21
Sejarah dan Cara Kerja Televisi Ary Eko W.S (14301020018) Taufiq Akbar (14301020019) Rahmat (14301020020) Muhammad Akbar (14301020021) Wahyudi Siraju (14301020023) Irwan (14301020024) Muhammad Said F (14301020025)

Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Cara kerja televisi

Citation preview

Page 1: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

Sejarah dan Cara Kerja Televisi

Ary Eko W.S (14301020018)

Taufiq Akbar (14301020019)

Rahmat (14301020020)

Muhammad Akbar (14301020021)

Wahyudi Siraju (14301020023)

Irwan (14301020024)

Muhammad Said F (14301020025)

Page 2: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

Sejarah Televisi

Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.

Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun perusahaan. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun.

Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.

1876 - George Carey menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai Sinar Katoda.

1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut Teleskop Elektrik dengan resolusi 18 garis.

1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.

1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan oleh ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi cikal bakal televisi layar tabung.

1900 - Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.

1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.

1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.

1923 - Vladimir Kozma Zworykin, mendaftarkan paten atas namanya untuk penemuannya, kinescope, televisi tabung pertama di dunia.

Setahun kemudian, dia mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat dan menyelesaikan studi doktornya di Universitas Pittsburgh. Vladimir lahir di Rusia, 30 Juli 1889. Dia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. Dia bekerja di perusahaan elektronik RCA dan selama 1930 hingga 1940-an, perusahaan itu memanjakannya dengan menguras dana US$ 150 juta untuk produksi teknologi televisi. Keterbukaan Zworykin pada kritik,

Page 3: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

membuatnya menemukan penemuan baru lagi. Sebuah kamera tabung. Ini melengkapi teknologi televisi tabung penemuannya. Penemuan itu dinamakannya iconoscope, berasal dari bahasa Yunani, icon yang berarti citra dan scope yang berarti mengamati. Ia meninggal karena usia tua pada 29 Juli 1982. Dialah yang kemudian sebagai Sang Penemu Televisi. (1889-1982).

1939 - tepatnya tanggal 11 Mei, untuk pertama kalinya, sebuah pemancar televisi dioperasikan di kota Berlin, Jerman. Dengan demikian, dunia mulai berkenalan dengan alat komunikasi secara visual. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai penghargaan terhadap Powel Nipkov, ilmuwan terkenal Jerman dan salah seorang penemu peralatan televisi.

1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.

1956 - Robert Adler kelahiran Amerika Serikat bersama rekannya Eugene Polley, menemukan remote control televisi. Walaupun bukan televisinya, tetapi penemuannya menjadi sangat penting bagi teknologi televisi. Dia meninggal dalam usia 93 tahun. Penerima penghargaan Emmy tahun 1997 karena penemuannya itu mendapatkan lebih dari 180 paten Amerika selama karir 58 tahunnya. Menurut istrinya, pengendali jarak jauh televisi itu bukanlah penemuan favoritnya dan dia jarang menonton televisi.

1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan layar televisi dikemukakan oleh Dr. Glenn Brown.

1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.

1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.

1968 - Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.

1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.

1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.

1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.

1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.

1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.

2000-an, masing-masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Page 4: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

2008 dan seterusnya, menyusul perkembangan televisi digital di negara-negara Amerika dan Eropa, Indonesia juga akan menerapkan sistem penyiaran Televisi digital (Digital Television/DTV) adalah jenis TV yang menggunakan Modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi.

