Upload
vita-noveryn
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
1/19
BAB 1
PENDAHULUAN
Rinitis alergi merupakan salah satu penyakit hidung kronis yang sering
ditemukan di masyarakat. Gejalanya yaitu bersin-bersin, gatal pada hidung, hidung
tersumbat dan keluar cairan encer (ingus) dari hidung.
Penyakit ini menyerang semua usia, terutama anak, remaja dan dewasa muda
(usia produktif). Penelitian di merika !erikat menunjukkan angka kejadian rinitis
alergi pada bayi sekitar "#, pada usia $-% tahun sekitar &-$#, pada masa adolesen
%# dan "$-"'# pada dewasa muda. !elanjutnya angka kejadian ini menurun dengan bertambahnya usia.
Rinitis alergi yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan
komplikasi yang dapat meningkatkan kesakitan dan menyebabkan kematian.
omplikasi yang sering terjadi adalah otitis media, disfungsi tuba eustachius dan
sinusitis paranasalis. Rinitis alergi biasanya dijumpai bersamaan dengan penyakit
alergi lain, seperti asma dan dermatitis atopik, kadang dengan polip hidung. danya
penyakit asma dan dermatitis atopik berhubungan dengan kekambuhan dan
memburuknya rinitis alergi. edua hal ini akan meningkatkan kesakitan dan
kematian pasien .
Rinitis alergi sifatnya kumat-kumatan sehingga sering mengganggu kualitas
hidup, dan menyebabkan penderitaan. ktifitas sehari-hari akan terganggu karena
penderita sulit untuk berkonsentrasi, sering disertai dengan sakit kepala, gangguan
tidur, emosi, buang ingus berkali-kali dan harus selalu membawa saputangan atau
tissue kemanapun pergi. Pada pekerja kondisi tersebut dapat mengganggu
produktiitas, dampaknya penderita juga harus mengeluarkan biaya ekstra untuk
obat yang pada umumnya hanya bersifat simtomatis saja.
"
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
2/19
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
3/19
rinitis alergi pada bayi sekitar "#, pada usia $-% tahun sekitar &-$#, pada masa
adolesen %# dan "$-"'# pada dewasa muda. !elanjutnya angka kejadian ini
menurun dengan bertambahnya usia dan pada orang-orang tua.
2.3 Etiologi
Rinitis alergi disebabkan oleh semua 9at yang berperan sebagai alergen pada
seorang indiidu. :at-9at yang menimbulkan alergi pada seorang penderita belum
tentu menimbulkan alergi pada indiidu lain. ;erdasarkan cara masuknya, alergen
dibagi atas<
". lergen inhalan yang masuk bersama dengan udara pernafasan,
misalnya debu rumah, tungau, serpihan epitel, bulu binatang dan
jamur
4. lergen ingestan yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan,
misalnya susu, telur, coklat, udang dan ikan
=. lergen injektan yang masuk melalui suntikan atau tusukan,
misalnya Penicillin dan sengatan lebah
&. lergen kontaktan yang masuk melalui kontak kulit atau jaringan
mukosa, misalnya bahan kosmetik dan perhiasan
!atu macam alergen dapat merangsang lebih dari satu organ sasaran
sehingga memberi gejala campuran, misalnya debu rumah yang memberi gejala
asma bronchial dan rinitis alergi.
2. P!togenesis
Rinitis alergi merupakan suatu penyakit inflamasi akibat reaksi
hipersensitiitas tipe *. Reaksi ini melibatkan *g + yang dihasilkan oleh sel plasma.
!el ini banyak terdapat di mukosa dan submukosa hidung dan saluran napas. Reaksi
alergi dapat terjadi harus melalui dua tahap yaitu tahap sensitisasi oleh allergen dan
tahap kontak ulang oleh alergen yang sama.
