13
BAB I A. Latar Belakang Telah menjadi rahasia umum bahwa manusia adalah mahluk yang unik. Munculnya anggapan seperti itu karena berdasarkan suatu realita, bahwa tidak ada manusia yang memiliki kepribadian yang sama. Sehingga hal itulah yang kadang-kadang menimbulkan kesulitan untuk mengerti kepribadian seseorang. Namun jika ditelusuri lebih jauh bagaimana sesungguhnya pembentukan kepribadian seseorang, maka hal itu bukanlah merupakan sesuatu yang aneh. Pembentukan kepribadian seseorang dapat dibentuk melalui interaksi sosial Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial ( terjadinya hubungan, sambungan atau sentuhan sosial antara dua orang atau lebih ) dan Komunikasi Sosial ( proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak komunikator ke pihak lain komunikan dengan menggunakan symbol berupa kata-kata, suara, gerak isyarat, benda, dsb. ) B. TUJUAN DAN MANFAAT 1. Tujuan 1. Tujuan dari penulisan ini guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh nilai tugas mata kuliah Character Building 2. Dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu kita dalam memahami kepribadian individu lain dengan baik 3. Belajar membuat makalah tentang MEMBENTUK KEPRIBADIAN MELALUI INTERAKSI SOSIAL 2. Manfaat 1. Dengan makalah ini diharapkan kita mampu membentuk kepribadian yang lebih baik 2. Mengetahui kepribadian individu lain dengan baik dengan melalui interaksi social C. METODE dan PROSEDUR Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari kuisioner yang dilaksanakan di kampus BSI Cikarang yang beralamat Jl. Cibarusah No.108 Cikarang Square, kepada setiap Mahasiswa/i yang berada di sekitar kampus BSI Cikrang. Contoh kuisioner seperti berikut :

cb email.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: cb email.pdf

BAB I

A. Latar Belakang

Telah menjadi rahasia umum bahwa manusia adalah mahluk yang unik. Munculnya

anggapan seperti itu karena berdasarkan suatu realita, bahwa tidak ada manusia yang

memiliki kepribadian yang sama. Sehingga hal itulah yang kadang-kadang menimbulkan

kesulitan untuk mengerti kepribadian seseorang. Namun jika ditelusuri lebih jauh

bagaimana sesungguhnya pembentukan kepribadian seseorang, maka hal itu bukanlah

merupakan sesuatu yang aneh.

Pembentukan kepribadian seseorang dapat dibentuk melalui interaksi sosial Interaksi

sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada

reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok

vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara

individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial (

terjadinya hubungan, sambungan atau sentuhan sosial antara dua orang atau lebih ) dan

Komunikasi Sosial ( proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak

komunikator ke pihak lain komunikan dengan menggunakan symbol berupa kata-kata,

suara, gerak isyarat, benda, dsb. )

B. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan

1. Tujuan dari penulisan ini guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh nilai tugas mata kuliah Character Building

2. Dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu kita dalam memahami

kepribadian individu lain dengan baik

3. Belajar membuat makalah tentang MEMBENTUK KEPRIBADIAN MELALUI

INTERAKSI SOSIAL

2. Manfaat

1. Dengan makalah ini diharapkan kita mampu membentuk kepribadian yang lebih

baik

2. Mengetahui kepribadian individu lain dengan baik dengan melalui interaksi

social

C. METODE dan PROSEDUR

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan

mengumpulkan informasi dari kuisioner yang dilaksanakan di kampus BSI Cikarang

yang beralamat Jl. Cibarusah No.108 Cikarang Square, kepada setiap Mahasiswa/i yang

berada di sekitar kampus BSI Cikrang. Contoh kuisioner seperti berikut :

Page 2: cb email.pdf
Page 3: cb email.pdf
Page 4: cb email.pdf

BAB II

DASAR PEMIKIRAN

A. Kepribadian

Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya berasal dari kata latin: “pesona”. Pada mulanya kata persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain

sandiwara di zaman romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona

(personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu

yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut

diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang

diterimanya.

Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem

psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali dibuat gambaran yang

umum tentang kepribadian. Yang dapat kita lakukan adalah mencoba mengenal

seseorang dengan melalui interaksi sosialnya.

A.I. Tipe-Tipe Kepribadian

Pada dasarnya setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain.

Penelitian tentang kepribadian manusia dilakukan para ahli sejak dulu kala. Kita

mengenal Hippocrates dan Galenus yang mengemukakan bahwa manusia bisa dibagi

menjadi empat golongan menurut keadaan zat cair yang ada dalam tubuhnya.

1. Melancholicus (melankolisi), yaitu orang-orang yang banyak empedu hitamnya,

sehingga orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung atau muram,

pesimistis dan selalu menaruh rasa curiga.

2. Sanguinicus (sanguinisi), yakni orang-orang yang banyak darahnya, sehingga

orang-orang tipe ini selalu menunjukkan wajah berseri-seri, periang atau selalu

gembira, dan bersikap optimistis.

3. Flegmaticus (flegmatisi), yaitu orang-orang yang banyak lendirnya. Orang-

orang seperti ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis,

pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.

4. Cholericus (kolerisi), yakni yang banyak empedu kuningnya. Orang bertipe ini

bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar mengendalikan diri,

sifatnya garang dan agresif.

A.II. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepribadian :

1. Faktor genetik

Dari beberapa penelitian bayi-bayi baru lahir mempunyai temperamen yang berbeda,

Perbedaan ini lebih jelas terlihat pada usia 3 bulan. Perbedaan meliputi: tingkat aktivitas,

rentang atensi, adaptabilitas pada perubahan lingkungan Sedangkan menurut hasil riset

tahun 2007 Kazuo Murakami di Jepang menunjukan bahwa gen Dorman bisa distimulasi

dan diaktivasi pada diri seseorang dalam bentuk potensi baik dan potensi buruk.

Page 5: cb email.pdf

2. Faktor lingkungan

Perlekatan (attachment): kecenderungan bayi untuk mencari kedekatan dengan

pengasuhnya dan untuk merasa lebih aman dengan kehadiran pengasuhnya dapat

mempengaruhi kepribadian. Teori perlekatan (Jhon Bowlby) menunjukkan : kegagalan

anak membentuk perlekatan yang kuat dengan satu orang atau lebih dalam tahun

pertama kehidupan berhubungan dengan ketidakmampuan membentuk hubungan

dengan orang lain pada masa dewasa (Bowlby , 1973).

3. Faktor stimulasi gen dan cara berpikir

Berdasarkan penelitian akhir 2007, yang dilakukan oleh Kazuo Murakami, Ph.D dari

Jepang dalam bukunya The Divine message of the DNA. Menyimpulkan bahwa

kepribadian sepenuhnya dikendalikan oleh gen yang ada dalam sel tubuh manusia. Gen

tersebut ada yang bersipat Dorman (tidur) atau tidak aktip dan yang bersipat aktip. Bila

kita sering menyalakan gen yang tidur dengan cara positif thinking maka kepribadian

dan nasib kita akan lebih baik. Jadi genetik bukan sesuatu yang kaku, permanen dan

tidak dapat dirubah. Setiap orang yang diciptakan Tuhan sudah dilengkapi dengan

kepribadian. Kepribadian itu sebetulnya adalah sumbangsih atau pemberian Tuhan

ditambah dengan pengaruh lingkungan yang kita terima atau kita alami pada masa

pertumbuhan kita.

B. Interaksi Sosial

Interaksi terjadi jika satu individu melakukan tindakan, sehingga menimbulkan reaksi

pada individu-individu yang lain. Karena itu interaksi terjadi dalam kehidupan sosial.