Latar belakang pengembangan televisi digital:

-Perubahan lingkungan eksternal

-Pasar TV analog yang sudah jenuh

-Komplain adanya noise, ghost dll

-Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel (Cable Television)

Perkembangan teknologi :

-Teknologi pemrosesan sinyal digital (Digital Signal Processor)

-Teknologi transmisi digital

-Teknologi semikonduktor

-Teknologi peralatan display yang beresolusi tingggi

Keunggulan televisi digital :

-High Definition. 5~6 kali lebih halus dibanding televisi analog

-Finest sound. Kemampuan mereproduksi suara seperti sumber aslinya

-Multifunction. Memberi kemampuan untuk merekam dan mengedit siaran

-Multichannel (satu saluran dapat diisi lebih dari 5 program yang berbeda)

Page 5: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

Cara Kerja Televisi dalam Menampilkan Siaran

Keterangan:

1. Antena berfungsi untuk menangkap belombang yang dipancarkan oleh stasiun televisi.

2. Sinyal yang datang dialirkan menuju ke colokan antena yang ada pada televisi.3. Sinyal yang datang membawa gelombang suara dan gambar karena gelombang yang

diterima antena tv lebih dari satu macam (contoh gelombang stasiun RCTI, ANTV, GLOBAL TV, SCTV, TRANS 7, dll). Sirkuit di dalam televisi memisahkan gelombang ini (berupa suara dan gambar) sesuai dengan saluran tv yang kamu pilih kemudian diproses lebih lanjut. Alat pemisah disebut Tunner.

4. Sirkuit penembak elektron menggunakan sinyal gambar ini untuk diproses ulang dengan bantuan kamera tv.

5. Bagian ini menembakan tiga elektron (merah, hijau dan biru) menuju tabung sinar katoda.

6. Berkas elektron menerobos suatu cincin elektromagnet. Elektron dapat dikendarai oleh magnit sebab mereka mempunyai elektron negatif. Dan berkas elektron ini akan bergerak bolak-balik di layar televisi.

7. Berkas cahaya ini akan diarahkan ke layar yang diberi bahan kimia berupa fosfor. Saat berkas elektron ini mengenai fosfor akan menampilkan titik-titik warna merah, hijau dan biru. Yang tidak kena tetap berwarna hitam. Kombinasi-kombinasi warna inilah yang menghasilkan gambar di televisi.

8. Gelombang suara akan diproses pada bagian ini untuk menghilangkan berbagai gangguan.

9. Sinyal suara yang sudah disaring dikeluarkan melalui alat yang disebut speaker.

Page 6: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

Sistem Kerja TV Digital

Konsep Penerima Broadcast HDTV

Penerimaan  siaran broadcast HDTV pada dasarnya sama saja dengan TV analog,

hanya saja piranti yang di pakai dan cara pemerosesan sinalnya yang berbeda. Sama seperti

TV analog , stasiun TV digital memancarkan gelombang elektromagnetik termodulasi dengan

frekuensi tertentu sesuai dengan frekuensi yang dipakai oleh chanel tersebut. Kemudian

sinyal diterima oleh piranti penerima sinyal, lalu diolah oleh receiver, dan akhirnya

ditampilkan pada layar televise dan speaker. Gelombang elektromagnetik yang di pancarkan

pada TV Digital berbeda dengan TV analog. Pada TV digital menggunakan modulasi digital,

dimana gelombang informasi merupakan data-data digital berupa bit-bit biner.

Komponen system HDTV pada transmisi satelit :

1. HDTV Monitor

2. HD Satellite Receiver

3. Standard satellite dish(didalamnya terdapat booster, demodulator, dan decoder)

4. HDMI cable, DVI-D and audio cables, or audio and component video cables

Proses yang terjadi pada system HDTV:

1. Sinyal diterima oleh antenna atau parabola(bisa juga dengan kabel)

2. Oleh penguat sinyal dikuatkan

3. Di pisahkan sinyal informasi dan sinyal pembawa oleh demodulator

4. Data digital yang terkode di-decode oleh decoder

5. Ditampilkan oleh layar TV dan speaker

Page 7: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

Piranti Penguat dan Penerima Sinyal

Definisi Penguat dan Penerima Sinyal HDTV

Menurut Wikipedia, HDTV (High Definition Television) atau Televisi Definisi

Tinggi adalah sejenis sistem penyiaran televisi yang memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi

dibandingkan format-format resolusi biasa, yaitu NTSC, SECAM, dan PAL.

