Upload
wahab-ropek
View
57
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
ANAMNESIANama : By. ADUmur : BBL
Ruang : PerinatologiKelas :
Nama lengkap : By. AD
Tempat dan tanggal lahir : Ponorogo, 05 Maret 2012
Nama Ayah : Tn. AN
Pekerjaan Ayah : Swasta
Nama Ibu : Ny. AD
Pekerjaan Ibu : IRT
Alamat : Patihan wetan, Badadan
Masuk RS tangal : 05 Maret 2012, Jam: 09.15
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : BBL
Umur : 26 tahun
Pendidikan Ayah : SMA
Umur : 29 Tahun
Pendidikan Ibu : SMA
Diagnosis Masuk : BBLC, CB, SC, Asfiksia berat
Dokter yang merawat : dr. Finariawan A. S., M.Kes, Sp.A Ko. Asisten : Tomi Oktapriadi, S.Ked
Tanggal : 05 Maret 2012 (Alloanamnesis dari ayah pasien)
KELUHAN UTAMA : Lunglai
KELUHAN TAMBAHAN : tidak menagis, ketuban mekonial
1. Riwayat penyakit sekarang (secara kronologis setiap masalah yang ditemukan diidentifikasi lengkap):
Pasien Bayi baru lahir perempuan dengan persalinan SC, G1P0A0 usia kehamilan ibu pasien 42
minggu, berat badan 2600 gr, panjang badan 49 cm, Skor APGAR 3-5, ketuban bercampur mekonium,
dalam keadaan lunglai, tidak menangis, sesak dan sianosis.
Kesan : Bayi baru lahir perempuan dengan berat badan 2600, panjang badan 49 cm, Skor APGAR 3-5,
ketuban bercampur mekonium, lunglai, sesak, tidak menangis dan sianosis.
123
4
5
6
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
RIWAYAT KELUARGA
1. Riwayat penyakit pada keluarga yang ditularkan (sebutkan penyakitnya terutama yang ada hubungan
dengan penyakit sekarang)
Riwayat penyakit kelainan ginjal : disangkal
Riwayat penyakit hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit kencing manis : disangkal
Riwayat penyakit asma dan alergi : disangkal
Riwayat penyakit lainnya : disangkal
Kesan : Tidak terdapat riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit sekarang
2. Riwayat keluarga diberikan oleh : ayah/ ibu/ kakek/ nenek/ saudara/ tetangga *) ikhtisar keturunan :
(gambar skema keluarga dan beri tanda keluarga yang menderita penyakit sejenis. Untuk kelainan
kongenital usahakan skema yang lebih lengkap termasuk saudara sepupu dsb.)
= Meninggal
= Laki – laki
= Perempuan
= Pasien
= Satu rumah
Kesan : Pasien tinggal satu rumah dengan nenek, ayah dan Ibu pasien. Tidak terdapat riwayat
penyakit keluarga yang diturunkan
RIWAYAT PRIBADI
789
10
11
12
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
PEMERIKSAAN
JASMANI
Nama : An. Rd
Umur : 13 tahun
Ruang : Delima
Kelas : C2
Tulis semua yang didapat pada saat pemeriksaan pertama ini
KESAN UMUM
KU : lemah
Nadi : 90 x/menit
Pernapasan : apnu
Suhu : 36,20C
Status Gizi
BB/PB/LK/LD/LLK : 2,6 kg / 49 cm / 32 cm / 32 cm / 8 cm
Ratio: Lingkar kepala 32 cm = 1
Lingkar dada 32 cm
Kesan: status gizi baik
Kulit : terdapat mekonium staining dan sianosis
Kel.limfe : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
Otot : kekuatan (+), atrofi(-), nyeri otot (-), edema pada kaki (-)
Tulang : Tidak ada deformitas tulang
Sendi : Gerakan bebas
Kesan : terdapat kelainan pada kulit (mekonium staining) dan otot
131415
16
17
18
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala : Ukuran normocephal, rambut warna hitam, lurus. Bentuk mesocephal Ubun-
ubun belum menutup
Mata : mata tidak cowong, tidak ditemukan CA, tidak ditemukan SI, tidak edema
palpebra
Hidung : tidak ada sekret, tidak ada epistaksis, terdapat nafas cuping hidung
