Upload
mbah-karto
View
202
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
masang MCB yg beneran
Citation preview
Cara Membagi Arus dengan Box MCB (Pressto)
Berikut ini aku akan jelaskan bagaimana cara membagi arus listrik di Box Sekering atau
MCB. postingan ini kelanjutan dari postingan Cara Pemasangan Box MCB dirumah. sudah
pernah aku bahas sebelumnya. dalam membagi Arus listrik ini kita harus tahu berapa daya yang masuk
ke Box MCB dan berapa arus daya yang harus kita bagi, alat yang digunakan untuk mengukurnya
adalah Tang Arus atau Daya, atau bisa juga dengan alat ukur AVO Meter.
aku postingkan cara membagi daya listrik ini ada dari salah satu teman yang bertanya kemarin di salah
satu media jejaring sosial. dan juga untuk lengkapi postingan Cara memasang Box MCB biar kita
semua tahu cara memasangnya. atau bisa dibilang "biar tidak setengah-setengah". mari kita mulai tips ini
silahkan lihat pada gambar dibawah ini.
buat sobat yang belum tahu cara memasang Box MCB silahkan buka dulu sebelum kita lanjutkan
tips ini. buat yang sudah memabaca silahkan langsung saja kita praktekkan seperti dibawah ini
penjelasannya.
kalau anda lihat pada gambar diatas pada prinsipnya sama dengan cara memasang Box MCB
atau memasang Fuse BOX perbedaannya hanya di pembagian akhir arus menuju Instalasi sirkit
akhir. nah kita mulai saja dari kable hitam yang dari KWH meter, untuk cara memasang KWH meter
silahkan buka dulu buat sobat yang belum tahu cara memasang KWh Meter.
1. lihat pada gambar diatas kable NYM masuk MCB yang berada di Box sekering pada prinsipnya
cara pemasangan kable Hitam adalah sama keluar dari KWH meter masuk ke MCB, namun untuk
pada gambar kita harus mencabang, caranya lihat pada gambar.
2. kable Biru, disini kable biru masuk ke terminal konektor kable dari KWH meter dan di konek
dengan kable biru yang menuju Installasi, cara pemasangannya seperti pada gambar.
3. kable Kuning atau Loreng. masuk ke Terminal Konektor dari Kwh Meter dan dikonek dengan
kable Kuning yang menuju ke installasi sirikit.
semua tutorial ini bisa disimpulkan pada gambar diatas, untuk mengukur arus seperti yang sudah aku sebut diatas yaitu Tang Arus/Daya. mungkin hanya itu yang bisa aku bagikan Cara Membagi Arus dengan Box MCB (Pressto). semoga tipsku kali ini bermanfaat bagi anda.
Berikut ini saya akan jelaskan cara pemasangan Box MCB pada installasi rumah tangga.
Box MCB ini seringkali kita jumpai pada installasi rumah tangga gaya hidup masa kini. dengan adanya
Box MCB ini keamanan para pengguna listrik akan terjamin dari bahaya konsleting listrik dan tentu saja
bahaya kebakaran karena Box MCB ini merupakan Terminal kedua setelah MCB pada KWH meter listrik.
biasanya Box MCB ini dipasang dan di tanam dinding dalam rumah dan juga untuk membagi aliran listrik
yang disalurkan ke ruangan-ruangan rumah dengan pembatas di Box MCB ini sendiri, berikut
ini gambar pemasangan Box MCB dengan menggunakan satu MCB.
lihat pemasang kable pada gambar di atsa. pada prinsipnya kable untuk pemasangan installasi rumah
menurut PUIL yang berlaku adalah Hitam pada fasa, Biru pada Netral dan Kuning atau Loreng pada
Grounding. nah saya jelaskan satu persatu menurut gambar diatas. sebernarnya Artikel ini berkaitan
dengan Cara Pemasangan KWH Meter Prabayar.
1. Kable Hitam, kable hitam bermuatan listrik positif atau kable fasa dari MCB KWH Meter masuk ke
MCB dalam Box MCB dan keluar menuju installasi rumah cara pemasangannya seperti diatas yaitu dari
KWH masuk ke MCB dan keluar menuju Installasi
2. Kable Biru, kable biru bermuatan arus negatif atau Netral dari KWH Meter menuju ke installasi, cara
pemasangnnya lihat pada gambar karena tidak mungkin kable biru sampai ke Installasi berikutnya maka
kabel biru disambung di terminal yang telah di sediakan oleh Box MCB.