Jadi, definisi  penguat dan penerima sinyal HDTV adalah alat yang digunakan untuk

memperkuat dan menerima tanda (isyarat) yang digunakan pada sistem penyiaran televisi

yang memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dibandingkan format-format resolusi biasa.

1. Piranti Penguat dan Penerima Sinyal HDTV

Alat/piranti yang digunakan untuk memperkuat dan menerima sinyal HDTV yang

digunakan saat ini adalah antena, kabel, dan satelit.

2. Antena

Untuk mendapatkan sinyal tanpa mempermasalahkan jarak antara lokasi stasiun

pemancar dengan rumah (melalui udara), dibutuhkan antena yang akan menangkap sinyal

pancaran. Antena tersebut dapat merupakan antena yang diletakkan di atap rumah atau di

loteng. Jenis antena yang baik untuk digunakan adalah antena untuk sinyal digital, namun

antena UHF/VHF dapat pula digunakan.

3. Kabel

Kabel yang digunakan untuk menangkap sinyal digital untuk HDTV adalah kabel

serat optik. Kabel serat optik terbuat dari kaca yang dapat mentransmisikan sinar cahaya dari

suatu tempat dan ke tempat lain dan mengubahnya menjadi energi listrik.

Proses transmisi yang dilakukan dalam sistem serat optik ternyata memiliki

kelebihan-kelebihan yaitu karena menggunakan cahaya maka kapasitas informasi yang dapat

dibawa sangat besar dibandingkan sistem komunikasi lainnya, ukuran kabelnya yang kecil

dan ringan memudahkan pengangkutan pemasangan di lokasi yang diinginkan. Ketidak

adanya interfensi atau kebalnya kabel serat optik ini terhadap gelombang lain akan

memungkinkan kabel dipasang pada tegangan tinggi. Selain itu, penjagaan data yang ketat

Page 8: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

menyebabkan sulitnya informasi untuk dibajak kecuali timbulnya kerusakan pada fisik kabel,

dan redaman transmisi yang kecil membuat sistem ini menggunakan repeater yang sedikit.

Karena gambar dan suara dapat ditransmisikan dengan baik dengan menggunakan

kabel serat optik ini, maka kualitas gambar dan suara yang dapat ditampilkan pada layar

televisi pun menjadi lebih baik sehingga kabel serat optik turut pula berpengaruh pada

perkembangan HDTV

4. Satelit

Cara untuk mendapatkan sinyal digital untuk HDTV adalah dengan menggunakan

satelit. Namun untuk menggunakan satelit untuk menangkap sinyal digital diperlukan

berlangganan pada program TV berlangganan. Cara  kerjanya adalah:

1. Receiver menerima pancaran data digital dalam format MPEG-2 terenkripsi

2. Data masuk ke conditional access module, yang berisi algoritma pembuka enkripsi

3. Conditional access module memeriksa smart card yang berisi otorisasi pelanggan

4. Bila otorisasi diterima, conditional access module membuka data. Jika kode ditolak data

tetap teracak/terenkripsi

5. Receiver melakukan decoding data dan menampilkannya.

Gambar:

Satu set penerima, penguat, demodulator, dan decoder

Page 9: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

5. Penguat

Gelombang yang diterima oleh penerima sinyal merupakan gelombng

elektromagnetik yang lemah. Oleh karena itu, sebelum bisa diolah untuk proses selanjutnya

perlu dikuatka terlebih dahulu. Gelombang yang diterima diperkuat oleh amplifier menjadi

gelombang yang lebih kuat, gelombang hasil penguatan akan memiliki amplitude dan arus

yang jauh lebih besar dari gelombang asal.

