22
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA UNIT PENYAKIT ANAK NO. RM ANAMNESIA Nama : By. AD Umur : BBL Ruang : Perinatologi Kelas : Nama lengkap : By. AD Tempat dan tanggal lahir : Ponorogo, 05 Maret 2012 Nama Ayah : Tn. AN Pekerjaan Ayah : Swasta Nama Ibu : Ny. AD Pekerjaan Ibu : IRT Alamat : Patihan wetan, Badadan Masuk RS tangal : 05 Maret 2012, Jam: 09.15 Jenis Kelamin : Perempuan Umur : BBL Umur : 26 tahun Pendidikan Ayah : SMA Umur : 29 Tahun Pendidikan Ibu : SMA Diagnosis Masuk : BBLC, CB, SC, Asfiksia berat Dokter yang merawat : dr. Finariawan A. S., M.Kes, Sp.A Ko. Asisten : Tomi Oktapriadi, S.Ked Tanggal : 05 Maret 2012 (Alloanamnesis dari ayah pasien) KELUHAN UTAMA : Lunglai KELUHAN TAMBAHAN : tidak menagis, ketuban mekonial 1 2 3 4 5 6

Case Aspirasi Mekonium

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

ANAMNESIANama : By. ADUmur : BBL

Ruang : PerinatologiKelas :

Nama lengkap : By. AD

Tempat dan tanggal lahir : Ponorogo, 05 Maret 2012

Nama Ayah : Tn. AN

Pekerjaan Ayah : Swasta

Nama Ibu : Ny. AD

Pekerjaan Ibu : IRT

Alamat : Patihan wetan, Badadan

Masuk RS tangal : 05 Maret 2012, Jam: 09.15

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : BBL

Umur : 26 tahun

Pendidikan Ayah : SMA

Umur : 29 Tahun

Pendidikan Ibu : SMA

Diagnosis Masuk : BBLC, CB, SC, Asfiksia berat

Dokter yang merawat : dr. Finariawan A. S., M.Kes, Sp.A Ko. Asisten : Tomi Oktapriadi, S.Ked

Tanggal : 05 Maret 2012 (Alloanamnesis dari ayah pasien)

KELUHAN UTAMA : Lunglai

KELUHAN TAMBAHAN : tidak menagis, ketuban mekonial

1. Riwayat penyakit sekarang (secara kronologis setiap masalah yang ditemukan diidentifikasi lengkap):

Pasien Bayi baru lahir perempuan dengan persalinan SC, G1P0A0 usia kehamilan ibu pasien 42

minggu, berat badan 2600 gr, panjang badan 49 cm, Skor APGAR 3-5, ketuban bercampur mekonium,

dalam keadaan lunglai, tidak menangis, sesak dan sianosis.

Kesan : Bayi baru lahir perempuan dengan berat badan 2600, panjang badan 49 cm, Skor APGAR 3-5,

ketuban bercampur mekonium, lunglai, sesak, tidak menangis dan sianosis.

123

4

5

6

Page 2: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

RIWAYAT KELUARGA

1. Riwayat penyakit pada keluarga yang ditularkan (sebutkan penyakitnya terutama yang ada hubungan

dengan penyakit sekarang)

Riwayat penyakit kelainan ginjal : disangkal

Riwayat penyakit hipertensi : disangkal

Riwayat penyakit kencing manis : disangkal

Riwayat penyakit asma dan alergi : disangkal

Riwayat penyakit lainnya : disangkal

Kesan : Tidak terdapat riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit sekarang

2. Riwayat keluarga diberikan oleh : ayah/ ibu/ kakek/ nenek/ saudara/ tetangga *) ikhtisar keturunan :

(gambar skema keluarga dan beri tanda keluarga yang menderita penyakit sejenis. Untuk kelainan

kongenital usahakan skema yang lebih lengkap termasuk saudara sepupu dsb.)

= Meninggal

= Laki – laki

= Perempuan

= Pasien

= Satu rumah

Kesan : Pasien tinggal satu rumah dengan nenek, ayah dan Ibu pasien. Tidak terdapat riwayat

penyakit keluarga yang diturunkan

RIWAYAT PRIBADI

789

10

11

12

Page 3: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

PEMERIKSAAN

JASMANI

Nama : An. Rd

Umur : 13 tahun

Ruang : Delima

Kelas : C2

Tulis semua yang didapat pada saat pemeriksaan pertama ini

KESAN UMUM

KU : lemah

Nadi : 90 x/menit

Pernapasan : apnu

Suhu : 36,20C

Status Gizi

BB/PB/LK/LD/LLK : 2,6 kg / 49 cm / 32 cm / 32 cm / 8 cm

Ratio: Lingkar kepala 32 cm = 1

Lingkar dada 32 cm

Kesan: status gizi baik

Kulit : terdapat mekonium staining dan sianosis

Kel.limfe : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening

Otot : kekuatan (+), atrofi(-), nyeri otot (-), edema pada kaki (-)

Tulang : Tidak ada deformitas tulang

Sendi : Gerakan bebas

Kesan : terdapat kelainan pada kulit (mekonium staining) dan otot

131415

16

17

18

Page 4: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

PEMERIKSAAN KHUSUS

Kepala : Ukuran normocephal, rambut warna hitam, lurus. Bentuk mesocephal Ubun-

ubun belum menutup

Mata : mata tidak cowong, tidak ditemukan CA, tidak ditemukan SI, tidak edema

palpebra

Hidung : tidak ada sekret, tidak ada epistaksis, terdapat nafas cuping hidung

Mulut : terdapat sianosis

Faring : tidak hiperemis , tonsil tidak membesar

Gigi : belum tumbuh

Kesan : terdapat kelainan pada hidung dan mulut

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak teraba massa abnormal

Thorak : simetris, terdapat retraksi

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis kuat angkat

Perkusi :

batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra

batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra

batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra

batas kiri bawah : SIC V linea midclavicula sinistra

Auskultasi : BJ I-II intensitas reguler, tidak ada bising jantung

Kesan : terdapat kelainan pada thorak (retraksi)

192021

22

23

24

Page 5: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

Paru-paru :

Kanan DEPAN kiri

Simetris (+),

retraksi intercostalis (+)

Inspeksi Simetris (+),

retraksi intercostalis (+)

Ketinggalan gerak (-)

sama

Palpasi Ketinggalan gerak (-)

sama

Sonor Perkusi Sonor

SD. vesikuler, wheezing (-), suara

lendir (+)

Auskultasi SD. vesikuler, wheezing (-), suara

lendir (+)

Kanan BELAKANG kiri

Simetris (+), Inspeksi Simetris

Ketinggalan gerak (-)

sama

Palpasi Ketinggalan gerak (-)

sama

Sonor Perkusi Sonor

SD. vesikuler, wheezing (-), suara

lendir (+)

Auskultasi SD. vesikuler, wheezing (-), suara

lendir (+)

Kesan : : Paru-paru terdapat retraksi dan suara lendir pada paru-paru kiri dan kanan

Abdomen :

Inspeksi : simetris, tali pusat berwana mekonium

Auskultasi : peristaltik (N).

Perkusi : timpani

Palpasi : turgor kulit baik, tidak nyeri tekan

Hepar : tidak teraba membesar

Lien : tidak teraba membesar

Anogenital : tidak ada kelainan

Kesan : Auskultasi abdomen Inspeksi abdomen terdapat tali pusat berwana mekonium

Status Neurologi

252627

28

29

30

Page 6: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

tungkai lengan

kanan kiri kanan kiri

Gerakan : kurang aktif kurang aktif kurang aktif kurang aktif

Tonus : normal normal normal normal

Trofi : entrofi eutrofi eutrofi eutrofi

Clonus Tungkai : tidak ada tidak ada (-) (-)

Reflek fisiologis : Reflek patella (+) normal, achiles (+), normal, tricep (+) normal

Refleks patologis : Babinski (-), cheddock (-)

Meningeal Sign : Kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), kernig (-)

Sensibilitas : Dalam batas normal

Kesan : status neurologi dalam batas normal

313233

34

35

36

Page 7: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN

Tanggal 5 Maret 2012

No Parameter Jumlah Satuan Nilai Rujukan

1. WBC 22,8 X 10^3/UL uL 4,0-10,0

2. Lymph 12,1 X 10^3/UL uL 0,8-4,0

3. Mid 2,1 X 10^3/UL uL 0,1-0,9

4. Grand 8,6 X 10^3/UL uL 2,0-7,0

5. Lymph % 53,2 % % 20,0-40,0

6. Mid % 9,1 % % 3,0-9,0

7. Grand % 37,7 % % 50,0-70,0

8. HGB 14,8 g/dl g/dl 11,0-16,0

9. RBC 4,05 X 10^6/UL uL 3,50-5,50

10. HCT 44,6 % % 37,0-50,0

11. MCV 110,3 fL femtoliter 82,0-95,0

12. MCH 36,5 pg Pikograms 27,0-31,0

13. MCHC 33,1 g/dl gr/dl 32,0-36,0

14. RDW-CV 16,6 % % 11,5-14,0

15. RDW-SD 66,7 fL femtoliter 35,0-56,0

16. PLT 184 X 10^3/UL g/dl 10-300

17. MPV 7,8 fL femtoliter 7,0-11,0

18. PDW 16,3 15,0-17,0

19. PCT 0,143 % % 0,108-0,282

Kesan : leukositosis

373839

40

41

42

Page 8: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

RINGKASAN ANAMNESIS

Bayi baru lahir jenis kelamin perempuan dengan berat badan 2600, panjang badan 49 cm, Skor

APGAR 3-5, ketuban bercampur mekonium, lunglai, sesak, tidak menangis dan sianosis.

