapan
lebih kecil dari yang sebelumnya.
Akibatnya penerimaan pajak dari
pelaporan ikan tersebut jumlahnya
lebih kecil dari yang seharusnya.
2016
Sebuah perusahaan yang bergerak
di bidang jasa kesehatan terafiliasi
perusahaan di Singapura yakni PT
RNI kini telah mengalami proses
pemeriksaan oleh kantor wilayah
DJP Jakarta. Perusahaan tersebut di
duga melakukan upaya-upaya
penghindaran pajak. Secara badan
usaha, PT RNI sudah terdaftar
sebagai perseroan terbatas. Namun
dari segi permodalan, perusahaan
tersebut menggantungkan hidup
dari utang afiliasi. Artinya pemilik
di Singapura memberikan pinjaman
kepada RNI di Indonesia. Jadi
pemiliknya tidak menanam modal,
tapi memberikan seolah-olah seperti
utang, di mana ketika utang itu
bunganya di bayarkan itu di anggap
sebagai deviden oleh pemilik di
Singapura. Lantaran modalnya
sebagai utang dan mengurangi
pajak sehingga perusahaan ini
terhindar dari beban pajak. Dalam
laporan keuangan PT RNI 2014
tercatat utang sebesar Rp 20,4
Miliar, Sementara omzet
perusahaan hanya Rp 2,178 Miliar.
Belum lagi ada kerugian di tahan
Kompas.com
6
Tahun
Kasus
Referensi
pada laporan tahun yang sama
senilai Rp 26,12 Miliar. Jadi intinya
dari segi laporan keuangan ini
sudah tidak logis. Karena itulah
kanwil DJP khusus melakukan
pemeriksaan. Selain itu dua
pemegang saham PT RNI
kewarganegaraan Indonesia tidak
melaporkan SPT pajak secara benar
sejak 2007-2015. Adapun dua
pemegang saham yang merupakan
orang Singapura juga tidak
membayarkan pajak
penghasilannya, padahal memiliki
usaha di Indonesia.
2016
Kantor wilayah Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) Kalimantan Timur dan
Utara menemukan penggunaan 126
faktur fiktif untuk pembelian bahan
bakar minyak (BBM). Faktur fiktif
ini dipakai sejumlah perusahaan
penyuplai BBM yang kemudian
diberikan kepada perusahaan
pertambangan dan perkebunan di
Kaltim dan Kaltara. Faktur menjadi
alat untuk menghindari pembayaran
pajak yang besar. Setidaknya ada
126 wajib pajak yang menggunakan
faktur fiktif sejak 2012 hingga
2013. Praktik penggunaan faktur
fiktif ini merugikan negara hingga
Rp 134 miliar
Tempo.co
2016
IKEA, perusahaan yang bergerak di
bidang industri peralatan rumah
tangga ini dikabarkan melakukan
upaya penghindaran pajak dengan
nilai lebih dari $1 milyar. Upaya
penghindaran pajak dalam skala
besar ini terjadi dalam kurun waktu
2009 hingga 2014. Pada tahun
2016, IKEA terlibat dalam usaha
penghindaran pajak, dalam kasus
Forum Pajak
Indonesia
7
Tahun
Kasus
Referensi
ini melakukan pergeseran laba, atau
memindahkan miliaran euro
labanya dari negara-negara berpajak
tinggi seperti Inggris, Perancis dan
Jerman ke anak perusahaan atau
penerima-penerima lain di negara-
negara dengan pajak rendah atau
bahkan tidak ada seperti
Linchtenstein atau Luxembourg.
IKEA membebankan biaya royalti
dari suatu perusahaan ke
perusahaan lain dalam lingkup
kepemilikan yang sama dengan
tujuan meminimalisir pajak secara
keseluruhan. Pada tahun 2014,
IKEA diduga melakukan
penghindaran pajak senilai
$39.000.000 di Jerman, $ 26 juta di
Perancis dan $13 juta di Inggris.
2015
PT NKC bergerak dalam usaha
penyedia jasa tenaga kerja
(outsourching dan jasa pelaksanaan
event/kegiatan (event organizer)
telah menyelewengkan dana pajak
pada tahun 2005-2010. Pelanggaran
berupa tidak menyampaikan SPT
Masa PPN dan menyampaikan SPT
Masa PPN yang isinya tidak benar.
Akibatnya, pendapatan negara
dirugikan sekurang-kurangnya
sebesar Rp 6,7 miliar.
DetikNews
2014
PT MPA bergerak dalam usaha
pertambangan, pengangkutan
(transportasi) dan persewaan alat
berat, melakukan pelanggaran pada
tahun pajak 2008-2009 karena tidak
menyampaikan SPT tahunan PPh
dan WP Badan dan SPT masa PPN,
serta melakukan pemungutan PPN
tetapi tidak menyetorkan PPN yang
telah dipungutnya. Kasus
pelanggaran pajak ini juga telah
DetikNews
8
Tahun
Kasus
Referensi
mengakibatkan kerugian negara
sebesar Rp 5,7 miliar.
2014
Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Direktorat Jenderal Pajak (PPNS
Ditjen Pajak) berhasil mengungkap
sindikat kasus penggelapan pajak
yang melibatkan delapan orang di
mana dua di antaranya merupakan
PNS aktif. Cara yang dilakukan
sindikat ini yaitu dengan
memanipulasi faktur pajak
pembelian barang di mana di
dalamnya tertera pembelian barang
yang sebenarnya tidak pernah
dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan hanya membayar
beberapa persen dari pajak yang
seharusnya dikeluarkan seolah
mereka yang telah membayar pajak
kepada negara, padahal uang yang
dibayarkan langsung masuk ke
kantong para tersangka. Negara
mengalami kerugian tak kurang dari
Rp 4 miliar akibat perbuatan
sindikat tersebut.
Liputan6.com
2013
Terjadi kasus suap pajak terkait
kasus pembayaran restitusi pajak
PT. Surabaya Agung Industri Pulp
& Kertas Tbk (PT. SAIP) sebesar
Rp 21 miliar. Kasus ini melibatkan
dua pegawai pajak Denok Tavi
Periana dan Totok Hendrianto yang
menerima uang dari komisaris PT.
SAIP yang bernama Berty sebesar
Rp 1,6 miliar.
Liputan6.com
Sumber : Di olah dari berbagai referensi
Dari kasus-kasus tersebut, kita dapat melihat beberapa cara yang
dilakukan Wajib Pajak Badan untuk mengurangi besarnya pajak yang harus
mereka bayarkan, diantaranya adalah melalui perencanaan dan penggelapan
9
pajak. Selain kasus di atas masih banyak lagi kasus yang menunjukkan
agresivitas pajak perusahaan dan telah menimbulkan banyak kerugian bagi
negara yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara karena usaha
mereka untuk menekan biaya pajak yang merupakan sumber pendapatan
bagi negara.
Besar kecilnya pajak bagi perusahaan dapat dihitung melalui
perolehan laba bersih perusahaan sebagaimana tercantum dalam laporan
laba rugi. Semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan maka akan
semakin besar pula kewajiban pajak yang harus dibayarkan, begitu pun
sebaliknya. Semakin kecil laba yang dihasilkan maka akan semakin kecil
kewajiban pajak yang harus dibayarkan. Selain karena kepentingan untuk
memperoleh laba yang maksimal, menurut Nugraha (2015) beberapa hal
yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam besar kecilnya membayar
pajak antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan capital
intensity. Besar kecilnya sebuah perusahaan dapat mempengaruhi seberapa
besar perusahaan memperoleh pendapatan, karena memperoleh pendapatan
yang besar juga akan mempengaruhi perusahaan dalam memiliki jumlah
aset yang lebih besar. Kepemilikan aset yang besar bagi perusahaan dapat
menimbulkan biaya yang dapat menambah atau mengurangi laba sebelum
pajak. Dengan besarnya pendapatan yang diperoleh dapat digunakan untuk
menutup tingkat utang perusahaan sehingga laba dapat menurun dan
berpengaruh terhadap pembayaran pajak perusahaan.
10
Berdasarkan perbedaan arah harapan pemerintah dengan tujuan
perusahaan dalam kaitannya dengan pajak, peneliti termotivasi untuk
melakukan penelitian terkait faktor pendorong perusahaan melakukan
tindakan agresif pajak. Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian
sebelumnya yang meneliti tentang hubungan ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, dan capital intensity terhadap agresivitas pajak.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
1. Peneliti menambahkan variabel independen di bidang audit yaitu
ukuran Kantor Akuntan Publik dan audit fee.
2. Peneliti mengganti sampel penelitian yaitu pada perusahaan LQ 45
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Periode pengamatan lebih banyak dan lebih terbaru yaitu selama tahun
2016-2018.
Penelitian ini dilakukan untuk mencari informasi terkait dengan
ketaatan perusahaan dalam membayar pajak atau perusahaan melakukan
tindakan agresivitas pajak. Penelitian ini dilakukan karena belum terdapat
data atau bukti yang valid mengenai tindakan agresivitas pajak sehingga
perlu diadakan penelitian mengenai tindakan agresivitas pajak dan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktor yang akan diteliti antara lain
ukuran Kantor Akuntan Publik, audit fee, profitabilitas, leverage, ukuran
perusahaan dan capital intensity. Variabel tersebut dimasukkan dalam
penelitian ini karena dianggap dapat berpengaruh terhadap agresivitas pajak
karena variabel tersebut berkaitan dengan laba, beban, utang dan aset yang
11
secara tidak langsung berhubungan dengan perhitungan pajak perusahaan.
Dengan ditambahkannya faktor-faktor tersebut diharapkan pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan dapat menilai ketaatan pajak perusahaan
dengan berbagai indikator sehingga dapat dibandingkan hasilnya.
Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan, maka judul yang diambil
dalam penelitian ini adalah ”Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik,
Audit Fee, Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Capital
Intensity Terhadap Agresivitas Pajak” pada perusahaan LQ45 yang
listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Pemilihan Indeks LQ45
di karenakan saham perusahaan LQ45 memiliki nilai kapitalisasi dan
likuiditas yang tinggi. Data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan
menggunakan uji regresi linier berganda.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang
hendak diteliti adalah:
1. Apakah ukuran KAP berpengaruh terhadap agresivitas pajak ?
2. Apakah audit fee berpengaruh terhadap agresivitas pajak ?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas pajak ?
4. Apakah leverage berpengaruh terhadap agresivitas pajak ?
5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak ?
6. Apakah capital intensity berpengaruh terhadap agresivitas Pajak ?
12
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka
tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menemukan bukti-bukti
empiris atas hal-hal berikut:
1. Untuk menguji secara empiris apakah ukuran KAP berpengaruh terhadap
agresivitas pajak.
2. Untuk menguji secara empiris apakah audit fee berpengaruh terhadap
agresivitas pajak.
3. Untuk menguji secara empiris apakah profitabilitas berpengaruh
terhadap agresivitas pajak.
4. Untuk menguji secara empiris apakah leverage berpengaruh terhadap
agresivitas pajak.
5. Untuk menguji secara empiris apakah ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap agresivitas pajak.
6. Untuk menguji secara empiris apakah capital intensity berpengaruh
terhadap agresivitas pajak.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat
secara teoritis dan praktis untuk berbagai pihak, antara lain:
1. Kontribusi Teoritis
a. Mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat untuk
menambah ilmu pengetahuan mahasiswa jurusan akuntansi.
13
b. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
c. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah
referensi mengenai pajak dan auditing sehingga di harapkan dapat
bermanfaat bagi penulis di masa akan datang.
2. Kontribusi Praktis
a. Bagi Perusahaan, penelitian ini dapat memberikan pandangan
mengenai tindakan agresivitas pajak agar terhindar dari tindakan
tersebut dan tidak terkena sanksi perpajakan.
b. Bagi Investor, penelitian ini dapat dijadikan pandangan bagaimana
manajemen perusahaan mengambil kebijakan terkait dengan
perpajakan.
c. Bagi Direktorat Jenderal Pajak, penelitian ini dapat dijadikan sebagai
pandangan dalam pengambilan kebijakan perpajakan di masa yang
akan datang.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi
Teori agensi (agency theory) dipilih sebagai dasar
pengembangan konsep dalam penelitian ini. Teori agensi adalah teori
yang menjelaskan hubungan kontrak antara satu orang atau lebih
(prinsipal) yang mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan
suatu jasa dan mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan
kepada agen tersebut (Jensen dan Meckling, 1976). Dengan kata lain,
teori agensi adalah teori yang membahas hubungan antara principal dan
agent. Pemilik perusahaan atau pemilik saham perusahaan merupakan
Principal dan manajemen perusahaan merupakan Agent.
Di perusahaan, teori agensi terimplementasi dalam hubungan
antara pemegang saham (principal) dengan manajer (agent). Manajer
(agent) memiliki kewajiban untuk melaporkan informasi mengenai
keadaan perusahaan kepada pemilik perusahaan karena manajer di
anggap lebih mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya. Namun
kenyataannya, terkadang manajer tidak melaporkan keadaan yang
sebenarnya. Hal ini dilakukan manajer karena untuk menguntungkan
dirinya sendiri dan untuk menutupi kelemahan kinerjanya. Manajer
melakukan hal seperti ini karena adanya perbedaan kepentingan antara
pemilik perusahaan dan manajer sehingga dapat menimbulkan berbagai
15
masalah keagenan seperti pengeluaran yang berlebihan, keputusan
investasi suboptimal dan asimetris informasi. Asimetris informasi
terjadi ketika manajer memiliki lebih banyak informasi dibandingkan
informasi yang dimiliki oleh pemilik perusahaan.
Menurut teori agensi, hubungan antara pemegang saham
perusahaan dengan manajer pada dasarnya sulit tercapai karena adanya
perbedaan kepentingan antara principal dan agent. Perbedaan
kepentingan tersebut dapat memunculkan konflik kepentingan antara
pemegang saham selaku principal dengan manajemen selaku agent
dalam perusahaan. Perbedaan kepentingan yang terjadi antara
pemegang saham dan manajemen inilah yang memicu adanya konflik
keagenan (agency conflict), sehingga terjadinya pelanggaran seperti
manipulasi dan kecurangan laporan keuangan. Konflik yang terjadi
antara pemilik perusahaan dan manajer juga berdampak kepada
permasalahan terhadap pemerintah, salah satunya yaitu penghindaran
pajak. Manajer yang cenderung ingin meningkatkan keuntungan
perusahaan atau laba bersihnya akan menggunakan banyak cara, salah
satunya agresivitas pajak.
Adanya perbedaan kepentingan antara principle dan agent dapat
mempengaruhi berbagai hal yang berkaitan dengan kinerja perusahaan,
diantaranya adalah kebijakan perusahaan mengenai pajak perusahaan.
Sistem perpajakkan di Indonesia yang menggunakan self assessment
system memberikan wewenang kepada perusahaan untuk menghitung
16
dan melaporkan pajaknya sendiri. Penggunaan sistem ini dapat
memberikan kesempatan bagi agent untuk memanipulasi pendapatan
kena pajak menjadi lebih rendah sehingga beban pajak yang ditanggung
perusahaan semakin kecil. Hal ini dilakukan pihak agent karena adanya
asimetris informasi dengan pihak principle sehingga agent dapat
mengambil keuntungan tersendiri di luar kesepakatan kerja sama
dengan principle karena adanya manajemen pajak yang dilakukan
agent. (Nugraha dan Meiranto, 2015).
Terdapat beberapa cara untuk mengontrol tindakan agent terkait
dengan kegiatan manajemen pajak yang dilakukan, yaitu dengan
mengevaluasi hasil laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan
rasio keuangan dibandingkan dengan tindakan agresivitas pajak yang
mungkin dilakukan agent. Rasio yang digunakan adalah ukuran kantor
akuntan publik, audit fee, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan
dan capital intensity yang dibandingkan ETR perusahaan yang didapat
dari beban pajak dibagi laba sebelum pajak. Sebuah perusahaan
tergolong besar jika memiliki total aset yang besar pula. Total aset
perusahaan dapat bertambah atau meningkat seiring dengan besarnya
laba yang dihasilkan perusahaan. Total aset juga terus bertambah
mengikuti semakin besarnya liabilitas dan ekuitas perusahaan karena
mengharuskan adanya keseimbangan antara aset dengan liabilitas dan
ekuitas. Semakin besar laba yang dihasilkan berarti semakin besar pula
pendapatan kena pajak dan semakin besar pajak yang seharusnya
17
dibayarkan namun bisa saja agent melakukan manipulasi sehingga harus
dibandingkan dengan besarnya ETR perusahaan.
2. Pajak
a. Definisi Pajak
Ada beberapa definisi pajak yang dikemukakan oleh para
ahli, diantaranya adalah sebagai berikut:
Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro dalam Siti Resmi
(2014): “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal balik (kontrapestasi) yang langsung dapat ditujukan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
Definisi Pajak menurut Djajadiningrat dalam Siti Resmi
(2014): “Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari
kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian,
dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan
sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah
serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara
secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum.
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1
pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang–Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, pajak merupakan iuran wajib
bagi rakyat suatu negara kepada negara dengan peraturan tertentu,
dan masyarakat tidak mendapatkan timbal balik secara langsung,
18
dan iuran tersebut digunakan oleh negara untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
b. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak menurut Siti Resmi (2014), yaitu
fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi regulerend
(pengatur). Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak
merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk
membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Pajak
mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk
mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang
sosial dan ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar
bidang keuangan.
c. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Siti Resmi (2014) sistem pemungutan pajak
diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu official assessment
system, self assessment system dan with holding system.
1. official assessment system adalah sistem pemungutan pajak
yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk
menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap
tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku.
19
2. self assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang wajib pajak dalam menentukan sendiri
jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
3. with holding system adalah sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak
sesuai dengan peraturan perudang-undangan perpajakan
yang berlaku.
3. Agresivitas Pajak
Agresivitas pajak merupakan isu yang kini cukup fenomenal di
kalangan masyarakat. Agresivitas pajak terjadi hampir disemua
perusahaan-perusahaan besar maupun kecil di seluruh dunia. Tindakan
agresivitas pajak ini dilakukan dengan tujuan meminimalkan besarnya
biaya pajak dari biaya pajak yang telah diperkirakan, atau dapat
disimpulkan dengan usaha untuk mengurangi biaya pajak.
Suatu tindakan merekayasa pendapatan kena pajak yang
direncanakan melalui tindakan perencanaan pajak (tax planning) baik
menggunakan cara legal dengan melakukan penghindaran pajak (tax
avoidance) maupun ilegal dengan melakukan penggelapan pajak (tax
evasion) disebut dengan agresivitas pajak (Agus Purwanto, 2016).
20
Agresivitas pajak adalah upaya untuk menghindari pembayaran
pajak atau membuat rendah beban pajak yang dibayarkan secara
signifikan. (Maretta Yohana, 2013).
Menurut Frank et al., (2009) tindakan yang dilakukan
perusahaan untuk mengurangi pendapatan kena pajak melalui
perencanaan pajak (tax planning) baik secara legal yang dilakukan
dengan penghindaran pajak (tax avoidance) maupun ilegal yang
dilakukan dengan penggelapan pajak (tax evasion) disebut dengan
agresivitas pajak perusahaan. Penghindaran pajak merupakan upaya
menghindar pajak yang dilakukan oleh perusahaan dengan
memanfaatkan kelemahan-kelemahan di dalam undang-undang tanpa
harus melanggar peraturan yang telah ditetapkan untuk memperkecil
jumlah pajak yang terutang. Sedangkan penggelapan pajak adalah
tindakan yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi jumlah
pajak terutang atau sama sekali tidak membayarkan pajaknya melalui
cara-cara ilegal.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
agresivitas pajak merupakan suatu tindakan untuk mengurangi
penghasilan kena pajak baik secara legal maupun ilegal guna
mengecilkan beban pajaknya.
Tindakan agresivitas pajak ini tidak sesuai dengan aturan yang
telah berlaku baik di masyarakat maupun dalam pemerintahan.
21
Pemerintah, sebagai penerima pajak, akan dirugikan dengan tindakan
tersebut karena dapat mengurangi pendapatan pemerintah untuk
pembangunan negara. Bagi masyarakat, dampak yang akan didapatkan
adalah mereka tidak mendapatkan fasilitas yang memadai dan
menunjang pembangunan yang didapat dari pemerintah atas tindakan
tersebut.
Untuk mengetahui perusahaan yang melakukan agresivitas pajak
dapat dilakukan dengan menggunakan proksi Effective Tax Rate (ETR).
(Lanis dan Richardson, 2012) menjelaskan bahwa ETR merupakan
proksi yang banyak digunakan pada penelitian terdahulu. Proksi ETR
dinilai menjadi indikator tingkat agresivitas pajak jika nilainya
mendekati nol. Semakin rendah nilai ETR yang dimiliki perusahaan
maka semakin tinggi tingkat agresivitas pajak dari perusahaan tersebut.
a. Penyebab Wajib Pajak Melakukan Penghindaran Pajak.
Empat faktor yang menyebabkan wajib pajak melakukan
tindakan agresivitas pajak menurut Suandy (2011), antara lain:
1) Jumlah pajak yang harus dibayar. Semakin besar pajak
yang harus dibayar oleh wajib pajak maka semakin besar
pula kecenderungan wajib pajak untuk melakukan
pelanggaran.
2) Biaya untuk menyuap fiskus. Semakin kecil biaya untuk
menyuap fiskus maka semakin besar kecenderungan wajib
pajak melakukan pelanggaran.
22
3) Kemungkinan untuk terdeteksi. Semakin kecil
kemungkinan suatu pelanggaran terdeteksi maka semakin
besar kecenderungan wajib pajak untuk melakukan
pelanggaran.
4) Besar sanksi. Semakin ringan sanksi yang dikenakan
terhadap pelanggaran maka semakin besar kecenderungan
wajib pajak melakukan pelanggaran.
b. Keuntungan dan Kerugian Melakukan Agresivitas Pajak.
Menurut Hidayanti (2013), ada tiga keuntungan melakukan
tindakan agresivitas pajak, antara lain:
1) Keuntungan berupa penghematan pajak yang akan
dibayarkan perusahaan kepada negara, sehingga jumlah
kas yang dinikmati pemilik/pemegang saham dalam
perusahaan menjadi lebih besar.
2) Keuntungan bagi manajer (baik langsung maupun tidak
langsung) yang mendapat kompensasi dari
pemilik/pemegang saham atas tindakan pajak agresif yang
dilakukannya.
3) Keuntungan bagi manajer adalah mempunyai kesempatan
untuk melakukan rent extraction.
Sedangkan kerugian dari tindakan agresivitas pajak adalah:
1) Kemungkinan perusahaan mendapatkan sanksi/pinalti
dari fiskus pajak dan turunnya harga saham.
23
2) Rusaknya reputasi perusahaan akibat audit dari fiskus
pajak.
