Upload
natalia-rosa-simanjuntak
View
216
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dsds
Citation preview
PROSES
KESEIMBANGAN TERMODINAMIS : PROSES
Jika sifat termodinamis dari suatu system nilainya sama di setiap bagian
system, dan tidak ada kecenderungan terjadinya perubahan sifat dari waktu ke
waktu maka dikatakan bahwa system berada dalam keseimbangan
termodinamis. Dalam bidang termodinamika, keseimbangan bukan hanya
keadaan tanpa perubahan, tetapi juga tanpa kecenderungan untuk terjadinya
perubahan. Kecenderungan terjadinya perubahan disebabkan oleh suatu gaya
dorong (driving force), sehingga suatu system yang berada dalam keseimbangan
berarti bahwa dalam system tersebut benar-benar seimbang. Jika ada
ketidakseimbangan gaya, maka keseimbangan akan terganggu.
Driving force yang berbeda akan menyebabkan perubahan yang berbeda
pula. Sebagai contoh, keseimbangan gaya mekanik seperti pada piston akan
menyebabkan terjadinya transfer energi dalam bentuk kerja, perbedaan suhu
akan menyebabkan terjadinya aliran panas. Contoh : jika temperature pada
boundary suatu system tiba-tiba naik, maka akan trjadi redistribusi hingga
temperature di senua bagian system sama.
Jika sifat termodinamis dari suatu simtem mengalami banyak perubahan
karena adanya sedikit gangguan, maka dikatakan bahwa system tersebut berada
dalam keadaan metastabil. Campuran bensin dan udara merupakan salah satu
contoh system seperti itu.
Jika suatu system berubah dari satu keadaan keseimbangan ke keadaan
keseimbangan lainnya, maka jalur yang dilalui oleh system disebut proses. Suatu
proses quasi equilibrium jika langkah-langkah intermediate / antara didalam
proses dekat dengan keadaan keseimbangan. Contoh proses yang dapat
didekati dengan proses quasi equilibrium diantaranya adalah proses akspansi
dan kompresi gas di dalam internal combustion engine.
PROSES REVERSIBEL
Piston dengan semua beban yang ada diatasnya seimbang dengan
tekanan gas dalam silinder (keadaan keseimbangan). Jika satu beban massa m
diambil secara tiba-tiba dengan cara mengesernya ke rak disampingnya dengan
ketinggian yang sama terjadi ketidak seimbangan gaya.
Piston dengan segala kelengkapannya (menjadi lebih ringgan) mengalami
percepatan keatas, sampai dicapai suatu keadaan dimana gaya keatas yang
mengangkat piston seimbang dengan gaya beratnya. Momentum dari piston
membawanya ketitik tertinggi, kemudian piston akan bergerak kearah sebaliknya
yaitu ke bawah. Jika posisi piston dapat ditahan pada ketinggian maksimumnya,
penambahan energi potensial dari piston hamper sama dengan kerja yang
dilakukan oleh gas pada stoke pertama kali. Akan tetapi piston tidak dapat
ditahan, sehingga piston akan bergerak turun sampai dititik terendah, kemudian
naik lagi, dan terus akan mengalami osilasi dengan amplitude yang semakin
mengecil, samapi akhirnya dicapai keadaan keseimbangan baru pada posisi
piston diatas posisi mula-mula.
Osilasi piston akan menyebabkan gas seperti diaduk-aduk dan akan
menyebabkan gerakan molekul-molekul gas menjadi kacau. Proses dissipative
ini akan mengubah sebagian kerja yang dilakukan oleh gas mendorong piston
menjadi internal energi dari gas. Jika beban m yang tadi diambil, dikembalikan
lagi keatas piston secara tiba-tiba, maka akan terjadi proses kebalikan dari
proses tersebut diatas. Piston akan mengalami percepatan ke arah bawah,
bergerak kearah bawah sampai tercapai titik terendah, kemudian kembali keatas
dan seterusnya sampai dicapai keadaan keseimbangan yang baru. Ternyata
meskipun massa m dikembalikan lagi seperti semula, posisi piston pada
keseimbangan tidak sama dengan keadaan keseimbangan mula-mula. Hal ini
berari bahwa proses seperti ini merupakan suatu proses yang irreversible.
Jika kita tinjau piston yang sama, tetapi dengan beban yang ukurannya
lebih kecil, bila dilakukan proses seperti diatas maka akan terjadi proses yang
sama, hanya saja osilasi yang terjadi memiliki amplitudo yang lebih kecil dari
pada proses diatas. Pergeseran posisi keseimbangan akhir dari keseimbangan
awal juga lebih kecil disbanding proses yang pertama.
Jika pengurangan beban dengan massa yang infinitesimal (sangat-
sangat kecil) sebesar dm, maka piston akan naik tanpa disertai osilasi, dan
langsung mencapai keseimbangan baru. Jika beban diambil lagi seberat dm,
maka piston akan naik tanpa disertai osilasi, dan langsung mencapai
keseimbangan baru. Demikian seterusnya jika pengambilan beban dilakukan
sedikit demi sedikit. Apabila ditengah proses, beban infinitesimal dikembalikan
keatas piston maka piston akan turun tanpai osilasi, langsung mencapai
keseimbangan sebelumnya. Apabila kemudian beban dikembalikan satu per satu
yang masing-masing beratnya infinitesimal, mak apiston akan kembali
kekeadaan keseimbangan semula. Proses ini yang disebut proses reversibel.
Proses reversibel ini hanya mungkin terjadi jika penyebab terjadinya perubahan
adalah infinitesimal. Disamping itu, piston diasumsikan tanpa gesekan, jika
antara piston dan diding silinder ada gesekan, maka proses menjadi tak
reversibel.
SIFAT-SIFAT ZAT MURNI