Upload
atik-alf
View
280
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
CBDKEJANG DEMAM
Atik Jayanti Solikah01.203.4531
PENDAHULUAN
• Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ektsrakranium (di luar rongga kepala).
• Kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan umur 6 bulan sampai 5 tahun.
• Terjadi pada 2%-4% dari populasi anak 6 bulan dan 5 tahun. 80% merupakan kejang demam sederhana, sedangkan 20% kasus adalah kejang demam komleks.
• Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures (1980), kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang biasanya terjadi antara umur 3 bulan sampai 5 tahun berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu.
• Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi yang berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk.
• Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam
• Berulangnya kejang demam akan lebih besar apabila kejang demam yang pertama terjadi pada umur kurang dari 1 tahun dan pada anamnesis didapatkan faktor keturunan.
• Insidensi terulangnya kejang pada anak dengan riwayat kejang pada keluarga, terulangnya kejang adalah 50%, dan pada anak tanpa riwayat kejang 25%.
• Bila kejang demam pertama terjadi pada umur <12 bulan, maka risiko kejang demam kedua 50% dan bila kejang demam pertama terjadi pada usia >12 bulan menurun menjadi 30%.
• Penyebab kejang demam sampai sekarang belum diketahui dengan pasti.
• Demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, radang telinga tengah, infeksi saluran cerna dan infeksi saluran kemih.
IDENTITAS• Nama Penderita : An. S• Umur: 2 tahun 8 bulan• Jenis Kelamin : Laki-Laki• Pendidikan : -• Alamat : Kudu Lor RT 1 RW 1 Genuk Semarang• Masuk RS : Tanggal 2 Juni 2010• Keluar RS : Tanggal 5 Juni 2010• No. RM : 112.18.12
RPSSebelum Masuk Rumah Sakit• 2 hari sebelum masuk rumah sakit anak panas
nglemeng, tidak menggigil, tidak kejang, tidak mengigau. Tidak batuk pilek. Anak tidak sesak napas, tidak mual, tidak muntah, tidak nyeri ulu hati. Anak berak 2x dengan konsistensi tinjanya lembek, warna tinjanya kuning, berbau seperti tinja biasa, tidak berlendir ataupun berdarah.
• Saat berak tidak nyemprot, anak juga tidak menangis ataupun rewel. Kencing lancar seperti biasa bewarna kuning bening dan jumlah cukup. Saat kencing tidak nyeri dan anak juga tidak rewel. Makan dan minum seperti biasa. Kemudian oleh orang tuanya, penderita diberi minum parasetamol sirup 3x1 sendok obat untuk penurun panas. Setiap kali minum parasetamol, suhu pasien kembali normal tetapi beberapa jam kemudian suhu pasien kembali tinggi.
• 1 hari anak panas, mencret lebih dari 10 kali, cair, ampas sedikit, ada lendir, tidak ada darah, saat berak anak rewel, saat berak tidak nyemprot, tidak berbau asam, kulit sekitar dubur tidak kemerahan, tidak muntah berulang, perut tidak kembung, kaki tidak anyep, masih kencing jumlah air seni cukup, mata tidak cowong, nafas tidak cepat dan dangkal, tidak ada batuk, tidak ada pilek, tidak panas, anak rewel..
• 6 jam sebelum masuk rumah sakit, anak terbangun dari tidurnya, menangis dan tiba- tiba kejang. Kejang 4x, terjadi lebih dari 15 menit, saat kejang anak tidak sadar, kejang umum didahului kejang fokal, tangan menggenggam dan kaku berulang- ulang. Kedua mata melirik ke atas, tidak keluar busa dari mulut. Setelah kejang anak menangis. Orang tua memutuskan untuk berobat ke IGD RSI Sultan Agung Semarang dan kemudian disarankan mondok
Riwayat kejang sebelumnya disangkal, riwayat jatuh dan mendapat benturan di kepala disangkal. Riwayat tertusuk paku, tertusuk pisau, luka lecet atau pernah keluar cairan dari telinga didahului panas disangkal.