3) Penurunan harga saham dikarenakan pemegang saham
lainnya mengetahui tindakan pajak agresif yang
dijalankan manajer dilakukan dalam rangka rent
extraction.
4. Ukuran KAP
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah
mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan
publik dalam memberikan jasanya. Bidang jasa Kantor Akuntan Publik
meliputi:
a. Jasa atestasi, termasuk di dalamnya adalah audit umum atas
laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif,
pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review
atas laporan keuangan, dan jasa audit serta atestasi lainnya.
b. Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan
akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan
konsultasi.
Ukuran Kantor Akuntan Publik merupakan ukuran yang
digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu Kantor Akuntan
Publik. Ukuran Kantor Akuntan Publik dapat dikatakan besar jika
Kantor Akuntan Publik tersebut berafiliasi dengan Big four,
24
mempunyai cabang dan klienya perusahaan-perusahaan besar serta
mempunyai tenaga profesional diatas dua puluh lima orang. Sedangkan
Ukuran Kantor Akuntan Publik dikatakan kecil jika tidak berafiliasi
dengan Big four, tidak mempunyai kantor cabang dan klienya
perusahaan kecil serta jumlah tenaga profesionalnya kurang dari dua
puluh lima orang. (Arens et al., 2003 dalam Andra, 2012).
Ukuran Kantor Akuntan Publik merupakan perbedaan jumlah
klien dan jumlah anggota yang dimiliki oleh suatu kantor akuntan
publik. Ukuran Kantor Akuntan Publik dapat di lihat dari berbagai hal
yang berkaitan dengan Kantor Akuntan Publik, seperti jumlah klien dan
jumlah pendapatan Kantor Akuntan Publik tersebut (Devianto, 2011).
Ukuran Kantor Akuntan Publik adalah besar kecilnya Kantor
Akuntan Publik yang digunakan perusahaan. Ukuran Kantor Akuntan
Publik dibedakan dalam dua kelompok yaitu Kantor Akuntan Publik
yang berafiliasi dengan Big four dan Kantor Akuntan Publik yang tidak
berafiliasi dengan Big four. Ukuran Kantor Akuntan Publik sendiri
biasanya dikaitkan dengan kualitas dan reputasi auditor (Kurniasari,
2014). Begitupun menurut Ginting dan Fransisca (2014), ukuran Kantor
Akuntan Publik merupakan besar kecilnya Kantor Akuntan Publik yang
dibedakan dalam dua kelompok, yaitu Kantor Akuntan Publik yang
berafiliasi dengan Big four dan Kantor Akuntan Publik yang tidak
berafiliasi dengan Big four.
25
Sedangkan menurut Arsih (2015), ukuran KAP adalah cerminan
besar kecilnya Kantor Akuntan Publik, semakin besar Kantor Akuntan
Publik maka semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan, jadi
perusahaan akan mengganti auditor dari Kantor Akuntan Publik kecil
ke auditor dari Kantor Akuntan Publik besar untuk meningkatkan
reputasi dan kualitas laporan keuangannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ukuran
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah besar kecilnya Kantor Akuntan
Publik yang digunakan suatu perusahaan untuk melakukan
pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan. Jika dihubungkan
keberadaannya Kantor Akuntan Publik yang ada di Indonesia, maka
ukuran Kantor Akuntan Publik terbesar yakni Kantor Akuntan Publik
yang berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik asing yang tergolong
Big four. Menurut Avellino Dwido Yang termasuk Kantor Akuntan
Publik big four adalah:
1) Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan
Osman Bing Satrio & eny.
2) PricewaterhouseCooper (PwC) yang berafiliasi dengan
Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan.
3) Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Purwantono,
Sungkoro & Surja.
4) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi
dengan Siddharta Widjaja & Rekan.
26
Ada empat kelebihan skala auditor menurut Firth & Liau Tan
(1998) dalam Abdul Hamid (2008), yaitu :
1) Besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani Kantor
Akuntan Publik.
2) Banyaknya ragam jasa yang ditawarkan.
3) Luasnya cakupan geografis, termasuk adanya afiliasi
Internasional.
4) Banyaknya jumlah staf audit dalam suatu Kantor Akuntan
Publik.
5. Audit Fee
Iskak dalam Suharli dan Nurlaela (2008) mendefinisikan audit
fee adalah honorarium yang dibebankan oleh akuntan publik kepada
perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik
terhadap laporan keuangan. Menurut Sinaga dan Rachmawati (2018),
Audit fee adalah besarnya bayaran yang diberikan oleh klien kepada
Kantor Akuntan Publik (KAP) atas jasa yang diberikan yaitu berupa
pemeriksaan terhadap laporan keuangan.
Menurut PP IAPI nomor 2 tahun 2016 pasal 1, imbalan jasa (fee
audit) adalah imbalan yang diterima oleh akuntan publik dari entitas
kliennya sehubungan dengan pemberian jasa audit. Berdasarkan uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa audit fee adalah honorarium yang
27
diterima oleh auditor atas jasa audit laporan keuangan yang dilakukan
terhadap entitas.
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung penugasan,
kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan
untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya Kantor Akuntan Publik
(KAP) yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.
Menurut Al-Shammari et al. (2008), besarnya audit fee yang
ditetapkan oleh auditor dipengaruhi oleh pengendalian intern klien,
besar kecilnya klien (perusahaan go public dan privat), ukuran
perusahaan, kompleksitas perusahaan, profitabilitas perusahaan,
reputasi Kantor Akuntan Publik, lokasi Kantor Akuntan Publik, ukuran
Kantor Akuntan Publik (Big four dan non Big four), risiko audit dan
risiko perusahaan, jumlah anak perusahaan klien, jumlah cabang
perusahaan, banyaknya transaksi dalam mata uang asing, besarnya total
piutang, total persediaan, dan total aset.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) Nomor 2 tahun 2016 dalam menetapkan
imbalan jasa atau fee audit, akuntan publik harus mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Kebutuhan klien dan ruang lingkup pekerjaan.
b. Waktu yang dibutuhkan dalam setiap tahapan audit.
c. Tugas dan tanggung jawab menurut hukum (statutory duties).
28
d. Tingkat keahlian (level of expertise) dan tanggung jawab yang
melekat pada pekerjaan yang dilakukan.
e. Tingkat kompleksitas pekerjaan.
f. Jumlah personel dan banyaknya waktu yang diperlukan dan secara
efektif digunakan oleh anggota dan stafnya untuk menyelesaikan
pekerjaan.
g. Sistem pengendalian mutu kantor.
h. Basis penetapan imbalan jasa yang disepakati.
Suyadnya dan Supadmi (2017) menemukan bahwa audit fee
memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas pajak perusahaan.
Auditor yang memperoleh audit fee lebih tinggi memiliki kompleksitas
yang lebih tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Auditor tidak hanya
memeriksa laporan keuangan perusahaan, namun juga menyediakan
jasa lain seperti mencari celah untuk menghindari pajak. Auditor
eksternal dapat menyediakan jasa khusus pelayanan pajak melalui
konsultan pajak untuk memberikan pelayanan pada kliennya. Penelitian
Maharani (2015) menyebutkan audit fee berpengaruh positif pada tax
avoidance, dimana tax avoidance adalah indikator agresivitas pajak.
6. Profitabilitas
Menurut Putriningsih et al., (2018), Profitabilitas suatu
perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset,
dan modal saham tertentu. Menurut Ardyansah (2014), profitabilitas
29
merupakan salah satu faktor penentu beban pajak, karena perusahaan
yang memiliki keuntungan yang besar akan membayar pajak setiap
tahun.
Menurut Kurniasih dan Sari (2013), Profitabilitas merupakan
gambaran kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba dari
pengelolaan aktiva yang dikenal dengan Retun On Assets (ROA). ROA
memiliki keterkaitan dengan laba bersih perusahaan dan pengenaan
pajak penghasilan untuk perusahaan.
Arianandini dan Ramantha (2018) menyatakan bahwa
Profitabilitas adalah suatu ukuran dalam menilai kinerja suatu
perusahaan. Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan asetnya secara efisien dalam menghasilkan laba
perusahaan dari pengelolaan aktiva yang dikenal dengan Return On
Asset (ROA).
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan asset perusahaan Atau
dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan. Laba dijadikan indikator bagi para
stakeholder untuk menilai sejauh mana kinerja manajemen dalam
mengelola suatu perusahaan. Tingkat kemampuan perusahaan dalam
30
memperoleh keuntungan dapat dilihat dan diukur dengan cara
menganalisis laporan keuangan melalui rasio profitabilitas.
Profitabilitas merupakan faktor penentu beban pajak, karena
profitabilitas memiliki keterkaitan dengan laba bersih perusahaan dan
pengenaan pajak penghasilan untuk perusahaan. Semakin tinggi
profitabilitas perusahaan akan semakin tinggi pula laba bersih
perusahaan yang dihasilkan, dimana peningkatan laba mengakibatkan
jumlah pajak yang harus dibayar juga semakin tinggi. Sehingga,
semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka perencanaan pajak yang
dilakukan juga semakin matang, sehingga menghasilkan nilai pajak
yang optimal yang seringkali diikuti dengan kecenderungan
peningkatan aktivitas penghindaran pajak.
Mardiyanto (2009) dalam Novia Bani Nugraha (2015)
menjelaskan bahwa dalam akuntansi dikenal beberapa rasio
profitabilitas:
a. Rasio Margin Laba (Profit Margin – PM). Meningkatnya Profit
Margin mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan
laba bersih yang lebih tinggi dari aktivitas penjualannya.
b. Rasio Kemampuan Dasar Menghasilkan Laba (Basic Earning Power
Ratio/Operating Return On Asset (OROA)). Earning Before Interest
and Tax (EBIT) merupakan laba murni perusahaan yang belum
dipengaruhi keputusan keuangan (utang) dan pajak.
31
c. Rasio Tingkat Pengembalian Total Aktiva (Return On Asset - ROA)
Rasio Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari
aktivitas operasi.
d. Rasio Tingkat Pengembalian Total Ekuitas (Return On Equity -
ROE) Rasio Return On Equity (ROE) merupakan alat ukur terakhir
untuk mengukur profitabilitas perusahaan. ROE menggambarkan
keberhasilan perusahaan menghasilkan laba untuk para pemegang
saham.
Penelitian ini menggunakan proksi ROA untuk mengukur
profitabilitas karena ROA dapat menunjukkan kemampuan perusahaan
memperoleh keuntungan dari penggunaan asset perusahaan. Semakin
tinggi rasio ROA, maka semakin tinggi profitabilitas dalam perusahaan.
7. Leverage
Leverage adalah ukuran persentase total aset perusahaan yang
diperoleh dari pihak kreditur (Kieso et al, 2009:796). Menurut Anita
(2018), leverage merupakan nama lain dari rasio utang. Rasio ini
digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan untuk
menutupi kewajiban dalam bentuk utang terhadap modal yang dimiliki
perusahaan.
Leverage merupakan rasio yang menandakan besarnya modal
eksternal yang digunakan perusahaan untuk melakukan aktivitas
operasinya (Adisamartha dan Noviari, 2015). Menurut Agus Purwanto
32
(2016), leverage sebagai penggunaan sumber dana yang memiliki beban
tetap (fixed rate of return) dengan harapan memberikan keuntungan
yang lebih besar dari pada biaya tetapnya sehingga akan meningkatkan
keuntungan.
Menurut Irawati (2006) dalam Ambarukmi dan Diana (2017)
leverage adalah suatu kebijakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan
dalam hal menginvestasikan dana atau memperoleh sumber dana yang
disertai dengan adanya beban/biaya tetap yang harus ditanggung
perusahaan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa leverage adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar
kebutuhan dana perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin besar hutang
perusahaan maka beban pajak akan menjadi lebih rendah karena
bertambahnya beban, hal ini menguntungkan bagi perusahaan yang
terkena pajak tinggi.
Tingkat financial leverage perusahaan dapat menggambarkan
risiko keuangan perusahaan. Hal ini disebabkan karena leverage
merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan bergantung
pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Perusahaan yang
mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada
pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang
mempunyai tingkat leverage rendah, berarti perusahaan tersebut lebih
banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri.
33
Socio dan Nigro (2012) menyebutkan karakteristik tingkat
perusahaan dan hubungan dengan leverage bervariasi sesuai dengan
pandangan yang berbeda dari teori keuangan, yaitu:
a. The trade-off theory
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan memilih leverage
yang optimal setelah membandingkan kerugian dan
keuntungan yang akan diperoleh dengan utang atau ekuitas.
b. The pecking order theory
Teori ini berhubungan dengan masalah informasi asimetris
yang menegaskan bahwa nilai optimal leverage tidak ada.
Pasal 6 ayat (1) huruf a UU No. 36 Tahun 2008 menyebutkan
bahwa bunga sebagai bagian dari biaya usaha yang dapat dikurangkan
sebagai biaya (tax deductible) dalam proses perhitungan PPh Badan.
Semakin besar hutang perusahaan maka beban pajak akan menjadi lebih
kecil karena bertambahnya unsur biaya usaha dan pengurangan tersebut
sangat berarti bagi perusahaan yang terkena pajak tinggi. Oleh karena
itu, semakin tinggi tarif bunga maka akan semakin besar keuntungan
yang diperoleh perusahaan dari penggunaan hutang tersebut.
8. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu pengukuran yang
dikelompokkan berdasarkan besar kecilnya perusahaan, dan dapat
34
menggambarkan kegiatan operasional perusahaan dan pendapatan yang
diperoleh perusahaan (Danis Ardyansah, 2014).
Menurut Napitu dan Kurniawan (2016), ukuran perusahaan
merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana besar kecilnya
perusahaan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, seperti log total
aktiva, log total penjualan, kapitalisasi pasar, dan lain-lain (Handayani
dan Wulandari (2014) dalam Ilyani (2018)).
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana perusahaan
diklasifikasikan besar atau kecil dari berbagai sudut pandang, salah
satunya dinilai dari besar kecilnya aset yang dimiliki perusahaan.
Semakin besar total aset mengindikasikan semakin besar pula ukuran
perusahaan tersebut. Semakin besar ukuran perusahaannya, maka
transaksi yang akan dilakukan akan semakin kompleks. Hal ini akan
memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah yang ada
untuk melakukan tindakan agresivitas pajak dari setiap transaksi.
9. Capital Intensity
Menurut Darsono dan Muzakki (2015), Capital Intensity adalah
seberapa besar perusahaan menginvestasikan asetnya dalam bentuk aset
tetap dan persediaan. Sedangkan menurut Ambarukmi dan Diana
(2017), capital intensity ratio adalah aktivitas investasi yang dilakukan
35
perusahaan yang berkaitan dengan investasi dalam bentuk aset tetap
(intensitas modal) dan persediaan (intensitas persediaan).
Capital intensity menggambarkan berapa besar kekayaan
perusahaan yang diinvestasikan pada bentuk aset tetap. Aset tetap
mencakup bangunan, pabrik, peralatan, mesin, property. (Andhari dan
Sukartha 2017). PSAK 16 (revisi 2015) aset tetap adalah aset berwujud
yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyedia barang
atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif dan diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode. Capital intensity yang merupakan investasi perusahaan pada
aset tetap merupakan salah satu aset yang digunakan oleh perusahaan
untuk berproduksi dan mendapatkan laba.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
capital intensity atau rasio intensitas modal adalah aktivitas investasi
perusahaan yang dikaitkan dengan investasi aset tetap dan persediaan.
Kepemilikan aset tetap yang tinggi akan menghasilkan beban
penyusutan yang tinggi pula, sehingga laba menjadi turun dan beban
pajak perusahaan menjadi turun juga. Jadi dengan tingginya jumlah aset
yang dimiliki perusahaan mendorong perusahaan melakukan tindakan
agresivitas pajak.
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut adalah hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini:
Tabel 2. 1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Nugraha
dan
Meiranto
(2015)
Pengaruh
Corporate social
responsibility,
ukuran
perusahaan,
profitabilitas,
leverage, capital
intensity terhadap
agresivitas pajak.
Variabel
profitabilitas,
leverage, ukuran
perusahaan,
capital intensity
dan agresivitas
pajak.
Pengukuran
variabel
agresivitas pajak
menggunakan
Effective tax rate
(ETR).
Variabel
corporate social
responsibility.
Sampel:
Perusahaan non
keuangan, BEI
2012-2013
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif tapi tidak
signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan. corporate social responsibility
dan leverage berpengaruh negatif signifikan.
Sedangkan ukuran perusahaan dan capital
intensity berpengaruh negatif namun tidak
signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
2 Suyadnya
dan
Supadmi
(2017)
Pengaruh ukuran
Kantor Akuntan
Publik, audit fee
dan audit tenure
Variabel ukuran
Kantor Akuntan
Publik, audit fee
Variabel audit
tenure
Sampel:
perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh
positif dan signifikan pada agresivitas pajak,
audit fee berpengaruh negatif dan signifikan
36
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
pada agresivitas
pajak
dan agresivitas
pajak
yang terdaftar di
Indeks Kompas
100 BEI 2013-
2015.
pada agresivitas pajak, dan audit tenure tidak
berpengaruh pada agresivitas pajak.
3 Suprimarini
dan
Suprasto
(2017)
Pengaruh
corporate social
responsibility,
kualitas audit dan
kepemilikan
institusional pada
agresivitas pajak
Variabel kualitas
audit yang
mengunakan
proksi ukuran
Kantor Akuntan
Publik dan
variabel
agresivitas pajak.
Pengukuran
variabel
agresivitas pajak
menggunakan
Effective tax rate
(ETR)
Variabel
Corporate social
responsibility
dan kepemilikan
institusional
Sampel:
Perusahaan
manufaktur BEI
2013-2015.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
corporate social responsibility berpengaruh
negatif signifikan terhadap agresivitas pajak.
Kualitas audit berpengaruh positif signifikan
terhadap agresivitas pajak. Kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap
agresivitas pajak.
4 Dyah Putri
Maharani
(2015)
Pengaruh kualitas
auditor eksternal
dan komite audit
terhadap tax
avoidance
Variabel kualitas
auditor eksternal
yang di proksikan
dengan ukuran
Kantor Akuntan
Publik dan audit
fee.
Variabel komite
audit.
Sampel:
Perusahaan yang
terdaftar di
Indeks Kompas
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ukuran Kantor Akuntan Publik, audit fee, dan
finansial expertise background komite audit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tax avoidance. Jumlah rapat komite audit
tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
37
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
100 BEI 2010-
2013.
5 Martinez
dan Lessa
(2014)
The Effect of
Tax
Aggressiveness
and Corporate
Governance on
Audit Fees
Evidences from
Brazil
Variabel
agresivitas pajak
dan audit fee.
Variabel
corporate
governance
Sampel:
Perusahaan
Brazil yang
terdaftar di
BM&FBovespa
tahun 2009-
2011.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
agresivitas pajak berpengaruh positif
terhadap audit fee. corporate governance
berpengaruh negatif terhadap audit fee.
6 Napitu dan
Kurniawan
(2016)
Analisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
agresivitas pajak
perusahaan
manufaktur di
BEI 2012-2014
Variabel
profitabilitas,
ukuran perusahaan
dan agresivitas
pajak.
Pengukuran
agresivitas pajak
menggunakan
Effective tax rate
(ETR)
Variabel
Corporate
Social
Responsibility.
Sampel:
perusahaan
Manufaktur di
BEI 2012-2014.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Corporate Social Responsibility tidak
berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
Profitabilitas dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap agresivitas
pajak.
7 Agus
Purwanto
(2016)
pengaruh
likuiditas,
leverage,
manajemen laba,
Variabel leverage
dan agresivitas
pajak.
Variabel
likuiditas,
manajemen laba
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
likuiditas berpengaruh negatif signifikan
terhadap agresivitas pajak perusahaan.
Leverage dan manajemen laba berpengaruh
38
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
dan kompensasi
rugi fiskal
terhadap
agresivitas pajak
perusahaan pada
perusahaan
pertanian dan
pertambangan
yang terdaftar di
BEI
2011-2013
Pengukuran
agresivitas pajak
menggunakan
Effective tax rate
(ETR)
dan kompensasi
rugi fiskal.
Sampel:
Perusahaan
pertanian dan
pertambangan di
BEI 2011-2013
positif signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan. kompensasi rugi fiskal tidak
berpengaruh terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
8 Pajriansyah
dan
Firmansyah
(2017)
pengaruh
leverage,
kompensasi rugi
fiskal
dan manajemen
laba
terhadap
penghindaran
pajak
Variabel leverage
dan penghindaran
pajak.
Variabel
kompensasi rugi
fiskal dan
manajemen laba.
Pengukuran
variabel
penghindaran
pajak
menggunakan
proksi Modified
Effective Tax
Rate.
Sampel
perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Leverage dan manajemen laba berpengaruh
positif signifikan terhadap penghindaran
pajak. Sedangkan Kompensasi rugi fiskal
tidak berpengaruh signifikan terhadap
penghindaran pajak
39
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
manufaktur
2013-2015.
9 Audina
Gita Utami
(2017)
pengaruh
corporate
governance,
manajemen laba
dan capital
intensity terhadap
agresivitas pajak.
Variabel capital
intensity dan
agresivitas pajak.
Variabel
corporate
governance dan
manajemen laba.
Sampel:
Perusahaan
manufaktur di
BEI 2013-2015.
Agresivitas pajak
diukur
dengan
menggunakan
proksi CETR
(Cash Effective
Tax Rates).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Komisaris independen, komite audit dan
manajemen laba tidak berpengaruh
signifikan terhadap agresivitas pajak.
Kepemilikan institusional berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap agresivitas
pajak. Capital intensity berpengaruh positif
dan signifikan terhadap agresivitas pajak.
10 Andhari
dan
Sukartha
(2017)
pengaruh
pengungkapan
corporate social
responsibility,
profitabilitas,
inventory
intensity,
Variabel
profitabilitas,
capital intensity,
leverage dan
agresivitas pajak.
Variabel
corporate social
responsibility
dan inventory
intensity.
Sampel:
perusahaan
sektor
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
profitabilitas dan capital intensity
berpengaruh positif pada agresivitas pajak
perusahaan, sedangkan variabel
pengungkapan CSR dan leverage
berpengaruh negatif pada agresivitas pajak
perusahaan, dan variabel inventory intensity
tidak berpengaruh pada agresivitas pajak.
40
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
capital intensity
dan leverage
pada agresivitas
pajak
pertambangan
yang listing di
BEI 2013-
2015.
Agresivitas pajak
di proksikan
dengan Net Profit
Margin (NPM)
Index yang
diperoleh dari
NPM perusahaan
dibagi dengan
NPM Industri.