Perbandingan HDTV dengan SDTV

Perbandingan visual resolusi layar televisi

Page 10: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

Kelebihan HDTV

1. Tidak ada kecacatan pada skrin TV akibat isyarat lemah atau sinyal lemah

2. Warna pada layar TV  lebih terlihat realistis karena lebar jalur yang lebih besar

Kelemahan HDTV

1. Biaya yang di keluarkan lebih besar dari SDTV

2. Pengguna HDTV terbatas karena faktor kecanggihan teknologi. Contoh TV yang

menggunakan HDTV : Panasonic Viera Line Expands.

Piranti penguat dan penerima sinyal pada HDTV adalah antena, kabel, parabola, dan

amplifier.

Ketiga piranti ini tidak digunakan berhubungan satu dengan yang lain karena masing-masing

piranti memiliki cara kerja masing-masing.

Apabila menggunakan piranti berupa antena maka sinyal dapat diperoleh secara gratis

sedangkan apabila memilih piranti berupa kabel atau satelit biasanya harus berlangganan

Page 11: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

pada suatu privider tertentu untuk mendapatkan mutu sinyal yang bagus dan akhirnya dapat

di tampilkan pada layar HDTV.

Demodulator HDTV

High Definition Television atau HDTV menggunakan modulasi digital QPSK dalam

transmisi pengiriman gambarnya.  QPSK atau quaternary atau quadriphase PSK atau 4-PSK,

merupakan salah satu bentuk dari modulasi PSK(phase shift-keying), yang sering digunakan.

PSK sendiri adalah salah satu jenis dari sinyal modulasi yang menyampaikan data dengan

melihat perubahan fase (phase) dari gelombang yang ada. PSK mempunyai dua cara

fundamental dalam mengiterpretasikan data yang ada, yaitu :

Dengan melihat phase dari sinyal itu sendiri. Cara ini mengharuskan demodulator

mempunyai referensi dari carrier yang digunakan, untuk dapat mengcompare sinyal yang

masuk, sehingga bisa mendapatkan sinyal aslinya

Dengan melihat perubahan (changes) – Differential PSK (DPSK)- Cara ini

mempunyai tingkat kesalahan yang lebih rendah dibandingkan dengan cara pertama

Selain itu, QPSK menggunakan gray coding, dalam system pengcodeannya. Hal ini

jika dilihat pada gamabr di atas, maka dua symbol yang berdampinyang di bedakan oleh satu

bit.  Sehingga  mempunyai tingkat kesalahan yang lebih rendah ketimbang PSK yang

berbentuk simple -Binary PSK (BPSK)-, yang hanya menggunakan dua fase.

Demodulator pada QPSK dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sinyal QPSK yang masuk kemudian

dipisahkan menjadi 2 sinyal yang berbeda, yang masing-masing mengiterpretasikan bit yang

berbeda pula. Bit-bit ini biasa disebut dengan even bit dan odd bit. Even-bit menempati bit

pertama pada sinyal asli.

Page 12: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

Setelah sinyal QPSK diterima olehpenerima sinyal dan dikuatkan oleh amplifier

(penguat), demodulator kemudian memisahkan sinyal tersebut menjadi dua seperti pada

penjelasan sebelumnya.  Lalu setiap sinyal yang telah dipisahkan masuk kedalam decision

device, yang akan memutuskan sinyal tersebut sesunguhnya mengiterpretasikan bit apa. Lalu

hasil keluaran dari device-device tersebut kemudian digabungkan oleh multiplexer.

Bentuk decision device disini adalah mengcompare sinyal  yang masuk dengan

carriernya. Sehingga didapatkan gelombang sinyal  aslinya. Caranya adalah jika sinyal asli

tersebut ternyata berkebalikan dengan sinyal carriernya, maka sinyal tersebut mengalami

pelemahan yang diartikan sebagai bit 0. Sedangkan untuk gelombang sinyal yang sama, maka

akan mengalami penguatan, yang kemudian diartikan sebagai nilai 1.

Cara diatas cukup simple namun mempunyai tingkat kesalahan yang cukup tinggi.

