Upload
ardi-kurniawan
View
55
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Cetak Anak JENIUS Sejak Dalam Kandungan
Inilah anak ajaib penghapal al-quran umur 3 tahun namanya Abdurrahman Farih, dikenal
di negaranya (Aljazair) sebagai anak mukjizat dan bisa dikatakan anak jenius. Ayahnya
menceritakan bahwa Abdurrahman baru bisa berbicara ketika berumur 2 tahun, dan kata-kata
pertama yang keluar dari mulutnya adalah bacaan surat al Kahfi.
Ibu Abdurrahman -sebagaimana diceritakan ayahnya- rajin membaca surat al Kahfi ketika
Abdurrahman masih dalam kandungan, sebagaimana juga setelah lahir orangtuanya sering
menyetel al Affasy channel -saluran televisi yang menyiarkan bacaan al Quran-, bahkan
ketika orangtuanya ingin merubah channel yang ditonton si kecil Abdurrahman sering
menolak.
Apakah anak kita bisa jenius seperti Abdurrahman Farih???
Jangan buru-buru menyalahkan guru atau lingkungan ketika anak menjadi bodoh, nakal,
atau pemarah. Pasalnya, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh perilaku orangtua, bahkan
sejak dalam kandungan. Suatu hari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam (SAW)
mengunjungi salah seorang sahabatnya. Di rumah sahabatnya itu Nabi menyaksikan anak
sang sahabat meloncat-loncat sambil menginjak bahu dan kepala bapaknya.
Lalu Nabi mencari tahu mengapa si anak bisa berperilaku seperti itu kepada sang sahabat.
Kata Nabi, “Apakah ada sesuatu makanan yang keliru masuk ke perut istrimu saat sedang
mengandung?” “Benar,” jawab sahabatnya. Ketika sang istri mengandung, ia memberi sebiji
korma yang diambil dari sebuah kebun tanpa seizin pemiliknya. Nabi mengangguk-angguk
ketika mendengar penuturan tersebut. Cerita ini bukti bahwa mendidik anak sudah harus
dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan. Selain makanan yang dimakan sang ibu
haruslah halal dan berkah, didikan secara fisik juga perlu dilakukan.
Menurut dokter spesialis anak, dr Sudjatmiko, MD SpA. kecerdasan seorang anak sudah
bisa dirangsang ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya. Secara umum, kata
Sudjatmiko, ada tiga aspek yang harus diperhatikan orang tua kepada sang anak ketika masih
berada dalam kandungan. Yaitu, terpenuhinya kebutuhan kasih sayang, biomedis, dan
rangsangan. Seorang ibu harus menerima kehamilannya dengan ikhlas dan tidak terpaksa.
Sebab, jika kehamilannya terpaksa maka pertumbuhan bayi tidak akan optimal. “Si ibu hamil
harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya,” ungkap Sudjatmiko.
Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir
akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu
dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang
perkembangan bayi dalam kandungannya. Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia ini, ada faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan
kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil karena menikah secara resmi atau kawin lari.
Apakah si ibu mendapatkan dukungan dari sang suami atau tidak. Karena tanpa dukungan
dari suami, perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan akan tak wajar.
“Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah berkomitmen dengan suami serta dukungan dari
orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati
tenteram,” paparnya.
Lebih lanjut Sudjatmiko mengatakan, si ibu harus perhatian terhadap kandungannya. Ia
dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam
kandungannya. Misalnya, dengan cara mengelus-elus perutnya karena secara emosional akan
terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo
transmitter atau zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa
senang. Sebaliknya, jika si ibu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan
melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman, sehingga secara
tidak sadar bayi akan terangsang untuk ikut gelisah. “Yang paling baik adalah berikan
rangsangan berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan
merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak
disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi,” ujarnya.
Rangsangan kepada bayi yang masih berada dalam kandungan bisa lebih efektif dilakukan
ketika usia kehamilan di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak
pada bayi sudah mulai berfungsi.Karenanya, pada kondisi demikian, seorang ibu hamil harus
tetap menjaga makanannya sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi. Misalnya, dengan suntik
TT.
Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali sebulan.
Lalu pada bulan-bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), lakukan tiga minggu sekali.
Setelah itu dua minggu sekali, bahkan mendekati partus lakukan setiap minggu. Sudjatmiko
juga manganjurkan agar saat mengandung si ibu tidak meminum obat-obatan yang, katanya,
bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Sebab, obat-obatan semacam itu
tidak banyak berfungsi. “Pemberian obat semacam itu percuma saja. Tidak akan
berpengaruh apa-apa. Yang penting, ciptakan saja lingkungan yang mendidik,” katanya.
Hal yang harus diperhatikan agar kecerdasan anak berkembang secara positif sejak dalam
kandungan, di antaranya, kebutuhan biologis (fisik) si bayi. Yaitu, nutrisi bagi ibu hamil.
