30
Dasar-dasar Jantung Wantiyah

Cardiology Basic

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berisi tentang dasar-dasar kardiology

Citation preview

Page 1: Cardiology Basic

Dasar-dasar Jantung

Wantiyah

Page 2: Cardiology Basic

KAD

Mahasiswa mampu:

1. Menguraikan konsep dasar anatomi dan fisiologi jantung

2. Menganalisis cara kerja jantung

Page 3: Cardiology Basic
Page 4: Cardiology Basic

Jantung dan fungsinya.

Heart Rate: frekuensi Jantung berdenyut N: 60-100

x/menit

Stroke Volume (SV): jumlah darah yang dipompakan

jantung setiap satu kali kontraksi tiap denyut

dipompakan rata-rata 70 cc

Cardiac output (CO)/curah jantung = jumlah darah yang

dipompakan oleh jantung selama satu menit (± 4-8

liter/menit)

CO= Stroke volume x Heart rate.

Cardiac Index (CI)= Cardiac output

Body surface area.

Page 5: Cardiology Basic

Faktor yang mempengaruhi kerja jantung

(cardiac output):

1. Preload

2. Afterload

3. Contractility myocard

4. Muscular Synchrony

Page 6: Cardiology Basic

Preload/beban awal

Jumlah volume darah yang berada pada ventrikel sesaat sebelum kontraksi (end diastolic volume/EDV) merupakan kekuatan yang meregangkan otot-otot ventrikel pada EDV

Peningkatan peregangan miokard menyebabkan peningkatan kontraksi ventrikel dan SV

Semakin besar volume pengisian ventrikel, smk besar SV hukum Frank-Starling

Pe an preload peningkatan beban kerja jantung dan konsumsi O2

Bila terjadi peregangan maksimal, bisa terjadi penurunan CO

Preload ventrikel kanan diukur dg CVP (Central Venous Pressure)/ tekanan di atrium kanan, preload ventrikel kiri diukur dg melihat PWP (Pulmonary Wedge Pressure/tekanan kapiler arteri pulmonal)

Page 7: Cardiology Basic
Page 8: Cardiology Basic

Preload lanjut...

Faktor yang mempengaruhi preload:

a. Volume sirkulasi: meningkat, preload meningkat

b. Obat-obatan:

vasokonstriksi meningkatkan preload

vasodilator menurunkan preload

Page 9: Cardiology Basic

Afterload/beban akhir

Merupakan beban atau tekanan yang harus dihadapi

ventrikel ketika berkontraksi.

Afterload ventrikel kiri: tekanan diastolik di aorta dan

resistensi vaskuler sistemik (Systemic Vasular

Resistance/SVR)

Afterload ventrikel kanan: tekanan diastolik arteri

pulmonal dan resistensi vaskuler pulmonal (Pulmonary

Vascular Resistance/PVR)

Kerja jantung, konsumsi oksigen dan performa ventrikel

dipengaruhi oleh afterload

Page 10: Cardiology Basic

Contractility/kontraktilitas miokard

Merupakan kekuatan dan velositas pemendekan otot

miokard, tergantung pada preload dan afterload.

Contractility = Inotropic

Chronotropic = frekwensi denyut jantung

Stimulus inotropik positif (epinefrin, dopamine)

meningkatkan kekuatan kontraksi,

inotropik negatif (beta-bloker, asidosis, hipoksemia)

menurunkan kontraktilitas miokard.

Page 11: Cardiology Basic

Ejection Fraction

EF (ejection fraction) = EDV – ESV

EDV

Nilai normal 66-70%

EDV = end diastolic volume

ESV = end systolic volume

Page 12: Cardiology Basic

Muscular Synchrony

Pengisian, pengosongan, dan kontraksi ventrikel harus

teratur dan berkelanjutan

Gangguan kontraksi ventrikel dapat menyebabkan

penurunan SV CO menurun

Page 13: Cardiology Basic

Profil Hemodinamik.

Blood Pressure: Sistolik, Diastolik, MAP

CVP ( Central Venous Pressure )

PAP ( Pulmonary Arteri Presure)

PCWP (Pulmonary Capilary Wedge Pressure)

Cardiac Output

Cardiac Index

SVR (Sistemic Vascular Resistance)

PVR( Pulmonal Vascccular Resistance)

Page 14: Cardiology Basic

Nilai Normal:

CVP ( Central Venous Pressure ): 3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg

(4-12 mm Hg)

PAP ( Pulmonary Arteri Presure): 9 – 16 mm Hg

Pulmonary Capilary Wedge Pressure:5-12mm Hg

Cardiac Output :4-8 liter/menit

Cardiac Index : 2,8 – 4,2 liter/ menit.

SVR (Sistemic Vascular Resisten) : 900 –1400 dyne sec cm-5

PVR( Pulmonal Vascular Resisten):150 –250 dyne sec cm-5

Page 15: Cardiology Basic

Monitoring Hemodinamik

metode pengukuran terhadap sistem kardiovaskular,

secara invasif dan non invasif

Pemantauan dapat memberikan informasi mengenai

jumlah darah dalam tubuh, keadaan pembuluh darah, dan

kemampuan jantung dalam memompa darah.