RPD
• Riwayat pernah sakit panas, batuk, pilek berulang pada usia 3 bulan tapi tidak pernah mondok.
• Riwayat pernah mencret pada usia 3 bulan tapi tidak sampai mondok
RPKKeluarga ada yang pernah sakit seperti ini (Adik dari Ibu
pasien)
RPSosek
• Pasien tinggal bersama bapak, ibu, Kakek dan Nenek Bapak bekerja sebagai buruh. Ibu sebagai ibu rumah tangga. Biaya perawatan ditanggung oleh Jamkesmas
Kesan ekonomi : Kurang
Rx PERINATAL
• Anak laki-laki lahir dari ibu G1 P1 A0 hamil 38 minggu, lahir secara spontan ditolong oleh bidan , anak lahir langsung menangis, berat badan lahir 2700gram
Rx MAKAN-MINUM• ASI diberikan sejak lahir sampai usia 6 bulan. • Usia 6 bulan sampai sekarang anak diberikan
susu formula dan nasi tim, pisang Pola makan anak saat ini biasa mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, ikan, daging, telur, dan kadang buah-buahan. Anak tidak suka makan sayur. Frekuensi makan 2-3 kali dalam sehari. Anak suka mengemil biskuit.
Kesan kualitas-kuantitas diit : Baik
Rx IMUNISASI
• BCG : 1x saat lahir• Polio : 4x saat usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4
bulan• Hepatitis B : 4x saat lahir, usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan• DPT : 3x saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan• Campak : 1x saat usia 9 bulan
Kesan Imunisasi : Imunisasi lengkap
Rx TUMBANG
• Miring : usia 4 bulan• Tengkurap : usia 5 bulan• Duduk : usia 6 bulan• Merangkak : usia 7 bulan• Berdiri : usia 11 bulan• Berjalan : usia 12 bulan
Kesan : Pertumbuhan dan Perkembangan Sesuai Umur
STATUS GIZI
BB 10 kg TB 90 cm• WAZ = BB-Median_ = 12-14 = -1,3 (Normal)
SD Low 1,5• HAZ = TB – Median = 90-93,7 = -1 (Normal)
SD Low 3,4• WHZ = BB- Median = 12-13,3 = -1 (Normal)
SD Low 1,2Kesan : Status Gizi Baik
Rx KB
• Ibu penderita tidak menggunakan KB
PFKeadaan Umum • Composmentis, status gizi cukup, tampak kehausan, mata
cowong (+), bibir kering (-), bibir sianosis (-), napas kusmaul(-)
Tanda vital
- Tekanan darah : 110/80 mmHg
- HR : 100 x/ menit
- Laju nafas : 24x/ menit
- Suhu : 37,8° C ( axilla )
PF lanjutan ….
Kepala : Mesocephale
Mata : mata cowong (+), ca (-/-)Hidung : Discharge (-)Telinga : Discharge (-) Mulut : Sianosis (-), bibir kering (+)Leher : Simetris, Kaku kuduk (-)Tenggorok : Faring hiperemis (-)Thorax : C/P dbnAbdomen : dbnEkstremitas: Oedem (-), Sianosis (-), Akral dingin (-)
Kulit : turgor kembali lambat
PF lanjutan ….
• Status NeurologisTanda Rangsang Meningeal Brudzinski I,II : (-)Kernigne Sign : (-)Reflek fisiologis : (+)Reflek patologis : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah rutin Tanggal 2 Juni 2010, jam 01.05 WIB ( sewaktu masuk IGD )
• Hb : 13,2 gr/ dl• Eritrosit : 5,26 jt/uL• Leukosit : 11.370/ mm• Hematokrit : 35,8% • Trombosit : 433.000 /mm
PP lanjutan ….
