Cerita Rakyat Kalimantan Barat

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Cerita Rakyat Kalimantan Barat

    1/5

    Nama : Roby HeryansyahKelas : V . A

    Cerita Rakyat Kalimantan Barat : Legenda Batu Menangis

    “Tralala… trilili…” senandung Darmi pelan sambil menyisir rambutnya.

    Selesai menyisir, ia memoleskan bedak ke wajahnya. “Hmm… tak ada seorang pun yang bisa mengalahkan kecantikanku,” katanya sambil mematut diri di depan cermin.

    “Darmi… bantu bu, !ak,” kata ibunya tiba" tiba.

    “#ku sedang sibuk, $u%” jawab Darmi ketus.

    “!ak, bu harus berangkat ke ladang. Tolong gorenglah ikan ini,” jawab bu.

    “Hah… bagaimana jika nanti minyaknya kena tanganku& 'u itku yang mulus bisa

    terluka,” Darmi menolak.

    “'au tak akan terpercik minyak jika berhati"hati,” jawab bu sabar.

    “Tidak% (okoknya bu tak boleh berangkat sebelum menggoreng ikan ini%” teriak Darmi.

    #khirnya ibunya terpaksa menuruti keinginan Darmi. Selalu begitu, Darmi tak pernah

    mau membantu ibunya.

    Darmi adalah seorang anak yatim. Sejak ayahnya meninggal, ibunya harus bekerja keras

    untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Semua pekerjaan dilakukannya tanpa malu.

    Tak heran, bu tampak lebih tua dari usianya. 'ulitnya hitam dan keriput, rambutnya

    merah terbakar )atahari.

    $erbeda dengan Darmi. Darmi memiliki rambut hitam yang lebat dan panjang. *ika

    ditimpa sinar )atahari, rambutnya berkilauan. 'ulitnya putih mulus, dan pipinya

    bersemu merah. !amun Darmi adalah anak pemalas. $aginya yang paling penting

    adalah kecantikannya. a berharap, suatu saat akan ada pemuda kaya yang

    meminangnya a bosan hidup miskin.

    “ buuu… bedakku habis%” teriak Darmi di suatu pagi. bu yang sedang menimba air di

    sumur segera menghampirinya. “'enapa pagi"pagi sudah berteriak"teriak, !ak&”

    “$edakku habis. Sana bu belikan di pasar%” perintah Darmi.

  • 8/18/2019 Cerita Rakyat Kalimantan Barat

    2/5

    “$edak apa dan di mana membelinya.” tanya bu. “#duh… begitu saja tidak tahu& Di

    toko yang bersebelahan dengan penjual buah $u,” jawab Darmi.

    “(enjual buah di pasar, kan banyak& (enjual buah yang mana&” tanya bu tak mengerti.

    “#duuhhh%% +a sudah, ayo aku tunjukkan. Diingat"ingat ya $u letak tokonya, jadi jika

    aku suruh lain kali, bu sudah tahu.”

    Hari itu pasar ramai sekali. “#was… $u… minggir sedikit,” bisik Darmi tiba"tiba.

    “#pa& bu tak dengar !ak,” jawab bu.”)inggir% *angan dekat" dekat aku. bu jalan di

    belakangku saja. #ku tak mau orang"orang melihatku berjalan bersama bu,” ketus

    Darmi.

    bu terkejut. Hatinya sakit mendengar perkataan Darmi. !amun ia kemudian melihat

    dirinya sendiri. “#staga, memang bajuku jelek dan kusam. #ku juga belum mandi,

    pantas saja Darmi tak mau dekat denganku,” batin bu. #khirnya bu pun mengalah. a

    berjalan di belakang Darmi.

    Tiba"tiba terdengar teriakan, “Hei Darmi… kau mau ke mana& ah, lama sekali tak

    berjumpa denganmu.” Darmi menoleh. Ternyata itu suara penjual kain langganannya.

    “#ku hendak membeli bedak. Sekalian mau membeli sabun.” jawab Darmi riang. “-h,

    tumben kau diantar oleh ibumu&” tanya si penjual kain lagi.

    “Siapa yang kau maksud& tanya Darmi pura"pura tak mengerti.”-h, wanita tua ini& a

    bukan ibuku, masa buku seperti itu& a hanya pembantuku,” jawab Darmi.

    bu sungguh terkejut. “/upanya ia malu kepadaku,” kata bu dalam hati. )eskipun

    hatinya sakit, bu berusaha tersenyum dan berkata pada si penjual kain

    “ ya, saya memang pembantunya.” Darmi lalu melambaikan tangan pada penjual kain.

    a berbisik pada ibunya

    “$agus $u, tetaplah mengaku sebagai pembantuku.” bu hanya diam dan tak menjawab.