Dengan kata lain interaksi dapat diartikan hubungan timbal balik atau saling

mempengaruhi diantara gejala aneka kehidupan yang dilakukan oleh manusia. Interaksi

sosial merupakan sarana atau alat dalam mencapai kehidupan sosial. Adanya interaksi

sosial merupakan naluri manusia yang sejak lahir membutuhkan pergaulan dengan

sesamanya(gregoriousness).

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak

terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia.

Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang

dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah,

perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang

ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process

Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi,

indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor

meniru orang lain. Contoh anak gadis yang meniru menggunakan jilbab sebagaimana

ibunya memakai. Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh.

Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang

kuat ke yang lemah. Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.

Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang

mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan

kebiasaan pemain sepakbola idolanya. Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh

foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.

Page 6: cb email.pdf

Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang

dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban

bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi

sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif

dan disasosiatif. Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi

(kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasi

dll). Contoh kerja sama antara depertemen pendidikan nasional dengan PT Telkom

dalam program Hardiknas.

Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang

tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh Bapak memukul

anaknya karena tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi seorang pengemis

dengan cara membentak.

B.I. Macam Macam Interaksi Sosial

a. Interaksi antara individu dan individu

Dalam interaksi itu individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan, atau stimulus

kepada individu lainnya. Sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan

memberikan reaksi, tanggapan, atau respons. Wujud interaksinya dapat berupa kerlingan

mata, jabat tangan, saling menyapa, bercakap-cakap, atau mungkin bertengkar, interaksi

social dapat terjadi tanpa berbincang-bincang, misalnya, orang yang sedang marah, tidak

menyapa terhadap temannya, saling berdiam diri atau orang yang bertingkah aneh yang

mengundang perhatian orang banyak.

b. Interaksi antara individu dan kelompok

Dalam interaksi itu seorang individu berinteraksi sosial dengan kelompok. Contohnya,

seorang ketua kelas yang sedang memberlkan penjelasan di depan teman-temannya

mengenai pembagian tugas piket kelas, atau seorang mahasiswa praktek kerja lapangan

(PKL) yang sedang mengajar didepan kelas. Interaksi antara kelompok dan kelompok

Dalam interaksi ini kepentingan individu-individu dalam kelompok merupakan satu

kesatuan, dan berhubungan dengan kepentingan individu-individu dalam kelompok lain.

Contohnya, kelompok dasawisma dalam suatu RT mengundang dasawisma kelompok

lain dalam rangka syukuran atas kemenangannya pada lomba simulasi P-4. Ciri-ciri

Interaksi Sosial

B.II. Ciri-ciri Interaksi sosial ada empat macam:

a. Pelakunya lebih dari satu orang.

b. Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.

c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas terlepas dari sama atau tidaknya tujuan

tersebut dengan yang diperkirakan oleh pelakunya.

d. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang) yang akan

menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.

Page 7: cb email.pdf

BIII. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

a. Proses-proses social yang asosiatif

Artinya adalah proses-proses social yang mengarah pada kesatuan yang terwujud dalam

bentuk sebagai berikut.

1) Kerja sama (cooperation)

Ada empat bentuk kerja sama, yaitu sebagai berikut.

– Tawar menawar(bargaining) adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran

barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.

– Kooptasi(cooptation) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam

kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam organisasi sebagai salah satu cara untuk

menghundari kegoncangan dalam organisasi.

– Koalisasi(coalitation) adalah kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang

mempunyai tujuan yang sama.

– Joint Venture adalah kerja sama dalam mengusahakan proyek-proyek tertentu.

2) Akomodasi (accomodation)

Akomodasi yaitu cara untuk menyelesaikan pertentengan tanpa menghancurkan pihak

lawan. Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa bentuk, sebagai berikut :

– Koersi (coertion) yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya terjadi karena adanya

paksaan dari pihak yang lebih kuat.