Dengan riwayat kehamilan ibu pasien pernah jatuh dari motor usia kehamilan 24 minggu dan

mual muntah pada usia kehamilan 28 minggu.

Riwayat persalinan ibu pasien ketuban bercampur mekonium, persalinan SC.

Riwayat paska lahir pasien jenis kelamin perempuan dengan berat badan 2600 gram panjang

badan 49 cm, setelah lahir bayi lunglai dan tidak menangis, mekonium staining, tidak ditemukan

cacat bawaan saat lahir.

RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK

KU : lemah

Nadi : 90 x/menit

Suhu : 36,20C

Pernapasan : apnu

• Kepala : nafas cuping hidung dan mulut sianosis

• Kulit : mekonium staining

• Thorak : terdapat retraksi

• Pulmo : terdapat suara lendir kiri dan kanan

• Abdomen : Tali pusat berwana mekonium

LABORATORIUM

Kimia Darah :

• Leukositosis

DAFTAR MASALAH (Aktif & Inaktif)

1. Aktif

Bayi lunglai, tidak menangis, sesak, sianosis, ketuban bercampur mekonium

Px. Fisik : nadi 90 x/menit, pernapasan apnu, pada paru-paru terdapat suara lendir, pada thorak

terdapat retaksi, tali pusat berwana hijau kekuningan, kulit mekonium staining,

434445

46

47

48

Page 9: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

Lab. Kimia Darah :

Leukositosis

2. Inaktif

Social ekonomi baik

KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH :

Sindroma Aspirasi Mekonium

RENCANA PENGELOLAAN

1. Rencana Tindakan

a. Resusitasi

b. O2 pasang C-PAP

c. Nasal kateter

2. Rencana Terapi

a. Infus cairan 10 tpm (mikro)

Medikamentosa :

b. Antibiotik

d. Vit K

Nama dan tanda tangan Co Ass

Tomi Oktapriadi, S.ked

Diperiksa dan disahkan oleh : Diperiksa oleh :

Supervisor dari pavilion/ ruangan : Dokter pavilion/ ruangan :

Tanggal ……………………..jam……..:……… Tanggal……………………jam:………:……..

Tanda tangan, Tanda tangan,

( ) ( dr, Finariawan, M.Kes, Sp.A.)

495051

52

53

54

Page 10: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

FOLLOW UP

KU Vital Sign terapi

5/3/2012 Inj cefotaxime 2 x 150 mg

Inj Neo K 1 x 1 mg

Mersi 1 x 75 mg

Brainact 1 x 50 mg

Dexamethasone 2 x 1 mg

Suction, hangatkan bayi, Pasang C-PAP, kolaborasi dengan dari pemberian AB, cek DL

6/3/2012

05.00

S: Tangis (+) merintih, sianosis (+), kurang aktif, ikterik (-)

O:

KU : Lemah,

K/L: dbn

P : suara lendir (+/+)

C : dbn

Abd : dbn

Eks : dbn

N: 108 x/menit Inj cefotaxime 2 x 150 mg

Inj Neo K 1 x 1 mg

Mersi 1 x 75 mg

Brainact 1 x 50 mg

Dexamethasone 2 x 1 mg

Aminos 2 x 15 cc

Rr: 36 x/menit

S: 36,40C

7/3/2012

05.00

S: Tangis (+), sianosis (+), kurang aktif, ikterik (-), muntah (+) darah,

O:

KU : Lemah,

K/L: dbn

P : suara lendir (-/-)

C : dbn

Abd : dbn

Eks : dbn

N: 107 x/menit C-PAP lepas

Inj cefotaxime 2 x 150 mg

Inj Neo K 1 x 1 mg

Mersi 1 x 75 mg

Brainact 1 x 50 mg

Dexamethasone 2 x 1 mg

Kalnex 3 x 50 mg

Aminos 2 x 15 cc

Rr: 38 x/menit

S: 36,30C

8/3/2012 S: Tangis (+), sianosis (-), N: 106 x/menit Inj meropenem 3 x 100 mg

555657

58

59

60

Page 11: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

05.00 kurang aktif, ikterik (+), muntah (+) darah,

O:

