30
Case presentasion batu kandung kemih Oleh Yayat Hidayatullah Safrul Pembimbing dr. Nufrianto Mursad Supervisor dr. Syakri Syahril, Sp.U

Case Presentasion Batu Kandung Kemih

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas kepaniteraan klinik bagian ilmu bedah

Citation preview

Case presentasion batu kandung kemih

Case presentasionbatu kandung kemih

Oleh Yayat Hidayatullah Safrul

Pembimbingdr. Nufrianto Mursad

Supervisor dr. Syakri Syahril, Sp.U

LAPORAN KASUSAnamnesis :Seorang perempuan, Ny.Hj. S, 53 tahun, masuk Rumah Sakit Umum daerah Labuang Baji 2 Juni 2013 (No.RM 60-27-10) dengan keluhan sering-sering buang air kecil, sejak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit, dan sudah terpasang kateter sebelum masuk Rumah Sakit Labuang baji. Pada awalnya pasien sering buang air kecil telah dialami selama 1 tahun dan memberat 6 bulan terakhir sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien sering-sering miksi antara 2 kali miksi kurang dari 2 jam berwarna kunig. Pasien mengeluh merasa tidak enak sewaktu kencing, dan kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancar kembali dengan perubahan posisi tubuh. Ketika kencing pasien merasa tidak puas dan merasa masih ada sisa kencing. Pasien juga mengeluhkan penurunan laju kencing. Pasien mengeluh bahwa merasa tidak puas serta merasa masih ada sisa urin setelah kencing. Pasien merasakan nyeri di daerah regio suprapubik hilang timbul sejak 2 tahun yang lalu dan memberat sejak 6 bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat kencing berpasir (+), tidak ada riwayat kencing berdarah. Tidak ada riwayat kencing nanah. Tidak ada riwayat sakit saat kencing atau rasa terbakar saat kencing.

Pemeriksaan Fisis: Status Generalis : Sakit sedang/ gizi cukup/Composmentis Status vitalis :Tekanan darah: 110/80 mmHgNadi: 78 x/menit Pernapasan: 20 x/menit Suhu: 36,70C

Status Urologi Regio Costovertebralis Dekstra Inspeksi: Tampak alignment tulang vertebra baik, warna kulit sama dengan sekitarnya, gibbus tidak ada, hematom tidak ada, edema tidak ada. Palpasi: Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak ada, ballotement ginjal tidak teraba. Perkusi: Nyeri ketok tidak ada.

Regio Costovertebralis Sinistra Inspeksi: Tampak alignment tulang vertebra baik, warna kulit sama dengan sekitarnya, gibbus tidak ada, hematom tidak ada, edema tidak ada Palpasi: Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak ada, ballotement ginjal tidak teraba. Perkusi: Nyeri ketok tidak ada.

Regio Suprapubik

Inspeksi: Tampak datar, warna kulit sama dengan sekitarnya, tidak tampak bulging, hematom tidak ada, edema tidak ada.Palpasi: Nyeri tekan ada, massa tumor tidak ada, teraba buli-buli membesar kesan terisi, permukaa sama dengan sekitar.

Regio Genitalia Eksterna Vulva / Vagina I : Tampak warna cokelat tua, orificium uretra eksterna letak proksimal dari introitus vagina, vagina discharge tidak ada, udem tidak ada dan hematom tidak ada.P : massa tekan tidak ada, Nyeri tekan tidak ada.

Perineum Inspeksi: Tampak warna lebih gelap dari kulit sekitarnya, edema tidak ada, hematom tidak ada. Palpasi:Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak ada Rectal Toucher :Sphincter ani mencekik, mukosa recti licin, ampulla recti terisi feces. Tidak teraba massa dan tidak didapatkan nyeri tekan. Handscoen: Feses ada, lendir tidak ada, darah tidak ada. Vagina Toucher BimanualPasien menolak dilakukannya pemeriksaan

RESUME Dilaporkan 1 kasus vesicolithiasis pada perempuan umur 53 tahun dengan keluhan utama frekunsi miksi sejak 2 hari SMRS dan sudah terpasang kateter sebelum masuk RSUD. Labuang Baji. Keluhan telah dialami selama 1 tahun dan memberat 6 bulan terakhir sebelum masuk Rumah Sakit,

frekuensi atau polakisuria adalah frekuensi berkemih yang lebih dari 8 kali perhari, keadaan ini merupakan keluhan yang paling sering dialami oleh pasien dengan batu saluran kemih. Frekuensi atau polakisuria pada pasien ini disebabkan karena menurunnya kapasitas buli-buli, hal ini disebabkan karena adanya obstruksi infravesika dan karena buli-buli mengalami inflamasi/iritasi oleh benda asing di dalam lumen buli-buli.