3. Kable Kuning atau Loreng, Kable kuning atau loreng ini bermuatan arus negatif karena di
dapatkan dari grounding pembumian. biasanya kable kuning ini dipakai untuk pembumian dan dipasang
hanya di stop kontak saja. kable kuning ini sesuai fungsinya hanya untuk pembuamian atau penangkal
petir. dan cara pemasangannya sama dengan kable biru yaitu karena takmungkin kable kuning sampai
ke terminal maka kable kuning kable kuning harus disambung di termnal yang sudah disediakan oleh Box
MCB.
nah sekarang anda akan sedikit tahu Cara Pemasangan Box MCB dirumah, lantas kalau MCB
yang akan kita pasang lebih dari satu buah bagaimana? seperti cara diatas yaitu kable Hitam dari KWH
Meter kita cabang ke MCB berikutnya saja. dan untuk ke installasi selanjutnya pastinya sendiri-sendiri.
mungkin hanya itu saja yang bisa aku bagikan kehadapan anda semoga artikelku ini bisa bermanfaat dan
berguna, silahkan baca juga cara mengatasi listrik sering anjlog atau jegleg. semoga
suksues dan jangan lupa sering mampir ke Blog Giga Watt karena aku kan menambah pengalaman-
pengalaman tentang listrik lainnya.
Berikut ini saya akan jelaskan cara pemasangan Box MCB pada installasi rumah tangga.
Box MCB ini seringkali kita jumpai pada installasi rumah tangga gaya hidup masa kini. dengan adanya
Box MCB ini keamanan para pengguna listrik akan terjamin dari bahaya konsleting listrik dan tentu saja
bahaya kebakaran karena Box MCB ini merupakan Terminal kedua setelah MCB pada KWH meter listrik.
biasanya Box MCB ini dipasang dan di tanam dinding dalam rumah dan juga untuk membagi aliran listrik
yang disalurkan ke ruangan-ruangan rumah dengan pembatas di Box MCB ini sendiri, berikut
ini gambar pemasangan Box MCB dengan menggunakan satu MCB.
lihat pemasang kable pada gambar di atsa. pada prinsipnya kable untuk pemasangan installasi rumah
menurut PUIL yang berlaku adalah Hitam pada fasa, Biru pada Netral dan Kuning atau Loreng pada
Grounding. nah saya jelaskan satu persatu menurut gambar diatas. sebernarnya Artikel ini berkaitan
dengan Cara Pemasangan KWH Meter Prabayar.
1. Kable Hitam, kable hitam bermuatan listrik positif atau kable fasa dari MCB KWH Meter masuk ke
MCB dalam Box MCB dan keluar menuju installasi rumah cara pemasangannya seperti diatas yaitu dari
KWH masuk ke MCB dan keluar menuju Installasi
2. Kable Biru, kable biru bermuatan arus negatif atau Netral dari KWH Meter menuju ke installasi, cara
pemasangnnya lihat pada gambar karena tidak mungkin kable biru sampai ke Installasi berikutnya maka
kabel biru disambung di terminal yang telah di sediakan oleh Box MCB.
3. Kable Kuning atau Loreng, Kable kuning atau loreng ini bermuatan arus negatif karena di
dapatkan dari grounding pembumian. biasanya kable kuning ini dipakai untuk pembumian dan dipasang
hanya di stop kontak saja. kable kuning ini sesuai fungsinya hanya untuk pembuamian atau penangkal
petir. dan cara pemasangannya sama dengan kable biru yaitu karena takmungkin kable kuning sampai
ke terminal maka kable kuning kable kuning harus disambung di termnal yang sudah disediakan oleh Box
MCB.
nah sekarang anda akan sedikit tahu Cara Pemasangan Box MCB dirumah, lantas kalau MCB
yang akan kita pasang lebih dari satu buah bagaimana? seperti cara diatas yaitu kable Hitam dari KWH
Meter kita cabang ke MCB berikutnya saja. dan untuk ke installasi selanjutnya pastinya sendiri-sendiri.
mungkin hanya itu saja yang bisa aku bagikan kehadapan anda semoga artikelku ini bisa bermanfaat dan
berguna, silahkan baca juga cara mengatasi listrik sering anjlog atau jegleg. semoga
suksues dan jangan lupa sering mampir ke Blog Giga Watt karena aku kan menambah pengalaman-
pengalaman tentang listrik lainnya.
Warna Kabel Instalasi Listrik bersadarkan PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik)
ARTI & FUNGSI WARNA KABEL INSTALASI LISTRIK DI RUMAHPOSTED BY MUHAMAD NURDIN FATHURROHMAN POSTED ON 4:22 PM WITH 3 COMMENTS
Pengetahuan tentang warna kabel akan mempermudah klita dalam memasang peralatan listrik,
selain itu dapat mencegah terjadinya konsleting.