KU : Lemah,

K/L: dbn

P : suara lendir (-/-)

C : dbn

Abd : dbn

Eks : dbn

Inj Neo K 1 x 1 mg

Mersi 1 x 75 mg

Brainact 1 x 50 mg

Dexamethasone 2 x 1 mg

Kalnex 3 x 50 mg

Aminos 2 x 15 cc

Rr: 35 x/menit

S: 36,50C

9/3/2012 S: Tangis (+), sianosis (-),gerak aktif, ikterik (-), muntah (+) darah, kembung (-)

O:

KU : Baik,

K/L: dbn

P : suara lendir (-/-)

C : dbn

Abd : dbn

Eks : dbn

N: 105 x/menit Inj meropenem 3 x 100 mg

Inj Neo K 1 x 1 mg

Mersi 1 x 75 mg

Brainact 1 x 50 mg

Dexamethasone 2 x 1 mg

Kalnex 3 x 50 mg

Aminos 2 x 15 cc

Rr: 39 x/menit

S: 36,40C

10/3/2012

S: Tangis (+), sianosis (+), gerak aktif, ikterik (-), muntah (+) darah, kembung (-)

O:

KU : Lemah,

K/L: dbn

P : suara lendir (-/-)

C : dbn

Abd : dbn

Eks : dbn

N: 108 x/menit Inj meropenem 3 x 100 mg

Inj Neo K 1 x 1 mg

Mersi 1 x 75 mg

Brainact 1 x 50 mg

Dexamethasone 2 x 1 mg

Kalnex 3 x 50 mg

Aminos 2 x 15 cc

Rr: 38 x/menit

S: 36 0C

616263

64

65

66

Page 12: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

TINJAUAN PUSTAKA

SINDROMA ASPIRASI MEKONIUM

A. Definisi

Sindroma Aspirasi Mekoniuim terjadi jika janin menghirup mekonium yang tercampur

dengan cairan ketuban, baik ketika bayi masih berada di dalam rahim maupun sesaat setelah

dilahirkan. Mekonium bersifat lengket dan berwarna hitam kehijauan, mulai bisa terlihat pada

kehamilan 34 minggu.

Komplikasi lain yang sering ditemui dan cukup berbahaya pada persalinan adalah

terdapatnya mekonium pada cairan ketuban. Sangat sulit untuk memperkirakan dengan tepat, kapan

terjadinya pengeluaran mekonium. Untuk itu, harus selalu siap dan waspada terhadap adanya

mekonium dalam cairan ketuban pada setiap kelahiran. Mekonium dalam cairan ketuban merupakan

indikasi adanya gangguan pada bayi yang berkaitan dengan masalah intrauterin berupa hipoksia

ataupun gangguan pernapasan karena aspirasi mekonium setelah bayi baru lahir. Angka kejadiannya

sekitar 9-15% dari kelahiran hidup, jarang terjadi pada kehamilan < 37 minggu, 30% atau lebih

terjadi pada kehamilan 42 minggu. Bila air ketuban bercampur mekonium biasanya 50% mekonium

berada di trakea.

B. Patofisiologi

Aspirasi mekonium terjadi jika janin mengalami stres selama proses persalinan berlangsung.

Bayi seringkali merupakan bayi postmatur (bayi lebih bulan). Selama persalinan berlangsung, bayi

bisa mengalami kekurangan oksigen. Hal ini dapat menyebabkan melemahnya otot anus, sehingga

mekonium keluar ke dalam cairan ketuban yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Cairan ketuban

dan mekonium becampur membentuk cairan berwarna hijau dan kental. Jika selama masih berada di

dalam rahim, janin bernafas atau jika bayi menghirup nafasnya yang pertama, maka campuran air

ketuban dan mekonium bisa terhirup ke dalam paru-paru.

Mekonium yang terhirup bisa menyebabkan penyumbatan parsial ataupun total pada saluran

pernafasan, sehingga terjadi gangguan pernafasan dan gangguan pertukaran udara di paru-paru.

Selain itu, mekonium juga bersifat lengket dan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada

saluran udara.

676869

70

71

72

Page 13: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

Faktor resiko terjadinya sindroma aspirasi mekonium:

1) Kehamilan post term

2) Pre-eklamsi

3) Ibu yang menderita hipertensi

4) Persalinan yang sulit

5) Hipoksia intra-uterin (kekurangan oksigen ketika bayi masih berada dalam rahim).

