Upload
dayang-anindya-wp
View
9
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tinjauan pustaka shabu
Citation preview
BAB II
TINJAUAN TEORI
Putus zat, remaja dan perkembangannya, jenis ganja sintesis
I. Definisi
Ganja adalah Canabis indica. Tanaman setinggi 1,5 meter ini termasuk satu kelompok dengan
Canabis sativa, hasis, dan mariyuana. Daunnya banyak, berbentuk mirip dengan daun singkong, berjari
5,7 atau 9 dengan pinggiran agak bergerigi dan berbulu. Di beberpa daerah, daunnya sering digunakan
sebagai bumbu penyedap masakan. Zat aktif ganja adalah THC ( Ttra Hydro Cannabinol) yang banyak
terdapat di daun, batang, dan bunga (Partodiharjo).
Beberapa tanaman ganja ada yang tergolong fiber type, dengan kadar THC kurang dari 1,0 % dan
yang tergolong drug type, yang mengandung THC sampai 5%, bahkan dengan cara penanaman yang
diperbaiki, kadarnya bisa mencapai lebih dari 10%. Kadar THC bergantung pada jenisnya, kesuburan dan
kelembapan tanah, iklim di tempat tanaman itu tumbuh, dan saat pucuk tanaman, daun, atau ranting
tanaman itu dipetik. Selain THC, tanaman ganja jiga mengandung kanabinol lain, seperti kanabinol dan
asam tetrahidrokanabidiolat. Bila disimpan pada suhu ruangan biasa, kekuatan daun ganja berkurang 5%
setiap bulan. Dalam asap ganja terdapat lebih dari 60 kanabinoid dan bahan kimia lain, tetapi yang
terpenting adalah THC (Juwana, 2005).
Partodiharjo, Subagyo.--------. Kenali Narkoba dan musuhi penyalahgunaannya. Jakarta : Esensi.
Ganja digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi ringan. Ada yang menyebut hashis
yaitu getah tanaman yang berasal dari ramuan kanabis kering. Mariyuana adalah bentuk tanaman kanabis
kering . Minyak kanabis adalah cairan yang diolah dari getah tanaman ganja yang memiliki reaksi kuat.
(Visi media).
Cara Mengonsumsi
Ganja dapat dikonsumsi sebagai makanan dalam bentuk manisan, diseduh seperti the atau kopi, tetapi
kebanyakan dirokok seperti merokok tembakau. Ganja yang dirokok biasanya berupa tanaman yang
sudah dikeringkan dan dirajang, kemudian dilinting seperti tembakau. Asap ganja dimasukkan ke dalam
paru dan ditahan untuk beberapa setik sebelum dikeluarkan. Setiap batang rokok ganja mengandung THC
sebanyak 5-20 mg (sebelum dibudidayakan hanya sekitar 2,5 – 5,0 %, hanya 50% yang diansorbsi. Pada
penggunaan secara oral (dimakan) hanya 3-6% yang diabsorbsi. THC cepat meninggalkan plasma dan
masuk ke jaringan yang mengandung lemak, terutama ke otak dan testis. THC dimetabolisasi di hepar dan
diekskresi terutama melalui tinja dan air seni. Waktu paruh THC adalah 2-7 hari.
Cara Kerja
THC terutama berpengaruh pada otak, system kardiovaskular, dan paru, sifatnya akut dan reversible.
THC bekerja pada reseptor-B1 dan B2 yang terdapat di seluruh otak, terutama pada korteks serebsri,
hipokampus, serebelum, dan striatum. Tubuh menghasilkan agonis THC endogen, yaitu anandamida
(suatu derivate asam arakidonat) dan N-palmito-etanolamida. Bila reseptor B1 dan B2 distimulasi oleh
THC atau agonis endogen, hal ini aan menimbulkan perubahan pada second messenger dan terjadi
perubahan jumlah norepineprin (NE) dan dopamine (DA) pada korteks prefrontal dan mesolimbic,
termasuk pada nucleus accumbens (NAc). THC juga mempengaruhi reseptor mu1 pada system opioida
dan mengubah GABA reseptor sehingga pengguna ganja mempunyai potensi untuk menggunakan zat
psikoaktif lain. Dapat terjadi toleransi-silang dengan alcohol. THC dapat dideteksi dalam air seni sampai
seminggu setelah penggunaan terakhir.