• Kimia Darah Tanggal 2 Juni 2010 jam 09.14 WIB ( hari 1 perawatan)
• GDS : 159 mg/dl
• Natrium : 127 mmol/l
• Kalium : 3,1 mmol/l
• Calcium : 11,0 mmol/l
• Chloride : 95 mmol/l
• Magnesium : 2,9 mmol/l
Pemeriksaan ImuniserologiPemeriksaan Imunoserologi Tanggal 2 Juni 2010,
jam 01.05 WIB• ST - O : Negatif• SP - AO: Negatif• SP - BO : 1/160• SP - CO : Negatif • ST - H : Negatif• SP - AH : 1/160• SP - BH : Negatif• SP - CH : NegatifKesan : Negatif
• Feces Tanggal 2 Juni 2010 pukul 12.28 WIB ( hari 1 perawatan )
• Makroskopis
• - Warna : hijau kekuningan
• - Konsistensi : cair
• - Bau : khas
• - Lendir : +
• - Darah : -
Makroskopis
- Amoeba : +
- Bakteri : +
- Jamur : -
- Leukosit : 1-2/LPB
- Eritrosit : 0-1/LPB
- Fat : -
Kesan : amoeba, lendir, darah dan bakteri dalam feces
ASSESMENT
Diagnosis Kerja• Observasi Kejang Demam• Observasi Diare• Gizi baik
INITIAL PLAN
Assessment : Kejang DemamDD :• Kejang Demam Simplek• Kejang Demam Komplek Initial Plan Diagnosis• S : -• O : EEG, Pungsi Lumbal, CT-Scan
IP lanjutan …Initial Plan Terapi• Diazepam iv 0,3-0,5 mg/kg pelan, 1x 6 mg. Bila kejang belum
berhenti diberikan phenitoin i.v. 1 x 120 mg, ulang jika kejang lagi
• Antipiretik 10-15 mg/kg/kali, pamol supp 1x 125 mg• Phenobarbital i.m. 1 x 100 mg • Simptomatik
Initial Plan Monitoring• Kejang ulangan• Keadaan umum• TTV
IP lanjutan …
Initial Plan Edukasi• Menjelaskan kepada orangtua tentang penyakit
anak• Memberi tahu kpd ibu jk ank kejang jgn panik,
tetap tenang• Saat kejang kendorkan pakaian yg ketat t’utama
disekitar leher• Bila saat kejang anak tidak sadar, posisikan dg
kepala miring.
• Saat anak kejang jgn memasukkan benda yg keras ke mulut ank
• Perhatikan lama kejang dan bentuk kejang• Memberikan informasi kemungkinan kejang
kembali• Bawa ke dokter/RS bila anak kejang terus-
menerus• Terapi memang efektif mencegah rekurensi tapi
mempunyai ES
IP lanjutan …
• Assessment : Observasi Diare
• -DD : - Diare Akut Dehidrasi Berat
• - Diare Akut Dehidrasi Ringan
• - Diare Akut Dehidrasi Sedang
• Initial Plan Diagnosis
• S : -
• O : Clini Test, Suddan Test
IP lanjutan …
Initial Plan Terapi• Infuse KAEN 3B 12 tpm• Kebutuhan cairan BB : 12 kg, t 37, 8 oC• BB awal 13 kg. • 10 kg I x 100 cc (10x100) = 1000 cc• 10 kg IIx100 cc (2 x 50) = 150 cc +• = 1150 cc• 1150/24 = 47,92 cc/ jam• 47,92/60 = 0,79cc/mnt• Macro = n x 15 = 0,79 x 15• = 11,85• = 12 tpm
IP lanjutan …
• Kotrimoksazol 5-8 mg/KgBB/hari
• Tablet zink 20 mg (1 tab/hari selama 10-14 hari walaupun anak sudah sembuh)
• Probiotik 3 x 1 sac
• Oralit diberikan tiap setelah BAB
• Antipiretik 10-15 mg/kgBB/kali
Initial Plan Monitoring
• Keadaan umum
• Tanda dehidarsi
• Tanda vital (suhu, RR. HR)
• Diuresis
• Nafas Kussmaul
• Konsistensi feses
• Initial Plan Edukasi• Istirahat yang cukup• Pemberian ASI ditingkatkan • Minum obat teratur dan tepat waktu• Makan makanan yang bergizi dan rendah serat (yang
mudah dicerna)• Menjaga higiene dan sanitasi (jaga kebersihan
tangan, alat makan)• Berikan anak lebih banyak cairan dr biasanya utk
mencegah dehidrasi• Bisa diberikan oralit dan tunjukkan kepada ibu cara
