31
BAB I LAPORAN KASUS I.1 Identifikasi Nama : Tn. M. N Umur : 68 tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki Alamat : Jl. RW. Mangun Sidi Kalidono Ilir Timur II Palembang Pekerjaan : Mandor bangunan Bangsa : Indonesia Agama : Islam MRS : 13 April 2010 No. Rekam Medis : 373078 I.2 Anamnesis (autoanamnesis tanggal 8 Mei 2010) Keluhan Utama: Sulit Buang Air Kecil. Riwayat Perjalanan Penyakit: Sejak 1 bulan SMRS, penderita mengeluh BAK tidak lancar disertai nyeri terutama pada awal BAK. Penderita sering BAK, BAK sedikit dan terasa masih bersisa (tidak puas). Penderita juga sering mengedan pada saat BAK, BAK darah (-), BAK pasir 1

Case Urologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

urologi

Citation preview

BAB ILAPORAN KASUS

I.1IdentifikasiNama: Tn. M. NUmur: 68 tahunJenis Kelamin: Laki-LakiAlamat: Jl. RW. Mangun Sidi Kalidono Ilir Timur II PalembangPekerjaan : Mandor bangunanBangsa: IndonesiaAgama: IslamMRS: 13 April 2010No. Rekam Medis: 373078I.2Anamnesis (autoanamnesis tanggal 8 Mei 2010)Keluhan Utama: Sulit Buang Air Kecil.

Riwayat Perjalanan Penyakit:Sejak 1 bulan SMRS, penderita mengeluh BAK tidak lancar disertai nyeri terutama pada awal BAK. Penderita sering BAK, BAK sedikit dan terasa masih bersisa (tidak puas). Penderita juga sering mengedan pada saat BAK, BAK darah (-), BAK pasir (-), demam (-), nyeri pinggang (-), mual (-), muntah (-), riwayat trauma (-).2 hari SMRS, penderita tidak bisa BAK, perut kembung (+), lalu dibawa ke UGD dan dipasang kateter.

Riwayat Penyakit Dahulu:Riwayat DM sejak 4 tahun yang lalu.

I.3Pemeriksaan Fisik (8 Mei 2010)Status GeneralisKeadaan Umum: BaikKesadaran: Compos mentisTekanan Darah: 130/70 mmHgNadi: 96x/menitPernafasan: 24x/menitSuhu: 36 CMata: Konjungtiva palpebra anemis (-)Pupil: isokor/refleks cahaya (+)Dada: Tidak ada kelainanAbdomen: Lihat status lokalisGenitalia: Lihat status lokalisAnal: Tidak ada kelainanEkstremitas atas: Tidak ada kelainanEkstremitas bawah: Tidak ada kelainan

Status LokalisRegio CVA Kanan Inspeksi: Bulging (-) Palpasi: Massa (-) Perkusi: Nyeri ketok (-)Kiri Inspeksi: Bulging (-) Palpasi: Massa (-) Perkusi: Nyeri ketok (-)Regio supra pubis Inspeksi : Bulging (-) Palpasi: Massa (-), nyeri tekan (-) Perkusi: Timpani

Regio Genitalia Eksterna Inspeksi: Bloody discharge (-), MUE terpasang kateter 16 fr (urin jernih dan lancar), tak tampak pembesaran skrotum.Regio inguinal Inspeksi: tak ada benjolanRectal Toucher : TSA baik Prostat tidak teraba membesar Nodul (-), konsistensi kenyal, nyeri tekan (-)I.4Pemeriksaan Penunjanga. LaboratoriumTanggal: 14 April 2010Kimia Klinik : Glukosa puasa : 340 mg/dl(N: 70-105 mg/dl) Glukosa PP : 432 mg/dl(N: 5 mm), hernia inguinalBeberapa macam teknik operasi prostatektomi terbuka adalah metode dari Millin yaitu melakukan enukleasi kelenjar prostat melalui pendekatan retropubik infravesika, Freyer melalui pendekatan suprapubik transvesika, atau transperineal. Prostatektomi terbuka adalah tindakan yang paling tua yang masih banyak dikerjakan saat ini, paling invasif, dan paling efisien sebagai terapi BPH. Prostatektomi terbuka dapat dilakukan melalui pendekatan suprapubik transvesikal atau retropubik infravesikal. Penyulit yang dapat terjadi setelah prostatektomi terbuka adalah inkontinensia urin, ejakulasi retrograd, dan kontraktur leher buli-buli. TURPReseksi kelenjar prostat dilakukan transuretra dengan mempergunakan cairan irigan (pembilas) agar daerah yang akan direseksi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah. Cairan yang dipergunakan adalah berupa larutan non ionic, yang dimaksudkan agar tidak terjadi hantaran listrik pada saat operasi. Cairan yang sering dipakai dan harganya cukup murah yaitu H2O steril (aquades).Salah satu kerugian dari aquades adalah sifatnya yang hipotonik sehingga cairan ini dapat masuk ke sirkulasi sistemik melalui pembuluh darah vena yang terbuka pada saat reseksi. Kelebihan H2O dapat menyebabkan terjadinya hiponatremi relatif atau gejala intoksikasi air atau dikenal dengan sindroma TURP. Sindroma ini ditandai dengan pasien yang mulai gelisah, kesadaran somnolen, tekanan darah meningkat, dan terdapat bradikardi. Jika tidak segera diatasi, pasien akan mengalami edema otak yang akhirnya jatuh dalam koma dan meninggal. Angka mortalitas sindroma TURP ini adalah sebesar 0,99%.Pada hiperplasi prostat yang tidak begitu besar, tanpa ada pembesaran lobus medius, dan pada pasien yang umurnya masih muda hanya diperlukan insisi kelenjar prostat atau TUIP (Transurethral incision of the prostate) atau insisi leher buli-buli atau BNI (Bladder Neck Incision). Sebelum melakukan tindakan ini, harus disingkirkan kemungkinan adanya karsinoma prostat dengan melakukan colok dubur, melakukan pemeriksaan ultrasonografi transrektal, dan pengukuran kadar PSA.Elektrovaporisasi prostatCara elektrovaporisasi prostat adalah sama dengan TURP, hanya saja teknik ini memakai roller ball yang spesifik dan dengan mesin diatermi yang cukup kuat, sehingga mampu membuat vaporisasi kelenjar prostat. Teknik ini cukup aman, tidak banyak menimbulkan perdarahan pada saat operasi, dan masa mondok di rumah sakit lebih singkat. Namun teknik ini hanya diperuntukkan pada prostat yang tidak terlalu besar (