Pemantauan invasif dengan memasukkan kateter ke

dalam pembuluh darah Pada pasien kritis dengan status

HD tdk stabil

Page 17: Cardiology Basic

Tujuan monitoring HD (invasif):

Mengukur tekanan darah dan tekanan jantung

Melihat gelombang (arteri, CVP)

Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan lab.

Pemberian obat-obatan, nutrisi

Pemasangan alat pacu jantung intrakardiak

Page 18: Cardiology Basic

Indikasi

Pemantauan hemodinamik dilakukan pada pasien dengan:

1. Syok

2. Gangguan jantung: infark miokard, gagal jantung, sakit dada berulang, hipertensi, hipotensi berat

3. Edema paru

4. Pasca operasi jantung

5. Penyakit katup jantung

6. Tamponade jantung

7. Gagal napas akut

8. Hipertensi pulmonal

9. Sebagai sarana pemberian obat/cairan tertentu

Page 19: Cardiology Basic

Metode Monitoring Hemodinamik.

1. Non invasive monitoring:

Manual Blood Pressure

EKG

Pulse oxymetry

Urine output

Temperatur

respirasi

2. Invasive Monitoring:

Arteri line( canulasi).

Central Venous Pressure(CVP)

PA kateter( Swan Ganz)

Page 20: Cardiology Basic

Ad.I monitoring tekanan arteri (Arteri line).

Tekanan arteri dapat dilihat dari MAP (Mean Arterial

Pressure) dan fluktuasi dari MAP (sistolik dan diastolik)

MAP merupakan gambaran dari tekanan rata-rata dari

seluruh siklus jantung, dipengaruhi oleh CO, jumlah darah

dan SVR.

Tekanan sistolik dipengaruhi oleh SV ventrikel kiri, HR dan

elastisitas dinding pembuluh darah.

Tekanan diastolik dipengaruhi resistensi perifer

Pasang canulasi pada arteri, monitor tekanan darah secara

kontinue terlihat pada layar monitor.

Page 21: Cardiology Basic

Blood pressure = Resistance of the vessels x

cardiac output

MAP = diastolic pressure + 1/3 pulse pressure

Pulse pressure = systolic pressure - diastolic pressure

MAP = CO x SVR

Page 22: Cardiology Basic
Page 23: Cardiology Basic
Page 24: Cardiology Basic

Ad. 3. Swanz Ganz (PA kateter)

Dapat mengukur:

Pulmonary Artery pressure

Cardiac output

Mixed vein Saturation

Haemodynamic Profile

pemasangan kateter arteri pulmonal biasanya dilakukan

untuk mendiagnosis dan mengkaji respon pasien thd obat-

obatan sirkulasi atau gangguan pulmonal (mis: edema

paru), atau pada pasien yang membutuhkan pemantauan

tekanan PA

Page 25: Cardiology Basic

Pulmonar y Ar ter ia l Pressure

Monitor ing

Page 26: Cardiology Basic
Page 27: Cardiology Basic

Tekanan Arteri Pulmonal (PA Pressure)

PA pressure menggambarkan indeks tekanan dalam

pulmonal, dipengaruhi compliance ventrikel kiri, tekanan

vaskuler pulmonal, aliran darah ke paru, dan kondisi jaringan

paru.

3 pengukuran PA: sistolik, diastolik, dan mean PA

Sistolik: aliran darah dari ventrikel kanan ke dalam PA

normal = tekanan sistolik RV

Selama diastolik, katup mitral membuka dan volume darah dari

PV ke LA dan LV, untuk tekanan sesaat sbl kontraksi (end-

diastolik) hampir sama di PA, LA dan LV PAEDP (PA-end

diastolic pressure) sering digunakan sebagai indikator tidak

langsung PAWP (pulmonary artery wedge pressure) dan LVEDP

Page 28: Cardiology Basic

PAWP (Pulmonary Wedge Pressure)

Diukur dengan mengembangkan balon pada ujung kateter

PA, sehingga balon akan terbawa aliran darah dan masuk

ke kapiler paru.

Pengukuran PAWP mutlak pada pasien dengan perubahan

compliance miokardium, seperti disfungsi LV atau MI

(mitral insufisiensi)

PAWP juga indikator langsung tekanan kapiler paru

Page 29: Cardiology Basic

Komplikasi:

Sama seperti komplikasi CVP

Tertusuk myocard

Valvular damage

Pulmonary artery injury/rupture

Pulmonary infark

Kateter malposisi ke dalam ventrikel kanan

menyumbat Arteri Pulmonal permanen.

Page 30: Cardiology Basic

Perawatan pasien dengan monitoring

hemodinamik:

Menjaga agar alat monitoring terpasang dan berfungsi dengan baik

Mendapatkan nilai yang akurat dengan:

- melakukan zerroing dan levelling

- melakukan kalibrasi

Mengkoreksikan nilai yang terlihat pada monitor dengan keadaan klinis pasien

Mencatat tekanan dan kecenderungan perubahan hemodinamik

Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan

Mengidentifikasi tanda-tanda komplikasi dan mencegah terjadinya komplikasi

Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien