10
CATATAN MAHASISWA KREATIF (CAMAR) MIKROBIOLOGI MODUL PENGINDERAAN BUATAN : ARKUR 09 Tujuan membuat catatan ini adalah untuk mempermudah mahasiswa lain untuk membaca, karena slide kuliah nya B.inggris. mudah-mudahan dapat membantu..ingat CAMAR hanya buatan mahasiswa,,ada baiknya anda merujuk pada buku saja. Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang masalah-masalah yang mungkin sering kita temui di dalam kehidupan yaitu infeksi pada bagan mata, hidung system respirasi bagian atas, telinga dan sinus. Ok kita bahas satu-satu. Mudah-mudahan berguna. 1. MATA sebelum kita membahas infeksi pada mata. Ane mau bertanya ni,,apakah teman-teman pernah merasakan mata yang gatal, mata merah, sering keluar cairan yg berlebihan ? kalu pernah merasakan, itu lah gejala klinis yang sering ditemukan pada infeksi mata. Seperti mata dibawah ini. FLORA NORMAL mata Perlu diketahui oleh banyak kalangan mahasiswa bahwa mata itu memiliki flora normal, tetapi jumlah nya tidak terlalu banyak. Kalau seandainya jumlah nya banyak / tdk seimbang, nah itu dapat menimbulkan gangguan pada mata (infeksi). Apa saja flora normal itu : - Staphylococcus epidermidis dan lactobacillus sp. >> - Propionibacterium acnes - Staphylococcus aureus <30% - Haemophilus influenza : 0,4 sampai 25% - Moraxella catarrhalis, enterobacteriacea, streptococci (s. pyogenes, S. pneumonia, alpha-hemolytic dan gamma-hemolytic forms) <<

Catatan Mahasiswa Kreatif Mikro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Catatan

Citation preview

Page 1: Catatan Mahasiswa Kreatif Mikro

CATATAN MAHASISWA KREATIF (CAMAR)

MIKROBIOLOGI

MODUL PENGINDERAAN

BUATAN : ARKUR 09

Tujuan membuat catatan ini adalah untuk mempermudah mahasiswa lain untuk membaca, karena slide kuliah nya B.inggris. mudah-mudahan dapat membantu..ingat CAMAR hanya buatan mahasiswa,,ada baiknya anda merujuk pada buku saja.

Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang masalah-masalah yang mungkin sering kita temui di dalam kehidupan yaitu infeksi pada bagan mata, hidung system respirasi bagian atas, telinga dan sinus. Ok kita bahas satu-satu. Mudah-mudahan berguna.

1. MATA

sebelum kita membahas infeksi pada mata. Ane mau bertanya ni,,apakah teman-teman pernah merasakan mata yang gatal, mata merah, sering keluar cairan yg berlebihan ? kalu pernah merasakan, itu lah gejala klinis yang sering ditemukan pada infeksi mata. Seperti mata dibawah ini.

FLORA NORMAL mata

Perlu diketahui oleh banyak kalangan mahasiswa bahwa mata itu memiliki flora normal, tetapi jumlah nya tidak terlalu banyak. Kalau seandainya jumlah nya banyak / tdk seimbang, nah itu dapat menimbulkan gangguan pada mata (infeksi).

Apa saja flora normal itu :

- Staphylococcus epidermidis dan lactobacillus sp. >>- Propionibacterium acnes- Staphylococcus aureus <30%- Haemophilus influenza : 0,4 sampai 25%- Moraxella catarrhalis, enterobacteriacea, streptococci (s.

pyogenes, S. pneumonia, alpha-hemolytic dan gamma-hemolytic forms) <<

MEKANISME PERTAHANAN

Wooww ternyata mata juga memiliki mekanisme pertahanan demi terciptanya mata yang indah dan sehat yang pastinya tidak terinfeksi. Bagiannya adalah :

- Alis mata : mencegah masuknya benda asing ke mata. Jdi para wanita, jangan seenaknya memotong alis demi kecantikan semata. hahaha

- Mata berkedip 15 – 20 kali permenit (hitung dlm 1 hari??) : sekresi kelenjar lakrimal dan sel goblet, akan membuang dan menyapu bakteri dan benda asing. Ayo yg tiap pagi ada tai mata, itu lah yg mata lakukan tiap hari, membersikan kotoran. Dan juga menjaga kelembapan mata.