– Kompromi yaitu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibatn masing-masing

mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaiannya.

– Arbitrase yaitu penyelesaian pertentangan oleh pihak ketiga yang dipilah oleh kedua

belah pihak.

– Mediasi yaitu hampir sama dengan arbitrase tetapi pihak ketiga netral, hanya sebagai

penasihat.

– Konsiliasi yaitu suatu usaha mempertemukan pihak-pihak yang berselisih bagi

tercapainya persetujuan bersama.

– Toleransi yaitu suatu usaha untuk menghindarkan diri dari perselisihan dengan

membiarkan atau menghormati pihak lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.

– Stalemate yaitu suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang bertentangan

mempunyai kekuatan yang seimbang sehingga berhenti pada titik tertentu tanpa bias

maju ataupun mundur.

– Adjudikasi yaitu suatu penyelesaian perkara melalui pengadilan.

Page 8: cb email.pdf

3) Asimilasi (asimilation)

Asimilasi yaitu suatu proses yang ditandai oleh adanya usaha-usaha mengurangi

perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok

manusia.

Proses asimilasi dapat terjadi apabila:

a) Ada kelompok-kelompok yang berbeda budayanya.

b) Saling bergaul langsung dan intensif untuk waktu yang lama.

c) Kebudayaan dari kelompok-kelompok tersebut masing-masing berubah dan saling

menyesuaikan diri.

Page 9: cb email.pdf

BAB III

PEMBAHASAN

A. MEMBENTUK KEPRIBADIAN MELALUI INTERAKSI SOSIAL

Apa yang didapatkan dari lingkungan sosialnya menjadi modal utama bagi pembentukan

kepribadiannya kelak. Dalam hal ini, bagaimana pengaaruh lingkungan keluarga,

masyarakt dan kebudayaan.

Pembentukan kepribadian seseorang merupakan hasil perpaduan dari berbagai faktor

yang saling terkait satu dengan yang lainnya, dengan berbagai proses pendukungnya.

Salah satu faktor yang memegang peranan penting di dalam hal ini adalah interaksi

sosial. Karena pada dasarnya manusia selama hidupnya mengalami interaksi sosial, yang

memungkinkan manusia yang bersangkutan berkembang. Lalu apakah sesungguhnya

yang diseut dengan interaksi sosial.

W.A. Gerungan merumuskannya sebagai suatu hubungan antara dua atau lebih individu.

Dimana pribadi individu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki prilaku individu

yang laian, atau sebaliknya. (W.A. Gerungan, Psikolgi Sosial, 1978). Dengan pengertian

tersebut, akan memudahkan kita untuk memahami pembahasannya lebih lanjut.

Jika ditelusuri sejarah kehidupan seseorang, akan semakin nyatalah peranan interaksi

sosial di dalam rangkan pembentukan kepribadiannya. Sifat-sifat kemanusiaan

manusiapun terbentuk melalui interaksi sosial. Karena di dalamnya terkandung unsur-

unsur manusiawi dengan lingkungan manusiawi. Proses berlangsung kait-mengait,

dengan tahapan-tahapan sistematis.

B. PEOSES MEMBENTUK KEPRIBADIAN MELALUI INTERAKSI SOSIAL

Prosesnya bermula dari lingkungan keluarga, yang berlanjut di dalam kehidupan sosial

kemasyarakatan maupun di dalam lingkungan pergaulan yang lebih luas.

Untuk memperjelas bagaimana sesungguhnya kepribadian individu, akan dijelaskan

secara terperincibagaimana proses berlangsungnya.

1. Interaksi Sosial di dalam Keluarga

Keluarga merupakan basis pertama dan utama dalam berbagai rangkaian proses interaksi

sosial yang dialami individu selama hidupnya. Hal tersebut dimungkinkan, karena

kedudukan keluarga sebagai komponen terkecil dari struktur masyarakat, merupakan

tempat pertama bagi individu mengenal manusia lain diluar dirinya. Di samping itu juga

di dalam keluargalah anak mulai mengenal peranan dirinya sebagai manusia.