Juwana, Satya. 2005. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif :
penyalahgunaan NAPZA/NARKOBA Ed.2. Jakarta : EGC.
Pengaruh Ganja dan Intoksikasi
Orang yang belum berpengalaman menggunakan ganja, pada wakt intoksikasi akan mengalami ansietas
selama kurang lebih 10-30 menit, rasa takut akan mati, gelisah, hiperaktif, kecurigaan, takut tidak bisa
mengendalikan diri, dan takut menjadi gila. Kemudian, ia menjadi lebih tenang, euphoria, banyak bicara,
merasa ringan di tungkai dan badan. Ia mulai banyak tertawa dan tertawa eksplosif walaupun tidak ada
rangsang lucu yang adekuat. Ia merasa pembicaraannya hebat, idenya banyak, mudah terpengaruh adanya
waham curiga yang kontroversial karena tidak menyebabkan ia takut, melainkan malah menertawakan
dan menikmatinya sebagai suatu hal yang lucu. Terdapat halusinasi berupa kilatan sinar, bentuk- bentuk
amorf, warna- warni cemerlang, bentuk-bentuk geometris, figure dan wajah orang. Oleh karena itu,
kadang-kadang ganja digolongkan halusinogen. Warna-warna disekitarnya dipersepsi lebih cemerlang,
merasa lebih bisa menikmati suara music, merasa penampilan dirinya lebih baik walaupun secara objektif
kadang-kadang justru sebaliknya. Persepsi waktu dan jarak terganggu, misalnya sepuluh menit dirasakan
seperti satu jam dan jarak sepuluh meter dipersepsi sebagai jarak seratus meter. Keaadaan ini berbahaya
bila ia mengendarai kendaraan, ganja juga menyebabkan adanya gangguan koordinasi motoric dan
memperpanjang waktu reaksi (visuo-motoric reaction time), serta teradi hambatan dalam melakukan
gerakan motoric beruntun. Keadaan yang membahayakan ini menjadi lebih besar bila ia mengonsumsi
alcohol selain ganja karena alcohol menyebabkan pengguna menjdai agresif. Kadang-kadang dijumpai
sinestesia, misalnya melihat warna biru setiap kali mendengar nada music tertentu. Setelah mengalami
halusinasi penglihatan selama kiurang lebih dua jam , ia akan mengantuk dan tertidur nyenyak tanpa
diganggu mimpi.
Pada waktu intoksikasi, bila dilakukan pemeriksaan fisik, akan dijumpai denyut jantung yang
bertambah cepat, smpai bisa meningkat 50%, mata merah, mata dan mulut kering, kadang-kadang selera
makan bertambah. Pada intoksikasi yang agak berat dapat menyebabkan tremor, kulit teraba dingin,
tekanan darah sedikit turun, nistagmus, dan melebarnya bronkus. Pada pasien epilepsy ganja bisa
memacun timbulnya kejang. Pada pemeriksaan EEG kan terlihat berfisiologis hilang. Pengaruh ganja
pada penmggunaan melalui rokok timbul setelah 20-30 menit dan kira-kira bertahan 2-4 jam. Kadar
tertinggi THC dalm plasma darah dicapai dalam waktu 10-30 menit. Bila dimakan, gejala timbul setelah
0,5-1jam, pengaruhnya bisa bertahan selama 5-12 jam. Kadar tertinggi THC dalam plasma darah pada
penggunaan secara oral dicapai dalam waktu 2-3 jam.
Komplikasi Medis
Penggunaan ganja dalam jangka waktu lama dan dalam jumlah banyak, dapat mempengaruhi pikiran,
menurunkan kemampuan baca, berbicara, dan berhitung, menghambat perkembangan kemampuan atau
keterampilan sosial, dan mendorong pengguna menghindari kesulitan, buknnya menyelesaikan persoalan.
Gerak anggota baan lambat. Perhatian terhadap sekitarnya berkurang, bahkan sampai tidak berekasi bila
dipanggil temannya. Ia menjadi mudah percaya pada hal-hal yang berbau mistik. Dorongan semangatnya
juga berkurang. Ia kurang memikirkan masa depannya, serta tidak mempunyai semangat bersaing.
Sindrom ini disebut “sindrom amotivasional”.