Page 2: Catatan Mahasiswa Kreatif Mikro

- Lisozim dan immunoglobulin A - Struktur intraokuler yang dibungkus oleh mantel kolagen (sclera

n kornea)

Seadainya pertahanan diatas rusak oleh trauma atau ulserasi, maka infeksi bisa terjadi. Dan juga infeksi mata dapat terjadi melalui aliran darah dan system saraf (cth : HSV melalui nervus trigeminus).

JENIS-JENIS INFEKSI PADA MATA

1. Konjungtivitis : inflamasi pada konjungtiva2. Keratitis : inflamasi pada kornea3. Endophthalmitis : inflamasi pada bagian posterior chamber atau

uvea, etiologi biasanya infeksi intraokuler4. Selulitis orbital : inflamasi dari jaringan periokular. Cth : otot dan

kulit mata5. Blepharitis : inflamasi dari tepi kelopak mata (kelopak mata)6. Choroidoretinitis dan uveitis (susah bacanya) : inflamasi dari

retina dan koroid atau uvea7. Kanalikulitis , infeksi lakrimal : inflamasi kronis dari kanal

lacrimalis (kelopak mata yg bengkak dan tebal dengan discharge yg purulent)

8. Dacryocystis : inflamasi pada sakus lakrimalis9. Dakrio-adenitis : infeksi akut pada kelenjar lakrimal

INFEKSI BAKTERI

1. Neisseria gonerrhoeae : ophthalmia neonatorum.penyakit ini menyerang pada bayi yang baru lahir. Penyebarannya

melalui jalur lahir pervaginam, otomatis bakteri nya dari ibu donk. Pada bayi dapat menyebabkan konjungtivitis purulent yg parah pada hari

pertama atau kedua kelahiran. Apabila tidak diobati, maka akan berdampak pada kerusakan kornea, yg dapat menyebabkan kebutaan saat dewasa.

2. Staphylococcus aureus Ditemukan ‘sticky eyes’ (secret banyak lalu mengering, sehingga tdk dapat membuka mata dengan lebar). : pada usia 5 – 10 hari kelahiran.

Bayi yg terinfeksi seperti ini biasanya mendapatkan hadiah bakteri ini dari sang ibu (lgi2 ibu. mana ayah, mungkin kerja cari duit). Infeksi ini juga bersifat autogen dari kulit jari atau hidung.

3. Pseudomonas aureginosaInfeksi bakteri bersifat oportunis, biasanya terjadi infeksi setelah

terjadinya trauma, masuknya benda asing, operasi mata, penurunan imunitas.

4. Haemophilus influenza, Neisseria meningitides, streptococcus pneumonia.

Ketiga bakteri diatas dapat menyebabkan kelainan mata yaitu konjungtivitis purulent yang parah.

5. Troponema pallidum.Penyebabnya karena syndrome syphilis kongenital. Pada bayi yang terinfeksi dari ibunya (ibu lagi ya). Bakteri ini menyebabkan keratitis interstisial kebutaan.

6. LeptospiraSangat jarang terjadi. Pasien leptospirosis menunjukkan gejala yang tidak spesifik, yaitu demam, jaundice, konjungtivitis. Bakteri ini dibawa oleh

Page 3: Catatan Mahasiswa Kreatif Mikro

tikus dan hewan-hewan lainnya. Lebih sering terjadi di daerah banjir dengan kontaminasi air kencing tikus. Bakteri ini menyebabkan konjungtivitis, yang merupakan bagian dari Weil’s disease .