11 Bambang
Setyobudi
Irianto,
Yudha
Aryo
Sudibyo
dan Abim
Wafirli
(2017)
The Influence of
Profitability,
Leverage, Firm
Size and Capital
Intensity
Towards Tax
Avoidance
(International
Journal of
Accounting and
Taxation)
Variabel
profitabilitas,
leverage, ukuran
perusahaan dan
capital intensity
Sampel :
perusahaan
manufaktur BEI
2013-2015.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
profitabilitas dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap penghindaran
pajak. Capital Intensity berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap penghindaran
pajak dan Leverage berpengaruh negatif
terhadap penghindaran pajak.
41
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil penelitian
Persamaan Perbedaan
12 Sunday
Oseiweh
Ogbeide
(2017)
Firm
Characteristics
and Tax
Aggressiveness of
Listed Firms in
Nigeria:
Empirical
Evidence
Variabel Ukuran
perusahaan,
leverage dan
agresivitas pajak.
Pengukuran
agresivitas pajak
menggunakan
Effective tax rate
(ETR).
Variabel kualitas
audit dan beban
bunga.
Sampel :
Perusahaan di
Negara Nigeria
tahun 2012-
2016.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan, kualitas audit eksternal
dan beban bunga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap agresivitas pajak.
Sedangkan leverage berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap agresivitas pajak.
13 Nianjia Hu
(2018)
Tax Avoidance,
Property Rights
and Audit Fees.
Variabel audit fee
Pengukuran
agresivitas pajak
menggunakan
Effective tax rate
(ETR).
Sampel :
Perusahaan non-
keuangan di
Shanghai dan
Bursa Efek
Shenzhen 2012-
2015.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
biaya audit dan tingkat penghindaran pajak
perusahaan berkorelasi positif.
42
43
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Agresivitas
Pajak
Sebagian besar perusahaan menggunakan jasa Kantor Akuntan
Publik Big four sebagai auditor mereka untuk menunjukkan kredibilitas
laporan keuangan perusahaan. Pemilihan Kantor Akuntan Publik Big
four ini disebabkan oleh reputasi dan kredibilitas Internasional yang
dimiliki auditor. Oleh karena itu, penunjukkan auditor Big four
merupakan penanda bagi publik bahwa laporan keuangan yang
dilaporkan memiliki kredibilitas yang tinggi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suprimarini dan Suprasto (2017) yang menyatakan bahwa kualitas audit
berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Hal ini dikarenakan
Audit perusahaan yang dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik Big
Four yang dianggap memiliki kualitas yang lebih baik akan menurunkan
ETR perusahaan. Penurunan nilai ETR perusahaan menunjukan
meningkatnya tingkat agresivitas pajak perusahaan.
Dalam penelitian Dyah Putri Maharani (2015) juga menyatakan
bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penghindaran pajak. Hal ini disebabkan karena
Kantor Akuntan Publik Big Four menyediakan jasa non assurance yaitu
44
berupa jasa pajak dan manajemen, sehingga tidak menutup
kemungkinan bahwa Kantor Akuntan Publik Big four dapat
memfasilitasi manajer dalam upaya melakukan tax avoidance, yang
mana tax avoidance itu bagian dari agresivitas pajak. Peluang inilah
yang digunakan manajemen untuk melakukan upaya tax aggressive
untuk menurunkan beban pajak perusahaan.
Hal ini berbeda dengan penelitian Tehupuring dan Rossa (2016)
yang menyatakan bahwa kualitas audit yang di proksikan dengan ukuran
Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh terhadap praktik
penghindaran pajak. Hal ini disebabkan karena audit yang dilakukan
baik itu oleh Kantor Akuntan Publik Big Four maupun Kantor Akuntan
Publik non Big Four tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam
memitigasi terjadinya praktik penghindaran pajak karena auditor yang
melakukan audit telah menjalankan penugasan audit sesuai dengan
standar audit yang telah ditentukan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik di Indonesia.
Menurut agency theory, manajemen sebagai agen menunjuk
auditor eksternal untuk memberikan opini dalam rangka
mempertanggungjawabkan kinerja perusahaannya kepada principal.
Pihak principal dianggap akan lebih mempercayai laporan dari auditor
dengan nama Kantor Akuntan Publik yang besar. Namun karena adanya
asimetri informasi yang terdapat dalam hubungan kepentingan
manajemen dan pemilik saham, manajemen melakukan moral hazard di
45
mana manajemen berupaya untuk melakukan penghindaran pajak agar
laba tidak semakin kecil. Dalam hal ini manajemen mengikutsertakan
peran auditor eksternal dari sebuah Kantor Akuntan Publik yang
dipercaya memiliki kompetensi untuk membantu mencapai tujuan
manajemen itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini
mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap
agresivitas pajak
2. Pengaruh Audit Fee Terhadap Agresivitas Pajak
Auditor eksternal sering kali menghadapi situasi yang rumit
dikarenakan pekerjaannya tidak hanya sebatas memeriksa laporan
keuangan dan memberikan opini, namun juga membantu manajemen
dalam melihat celah-celah pajak yang bisa dimanfaatkan untuk tax
aggressive. Dari gambaran ini, auditor eksternal yang menghadapi
tingkat kompleksitas yang lebih tinggi diduga cenderung memiliki fee
yang tinggi sesuai dengan tugas yang dihadapinya. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang di lakukan oleh Nianjia Hu (2018) yang
menyatakan bahwa biaya audit dan tingkat penghindaran pajak
perusahaan berkorelasi positif.
Penelitian Martinez dan Lessa (2014) menemukan bahwa
terdapat hubungan positif antara tax avoidance dan audit fee. Selain itu
penelitian Dyah Putri Maharani (2015) juga menemukan bahwa terdapat
46
hubungan positif antara penghindaran pajak dan audit fee. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan yang memiliki penghindaran pajak
tinggi membayar fee auditor eksternal yang cukup tinggi pula. Auditor
eksternal yang dapat mengerjakan tugas dengan tingkat kompleksitas
yang lebih tinggi diyakini dapat membantu manajemen melakukan
agresivitas pajak. Auditor eksternal yang menghadapi tingkat
kompleksitas yang lebih tinggi juga diduga cenderung memiliki fee yang
tinggi sesuai dengan tugas yang dihadapinya.
Hal ini berbeda dengan penelitian Suyadnya dan Supadmi
(2017) yang menyatakan bahwa audit fee berpengaruh negatif signifikan
terhadap agresivitas pajak. Audit fee dapat meningkatkan kualitas audit
sehingga menyulitkan perusahaan melakukan agresivitas pajak. Auditor
yang memiliki kompetensi tinggi dan independen menghasilkan kualitas
audit yang lebih baik dan menetapkan fee yang lebih tinggi pada
perusahaan klien. Kualitas audit yang baik menyulitkan perusahaan
untuk melakukan agresivitas pajak. Berdasarkan uraian di atas,
penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H2: Audit fee berpengaruh terhadap agresivitas pajak
3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Agresivitas Pajak
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari kegiatan yang dilakukan perusahaan.
Pendapatan yang diperoleh perusahaan cenderung berbanding lurus
47
dengan pajak yang dibayarkan, sehingga semakin besar keuntungan
yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi juga beban pajak yang
harus ditanggung perusahaan.
Dalam penelitian Napitu dan Kurniawan (2016), menyatakan
bahwa Profitabilitas berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Ini
mengindikasikan bahwa profitabilitas perusahaan berdampak pada
peningkatan agresivitas pajak. Hal ini disebabkan perusahaan yang
memiliki nilai profitabilitas tinggi akan semakin mudah untuk mengatur
sumber daya perusahaan yang nantinya akan dapat meminimalkan
jumlah beban pajak yang harus dibayarkan. Rendahnya beban pajak
yang dibayarkan akan ditunjukkan dengan nilai ETR yang semakin
rendah.
Selain itu penelitian Nugraha dan Meiranto (2015), menyatakan
bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas
pajak perusahaan karena adanya reformasi perpajakan yang dapat
dimanfaatkan. Hal ini sejalan dengan penelitian Bambang et al., (2017)
yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax
avoidance.
Hal ini berbeda dengan penelitian Rahayu dan Aeni (2017) yang
menyatakan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap agresivitas
pajak. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang naik tiap tahun akan lebih menjaga nama baik dan
48
menjauhi keputusan yang beresiko bagi keberlangsungan usaha
perusahaan salah satunya keputusan tindakan agresivitas pajak.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas pajak
4. Pengaruh Leverage Terhadap Agresivitas Pajak
Rasio leverage menggambarkan keadaan perusahaan dalam
pemenuhan kewajiban jangka panjangnya. Sistem pendanaan dalam
perusahaan dapat menimbulkan konflik antara principal dan agen. Ada
kemungkinan principal tidak menyetujui penambahan pendanaan untuk
kegiatan perusahaan, sehingga pihak agen memerlukan pendanaan lain
untuk menutup kekurangan dana tersebut. Salah satu caranya adalah
dengan melakukan pinjaman atau utang.
Pasal 6 ayat (1) huruf a UU No. 36 Tahun 2008 menyebutkan
bahwa bunga sebagai bagian dari biaya usaha yang dapat dikurangkan
sebagai biaya (tax deductible) dalam proses perhitungan PPh Badan.
Semakin besar hutang perusahaan maka beban pajak akan menjadi lebih
kecil karena bertambahnya unsur biaya usaha dan pengurangan tersebut
sangat berarti bagi perusahaan yang terkena pajak tinggi. Oleh karena
itu, semakin tinggi tarif bunga maka akan semakin besar keuntungan
yang diperoleh perusahaan dari penggunaan hutang tersebut.
49
Agus Purwanto (2016) menyebutkan bahwa leverage
berpengaruh positif dan signifikan terhadap agresivitas pajak. Jika
leverage perusahaan tinggi, maka tingkat agresivitas pajak perusahaan
akan tinggi dan jika leverage perusahaan rendah maka tingkat
agresivitas pajak perusahaan juga akan rendah. Hal ini dikarenakan
biaya bunga dapat mengurangi pendapatan perusahaan sebelum pajak,
dan tentunya akan mengurangi besarnya pajak yang harus dibayar.
Pajriansyah dan Firmanyah (2017) juga menyebutkan hubungan
positif antara leverage dan penghindaran pajak. Perusahaan yang
memiliki beban pajak tinggi dapat melakukan penghematan pajak
dengan cara menambah hutang perusahaan. Bunga pinjaman merupakan
biaya yang dapat dikurangkan (deductible expense) terhadap
penghasilan kena pajak. Beban bunga yang bersifat deductible akan
menyebabkan laba kena pajak perusahaan menjadi berkurang. Laba
kena pajak yang berkurang pada akhirnya akan mengurangi jumlah
pajak yang harus dibayar perusahaan. Dengan menambah hutang guna
memperoleh insentif pajak yang besar maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan tersebut agresif terhadap pajak. Hal ini dimanfaatkan
perusahaan untuk memanipulasi besarnya biaya bunga agar laba yang
diperoleh semakin kecil dan beban pajak yang ditanggung semakin kecil
pula.
Hal ini berbeda dengan penelitian Putra dan Merkusiwati (2016)
yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh pada tax
50
avoidance, artinya tinggi rendahnya leverage tidak akan memengaruhi
perusahaan melakukan tax avoidance karena perusahaan yang
menggunakan leverage yang berlebihan maka struktur modal akan
menjadi tidak seimbang dan laba perusahaan akan menjadi tidak
optimal. Selain itu, perusahaan dengan tingkat Leverage tinggi, harus
menjaga laba mereka pada kondisi yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
H4 : Leverage berpengaruh terhadap agresivitas pajak
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana
perusahaan diklasifikasikan besar atau kecil dari berbagai sudut
pandang, salah satunya dinilai dari besar kecilnya aset yang dimiliki
perusahaan. Semakin besar aset yang dimiliki semakin meningkat juga
jumlah produktifitas. Hal itu akan menghasilkan laba yang semakin
meningkat dan mempengaruhi tingkat pembayaran pajak.
Menurut Nugraha dan Meiranto (2015), aset yang dimiliki
perusahaan berhubungan dengan ukuran perusahaan, semakin besar aset
yang dimiliki maka semakin besar pula perusahaan tersebut. Namun
setiap tahunnya aset akan mengalami penyusutan yang dapat
mengurangi laba bersih yang diterima perusahaan sehingga besarnya
beban pajak juga akan berkurang seiring dengan penyusutan tersebut.
51
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Napitu dan
Kurniawan (2016) dan juga penelitian yang dilakukan oleh Sunday
Oseiweh Ogbeide (2017) yang menyatakan bahwa ukuran Perusahaan
berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Hal ini disebabkan
karena perusahaan berskala besar mempunyai lebih banyak sumber daya
yang dapat digunakan untuk perencanaan pajak. Sumber daya yang
dimiliki perusahaan dapat digunakan oleh manajer untuk
memaksimalkan kinerja manajer dengan cara menekan beban pajak
perusahaan.
Hal ini berbeda dengan penelitian Merslythalia dan Lasmana
(2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance. Perusahaan besar tentu menarik perhatian besar
dari pemerintah terkait dengan laba yang diperoleh, sehingga dia dapat
menarik perhatian fiskus untuk memeriksa atau dikenakan pajak yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Maka dari itu, perusahaan tidak
mau mengambil resiko untuk direpotkan adanya proses pemeriksaan
ataupun dikenakan sanksi lain yang dapat menyebabkan dampak buruk
bagi citra perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu besar atau
kecil perusahaan sama-sama patuh terhadap peraturan perpajakan.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
H5: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
52
6. Pengaruh Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak
Capital intensity menggambarkan berapa besar kekayaan
perusahaan yang di investasikan pada bentuk aset tetap. Aset tetap
mencakup bangunan, pabrik, peralatan, mesin dan property. Aset tetap
perusahaan dapat menyebabkan berkurangnya beban pajak yang harus
dibayarkan dengan adanya depresiasi aset tetap. Hal ini membuktikan
bahwa perusahaan dengan aset tetap yang lebih besar memiliki
kemungkinan untuk membayar pajak yang lebih rendah dibanding
perusahaan dengan aset tetap yang lebih sedikit.
Dalam penelitian Andhari dan Sukartha (2017) menyatakan
bahwa capital intensity berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak.
Hal ini disebabkan karena perusahaan lebih memilih berinvestasi pada
aset sehingga timbul beban depresiasi yang tinggi, dan dari beban
tersebut akan mengurangi laba perusahaan sehingga dapat berpengaruh
terhadap kewajiban perpajakan perusahaan. Hal tersebut berarti capital
intensity memiliki hubungan yang searah dengan agresivitas pajak.
Ketika capital intensity meningkat, maka perusahaan akan semakin
agresif terhadap kewajiban perpajakannya.
Audina Gita Utami (2017) menyatakan capital intensity
mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap agresivitas pajak.
Hal ini dapat diartikan bahwa capital intensity dapat menyebabkan
berkurangnya beban pajak yang harus dibayarkan dengan adanya
depresiasi aset tetap. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi beban
53
penyusutan aset tetap, maka akan semakin tinggi tingkat agresivitas
pajak perusahaan.
Capital intensity berkaitan dengan besarnya aset tetap yang
dimiliki. Aset tetap memiliki umur ekonomis yang akan menimbulkan
beban penyusutan setiap tahunnya. Beban penyusutan ini akan
mengurangkan laba sehingga beban pajak yang dibayarkan juga
berkurang. Perusahaan yang memiliki aset tetap yang besar cenderung
akan melakukan perencanaan pajak sehingga menghasilkan ETR yang
lebih kecil.
Hal ini berbeda dengan penelitian Putra dan Merkusiwati (2016)
yang menyatakan bahwa Capital intensity ratio tidak berpengaruh pada
tax avoidance. Hal ini dikarenakan Perusahaan menyimpan proporsi
aset yang besar tidak untuk menghindari pajak melainkan perusahaan
memang menggunakan aset tetap tersebut untuk tujuan operasional
perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
H6: Capital intensity berpengaruh terhadap agresivitas pajak
54
D. Kerangka pemikiran
Kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1
Gambar 2. 1
Skema Kerangka Pemikiran
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan merupakan data
kuantitatif yaitu penelitian yang membutuhkan pengujian untuk
membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan dan metode penelitian
ini adalah penelitian kausalitas yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan skema hubungan dan pengaruh yang lebih dalam dari dua
atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti. Sumber data yang
digunakan merupakan jenis data sekunder.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Ukuran Kantor Akuntan
Publik, audit fee, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan capital
intensity terhadap agresivitas pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2016-2018, pemilihan indeks LQ45 di karenakan saham perusahaan LQ45
memiliki nilai kapitalisasi dan likuiditas yang tinggi. Pemilihan periode 3
tahun bertujuan untuk dapat membandingkan keadaan perusahaan selama
tiga tahun tersebut dan dapat mendapatkan data terbaru sehingga
memperoleh hasil yang dapat menjelaskan permasalahan dalam penelitian
ini.
56
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Menurut Sekaran (2011: 121) populasi adalah keseluruhan
kelompok orang, kejadian, atau hal dan minat yang ingin peneliti
investigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.
Alasan memilih perusahaan Indeks LQ45 sebagai populasi adalah
karena:
a. Saham perusahaan LQ45 memiliki nilai kapitalisasi dan
likuiditas yang tinggi.
b. Saham-saham emiten yang masuk dalam perhitungan indeks
LQ45 merupakan saham yang aktif dan unggul.
c. Indeks LQ45 termasuk kategori blue chips yang diminati
investor dalam melakukan investasi saham di BEI.
2. Sampel
Menurut Sekaran (2011: 123) sampel adalah subkelompok atau
sebagian dari populasi. Sampel dipilih dengan metode purposive
sampling, yaitu dengan memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria pemilihan sampel adalah
sebagai berikut:
a. Perusahaan mempublikasikan annual report lengkap yang
dibutuhkan selama tahun 2016-2018.
57
b. Perusahaan yang menggunakan satuan nilai rupiah dalam
laporan keuangannya selama tahun penelitian.
c. Perusahaan menyajikan laporan yang berakhir pada 31
Desember dan telah diaudit.
d. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian atau memperoleh
laba selama tahun penelitian.
e. Perusahaan yang memiliki ETR antara 0-1, di mana semakin
rendah nilai ETR maka perusahaan dianggap semakin agresif
terhadap pajak.
C. Metode Pengumpulan Data
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan
data yaitu observasi, kuesioner, interview dan dokumentasi. Pemilihan
metode pengumpulan data ditentukan oleh masalah, waktu, tenaga dan
biaya yang tersedia. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan:
1. Dokumentasi
Mengumpulkan data dengan mencatat dokumen yang berkaitan
dengan penelitian ini, terutama yang berhubungan dengan variabel
yang diteliti.
2. Metode studi pustaka
Metode ini dilakukan dengan melakukan telaah pustaka,
eksplorasi dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti buku-buku,
58
jurnal, majalah dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan
penelitian.
Penelitian ini didasari dari data berupa jurnal-jurnal akuntansi,
buku-buku yang terkait dengan judul penelitian serta data sekunder berupa
annual report perusahaan Indeks LQ45 dari Bursa Efek Indonesia (BEI)
melalui website www.idx.co.id.
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran dan deskripsi suatu
data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali,
2016). Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran
mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan layak untuk dianalisis, karena tidak semua data dapat
dianalisis dengan regresi. Dalam penelitian ini menggunakan 4 uji
asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi
dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Walaupun
59
normalitas suatu data tidak selalu diperlukan dalam analisis akan
tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel
berdistribusi normal. Jika variabel tidak terdistribusi secara normal
maka hasil uji statistik akan terdegradasi (Ghozali, 2016).
Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji grafik histogram dan grafik p-plot serta uji statistik
Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas menggunakan grafik
histogram dilakukan dengan melihat bentuk grafiknya. Apabila
grafik histogram berbentuk simetris, tidak condong ke kiri atau ke
kanan, maka dapat dikatakan bahwa data telah terdistribusi secara
normal. Sebaliknya, jika grafik histogram condong ke kiri atau ke
kanan maka data tidak tersebar dengan normal. Pada grafik p-plot,
data dikatakan normal apabila titik-titik residual tersebar dan
berhimpit disekitar garis diagonal.
Pengambilan keputusan distribusi data menurut Ghozali
(2016) adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,05 maka H0
ditolak. Dapat disimpulkan data residual terdistribusi tidak
normal.
2) Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih dari 0,05 maka H0
diterima. Dapat disimpulkan data residual terdistribusi
normal.
60
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2016). Untuk
menciptakan sebuah model regresi, antar variabel independen tidak
boleh terdapat multikolinieritas karena multikolinieritas dapat
menimbulkan bias dalam hasil penelitian terutama dalam proses
pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolonieritas
adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan
Tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variable independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi
nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF =1/Tolerance).
Kriteria pengambilan keputusan dengan nilai tolerance dan
VIF adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10, maka berarti tidak
terjadi multikolonieritas.
61
2) Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10, maka berarti
terjadi multikolonieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi
terdapat korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terdapat korelasi maka
ada masalah autokorelasi, karena model regresi yang baik adalah
model regresi yang tidak terdapat autokorelasi di dalamnya. Menurut
Ghozali (2016) autokorelasi muncul karena penelitian yang
berurutan sepanjang waktu dan saling berkaitan satu sama lain.
Salah satu cara untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi
adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Uji Durbin-
Watson dengan cara membandingkan nilai hitung dengan nilai table
Durbin-Watson untuk memperoleh batas bawah (BL) dan batas atas
(BU) dengan tingkat signifikansi α = 5%. Dalam penelitian ini untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melakukan
run test. Run test digunakan sebagai bagian dari statistik non
parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak
terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah
acak atau random (Ghozali, 2016). Model regresi dikatakan random
atau acak jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka model regresi
tidak terjadi autokorelasi.
62
d. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang
tidak konstan. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji
apakah dalam model terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lainnya (Ghozali, 2016). Model
regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi
heteroskedastisitas, atau dengan kata lain hasilnya
homoskedastisitas.
Salah satu cara untuk melakukan uji heteroskedastisitas ini
yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
independen (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2016).
Analisis menggunakan grafik plot memiliki kelemahan yang
cukup signifikan karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil
ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan maka semakin sulit
menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu, analisis
menggunakan grafik plot tidak digunakan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji statistik yaitu uji
63
glejser untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas. Dalam uji
glejser, apabila variabel independen signifikan secara statistik dalam
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Sedangkan apabila variabel independen tidak
signifikan secara statistik dalam mempengaruhi variabel dependen,
maka tidak ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hal tersebut
diamati dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan
5% (Ghozali, 2016).
3. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini akan menggunakan Software SPSS untuk
memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Model analisis data yang digunakan dalam menguji hipotesis
penelitian ini adalah model regresi linear berganda.
a. Analisis Regresi Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda merupakan analisis
statistik yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen
(variabel terikat) (Ghozali, 2016). Persamaan regresi berganda
dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 + e
Keterangan :
Y= Agresivitas Pajak
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
64
X1= Ukuran KAP
X2= Audit Fee
X3= Profitabilitas
X4= leverage
X5= Ukuran perusahaan
X6= Capital intensity
e = error (kesalahan pengganggu)
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa
besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya.
Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 ( 0 < R2 < 1), di
mana semakin besar nilai R2 suatu regresi atau nilainya mendekati
1, maka hasil regresi tersebut semakin baik. Hal ini berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir seluruh informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen penelitian.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji Statistik F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2016). Uji Statistik F dapat ditentukan dengan
melihat nilai F hitung atau signifikansinya (sig.) yang terdapat pada
tabel ANOVA. Kriteria yang digunakan untuk Uji Statistik F yaitu:
1) Ho ditolak, Ha diterima yaitu bila nilai sig.-F kurang dari tingkat
signifikan 0,05 berarti variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
65
2) Ho diterima dan Ha ditolak yaitu bila nilai sig.-F lebih dari
tingkat signifikan 0,05 berarti variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji Statistik t bertujuan untuk menguji seberapa besar
pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2016). Uji statistik t dapat ketahui dengan
melihat nilai t hitung atau nilai signifikansi (sig.) masing-masing
variabel independen yang terdapat dalam tabel coefficient. Kriteria
yang digunakan untuk Uji Statistik t yaitu:
a. Ho ditolak dan Ha diterima yaitu bila nilai signifikan kurang
dari tingkat signifikan 0,05 berarti variabel independen secara
individual berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Ho diterima dan Ha ditolak yaitu bila nilai signifikan lebih
dari tingkat signifikan 0,05 berarti variabel independen secara
individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel Dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruh oleh
variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah agresivitas pajak. Agresivitas pajak adalah upaya perusahaan
untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibayar dengan cara yang
66
legal, cara ilegal atau keduanya. Agresivitas pajak diukur dengan
menggunakan proksi effective tax rate (ETR), yang dihitung dari:
ETR = Beban Pajak Penghasilan
Laba Sebelum Pajak
Pengukuran menggunakan Effective Tax Rate (ETR) ini mengacu
pada pengukuran yang telah dilakukan oleh beberapa penelitian, yaitu
Nugraha dan Meiranto (2015), Suprimarini dan Suprasto (2017), Napitu dan
Kurniawan (2016) dan Maharani (2015). ETR menggambarkan presentase
total beban pajak penghasilan yang dibayarkan perusahaan dari seluruh total
pendapatan sebelum pajak yang diperoleh perusahaan, ETR yang rendah
menunjukkan adanya agresivitas pajak.
2. Variabel Independen (X)
Variabel Independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya
atau yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah Ukuran Kantor Akuntan Publik, audit fee,
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan capital intensity.
a. Ukuran Kantor Akuntan Publik
Ukuran Kantor Akuntan Publik dilihat dari besar kecilnya
perusahaan audit dilihat dari tergabungnya di The Big four atau Non Big
four. Big four untuk Kantor Akuntan Publik besar dan Non Big four
untuk Kantor Akuntan Publik kecil. Dalam penelitian ini, ukuran Kantor
Akuntan Publik menggunakan variabel dummy. Apabila perusahaan
67
menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik Big four, maka diberi kode
1. Sedangkan apabila perusahaan menggunakan jasa Kantor Akuntan
Publik non Big four maka diberi kode 0.
b. Audit Fee
Audit fee dalam penelitian ini ditentukan dari besarnya audit fee
yang di proporsikan dengan laba bersih perusahaan. Informasi ini dapat
dilihat di dalam laporan tahunan perusahaan di bagian auditor
eksternal/akuntan independen yang dicantumkan secara voluntary oleh
perusahaan. Penelitian Maharani (2015) mengukur audit fee dengan
rumus:
Audit Fee = Audit fee
Laba bersih
c. Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan atau laba bagi perusahaan dari total aset yang
dimiliki. Penelitian ini menggunakan ROA sebagai proksi mengukur
profitabilitas perusahaan. Menurut Nugraha dan Meiranto (2015)
profitabilitas dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
ROA = Laba sebelum pajak
Total asset
d. Leverage
Leverage menggambarkan proporsi hutang jangka panjang
terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat digunakan
68
untuk mengetahui keputusan pendanaan yang dilakukan oleh
perusahaan. Menurut Pajriansyah dan Firmanyah (2017) leverage dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
LEV = Total hutang
Total aset
e. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu karakteristik
perusahaan yang merupakan variabel penduga dan banyak digunakan
untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan
perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan seberapa besar aset
yang dimiliki perusahaan. Menurut Napitu dan Kurniawan (2016)
ukuran perusahaan dapat diukur dengan natural logaritma total aset
dengan rumus sebagai berikut:
Size = Ln ( total aset)
f. Capital Intensity
Capital intensity menjelaskan seberapa besar perusahaan
melakukan investasi pada aset. Berdasarkan penelitian Audina Gita
Utami (2017) capital intensity diukur dengan menggunakan rasio antara
aset tetap bersih dibagi total aset, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
CAPIN = Total Aset Tetap bersih
Total asett
69
Tabel 3. 1
Tabel Operasional Variabel
No Variabel Indikator Skala
1 Agresivitas Pajak
Nugraha dan
Meiranto (2015)
ETR = Beban Pajak Penghasilan
Laba Sebelum Pajak
Rasio
2 Ukuran KAP
Suyadnya dan
Supadmi (2017)
Variabel dummy
Jika Big 4 di beri kode 1
Jika Non Big 4 di beri kode 0
Nominal
3 Audit Fee
Suyadnya dan
Supadmi (2017)
Audit Fee = Audit fee
Laba bersih
Rasio
4 Profitabilitas
Nugraha dan
Meiranto (2015)
ROA = Laba sebelum pajak
Total asset
Rasio
5 Leverage
Pajriyansyah dan
Firmansyah (2017)
LEV = Total hutang
Total aset
Rasio
6 Ukuran perusahaan
Suyadnya dan
Supadmi (2017)
Size = Ln ( total aset)
Rasio
7 Capital Intensity
Nugraha dan
Meiranto (2015)
CAPIN = Total Aset Tetap bersih
Total asett
Rasio
Sumber : Di olah dari berbagai referensi.
70
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Pada Penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan LQ45
yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini merupakan
penelitian sekunder yang di lakukan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun. Metode
penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Purposive Sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu. Berdasarkan kriteria sampel, diperoleh sampel penelitian sebanyak 28
perusahaan pertahun. Dimana periode pengamatan yang dilakukan adalah 3
(tiga) tahun sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 84 sampel. Mengenai rincian sampel penelitian
dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4. 1
Rincian Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan LQ45 yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2019
45
2 Perusahaan LQ45 yang tidak mempublikasikan laporan
tahunan di Bursa Efek Indonesia secara konsisten dan
lengkap selama periode tahun 2016 sampai dengan
tahun 2018.
(1)
3 Perusahaan yang tidak menggunakan satuan nilai rupiah
dalam laporan keuangannya selama tahun penelitian.
(11)
4 Perusahaan yang tidak mencantumkan audit fee (5)
Jumlah Sampel tiap periode 28
Periode Penelitian 3
Jumlah sampel akhir 84
Sumber : Data sekunder yang diolah
71
Berdasarkan data dalam tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah Perusahaan
LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019 berjumlah 45
perusahaan. Dari 45 perusahaan tersebut terdapat 1 perusahaan yang tidak
mempublikasikan laporan keuangan tahunan di Bursa Efek Indonesia secara
konsisten dan lengkap, 11 perusahaan yang menggunakan mata uang asing
dalam laporan keuangannya dan 5 perusahaan yang tidak mencantumkan audit
fee. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 28
perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Dengan
penggabungan data penelitian selama 3 tahun dalam satu analisis, maka jumlah
data yang tersedia untuk diteliti sebesar 84 perusahaan. Sehingga objek
penelitian yaitu sebanyak 84 unit analisis.
Adapun nama perusahaan yang terpilih sebagai sampel dalam
penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4. 2
Daftar Nama Perusahaan
No Nama Perusahaan Kode Emiten
1 Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI
2 AKR Corporindo Tbk AKRA
3 Aneka Tambang Tbk ANTM
4 Astra International tbk ASSI
5 Bank Central Asia Tbk BBCA
6 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI
7 Bank rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI
8 Bank Tabungan Negara (persero) Tbk BBTN
9 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI
10 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE
11 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
12 Elnusa Tbk ELSA
13 Erajaya Swasembada Tbk ERAA
14 XL Axiata Tbk EXCL
72
No Nama Perusahaan Kode Emiten
15 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
16 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
17 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
18 Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR
19 Kalbe Farma Tbk KLBF
20 Matahari Department Store Tbk LPPF
21 Bukit Asam Tbk PTBA
22 PP (Persero) Tbk PTPP
23 Surya Citra Media Tbk SCMA
24 Semen Indonesia (Persero) Tbk SMGR
25 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk TLKM
26 Unilever Indonesia Tbk UNVR
27 Wijaya Karya (persero) Tbk WIKA
28 Waskita Beton Precast Tbk WSBP
Sumber: www.idx.co.id
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness. Penelitian ini menggunakan
analisis statistik deskriptif yang meliputi nilai rata-rata (mean), maksimum,
minimum dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ukuran
Kantor Akuntan Publik, audit fee, profitabilitas, leverage, ukuran
perusahaan dan capital intensity sebagai variabel independen dan
agresivitas pajak sebagai variabel dependen. Variabel-variabel tersebut
akan diuji secara statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS.
Hasil statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian ini akan
dijelaskan sebagai berikut.
73
Tabel 4. 3
Analisis Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Agresivitas pajak 84 ,00689 1,02346 ,2552199 ,16860782
Ukuran KAP 84 ,00000 1,00000 ,8571429 ,35202879
Audit Fee 84 ,00010 ,02798 ,0025923 ,00523330
Profitabilitas 84 ,00338 ,62418 ,1191848 ,13301998
Leverage 84 ,13306 ,91068 ,5324412 ,21376504
Ukuran
Perusahaan 84 29,06400 34,79900 31,5561190 1,56694594
Capital Intensity 84 ,00916 ,69747 ,2535320 ,21496518
Valid N (listwise) 84
Sumber: Data sekunder yang di olah tahun 2019
Berdasarkan tabel hasil statistik deskriptif diperoleh data sebanyak
84 data observasi yang berasal dari perkalian 3 tahun penelitian dari tahun
2016 hingga 2018 dengan jumlah sampel sebanyak 28 perusahaan. Tabel
4.3 menggambarkan statistik deskriptif untuk variabel dependen agresivitas
pajak dengan variabel independen ukuran KAP, audit fee, profitabilitas,
leverage, ukuran perusahaan dan capital intensity.
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel dependen yaitu
agresivitas pajak menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00689 dan nilai
maksimum sebesar 1,02346 dengan rata-rata (mean) 0,2552199 sedangkan
standar deviasi sebesar 0,16860782.
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu
ukuran KAP menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00000 dan nilai
maksimum sebesar 1,00000 dengan rata-rata (mean) 0,8571429 sedangkan
standar deviasi sebesar 0,35202879.
74
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu audit
fee menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00010 dan nilai maksimum
sebesar 0,02798 dengan rata-rata (mean) 0,0025923 sedangkan standar
deviasi sebesar 0,00523330.
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu
profitabilitas menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00338 dan nilai
maksimum sebesar 0,62418 dengan rata-rata (mean) 0,1191848 sedangkan
standar deviasi sebesar 0,13301998.
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu
leverage menunjukkan nilai minimum sebesar 0,13306 dan nilai maksimum
sebesar 0,91068 dengan rata-rata (mean) 0,5324412 sedangkan standar
deviasi sebesar 0,21376504.
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu
ukuran perusahaan menunjukkan nilai minimum sebesar 29,06400 dan nilai
maksimum sebesar 34,79900 dengan rata-rata (mean) 31,5561190
sedangkan standar deviasi sebesar 1,56694594.
Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel independen yaitu
capital intensity menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00916 dan nilai
maksimum sebesar 0,69747 dengan rata-rata (mean) 0,2535320 sedangkan
standar deviasi sebesar 0,21496518.
75
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukannya pengujian regresi, terlebih dulu dilakukan uji
asumsi yang bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan model regresi
dalam penelitian ini layak untuk digunakan. Uji asumsi klasik yang
digunakan di dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji
multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi norma atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistik. Analisis
grafik yang digunakan yaitu grafik histogram dan normal probability
plot. Sedangkan uji statistik yang digunakan yaitu uji statistik non
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Berikut hasil dari masing-
masing pengujian dan penjelasannya.
Gambar 4. 1
Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram
Sumber: Output Spss yang diolah
Berdasarkan grafik histogram pada gambar 4.1 terlihat bahwa
data terdistribusi secara normal dan berbentuk simetris tidak melenceng
76
(skewness) ke kanan atau ke kiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki data yang
terdistribusi normal dan dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.
Untuk mendukung hasil analisis grafik histogram di atas, maka
dilakukan analisis terhadap grafik normal probability plot seperti pada
gambar 4.2 berikut:
Gambar 4. 2
Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot
Sumber: Output spss yang diolah
Berdasarkan grafik normal probability pada gambar 4.2 terlihat
titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal hal ini menunjukkan pola
distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan model regresi memenuhi
asumsi normalitas dan layak digunakan untuk pengujian selanjutnya.
Selain analisis grafik, untuk menguji normalitas pada penelitian ini
77
digunakan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dengan hasil seperti pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4. 4
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorof-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 84
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,11304232
Most Extreme Differences
Absolute ,096
Positive ,096
Negative -,068
Test Statistic ,096
Asymp. Sig. (2-tailed) ,056c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Output spss yang diolah
Tabel Kolmogorov-Smirnov diatas menunjukkan nilai
Asymp.Sig (2-Tailed) sebesar 0,056. Nilai tersebut lebih besar dari
tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal dan sesuai dengan hasil analisis grafik.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi
korelasi atau hubungan antar satu variabel bebas dengan variabel bebas
lainnya. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat melalui tabel 4.5.
78
Tabel 4. 5
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Ukuran KAP ,760 1,315
Audit Fee ,664 1,505
Profitabilitas ,538 1,859
Leverage ,473 2,114
Ukuran Perusahaan ,425 2,355
Capital Intensity ,542 1,843
a. Dependent Variable: Agresivitas pajak
Sumber : Output spss yang diolah
Menurut Ghozali (2016), kriteria pengambilan keputusan
dengan nilai tolerance dan VIF adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai tolerance Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤
10, maka berarti tidak terjadi multikolonieritas.
2) Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10, maka berarti
terjadi multikolonieritas.
Hasil perhitungan nilai tolerance pada tabel 4.5 di atas
menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,10. Sehingga tidak ada korelasi antar variabel
independen. Hasil perhitungan nilai variance inflation factor (VIF) juga
menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen.
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
79
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Pada
penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Runs
Test. Hasil uji autokorelasi dengan Runs Test di sajikan dalam tabel 4.6
berikut ini:
Tabel 4. 6
Hasil Uji Autokorelasi Dengan Runs Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,00914
Cases < Test Value 42
Cases >= Test Value 42
Total Cases 84
Number of Runs 45
Z ,439
Asymp. Sig. (2-tailed) ,661
a. Median
Sumber : Output SPSS yang diolah
Menurut Ghozali (2016), model regresi dikatakan random atau
acak jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka model regresi tidak
terjadi autokorelasi.
Hasil Runs Test seperti pada tabel 4.6 menunjukkan nilai test
sebesar -0,00914 dan Asymp.Sig (2-Tailed) sebesar 0,661. Nilai
Asymp.Sig (2-Tailed) sebesar 0,661 di atas nilai signifikansi yaitu 0,05
berarti bahwa residual random (acak) atau tidak terjadi autokorelasi
antar nilai residual.
80
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah nilai
dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Pada penelitian ini uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Spearman Rho.
Metode uji heterokedastisitas dengan korelasi spearman’s rho yaitu
mengkorelasikan variabel independen dengan nilai unstandardized
residual. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2
sisi. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual di dapat
signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
masalah heterokedastisitas pada model regresi. Hasil uji
heterokedastisitas dengan Uji Spearman Rho disajikan dalam Tabel 4.7
berikut ini:
81
Tabel 4. 7
Hasil Uji Spearman Rho
Sumber: Output spss yang diolah
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi keenam
variabel independen dengan Unstandardized residual memiliki nilai
signifikansi lebih dari 0,05. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model
regresi.
82
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Setelah model penelitian memenuhi uji asumsi klasik yang
meliputi normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan
heteroskedastisitas, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis
regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP, audit
fee, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan capital intensity
terhadap agresivitas pajak. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut ini:
Tabel 4. 8
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,024 ,371 -,064 ,949
Ukuran KAP ,033 ,042 ,068 ,780 ,438
Audit Fee 22,998 3,020 ,714 7,615 ,000
Profitabilitas ,096 ,132 ,076 ,726 ,470
Leverage ,092 ,088 ,117 1,052 ,296
Ukuran Perusahaan ,004 ,013 ,033 ,278 ,782
Capital Intensity ,079 ,081 ,101 ,975 ,332
a. Dependent Variable: Agresivitas pajak
Sumber: Output Spss yang di olah
Berdasarkan hasil analisis regresi di atas maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Y= -0,024 + 0,033 X1 + 22,998 X2 + 0,096 X3 + 0,092 X4 + 0,004 X5 + 0,079 X6 + e
83
Keterangan:
Y = Agresivitas Pajak
X1 = Ukuran KAP
X2 = Audit Fee
X3 = Profitabilitas
X4 = Leverage
X5 = Ukuran Perusahaan
X6 = Capital Intensity
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda
Uji koefisien determinasi berganda (R2) merupakan uji untuk
mengetahui berapa besar pengaruh seluruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Output uji koefisien determinasi dapat di lihat pada R-
squared dan Adjusted R-Squared sesuai tabel 4.9
Tabel 4. 9
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,742a ,551 ,515 ,11736395
a. Predictors: (Constant), Capital Intensity, Ukuran Perusahaan, Audit
Fee, Ukuran KAP, Profitabilitas, Leverage
Sumber: Output Spss yang diolah
Hasil regresi memiliki nilai Adjusted R Square sebesar 0,515
atau 51,5%. Jadi dapat dikatakan bahwa 51,5% besarnya agresivitas
pajak pada perusahaan LQ45 periode 2016 hingga 2018 dipengaruhi
oleh ukuran kap, audit fee, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan
dan capital intensity. Sedangkan 55,1% besarnya agresivitas pajak
disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
84
seperti variabel kepemilikan institusional, kualitas audit, pertumbuhan
penjualan, kinerja perusahaan, kompensasi rugi fiskal dan lainnya.
c. Hasil Uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2016). Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima.
Nilai F dapat dilihat dari tabel 4.10 ANOVA berikut ini:
Tabel 4. 10
Uji Statistik F
Sumber: Output Spss yang diolah
Dari output tabel 4.10 uji F dapat dilihat bahwa nilai F sebesar
15,717 dengan Sig. 0,000 < 0,05 yang berarti menyatakan bahwa
variabel independen bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
d. Hasil Uji t
Uji t merupakan uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas secara individual (parsial) terhadap variabel
85
terikat. Dalam pengambilan keputusan uji t dapat dilihat melalui
probability dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika probability > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak
2) Jika probability < 0,05, maka HA diterima dan H0 ditolak
Adapun hasil dari uji regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada
tabel 4.11
Tabel 4. 11
Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,024 ,371 -,064 ,949
Ukuran KAP ,033 ,042 ,068 ,780 ,438
Audit Fee 22,998 3,020 ,714 7,615 ,000
Profitabilitas ,096 ,132 ,076 ,726 ,470
Leverage ,092 ,088 ,117 1,052 ,296
Ukuran
Perusahaan ,004 ,013 ,033 ,278 ,782
Capital Intensity ,079 ,081 ,101 ,975 ,332
a. Dependent Variable: Agresivitas pajak
Sumber: Output Spss yang diolah
Pada tabel 4.11 terlihat bahwa ada enam variabel independen yaitu
ukuran kap, audit fee, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan
capital intensity. Dari keenam variabel independen terdapat satu
variabel independen yang berpengaruh terhadap agresivitas pajak
dengan nilai signifikansi 0,000 untuk audit fee. Sedangkan lima
variabel independen lainnya yaitu ukuran KAP, profitabilitas, leverage,
86
ukuran perusahaan dan capital intensity tidak berpengaruh terhadap
agresivitas pajak, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi untuk
ukuran KAP sebesar 0,438, profitabilitas sebesar 0,470, leverage
sebesar 0,296, ukuran perusahaan sebesar 0,782 dan capital intensity
sebesar 0,975. Kelima variabel tersebut memiliki nilai signifikansi
melebihi 0,05.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Agresivitas
Pajak
H1: Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap agresivitas
pajak
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh ukuran Kantor Akuntan
Publik terhadap agresivitas pajak memperlihatkan koefisien regresi
sebesar 0,068 dengan nilai signifikansi sebesar 0,438 lebih besar
daripada tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu
0,05 (5%). Artinya ukuran Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh
terhadap agresivitas pajak. Sehingga Ha di tolak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran Kantor
Akuntan Publik tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hal ini
mengindikasikan bahwa audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan
Publik Big Four maupun Non Big Four tidak mempengaruhi
perusahaan untuk melakukan agresivitas pajak. Hal ini disebabkan
87
karena auditor yang melakukan audit menjalankan penugasan audit
sesuai dengan standar audit yang telah ditentukan oleh Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik di Indonesia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Tehupuring dan Rossa (2016), Arinda dan Dwimulyani (2018) dan
Ambarsari et al., (2018) yang menunjukkan hasil bahwa kualitas audit
yang diproksikan dengan ukuran Kantor Akuntan Publik tidak
berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa kualitas
audit yang diproksikan dengan ukuran Kantor Akuntan Publik
berpengaruh terhadap agresivitas pajak, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Suyadnya dan Supadmi (2017) dan Suprimarini dan
Suprasto (2017).
2. Pengaruh Audit Fee Terhadap Agresivitas Pajak
H2: Audit fee berpengaruh terhadap agresivitas pajak
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh audit fee terhadap
agresivitas pajak memperlihatkan koefisien regresi sebesar 0,714
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil daripada tingkat
signifikansi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 0,05 (5%).
Artinya audit fee berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Sehingga Ha
diterima.
88
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit fee berpengaruh
terhadap agresivitas pajak. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan
yang melakukan penghindaran pajak yang tinggi membayar fee auditor
eksternal yang cukup tinggi pula. Pembayaran audit fee yang tinggi ini
dikarenakan pekerjaan yang dilakukan oleh auditor tidak hanya sebatas
memeriksa laporan keuangan dan memberikan opini, namun juga
membantu manajemen dalam melihat celah-celah pajak yang bisa
dimanfaatkan untuk tax aggressive.