Mulut : terdapat sianosis
Faring : tidak hiperemis , tonsil tidak membesar
Gigi : belum tumbuh
Kesan : terdapat kelainan pada hidung dan mulut
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak teraba massa abnormal
Thorak : simetris, terdapat retraksi
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis kuat angkat
Perkusi :
batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
batas kiri bawah : SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I-II intensitas reguler, tidak ada bising jantung
Kesan : terdapat kelainan pada thorak (retraksi)
192021
22
23
24
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
Paru-paru :
Kanan DEPAN kiri
Simetris (+),
retraksi intercostalis (+)
Inspeksi Simetris (+),
retraksi intercostalis (+)
Ketinggalan gerak (-)
sama
Palpasi Ketinggalan gerak (-)
sama
Sonor Perkusi Sonor
SD. vesikuler, wheezing (-), suara
lendir (+)
Auskultasi SD. vesikuler, wheezing (-), suara
lendir (+)
Kanan BELAKANG kiri
Simetris (+), Inspeksi Simetris
Ketinggalan gerak (-)
sama
Palpasi Ketinggalan gerak (-)
sama
Sonor Perkusi Sonor
SD. vesikuler, wheezing (-), suara
lendir (+)
Auskultasi SD. vesikuler, wheezing (-), suara
lendir (+)
Kesan : : Paru-paru terdapat retraksi dan suara lendir pada paru-paru kiri dan kanan
Abdomen :
Inspeksi : simetris, tali pusat berwana mekonium
Auskultasi : peristaltik (N).
Perkusi : timpani
Palpasi : turgor kulit baik, tidak nyeri tekan
Hepar : tidak teraba membesar
Lien : tidak teraba membesar
Anogenital : tidak ada kelainan
Kesan : Auskultasi abdomen Inspeksi abdomen terdapat tali pusat berwana mekonium
Status Neurologi
252627
28
29
30
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
tungkai lengan
kanan kiri kanan kiri
Gerakan : kurang aktif kurang aktif kurang aktif kurang aktif
Tonus : normal normal normal normal
Trofi : entrofi eutrofi eutrofi eutrofi
Clonus Tungkai : tidak ada tidak ada (-) (-)
Reflek fisiologis : Reflek patella (+) normal, achiles (+), normal, tricep (+) normal
Refleks patologis : Babinski (-), cheddock (-)
Meningeal Sign : Kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), kernig (-)
Sensibilitas : Dalam batas normal
Kesan : status neurologi dalam batas normal
313233
34
35
36
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN
Tanggal 5 Maret 2012
No Parameter Jumlah Satuan Nilai Rujukan
1. WBC 22,8 X 10^3/UL uL 4,0-10,0
2. Lymph 12,1 X 10^3/UL uL 0,8-4,0
3. Mid 2,1 X 10^3/UL uL 0,1-0,9
4. Grand 8,6 X 10^3/UL uL 2,0-7,0
5. Lymph % 53,2 % % 20,0-40,0
6. Mid % 9,1 % % 3,0-9,0
7. Grand % 37,7 % % 50,0-70,0
8. HGB 14,8 g/dl g/dl 11,0-16,0
9. RBC 4,05 X 10^6/UL uL 3,50-5,50
10. HCT 44,6 % % 37,0-50,0
11. MCV 110,3 fL femtoliter 82,0-95,0
12. MCH 36,5 pg Pikograms 27,0-31,0
13. MCHC 33,1 g/dl gr/dl 32,0-36,0
14. RDW-CV 16,6 % % 11,5-14,0
15. RDW-SD 66,7 fL femtoliter 35,0-56,0
16. PLT 184 X 10^3/UL g/dl 10-300
17. MPV 7,8 fL femtoliter 7,0-11,0
18. PDW 16,3 15,0-17,0
19. PCT 0,143 % % 0,108-0,282
Kesan : leukositosis
373839
40
41
42
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
RINGKASAN ANAMNESIS
Bayi baru lahir jenis kelamin perempuan dengan berat badan 2600, panjang badan 49 cm, Skor
APGAR 3-5, ketuban bercampur mekonium, lunglai, sesak, tidak menangis dan sianosis.
Dengan riwayat kehamilan ibu pasien pernah jatuh dari motor usia kehamilan 24 minggu dan
mual muntah pada usia kehamilan 28 minggu.