Pada kontak pertama dengan alergen, tubuh penderita akan membentuk *g +
spesifik. *g + ini menempel pada permukaan mastosit dan basofil. !el ini merupakan
sel mediator yang biasanya terdapat pada mukosa hidung. Proses ini disebut proses
sensitisasi. ;ila terjadi kontak ulang dengan alergen yang sama, maka alergen
=
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
4/19
tersebut akan diikat oleh *g + yang terdapat di permukaan sel mediator tadi. 2asil
dari reaksi ini adalah terjadinya pelepasan sejumlah mediator.
Patofisiologi dari rinitis alergi dapat dibedakan atas *mmediate Rhinitis
!ymtoms dan 6hronic 3ngoing Rhinitis.
1.Immediate Rhinitis Symtoms
Reaksi ini terjadi beberapa menit sampai beberapa jam setelah pemaparan
ulang dengan alergen yang sama, diperantarai oleh *g + yang terikat pada sel
mastosit atau basofil. >erjadilah proses degranulasi dan keluarlah berbagai mediator
baik yang ?Preformed@ maupun yang 8ewly Generated@ antara lain< histamine,
leukotrin, prostaglandin, bradikinin dan platelet actiating faktor sehingga timbul
gejala pilek yang encer, buntu pada hidung, bersin-bersin disertai rasa gatal baik di
hidung, mata, langit-langit maupun telinga akibat adanya efek asodilatasi, oedema
dan hiperseskresi kelenjar. !elain itu terjadi stimulasi aferen saraf trigeminus pada
mukosa hidung (terutama oleh histamin), menimbulkan reaksi refleks dan terjadilah
pengeluaran neuropeptide dan menimbulkan reaksi bersin-bersin, pilek dan buntu
pada hidung.
2.Chronic Ongoing Rhinitis
Pada fase ini terjadi akumulasi lokal dari sel-sel inflamasi, yaitu<
> limfosit, eosinofil, basofil dan neutrofil. +osinofil mengeluarkan berbagai macam
9at antara lain< histaminase yang berfungsi untuk menetralisir histamine, aryl
sulfatase yang berfungsi untuk menetralisir !R! (Slow Reacting Subtance of
Anaphylaxis), major basic protein yang bersifat toksik dan merusak epitel sehingga
mengakibatkan alergen mudah masuk dan menyebabkan pilek bersifat mucks dan
buntu pada hidung.
0isamping itu, > limfosit mengeluarkan sitokin, yaitu *nterleukin (*A &) yangakan merangsang sel ; untuk memproduksi *g + dan merangsang peningkatan kadar
adhesion molecule pada endotel pembuluh darah yang akan menyebabkan
terkumpulnya eosinofil. *nterleukin (*A=) akan menstimulasi maturasi sel mastosit
sedangkan *A$ merangsang proses diferensiasi dan maturasi eosinofil dari bone
marrow, mngaktiasi eosinofil untuk mengeluarkan 9at-9at mediator dan
meningkatkan surial eosinofil di jaringan. !ehingga gejala yang muncul pada fase
ini adalah buntu pada hidung disertai pembauan yang menurun dan hipereaktifitas
&
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
5/19
mukosa hidung terutama terhadap rangsangan yang non spesifik. Base lambat ini
dapat menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari. +fek sistemik seperti
kelelahan, rasa kantuk dan malaise dapat terjadi akibat respon inflamasi. Gejala-
gejala ini sering mengakibatkan gangguan kualitas hidup.
2." Kl!sifi#!si
123 R* tahun 4555 merekomendasikan bahwa rinitis alergi dapat
digolongkan dalam dua klasifikasi yaitu rinitis intermiten dan persisten. Rinitis
alergi intermiten bila gejala kurang dari & hari perminggu atau kurang dari & minggu
dan rhinitis alergi persisten apabila ditemukan lebih dari & hari perminggu atau lebih
dari & minggu.
!edangkan berdasarkan berat ringannya penyakit, rhinitis alergi
diklasifikasikan menjadi rinitis alergi gejala ringan bila tidak ditemukan gangguan
tidur, aktifitas sehari-hari, baik saat olahraga, santai, bekerja dan sekolah, tidak
ditemukan keluhan lain yang mengganggu. !edangkan rhinitis alergi gejala sedang
berat bila terdapat satu atau lebih gejala tersebut diatas.