Hubungan audit fee dengan teori agensi dalam penghindaran
pajak adalah bahwa pajak merupakan kontribusi wajib bagi perorangan
atau badan (perusahaan) yang disetorkan kepada negara. Hasil
penelitian ini dapat menggambarkan bahwa para pemilik modal
(principal) tidak ingin mengorbankan sebagian laba yang diperoleh dari
hasil operasi perusahaannya diberikan kepada negara dalam bentuk
pembayaran pajak sesuai kewajibannya, sehingga melakukan upaya
dengan mengurangi jumlah pajak yang disetorkan tanpa ada implikasi
terjadinya restitusi pajak atau kurang bayar pajak. Oleh karena itu,
pihak agen (manajemen perusahaan) melakukan usaha-usaha untuk
meminimalkan pembayaran pajak dengan meminta bantuan auditor
eksternal untuk melihat celah-celah dalam melakukan agresivitas pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Suyadnya dan Supadmi (2017), Dyah Putri Maharani (2015) dan
89
Nianjia Hu (2018) yang menunjukkan hasil bahwa audit fee
berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Agresivitas Pajak
H3: Profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas pajak
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh profitabilitas terhadap
agresivitas pajak memperlihatkan koefisien regresi sebesar 0,076
dengan nilai signifikansi sebesar 0,470 lebih besar daripada tingkat
signifikansi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 0,05 (5%).
Artinya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
Sehingga Ha ditolak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak
mempengaruhi para manajer perusahaan untuk melakukan agresivitas
pajak. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang naik tiap tahun akan lebih menjaga nama baik
perusahaan dan menjauhi keputusan yang beresiko bagi
keberlangsungan usaha perusahaan salah satunya keputusan untuk tidak
melakukan tindakan agresivitas pajak. Semakin tinggi tingkat
profitabilitas maka semakin taat perusahaan dalam membayar pajak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori agensi yang menyatakan
adanya hubungan kontrak antara agen (manajemen) dan prinsipal
(pemilik usaha), di mana agen melakukan tugas-tugas tertentu untuk
prinsipal yang pada prinsipnya adalah memberi keuntungan yang
90
sebesar-besarnya kepada prinsipal, sehingga agen berupaya untuk
memaksimalkan keuntungan serta menjaga nama baik perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Yuliana dan Wahyudi (2018), Rahayu dan Aeni (2017), Hidayat
dan Fitria (2018) dan Rosy Amalia Rosyada (2018) yang menunjukkan
hasil bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas
pajak, seperti penelitian yang dilakukan oleh Napitu dan Kurniawan
(2016), Nugraha dan Meiranto (2015), dan Bambang et al., (2017).
4. Pengaruh Leverage Terhadap Agresivitas Pajak
H4: Leverage berpengaruh terhadap agresivitas pajak
Leverage merupakan rasio yang menandakan seberapa besar
proporsi total aset yang berasal dari pendanaan pihak eksternal
(kewajiban). Semakin tingginya rasio Leverage maka akan semakin
tinggi pula proporsi total aset yang berasal dari modal eksternal.
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh leverage terhadap agresivitas
pajak memperlihatkan koefisien regresi sebesar 0,117 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,296 lebih besar daripada tingkat signifikansi yang
digunakan pada penelitian ini, yaitu 0,05 (5%). Artinya leverage tidak
berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Sehingga Ha ditolak.
91
Leverage tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak, artinya
tinggi rendahnya leverage tidak akan mempengaruhi perusahaan untuk
melakukan agresivitas pajak, hal tersebut terjadi dikarenakan semakin
tinggi tingkat hutang suatu perusahaan maka pihak manajemen akan
lebih konservatif dalam melakukan pelaporan keuangan atau
operasional perusahaan. Pihak manajemen akan lebih berhati-hati dan
tidak akan mengambil risiko yang tinggi untuk melakukan aktivitas
penghindaran pajak guna menekan beban pajaknya. Apabila hutang
digunakan dalam jumlah yang besar maka struktur modal akan menjadi
tidak seimbang dan laba perusahaan akan menjadi tidak optimal
sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Jadi
manajemen tidak akan menggunakan leverage untuk melakukan
agresivitas pajak karena manajemen harus menjaga laba perusahaan
pada kondisi yang baik untuk menjaga kepercayaan investor.
Hal ini sesuai dengan teori agensi yang menjelaskan hubungan
kontrak antara pemilik saham (prinsipal) yang mempekerjakan
manajemen (agen) untuk memberikan suatu jasa dan mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Sehingga
manajemen tidak mau mengambil tindakan yang dapat beresiko bagi
kerugian perusahaan yang merusak kepercayaan investor.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Putra dan Merkusiwati (2016), Adisamartha dan Noviari (2015)
dan Arianandini dan Ramantha (2018) yang menunjukkan hasil bahwa
92
leverage tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian
ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa
leverage berpengaruh terhadap agresivitas pajak, seperti penelitian
yang dilakukan oleh Andhari dan Sukartha (2017), Agus Purwanto
(2016), Nabilla dan Zulfikri (2018) dan Bambang et al., (2017).
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak
H5: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh ukuran perusahaan
terhadap agresivitas pajak memperlihatkan koefisien regresi sebesar
0,033 dengan nilai signifikansi sebesar 0,782 lebih besar daripada
tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 0,05
(5%). Artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
agresivitas pajak. Sehingga Ha ditolak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Perusahaan besar atau
perusahaan kecil tidak berpengaruh pada penghindaran pajak. Hal
tersebut dikarenakan perusahaan besar atau perusahaan kecil sama-
sama patuh untuk tidak melanggar ketentuan perpajakan yang berlaku.
Perusahaan tidak ingin mengambil resiko untuk direpotkan dengan
proses pemeriksaan atau dikenakan sanksi yang dapat menyebabkan
citra perusahaan berdampak buruk dalam jangka panjang. Pengawasan
yang dilakukan oleh pihak fiskus tidak hanya pada perusahaan besar
93
tetapi perusahaan kecil juga dapat menarik perhatian fiskus agar
mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku dan dikenakan pajak
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tidak berpengaruhnya
variabel ini disebabkan karena membayar pajak merupakan kewajiban
bagi semua warga negara dan badan atau perusahaan. sesuai dengan
teori agensi, bahwa manajemen ingin dinilai baik dalam kinerjanya oleh
pemegang saham. Sehingga ukuran perusahaan yang kecil maupun
besar tidak mempengaruhi manajemen untuk melakukan tindakan
agresivitas pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Merslythalia dan Lasmana (2016), Kartika et al., (2017), Wijayanti
dan Merkusiwati (2017) dan Rosy Amalia Rosyada (2018), yang
menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap agresivitas pajak, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Napitu dan Kurniawan (2016), Dharma dan Ardiana
(2016), Bambang et al., (2017), Swingly dan Sukartha (2015) dan
Budianti et al., (2018).
6. Pengaruh Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak
H6: Capital intensity berpengaruh terhadap agresivitas pajak
94
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh capital intensity
terhadap agresivitas pajak memperlihatkan koefisien regresi sebesar
0,101 dengan nilai signifikansi sebesar 0,332 lebih besar daripada
tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 0,05
(5%). Artinya capital intensity tidak berpengaruh terhadap agresivitas
pajak. Sehingga Ha ditolak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa capital intensity tidak
mempengaruhi para manajer perusahaan untuk melakukan agresivitas
pajak. Hal ini bisa disebabkan karena perusahaan menyimpan proporsi
aset yang besar tidak untuk menghindari pajak melainkan perusahaan
memang menggunakan aset tetap tersebut untuk tujuan operasional
perusahaan. Proporsi aset tetap yang tinggi tidak akan mempengaruhi
tingkat penghindaran pajak yang akan dilakukan perusahaan.
Teori agensi menjelaskan hal yang dapat memacu para agen
untuk meningkatkan laba perusahaan. Salah satunya yaitu besarnya
investasi perusahaan dalam bentuk aset tetap. Sehingga tujuan
operasional perusahaan tercapai dan mendapatkan laba yang maksimal.
Hal ini adalah untuk kepentingan prinsipal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Andri Puren Noor Azizah (2018), Putra dan Merkusiwati (2016)
dan Shelly Novitasari (2017) yang menunjukkan hasil bahwa capital
intensity tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian
95
ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa
capital intensity berpengaruh terhadap agresivitas pajak, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Andhari dan Sukartha (2017), Audina
Gita Atami (2017), Octaviani dan Sofie (2018), Ariani dan Hasymi
(2018) dan Bambang et al., (2017).
Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan di atas maka
ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.10
Tabel 4. 12
Ringkasan Pengujian Hasil Hipotesis
Hipotesis Pernyataan Hasil
H1 Ukuran KAP berpengaruh terhadap
agresivitas pajak Ditolak
H2 Audit fee berpengaruh terhadap
agresivitas pajak Diterima
H3 Profitabilitas berpengaruh terhadap
agresivitas pajak Ditolak
H4 Leverage berpengaruh terhadap
agresivitas pajak Ditolak
H5 Ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap agresivitas pajak Ditolak
H6 Capital intensity berpengaruh terhadap
agresivitas pajak Ditolak
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik,
audit fee, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan capital intensity
terhadap agresivitas pajak pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2016 hingga 2018. Teknik pengambilan sampel dengan
purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 28 perusahaan selama
periode 2016 hingga 2018. Analisis data dilakukan dengan analisis statistik
deskriptif dan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 23.
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ronald
Tehupuring (2016), Arinda dan Dwimulyani (2018) dan Ambarsari et
al.,(2018).
2. Audit fee berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyadnya
dan Supadmi (2017), Dyah Putri Maharani (2015) dan Nianjia Hu (2018).
3. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dan
Wahyudi (2018), Rahayu dan Aeni (2017), Hidayat dan Fitria (2018),
dan Rosy Amalia Rosyada (2018).
97
4. Leverage tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Merkusiwati
(2016), Adisamartha dan Noviari (2015) dan Arianandini dan Ramantha
(2018).
5. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Merslythalia
dan Lasmana (2016), Kartika et al., (2017), Wijayanti dan Merkusiwati
(2017) dan Rosy Amalia Rosyada (2018).
6. Capital intensity tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari
dan Silfi (2017), Putra dan Merkusiwati (2016) dan Andri Puren Noor
Azizah (2018).
B. Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan
hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terbatasnya variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini, seperti
ukuran Kantor Akuntan Publik, audit fee, profitabilitas, leverage, ukuran
perusahaan dan capital intensity.
2. Data penelitian ini terbatas pada periode 2016-2018.
3. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan LQ45 yang
terdaftar dalam BEI saja.
98
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh
peneliti, maka saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan lebih banyak
literature yang relevan dengan topik penelitian.
2. Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain yang dapat
mempengaruhi agresivitas pajak seperti kepemilikan institusional,
kualitas audit, pertumbuhan penjualan, kinerja perusahaan, kompensasi
rugi fiskal atau yang lainnya.
3. Periode waktu pengambilan sampel penelitian ini hanya tahun 2016-
2018. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang dan
memperbaharui tahun pengamatan sehingga dapat memperkuat analisis
yang ada dan periode waktu yang terbaru.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan ruang lingkup
perusahaan yang diteliti, seperti perusahaan pertambangan dan
perusahaan pertanian yang terdaftar dalam BEI.
99
DAFTAR PUSTAKA
Adisamartha, I.B.P.F., dan Naniek Noviari (2015). “Pengaruh Likuiditas, Leverage,
Intensitas Persediaan dan Intensitas Aset Tetap Pada Tingkat Agresivitas
Wajib Pajak Badan”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.13, No.
3, pp. 973-1000.
Al-Shammari, et.all. (2008). “Determinants of audit fees in Kuwait”. Journal of
Academy of Business and Economics.
Ambarsari, Desi, et.all. (2018). “Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Gender
Diversity Pada Dewan, dan Kualitas Auditor Eksternal Terhadap
Agresivitas Pajak”. Jurnal Akuntansi Riset, Vol.10, No.2, pp. 163-176.
Ambarukmi, K.T dan Nur Diana (2017). “Pengaruh Size, Leverage, Profitability,
Capital Inttensity Rasio Dan Activity Ratio Terhadap Effective Tax Rate
(Etr)”. E_Junal Ilmiah Riset Akuntansi, Vol. 06. No. 17.
Andhari, P.A.S. dan I Made Sukartha (2017). “Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility, Profitabilitas, Inventory Intensity, Capital Intensity
dan Leverage Pada Agresivitas Pajak”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, Vol.18.3, pp. 2115-2142.
Andra, Ichlasia Nurul (2012). “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Auditor
Switching Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit Di Indonesia”. Skripsi.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro: Semarang.
Anita, F. (2015). “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Leverage, Likuiditas,
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak”. JOM Fekon Vol. 2
No. 2.
Anonem. “Ikea Terjerat Kasus Penghindaran Pajak”. Diakses tanggal 12 Februari
2019 dari https://forumpajak.org/ikea-terjerat-kasus-penghindaran-pajak/.
Ardyansah, D. (2014). “Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Intensity
Rasio Dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate (Etr)”.
Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Arianandini, P.W. dan I Wayan Ramantha (2018). “Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, dan Kepemilikan Institusional pada Tax Avoidance”. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Vol.22, No.3, pp. 2088-2116.
Arinda, H. dan Susi Dwimulyani (2018). “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan
Kualitas Audit Terhadap Tax Avoidance Dengan Good Corporate
Governance Sebagai Variabel Moderasi”. Jurnal Akuntansi Trisakti,
Volume. 5 Nomor. 1, pp. 123-140.
Arsih (2015). “Pengaruh opini going concern, ukuran kap dan profitabilitas
terhadap auditor switching”. Accounting Analysis Journal. 4 (3).
100
Atami, A.G. (2017). “Pengaruh Corporate Governance, Manajemen Laba dan
Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak”. JOM Fekon, Vol. 4 No. 1.
Azizah, A.P.N. (2018). “Pengaruh Transaksi Hubungan Istimewa, Capital Intensity,
dan Inventory Intensity Terhadap Tarif Pajak Efektif Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia". Tesis. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Bachtiar, Bambang. “Selewengkan Dana Pajak, 2 Perusahaan di Bandung
Diperkarakan”. Diakses tanggal 12 Februari 2019 dari
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-2831007/selewengkan-dana-
pajak-2-perusahaan-di-bandung-diperkarakan.
Budianti, Indah, et.all. (2018). “Pengaruh Return On Asset (Roa), Leverage (Der),
Komisaris Independen dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas
Pajak”. e-Proceeding of Management, Vol.5, No.2, Page 2368.
Devianto (2011). ”Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan
Auditor Switch”. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi. Vol. 1, No.2.
Dharma, I.M.S., dan Putu Agus Ardiana (2016). “Pengaruh Leverage, Intensitas Aset
Tetap, Ukuran Perusahaan, dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance”.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.15, No.1, pp. 584-613.
DPR RI (2007) Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 28 tahun 2007 yang
mengatur tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Lembaran
Negara RI Tahun 2007 Nomor 85.
DPR RI (2008) Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 36 Tahun 2008 yang
mengatur tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Lembaran Negara RI Tahun 2008
Nomor 133.
Dwido, Avellino (2019). “4 Kantor Akuntan Publik Terbaik di Indonesia”. Diakses
tanggal 17 Desember 2019 dari http://kinibisa.com/news/read/4-kantor-
akuntan-publik-terbaik-di-indonesia.
Frank, Mary Margaret, et.all. (2009). “Tax Reporting Aggressiveness and Its Relation
to Aggressive Financial Reporting”. American Accounting Association,
Vol. 84, No. 2, pp. 467–496.
Ghozali, Imam (2016). “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23”, Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.
Ginting, Suriani dan Erlina Fransisca. (2014). “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Malaysia”. Jurnal Wira Ekonomi mikroskil. Vol. 4,
No. 01
Hamid, Abdul (2008). “Pengaruh Tenure Kap Dan Ukuran Kap Terhadap Kualitas
Audit”.
101
Hasymi dan Miza Ariani (2018). “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage,
Size, dan Capital Intensity Ratio Terhadap Effective Tax Rate (Etr)”.
Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan, Vol. 11 No. 3.
Hidayat, A.T dan Eta Febrina Fitria (2018). “Pengaruh Capital Intensity, Inventory
Intensity, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Agresivitas Pajak”. EKSIS:
Volume 13 No 2.
Hu, Nianjia (2018). “Tax Avoidance, Property Rights and Audit Fees”. American
Journal of Industrial and Business Management, 461-472.
IAPI. “Penentuan Imbalan Jasa Audit Laporan Keuangan”. IAPI No. 2 tahun 2016
Ilyani, R. (2018). “Pengaruh Manajemen Laba, Kualitas Audit, Kepemilikan
Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak”. JOM
FEB, Volume 1 Edisi 1.
Irianto, B.S., et.all (2017). “The Influence of Profitability, Leverage, Firm Size and
Capital Intensity Towards Tax Avoidance”. International Journal of
Accounting and Taxation, Vol. 5, No. 2, pp. 33-41.
Jensen, M.C. dan William Meckling (1976). “Theory Of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial
Economics.
Khairunisa, Kartika, et.all. (2017). “Kualitas Audit, Corporate Social Responsibility,
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance”. Jurnal Riset Akuntansi
Kontemporer, Volume 9, No 1, Hal. 39-46.
Kieso, Donald E, et.all. (2011) Accounting Principles.10th Edition. Hoboken: John
Wiley & Sons, Inc.
Kurniasari, Desi (2014). “Faktor-faktor terkait KAP switching yang dilakukan
perusahaan secara voluntary”.
Kurniasih, Tommy dan Maria Ratna Sari (2013). “Pengaruh Return On Assets,
Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi
Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance”. Buletin Studi Ekonomi, Volume 18, No.
1.
Lanis, R. dan Grant Richardson (2012). “Corporate social responsibility and tax
aggressiveness: An empirical analysis”. J. Account. Public Policy.
Maharani, Dyah Putri (2015). “Pengaruh Kualitas Auditor Eksternal dan Komite
Audit Terhadap Tax Avoidance”. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro: Semarang.
Mangoting, Yenni (1999). “Tax Planning : Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif
Meminimalkan Pajak”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, I, 43-53.
102
Martinez, A.L. dan Rubem Cardoso Lessa (2014). “The Effect of Tax Aggressiveness
and Corporate Governance on Audit Fees Evidences from Brazil”. Journal
of Management Research, Vol. 6, No. 1.
Merslythalia, D.R. dan Mienati Somya Lasmana (2016). “Pengaruh Kompetensi
Eksekutif, Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, dan Kepemilikan
Institusional Terhadap Tax Avoidance”. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
Bisnis, Vol. 11, No. 2.
Muzakki, M.R dan Darsono. (2015). “Pengaruh Corporate Social Responsibility dan
Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak”. Diponegoro Journal Of
Accounting, Volume 4, Nomor 3, Halaman 1-8.
Nabilla, S.S., dan Imam Zulfikri (2018). “Pengaruh Risiko Perusahaan, Leverage
(Debt To Equity Ratio) dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)”.Seminar Nasional Cendekiawan ke
4.
Napitu, A.T. dan Kurniawan (2016). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Agresivitas Pajak Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2014”. Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung.
Novia, Bani N. (2015). “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Capital Intensity Terhadap
Agresivitas Pajak”. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro: Semarang.
Novitasari, S. (2017). “Pengaruh Manajemen Laba, Corporate Governance, dan
Intensitas Modal Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan”. JOM Fekon,
Vol. 4 No.1.
Nugraha, N.B. dan Wahyu Meiranto (2015). “Pengaruh Corporate Social
Responsibility, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Capital
Intensity Terhadap Agresivitas Pajak”. Diponegoro journal of accounting,
Volume 4, Nomor 4, Halaman 1-14.
Octaviani, R.R. dan Sofie. (2018). “Pengaruh Good Corporate Governance, Capital
Intensity Ratio, Leverage, dan Financial Distress Terhadap Agresivitas
Pajak Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-
2017”. Jurnal Akuntansi Trisakti, Volume. 5 Nomor. 2, pp. 253-268.
Ogbeide, S.O. (2017). “Firm Characteristics and Tax Aggressiveness of Listed Firms
in Nigeria: Empirical Evidence”. International Journal of Academic
Research in Public Policy and Governance, Vol. 4, No. 1.
Pajriyansyah, R. dan Amrie Firmansyah (2017). “Pengaruh Leverage, Kompensasi
Rugi Fiskal dan Manajemen Laba terhadap Penghindaran Pajak”.
Researchgate.
Panggabean, Edward. “Suap Pajak PT SAIPK, Kemungkinan Kejahatan Koorporasi
Didalami”. Diakses tanggal 12 Februari 2019 dari
103
https://www.liputan6.com/news/read/741037/suap-pajak-pt-saipk-
kemungkinan-kejahatan-koorporasi-didalami.
Purwanto, A. (2016). “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba, dan
Kopensasi Rugi Fiskal Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Pertanian dan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2013”. JOM Fekon, Vol. 3 No. 1.
Putra, D.C. dan Aryani Merkusiwati (2016). “Pengaruh Komisaris Independen,
Leverage, Size dan Capital Intensity Ratio Pada Tax Avoidance”. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Vol.17, No. 1, pp. 690-714.
Putriningsih, Dewi, et.all. (2018). “Profitabilitas, Leverage, Komposisi Dewan
Komisaris, Komite Audit, Dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap
Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Perbankan”. Jurnal Bisnis Dan
Akuntansi, Vol. 20, No. 2, Hlm. 77-92.
Rahayu, Puji dan Ida Nur Aeni (2017). “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Laverage,
Profitabilitas, Market To Book Ratio, Kepemiikan Mayoritas dan Corporate
Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak”. Accounting Global
Journal, Vol. 1, No. 1.
Resmi, Siti, “Perpajakan : teori dan kasus”. Jakarta, Penerbit Salemba Empat, 2014.
Romadoni, Ahmad. “2 Oknum Pns Terlibat Sindikat Penggelapan Pajak”. Diakses
tanggal 12 Februari 2019 dari
https://www.liputan6.com/news/read/2134205/2-oknum-pns-terlibat-
sindikat-penggelapan-pajak.
Rosyada, Rosi Amalia (2018). “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komite Audit,
Leverage, Intensitas Modal, dan Profitabilitas Terhadap Penghindaran
Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2014 – 2016”. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie, 2010, Edisi 5. “Research Method For Business: A
Skill Building Approach”. John Wiley.
Sinaga, E.A. dan Rachmawati S (2018). “Besarnya fee audit pada perusahaan yang
terdaftar di bursa efek Indonesia”. Media riset Akuntansi, Auditing &
Informasi, Vol.18, No.1.
Socio, Antonio dan Valentino Nigro (2012). “Does corporate taxation affect cross-
country firm leverage ? “. Bank of Italy Terni di Discussione Working
Paper, No.889.
Suharli, M. dan Nurlaelah. (2008). “Konsentrasi Auditor dan Penetapan Fee Audit:
Investigasi Pada BUMN”. JAAI Volume 12 No. 2.