Terdapat berbagai macam warna kabel yang dibuat oleh setiap produsen kabel di seluruh dunia, tak
terkecuali pewarnaan pada kabel yang digunakan untuk instalasi di rumah. Apapun jenis dan merek
kabelnya maka warna kabelnya tetaplah sama yaitu merah, kuning, hitam, biru, dan kuning strip
hijau.
Dibuatnya beberapa warna kabel yang berbeda bertujuan untuk memudahkan dalam pemasangan
dan perawatan sehingga tidak akan tertukar antara satu kabel dengan yang lainnya, karena
pemasangannya sesuai dengan arti dan fungsi dari masing-masing kabel tersebut, untuk lebih
jelasnya mengenai warna kabel tersebut silahkan baca penjelasannya di bawah ini:
Warna isolasi kabel: merah, kuning, hitam. Fungsi: dipakai untuk muatan
listrik positiip/fasa/api. Ciri: kabel akan nyetrum bila tersentuh kulit dan bila diuji dengan
tespen maka tespen itu akan menyala.Sumber: Muatan listrik positip bersumber dari kabel
PLN yang terpasang di tiang listrik
Warna isolasi kabel: Biru, Fungsi: kabel ini khusus untuk muatan listrik
negatip. Ciri: kabel tidak nyetrum bila disentuh kulit.Bila diuji dengan tespen maka tespen
tidak akan menyala, Sumber: Muatan listrik negatip bersumber dari kabel PLN yang
terpasang di tiang listrik
Warna isolasi kabel: Kuning strip hijau, Fungsi: kabel ini khusus dialiri oleh
muatan listrik arde yang diambil dari tanah(grounding). sumber: grounding didapat dengan
cara menanam pipa logam ke dalam tanah yang nantinya akan dipasang pada setiap
terminal stopkontak. Pada umumnya jalur kabel grounding yang dipasang oleh petugas
instalatir akan disatukan dengan kabel negatip yang bersumber daeri PLN. Untuk
mendapatkan kualitas grounding yang baik maka kita harus membuat jalur grounding sendiri
yang tersipah dari jalur instalasi yang dipasang oleh instalatir.
Pada umumnya beberapa jenis kabel Seperti NYA, NYM, dan NYY memiliki tiga warna kabel yang
berbeda di dalamnya, warna ketiga kabel itu adalah; biru, kuning, dan hitam, maka untuk
pemasangan ketiga warna kabel tersebut adalah:
kabel warna biru: dipakai untuk muatan listrik negatip/netral
Kabel warna kuning: dipakai untuk grounding /pentanahan
Kabel warna hitam:dipakai untuk muatan listrikpositip/fasa/api.
Dengan pemasangan yang benar diharapkan tidak akan terjadi hubungan pendek yang dapat
mengakibatkan kebakaran
Selain warna kabel yang harus benar pemasangannya ternyata ukuran diameter kabelpun harus
sesuai dengan SNI dan PUIL. Menurut PUIL besarnya kapasitas hantaran kabel dinamakan dengan
kuat hantar arus atau yang disingkat dengan nama KHA. Bagi anda yang akan memasang kabel
listrik di rumah sebaiknya memperhatikan juga ukuran diameter kabel yang akan dipasang dengan
memperhatikan beberapa pedoman di bawah ini:
Pilihlah ukuran kabel; yang sesuai dengan daya listrik yang ada, arus listrik yang melebihi
KHA dari kabel akan menyebabkan kabel tersebut menjadi panas, bila panasnya melebihi
batas ketahanan isolasinya maka kabelpun akan terbakar yang beresiko menjadi penyebab
kebakaran rumah. Untuk jalur kabel dari meteran ke MCB gunakanlah kabel dengan
diameter 4mm, sedangkan untuk jalur utama instalasi listrik dapat menggunakan kabel yang
berukuran 2,5mm, sedangkan untuk percabangan ke saklar dan lampu menggunakan kabel
dengan diameter 1,5mm.
Perhatikan juga bila kemungkinan ada rencana penambahan daya ke depannya, maka
sebaiknya memakai ukuran kabel yang lebih besar, agar saat penambahan daya tidak perlu
lagi mengganti ukuran kabel kecuali kabel yang sudah rusak dan lapuk.