;erdasarkan sifat berlangsungnya, rinitis alergi dibedakan dalam 4 macam,
yaitu rhinitis alergi musiman (seasonal, hay feer, polinosis) dan rhinitis alergi
sepanjang tahun (perennial)
• Rinitis alergi musiman (seasonal, hay feer, polinosis)
Penyakit ini di *ndonesia tidak dikenal, hanya ada di 8egara yang
mempunyai empat musim. lergen penyebabnya spesifik, yaitu tepung
sari (pollen) dan spora jamur. Penyakit ini timbulnya periodic, sesuai
dengan musim yaitu pada waktu terdapat konsentrasi alergen terbanyak
di udara. ;erat ringannya gejala penyakit ini tergantung pada banyaknya
allergen di udara.
Rinitis alergi ini merupakan suatu rinokonjungtiitis. 3leh sebab itu,
gejala klinis yang tampak adalah gejala hidung dan gejala pada mata.
Gejala pada hidung berupa hidung gatal disertai dengan bersin yang
paroksismal, adanya sumbatan hidung, rinore yang cair dan banyak
kadang disertai rasa gatal di palatum. Gejala pada mata adalah mata
merah, gatal disertai lakrimasi.
• Rinitis alergi sepanjang tahun (perennial)
$
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
6/19
Gejala pada penyakit ini timbul intermitten atau terus menerus tanpa
ariasi musim, jadi dapat ditemukan sepanjang tahun. Penyebab yang
paling sering adalah alergen inhalan pada orang dewasa dan alergen
ingestan terutama pada anak-anak yang biasanya disertai dengan gejala
alergi yang lain seperti urtikaria dan gangguan pencernaan. !elain factor
spesifik, iritasi oleh factor non spesifik dapat memperberat gejala,
seperti asap rokok, bau yang merangsang, perubahan cuaca dan
kelembaban yang tinggi.
2.$ %e&!l! Klinis
Gejala klinis rinitis alergi berupa bersin-bersin, kongesti hidung, gatal (pada
hidung, mata, telinga dan palatum), rinore, post nasal drip, anosmia, sakit kepala,
nyeri pada telinga dan mata merah.
Gejala rhinitis alergi yang khas adalah adanya bersin yang berulang.
!ebetulnya bersin merupakan gejala yang normal, terutama pada pagi hari atau bila
terdapat kontak dengan sejumlah besar debu. 2al ini merupakan mekanisme
fisiologik, yaitu proses membersihkan sendiri (self cleaning process). ;ersin baru
dianggap patologik apabila terjadinya lebih dari lima setiap serangan. Gejala lain
adalah keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan
mata gatal yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata (lakrimasi). Pada
rhinitis alergi tidak ditemukan demam.
Gejala spesifik lain bila penyakit telah berlangsung lama ialah terdapatnya
bayangan gelap di daerah bawah mata yang terjadi karena stasis ena sekunder
akibat obstruksi hidung. Gejala ini disebut allergic shiner . !elain itu juga tampak
penderita menggosok-gosok hidung karena gatal dengan punggung tangan. eadaan
ini disebut allergic salute. eadaan menggosok hidung ini makin lama akan
mengakibatkan timbulnya garis melintang di dorsum nasi bagian sepertiga bawah
yang disebut allergic crease.