Riwayat persalinan ibu pasien ketuban bercampur mekonium, persalinan SC.
Riwayat paska lahir pasien jenis kelamin perempuan dengan berat badan 2600 gram panjang
badan 49 cm, setelah lahir bayi lunglai dan tidak menangis, mekonium staining, tidak ditemukan
cacat bawaan saat lahir.
RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK
KU : lemah
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,20C
Pernapasan : apnu
• Kepala : nafas cuping hidung dan mulut sianosis
• Kulit : mekonium staining
• Thorak : terdapat retraksi
• Pulmo : terdapat suara lendir kiri dan kanan
• Abdomen : Tali pusat berwana mekonium
LABORATORIUM
Kimia Darah :
• Leukositosis
DAFTAR MASALAH (Aktif & Inaktif)
1. Aktif
Bayi lunglai, tidak menangis, sesak, sianosis, ketuban bercampur mekonium
Px. Fisik : nadi 90 x/menit, pernapasan apnu, pada paru-paru terdapat suara lendir, pada thorak
terdapat retaksi, tali pusat berwana hijau kekuningan, kulit mekonium staining,
434445
46
47
48
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
Lab. Kimia Darah :
Leukositosis
2. Inaktif
Social ekonomi baik
KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH :
Sindroma Aspirasi Mekonium
RENCANA PENGELOLAAN
1. Rencana Tindakan
a. Resusitasi
b. O2 pasang C-PAP
c. Nasal kateter
2. Rencana Terapi
a. Infus cairan 10 tpm (mikro)
Medikamentosa :
b. Antibiotik
d. Vit K
Nama dan tanda tangan Co Ass
Tomi Oktapriadi, S.ked
Diperiksa dan disahkan oleh : Diperiksa oleh :
Supervisor dari pavilion/ ruangan : Dokter pavilion/ ruangan :
Tanggal ……………………..jam……..:……… Tanggal……………………jam:………:……..
Tanda tangan, Tanda tangan,
( ) ( dr, Finariawan, M.Kes, Sp.A.)
495051
52
53
54
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
FOLLOW UP
KU Vital Sign terapi
5/3/2012 Inj cefotaxime 2 x 150 mg
Inj Neo K 1 x 1 mg
Mersi 1 x 75 mg
Brainact 1 x 50 mg
Dexamethasone 2 x 1 mg
Suction, hangatkan bayi, Pasang C-PAP, kolaborasi dengan dari pemberian AB, cek DL
6/3/2012
05.00
S: Tangis (+) merintih, sianosis (+), kurang aktif, ikterik (-)
O:
KU : Lemah,
K/L: dbn
P : suara lendir (+/+)
C : dbn
Abd : dbn
Eks : dbn
N: 108 x/menit Inj cefotaxime 2 x 150 mg
Inj Neo K 1 x 1 mg
Mersi 1 x 75 mg
Brainact 1 x 50 mg
Dexamethasone 2 x 1 mg
Aminos 2 x 15 cc
Rr: 36 x/menit
S: 36,40C
7/3/2012
05.00
S: Tangis (+), sianosis (+), kurang aktif, ikterik (-), muntah (+) darah,
O:
KU : Lemah,
K/L: dbn
P : suara lendir (-/-)
C : dbn
Abd : dbn
Eks : dbn
N: 107 x/menit C-PAP lepas
Inj cefotaxime 2 x 150 mg
Inj Neo K 1 x 1 mg
Mersi 1 x 75 mg
Brainact 1 x 50 mg
Dexamethasone 2 x 1 mg
Kalnex 3 x 50 mg
Aminos 2 x 15 cc
Rr: 38 x/menit
S: 36,30C
8/3/2012 S: Tangis (+), sianosis (-), N: 106 x/menit Inj meropenem 3 x 100 mg
555657
58
59
60
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
05.00 kurang aktif, ikterik (+), muntah (+) darah,
O:
KU : Lemah,
K/L: dbn
P : suara lendir (-/-)
C : dbn
Abd : dbn
Eks : dbn
Inj Neo K 1 x 1 mg
Mersi 1 x 75 mg
Brainact 1 x 50 mg
Dexamethasone 2 x 1 mg
Kalnex 3 x 50 mg
Aminos 2 x 15 cc
Rr: 35 x/menit
S: 36,50C
9/3/2012 S: Tangis (+), sianosis (-),gerak aktif, ikterik (-), muntah (+) darah, kembung (-)