C. Gejala

Gejalanya berupa:

1) Cairan ketuban yang berwarna kehijauan atau jelas terlihat adanya mekonium di dalam cairan

ketuban

2) Kulit bayi tampak kehijauan (terjadi jika mekonium telah dikeluarkan lama sebelum persalinan)

3) Ketika lahir, bayi tampak lemas/lemah

4) Kulit bayi tampak kebiruan (sianosis)

5) Takipneu (laju pernafasan yang cepat)

6) Apneu (henti nafas)

D. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan keadaan berikut:

1) Anamnesis:

a. Riwayat janin tumbuh lambat

b. Riwayat kesulitan persalinan dan riwayat gawat janin

c. Riwayat persalinan dengan air ketuban bercampur mekonium

d. Riwayat persalinan yang mengalami asfiksia berat

2) Pemeriksaan Fisis

a. Cairan amnion tercemar mekonium baik encer maupun kental.

b. Tali pusat dan kulit bayi berwarna hijau kekuningan

c. Bayi mengalami asfiksia berat dan dalam beberapa jam kemudian menunjukkan

gangguan napas.

d. Biasanya disertai tanda bayi lebih bulan.

e. Dengan bantuan laringoskopi, pita suara tampak berwana kehijauan.

737475

76

77

78

Page 14: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

Dengan bantuan stetoskop, terdengar suara pernafasan yang abnormal (suara tambahan).

3) Pemeriksaan penunjang

a. Foto thorak posisi AP dan lateral, bila diperlukan.

b. Laboratorium:

Darah Lengkap

E. Terapi

1) Tindakan Resusitasi

a. Tindakan resusitasi untuk kasus dengan anamnesis air ketuban bercampur mekonium harus

dilakukan secara proaktif, dengan manajemen kamar bersalin (bila lahir pervaginam) dan

kamar overasi (bila lahir dengan operasi bedah sesar)

b. Bila lahir pervaginam bigitu bayi lahir segera dilakukan penghisapan mulut dan hidung

sebelum melahirkan bahu dan seluruh badan bayi, kemudian setelah bayi lahir, segera dinilai

kebugaran bayi.

c. Bila lahir dengan opersai bedah sesar, begitu bayi lahir segera dilakukan penghisapan mulut

dan hidung kemudian segera dinilai kebugaran bayi.

d. Bila bayi bugar (menangis keras, kulit merah, tonus otot baik dan frekuensi jantung lebih

dari 100 x/menit) dilanjutkan dengan pengeringan, jaga kehangatan dan perawatan bayi baru

lahir normal.

e. Bila bayi tidak bugar, segera dilakukan langkah awal dengan menghisap mekonium dengan

intens, bila tersedia laringoskop dan pipa endotrakeal (ET) segera dilakukan penghisapan

melalui pipa ET, kemudian mengeringkan bayi sambil merangsang dengan rangsang taktil.

f. Bila bayi tetap tidak bernapas, segera lakukan resusitasi.

2) Medikamentosa

Antibiotika ampisilin dan garamisin/gentamisin

3) Bedah

Tindakan bedah dilakukan jika timbul komplikasi.

4) Suportif

a. Infus cairan: glukosa 10%

b. Jaga kehangatan

c. Terapi oksigen

798081

82

83

84

Page 15: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

d. Pemberian ASI ekslusif bila kondisi sudah memungkinkan (tidak sesak lagi)

F. Pemantauan (Monitoring)

1) Terapi

Setelah bayi melewati masa krisis dan kebutuhan oksigen sudah terpenuhi, suhu tubuh bayi

sudah stabil diluar inkubator, bayi dapat minum sendiri persepen/menetek, ibu bisa merawat dan

mengenali tanda-tanda sakit pada bayi dan tidak ada komplikasi atau penyulit maka bayi dapat

berobat jalan.

2) Tumbuh kembang

Bila bayi yang berhasil bisa bertahan hidup tanpa komplikasi maka proses tumbuh kembang

anak selanjutnya tidak mengalami gangguan. Tetapi apabila timbul komplikasi (hipoksia, gagal

ginjal, keracunan O2, maupun komplikasi palsi cerebra, dll). Maka tumbuh kembang anak

tersebut akan mengalami gangguan dari yang ringan sampai yang berat termasuk gangguan

penglihatan, sehingga diperlukan pemantauan berkala pada masa balita.

Posisi intubasi:

858687

88

89

90

Page 16: Case Aspirasi Mekonium

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA

UNIT PENYAKIT ANAK

NO. RM

Cara intubasi:

Visualisasi intubasi:

919293

94

95

96

1