Pada rinitis juga terdapat efek sistemik, seperti< kelelahan, rasa mengantuk
dan tidak enak badan yang terjadi akibat respon terhadap reaksi inflamasi. !ering
pula disertai dengan penyakit alergi lainnya seperti asma, urtikaria atau eksim.
dapun gejala-gejala rhinitis alergi musiman dan perennial adalah (dikutip
dari Bireman, 4555)<
'
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
7/19
• Gatal pada hidung, telinga, palatum atau tenggorok
• 0iluar musim, bersin-bersin dicetuskan oleh debu atau iritan lainnya
• Rinore yang jernih, banyak dan terus menerus
• *ritasi pada kulit bibir dan atau hidung bagian bawah
• !akit kepala atau sakit telinga akibat sumbatan sinus paranasalis atau
tuba eustachii
• Gejala-gejala lebih berat pada pagi hari pada waktu bangun tidur
• Pendengaran, rasa dan atau bau terganggu
• 8afas dari mulut
• >enggorok terasa kering dan sakit
• >idur mendengkur
• Post nasal drip yang kronis
• ;atuk yang kronis atau kering
• 8yeri kepala bagian depan
• >idur terganggu dengan atau tanpa rasa lelah pada pagi hari
2.' Di!gnos!
0iagnosa dari rinitis alergi ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
".namnesis
namnesis sangat penting untuk menegakkan diagnosa karena sering kali
gejala tidak ditemukan pada saat pemeriksaan. namnesis yang baik dapat
mengealuasi rinitis alergi dimana dapat diketahui gejala, penyebab, lamanya gejala,
kapan gejala tersebut terjadi, faktor pencetus, respon pengobatan, keadaan
komorbid, riwayat alergi dalam keluarga paparan dari lingkungan maupun
pekerjaan, dan efek terhadap kualitas hidup.
4.Pemeriksaan fisik
Pada pasien terutama anak-anak yang menderita rinitis alergi akan di jumpai
tanda-tanda seperti hidung yang berair serta tersumbat. Pada anak ini juga akan
dijumpai keluhan rasa gatal pada pada hidung dan mungkin akan dijumpai adanya
lakrimasi yang berarti.
Rasa gatal di hidung serta gejala patognomonik lainnya akan
C
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
8/19
memberikan tanda allergic crease yaitu timbulnya garis melintang di punggung
hidung (dorsum nasi) sepertiga bawah akibat kebiasaan menggosok hidung. !elain
itu juga akan dijumpai tanda allergic shiners yaitu gambaran gelap di bawah mata
oleh karena statisnya ena sekunder akibat obstruksi hidung. ebiasaan menggosok
hidung atau tanda alergic salute sering dijumpai pada penderita rinitis alergi. Pada
pemeriksaan rinoskopi anterior tampak mukosa oedema, basah, berwarna pucat atau
liide disertai banyak secret yang encer. 0iluar serangan mukosa kembali normal,
kecuali bila telah berlangsung lama.
=.Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium dapat mendukung penegakan diagnosis rinitis
alergi yaitu dengan melakukan pemeriksaan kadar imunoglobulin + pada serum
serta hitung jenis eosinofil pada spesimen sekret hidung dan dapat mengetahui
faktor resiko seseorang akan menderita rinitis jika terpapar suatu bahan.
Pemeriksaan secara in io dapat dilakukan dengan skin tes yaitu prickt test maupun
patch test. Pemeriksaan initro seperti pemeriksaan R!>.
Pemeriksaan sitologi hidung sebagai pemeriksaan pelengkap. Dika ditemukan
sel eosinofil dalam jumlah yang banyak menunjukkan kemungkinan alergi inhalan.
>api jika sel basofil ($ selElap)yang banyak kemungkinan disebabkan oleh alergi
makanan. ;ila ditemukan sel P8 menunjukkan adanya infeksi.
Pemeriksaan hitung eosinofil sel darah tepi, bisa normal atau meningkat.
Pada pemeriksaan *g + total ( pristpaper radio immunosorbent test ) sering terlihat
normal kecuali tanda alergi lebih dari satu macam pada pasien. Aebih bermakna
apabila dilakukan pemeriksaan *g + spesifik (Radio *mmunosorbent >est) atau
+A*! (+n9yme Ainked *mmuno !orbent ssay test). 7ji kulit (skin test) dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu uji intrakutan atau intradermal tunggal atau berseri (!kin +nd-point >itrationE!+>), Prick test, dan uji gores (!cratch test). 7ntuk
alergen inhalan sering dipakai pemeriksaan !+>. 7ji kulit untuk alergi makanan
yang saat ini sering dikerjakan adalah Intracutaneus !ro"ocati"e #ood $est (*PB>).