Oleh karena itu, digunakanlah system DPSK untuk menanggunglanginya. DPSK (Differential

phase shift-keying), sebenarnya hanyalah salah satu dari bentuk code biasa. Namun bentuk

sinyal modulasinya bukanlah bentuk code  biner biasa, tetapi code yang mencatat perubahan

dari code biner tersebut. Sehingga pada demodulator menentukan perubahan dari fase sinyal

yang masuk.

Decoder

Setelah didapatkan bit stream dari proses demodulasi, proses selanjutnya adalah

decoding. Bit stream yang didapat merupakan data biner dari file video digital. Grand

Alliance HDTV standard mengadopsi format video MPEG-2 standard sebagai format video

dalam broadcasting HDTV. Salah satu format video yang biasa dipakai dalam HDTV adalah

format video 1920×1088 pixel 30 frame per detik. Dibandingkan dengan Standard Digital

Television(SDTV), Digital High Definition Television(HDTV) memiliki kualitas gambar dan

suara yang jauh lebih baik dari SDTV, akan tetapi keuntungan yang didapat dari HDTV harus

ditebus dengan kebutuhan bandwidth yang lebih besar dan kinerja decoder yang lebih tinggi.

Bit stream dari sebuah HDTV per detiknya sekitar enam kali lipat dari pada SDTV. Oleh

karena itu, decoder biasa yang dipakai dalam SDTV. Salah satu konsep decoder yang dipakai

untuk memenuhi kebutuhuan kinerja decoder sebuah HDTV adalah konsep parallel decode

processing. Pada decoder tipe ini digunakan lebih dari satu buah baseline decoder untuk

memproses bit stream dari sebuah sumber. Konsepnya bisa dianalogikan dengan beberapa

orang pekerja yang bersama-sama menyelesaikan sebuah pekerjaan. Sehingga diharapkan

Page 13: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

proses decoder akan berlangsung jauh lebih cepat dan dapat memenuhi kinerja yang dituntut

oleh HDTV.

Implementasi  dari konsep parallel decoder processing yang banyak dipakai adalah

dual decoder architecture. Skema sebuah dual decoder architecture HDTV dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Berikut penjelasan fungsi dan configurasi dari setiap unit pada skema diatas:

1. Dua buah external memory digunakan untuk menyimpan anchor picture yang dihasilkan

saat proses decoding. Ada dua buah anchor picture yang disimpan secara terpisah pada

masing-masing modul external memory. External memory juga digunakan untuk

menyimpan VBV(video buffer verified) selama proses. Synchronous Dynamic Read Only

Memory (SDRAM) dapat digunakan sebagai external memory.

2. External Memory Interface (EMIF) digunakan untuk pengaturan keluar masuk data dan

akses ke atau keluar external memory. Selain itu EMIF juga berperan dalam pembagian

data yang akan menuju madul memory pertama atau kedua.

3. Micro-controller berperan sebagai pengatur parameter decoding, seperti  type dan alamat

macroblock(MB) yang sedang diproses, atau mengkalkulasi actual motion vector. Tugas

penting lainnya dari micro-controller adalah untuk mensinkronisasi kerja kedua buah

Page 14: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

baseline decoder dan untuk men-trigger proses IDCT(Inverse Discrete cosine transform)

pada tiap-tiap baseline decoder.

4. Variable-length decoder (VLD) berguna untuk mendecode variable-length pada

macroblock header dan mengkuantisasi DCT(discrete cosine transform) koefisien.

5. Dua buah baseline decoder dimana setiap baseline terdiri dari tiga unit fungsional, yaitu:

IQ/IZZ(Inverse Quantization/Inverse Zigzag ordering), IDCT(Inverse DCT operation),

dan MC(Motion Compensation).