Proses terjadinya interaksi sosial di dalam lingkungan keluarga dimulai sejak kelahiran.

Saat anak mulai merasakan dunia lain dari dunia kandungan yang selama ini dikenalnya

sebelum kelahiran. Sedangkan kelahiran itu sendiri merupakan prasyarat bagi seseorang

untuk berkembang dan memiliki kepribadian sendiri.

Page 10: cb email.pdf

Pada tahapan pertama, apa yang diberikan oleh keluarga merupakan potensi-potensi atau

kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang. Pada perkembangan lebih lanjut hal

tersebut menadapatkan rangsangan dan pengarahan dari lingkungan keluarganya

sehingga lebih berkembang.

Agar perkembangan yang dicapai dapat berjalan dengan normal dan ideal, peranan

keluarga sebagai suatu lingkungan keluarga yang menyediakan segala sarana yang

memungkinkan terjadinya perkembangan sangat menentukan.

Peranan keluarga yang dimaksud dalam hal ini, tidak hanya menyangkut pemenuhan

segala kebutuhan anak yang berwujud materi, tetapi juga menyangkut pemenuhan

kebutuhan psikologis dan sosiaologis. Bahkan dua kebutuhan tersebut seharusnya

mendapatkan porsi yang lebih besar. Karena mengingat pengaruhnya yang cukup besar

pada perkembangan selanjutnya yang dialami anak pada masa-masa mendatang.

Kebutuhan-kebutuhan psikologis dan sosiologis anak meliputi penghayatan-penghayatan

rohani psikis dan sosial yang dialami anak sebagai suasana, sikap pergaulan, antara

manusia yang mengikat anak didalam keluarganya, yang kemudian menjadi dasar untuk

pergaulannya dengan masyarakat sosial yang lebih luas. Wujud yang nyata dari hal itu

dibnerikan dalam bentuk kasih sayang yang memberi anak rasa nyaman., rasa diterima

serta rasa diakui keberadaanya. Dengan demikian interakasi sosial yang pertama kali

dirasakan anak adalah perlakuan dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, terutama

dari ibunya. Pada saat anak sepenuhnya tergantung dari kedua orang tuanya untuk

memenuhi segala kebutuhannya, baik yang berupa fisik ataupun psikis.

Dengan semakin bertambahnya usia anak yang diikuti oleh berfungsinya organ-organ

tertentu dari tubuhnya, nteraksi sosial yang dialami anak semakin berkembang. Anak

sudah dapat melakukan komunikasi dengan orangtuanya, meskipun masih dalam

bentuk-bentuk yang sangat sederhana dan bersifat simbolik. Jawaban-jawaban yang

diberikan yang diberikan orang tuanya sebagai pengertian terhadap komunikasi simbolik

anak, akan dirasakan sebagai suatu interaksi sosial, sehingga dengan jawaban-jawaban

tersebut anak akan menentukan sikap yang dianggap sesuai dengan jawaban orang

tuanya.

Dengan berfungsinya organ-organ bicara pada anak, komunikasi dengan orang tuanya

berkembang dengan penggunaan bahasa, sehingga interaksi sosialpun semakin

menampakkan bentuk yang nyata. Anak telah mampu mengungkapkan perasaan yang

sebenarnya kepada orangtuanya dan sebaliknya orang tuapun dapat mengerti secara

benar perasaan anak. Dalam situasi yang demikian kemungkinan terjadinya hubungan

saling pengaruh mempengaruhi antara orang tua dan anak sangat besar.

Setelah anak mampu menggunakan kognisinya yang didukung dengan berfungsinya

secara sempurna keseluruhan inderanya, anak mulai mengerti wujud yang sebenarnya

dari pola-pola interaksi sosial yang berlaku didalam keluarganya.