O:
KU : Baik,
K/L: dbn
P : suara lendir (-/-)
C : dbn
Abd : dbn
Eks : dbn
N: 105 x/menit Inj meropenem 3 x 100 mg
Inj Neo K 1 x 1 mg
Mersi 1 x 75 mg
Brainact 1 x 50 mg
Dexamethasone 2 x 1 mg
Kalnex 3 x 50 mg
Aminos 2 x 15 cc
Rr: 39 x/menit
S: 36,40C
10/3/2012
S: Tangis (+), sianosis (+), gerak aktif, ikterik (-), muntah (+) darah, kembung (-)
O:
KU : Lemah,
K/L: dbn
P : suara lendir (-/-)
C : dbn
Abd : dbn
Eks : dbn
N: 108 x/menit Inj meropenem 3 x 100 mg
Inj Neo K 1 x 1 mg
Mersi 1 x 75 mg
Brainact 1 x 50 mg
Dexamethasone 2 x 1 mg
Kalnex 3 x 50 mg
Aminos 2 x 15 cc
Rr: 38 x/menit
S: 36 0C
616263
64
65
66
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
TINJAUAN PUSTAKA
SINDROMA ASPIRASI MEKONIUM
A. Definisi
Sindroma Aspirasi Mekoniuim terjadi jika janin menghirup mekonium yang tercampur
dengan cairan ketuban, baik ketika bayi masih berada di dalam rahim maupun sesaat setelah
dilahirkan. Mekonium bersifat lengket dan berwarna hitam kehijauan, mulai bisa terlihat pada
kehamilan 34 minggu.
Komplikasi lain yang sering ditemui dan cukup berbahaya pada persalinan adalah
terdapatnya mekonium pada cairan ketuban. Sangat sulit untuk memperkirakan dengan tepat, kapan
terjadinya pengeluaran mekonium. Untuk itu, harus selalu siap dan waspada terhadap adanya
mekonium dalam cairan ketuban pada setiap kelahiran. Mekonium dalam cairan ketuban merupakan
indikasi adanya gangguan pada bayi yang berkaitan dengan masalah intrauterin berupa hipoksia
ataupun gangguan pernapasan karena aspirasi mekonium setelah bayi baru lahir. Angka kejadiannya
sekitar 9-15% dari kelahiran hidup, jarang terjadi pada kehamilan < 37 minggu, 30% atau lebih
terjadi pada kehamilan 42 minggu. Bila air ketuban bercampur mekonium biasanya 50% mekonium
berada di trakea.
B. Patofisiologi
Aspirasi mekonium terjadi jika janin mengalami stres selama proses persalinan berlangsung.
Bayi seringkali merupakan bayi postmatur (bayi lebih bulan). Selama persalinan berlangsung, bayi
bisa mengalami kekurangan oksigen. Hal ini dapat menyebabkan melemahnya otot anus, sehingga
mekonium keluar ke dalam cairan ketuban yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Cairan ketuban
dan mekonium becampur membentuk cairan berwarna hijau dan kental. Jika selama masih berada di
dalam rahim, janin bernafas atau jika bayi menghirup nafasnya yang pertama, maka campuran air
ketuban dan mekonium bisa terhirup ke dalam paru-paru.
Mekonium yang terhirup bisa menyebabkan penyumbatan parsial ataupun total pada saluran
pernafasan, sehingga terjadi gangguan pernafasan dan gangguan pertukaran udara di paru-paru.
Selain itu, mekonium juga bersifat lengket dan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada
saluran udara.
676869
70
71
72
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
Faktor resiko terjadinya sindroma aspirasi mekonium:
1) Kehamilan post term
2) Pre-eklamsi
3) Ibu yang menderita hipertensi
4) Persalinan yang sulit
5) Hipoksia intra-uterin (kekurangan oksigen ketika bayi masih berada dalam rahim).