Rumus Menentukan Diameter Kabel
1. UmumMembahas mengenai media transfer energi listrik, maka pembahasannya tidakterlepas dari kabel yang digunakan. Karena sejauh ini media untuk menghantarkan listrik,khususnya untuk instalasi tenaga (power) masih membutuhkan kabel sebagai mediapenghantarnya, meskipun sesuai dengan yang pernah saya baca telah ada yangmenemukan terobosan menggunakan wireless, tapi itupun belum banyak digunakan danmasih dianggap oleh banyak kalangan sebagai sesuatu yang kurang efektif. Oleh karenaitu landasan teori yang akan kita gunakan dalam pembahasan ini adalah mengenaipenentuan diameter kabel, kemampuan dalam menghantarkan arus dan rumus-rumusyang digunakan. Biasanya yang telah banyak dilakukan dalam menentukan diameter kabel untukperencanaan sebuah instalasi tenaga adalah dengan menggunakan tabel yang dikeluarkanoleh pabrikan pembuat kabel tersebut. Contoh tabel tersebut adalah sebagai berikut :
Akan tetapi bila diperhatikan tabel dari antara pembuat kabel satu dengan lainnyaangkanya ada yang berbeda, walaupun tidak berbeda jauh. Hal itu bisa dimaklumi karenadalam memberi toleransi lebih antara orang satu dengan lainnya berbeda. Perbedaanangka tersebut juga bergantung dari jenis isolasi kabel yang digunakan, apakah PVC(polyvinyl chloride), TPE (thermo plastis elastomer) atau PUR (polyurithane). Perbedaantersebut juga disebabkan oleh penempatan kabel, apakah ditempatkan di udara bebas, ditanam dalam tanah atau dalam air.Dengan bergantung pada tabel tersebut, tentunya sebagian dari kita sebagai oranglistrik akan timbul ketidakpuasan. Tidak puas karena kita pernah mempelajari hukumhukum listrik salah satunya adalah hukum ohm yang pastinya akan selalu ber korelasidengan penentuan diameter kabel listrik dalam kemampuaanya membawa arus.Bagaimana kalau tegangan, panjang kabel, jenis konduktor yang akan kita gunakanberbeda, apakah penggunaan tabel tersebut masih berlaku untuk kita jadikan acuan ?
Nah, ini yang akan kita bahas lebih lanjut dalam landasan teori ini.
3.2 Teori Pendukung 3.2.1 Rumus untuk menentukan diameter kabelDalam merencana sebuah instalasi tenaga listrik, maka langkah awal setelahkita mengetahui berapa tegangan listrik serta daya yang dibutuhkan adalahmenentukan diameter kabel yang akan digunakan. Dibawah ini adalah rumusdalam menentukan diameter kabel :
Dari rumus diatas, secara garis besar dapat kita lihat bahwa penampangkabel berbanding lurus dengan panjang kabel dan berbanding terbalik dengantegangan, artinya semakin panjang kabel yang digunakan serta untuk memperolehtegangan yang konstan maka semakin besar pula penampang kabelnya. Akantetapi pada prakteknya selalu ada saja rugi tegangan pada penghantar, maka dalamrumus diatas disertakan juga rugi tegangan yang kita inginkan ( ev ), yangnantinya rugi tegangan inilah yang akan berhubungan dengan hukum ohm,menentukan I (arus) yang dihasilkan. Jenis konduktor yang dalam rumus di atasdituliskan sebagai y atau daya hantar jenis, juga akan menentukan penampangkabel, 56 untuk daya hantar jenis tembaga, 32,7 untuk daya hantar jenisalumunium dan 7 untuk daya hantar jenis besi. Akan tetapi tembaga adalah jenispenghantar yang paling umum digunakan maka dalam rumus di atas yangdituliskan adalah daya hantar jenis tembaga.
Contoh soal 1: Sebuah pemanas heater 380 volt 10000 watt rencananya akan disambungkandengan kabel tembaga dengan panjang 350 meter dari sumber listrik (panel), rugitegangan yang diinginkan adalah 5 volt. Hitung berapa diameter kabel yangdibutuhkan ?Penyelesaian : q = ( L . N ) : ( y . ev . E )q = (350 . 10.000) : ( 56 . 5 . 380 ) q = (3.500.000) : (106.400)q = 32,8 mm2Jadi, penampang kawat tembaga yang dibutuhkan untuk pemanas heater denganinstalasi sepanjang 350 meter adalah 32,8 mm atau bila memakai ukuran kabelyang umum dijual di pasaran adalah dengan ukuran kabel 35 mm2
3.2.2 Rumus untuk mengetahui resistansi (hambatan) dalam kabel
Hal yang perlu kita ketahui selanjutnya setelah menentukan diameter kabeladalah mengetahui resistansinya, karena seperti yang telah kita ketahui bersamabahwa resistansi inilah dalam hukum ohm nilainya akan berbanding terbalikdengan tegangan (V) dan arus (I). Rumus untuk mengetahui resistansi dalamkabel adalah :
Karena pada umumnya yang kita ketahui pada kabel adalah diameter penampang,sedangkan untuk menggunakan rumus di atas harus diketahui luas penampang,maka kita dapat mencarinya dengan rumus :
Contoh soal 2 :Dari contoh soal no.1 di atas, selanjutnya akan dapat kita ketahui beraparesistansinya dengan memakai rumus 1.2 di atas.Penyelesaian :
3.2.3 Hukum OhmPada suatu rangkaian tertutup, seperti gambar dibawah ini :
Besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan V dan berbanding terbalikdengan beban tahanan R, atau dapat dinyatakan dengan rumus :
Contoh soal 3 :Dari contoh soal gabungan no.1 dan 2 di atas dengan menggunakan hukum ohm,maka kita akan dapat mengetahui kerugian daya listrik yang ada pada penghantarsepanjang 350 meter tersebut.