mencampur oralit• Memberi tahu tentang perjalanan penyakit kepada
orang tua pasien• Memberi tahu komplikasi yang mungkin terjadi
IP lanjutan …
Assessment : Gizi BaikDD :• Gizi Buruk• Gizi Kurang• Gizi Baik Initial Plan Diagnosis• S : Kualitas dan kuantitas makan sehari-hari• O : -
IP lanjutan …
Initial Plan Terapi• Kebutuhan kalori BB 12 kg
• 12 x 100 kkal = 1200 kkal
• Karbohidrat 60% x 1200 kkal = 720 kkal
• Lemak 30% x 1200 kkal = 360 kkal• Protein 10% x 1200 kkal = 120 kkal
IP lanjutan …
Initial Plan Monitoring• Penimbangan BB setiap bulan Initial Plan Edukasi• Makan teratur dengan gizi seimbang• Jaga hygiene dan sanitasi makanan
PEMBAHASANPada pasien anak S yang berusia 2 tahun 8 bulan di diagnosa Kejang Demam Komplek krn dr anamnesa ditemukan data yang mengarah pd dx Kejang Demam Simplek, a.l :– kejang tonik klonik yang berlangsung lama yaitu selama >15 menit– suhu sebelum kejang 39oC– dalam 24 jam kejang lebih satu kali, diantara 2 bangkitan kejang
anak sadar dan anak langsung menangis – Paska kejang anak langsung menangis– Penyebab demam di luar susunan saraf pusat tidak ada– Mempunyai riwayat kejang demam sebelumnya – Pada keluarga (adik dari ibu pasien) ada yang mempunyai riwayat kejang
demam.
Pembahasan ….
Pada pemeriksaan fisik ditemukan• Kenaikan suhu 38oC• Tidak ditemukan tanda-tanda defisit neurologi fokal• Tidak ditemukan penurunan kesadaran• Tidak ditemukan refleks patologis• Pada px rangsang meningeal ditemukan hasil negatif.
Hasil pemeriksaan tersebut dapat menyingkirkan diagnosis banding kejang, yaitu infeksi intracranial
(meningitis, encephalitis, meningoensefalitis). Diagnosis lebih mengarah pada kejang demam.
Pembahasan ….
Terapi yang diberikan selama di Rumah Sakit berupa medikamentosa (antipiretik dan antikonvulsan) serta
dietetik dan cairan, sudah sesuai dengan teori yang ada.
Selama pasien di rumah sakit yang perlu dimonitoring yaitu kejang berulang, kesadaran, dan tanda vital (suhu, nadi,
pernafasan, dan suhu).
Pembahasan ….
Edukasi yang diberikan kepada orangtua y.i• Menjelaskan kepada orangtua tentang penyakit anak• Memberi tahu kpd ibu jk anak kejang jgn panik, tetap tenang• Saat kejang kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher,
bila saat kejang anak tidak sadar, posisikan dengan kepala miring• Saat anak kejang jgn memasukkan benda yg keras ke dalam mulut
anak• Perhatikan lama kejang dan bentuk kejang• Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali• Bawa ke dokter atau rumah sakit bila anak kejang berlangsung
terus-menerus
KESIMPULAN• Pada pasien anak S, umur 2 tahun 8 bulan,
didiagnosa kejang demam simpleks karena dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium terdapat kriteria kejang demam simpleks.
• Terapi yang meliputi aspek cairan, aspek dietetik dan medikamentosa sudah sesuai.
DAFTAR PUSTAKA• Nelson, Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Volume 2. EGC.• Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. FK UI. • Consensus Penanganan Kejang Demam. IDAI.• Standar Pelayanan Medis KESEHATAN ANAK. Edisi I.
2004. IDAI.• Kapita Selekta. Jilid 1. Edisi ketiga.