Pemeriksaan radiologi tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis
namun membantu dalam penatalaksanaannya yaitu dapat mengealuasi
kemungkinan struktur abnormal atau membantu mendeteksi komplikasi atau kondisi
komorbid pasien, seperti sinusitis atau adenoid hipertrofi.
/
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
9/19
2.( Di!gnos! )!nding
dapun diagnosis banding dari rinitis alergi adalah<
".Rinitis kut
erupakan penyakit infeksi mukosa rongga hidung yang disebabkan oleh
kuman atau irus dengan gejala klinis serupa tetapi timbul akut dan dapat
memperberat bila terjadi infeksi sekunder. Gejalanya dibagi atas = stadium yaitu
stadium prodromal ("-4 hari pertama), yang ditandai dengan bersin-bersin, hidung
tersumbat dan sekret encer seromukus. !elanjutnya stadium akut primer (hari =-$)
yaitu bersin berkurang, hidung tersumbat, sekret seromukus, subfebris, sakit kepala
dan malaise. !tadium sekunder sekret bersifat purulen, adanya demam, sakit
tenggorok serta nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan
tanda-tanda radang seperti hiperemi pada mukosa dan sekret yang sifatnya
tergantung dari stadium penyakit.
4.Rinitis asomotor
Rinitis ini timbul akibat ketidakseimbangan sistem saraf otonom dimana terjadi
dominasi saraf parasimpatis terhadap saraf simpatis. Gejala utama adalah hidung
tersumbat, bergantian kanan dan kiri, tergantung pada posisi pasien. !elain itu
terdapat rinore yang mukus atau serus. !ering kambuh saat pagi oleh karena adanya
perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab juga karena asap rokok dan sebagainya.
eluhan bersin jarang terjadi dan tanpa disertai rasa gatal. Riwayat alergi juga tidak
ditemukan. Pada pemeriksaan dengan rinoskopi anterior akan tampak gambaran
edema mukosa hidung, konka berwarna merah gelap atau merah tua, meskipun
dapat pula berwarna pucat. Pada pemeriksaan laboratorik, kadang-kadang ditemukan
eosinofil tetapi dalam jumlah sedikit. >es kulit biasanya negatif.=.Rinitis edikamentosa
dalah suatu kelainan pada hidung berupa gangguan respon normal
asomotor sebagai akibat penggunaan obat-obatan asokonstriktor topikal secara
berlebihan dalam waktu yang lama. 3bat-obatan ini seharusnya diresepkan hanya
untuk jangka waktu pemakaian yang singkat (=-$ hari) karena penggunaan yang
lama akan menimbulkan ?rebound dilatation@, penghancuran aktiitas silia hidung,
perubahan p2 hidung, perubahan mukosa hidung menjadi epitel skuamus berlapis.
%
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
10/19
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
11/19
4.edikamentosa
3bat untuk penderita rhinitis alergi biasanya hanya bersifat simtomatis saja,
menghilangkan gejala secepatnya sehingga penderita dapat melakukan aktifitasnya
kembali. ;eberapa macam obat yang dapat diberikan pada rhinitis alergi adalah<
a%. Antihistamin
3bat golongan ini pada umumnya bekerja secara kompetitif inhibitor dengan
histamin pada reseptor di organ target. ntihistamin yang dipakai adalah antagonis
histamin 2-". ntihistamin dapat mengurangi gejala bersin, rinore dan gatal tetapi
mempunyai efek minimal terhadap sumbatan pada hidung. ntihistamin dibedakan
menjadi antihistamin klasik (generasi ") dan antihistamin baru (generasi 4). +fek
samping ini sering tampak pada antihistamin generasi-" berupa rasa mengantuk
karena menembus sawar darah otak (lipofilik), dan akibat efek kolinergik seperti
konstipasi, maupun mulut terasa kering (0ifenhidramin, Prometasin, !iproheptadin,
lorfeniramin, lkilamin, Benopiperia9in, dan lokal yaitu 9elastin). Fang saat ini
sering dipakai adalah antihistamin generasi-4 (stemi9ole dan >erfenadine yang
memiliki efek kardiotoksik, Aoratadine, 6etiri9ine, dan Beofenadin) bersifat
lipofobik sehingga sulit menembus sawar darah otak dan tidak memiliki efek
samping sedasi maupun efek kolinergik.