C. Gejala
Gejalanya berupa:
1) Cairan ketuban yang berwarna kehijauan atau jelas terlihat adanya mekonium di dalam cairan
ketuban
2) Kulit bayi tampak kehijauan (terjadi jika mekonium telah dikeluarkan lama sebelum persalinan)
3) Ketika lahir, bayi tampak lemas/lemah
4) Kulit bayi tampak kebiruan (sianosis)
5) Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
6) Apneu (henti nafas)
D. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan keadaan berikut:
1) Anamnesis:
a. Riwayat janin tumbuh lambat
b. Riwayat kesulitan persalinan dan riwayat gawat janin
c. Riwayat persalinan dengan air ketuban bercampur mekonium
d. Riwayat persalinan yang mengalami asfiksia berat
2) Pemeriksaan Fisis
a. Cairan amnion tercemar mekonium baik encer maupun kental.
b. Tali pusat dan kulit bayi berwarna hijau kekuningan
c. Bayi mengalami asfiksia berat dan dalam beberapa jam kemudian menunjukkan
gangguan napas.
d. Biasanya disertai tanda bayi lebih bulan.
e. Dengan bantuan laringoskopi, pita suara tampak berwana kehijauan.
737475
76
77
78
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
Dengan bantuan stetoskop, terdengar suara pernafasan yang abnormal (suara tambahan).
3) Pemeriksaan penunjang
a. Foto thorak posisi AP dan lateral, bila diperlukan.
b. Laboratorium:
Darah Lengkap
E. Terapi
1) Tindakan Resusitasi
a. Tindakan resusitasi untuk kasus dengan anamnesis air ketuban bercampur mekonium harus
dilakukan secara proaktif, dengan manajemen kamar bersalin (bila lahir pervaginam) dan
kamar overasi (bila lahir dengan operasi bedah sesar)
b. Bila lahir pervaginam bigitu bayi lahir segera dilakukan penghisapan mulut dan hidung
sebelum melahirkan bahu dan seluruh badan bayi, kemudian setelah bayi lahir, segera dinilai
kebugaran bayi.
c. Bila lahir dengan opersai bedah sesar, begitu bayi lahir segera dilakukan penghisapan mulut
dan hidung kemudian segera dinilai kebugaran bayi.
d. Bila bayi bugar (menangis keras, kulit merah, tonus otot baik dan frekuensi jantung lebih
dari 100 x/menit) dilanjutkan dengan pengeringan, jaga kehangatan dan perawatan bayi baru
lahir normal.
e. Bila bayi tidak bugar, segera dilakukan langkah awal dengan menghisap mekonium dengan
intens, bila tersedia laringoskop dan pipa endotrakeal (ET) segera dilakukan penghisapan
melalui pipa ET, kemudian mengeringkan bayi sambil merangsang dengan rangsang taktil.
f. Bila bayi tetap tidak bernapas, segera lakukan resusitasi.
2) Medikamentosa
Antibiotika ampisilin dan garamisin/gentamisin
3) Bedah
Tindakan bedah dilakukan jika timbul komplikasi.
4) Suportif
a. Infus cairan: glukosa 10%
b. Jaga kehangatan
c. Terapi oksigen
798081
82
83
84
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
d. Pemberian ASI ekslusif bila kondisi sudah memungkinkan (tidak sesak lagi)
F. Pemantauan (Monitoring)
1) Terapi
Setelah bayi melewati masa krisis dan kebutuhan oksigen sudah terpenuhi, suhu tubuh bayi
sudah stabil diluar inkubator, bayi dapat minum sendiri persepen/menetek, ibu bisa merawat dan
mengenali tanda-tanda sakit pada bayi dan tidak ada komplikasi atau penyulit maka bayi dapat
berobat jalan.
2) Tumbuh kembang
Bila bayi yang berhasil bisa bertahan hidup tanpa komplikasi maka proses tumbuh kembang
anak selanjutnya tidak mengalami gangguan. Tetapi apabila timbul komplikasi (hipoksia, gagal
ginjal, keracunan O2, maupun komplikasi palsi cerebra, dll). Maka tumbuh kembang anak
tersebut akan mengalami gangguan dari yang ringan sampai yang berat termasuk gangguan
penglihatan, sehingga diperlukan pemantauan berkala pada masa balita.
Posisi intubasi:
858687
88
89
90
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
NO. RM
Cara intubasi:
Visualisasi intubasi:
919293
94
95
96
1