Format MPEG-2 membagi data video kedalam macroblock, dimana setiap macroblock

berderet sesuai dengan urutannya. Proses yang terjadi selama decoding meliputi: masuknya

data pada bitstream FIFO, lalu masuk ke VLD buffer, pembacaan header dan endblock sign,

serta proses decode header oleh VLD, IQ/IZZ, dan IDCT. Jika motion compensation

diperlukan, maka MC akan berkerja setelah MB header selesai dibaca oleh VLD. Hasil dari

IDCT dan MC akan digabungkan menjadi satu decoded data untuk kemudian disalurkan ke

piranti display dan disimpan ke memory sebagai anchor picture untuk proses berikutnya.

Setiap macroblock pada format MPEG-2 akan diakhiri dengan symbol VLC EOB(end of

block). Struktur ini digunakan oleh microcontroller untuk mengatur pembagian tugas dua

buah baseline decoder. Setiap baseline akan men-decode data secara block per block. Dimana

salah satu baseline akan mendecode block bernomor urut ganjil, sementara baseline lainnya

mendecode data bernomor urut genap. Misalnya, VLC akan mengontrol DEMUX untuk

mengalirkan bitstream ke baseline pertama hingga EOB terbaca. Bitstream selanjutnya

setelah EOB terbaca akan disalurkan ke baseline kedua. Setelah EOB kembali terbaca oleh

VLC bitstream akan kembali dialihkan ke baseline pertama. Begitu seterusnya selama proses

decoding. Sehingga pada akhirnya akan membuat salah satu baseline memproses MB ganjil

dan yang lainnya memproses MB genap.

Pada masing-masing baseline akan memproses bitstream yang diterimanya. VLD, IQ/IZZ, 

IDCT dan MC Unit adalah unit yang akan melakukan proses decoding hingga akhirnya akan

diperoleh data raw video yang dimengerti oleh display engine yaitu berupa data brightness

dan warna (YCbCr) serta audio untuk speaker.

Berikut skema sederhana sebuah decoder MPEG-2:

Page 15: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

Piranti penyajian Gambar

Setelah melalui sebuah receiver, tentunya sinyal yang sudah diolah memerlukan

piranti penyajian. Piranti penyajian yang dimaksud di sini adalah televisi digital dalam hal ini

HDTV.

HDTV dapat menampilkan gambar pada resolusi 480p, 720p, 1080i, dan 1080p.

Namun pada umumnya siaran High Definition TV menggunakan resolusi 720 dan 1080.

Transisi gambar pada HDTV biasanya berkisar antara 24, 30, dan 60 fps (frame per second).

Pada mode interlaced, transisi frame terbagi menjadi 2 kelompok garis-garis

horizontal (field). TV dengan resolusi 1080i dan frame rate 60i berarti menggunakan mode

transisi gambar interlaced, memiliki 1080 garis horizontal dan menghasilkan pergantian field

sebanyak 60 kali tiap detiknya. Namun, setiap pergantian field hanya akan merubah 540

horizontal pada layar, sehingga untuk memperoleh pergantian gambar (frame) secara utuh

memerlukan 2 kali pergantian field. Kelemahan pada mode transisi gambar semacam ini

adalah pada saat menampilkan siaran yang berupa gambar-gambar yang cepat (seperti balap

mobil) yang akan menyebabkan terjadinya pergeseran di antara kedua bagian tersebut yang

mengakibatkan gambar akan tampak pecah-pecah (kabur).

Pada mode progresive, transisi frame dilakukan secara keseluruhan. TV dengan

resolusi 1080p dan frame rate 60p berarti menggunakan transisi gambar progressive,

memiliki 1080 garis horizontal dan menghasilkan pergantian frame sebanyak 60 kali tiap

Page 16: Cara Kerja Televisi Dalam Menampilkan Siaran

detiknya. Setiap pergantian frame akan menghasilkan 1080 perubahan garis pada layar,

sehingga hanya memerlukan transisi frame satu kali untuk transisi gambar secara utuh. Pada

mode transisi gambar semacam ini tidak akan ada masalah gambar terlihat kabur ketika

gambar yang ditayangkan adalah gambar-gambar yang memerlukan pergantian frame secara

cepat.