Suprimarini, N.P.D., dan Suprasto (2017). “Pengaruh Corporate Social
Responsibility, Kualitas Audit, dan Kepemilikan Institusional Pada
104
Agresivitas Pajak”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.19.2, pp.
1349-1377.
Supriyatna, Iwan. “Menteri Susi Ungkap Modus Penghindaran Pajak Perusahaan
Perikanan”. Diakses tanggal 12 Februari 2019 dari
https://money.kompas.com/read/2017/03/14/140044626/menteri.susi.ungk
ap.modus.penghindaran.pajak.perusahaan.perikanan.
Suryowati, Estu. “Terkuak, Modus Penghindaran Pajak Perusahaan Jasa Kesehatan
Asal Singapura”. Diakses tanggal 12 Februari 2019 dari
Https://money.kompas.com/read/2016/04/06/203829826/terkuak.modus.pe
nghindaran.pajak.perusahaan.jasa.kesehatan.asal.singapura.
Suyadnya, I.G., dan Luh Supadmi (2017). “Pengaruh Ukuran Kap, Audit Fee, dan
Audit Tenure Pada Agresivitas Pajak”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, Vol.21.2, pp. 1131-1159.
Swingly, C. dan Made Sukartha (2015). “Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite
Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth Pada Tax
Avoidance”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.10, No.1, pp. 47-
62.
Tehupuring, R. dan Ellia Rossa (2016). “Pengaruh Koneksi Politik dan Kualitas
Audit Terhadap Praktik Penghindaran Pajak di Lembaga Perbankan Yang
Terdaftar di Pasar Modal Indonesia Periode 2012-2014”. Prosiding
Seminar Nasional INDOCOMPAC.
Ulfiana, Ajeng Dinar. “Gelombang Penghindaran Pajak Dalam Pusaran Batu
Bara”. Diakses tanggal 12 Februari 2019 dari
https://katadata.co.id/opini/2019/02/11/gelombang-penghindaran-pajak-
dalam-pusaran-batu-bara.
Wibisono. “126 Faktur Pajak Fiktif Pembelian BBM Ditemukan Di Kalimantan
Timur”. Diakses tanggal 12 Februari 2019 dari
https://bisnis.tempo.co/read/736753/126-faktur-pajak-fiktif-pembelian
bbm-ditemukan-di-kalimantan-timur#&gid=1&pid=1.
Wijayanti, Y.C., dan Lely Merkusiwati (2017). “Pengaruh Proporsi Komisaris
Independen, Kepemilikan Institusional, Leverage, dan Ukuran Perusahaan
Pada Penghindaran Pajak”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
Vol.20, No.1, pp. 699-728.
Yoehana, M. (2013). “Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Agresivitas Pajak”. Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro.
Yuliana, I.F., dan Djoko Wahyudi (2018). “Likuiditas, Profitabilitas, Leverage,
Ukuran Perusahaan, Capital Intensity dan Inventory Intensity Terhadap
Agresivitas Pajak”. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol. 7
No. 2, Hal: 105 – 120.
105
LAMPIRAN-LAMPIRAN
106
Lampiran 1. Daftar Nama Perusahaan
LAMPIRAN 1
Daftar Nama Perusahaan
107
Lampiran 1
Perusahaan LQ45 yang menjadi sampel
No Nama Perusahaan Kode Emiten
1 Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI
2 AKR Corporindo Tbk AKRA
3 Aneka Tambang Tbk ANTM
4 Astra International tbk ASSI
5 Bank Central Asia Tbk BBCA
6 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI
7 Bank rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI
8 Bank Tabungan Negara (persero) Tbk BBTN
9 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI
10 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE
11 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
12 Elnusa Tbk ELSA
13 Erajaya Swasembada Tbk ERAA
14 XL Axiata Tbk EXCL
15 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
16 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
17 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
18 Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR
19 Kalbe Farma Tbk KLBF
20 Matahari Department Store Tbk LPPF
21 Bukit Asam Tbk PTBA
22 PP (Persero) Tbk PTPP
23 Surya Citra Media Tbk SCMA
24 Semen Indonesia (Persero) Tbk SMGR
25 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk TLKM
26 Unilever Indonesia Tbk UNVR
27 Wijaya Karya (persero) Tbk WIKA
28 Waskita Beton Precast Tbk WSBP
108
Lampiran 2. Perhitungan Variabel Dependen
LAMPIRAN 2
Perhitungan Variabel Dependen
109
Lampiran 2
Perhitungan Variabel Dependen (Agresivitas Pajak)
Tahun 2016
No. Kode Emiten Tahun Beban Pajak Penghasilan Laba Sebelum Pajak ETR
1 ADHI 2016 297.514.672.479Rp 612.622.455.614Rp 0,48564
2 AKRA 2016 109.300.000.000Rp 1.118.546.845.000Rp 0,09772
3 ANTM 2016 172.485.407.000Rp 237.291.595.000Rp 0,72689
4 ASSI 2016 3.951.000.000.000Rp 22.253.000.000.000Rp 0,17755
5 BBCA 2016 5.206.919.000.000Rp 25.839.200.000.000Rp 0,20151
6 BBNI 2016 2.892.709.000.000Rp 14.302.905.000.000Rp 0,20225
7 BBRI 2016 7.745.779.000.000Rp 33.973.770.000.000Rp 0,22799
8 BBTN 2016 711.179.000.000Rp 3.330.084.000.000Rp 0,21356
9 BMRI 2016 3.922.802.000.000Rp 18.572.965.000.000Rp 0,21121
10 BSDE 2016 27.905.221.175Rp 2.065.442.901.305Rp 0,01351
11 CPIN 2016 1.731.848.000.000Rp 3.983.661.000.000Rp 0,43474
12 ELSA 2016 102.252.000.000Rp 418.318.000.000Rp 0,24444
13 ERAA 2016 121.820.000.000Rp 383.540.000.000Rp 0,31762
14 EXCL 2016 189.935.000.000Rp 185.581.000.000Rp 1,02346
15 ICBP 2016 1.357.953.000.000Rp 4.989.254.000.000Rp 0,27218
16 INDF 2016 2.532.747.000.000Rp 7.385.228.000.000Rp 0,34295
17 INTP 2016 275.313.000.000Rp 4.145.632.000.000Rp 0,06641
18 JSMR 2016 846.624.798.000Rp 2.649.679.254.000Rp 0,31952
19 KLBF 2016 740.303.526.679Rp 3.091.188.460.230Rp 0,23949
20 LPPF 2016 512.961.000.000Rp 2.532.666.000.000Rp 0,20254
21 PTBA 2016 672.511.000.000Rp 2.696.916.000.000Rp 0,24936
22 PTPP 2016 552.178.255.150Rp 1.703.610.146.023Rp 0,32412
23 SCMA 2016 509.922.953.000Rp 2.023.551.865.000Rp 0,25199
24 SMGR 2016 549.584.720.000Rp 5.084.621.543.000Rp 0,10809
25 TLKM 2016 9.017.000.000.000Rp 38.189.000.000.000Rp 0,23612
26 UNVR 2016 2.181.213.000.000Rp 8.571.885.000.000Rp 0,25446
27 WIKA 2016 83.345.393.000Rp 1.230.490.315.000Rp 0,06773
28 WSBP 2016 332.525.025.124Rp 967.344.550.016Rp 0,34375
110
Tahun 2017
No. Kode Emiten Tahun Beban Pajak Penghasilan Laba Sebelum Pajak ETR
29 ADHI 2017 440.221.781.551Rp 957.281.629.758Rp 0,45987
30 AKRA 2017 125.094.198.000Rp 1.126.408.644.000Rp 0,11106
31 ANTM 2017 317.893.255.000Rp 317.893.255.000Rp 1,00000
32 ASSI 2017 6.031.000.000.000Rp 29.196.000.000.000Rp 0,20657
33 BBCA 2017 5.837.593.000.000Rp 29.158.743.000.000Rp 0,20020
34 BBNI 2017 3.394.795.000.000Rp 17.165.387.000.000Rp 0,19777
35 BBRI 2017 7.977.823.000.000Rp 37.022.157.000.000Rp 0,21549
36 BBTN 2017 834.089.000.000Rp 3.861.555.000.000Rp 0,21600
37 BMRI 2017 5.713.821.000.000Rp 27.156.863.000.000Rp 0,21040
38 BSDE 2017 39.349.000.000Rp 5.228.121.000.000Rp 0,00753
39 CPIN 2017 758.918.000.000Rp 3.255.705.000.000Rp 0,23310
40 ELSA 2017 75.612.000.000Rp 326.366.000.000Rp 0,23168
41 ERAA 2017 132.506.616.601Rp 479.656.198.588Rp 0,27625
42 EXCL 2017 154.006.000.000Rp 221.238.000.000Rp 0,69611
43 ICBP 2017 1.663.388.000.000Rp 5.206.561.000.000Rp 0,31948
44 INDF 2017 2.513.491.000.000Rp 7.658.554.000.000Rp 0,32819
45 INTP 2017 427.456.000.000Rp 2.287.274.000.000Rp 0,18688
46 JSMR 2017 1.156.796.398.000Rp 3.250.452.460.000Rp 0,35589
47 KLBF 2017 787.935.315.388Rp 3.241.186.725.992Rp 0,24310
48 LPPF 2017 489.223.000.000Rp 2.396.300.000.000Rp 0,20416
49 PTBA 2017 1.520.551.000.000Rp 6.067.783.000.000Rp 0,25059
50 PTPP 2017 68.408.668.180Rp 1.792.261.562.466Rp 0,03817
51 SCMA 2017 464.295.437.000Rp 1.782.043.501.000Rp 0,26054
52 SMGR 2017 703.520.449.000Rp 2.746.546.363.000Rp 0,25615
53 TLKM 2017 9.958.000.000.000Rp 42.659.000.000.000Rp 0,23343
54 UNVR 2017 2.367.099.000.000Rp 9.371.661.000.000Rp 0,25258
55 WIKA 2017 106.275.869.000Rp 1.462.391.358.000Rp 0,07267
56 WSBP 2017 155.903.861.503Rp 1.156.234.012.013Rp 0,13484
111
Tahun 2018
No. Kode Emiten Tahun Beban Pajak Penghasilan Laba Sebelum Pajak ETR
57 ADHI 2018 4.474.712.994Rp 649.504.162.099Rp 0,00689
58 AKRA 2018 204.739.828.000Rp 868.080.622.000Rp 0,23585
59 ANTM 2018 391.075.213.000Rp 1.265.501.806.000Rp 0,30903
60 ASSI 2018 7.623.000.000.000Rp 34.995.000.000.000Rp 0,21783
61 BBCA 2018 6.854.404.000.000Rp 32.706.064.000.000Rp 0,20958
62 BBNI 2018 4.728.952.000.000Rp 19.820.715.000.000Rp 0,23859
63 BBRI 2018 9.335.208.000.000Rp 41.753.694.000.000Rp 0,22358
64 BBTN 2018 802.352.000.000Rp 3.610.275.000.000Rp 0,22224
65 BMRI 2018 8.091.432.000.000Rp 33.943.369.000.000Rp 0,23838
66 BSDE 2018 58.603.000.000Rp 1.760.421.000.000Rp 0,03329
67 CPIN 2018 1.355.866.000.000Rp 5.907.351.000.000Rp 0,22952
68 ELSA 2018 75.491.000.000Rp 351.807.000.000Rp 0,21458
69 ERAA 2018 313.800.061.000Rp 1.203.140.844.000Rp 0,26082
70 EXCL 2018 1.099.390.000.000Rp 4.396.280.000.000Rp 0,25007
71 ICBP 2018 1.788.004.000.000Rp 6.446.785.000.000Rp 0,27735
72 INDF 2018 2.485.115.000.000Rp 7.446.966.000.000Rp 0,33371
73 INTP 2018 254.291.000.000Rp 1.400.228.000.000Rp 0,18161
74 JSMR 2018 1.173.815.874.000Rp 3.210.306.909.000Rp 0,36564
75 KLBF 2018 809.137.704.264Rp 3.306.399.669.021Rp 0,24472
76 LPPF 2018 477.989.000.000Rp 1.575.321.000.000Rp 0,30342
77 PTBA 2018 1.677.944.000.000Rp 6.799.056.000.000Rp 0,24679
78 PTPP 2018 44.097.678.968Rp 2.003.090.738.328Rp 0,02201
79 SCMA 2018 493.976.454.000Rp 1.969.018.654.000Rp 0,25087
80 SMGR 2018 1.019.255.087.000Rp 4.104.959.323.000Rp 0,24830
81 TLKM 2018 9.426.000.000.000Rp 36.405.000.000.000Rp 0,25892
82 UNVR 2018 3.076.319.000.000Rp 12.185.764.000.000Rp 0,25245
83 WIKA 2018 285.329.070.000Rp 2.358.628.934.000Rp 0,12097
84 WSBP 2018 252.075.523.422Rp 1.355.548.311.604Rp 0,18596
112
Lampiran 3. Perhitungan Variabel Independen
LAMPIRAN 3
Perhitungan Variabel Independen
113
Lampiran 3
Perhitungan Variabel Independen (Ukuran KAP)
Tahun 2016
No. Kode Emiten Tahun Nama KAP Ukuran KAP
1 ADHI 2016 KAP Hertanto, Grace, Karunawan 0
2 AKRA 2016 KAP Purwantono, sungkoro & surja 1
3 ANTM 2016 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
4 ASSI 2016 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
5 BBCA 2016 KAP Siddharta Widjaja & Rekan 1
6 BBNI 2016 KAP Purwantono, sungkoro & surja 1
7 BBRI 2016 KAP Purwantono, sungkoro & surja 1
8 BBTN 2016 KAP Purwantono, sungkoro & surja 1
9 BMRI 2016 KAP Purwantono, sungkoro & surja 1
10 BSDE 2016 Mirawati Sensi Idris 0
11 CPIN 2016 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
12 ELSA 2016 KAP Purwantono, Sungkoro, & Surja 1
13 ERAA 2016 KAP Purwanto, Sungkoro & Surja 1
14 EXCL 2016 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
15 ICBP 2016 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
16 INDF 2016 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
17 INTP 2016 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
18 JSMR 2016 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
19 KLBF 2016 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
20 LPPF 2016 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
21 PTBA 2016 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
22 PTPP 2016 KAP Hertanto, Grace, Karunawan 0
23 SCMA 2016 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
24 SMGR 2016 KAP Satrio Bing Eny & Rekan 1
25 TLKM 2016 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
26 UNVR 2016 KAP Siddharta Widjaja & Rekan 1
27 WIKA 2016 KAP Soejatna, Mulyana & Rekan 0
28 WSBP 2016 KAP Amir Abadi Jusuf, Mawar & Rekan 0
114
Tahun 2017
No. Kode Emiten Tahun Nama KAP Ukuran KAP
29 ADHI 2017 KAP Hertanto, Grace, Karunawan 0
30 AKRA 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
31 ANTM 2017 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
32 ASSI 2017 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
33 BBCA 2017 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
34 BBNI 2017 KAP Purwanto, Sungkoro, dan Surja 1
35 BBRI 2017 KAP Purwantono, Sungkoro, & Surja 1
36 BBTN 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
37 BMRI 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
38 BSDE 2017 KAP Mirawati Sensi Idris 0
39 CPIN 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
40 ELSA 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
41 ERAA 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
42 EXCL 2017 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
43 ICBP 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
44 INDF 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
45 INTP 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
46 JSMR 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
47 KLBF 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
48 LPPF 2017 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
49 PTBA 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
50 PTPP 2017 KAP Satrio Bing Eny & Rekan 1
51 SCMA 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
52 SMGR 2017 KAP Satrio Bing Eny dan Rekan 1
53 TLKM 2017 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
54 UNVR 2017 KAP Siddharta Widjaja & Rekan 1
55 WIKA 2017 KAP Satrio Bing Eny & Rekan 1
56 WSBP 2017 KAP Satrio Bing Eny & Rekan 1
115
Tahun 2018
No. Kode Emiten Tahun Nama KAP Ukuran KAP
57 ADHI 2018 KAP Amir Abadi Jusuf, Mawar & Rekan 0
58 AKRA 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
59 ANTM 2018 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
60 ASSI 2018 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
61 BBCA 2018 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
62 BBNI 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
63 BBRI 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
64 BBTN 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
65 BMRI 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
66 BSDE 2018 KAP Mirawati Sensi Idris 0
67 CPIN 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
68 ELSA 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
69 ERAA 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
70 EXCL 2018 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
71 ICBP 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
72 INDF 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
73 INTP 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
74 JSMR 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
75 KLBF 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
76 LPPF 2018 KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan 1
77 PTBA 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
78 PTPP 2018 KAP Hertanto, Grace, Karunawan 0
79 SCMA 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
80 SMGR 2018 KAP Satrio Bing Eny & Rekan 1
81 TLKM 2018 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja 1
82 UNVR 2018 KAP Siddharta Widjaja & Rekan 1
83 WIKA 2018 KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan 0
84 WSBP 2018 KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan 0
116
Perhitungan Variabel Independen (Audit Fee)
Tahun 2016
No. Kode Emiten Tahun Audit Fee Laba Bersih Total Audit Fee
1 ADHI 2016 770.000.000Rp 313.451.016.555Rp 0,00246
2 AKRA 2016 1.245.000.000Rp 1.046.852.086.000Rp 0,00119
3 ANTM 2016 1.715.000.000Rp 64.806.188.000Rp 0,02646
4 ASSI 2016 40.000.000.000Rp 18.302.000.000.000Rp 0,00219
5 BBCA 2016 7.305.980.000Rp 20.632.281.000.000Rp 0,00035
6 BBNI 2016 6.372.714.480Rp 11.410.196.000.000Rp 0,00056
7 BBRI 2016 6.950.000.000Rp 26.227.991.000.000Rp 0,00026
8 BBTN 2016 2.175.000.000Rp 2.618.905.000.000Rp 0,00083
9 BMRI 2016 7.850.000.000Rp 14.650.163.000.000Rp 0,00054
10 BSDE 2016 Rp 510.000.000 2.037.537.680.130Rp 0,00025
11 CPIN 2016 3.927.000.000Rp 2.225.402.000.000Rp 0,00176
12 ELSA 2016 1.900.000.000Rp 316.066.000.000Rp 0,00601
13 ERAA 2016 2.400.000.000Rp 261.720.000.000Rp 0,00917
14 EXCL 2016 9.500.000.000Rp 375.516.000.000Rp 0,02530
15 ICBP 2016 5.200.000.000Rp 3.631.301.000.000Rp 0,00143
16 INDF 2016 4.000.000.000Rp 5.266.906.000.000Rp 0,00076
17 INTP 2016 3.952.000.000Rp 3.870.319.000.000Rp 0,00102
18 JSMR 2016 1.925.000.000Rp 1.803.054.456.000Rp 0,00107
19 KLBF 2016 3.665.000.000Rp 2.350.884.933.551Rp 0,00156
20 LPPF 2016 2.200.000.000Rp 2.019.705.000.000Rp 0,00109
21 PTBA 2016 1.100.000.000Rp 2.024.405.000.000Rp 0,00054
22 PTPP 2016 755.500.000Rp 1.151.431.890.873Rp 0,00066
23 SCMA 2016 300.000.000Rp 1.511.144.612.000Rp 0,00020