Untuk mengetahui rugi daya yang ada pada penghantar, maka yang kita gunakanadalah R total, R total adalah penjumlahan R1 dan R2 yaitu = 14,4404332 + 0,175= 14,6154332 Daya (P) keseluruhan setelah dihubungkan kabel 35 mm2 adalah = I2 . RP total = 26,3152 . 14,6154332P total = 692,479225 . 14,6154332P total = 10120 watt
Rugi daya pada penghantar adalah P total – P beban = 10120 – 10000 = 120 wattJadi, dengan demikian dapat diketahui bahwa heater pemanas 10000 watt 380 voltyang dihubungkan dengan kawat tembaga diameter 32,8 mm2 sepanjang 350meter, rugi dayanya adalah sebesar 120 watt.
Disamping faktor diatas, rugi-rugi listrik juga dapat disebabkan oleh media isolasi yangtidak baik sehingga arus bocor mengalir. Perhitungan sama arus yang mengalir dikalikandengan besarnya dari tahanan tersebut. Jika seandainya instalasi kabel heater pemanasdiatas memakain acuan tabel, maka kita dapat hitung betapa banyaknya rugi-rugi dayalistrik yang ditimbulkan.
3.3 Jenis Daya Listrik
3.3.1 Daya aktifUntuk tenaga listrik nyata (wujud) yang dikeluarkan oleh arus bolak-balik
yang mempunyai fasa adalah :
Dalam jumlah usaha nyata/ wujud yang dilakukan oleh arus dan tegangan bolakbalik yang mempunyai fasa yaitu sebesar :
3.3.2 Daya reaktif (VAR)Adalah daya listrik yang secara electric bisa diukur, secara vektormerupakan penjumlahan vektor dari perkalian E x I dimana arus mengalir padakomponen resistor sehingga arah vektornya searah dengan tegangan, dan vektoryang arah 90 deg terhadap tegangan, tergantung pada beban seperti induktif dankapasitif. Biasanya daya yang searah dengan tegangan disebut dengan daya aktif,sedangkan yang lain disebut dengan daya reaktif.Untuk tenaga listrik reaktif yang dikeluarkan oleh arus bolak-balik yangmempunyai fasa dengan tegangan bolak-balik yaitu :
3.3.3 Segitiga dayaDari hal tersebut diatas, maka daya listrik yang digambarkan sebagaisegitiga siku-siku yang secara vektoris adalah penjumlahan daya aktif dan reaktifdan sebagai resultannya adalah daya semu atau daya buta.
3.4 Macam – Macam Besaran Listrik dan Satuannya
3.4.1 Tabel Besaran Listrik
3.4.2 Tabel Satuan Turunan
Dasar-dasar perancangan Instalasi ListrikAbi Royen
8 KOMENTAR
elektrik, project, teknik
2015/04/03
Sebelum melakukan instalasi listrik, sebaiknya harus memahami betul perhitungan-perhitungan yang bersifat
teknis yang berhubungan dengan pelaksanaan instalasi listrik tersebut.
Tujuan dari pemahaman tersebut tentunya untuk mendapatkan kualitas instalasi listrik yang baik, pemakaian
standar yang berlaku dan tentunya penyesuaian dengan pengadaan material serta anggaran instalasi.
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik antara lain adalah:
1. Mengetahui perhitungan antara kuat arus dan luas penampang pengantar ( luas penampang kabel)Luas penampang kabel / pengantar sangat berpengaruh dalam daya hantar arus listrik yang melaluinya.
Dalam menghitung kebutuhan besar kabel dalam istilah luas penampang kabel perlu dibedakan menjadi dua
jenis , yaitu:
a. Perhitungan luas penampang kabel untuk fasa tunggal, dan
b. Perhitungan luas penampang kabel untuk tiga fasa.
Rumus untuk menghitung kebutuhan luas penampang kabel satu fasa adalah:
I = P / (E x Cos Phi)
( update 22 Juni 2015 menanggapi permintaan komentar pengunjung)
Sebelum menentukan luas penampang kabel, perlu di hitung KHA-nya lebih dahulu, KHA adalah Kemampuan
Hantar Arus.