b%. &e'ongestan
3bat ini sering dipakai dalam bentuk kombinasi dengan antihistamin untuk
menghilangkan keluhan hidung buntu. 3bat ini mengandung simpatomimetik yang
bekerja dengan cara asokontriksi pembuluh darah mukosa yang kemudian
mengurangi pembengkakan mukosa nasal. 0apat diberikan secara lokal(3ymeta9oline, Hylometa9oline, +phedrine) atau secara sistemik
(Benilpropanolamin, +phedrine 26l, Pseudoephedrine 26l). Penggunaan secara oral
harus hati-hati karena dapat timbul efek samping, seperti sulit tidur, sakit kepala,
takikardi, palpitasi, hipertensi, mual dan muntah sedangkan penggunaan lokal dalam
jangka waktu lama dapat menimbulkan iritasi dan rebound phenomena seperti
rhinitis medikamentosa.
""
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
12/19
c%. Stabilisator mastosit
3bat ini mencegah terjadinya degranulasi dari sel mastosit atau basofil
sehingga sering dipakai sebagai profilaksis, yang termasuk golongan ini adalah
sodium kromoglikat (lokal), ketotifen dan beta4 adrenergik dosis kecil (terbutalin
sulfat, salbutamol).
d%. (orti'osteroid
ortikosteroid dapat diberikan baik secara sistemik ataupun lokal.
Penggunaan secara lokal lebih dianjurkan sebab efek sampingnya lebih kecil.
Preparat kortikosteroid lokal antara lain< ;eclometa9one, ;udesonide, dan
Bluticasone. +fek kortikosteroid yang diberikan topikal antara lain<
• enurunkan permeabilitas kapiler
• asokontriksi pembuluh darah
• engurangi oedema mukosa dan inflamasi
• engurangi sel-sel inflamasi
• engurangi produksi mukus
+fek perbaikan gejala dirasakan setelah pemakaian 4-= hari, sedangkan efek
maksimal dicapai setelah pemakaian 4 minggu dan dapat dilanjutkan sampai &
minggu.
e%. !arasimpatoliti'
3bat ini dapat mengurangi gejala pilek atau rinore, karena melawan efek
parasimpatik di organ target. da dua preparat, yaitu< *pratopium bromide dan
3atropium bromide. Pemakaian jangka lama tidak menimbulkan efek samping
yang berarti.
=. *munoterapi
Pemberian suntikan berulang dengan allergen khusus yang dosisnya makin
meningkat sampai tercapai dosis optimal sering disebut sebagai desensitisasi
atau hiposensitisasi. Perubahan imunologik yang terjadi pada imunoterapi
adalah<
• Peningklatan *g G (blocking antibody)
"4
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
13/19
• Penurunan kadar *g +
• Peningkatan kadar sekresi *g mukosa hidung
• Penurunan reaktifitas dan sensitifitas basofil terhadap allergen
• Penurunan reaksi fase lambat
&.Buture terapy
0engan makin diketahuinya patofisiologi rhinitis alergi, maka pengobatan
dengan memakai anti sitokin antibodi mungkin bisa dikembangkan. !elain itu
penggunaan interferon gamma, antagonis bradikinin, penggunaan kortikosteroid
topical yang lebih kuat dan modifikasi imunoterapi merupakan tren pengobatan
masa depan. 7paya lain yang dikembangkan adalah bagaimana caranya menurunkan jumlah >h4 sehingga tidak terjadi pembentukan *g + yang berlebihan
2.1+ Kompli#!si
omplikasi rinitis alergi, yaitu<
". Polip hidung
;eberapa peneliti mendapatkan bahwa alergi hidung merupakan salah satu
faktor penyebab terbentuknya polip hidung.