24 SMGR 2016 4.550.765.000Rp 4.535.036.823.000Rp 0,00100
25 TLKM 2016 36.500.000.000Rp 29.172.000.000.000Rp 0,00125
26 UNVR 2016 3.700.000.000Rp 6.390.672.000.000Rp 0,00058
27 WIKA 2016 675.000.000Rp 1.147.144.922.000Rp 0,00059
28 WSBP 2016 225.000.000Rp 634.819.524.892Rp 0,00035
117
Tahun 2017
No. Kode Emiten Tahun Audit Fee Laba Bersih Total Audit Fee
29 ADHI 2017 858.000.000Rp 517.059.848.207Rp 0,00166
30 AKRA 2017 1.310.000.000Rp 1.304.600.520.000Rp 0,00100
31 ANTM 2017 1.935.000.000Rp 136.503.269.000Rp 0,01418
32 ASSI 2017 41.000.000.000Rp 23.165.000.000.000Rp 0,00177
33 BBCA 2017 6.200.000.000Rp 23.321.150.000.000Rp 0,00027
34 BBNI 2017 7.200.000.000Rp 13.770.592.000.000Rp 0,00052
35 BBRI 2017 13.545.000.000Rp 29.044.334.000.000Rp 0,00047
36 BBTN 2017 2.290.000.000Rp 3.027.466.000.000Rp 0,00076
37 BMRI 2017 10.000.000.000Rp 21.443.042.000.000Rp 0,00047
38 BSDE 2017 530.000.000Rp 5.166.720.000.000Rp 0,00010
39 CPIN 2017 4.000.000.000Rp 2.496.787.000.000Rp 0,00160
40 ELSA 2017 2.984.000.000Rp 250.754.000.000Rp 0,01190
41 ERAA 2017 2.500.000.000Rp 347.149.581.987Rp 0,00720
42 EXCL 2017 10.500.000.000Rp 375.244.000.000Rp 0,02798
43 ICBP 2017 5.500.000.000Rp 3.543.173.000.000Rp 0,00155
44 INDF 2017 4.100.000.000Rp 5.145.063.000.000Rp 0,00080
45 INTP 2017 4.060.000.000Rp 1.859.818.000.000Rp 0,00218
46 JSMR 2017 4.900.000.000Rp 2.093.656.062.000Rp 0,00234
47 KLBF 2017 3.800.000.000Rp 2.453.251.410.604Rp 0,00155
48 LPPF 2017 2.900.000.000Rp 1.907.077.000.000Rp 0,00152
49 PTBA 2017 1.221.000.000Rp 4.547.232.000.000Rp 0,00027
50 PTPP 2017 1.000.000.000Rp 1.723.852.894.286Rp 0,00058
51 SCMA 2017 325.000.000Rp 1.317.748.064.000Rp 0,00025
52 SMGR 2017 6.726.750.000Rp 2.043.025.914.000Rp 0,00329
53 TLKM 2017 43.700.000.000Rp 32.701.000.000.000Rp 0,00134
54 UNVR 2017 5.300.000.000Rp 7.004.562.000.000Rp 0,00076
55 WIKA 2017 5.700.000.000Rp 1.356.115.489.000Rp 0,00420
56 WSBP 2017 250.000.000Rp 1.000.330.150.510Rp 0,00025
118
Tahun 2018
No. Kode Emiten Tahun Audit Fee Laba Bersih Total Audit Fee
57 ADHI 2018 1.980.000.000Rp 645.029.449.105Rp 0,00307
58 AKRA 2018 1.360.000.000Rp 1.596.652.821.000Rp 0,00085
59 ANTM 2018 1.230.000.000Rp 874.426.593.000Rp 0,00141
60 ASSI 2018 47.000.000.000Rp 27.372.000.000.000Rp 0,00172
61 BBCA 2018 6.400.000.000Rp 25.851.660.000.000Rp 0,00025
62 BBNI 2018 8.500.000.000Rp 15.091.763.000.000Rp 0,00056
63 BBRI 2018 13.545.000.000Rp 32.418.486.000.000Rp 0,00042
64 BBTN 2018 2.367.000.000Rp 2.807.923.000.000Rp 0,00084
65 BMRI 2018 11.990.000.000Rp 25.851.937.000.000Rp 0,00046
66 BSDE 2018 600.000.000Rp 1.701.818.000.000Rp 0,00035
67 CPIN 2018 4.500.000.000Rp 4.551.485.000.000Rp 0,00099
68 ELSA 2018 2.000.000.000Rp 276.316.000.000Rp 0,00724
69 ERAA 2018 550.000.000Rp 889.340.783.000Rp 0,00062
70 EXCL 2018 10.800.000.000Rp 3.296.890.000.000Rp 0,00328
71 ICBP 2018 5.800.000.000Rp 4.658.781.000.000Rp 0,00124
72 INDF 2018 4.300.000.000Rp 4.961.851.000.000Rp 0,00087
73 INTP 2018 4.250.401.000Rp 1.145.937.000.000Rp 0,00371
74 JSMR 2018 1.737.600.000Rp 2.036.491.035.000Rp 0,00085
75 KLBF 2018 3.900.000.000Rp 2.497.261.964.757Rp 0,00156
76 LPPF 2018 2.300.000.000Rp 1.097.332.000.000Rp 0,00210
77 PTBA 2018 1.408.000.000Rp 5.121.112.000.000Rp 0,00027
78 PTPP 2018 600.000.000Rp 1.958.993.059.360Rp 0,00031
79 SCMA 2018 325.000.000Rp 1.475.042.200.000Rp 0,00022
80 SMGR 2018 2.737.500.000Rp 3.085.704.236.000Rp 0,00089
81 TLKM 2018 49.245.000.000Rp 26.979.000.000.000Rp 0,00183
82 UNVR 2018 5.700.000.000Rp 9.109.445.000.000Rp 0,00063
83 WIKA 2018 900.919.800Rp 2.073.299.864.000Rp 0,00043
84 WSBP 2018 650.000.000Rp 1.103.472.788.182Rp 0,00059
119
Perhitungan Variabel Independen (Profitabilitas)
Tahun 2016
No. Kode Emiten Tahun Laba Sebelum Pajak Total Aset ROA
1 ADHI 2016 612.622.455.614Rp 20.095.435.959.279Rp 0,03049
2 AKRA 2016 1.118.546.845.000Rp 15.830.740.710.000Rp 0,07066
3 ANTM 2016 237.291.595.000Rp 29.981.535.812.000Rp 0,00791
4 ASSI 2016 22.253.000.000.000Rp 261.855.000.000.000Rp 0,08498
5 BBCA 2016 25.839.200.000.000Rp 676.738.753.000.000Rp 0,03818
6 BBNI 2016 14.302.905.000.000Rp 603.031.880.000.000Rp 0,02372
7 BBRI 2016 33.973.770.000.000Rp 1.003.644.426.000.000Rp 0,03385
8 BBTN 2016 3.330.084.000.000Rp 214.168.479.000.000Rp 0,01555
9 BMRI 2016 18.572.965.000.000Rp 1.038.706.009.000.000Rp 0,01788
10 BSDE 2016 2.065.442.901.305Rp 38.292.205.983.731Rp 0,05394
11 CPIN 2016 3.983.661.000.000Rp 24.204.994.000.000Rp 0,16458
12 ELSA 2016 418.318.000.000Rp 4.190.956.000.000Rp 0,09981
13 ERAA 2016 383.540.000.000Rp 7.424.600.000.000Rp 0,05166
14 EXCL 2016 185.581.000.000Rp 54.896.286.000.000Rp 0,00338
15 ICBP 2016 4.989.254.000.000Rp 28.901.948.000.000Rp 0,17263
16 INDF 2016 7.385.228.000.000Rp 82.174.515.000.000Rp 0,08987
17 INTP 2016 4.145.632.000.000Rp 30.150.580.000.000Rp 0,13750
18 JSMR 2016 2.649.679.254.000Rp 53.500.322.659.000Rp 0,04953
19 KLBF 2016 3.091.188.460.230Rp 15.226.009.210.657Rp 0,20302
20 LPPF 2016 2.532.666.000.000Rp 4.858.878.000.000Rp 0,52125
21 PTBA 2016 2.696.916.000.000Rp 18.576.774.000.000Rp 0,14518
22 PTPP 2016 1.703.610.146.023Rp 31.232.766.567.390Rp 0,05455
23 SCMA 2016 2.023.551.865.000Rp 4.820.611.941.000Rp 0,41977
24 SMGR 2016 5.084.621.543.000Rp 44.226.895.982.000Rp 0,11497
25 TLKM 2016 38.189.000.000.000Rp 179.611.000.000.000Rp 0,21262
26 UNVR 2016 8.571.885.000.000Rp 16.745.695.000.000Rp 0,51189
27 WIKA 2016 1.230.490.315.000Rp 31.096.539.490.000Rp 0,03957
28 WSBP 2016 967.344.550.016Rp 13.734.267.485.212Rp 0,07043
120
Tahun 2017
No. Kode Emiten Tahun Laba Sebelum Pajak Total Aset ROA
29 ADHI 2017 957.281.629.758Rp 28.332.948.012.950Rp 0,03379
30 AKRA 2017 1.126.408.644.000Rp 16.823.208.531.000Rp 0,06696
31 ANTM 2017 317.893.255.000Rp 30.014.273.452.000Rp 0,01059
32 ASSI 2017 29.196.000.000.000Rp 295.646.000.000.000Rp 0,09875
33 BBCA 2017 29.158.743.000.000Rp 750.319.671.000.000Rp 0,03886
34 BBNI 2017 17.165.387.000.000Rp 709.330.084.000.000Rp 0,02420
35 BBRI 2017 37.022.157.000.000Rp 1.126.248.442.000.000Rp 0,03287
36 BBTN 2017 3.861.555.000.000Rp 261.365.267.000.000Rp 0,01477
37 BMRI 2017 27.156.863.000.000Rp 1.124.700.847.000.000Rp 0,02415
38 BSDE 2017 5.228.121.000.000Rp 45.951.188.000.000Rp 0,11378
39 CPIN 2017 3.255.705.000.000Rp 24.522.593.000.000Rp 0,13276
40 ELSA 2017 326.366.000.000Rp 4.855.369.000.000Rp 0,06722
41 ERAA 2017 479.656.198.588Rp 8.873.875.493.055Rp 0,05405
42 EXCL 2017 221.238.000.000Rp 56.321.441.000.000Rp 0,00393
43 ICBP 2017 5.206.561.000.000Rp 31.619.514.000.000Rp 0,16466
44 INDF 2017 7.658.554.000.000Rp 87.939.488.000.000Rp 0,08709
45 INTP 2017 2.287.274.000.000Rp 28.863.676.000.000Rp 0,07924
46 JSMR 2017 3.250.452.460.000Rp 79.192.772.790.000Rp 0,04104
47 KLBF 2017 3.241.186.725.992Rp 16.616.239.416.335Rp 0,19506
48 LPPF 2017 2.396.300.000.000Rp 5.427.426.000.000Rp 0,44152
49 PTBA 2017 6.067.783.000.000Rp 21.987.482.000.000Rp 0,27597
50 PTPP 2017 1.792.261.562.466Rp 41.782.780.915.111Rp 0,04289
51 SCMA 2017 1.782.043.501.000Rp 5.385.807.878.000Rp 0,33088
52 SMGR 2017 2.746.546.363.000Rp 48.963.502.966.000Rp 0,05609
53 TLKM 2017 42.659.000.000.000Rp 198.484.000.000.000Rp 0,21492
54 UNVR 2017 9.371.661.000.000Rp 18.906.413.000.000Rp 0,49569
55 WIKA 2017 1.462.391.358.000Rp 45.683.774.302.000Rp 0,03201
56 WSBP 2017 1.156.234.012.013Rp 14.919.548.673.755Rp 0,07750
121
Tahun 2018
No. Kode Emiten Tahun Laba Sebelum Pajak Total Aset ROA
57 ADHI 2018 649.504.162.099Rp 30.118.614.769.882Rp 0,02156
58 AKRA 2018 868.080.622.000Rp 19.940.850.599.000Rp 0,04353
59 ANTM 2018 1.265.501.806.000Rp 33.306.390.807.000Rp 0,03800
60 ASSI 2018 34.995.000.000.000Rp 344.711.000.000.000Rp 0,10152
61 BBCA 2018 32.706.064.000.000Rp 824.787.944.000.000Rp 0,03965
62 BBNI 2018 19.820.715.000.000Rp 808.572.011.000.000Rp 0,02451
63 BBRI 2018 41.753.694.000.000Rp 1.296.898.292.000.000Rp 0,03220
64 BBTN 2018 3.610.275.000.000Rp 306.436.194.000.000Rp 0,01178
65 BMRI 2018 33.943.369.000.000Rp 1.202.252.094.000.000Rp 0,02823
66 BSDE 2018 1.760.421.000.000Rp 52.101.492.000.000Rp 0,03379
67 CPIN 2018 5.907.351.000.000Rp 27.645.118.000.000Rp 0,21369
68 ELSA 2018 351.807.000.000Rp 5.657.327.000.000Rp 0,06219
69 ERAA 2018 1.203.140.844.000Rp 12.682.902.626.000Rp 0,09486
70 EXCL 2018 4.396.280.000.000Rp 57.613.954.000.000Rp 0,07631
71 ICBP 2018 6.446.785.000.000Rp 34.367.153.000.000Rp 0,18759
72 INDF 2018 7.446.966.000.000Rp 96.537.796.000.000Rp 0,07714
73 INTP 2018 1.400.228.000.000Rp 27.788.562.000.000Rp 0,05039
74 JSMR 2018 3.210.306.909.000Rp 82.418.600.790.000Rp 0,03895
75 KLBF 2018 3.306.399.669.021Rp 18.146.206.145.369Rp 0,18221
76 LPPF 2018 1.575.321.000.000Rp 5.036.396.000.000Rp 0,31279
77 PTBA 2018 6.799.056.000.000Rp 24.172.933.000.000Rp 0,28127
78 PTPP 2018 2.003.090.738.328Rp 52.549.150.902.972Rp 0,03812
79 SCMA 2018 1.969.018.654.000Rp 6.138.226.584.000Rp 0,32078
80 SMGR 2018 4.104.959.323.000Rp 51.155.890.227.000Rp 0,08024
81 TLKM 2018 36.405.000.000.000Rp 206.196.000.000.000Rp 0,17656
82 UNVR 2018 12.185.764.000.000Rp 19.522.970.000.000Rp 0,62418
83 WIKA 2018 2.358.628.934.000Rp 59.230.001.239.000Rp 0,03982
84 WSBP 2018 1.355.548.311.604Rp 15.222.388.589.814Rp 0,08905
122
Perhitungan Variabel Independen (Leverage)
Tahun 2016
No. Kode Emiten Tahun Total Hutang Total Aset Lev
1 ADHI 2016 14.652.655.996.381Rp 20.095.435.959.279Rp 0,72915
2 AKRA 2016 7.756.420.389.000Rp 15.830.740.710.000Rp 0,48996
3 ANTM 2016 11.572.740.239.000Rp 29.981.535.812.000Rp 0,38600
4 ASSI 2016 121.949.000.000.000Rp 261.855.000.000.000Rp 0,46571
5 BBCA 2016 560.556.687.000.000Rp 676.738.753.000.000Rp 0,82832
6 BBNI 2016 492.701.125.000.000Rp 603.031.880.000.000Rp 0,81704
7 BBRI 2016 856.831.836.000.000Rp 1.003.644.426.000.000Rp 0,85372
8 BBTN 2016 195.037.943.000.000Rp 214.168.479.000.000Rp 0,91068
9 BMRI 2016 824.559.898.000.000Rp 1.038.706.009.000.000Rp 0,79383
10 BSDE 2016 13.939.298.974.339Rp 38.292.205.983.731Rp 0,36402
11 CPIN 2016 10.047.751.000.000Rp 24.204.994.000.000Rp 0,41511
12 ELSA 2016 1.313.213.000.000Rp 4.190.956.000.000Rp 0,31334
13 ERAA 2016 3.112.420.000.000Rp 7.424.600.000.000Rp 0,41920
14 EXCL 2016 33.687.141.000.000Rp 54.896.286.000.000Rp 0,61365
15 ICBP 2016 10.401.125.000.000Rp 28.901.948.000.000Rp 0,35988
16 INDF 2016 38.233.092.000.000Rp 82.174.515.000.000Rp 0,46527
17 INTP 2016 4.011.877.000.000Rp 30.150.580.000.000Rp 0,13306
18 JSMR 2016 37.161.482.595.000Rp 53.500.322.659.000Rp 0,69460
19 KLBF 2016 2.762.162.069.572Rp 15.226.009.210.657Rp 0,18141
20 LPPF 2016 3.003.635.000.000Rp 4.858.878.000.000Rp 0,61817
21 PTBA 2016 8.024.369.000.000Rp 18.576.774.000.000Rp 0,43196
22 PTPP 2016 20.436.609.059.979Rp 31.232.766.567.390Rp 0,65433
23 SCMA 2016 1.115.203.785.000Rp 4.820.611.941.000Rp 0,23134
24 SMGR 2016 13.652.504.525.000Rp 44.226.895.982.000Rp 0,30869
25 TLKM 2016 74.067.000.000.000Rp 179.611.000.000.000Rp 0,41237
26 UNVR 2016 12.041.437.000.000Rp 16.745.695.000.000Rp 0,71908
27 WIKA 2016 18.597.824.186.000Rp 31.096.539.490.000Rp 0,59807
28 WSBP 2016 6.328.766.443.251Rp 13.734.267.485.212Rp 0,46080
123
Tahun 2017
No. Kode Emiten Tahun Total Hutang Total Aset Lev
29 ADHI 2017 22.463.030.586.953Rp 28.332.948.012.950Rp 0,79282
30 AKRA 2017 7.793.559.184.000Rp 16.823.208.531.000Rp 0,46326
31 ANTM 2017 11.523.869.935.000Rp 30.014.273.452.000Rp 0,38395
32 ASSI 2017 139.317.000.000.000Rp 295.646.000.000.000Rp 0,47123
33 BBCA 2017 614.940.262.000.000Rp 750.319.671.000.000Rp 0,81957
34 BBNI 2017 584.086.818.000.000Rp 709.330.084.000.000Rp 0,82343
35 BBRI 2017 958.900.948.000.000Rp 1.126.248.442.000.000Rp 0,85141
36 BBTN 2017 223.937.463.000.000Rp 261.365.267.000.000Rp 0,85680
37 BMRI 2017 888.026.817.000.000Rp 1.124.700.847.000.000Rp 0,78957
38 BSDE 2017 16.754.337.000.000Rp 45.951.188.000.000Rp 0,36461
39 CPIN 2017 8.819.768.000.000Rp 24.522.593.000.000Rp 0,35966
40 ELSA 2017 1.803.449.000.000Rp 4.855.369.000.000Rp 0,37143
41 ERAA 2017 5.167.220.974.325Rp 8.873.875.493.055Rp 0,58230
42 EXCL 2017 34.690.591.000.000Rp 56.321.441.000.000Rp 0,61594
43 ICBP 2017 11.295.184.000.000Rp 31.619.514.000.000Rp 0,35722
44 INDF 2017 41.182.764.000.000Rp 87.939.488.000.000Rp 0,46831
45 INTP 2017 4.307.169.000.000Rp 28.863.676.000.000Rp 0,14922
46 JSMR 2017 60.833.333.269.000Rp 79.192.772.790.000Rp 0,76817
47 KLBF 2017 2.722.207.633.646Rp 16.616.239.416.335Rp 0,16383
48 LPPF 2017 3.099.441.000.000Rp 5.427.426.000.000Rp 0,57107
49 PTBA 2017 8.187.497.000.000Rp 21.987.482.000.000Rp 0,37237
50 PTPP 2017 27.539.670.430.514Rp 41.782.780.915.111Rp 0,65912
51 SCMA 2017 980.414.618.000Rp 5.385.807.878.000Rp 0,18204
52 SMGR 2017 18.524.450.664.000Rp 48.963.502.966.000Rp 0,37833
53 TLKM 2017 86.354.000.000.000Rp 198.484.000.000.000Rp 0,43507
54 UNVR 2017 13.733.025.000.000Rp 18.906.413.000.000Rp 0,72637
55 WIKA 2017 31.051.949.689.000Rp 45.683.774.302.000Rp 0,67972
56 WSBP 2017 7.602.892.583.336Rp 14.919.548.673.755Rp 0,50959
124
Tahun 2018
No. Kode Emiten Tahun Total Hutang Total Aset Lev
57 ADHI 2018 23.833.342.873.624Rp 30.118.614.769.882Rp 0,79132
58 AKRA 2018 10.014.019.260.000Rp 19.940.850.599.000Rp 0,50219
59 ANTM 2018 13.567.160.084.000Rp 33.306.390.807.000Rp 0,40734
60 ASSI 2018 170.348.000.000.000Rp 344.711.000.000.000Rp 0,49418
61 BBCA 2018 668.438.779.000.000Rp 824.787.944.000.000Rp 0,81044
62 BBNI 2018 671.237.546.000.000Rp 808.572.011.000.000Rp 0,83015
63 BBRI 2018 1.111.622.961.000.000Rp 1.296.898.292.000.000Rp 0,85714
64 BBTN 2018 263.784.017.000.000Rp 306.436.194.000.000Rp 0,86081
65 BMRI 2018 941.953.100.000.000Rp 1.202.252.094.000.000Rp 0,78349
66 BSDE 2018 21.814.594.000.000Rp 52.101.492.000.000Rp 0,41869
67 CPIN 2018 8.253.944.000.000Rp 27.645.118.000.000Rp 0,29857
68 ELSA 2018 2.357.127.000.000Rp 5.657.327.000.000Rp 0,41665
69 ERAA 2018 7.857.284.389.000Rp 12.682.902.626.000Rp 0,61952
70 EXCL 2018 39.270.856.000.000Rp 57.613.954.000.000Rp 0,68162
71 ICBP 2018 11.660.003.000.000Rp 34.367.153.000.000Rp 0,33928
72 INDF 2018 46.620.996.000.000Rp 96.537.796.000.000Rp 0,48293
73 INTP 2018 4.566.973.000.000Rp 27.788.562.000.000Rp 0,16435
74 JSMR 2018 62.219.614.991.000Rp 82.418.600.790.000Rp 0,75492
75 KLBF 2018 2.851.611.349.015Rp 18.146.206.145.369Rp 0,15715
76 LPPF 2018 3.220.568.000.000Rp 5.036.396.000.000Rp 0,63946
77 PTBA 2018 7.903.237.000.000Rp 24.172.933.000.000Rp 0,32695
78 PTPP 2018 36.233.538.927.553Rp 52.549.150.902.972Rp 0,68952
79 SCMA 2018 1.035.274.069.000Rp 6.138.226.584.000Rp 0,16866
80 SMGR 2018 18.419.594.705.000Rp 51.155.890.227.000Rp 0,36007
81 TLKM 2018 88.893.000.000.000Rp 206.196.000.000.000Rp 0,43111
82 UNVR 2018 11.944.837.000.000Rp 19.522.970.000.000Rp 0,61184
83 WIKA 2018 42.014.686.674.000Rp 59.230.001.239.000Rp 0,70935
84 WSBP 2018 7.340.075.399.350Rp 15.222.388.589.814Rp 0,48219
125
Perhitungan Variabel Independen (Ukuran Perusahaan)
Tahun 2016
No. Kode Emiten Tahun Total Aset LN (Total Aset)
1 ADHI 2016 20.095.435.959.279Rp 30,632
2 AKRA 2016 15.830.740.710.000Rp 30,393
3 ANTM 2016 29.981.535.812.000Rp 31,032
4 ASSI 2016 261.855.000.000.000Rp 33,199
5 BBCA 2016 676.738.753.000.000Rp 34,148
6 BBNI 2016 603.031.880.000.000Rp 34,033
7 BBRI 2016 1.003.644.426.000.000Rp 34,542
8 BBTN 2016 214.168.479.000.000Rp 32,998
9 BMRI 2016 1.038.706.009.000.000Rp 34,577
10 BSDE 2016 38.292.205.983.731Rp 31,276
11 CPIN 2016 24.204.994.000.000Rp 30,818
12 ELSA 2016 4.190.956.000.000Rp 29,064
13 ERAA 2016 7.424.600.000.000Rp 29,636
14 EXCL 2016 54.896.286.000.000Rp 31,636
15 ICBP 2016 28.901.948.000.000Rp 30,995
16 INDF 2016 82.174.515.000.000Rp 32,040
17 INTP 2016 30.150.580.000.000Rp 31,037
18 JSMR 2016 53.500.322.659.000Rp 31,611
19 KLBF 2016 15.226.009.210.657Rp 30,354
20 LPPF 2016 4.858.878.000.000Rp 29,212
21 PTBA 2016 18.576.774.000.000Rp 30,553
22 PTPP 2016 31.232.766.567.390Rp 31,072
23 SCMA 2016 4.820.611.941.000Rp 29,204
24 SMGR 2016 44.226.895.982.000Rp 31,420
25 TLKM 2016 179.611.000.000.000Rp 32,822
26 UNVR 2016 16.745.695.000.000Rp 30,449
27 WIKA 2016 31.096.539.490.000Rp 31,068