  • 8/18/2019 Cerita Rakyat Kalimantan Barat

    3/5

    0erita /akyat 1egenda !usantara $atu )enangis

    'etika sedang memilih"milih bedak, tiba"tiba pemilik toko berkata. “ ah $u, senang ya

    punya anak secantik Darmi,”

    “Heh, sembarangan saja kau bicara. a itu pembantuku, bukan ibuku. )asa kau tak lihat

    perbedaan warna kulit kami&” tanya Darmi.

    Sekali lagi, hati bu sakit mendengar jawaban Darmi itu. Tapi bu tetap tersengum dan

    berkata pada pemilik toko “+a, saya memang pembantunya.”

    Selesai membeli bedak, Darmi dan ibunya pulang ke rumah. Di perjalanan, mereka

    merasa haus. )ereka lalu mampir ke warung untuk minum. “ ah $u… putri ibu ini

    benar"benar cantik jelita. #ndai saja aku punya anak laki"laki, pasti akan kunikahkan

    dengan anak ibu,”

    bu hampir saja menjawab ketika Darmi mendahuluinya “(ak, aku bukan anak bu ini.

    buku cantik dan putih sepertiku, tidak seperti dia. Dia itu hanya pembantuku,”

    Dengan wajah kesal, Darmi lalu menarik tangan ibunya dan keluar dari warung itu.

    (emilik warung hanya bisa melongo. )enurutnya, wajah Darmi dan ibunya sungguh

    mirip. Hanya saja kulit Darmi ebih bersih.

  • 8/18/2019 Cerita Rakyat Kalimantan Barat

    4/5

    “$u, aku malu berjalan bersama bu. #ku tak mau lagi pergi bersama bu,” kata Darmi

    kesal. bu mulai menangis. a sungguh tak menyangka Darmi bersikap seperti itu. “+a

    Tuhan, ampuni anakku. a lupa bahwa aku adalah ibu yang mengandung dan

    membesarkannya. Sadarkan ia dari kesalahannya ini,” doa bu dalam hati. “Darmi,sejelek apa pun, aku ini tetap ibumu yang mengandung dan membersarkanmu.”

    “#ku tak pernah minta untuk dilahirkan bu. #ku ingin bu yang cantik, putih, dan juga

    kaya. #ku juga tak pernah minta bu untuk membesarkan aku%” teriak Darmi. “#staga

    !ak… jaga ucapanmu. *angan sampai Tuhan marah mendengarmu,” kata bu. “$iar saja

    Dia marah. #ku juga marah pada!ga karena memberiku bu sejelek ini,” ketus Darmi.

    Duerrrrr… tiba"tiba petir menyambar tepat setelah Darmi mengelesaikan ucapannya.

    Darmi dan ibunya terkejut. 'etakutan, Darmi merapat ke ibunya “#pa itu tadi, $u&”

    tanyanya. bu tak menjawab. Dalam hati ia bertanya “#pakah Tuhan marah mendengar

    perkataan Darmi tadi&” Tiba"tiba langit berubah menjadi hitam.

    (etir terus menyambar"nyambar. bu menggandeng Darmi dan berkata, “#yo Darmi,

    cepatlah. 'ita harus segera sampai ke rumah. Sepertinya akan ada badai,” kata bu.

    bu merasa heran, mengapa Darmi tak juga berjalan cepat&

    a pun menoleh ke belakang.

    “Darmi% #pa yang terjadi pada dirimu&” teriak bu. Tampak olehnya Darmi sedang

    berdiri ketakutan sambil memandangi kedua kakinya. “'akiku $u… kakiku… kenapa tak

    bisa digerakkan& /asanya seperti batu $u… tolong aku…” kata Darmi sambil menangis.

    bu bergegas menghampiri Darmi dan memeriksa kakinya. Ternyata benar, kaki Darmi

    telah berubah menjadi batu. bu pun menangis sejadi"jadinya “Darmi, rupanya Tuhan

    marah padamu. 'au telah menghina ibumu dan juga menyalahkan Tuhan. )intaampun !ak… mintalah ampun…” ratap bu.

    !amun semuanya sudah terlambat. Tak hanya kaki, perlahan"lahan, semua bagian

    tubuh Darmi pun menjadi batu.

  • 8/18/2019 Cerita Rakyat Kalimantan Barat

    5/5

    Darmi menangis dan berkata “)aa2kan aku $u… aku menyesal telah menghina bu.” tu

    adalah kata"kata terakhir yang terucap dari mulut Darmi. Sekarang seluruh tubuhnya

    telah menjadi batu. bu hanya bisa menangis dan memeluk batu itu. Tampak olehnya,

    batu itu mengeluarkan air mata. +a, itu adalah air mata penyesalan dari Darmi.Sekarang, batu itu dikenal dengan sebutan “$atu )enangis”.

    Pesan moral dari Cerita Rakyat Kalimantan Barat : Batu Menangis untukmu adalah

    hormatilah kedua orangtuamu, terutama ibumu. Beliau telah mengandung dan

    membesarkanmu dengan penuh kasih sayang. Ingat, sejelek apa pun ayah dan

    ibumu, mereka tetaplah orangtuamu.