2
CERDAS JENAKA CARA NOBELIS FISIKA – RICHARD P FEYNMAN MIZAN PUSTAKA: KRONIK ZAMAN BARU; BANDUNG 2002 ditulis tahun 1985 Hal 240; tentang pendidikan! satu lagi yang tak bisa ku galakkan pada mereka adalah bertanya (ini terjadi ketika Feynman mengajar mahasiswa di Brazil). Akhirnya, seorang mahasiswa menerangkan, “Jika kita mengajukan pertanyaan waktu kuliah berlangsung, nanti yang lain bilang, ‘untuk apa kamu ini membuang waktu kami? Kami sedang mencoba belajar. Dan kau menghentikan dosen itu dengan bertanya.” Mereka saling bersaing, tetapi tidak ada yang tahu apa yang terjadi, dan mereka selalu menjatuhkan yang lain dengan bebuat seolah-olah mereka bisa. Mereka semua pura-pura tahu. Dan, kalau ada satu mahasiswa yang mengikuti sedikit saja bahwa ada yang membingungkannya, yang lain bersikap sombong, berlagak seolah- olah hal itu tidak membingungkan sama sekali, dan bilang bahwa orang itu menghabiskan waktu mereka. Aku menjelaskan betapa bermanfaatnya bekerja sama, mendiskusikan pertanyaan, mengulang kembali bersama-sama. Tapi mereka tak mau melakukan satu saranpun, karena mereka takut kehilangan muka kalau bertanya pada orang lain. Menyedihkan sekali! Dari semua yang mereka kerjakan, mereka ini sebenarnya orang-orang cerdas, tapi mereka tenggelam salam pola berpikir yang lucu itu, “pendidikan” yang memajukan diri sendiri saja, yang tak berarti, benar-benar tak berarti! Halaman 241: tentang buku mereka! Tidak ada hasil eksperimen di bagian buku manapun di buku ini, kecuali di satu tempat yang ada sebuah bola, menggelinding ke bawah pada bidang miring, di dalamnya disebutkan berapa jauh bola itu bergerak dalam satu detik, dua detik, tiga detik, dan seterusnya. Angka-angka itu mengandung “kesalahan”. Kalau kita

Cerdas Jenaka Cara Nobelis Fisika - Feynman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ini adalah resensi buku tentang kehidupan Feynman

Citation preview

Page 1: Cerdas Jenaka Cara Nobelis Fisika - Feynman

CERDAS JENAKA CARA NOBELIS FISIKA – RICHARD P FEYNMAN

MIZAN PUSTAKA: KRONIK ZAMAN BARU; BANDUNG 2002 ditulis tahun 1985

Hal 240; tentang pendidikan!

satu lagi yang tak bisa ku galakkan pada mereka adalah bertanya (ini terjadi ketika Feynman mengajar mahasiswa di Brazil). Akhirnya, seorang mahasiswa menerangkan, “Jika kita mengajukan pertanyaan waktu kuliah berlangsung, nanti yang lain bilang, ‘untuk apa kamu ini membuang waktu kami? Kami sedang mencoba belajar. Dan kau menghentikan dosen itu dengan bertanya.”

Mereka saling bersaing, tetapi tidak ada yang tahu apa yang terjadi, dan mereka selalu menjatuhkan yang lain dengan bebuat seolah-olah mereka bisa. Mereka semua pura-pura tahu. Dan, kalau ada satu mahasiswa yang mengikuti sedikit saja bahwa ada yang membingungkannya, yang lain bersikap sombong, berlagak seolah-olah hal itu tidak membingungkan sama sekali, dan bilang bahwa orang itu menghabiskan waktu mereka.

Aku menjelaskan betapa bermanfaatnya bekerja sama, mendiskusikan pertanyaan, mengulang kembali bersama-sama. Tapi mereka tak mau melakukan satu saranpun, karena mereka takut kehilangan muka kalau bertanya pada orang lain. Menyedihkan sekali! Dari semua yang mereka kerjakan, mereka ini sebenarnya orang-orang cerdas, tapi mereka tenggelam salam pola berpikir yang lucu itu, “pendidikan” yang memajukan diri sendiri saja, yang tak berarti, benar-benar tak berarti!

Halaman 241: tentang buku mereka!

Tidak ada hasil eksperimen di bagian buku manapun di buku ini, kecuali di satu tempat yang ada sebuah bola, menggelinding ke bawah pada bidang miring, di dalamnya disebutkan berapa jauh bola itu bergerak dalam satu detik, dua detik, tiga detik, dan seterusnya. Angka-angka itu mengandung “kesalahan”. Kalau kita lihat, tampaknya seolah-olah hasil eksperimen, karena angka-angka itu sedikit di bawah atau sedikit di atas nilai teoritis. Buku itu bahkan bicara soal mengoreksi kesalahan eksperimen – sangat bagus. Masalahnya, jika kita hitung harga konstanta percepatan dari angka-angka itu, kita akan dapat harga yang benar. Tapi sebuah bola yang menggelinding pada bidang miring, kalau benar-benar dilakukan, mengalami inersia yang memaksanya berputar, dan, jika eksperimen itu dilakukan, akan menghasilkan angka hanya lima pertujuh dari jawaban yang benar itu, karena sebagian energi terpakai untuk memutar bola itu. Jadi, hasil contoh eksperimen yang satu-satunya ini pun diperoleh dari eksperimen palsu. Tak pernah ada yang menggelindingkan bola semacam itu dalam hidup nyata. Kalau dilakukan, mereka tidak akan mendapat hasil eksperimen yang demikian!

“saya juga menemukan satu lagi. Setelah membalik-balik halamannya dan membaca kalimat-kalimatnya, saya bisa menunjukkan mengapa ini bukan ilmu pengetahuan, melainkan

Page 2: Cerdas Jenaka Cara Nobelis Fisika - Feynman

cuma hafalan, semuanya. Karena itu saya cukup berani untuk membalik sembarangan halaman-halamannya di depan hadirin . .. . Tribolumenesens. Tribolumenesens adalah cahaya yang dipancarkan waktu kristal diremukkan...” “Nah, apakah itu yang disebut ilmu pengetahuan? Tidak! Anda Cuma memberitahukan apa arti sebuah kata dengan menggunakan kata-kata lain. Anda belum bercerita apapun tentang alam – kristal apa yang menghasilkan cahaya kalau ditumbuk, mengapa menghasilkan cahaya. Apakah Anda pernah melihat mahasiswa mencobanya di rumah? Dia tidak akan bisa.”

“tapi jika sebaiknya Anda tulis,’Jika kalian mengambil sejumput gula dan meremukkannya dengan tang dalam kegelapan, Anda akan melihat cahaya kebiruan.itu terjadi pada beberapa kristal. Tak ada yang tahu mengapa. Kejadian ini dinamai “triboluminens”. Lalu, ada yang pulang ke rumah dan mencobanya. Itu baru namanya mengalami alam”.