28 WSBP 2016 13.734.267.485.212Rp 30,251
126
Tahun 2017
No. Kode Emiten Tahun Total Aset LN (Total Aset)
29 ADHI 2017 28.332.948.012.950Rp 30,975
30 AKRA 2017 16.823.208.531.000Rp 30,454
31 ANTM 2017 30.014.273.452.000Rp 31,033
32 ASSI 2017 295.646.000.000.000Rp 33,320
33 BBCA 2017 750.319.671.000.000Rp 34,252
34 BBNI 2017 709.330.084.000.000Rp 34,195
35 BBRI 2017 1.126.248.442.000.000Rp 34,658
36 BBTN 2017 261.365.267.000.000Rp 33,197
37 BMRI 2017 1.124.700.847.000.000Rp 34,656
38 BSDE 2017 45.951.188.000.000Rp 31,459
39 CPIN 2017 24.522.593.000.000Rp 30,831
40 ELSA 2017 4.855.369.000.000Rp 29,211
41 ERAA 2017 8.873.875.493.055Rp 29,814
42 EXCL 2017 56.321.441.000.000Rp 31,662
43 ICBP 2017 31.619.514.000.000Rp 31,085
44 INDF 2017 87.939.488.000.000Rp 32,108
45 INTP 2017 28.863.676.000.000Rp 30,994
46 JSMR 2017 79.192.772.790.000Rp 32,003
47 KLBF 2017 16.616.239.416.335Rp 30,441
48 LPPF 2017 5.427.426.000.000Rp 29,322
49 PTBA 2017 21.987.482.000.000Rp 30,721
50 PTPP 2017 41.782.780.915.111Rp 31,364
51 SCMA 2017 5.385.807.878.000Rp 29,315
52 SMGR 2017 48.963.502.966.000Rp 31,522
53 TLKM 2017 198.484.000.000.000Rp 32,922
54 UNVR 2017 18.906.413.000.000Rp 30,571
55 WIKA 2017 45.683.774.302.000Rp 31,453
56 WSBP 2017 14.919.548.673.755Rp 30,334
127
Tahun 2018
No. Kode Emiten Tahun Total Aset LN (Total Aset)
57 ADHI 2018 30.118.614.769.882Rp 31,036
58 AKRA 2018 19.940.850.599.000Rp 30,624
59 ANTM 2018 33.306.390.807.000Rp 31,137
60 ASSI 2018 344.711.000.000.000Rp 33,474
61 BBCA 2018 824.787.944.000.000Rp 34,346
62 BBNI 2018 808.572.011.000.000Rp 34,326
63 BBRI 2018 1.296.898.292.000.000Rp 34,799
64 BBTN 2018 306.436.194.000.000Rp 33,356
65 BMRI 2018 1.202.252.094.000.000Rp 34,723
66 BSDE 2018 52.101.492.000.000Rp 31,584
67 CPIN 2018 27.645.118.000.000Rp 30,950
68 ELSA 2018 5.657.327.000.000Rp 29,364
69 ERAA 2018 12.682.902.626.000Rp 30,171
70 EXCL 2018 57.613.954.000.000Rp 31,685
71 ICBP 2018 34.367.153.000.000Rp 31,168
72 INDF 2018 96.537.796.000.000Rp 32,201
73 INTP 2018 27.788.562.000.000Rp 30,956
74 JSMR 2018 82.418.600.790.000Rp 32,043
75 KLBF 2018 18.146.206.145.369Rp 30,529
76 LPPF 2018 5.036.396.000.000Rp 29,248
77 PTBA 2018 24.172.933.000.000Rp 30,816
78 PTPP 2018 52.549.150.902.972Rp 31,593
79 SCMA 2018 6.138.226.584.000Rp 29,446
80 SMGR 2018 51.155.890.227.000Rp 31,566
81 TLKM 2018 206.196.000.000.000Rp 32,960
82 UNVR 2018 19.522.970.000.000Rp 30,603
83 WIKA 2018 59.230.001.239.000Rp 31,712
84 WSBP 2018 15.222.388.589.814Rp 30,354
128
Perhitungan Variabel Independen (Capital Intensity)
Tahun 2016
No. Kode Emiten Tahun Total Aset Tetap Bersih Total Aset CAPIN
1 ADHI 2016 1.459.815.811.733Rp 20.095.435.959.279Rp 0,07264
2 AKRA 2016 4.561.738.403.000Rp 15.830.740.710.000Rp 0,28816
3 ANTM 2016 12.958.946.013.000Rp 29.981.535.812.000Rp 0,43223
4 ASSI 2016 43.237.000.000.000Rp 261.855.000.000.000Rp 0,16512
5 BBCA 2016 16.990.835.000.000Rp 676.738.753.000.000Rp 0,02511
6 BBNI 2016 28.425.728.000.000Rp 603.031.880.000.000Rp 0,04714
7 BBRI 2016 24.515.059.000.000Rp 1.003.644.426.000.000Rp 0,02443
8 BBTN 2016 4.659.379.000.000Rp 214.168.479.000.000Rp 0,02176
9 BMRI 2016 35.663.290.000.000Rp 1.038.706.009.000.000Rp 0,03433
10 BSDE 2016 823.400.890.386Rp 38.292.205.983.731Rp 0,02150
11 CPIN 2016 11.233.847.000.000Rp 24.204.994.000.000Rp 0,46411
12 ELSA 2016 1.592.311.000.000Rp 4.190.956.000.000Rp 0,37994
13 ERAA 2016 457.247.659.796Rp 7.424.600.000.000Rp 0,06159
14 EXCL 2016 33.182.920.000.000Rp 54.896.286.000.000Rp 0,60447
15 ICBP 2016 7.114.288.000.000Rp 28.901.948.000.000Rp 0,24615
16 INDF 2016 25.701.913.000.000Rp 82.174.515.000.000Rp 0,31277
17 INTP 2016 14.643.695.000.000Rp 30.150.580.000.000Rp 0,48569
18 JSMR 2016 884.665.521.000Rp 53.500.322.659.000Rp 0,01654
19 KLBF 2016 4.555.756.101.580Rp 15.226.009.210.657Rp 0,29921
20 LPPF 2016 979.858.000.000Rp 4.858.878.000.000Rp 0,20166
21 PTBA 2016 6.087.746.000.000Rp 18.576.774.000.000Rp 0,32771
22 PTPP 2016 4.177.882.676.836Rp 31.232.766.567.390Rp 0,13377
23 SCMA 2016 966.766.368.000Rp 4.820.611.941.000Rp 0,20055
24 SMGR 2016 30.846.750.207.000Rp 44.226.895.982.000Rp 0,69747
25 TLKM 2016 114.498.000.000.000Rp 179.611.000.000.000Rp 0,63748
26 UNVR 2016 9.529.476.000.000Rp 16.745.695.000.000Rp 0,56907
27 WIKA 2016 3.465.843.202.000Rp 31.096.539.490.000Rp 0,11145
28 WSBP 2016 1.932.852.161.580Rp 13.734.267.485.212Rp 0,14073
129
Tahun 2017
No. Kode Emiten Tahun Total Aset Tetap Bersih Total Aset CAPIN
29 ADHI 2017 1.520.930.722.412Rp 28.332.948.012.950Rp 0,05368
30 AKRA 2017 4.214.694.189.000Rp 16.823.208.531.000Rp 0,25053
31 ANTM 2017 14.092.994.799.000Rp 30.014.273.452.000Rp 0,46954
32 ASSI 2017 48.402.000.000.000Rp 295.646.000.000.000Rp 0,16372
33 BBCA 2017 16.868.949.000.000Rp 750.319.671.000.000Rp 0,02248
34 BBNI 2017 22.804.689.000.000Rp 709.330.084.000.000Rp 0,03215
35 BBRI 2017 24.746.306.000.000Rp 1.126.248.442.000.000Rp 0,02197
36 BBTN 2017 4.837.319.000.000Rp 261.365.267.000.000Rp 0,01851
37 BMRI 2017 36.618.753.000.000Rp 1.124.700.847.000.000Rp 0,03256
38 BSDE 2017 771.937.000.000Rp 45.951.188.000.000Rp 0,01680
39 CPIN 2017 11.009.361.000.000Rp 24.522.593.000.000Rp 0,44895
40 ELSA 2017 1.569.071.000.000Rp 4.855.369.000.000Rp 0,32316
41 ERAA 2017 485.804.663.533Rp 8.873.875.493.055Rp 0,05475
42 EXCL 2017 34.933.877.000.000Rp 56.321.441.000.000Rp 0,62026
43 ICBP 2017 8.120.254.000.000Rp 31.619.514.000.000Rp 0,25681
44 INDF 2017 29.787.303.000.000Rp 87.939.488.000.000Rp 0,33872
45 INTP 2017 14.979.453.000.000Rp 28.863.676.000.000Rp 0,51897
46 JSMR 2017 1.035.922.309.000Rp 79.192.772.790.000Rp 0,01308
47 KLBF 2017 5.342.659.713.054Rp 16.616.239.416.335Rp 0,32153
48 LPPF 2017 973.698.000.000Rp 5.427.426.000.000Rp 0,17940
49 PTBA 2017 6.199.299.000.000Rp 21.987.482.000.000Rp 0,28195
50 PTPP 2017 5.789.644.335.276Rp 41.782.780.915.111Rp 0,13857
51 SCMA 2017 1.029.335.550.000Rp 5.385.807.878.000Rp 0,19112
52 SMGR 2017 32.523.309.598.000Rp 48.963.502.966.000Rp 0,66424
53 TLKM 2017 130.171.000.000.000Rp 198.484.000.000.000Rp 0,65583
54 UNVR 2017 10.422.133.000.000Rp 18.906.413.000.000Rp 0,55125
55 WIKA 2017 3.932.108.696.000Rp 45.683.774.302.000Rp 0,08607
56 WSBP 2017 3.148.700.789.918Rp 14.919.548.673.755Rp 0,21105
130
Tahun 2018
No. Kode Emiten Tahun Total Aset Tetap Bersih Total Aset CAPIN
57 ADHI 2018 1.573.323.727.930Rp 30.118.614.769.882Rp 0,05224
58 AKRA 2018 4.921.528.198.000Rp 19.940.850.599.000Rp 0,24681
59 ANTM 2018 20.128.155.732.000Rp 33.306.390.807.000Rp 0,60433
60 ASSI 2018 57.733.000.000.000Rp 344.711.000.000.000Rp 0,16748
61 BBCA 2018 19.336.901.000.000Rp 824.787.944.000.000Rp 0,02344
62 BBNI 2018 26.126.508.000.000Rp 808.572.011.000.000Rp 0,03231
63 BBRI 2018 26.914.859.000.000Rp 1.296.898.292.000.000Rp 0,02075
64 BBTN 2018 5.017.694.000.000Rp 306.436.194.000.000Rp 0,01637
65 BMRI 2018 38.442.696.000.000Rp 1.202.252.094.000.000Rp 0,03198
66 BSDE 2018 676.536.000.000Rp 52.101.492.000.000Rp 0,01298
67 CPIN 2018 11.685.261.000.000Rp 27.645.118.000.000Rp 0,42269
68 ELSA 2018 1.735.854.000.000Rp 5.657.327.000.000Rp 0,30683
69 ERAA 2018 553.675.716.000Rp 12.682.902.626.000Rp 0,04366
70 EXCL 2018 36.759.530.000.000Rp 57.613.954.000.000Rp 0,63803
71 ICBP 2018 10.741.622.000.000Rp 34.367.153.000.000Rp 0,31255
72 INDF 2018 42.388.236.000.000Rp 96.537.796.000.000Rp 0,43908
73 INTP 2018 14.637.185.000.000Rp 27.788.562.000.000Rp 0,52673
74 JSMR 2018 754.805.817.000Rp 82.418.600.790.000Rp 0,00916
75 KLBF 2018 6.252.801.150.475Rp 18.146.206.145.369Rp 0,34458
76 LPPF 2018 1.249.153.000.000Rp 5.036.396.000.000Rp 0,24803
77 PTBA 2018 6.547.586.000.000Rp 24.172.933.000.000Rp 0,27086
78 PTPP 2018 6.605.378.728.189Rp 52.549.150.902.972Rp 0,12570
79 SCMA 2018 1.049.625.049.000Rp 6.138.226.584.000Rp 0,17100
80 SMGR 2018 32.748.895.968.000Rp 51.155.890.227.000Rp 0,64018
81 TLKM 2018 143.248.000.000.000Rp 206.196.000.000.000Rp 0,69472
82 UNVR 2018 10.627.387.000.000Rp 19.522.970.000.000Rp 0,54435
83 WIKA 2018 4.675.679.014.000Rp 59.230.001.239.000Rp 0,07894
84 WSBP 2018 4.726.297.844.350Rp 15.222.388.589.814Rp 0,31048
131
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Variabel Dependen dan Independen
LAMPIRAN 4
Hasil Perhitungan Variabel Dependen dan Independen
132
Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Dependen dan Variabel Independen
Tahun 2016
No. Kode Emiten Tahun ETR Ukuran KAP Audit Fee ROA Leverage Ukuran Perusahaan Capin
1 ADHI 2016 0,48564 0 0,00246 0,03049 0,72915 30,632 0,07264
2 AKRA 2016 0,09772 1 0,00119 0,07066 0,48996 30,393 0,28816
3 ANTM 2016 0,72689 1 0,02646 0,00791 0,38600 31,032 0,43223
4 ASSI 2016 0,17755 1 0,00219 0,08498 0,46571 33,199 0,16512
5 BBCA 2016 0,20151 1 0,00035 0,03818 0,82832 34,148 0,02511
6 BBNI 2016 0,20225 1 0,00056 0,02372 0,81704 34,033 0,04714
7 BBRI 2016 0,22799 1 0,00026 0,03385 0,85372 34,542 0,02443
8 BBTN 2016 0,21356 1 0,00083 0,01555 0,91068 32,998 0,02176
9 BMRI 2016 0,21121 1 0,00054 0,01788 0,79383 34,577 0,03433
10 BSDE 2016 0,01351 0 0,00025 0,05394 0,36402 31,276 0,02150
11 CPIN 2016 0,43474 1 0,00176 0,16458 0,41511 30,818 0,46411
12 ELSA 2016 0,24444 1 0,00601 0,09981 0,31334 29,064 0,37994
13 ERAA 2016 0,31762 1 0,00917 0,05166 0,41920 29,636 0,06159
14 EXCL 2016 1,02346 1 0,02530 0,00338 0,61365 31,636 0,60447
15 ICBP 2016 0,27218 1 0,00143 0,17263 0,35988 30,995 0,24615
16 INDF 2016 0,34295 1 0,00076 0,08987 0,46527 32,040 0,31277
17 INTP 2016 0,06641 1 0,00102 0,13750 0,13306 31,037 0,48569
18 JSMR 2016 0,31952 1 0,00107 0,04953 0,69460 31,611 0,01654
19 KLBF 2016 0,23949 1 0,00156 0,20302 0,18141 30,354 0,29921
20 LPPF 2016 0,20254 1 0,00109 0,52125 0,61817 29,212 0,20166
21 PTBA 2016 0,24936 1 0,00054 0,14518 0,43196 30,553 0,32771
22 PTPP 2016 0,32412 0 0,00066 0,05455 0,65433 31,072 0,13377
23 SCMA 2016 0,25199 1 0,00020 0,41977 0,23134 29,204 0,20055
24 SMGR 2016 0,10809 1 0,00100 0,11497 0,30869 31,420 0,69747
25 TLKM 2016 0,23612 1 0,00125 0,21262 0,41237 32,822 0,63748
26 UNVR 2016 0,25446 1 0,00058 0,51189 0,71908 30,449 0,56907
27 WIKA 2016 0,06773 0 0,00059 0,03957 0,59807 31,068 0,11145
28 WSBP 2016 0,34375 0 0,00035 0,07043 0,46080 30,251 0,14073
133
Tahun 2017
No. Kode Emiten Tahun ETR Ukuran KAP Audit Fee ROA Leverage Ukuran Perusahaan Capin
29 ADHI 2017 0,45987 0 0,00166 0,03379 0,79282 30,975 0,05368
30 AKRA 2017 0,11106 1 0,00100 0,06696 0,46326 30,454 0,25053
31 ANTM 2017 1,00000 1 0,01418 0,01059 0,38395 31,033 0,46954
32 ASSI 2017 0,20657 1 0,00177 0,09875 0,47123 33,320 0,16372
33 BBCA 2017 0,20020 1 0,00027 0,03886 0,81957 34,252 0,02248
34 BBNI 2017 0,19777 1 0,00052 0,02420 0,82343 34,195 0,03215
35 BBRI 2017 0,21549 1 0,00047 0,03287 0,85141 34,658 0,02197
36 BBTN 2017 0,21600 1 0,00076 0,01477 0,85680 33,197 0,01851
37 BMRI 2017 0,21040 1 0,00047 0,02415 0,78957 34,656 0,03256
38 BSDE 2017 0,00753 0 0,00010 0,11378 0,36461 31,459 0,01680
39 CPIN 2017 0,23310 1 0,00160 0,13276 0,35966 30,831 0,44895
40 ELSA 2017 0,23168 1 0,01190 0,06722 0,37143 29,211 0,32316
41 ERAA 2017 0,27625 1 0,00720 0,05405 0,58230 29,814 0,05475
42 EXCL 2017 0,69611 1 0,02798 0,00393 0,61594 31,662 0,62026
43 ICBP 2017 0,31948 1 0,00155 0,16466 0,35722 31,085 0,25681
44 INDF 2017 0,32819 1 0,00080 0,08709 0,46831 32,108 0,33872
45 INTP 2017 0,18688 1 0,00218 0,07924 0,14922 30,994 0,51897
46 JSMR 2017 0,35589 1 0,00234 0,04104 0,76817 32,003 0,01308
47 KLBF 2017 0,24310 1 0,00155 0,19506 0,16383 30,441 0,32153
48 LPPF 2017 0,20416 1 0,00152 0,44152 0,57107 29,322 0,17940
49 PTBA 2017 0,25059 1 0,00027 0,27597 0,37237 30,721 0,28195
50 PTPP 2017 0,03817 1 0,00058 0,04289 0,65912 31,364 0,13857
51 SCMA 2017 0,26054 1 0,00025 0,33088 0,18204 29,315 0,19112
52 SMGR 2017 0,25615 1 0,00329 0,05609 0,37833 31,522 0,66424
53 TLKM 2017 0,23343 1 0,00134 0,21492 0,43507 32,922 0,65583
54 UNVR 2017 0,25258 1 0,00076 0,49569 0,72637 30,571 0,55125
55 WIKA 2017 0,07267 1 0,00420 0,03201 0,67972 31,453 0,08607
56 WSBP 2017 0,13484 1 0,00025 0,07750 0,50959 30,334 0,21105
134
Tahun 2018
No. Kode Emiten Tahun ETR Ukuran KAP Audit Fee ROA Leverage Ukuran Perusahaan Capin
57 ADHI 2018 0,00689 0 0,00307 0,02156 0,79132 31,036 0,05224
58 AKRA 2018 0,23585 1 0,00085 0,04353 0,50219 30,624 0,24681
59 ANTM 2018 0,30903 1 0,00141 0,03800 0,40734 31,137 0,60433
60 ASSI 2018 0,21783 1 0,00172 0,10152 0,49418 33,474 0,16748
61 BBCA 2018 0,20958 1 0,00025 0,03965 0,81044 34,346 0,02344
62 BBNI 2018 0,23859 1 0,00056 0,02451 0,83015 34,326 0,03231
63 BBRI 2018 0,22358 1 0,00042 0,03220 0,85714 34,799 0,02075
64 BBTN 2018 0,22224 1 0,00084 0,01178 0,86081 33,356 0,01637
65 BMRI 2018 0,23838 1 0,00046 0,02823 0,78349 34,723 0,03198
66 BSDE 2018 0,03329 0 0,00035 0,03379 0,41869 31,584 0,01298
67 CPIN 2018 0,22952 1 0,00099 0,21369 0,29857 30,950 0,42269
68 ELSA 2018 0,21458 1 0,00724 0,06219 0,41665 29,364 0,30683
69 ERAA 2018 0,26082 1 0,00062 0,09486 0,61952 30,171 0,04366
70 EXCL 2018 0,25007 1 0,00328 0,07631 0,68162 31,685 0,63803
71 ICBP 2018 0,27735 1 0,00124 0,18759 0,33928 31,168 0,31255
72 INDF 2018 0,33371 1 0,00087 0,07714 0,48293 32,201 0,43908
73 INTP 2018 0,18161 1 0,00371 0,05039 0,16435 30,956 0,52673
74 JSMR 2018 0,36564 1 0,00085 0,03895 0,75492 32,043 0,00916
75 KLBF 2018 0,24472 1 0,00156 0,18221 0,15715 30,529 0,34458
76 LPPF 2018 0,30342 1 0,00210 0,31279 0,63946 29,248 0,24803
77 PTBA 2018 0,24679 1 0,00027 0,28127 0,32695 30,816 0,27086
78 PTPP 2018 0,02201 0 0,00031 0,03812 0,68952 31,593 0,12570
79 SCMA 2018 0,25087 1 0,00022 0,32078 0,16866 29,446 0,17100
80 SMGR 2018 0,24830 1 0,00089 0,08024 0,36007 31,566 0,64018
81 TLKM 2018 0,25892 1 0,00183 0,17656 0,43111 32,960 0,69472
82 UNVR 2018 0,25245 1 0,00063 0,62418 0,61184 30,603 0,54435
83 WIKA 2018 0,12097 0 0,00043 0,03982 0,70935 31,712 0,07894
84 WSBP 2018 0,18596 0 0,00059 0,08905 0,48219 30,354 0,31048
135
Lampiran 5.
LAMPIRAN 5
Hasil Output SPSS
136
Lampiran 5
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Agresivitas pajak 84 ,00689 1,02346 ,2552199 ,16860782
Ukuran KAP 84 ,00000 1,00000 ,8571429 ,35202879
Audit Fee 84 ,00010 ,02798 ,0025923 ,00523330
Profitabilitas 84 ,00338 ,62418 ,1191848 ,13301998
Leverage 84 ,13306 ,91068 ,5324412 ,21376504
Ukuran Perusahaan 84 29,06400 34,79900 31,5561190 1,56694594
Capital Intensity 84 ,00916 ,69747 ,2535320 ,21496518
Valid N (listwise) 84
Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot
137
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 84
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,11304232
Most Extreme Differences Absolute ,096
Positive ,096
Negative -,068
Test Statistic ,096
Asymp. Sig. (2-tailed) ,056c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Ukuran KAP ,760 1,315
Audit Fee ,664 1,505
Profitabilitas ,538 1,859
Leverage ,473 2,114
Ukuran Perusahaan ,425 2,355
Capital Intensity ,542 1,843
a. Dependent Variable: Agresivitas pajak
Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,00914
Cases < Test Value 42
Cases >= Test Value 42
Total Cases 84
Number of Runs 45
Z ,439
Asymp. Sig. (2-tailed) ,661
a. Median
138
Uji Heterokedastisitas Uji Spearman Rho
139
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,742a ,551 ,515 ,11736395
a. Predictors: (Constant), Capital Intensity, Ukuran Perusahaan, Audit
Fee, Ukuran KAP, Profitabilitas, Leverage
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,299 6 ,216 15,717 ,000b
Residual 1,061 77 ,014
Total 2,360 83
a. Dependent Variable: Agresivitas pajak
b. Predictors: (Constant), Capital Intensity, Ukuran Perusahaan, Audit Fee, Ukuran KAP,
Profitabilitas, Leverage
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,024 ,371 -,064 ,949
Ukuran KAP ,033 ,042 ,068 ,780 ,438
Audit Fee 22,998 3,020 ,714 7,615 ,000
Profitabilitas ,096 ,132 ,076 ,726 ,470
Leverage ,092 ,088 ,117 1,052 ,296
Ukuran Perusahaan ,004 ,013 ,033 ,278 ,782
Capital Intensity ,079 ,081 ,101 ,975 ,332
a. Dependent Variable: Agresivitas pajak