KHA = 125% x I nominal
Contoh pertanyaan:
Suatu instalasi listrik rumah tangga atau industri memiliki kapasitas 900Watt, cos phi sebesar 0,8, tegangan
yang dipakai adalah 220Volt. Tentukan besarnya kemampuan hantar arus (KHA) untk menentukan kabel yang
dipakai?
Jawaban:
I = P / (V x cos phi)
I = 900 / (220 x 0,8)
I = 900 / 176
I = 5,114
Hasil KHA adalah = 125% x 5,114 A = 6,3925 A = 6,39A
Kemudian cari pada tabel kemampuan kabel yang mampu mengantarkan arus sebesar 6,39 Ampere. Tabel
bisa saya update di posting selanjutnya saja, tapi anda bisa browsing dengan pencarian “ tabel kemampuan
penampang kabel “.
( end update )
Rumus untuk menghitung kebutuhan luas penampang kabel tiga fasa adalah:
I = P / (√3 x E x Cos Phi)
Dimana:
I = Arus beban listrik dalam satuan Ampere
P = Beban yang dibutuhkan dalam Watt
E = Tegangan antar fasa dalam Volt
Cos Phi = Faktor Daya
( update 22 Juni 2015 menanggapi permintaan komentar pengunjung)
Contoh pertanyaan:
Suatu instalasi listrik industri (asumsi industri untuk pemakaian 3 phase) memiliki kapasitas 20.000 Watt, cos
phi sebesar 0,8, tegangan antar phase yang dipakai adalah 415Volt. Tentukan besarnya kemampuan hantar
arus (KHA) untk menentukan kabel yang dipakai?
√3 = 1,73
Jawaban:
I = P / (√3 x E x Cos Phi)
I = 20.000 / (√3 x 415 x 0,8)
I = 20.000 / (1,73 x 332)
I = 20.000 / 574,36
I = 34,83 Ampere
Hasil KHA adalah = 125% x 34,83 A = 43,53 Ampere
Cari dalam tabel kemampuan kabel dengan satuan mm2 seperti soal pertama, yang mampu dilalui arus
sebesar 43,53 Ampere
( end update)
Dalam menyesuaikan atau menentukan luas penampang kabel (besar kabel ) yang dibutuhkan perlu
perhitungan teoritis dulu seperti diatas yang kemudian di sesuaikan dengan luas penampang atau besar kabel
yang telah tersedia di pasaran.
Namun dalam hal ini lebih baik memilih besaran kabel lebih besar yang tersedia dilapangan, sebagai contoh
dalam perhitungan teoritis dibutuhkan luas penampang kabel 2mm2, maka perlu pembelian kabel dengan
diameter 2,5mm yang tersedia dipasaran.
2. Mengetahui perhitungan susut tegangan / rugi teganganKenapa terjadi susut tegangan? Mungkin itu pertanyaan yang sering muncul.
Susut tegangan atau rugi tegangfan terjadi karena adanya pergeseran arus listrik dengan saluran yang di aliri
arus listrik tersebut.
Dalam pengantaran arus listrik disepanjang kabel pengantar akan terjadi pergesekan yang mengakibatkan
kalor / panas yang terjadi yang membutuhkan sekian volt untuk hal tersebut.
Karena pengantar utama terdiri dari hantaran yang memiliki hambatan serta induktansi maka secara matematis
terjadi susut tegangan atau rugi tegangan.
Besaran rugi atau susut tegangan dapat dihitung dengan rumus berikut:
∆V = √3.I.L (R’L Cos Phi + X’L sin Phi )
Dimana:
V = Susut tegangan,
I = Arus beban penuh pada pengantar (Ampere),
L = Panjang pengantar (m),
R’L = Resistensi pengantar (Ω/m)
X’L = Reaktansi pengantar (Ω/m)
Cos Phi = Faktor Daya.
( update 22 Juni 2015 menanggapi permintaan komentar pengunjung)
Toleransi susut tegangan atau rugi tegangan pada instalasi listrik penerangan adalah sebesar 2% dari
tegangan kerja, sementara untuk instalasi tenaga adalah 5% dari tegangan kerja.
Contoh pertanyaan dan jawaban akan saya posting tersendiri karena penjelasannya lumayan panjang
menyangkut material pengantar karena setiap material memiliki perbedaan nilai resistansi pada setiap
diameternya dengan tabel khususnya.
( end update)
Dalam sebuah instalasi listrik , susut tegangan atau rugi tegangan tidak dapat di hindarkan lagi , tetapi bisa
dibatasi, usaha pembatasan ini untuk menghasilkan mutu listrik yang baik.
Dalam peraturan yang tertera dalam PUIL 2000 bahwa disebutkan total rugi tegangan antara terminal dan
sembarang titik instalasi tidak boleh lebih dari 50% dari tegangan penegnal pada terminal konsumen.
3. Mengetahui cara menentukan nilai kebutuhan lampu pada sebuah ruangan.Luas dan ketinggian ruangan menjadi pertimbangan penting dalam pemilihan daya penerangan yang akan
diterapkan, tentunya dalam keputusan pemakaian jumlah lampu penerangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan penerangan sebuah ruangan dapat dihitung dengan rumus
sebagaiu berikut:
n = Em . p . I /øl . ᶯr . d
Dimana:
n = Jumlah titik lampu,
Em = Kuat penerangan yang dibutuhkan dalam suatu ruangan,
Øl = Illuminasi cahaya (lumen)
p = Panjang ruangan,
ᶯr = Faktor penggunaan ruangan (utility),
d = Faktor depresiasi.
Tingkat kuat penerangan ( Em) memiliki kelas-kelas atau kategori yang berbeda tergantung pada jenis aktifitas
yang dilakukan.
Untuk menentukan harga ᶯ harus dicari lebih dahulu harga K yaitu room indek yang tergantung pada tinggi
rendahnya suatu lampu dari level lantai kerja dimana untuk penyinaran langsung, semi langsung dan merata
yang bisa menggunakan rumus berikut:
K = p . I / h ( p + I)
Dimana:
K = Room Indek
h = Tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m),
p = Panjang ruangan (m),
I = Lebar ruangan (m).
4. Mengetahui cara menentukan kebutuhan daya lampu peneranganPerlu mengetahu rumus dasar menetukan daya listrik dari lampu sebagai berikut:
Wtotal = N Lampu x W1
Dimana:
Wtotal = Total daya lampu,
N Lampu = Jumlah Lampu
W1 = Daya setiap lampu.
KELILING DAN LUAS LINGKARAN
Menentukan Rumus Luas Lingkaran
Langkah-langkah Menemukan Rumus Luas LingkaranBila sudut pusat dari juring-juring lingkaran sema
Contoh Luas Lingkaran:
AWG
Diameter
Turns of wire,
no insulation
Area
Copper
resistance[6]
NEC copper
wire
ampacity with
60/75/90 °C
insulation (A)[7]
Approx.
metric
equivalents
Fusing current, copper[8][9]
(in) (mm)
(per
in)
(per
cm)
(kcmil) (mm2)
(Ω/km)
(mΩ/m
)
(Ω/kft)
(mΩ/ft)
Preece,
~10 s
Onderdonk,
1 s 32 ms
0000
(4/0)
0.4600*
11.684
*
2.17 0.856 212 107 0.1608 0.04901 195 / 230 / 260 3.2 kA 33 kA 182 kA
000
(3/0)
0.4096 10.405 2.44 0.961 168 85.0 0.2028 0.06180 165 / 200 / 225 2.7 kA 26 kA 144 kA
00 (2/0) 0.3648 9.266 2.74 1.08 133 67.4 0.2557 0.07793 145 / 175 / 195 2.3 kA 21 kA 115 kA
0 (1/0) 0.3249 8.251 3.08 1.21 106 53.5 0.3224 0.09827 125 / 150 / 170 1.9 kA 16 kA 91 kA
1 0.2893 7.348 3.46 1.36 83.7 42.4 0.4066 0.1239 110 / 130 / 145 1.6 kA 13 kA 72 kA
2 0.2576 6.544 3.88 1.53 66.4 33.6 0.5127 0.1563 95 / 115 / 130 1.3 kA
10.2
kA
57 kA
3 0.2294 5.827 4.36 1.72 52.6 26.7 0.6465 0.1970 85 / 100 / 115 196/0.4 1.1 kA 8.1 kA 45 kA
4 0.2043 5.189 4.89 1.93 41.7 21.2 0.8152 0.2485 70 / 85 / 95 946 A 6.4 kA 36 kA
5 0.1819 4.621 5.50 2.16 33.1 16.8 1.028 0.3133 126/0.4 795 A 5.1 kA 28 kA