Pengertian anak didalam hal ini, terutama didasarkan paa pengalaman-pengalamannya

dengan kedua orang tuanya. Karena itulah keharmonisan hubungan antara suami dan

istri sangat diperlukan, sehingga hal itu memberikan suatu gambaran yang baik kepada

anak. Keduanya harus mempunyai keseragaman didalam cara dan tekhnik-tekhnik

melaksanakan hubungan dengan anak. Hal itu didasarkan pada suatu kenyataan bahwa

untuk perkembangan kepribadiannya, anak memerlukan kedua orangtuanya sebagai

pembimbing, pendidik serta sebagai pengayon.

Page 11: cb email.pdf

Adalah satu faktor yang menentukan terjadinya interaksi sosial adalah faktor identiikasi,

khususnya didalam rangka pembentukan ego dan superego anak. Timbulnya identifikasi

tersebut didasarkan pada suatu rasa kagum anak terhadap perbuatan orang tuanya

bahkan menyamainya. Disamping itu juga timbulnya identifikasi disebabkan usaha anak

untuk menghindari hukuman-hukuman yang mungkin diberikan oleh orang tuanya,

sehingga anak berusaha mempersatukan dirinya dengan larangan-larangan yang

ditentukan oleh orang tuanya. Dengan demikian identifikasi dapat dijadikan alasan

mengapa anak-anak cenderung menyerupai orang tua mereka.

Jika keluarga dianggap sebagai suatu lingkungan, masyarakat yang kecil, maka

peranannya di dalam rangka pembentukan ego sangat menentukan. Jika mengingat

bahwa ego merupakan hasil dari tindakan saling mempengaruhi antara lingkungan

dengan garis-garis perkembangan yang ditetapkan oleh keturunan. Begitupun di dalam

rangka pembentukan superego anak, keluarga memegang peranan yang menentukan.

Bahkan dalam dalam rangkan pembentukan superego inilah keluarga sangat menonjol.

Superego merupakan kode moral seseorang yang berkembang dari ego, sebagai akibat

perpaduan yang dialami anak dengan ukuran orang tuanya mengenai apa yang baikl, apa

yang salah, serta apa yang buruk. Dengan memperpadukan kewibawaan tersebut dengan

kewibawaan moril orang tuanya, anak akan mengganti kewibawaan tersebut dengan

kewibawaannya sendiri.

Dengan menuangkan kekuasaan orang tuanya ke dalam batinnya sendiri, anak akan

dapat menguasai kelakuannya sesuai dengan keinginan orang tuanya, dan dengan

bertindak seperti itu anak akan mendapatkan persetujuan dan mencegah kegusaran

mereka.

Atau dengan kata lain, anak akan belajar bahwa ia bukan saja harus tunduk kepada

prinsip kenyataan untuk mendapatkan kesenangan, tetapi ia juga harus mencoba

berkelakuan sesuai dengan perintah-perintah moril dari kedua orangtuanya.

2. Interaksi Sosial di dalam Lingkungan Kemasyarakatan

Apa yang didapatkan anak dari lingkungan keluarganya sebagai dasar-dasar untuk

menjalani interaksi sosial yang lebih kompleks di dalam lingkungan masyarakatnya.

Dengan semakin banyaknya manusia yang dikenal anak, menyebabkan pergaulan anak

semakin meluas. Akibatnya apa yang diberikan oleh keluarganya sebagai dasar tersebut

juga akan lebih berkembang, sehingga hal itu akan lebih menyempurnakan interaksi

sosialnya.

Anak akan lebih banyak belajar untuk menyesuaikan diri dengan keragaman prilaku

yang ditemuinya didalam lingkungan masyarakatnya. Dimana dari penyesuaian diri

tersebut, anak mendaptkan pengalaman-pengalaman baru yang menjadi masukan-

masukan yang sanagt berharga bagi anak untuk pengemangan kepribadian lebih lanjut.