4. 3titis media yang residif, terutama pada anak-anak =. !inusitis paranasal
edua komplikasi yang terakhir bukanlah sebagai akibat langsung dari rintitis
alergi, tetapi karena adanya sumbatan hidung, sehingga menghambat drainase.
2.11 P,ognosis
Prognosis dan perjalanan alamiah dari rhinitis alergi sulit dipastikan. Pada
sebagian besar kasus rhinitis alergi dapat tertangani dengan baik bila dapat
meminimalkan paparan alergen dan dengan terapi tunggal ataupun kombinasi.
!edangkan tanpa medikamentosa, banyak pasien merasakan gejala rinitis alergi
berkurang dengan bertambahnya usia.
"=
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
14/19
BAB 3
LAP-AN KASUS
I. Identit!s Pesien
8ama < >n.*
7mur < '$ tahun
Denis kelamin < Aaki-laki
Pendidikan < !PPekerjaan < >idak bekerja
!uku bangsa < Dawa
gama < *slam
!tatus perkawinan < sudah menikah
lamat < Pucang di *.5&
>anggal pemeriksaan < $ ei 45"&
II.An!mnesis
Kel/0!n Ut!m! ;ersin-bersin, pilek lama dan hidung gatal sejak 4 tahun yang
lalu
i!!t Pen!#it Se#!,!ng
An!mnesis
Pasien mengeluh bersin-bersin sejak kurang lebih dua tahun yang lalu.
;ersin-bersin dirasakan muncul setiap hari tidak tentu waktunya,terutama dirasakan
bila pasien terpapar debu dan orang di dekat pasien sedang mengerjakan pekerjaan
seperti menyapu, membersihkan jendela atau mengelap barang-barang yang berdebu
dirumah. ;ersin-bersin dirasakan muncul berturut-turut sekitar lebih dari lima kali
tiap kali serangan.3leh karena bersin-bersin ini pasien merasa terganggu saat
melakukan aktiitas sehari-hari.
!elain itu pasien juga mengeluh pilek yang berlangsung lama yang ditandai
dengan keluarnya ingus yang encer dan berwarna bening dalam jumlah yang cukup
banyak. Penderita juga kadang-kadang merasa hidungnya tersumbat dan merasa
"&
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
15/19
gatal pada hidung sampai dengan sekitar mata saat bersin, kadang-kadang keluar air
mata. Pasien menyangkal adanya gangguan pada telinga, badan panas, sesak nafas,
atau nyeri pada wajah. !ebelum ke dokter penderita sering minum obat-obat pilek
yang dibeli di warung, setelah minum obat keluhan dirasakan oleh pasien membaik,
namun kemudian kambuh lagi. Penderita selama ini belum pernah mencoba untuk
minum minuman keras dan belum juga pernah mencoba untuk merokok.
i!!t Pen!#it se)el/mn! d!n ,i!!t pengo)!t!n
eluhan ini dirasakan penderita sejak kurang lebih dua tahun yang lalu.
Penderita belum pernah berobat ke praktek dokter. Penderita mengatasi keluhan
yang dirasakan dengan meminum obat-obatan yang dibeli di warung seperti
decolgen,neo9ep dll. Riwayat penyakit yang lain disangkal. Riwayat penyakit asma
maupun alergi terhadap makanan disangkal oleh penderita.
i!!t Pen!#it d!l!m Kel/!,g!
0i dalam keluarga,tidak ada yang memiliki keluhan yang sama.nggota
keluarga yang memiliki penyakit asma,disangkal oleh penderita.
III. PE4EIKSAAN 5ISIK
St!t/s P,esent
esadaran < 6ompos entis
8adi < /' H per menit
Respirasi < 45 H per menit
St!t/s %ene,!l
epala < 8ormocephali, elainan (-)
ata < nemis -E-, ikterus -E-, Reflek pupil IEI isokor.>2> < !esuai status lokalis
Aeher < aku kuduk (-), Pembesaran kelenjar (-)
>hora <
6ordis < !"!4,>unggal Reguler urmur (-) gallop (-).