6 0.1620 4.115 6.17 2.43 26.3 13.3 1.296 0.3951 55 / 65 / 75 668 A 4.0 kA 23 kA
7 0.1443 3.665 6.93 2.73 20.8 10.5 1.634 0.4982 80/0.4 561 A 3.2 kA 18 kA
8 0.1285 3.264 7.78 3.06 16.5 8.37 2.061 0.6282 40 / 50 / 55 472 A 2.5 kA 14 kA
9 0.1144 2.906 8.74 3.44 13.1 6.63 2.599 0.7921
84/0.3
396 A 2.0 kA 11 kA
10 0.1019 2.588 9.81 3.86 10.4 5.26 3.277 0.9989 30 / 35 / 40 333 A 1.6 kA 8.9 kA
11 0.0907 2.305 11.0 4.34 8.23 4.17 4.132 1.260 56/0.3 280 A 1.3 kA 7.1 kA
12 0.0808 2.053 12.4 4.87 6.53 3.31 5.211 1.588 20 / 25 / 30 235 A 1.0 kA 5.6 kA
13 0.0720 1.828 13.9 5.47 5.18 2.62 6.571 2.003 50/0.25 198 A 798 A 4.5 kA
14 0.0641 1.628 15.6 6.14 4.11 2.08 8.286 2.525 15 / 20 / 25 64/0.2 166 A 633 A 3.5 kA
15 0.0571 1.450 17.5 6.90 3.26 1.65 10.45 3.184
30/0.25
140 A 502 A 2.8 kA
16 0.0508 1.291 19.7 7.75 2.58 1.31 13.17 4.016 — / — / 18 117 A 398 A 2.2 kA
17 0.0453 1.150 22.1 8.70 2.05 1.04 16.61 5.064 32/0.2 99 A 316 A 1.8 kA
18 0.0403 1.024 24.8 9.77 1.62 0.823 20.95 6.385 — / — / 14 24/0.2 83 A 250 A 1.4 kA
19 0.0359 0.912 27.9 11.0 1.29 0.653 26.42 8.051 70 A 198 A 1.1 kA
20 0.0320 0.812 31.3 12.3 1.02 0.518 33.31 10.15 16/0.2 58.5 A 158 A 882 A
21 0.0285 0.723 35.1 13.8 0.810 0.410 42.00 12.80 13/0.2 49 A 125 A 700 A
22 0.0253 0.644 39.5 15.5 0.642 0.326 52.96 16.14 7/0.25 41 A 99 A 551 A
23 0.0226 0.573 44.3 17.4 0.509 0.258 66.79 20.36 35 A 79 A 440 A
24 0.0201 0.511 49.7 19.6 0.404 0.205 84.22 25.67
1/0.5, 7/0.2,
30/0.1
29 A 62 A 348 A
25 0.0179 0.455 55.9 22.0 0.320 0.162 106.2 32.37 24 A 49 A 276 A
26 0.0159 0.405 62.7 24.7 0.254 0.129 133.9 40.81 1/0.4, 7/0.15 20 A 39 A 218 A
27 0.0142 0.361 70.4 27.7 0.202 0.102 168.9 51.47 17 A 31 A 174 A
28 0.0126 0.321 79.1 31.1 0.160 0.0810 212.9 64.90 7/0.12 14 A 24 A 137 A
29 0.0113 0.286 88.8 35.0 0.127 0.0642 268.5 81.84 12 A 20 A 110 A
30 0.0100 0.255 99.7 39.3 0.101 0.0509 338.6 103.2 1/0.25, 7/0.1 10 A 15 A 86 A
31 0.00893 0.227 112 44.1 0.0797 0.0404 426.9 130.1 9 A 12 A 69 A
32 0.00795 0.202 126 49.5 0.0632 0.0320 538.3 164.1 1/0.2, 7/0.08 7 A 10 A 54 A
33 0.00708 0.180 141 55.6 0.0501 0.0254 678.8 206.9 6 A 7.7 A 43 A
34 0.00630 0.160 159 62.4 0.0398 0.0201 856.0 260.9 5 A 6.1 A 34 A
35 0.00561 0.143 178 70.1 0.0315 0.0160 1079 329.0 4 A 4.8 A 27 A
36 0.00500* 0.127* 200* 78.7 0.0250 0.0127 1361 414.8 4 A 3.9 A 22 A
37 0.00445 0.113 225 88.4 0.0198 0.0100 1716 523.1 3 A 3.1 A 17 A
38 0.00397 0.101 252 99.3 0.0157 0.00797 2164 659.6 3 A 2.4 A 14 A
39 0.00353 0.0897 283 111 0.0125 0.00632 2729 831.8 2 A 1.9 A 11 A
40 0.00314 0.0799 318 125
0.0098
9
0.00501 3441 1049 1 A 1.5 A 8.5 A
AWG
Diameter
Turns of wire,
no insulation
Area
Copper
resistanceNEC copper
wire
ampacity with
60/75/90 °C
insulation (A)
Approx.
metric
equivalents
Fusing current, copper
(in) (mm)
(per
in)
(per
cm)
(kcmil) (mm2)
(Ω/km)
(mΩ/m
)
(Ω/kft)
(mΩ/ft)
Preece,
~10 s
Onderdonk,
1 s 32 ms