Pengalaman-pengalaman tersebut menjadi dorongan bagi anak untuk lebih mengaktifkan

diri menjalani interaksi sosialnya. Akhirnya pengalaman-pengalaman tersebut berubah

menjadi simbol-simbol yang memiliki nilai tersendiri bagi anak.

Page 12: cb email.pdf

Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam interaksi sosial didalam

lingkungan sosial kemasyarakatan ini adalah lembaga-lembaga sosial tersebut berperan

sebagai suatu respon kulturil dari kebutuhan dasar biologis dan psikologis manusia

untuk hidup berkelompok. Juga sekaligus berfungsi sebagai alat untuk

mengembangkandiri dan alat yang memberikan batas-batas tertentu, agar segala jenis

hubungan antar manusia dipelihara dalam keadaan equilibirium yang dinamis.

Disamping itu juga faktor waktu memegang peranan menentukan. Lamanya individu

menjalani inteaksi sosialnya, memberikan kesempatan kepada individu untuk

bekerjasama dan menemukan pola-pola tingkah laku dan sikap yang bersifat timbal

balik, serta menemukan teknik-teknik hidup bersama yang lebih baik.

Akibat lebih lanjut terbentuklah integrasi psikologik dan sosiologik di dalam masarakat

yang menyebabkan pola, sikap, relasi serta reaksi emosi dari anggota masyarakat

cenderung memiliki kesamaan.

Kenampakan dari integrasi tersebut akan terlihat sebagai kesamaan-kesamaan

kepribadian dari segenap individu yang hidup di dalam lingkungan sosial

kemasyarakatan tertentu.

3. Pengaruh Kebudayaan Terhadap Interaksi Sosial

Proses terjadinya interaksi sosial, baik didalam lingkungan keluarga maupun di dalam

lingkungan sosial kemasyarakatan yang lebih luas, tidak dapat dilepaskan dari pola

kebudayaan yang berlaku didalam masyarakat tersebut. Karena lingkungan sosial dan

kulturil menetapkan syarat-syarat bagi individu dalam menetapkan bentuk pemuasan

kebutuhan yang mungkin dipilih oleh indiidu, termasuk didalamnya interaksi sosial.

Hal tersebut sangat mempengaruhi mekanisme kerja dari ego sebagai pembuat

keputusan. Ego berkewajiban menetapkan bentuk tingkah laku penyesuaian sebaik-

baiknya dan sesuai dengan pola-pola kebudayaan yang berlaku, sehingga apa yang

diputuskan sebagai pemuasan kebutuhan akan baik baginya dan juga bagi lingkungan

masyarakatnya yang lebih luas. Atau dengan perkataan lain, kebudayaan mengatur agar

manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, serta menentukan

sikap jika berhubungan dengan orang lain. Karena keduanya sebenarnya merupakan

perwujudan atau abstraksi dari pada prilaku manusia dengan kepribadian sebagai latar

belakangnya.

Page 13: cb email.pdf

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembentukan kepribadian seseorang merupakan hasil perpaduan dari berbagai faktor

yang saling terkait satu dengan yang lainnya, dengan berbagai proses pendukungnya.

Salah satu faktor yang memegang peranan penting di dalam hal ini adalah interaksi

sosial. Karena pada dasarnya manusia selama hidupnya mengalami interaksi sosial, yang

memungkinkan manusia yang bersangkutan berkembang.

B. SARAN

Dengan mengerti bagaimana proses serta pengaruh yang nyata dari interaksi sosial

terhadap pembentukan kepribadian seseorang, diharapkan kita dapat mengerti kepriadian

individu secara tepat dengan segala keunikannya. Sehingga dengan demikian diharapkan

kita dapat menentukan sikap yang sesuai dengan kepribadian seseorang. Hal mana akan

menentukan keberhasilan kita didalam berkomunikasi dengan individu lain sesama.