Penggunaan ganja yang kronis dapat menyebabkan terjdainya peradangan pada paru sehingga fungsi paru
terganggu. Pengaruh ganja pada bronkus mula-mula bersifat melebarkan, tetapi bila penggunaannya
cukup banyak, hal ini akan menimbulkan iritasi pada bronkus sehingga bronkus menyempit. Ganja juga
memperburuk aliran darah coroner sehingga pada orang yang sebelumnya sudah mempunyai aliran darah
coroner yang tidak baik, dapat menimbulkan serangan pectoris.
Ganja menimbulkan perubahan pada sel otak dan diduga menimbulkan atrofi sel otak. Ganja mengandung
lebih banyak zat karsinogenik dibandingkan dengan tembakau. Pada hewan percobaan yang diberi ganja
untuk jangka tertentu, terlihat perubahan prakanker pada epitel bronkus. Kulit hewan yang diolesi damar
ganja untuk beberapa waktu lamanya, memperlihatkan perubahan metaplastik dan tumor pada kelenjar
sebasea.
Serangan psikosis yang bersifat sementara dapat terjadi pada penggunaan ganja dengan gejala waham dan
halusinasi tanpa tilikan. Ganja juga dapat memperberat gejala psikosis (seperti waham, halusinasi,
depersonalisasi, disorientasi) yang telah ada pada pasien skizofrenia.
Flashback, suatu keadaan munculnya kembali efek ganja yang mungkin disebabkan oleh sisa THC dalam
badan kerana adanya stresos psikologis, panic, atau perubahan yang bersifat sementara dari fungsi otak.
Walaupun pengalaman klinis praktid tidak pernah dijumpai gejala putus zat pada ganja, tetapi pada
penelitian dengan dosis THC tinggi dapat timbul gejala putus zat setelah beberapa hari sampai satu
minggu setelah penggunaan terakhir. Gejala putus ganja meliputi iritabel, ansietas, mual, malaise, rasa
letih, gangguan konsentrasi, menguap, nafsu makan berkurang, suhu badan sedikit meningkat, tremor,
banyak berkeringat, diare, nyeri otot, depresi, dan gangguan tidur serta kadang-kadang sakit kepala.
Pengunaan ganja yang berlangsung lama dapat menimbulkan sinusitis, faringitis, kanker pada kepala dan
leher, menurunkan tingkat kekebalan badan terhadap penyakit, menghambat produksi sperma, hipotrofi
prostat dan testis, menghambat ovulasi walaupun sifatnya reversible. Karena THC dapat menembus
plasenta dan air susu, diduga THC juga menghambat pertumbuhan fetus dan neonates, menyebabkan
perubahan perilaku dan menghambat proses belajar pada neonates. Ketoasidosis akibat penggunaan ganja
dapat membahayakan penderita diabetes mellitus. Karena THC dan senyawa lain dalam ganja mengalami
metabolism di hepar, ganja akan menghambat metabolism obat lain yang juga terjadi di hepar, misalnya
alcohol, barbiturate dan teofilin.
Gejala Putus Zat
Gejala putus zat pada ganja biasanya sakit kepala, gelisah, depresi, gangguan tidur, banyak berkeringat,
gemetar, mual dan muntah (Martono dan Joewana, 2006).
Martono,LH dan Joewana, S. 2006. 16 Modul Latihan Pemulihan Pecandu Narkoba Berbasis Masyarakat.
Jakarta : Balai Pustaka.
Visi media. 2006. Mengenal jenis dan efek buruk narkoba. Visi media : tamgerang.
REMAJA
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yakni antara 12 sampai 21 tahun.
Masa remaja mulai pada saat timbulnya perubahan-perubahan berkaitan dengan tanda-tanda kedewasaan
fisik yakni pada umur 11 tahun atau mungkin 12 tahun pada wanita dan pada laki-laki atau lebih tua
(Gunarsa, 2008).
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan anak dan Remaja. Jakarta : Gunung Mulia.
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanan ke dewasa. Batasan usia remaja
menurut WHO (2007) adalah 12 sampai 24 tahun. Namun, jika pada usia remaja seseorang sudah
menikah, maka ia tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja. Remaja merupakan tahapan seseorng
dimana ia berada di antara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif,
biologis, dan emosi (Efendi, 2009).
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.