Pulmo < esikuler IEI, Rhonki -E-, 1hee9ing -E-
bdomen < 0istensi (-), ;7 (I) 8ormal, 2epar E Aien tidak teraba
+kstremitas < kral hangat (I), sianosis (-)
"$
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
16/19
I6. STATUS L-KALIS
>+A*8G
anan iri
0aun telinga < 8 8
Aiang telinga < Aapang
Aapang
0ischarge < (-) (-)
embran >impani < *ntak *ntak
Reflek 6ahaya < (I) (I)
>umor < (-) (-)
astoid < 8 8
>es Pendengaran
1eber < Aateralisasi negatif
Rinne < (I) (I)
!chwabach < 8 8
2*078G
anan iri
2idung Auar < 8 8
6aum 8asi < lapang lapang
!eptum 8asi < 0eiasi tidak ada
0ischarge < (IIII) (IIII)
serus,jernih serus,jernih
ukosa < pucat pucat
>umor < (-) (-)
6oncha < congesti congesti
!inus < esan tenang
>+8GG3R3
0yspneu < (-)
!ianosis < (-)
"'
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
17/19
ukosa < erah muda, garanulasi (-)
!tridor < (-)
!uara < 8ormal
>onsil < >"E>", merah muda permukaan rata.
0edritus (-), ripte melebar (-)
Aaring < >idak diealuasi.
6. ESU4E
Pasien seorang laki-laki, '$ tahun, agama *slam, suku Dawa,datang dengan
keluhan bersin-bersin sejak I dua tahun yang lalu disertai dengan pilek yang
ditandai dengan sekret hidung berwarna bening dan encer dalam jumlah yang
banyak, hidung kadang tersumbat disertai rasa gatal pada hidung dan sekitar mata.
>iap kali serangan bersin-bersin lebih dari $ kali, dan dirasakan terutama bila
terkena debu rumah ataupun di tempat kerja. eluhan pada telinga, sesak nafas,
badan panas, dan nyeri pada wajah tidak ada. Riwayat alergi terhadap makanan
maupun penyakit asma disangkal penderita. 0i keluarga tidak ada yang menderita
penyakit yang sama dengan penderita.
PE4EIKSAAN 5ISIK
!tatus Present 0alam batas normal
!tatus General 0alam batas normal
!tatus Aokalis
>+A*8G < 0alam batas normal
2*078Ganan iri
2idung Auar < 8 8
6aum 8asi < lapang lapang
!eptum 8asi < 0eiasi tidak ada
0ischarge < (IIII) (IIII)
serus,jernih serus,jernih
ukosa < pucat pucat
>umor < (-) (-)
"C
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
18/19
6oncha < congesti congesti
!inus < esan tenang
>+8GG3R3 < 0alam batas normal
6I. USULAN PE4EIKSAAN PENUNJAN%
- Prick >est
- 2apusan hidung
- 2apusan darah tepi dan eosinofil count
6II. DIA%N-SA BANDIN%
- Rinitis lergi
- Rinitis asomotor
- Rinitis kut
- Rinitis edikamentosa
6III. DIA%N-SA KEJA
Rinitis lergi
I7. PENATALAKSANAAN
- *+ < 7ntuk menghindari debu sedapat mungkin, bila perlu
menggunakan masker saat bekerja.
6ukup istirahat dan makan makanan bergi9i serta olah raga yang
teratur.
!ebaiknya melakukan tes alergi untuk memastikan alergen
penyebab.- edikamentosa <
>remen9a = H" tablet
etilprednisolone (Aameson) =" tablet
7. P-%N-SIS
Juo ad itam < ;onam
Juo ad fungtionam < ;onam
Juo ad sanationam < 0ubia ad ;onam
"/
8/20/2019 CASE Rhinitis Alergi Nya
19/19
"%