7. Chlamydia trachomatisBakteri kokoid nonmotil, bersifat intraseluler pada sel eukariot. Menyebabkan konjungtivitis inklusi trakoma (TRIC) :

o Infeksi kongenital (follicular keratoconjungtiva), pada 4-7 hari kelahiran.

o Infeksi pada dewasa (keratokonjungtivitis mild-severe) terjadi kerusakan retina.

- Mempunyai molekul-molekul pada permukaan tubuhnya yang dapat mengikat secara spesifik pada reseptor khusus di mata host .

- Transmisi: kontak (kaki lalat atau serangga, jari, handuk, dari ibu ke anak), kolam renang

- Trakoma: infeksi kronik berulang, bila tidak segera ditangani akan menyebabkan kebutaan, sering terjadi pada daerah yang kesulitan akses air bersih, usaha preventifnya dengan mencuci tangan dan muka.

- Bakteri dapat menempel di kornea, lama kelamaan kelopak mata tidak bisa berkedip atau menutup sampai penuh, menyerang kelenjar lakrimal sehingga mata akan menjadi kering

- Terdapat 12 strain Chlamydia trachomatis: 4 strain (A, B, Ba, C) dilaporkan menyebabkan trachoma, sedangkan 8 strain (D, E, F, G, H, I, J, K) menyebabkan konjungtivitis biasa. Untuk diagnosis tidak sampai pada tahap serologi karena harganya begitu mahal, cukup sampai tahap Imunofluorescent atau CT Scan.

- Tabel berikut memperlihatkan berbagai spesies dan serotype chlamydia berikut penyakit yang disebabkannya.

Tadi sudah bahas bakteri,,sekarang virus.

1. RubellaTerinfeksi saat intra-uterine. Dan mungkin penyebab lesi mata kongenital (misalnya katarak)

Page 4: Catatan Mahasiswa Kreatif Mikro

2. Adenovirus - Menyebabkan konjungtivitis nonpurulen, yang sering di

hubungkan dengan faringitis.- Adenovirus tipe 8 : epidemic keratoconjungtivitis yang

dihubungkan dengan debu partikel dari pabrik atau rumah sakit.

3. Herpes simpleks Menyebabkan ulserasi dendritic superfisial yg sering dihubungkan dengan kerusakan kornea. Terjadi pada pasien yang imunosupresi atau konsumsi steroid.

4. Varicella zosterMenyebabkan konjungtivitis. Melibatkan nervus trigeminus

5. Virus Measles Infeksi nya melalui darah.

INFEKSI JAMUR

Fusarium, candida dan aspergillus sp. Jamur tersebut sangat jarang menyebabkan kelainan pada mata. Tetapi mungkin bisa terjadi pada pasien yang imunosupresi (pasien HIV). Atau bisa pada pasien yg imun nya normal tetapi susah pernah menjalani operasi kornea.

INFEKSI LAIN

1. Staphylococcus aureus : menyebabkan infeksi pada kelopak mata

2. Infeksi orbital dan mata bagian dalam : terjasi selulitis kulit sekitar mata. Memperluas infeksi dari sinus-sinus disekitarnya. Kasus infeksi campuran sering ditemukan.

3. Koroidoretinitis : etiologi sitomegalovirus, AIDS, rubella.

DIAGNOSIS MIKROBIAL INFEKSI MATA

1. Swab mata untuk bakteri atau kultur jamur menggunakan medium transport Stuart

2. Scrapping konjungtiva dan kultur untuk klamidia. Metode ini sensitivitasnya lebih tinggi dari swab mata karena bahannya dari kerokan konjungtiva

3. Swab untuk isolasi virus4. Serologi.

Selesai bagian MATA lanjut ke hidung, tpi minum kopi dlu ya.

HIDUNG.

