Upload
annisa-succi-utami
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas b.indo
Citation preview
7/17/2019 cerpen
http://slidepdf.com/reader/full/cerpen-568d6e8783923 1/2
Aku ingat hari itu. Langit kelam dan senja lebam dalam guyuran hujan lebat. Halilintar
bersahutan tiada henti seolah tak puas dirinya tak berhasil merusak apapun. Dan kilat, yang
menari berkelok-kelok tak ingin kehilangan perannya.
Aku ingat hari itu. Saat tempias hujan dan siur liar angin berlomba menyingkirkan
matahari agar tak menampakkan diri. Saat kumpulan awan pekat mengubah bumi menjaditemaram. Dan saat
Aku ingat hari itu. Akhir Desember. Saat kebanyakan orang berkumpul di bawah naungan
hangat atap rumah. Berhura-hura membuang uang merayakan tahun baru atau sekadar
berkumpul bersama kerabat tersayang. Saat itu, Aku, bersama Ayah berada di sebelah timur
Sumatera. Kami menumpang mobil losbak tua yang kebetulan pengemudinya berbaik hati
membiarkan kami berebut tempat dengan beberapa kambing yang ia bawa.
Aku tak mendengar bunyi deit rem atau suara mesin mengaung ketika tiba-tiba mobil
berhenti dan hampir membuatku menabrak seekor kambing. !Ayo turun, sudah sampai." ajak ayah yang mulai melihat kasihan padaku. Beliau berbinang sebentar dengan #ak Supir sebelum
akhirnya berjalan ke depan mendahului ku.
Aku terus mengikuti Ayah sampai ia berhenti di sebuah gubuk tua reyot yang hampir tak
berbentuk lagi. !$ungkin karna hujan lebat tadi." pikir ku seadanya. Di sana, di sisa-sisa
bangunan gubuk yang masih kokoh, aku melihat anak laki-laki seumuran denganku tengah
duduk diam menatap kosong merenungkan sesuatu. Aku teringat perkataan ayah sewaktu pagi.
Katanya kami hendak menjemput keluarga jauh yang masih sepupu denganku. %amanya Abid.
Dan umur kami sama, & tahun. Dari erita Ayah, aku mengetahui kalau kini Abid hidup sebatang
kara. 'bunya meninggal ( tahun lalu saat benana kelaparan menimpa kampung halamannya.Sejak saat itu, tinggalah dia dan Ayahnya. %amun, tak lama, sang Ayah akhirnya menyusul
'strinya kembali pada Sang #enipta. Kemudian, tersisalah Abid, anak & tahun, yang harus
berjuang menantang kehidupan, sendiri. )anpa keluarga dan tanpa kasih sayang.
!Hanya ini barang-barangmu*" tanya Ayah pada Abid yang tampaknya tak menyadari
kedatangan kami. Abid yang sedikit terkejut, seolah tanpa beban, mengangguk, tersenyum
mengiyakan.
Kami kembali ke tepi jalan menunggu mobil lewat yang bersedia kami tumpangi. )ak
lama, sebuah ayah menemukan pengemudi yang mobilnya bersedia kami tumpangi. $obil
losbak yang+syukurlah, kali ini kosong. Aku tak perlu lagi berebut tempat dengan kambing.
Dalam perjalanan, aku memperhatikan Abid. )ak ada yang aneh dari penampilannya.
Keuali badannya yang sedikit tak berdaging dan terlihat tak turus. Aku tetarik dengan miniature
mobil yang sedari tadi terus digenggamnya. Abid, yang sadar dirinya sedang diperhatikan,
menoleh padaku. Senyum tulusnya seolah menyapa.
7/17/2019 cerpen
http://slidepdf.com/reader/full/cerpen-568d6e8783923 2/2
!Apa itu*" aku bertanya memberanikan diri. !Apa*" katanya dengan suara melengking.
!$ainan yang kau bawa."
!h+ini namanya mobil jeruk perut. Dulu, sewaktu 'bu ku pulang dari pasar, ia membawa jeruk
yang ukurannya besar sekali. Lalu, ayah mengajak ku membuat mainan dari kulit jeruk itu.Seharian kami membuatnya. 'bu juga membantu sedikit. $emang sih, mungkin tak sebagus
mainan yang kau punya. )api ini salah satu harta ku yang paling berharga." Abid bererita
antusias. 'a berertita seolah ayah dan ibunya masih hidup dan tak pernah pergi kemanapun.