Pasien juga mengalami gejala voiding urin yaitu hesistansi hal ini disebabkan karena adanya obstruksi infravesika sehingga menyebabkan awal keluarnya urin lebih lama dan seringkali pasien harus mengejan untuk memulai miksi.

Setelah urin keluar, seringkali pancarannya menjadi lemah,tidak jauh, dan kecil, bahkan urin jatuh di dekat kaki pasien.Pada pemeriksaan regio suprapubik didapatkan adanya nyeri hilang timbul sejak 2 tahun yang lalu dan memberat sejak 6 bulan terakhir,

nyeri pada pasien ini terjadi karena overdistensi buli-buli yang mengalami retensi urin atau terdapat inflamasi pada buli-buli. Inflamasi buli-buli dirasakan sebagai perasaan kurang nyaman didaerah suprapubik (suprapubic discomfort). pada pasien ini buli-buli teraba dengan kesan terisi disebabkan karena adanya gangguan pengeluaran urin yang disebabkan karena adanya obstruksi. Pasien memiliki riwayat kencing berpasir (+), tidak ada riwayat hematuri. Tidak ada riwayat disuria. Tidak ada riwayat kencing nanah.DIAGNOSIS : VESICHOLITHIASIS

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan penunjang diagnostik :Pemeriksaan Laboratorium :Urin Rutin Pemeriksaan ini meliputi uji :Makroskopik dengan menilai warna, bau, dan berat jenis urin.Kita melakukan pemeriksaan sederhana ini untuk melihat kemampuan ginjal dalam fungsinya memekatkan (to concentrate) urin. Menurunnya kemampuan ginjal dalam memekatkan urin sejajar dengan kemampuan ginjal secara keseluruhan. Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasaman/pH, protein dan gula dalam urin.Urin mempunyai pH yang bersifat asam, dengan pH rata-rata : 5,5 6,5. Jika pada pasien ini didapatkan pH urin yang terlalu asam kemungkinan batu yang terbentuk adalah batu asam urat.

Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel-sel, cast (silinder) atau bentukan lain di dalam urin atau Kristal pembentuk batu. pada pasien ini, apabila di dapatkannya eritrosit di dalam darah secara bermakna (>2 per lapangan pandang) menunjukkan adanya cedera pada system saluran kemih, dan apabila di dapatkannya leukositori bermakna (>5 per lapangan pandang) atau piuria merupakan tanda dari inflamasi saluran kemih. jika di temuka silinder (cast) dalam pemeriksaan menandkana adanya kerusakan parenkim ginjal..

15 Kultur urinePemeriksaan kultur urine pada pasien ini diperiksa jika ada dugaan infeksi saluran kemih. sampel pemeriksaan sebaiknya diambil melalui kateter. Jika di dapatkan kuman di dalam urin, dibiakkan di dalam medium tertentu untuk mencari jenis kuman dan sekaligus sensitivitas kuman terhadap antibiotika yang diujikan. Pada pasien ini, Pemeriksaan kultru urin mungkin menunjukkan adanya petumbuhan kuman pemecah urea.

Faal ginjalPada pasien ini Pemeriksaan faal ginjal dilakukan bertujuan untuk mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal dan untuk mepersiapkan pasien menjalani foto IVP.

Elektrolit : Natrium, Kalium, Ca (kalsium), fosfat, asam uratPada pasien ini pemeriksaan elektrolit dilakukan berguna untuk mengetahui faktor predisposisi pembentukan batu kandung kemih yang pasien alami.