Sama seperti organ lainya, hidung juga memiliki flora normal yaitu :

1. Mikroorganisme yg hidup sebagai flora normal : a. Streptococcus, staphylococcus, diphtheroids, gram-

negative coccib. Anaerobic bakteri

2. Beberapa bakteri aerobe yg ditemukan pada orang sehat yg berpotensi menjadi pathogen yaitu :

a. S.aureus, s. pneumonia, p. pyogenes, N. meningitidesb. MRSA : methicillin Resistant Staphylococcus aureusc. Candida

Page 5: Catatan Mahasiswa Kreatif Mikro

FLORA NORMAL PADA SALURAN NAFAS ATAS

1. Bakteri pada mayoritas orang : a. Streptococcus viridans, Neisseria spp, diphtheroidsb. Anaerobis cocci, fusiforms, prevotella spp., bacteroides

2. Bakteri respiratori pathogen yg mungkin bersifat asimptomati :a. S. pyogenes, S.pneumoniaeb. Haemophilus influenzac. Corynebacterium diphtheria

3. Mikroorganisme yg berhubungan dengan kolonisasi transien setelah mendapatkan terapi antibiotic:

a. Coliforms – klebsiella spp., E. collib. Pseudomonas sppc. Candida albicans

System pernapasan bagian atas specimen

- Hidung : deteksi menggunakan MRSA carriers- Nasopharyngeal swabs : diagnosis pada bordetella pertussis- Nasopharyngeal swabs dan pembersihan ; diagnosis untuk

penyakit virus- Tenggorokan : deteksi streptococcus pharyngitis

LIDAH : candidiasis oral

- Penetrasi Candida albicans diepitel dengan pseudomycelia sehingga menyebabkan thrush (sariawan). (curigai jamur apabila sariawan tdk kunjung sembuh)

- Penyebabnya karena pemakaian jangka panjang antibiotic spectrum luas

- Dapat terjadi pada gangguan imunitas : infeksi HIV, keganasan, bayi baru lahir, dan orang tua

- Diagnosis : pewarnaan gram dan kultur- Pengobatan : topical antijamur agents yaitu nystatin, fluconazole.

TELINGA

OTITIS EXTERNA

Ditandai dengan adanya iritasi telinga luar dengan sedikit discharge. Penyebab nya bakteri : staphylococcus aureus, pseudomonas aeroginosa dan oleh jamur : aspergillus niger, candida albicans.

Klasifikasi OTITIS EKSTERNA

1. Akut Otitis eksterna difus (swimmer’s ear)Terjadi maceration ( penipisan kulit/jaringan. Terjadi jika dalam keadaan lembab/basah dalam waktu yg lama, sehingga kulit akan menjadi semakin lembut/tipis, warnanya berubah menjadi putih menjadi rentan untuk terinfeksi bakteri dan jamur). Sering terjadi pada cuaca panas dan atau saat berenang. Penyebab nya oleh pseudomonas aeruginosa.

2. Kronik otitis eksterna Terjadi akibat iritasi drainase dari telingan tengah dengan otitis media supuratif kronik dan perforasi gendang telinga.

Page 6: Catatan Mahasiswa Kreatif Mikro

3. Otitis eksterna maligna Disebabkan Pseudomonas aeruginosa dan bakteri anaerob. Infeksi nectrotizing ini dapat menyebar ke area yang berdekatan seperti jaringan lunak, kartilago, dan tulang. Terjadi pada orang tua dengan diabetes.

OTITIS MEDIA AKUTSering terjadi pada bayi baru dan anak kecil. Agent penyebabnya :

- Virus : lebih banyak. - Bakteri : streptococcus pneumonia, haemophilus influenza,

streptococcus pyogenes, staphylococcus aureus, moraxellan catarrhalis

Patogenesis :Kelainan dari struktur anatomi dan fisiologi tuba auditori merupakan faktor predisposisi terjadinya otitis media. Pada Bayi dan anak kecil tuba auditori nya lebih terbuka lebar dan hal itu dapat mudah menyebabkan infeksi. Fungsi Tuba auditori :

- Melindungi telinga tengah dari secret nasopharyngeal- Men-drainase produksi secret dari telinga tengah ke nasopharing- Sebagai ventilasi penyeimbang takanan udara antara telinga

tengah dengan telinga luar.