Pemeriksaan darahHemoglobin, lekosit, ureum, dan kreatinin. Untuk melihat fungsi ginjal dan apakah terjadi leukositosis

Pencitraan :Pada pasien ini Diagnosis klinis sebaiknya didukung oleh prosedur pencitraan yang tepat, meliputi :

Foto polos perut / KUB (kidney, ureter, bladder)/ Foto BNO(Buik Nier Overzicht) untuk melihat apakah tampak batu di daerah ginjal, ureter dan kandung kemih.

. Dimana bila kita melakukan pemeriksaan ini pada pasien, dapat menunjukkan ukuran, bentuk, posisi batu dan dapat membedakan klasifikasi batu

USG. USG dapat menunjukkan ukuran, bentuk, posisi batu dan adanya obstruksi. Gambaran yang tampak bila ada adanya gambaran achoic shadow pada daerah regio suprapubik (buli-buli).

Intravenous pyelography (IVP) pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai anatomi dan fungsi ginjal dan saluran kemih.Gambaran yang Nampak pada foto IVP apabila adanya batu maka akan tampak gambaran filling defect CT Scan akan menghasilkan gambar yang lebih jelas untuk melihat traktus urinarius tentang ukuran dan lokasi batuRENCANA PENATALAKSANAAN :

Pada pasien ini Indikasi untuk melakukan tindakan/terapi pada batu saluran kemih adalah karena batu telah telah menimbulkan obstruksi saluran kemih.

Terapi batu kandung kemih antara lain :Terapi medikamentosavesikolitolapaksi vesikolitotripsiopen vesikolitotomi ESWL

Terapi MedikamentosaPada pasien ini Terapi medikamentosa ditujukan apabila batu ukurannya kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian :Diuretikum dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih

VesikolitolapaksiMerupakan salah satu jenis tindakan uang telah lama dipergunakan dalam menangani kasus batu kandung kemih selain operasi terbuka. Indikasi kontra untuk tindakan ini adalah kapasitas kandung kemih yang kecil, batu multiple, batu ukuran lebih dari 20 mm, batu keras, batu kandung kemih pada anak dan akses uretra yang tidak baik. Penyulit yaitu 9-25% berupa cedera kandung kemih.Terapi ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)

Merupakan salah satu pilihan pada pasien apabila pasien ini tidak memungkinkan untuk operasi. Masalah yang dihadapi adalah migrasi batu saat tindakan. Adanya obstruksi infravesikal serta residu urin pasca miksi akan menurunkan angka keberhasilan dan membutuhkan tindakan tambahan per endoskopi sekitar 10% kasus untuk mengeluarkan pecahan batu. Dari kepustakaan, tindakan ESWL umumnya dikerjakan lebih dari satu kali untuk terapi batu kandung kemihTerapi Endourologi

Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih, yaitu berupa tindakan memecah batu dan mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih Beberapa tindakan endourologi itu adalah: PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) Litotripsi Ureteroskopi atau uretero-renoskopi Ekstraksi Dormia

Bedah terbuka

Apabila di klinik atau rumah sakit yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk tindakan endourologi, laparoskopi, maupun ESWL, maka pengambilan batu masih dilakukan melalui pembedahan terbuka.

Pada pasien ini jenis Pembedahan terbuka yang dilakukan yaitu :Open Vesicolithotomi

Pada pasien ini Pedoman atau rekomendasi apabila batu ukuran kurang dari 20 mm.Litotripsi endoskopikOperasi terbuka (open vesikolitotomi)

Pada pasien ini pedoman atau rekomendasi apabila batu ukuran lebih dari 20 mm.1.operasi terbuka2.litotripsi endoskopik

KOMPLIKASI

pada pasien ini dapat timbul komplikasi apabila tidak dilakukan penanganan secara tepat, yaitu:1. Obstruksi: Hidroureter,hidronefrosis 2. Infeksi: Sistitis, urosepsis 3. Gagal ginjal akut dan kronis

PENCEGAHAN

Pada pasien ini Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih, tindakan selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah upaya menghindari timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% dalam 10 tahun.

Pada umumnya pencegahan itu berupa:1. menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine sebanyak 2-3 liter per hari,2. diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu,3. aktivitas harian yang cukup, dan 4. pemberian medikamentosa.

Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah:

1. rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam,2. rendah oksalat,3. rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri, dan 4. rendah purin. Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang menderita hiperkalsiuri absortif tipe II.

TERIMA KASIH...