KOMPLIKASI

1. Kronik suppurative otitis media- Terjadi bila tidak ada pengobattan yg adekuat dari otitis media akut

(OMA). - Gejala terjadi discharge pus kronik, perforasi gendang telinga dan

kehilangan pendengaran.

- Agen penyebab : etiologi dari OMA + gram negative basilli (proteus, pseudomonas, bacteroides).

2. Mastoiditis Dapat dideteksi dengan pembengkakan dan tenderness dibelakang pinna

3. Meningitis4. Abses otak otogenik

SECRETORY OTITIS MEDIA (GLUE EAR)

- Terjadi setelah terserang otitis media tapi kadang-kadang etiologi tidak diketahui

- Gejala efusi serosa atau musinosa pada telinga tengah, kehilangan pendengaran yang fluktuatif.

- Drainase mungkin diperlukan sebagai tindakan- Serangan bersifat rekuren- Pada kultur jaringan sering ditemukan steril

Diagnosis mikrobiologi

Pengambilan spesimen: telinga luar dibersihkan dengan germisida ringan untuk mengurangi kontaminasi flora normal. Pengambilan spesimen dari telinga (dengan aspirasi jarum dari cairan telinga tengah) harus menggunakan peralatan yang steril. Kultur dari mastoid diambil dengan swab saat operasi. Spesimen harus ditranport secara aerob dan anaerob.

Page 7: Catatan Mahasiswa Kreatif Mikro

S INUS

Sinus adalah kavitas yang berisi udara, terletak di dalam kepala. Sinus pada keadaan normal steril. Infeksi sinus sering terjadi tetapi tidak bisa berdiri sendiri. Biasanya disertai dengan infeksi saluran nafas atas. Tanda sinusitis antara lain adalah adanya sekret yang keluar di nasofaring yang kemudian kita telan.

1. Sinusitis Akut

Muncul saat individu sedang demam atau influenza, dan sembuh sendiri dalam waktu 1-3 minggu.

Gejala: discharge nasal dan postnasal yang purulen, perasaan ada tekanan pada sinus di area wajah, batuk.

Komplikasi: infeksi meluas secara lokal ke orbita, tulang, meninges atau otak, dan menyebabkan sinusitis kronik.

Mayoritas kasus sinusitis akut adalah karena infeksi sekunder bakteri.

5-10% infeksi sinus maksila akut berasal dari infeksi gigi.

Masalah utama pada sinusitis kronik: drainase yang tidak adekuat, clearance mukosilier terganggu, dan kerusakan mukosa.

Penyebab mayoritas sinusitis akut:

- pada dewasa muda: Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumonia, Streptococcus pyogenes, Moraxella cattarrhalis

- pada anak: Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumonia, Rhinovirus, Moraxella cattarrhalis.

Diagnosis Mikrobial

Otolaringologis mendapatkan sediaan untuk diperiksa dari sinus maksila dengan cara puncture dan aspirasi atau saat operasi. Transport dalam kondisi baik aerob maupun anaerob. Setelah diterima di laboratorium dilakukan pewarnaan gram, dikultur aerob dan anaerob lalu diidentifikasi, dan dilakukan susceptibility tests.

Akhir nya selesai juga CAMAR kita pada saat sesi ini. Saya ucapkan terima kasih telah berkenan membaca catatan ini sampai selesai. Mudah-mudahan dgn CAMAR ini anda lebih mudah memahami kuliah mikrobiologi. Kuliah nya juga tidak ada perubahan dari tahun lalu, sehingga tidak terlalu banyak perubahan.

CAMAR ini adalah tulisan pertama, sehingga apabila masih ada kekurangan mohon dimaafkan. Sehingga kritik dan saran selalu terbuka demi terciptanya CAMAR yg lbh bagus.

Team akan berusaha keras lagi menciptakan episode CAMAR-CAMAR selanjutnya. Goos luck utk ujiannya.

Salam secret !!!