Nutrisi tersebut bisa berupa asupan protein, karbohidrat, atau mineral. Nutrisi, kata
Sudjatmiko lagi, bukan hanya dibutuhkan ketika ibu sedang mengandung. Ketika si ibu siap
untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya.
Sehingga, saat hamil, fisik si ibu sudah siap. Proses kehamilan pun akan berlangsung baik.
Selain itu, ibu hamil tak boleh dalam keadaan mengidap penyakit yang bisa mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Misalnya, malaria, tipus, bahkan
batuk yang mengeluarkan dahak pun bisa mempengaruhi perkembangan si janin.
Si ibu bisa pula memberi rangsangan kepada si janin dengan memperdengarkan musik
klasik, atau — lebih baik lagi — bacaan ayat suci al-Qur’an.
Suara-suara yang berirama tersebut akan mengeluarkan gelombang alfa. Gelombang ini
bisa memberi ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman kepada si janin. Bahkan, si janin
bisa berkonsentrasi saat mendengarkan alunan berirama tersebut. Selain itu, si ibu bisa
membacakan cerita-cerita menarik buat si janin, atau mengajaknya mengobrol. Apalagi jika
saat mengobrol tersebut si ibu mengelus-elus perutnya dengan kasih sayang.
Tips mendidik bayi saat dalam kandungan :
1. Hendaknya si ibu memperbanyak bacaan al-Quran, terutama surah Yusuf, Mariam,
Luqman, at-Taubah, dan Al-kahfi sebagaimana yang selalu di baca ibu Abdurrahman
Farih.
2. Hendaknya si ibu berdoa kepada Allah SWT agar anak yang bakal dilahirkan menjadi
anak yang soleh, berilmu, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
3. Hendaknya rezeki yang didapatkan berasal dari sumber yang halal supaya benih yang
bakal dilahirkan itu berasal dari darah daging yang halal.
4. Hendaknya si ibu makan makanan yang bergizi dan sentiasa menjaga kesehatan
badannya.
5. Hendaknya si ibu menjaga kebersihan untuk menjamin kesehatan bayi dalam
kandungan.
6. Hendaknya si ibu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada pada dirinya saat
hamil.
7. Hendaknya si suami lebih memahami keadaan isteri serta memberikan motivasi
kepada istrinya.
Nutrisi yang dianjurkan adalah yang alami
Seorang ibu hamil memerlukan nutrisi lengkap yang cukup untuk kesehatan dirinya dan janin
yang dikandungnya. Nutrisi ini akan sangat membantu pertumbuhan organ-organ penting si
janin dan membantu mempertahankan daya tahan tubuh si ibu. Selain karbohidrat dan protein
yang dikonsumsi selama hamil, si ibu juga perlu menambah asupan mineral yang cukup.Â
Karena dengan mineral ini daya tahan tubuh kita tetap seimbang dan sirkulasi asupan
makanan di tingkat seluler dapat berjalan dengan baik.
Mineral dapat diperoleh dari sayuran, susu, daging, dan sebagainya. Namun jika hanya
mengandalkan makanan, mineral akan sangat kurang karena kandungannya sangat rendah,
sementara saat hamil dibutuhkan mineral lebih banyak. Misalnya saja kalsium. Kenapa
kalsium? karena kalsium pada tubuh yang normal (tidak dalam keadaan hamil) saja
dibutuhkan sekitar 1000 mg perhari (WHO), berarti saat hamil kebutuhan tersebut menjadi
lebih tinggi. Langkah petugas medis untuk mencegah kekurangan kalsium ini biasanya
membekali ibu hamil suplementasi tablet kalsium 500 mg yang diminum setiap hari, yang
berarti masih kurang 500 mg lagi. Padahal suplemen kalsium dari produk farmasi, biasanya
merupakan kalsium anorganik, penyerapannya sangat kurang (antara 40-60% saja), yang
berarti semakin berkurang lagi, bahkan defisit setiap harinya. Oleh karena itu dibutuhkan
kalsium organik yang lebih cepat dan lebih banyak diserap oleh tubuh, dan juga aman bagi
ginjal.
Adapun setelah bayi terlahir dan menuju fase usia balita sampai remaja biasakanlah
hal-hal seperti ini :
1. Pemberian ASI contoh : Anak yang mengkonsumsi ASI eksklusif akan memiliki tingkat kepintaran yang
lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang mengkonsumsi ASI hanya beberapa bulan saja.
2. Menyingkirkan makanan siap saji contoh : lemak trans dari makanan siap saji dan menggantinya dengan makanan bergizi tinggi
yang baik untuk perkembangan mental anak usia dini serta berfungsi dalam perkembangan motorik anak pada usia 1-2 tahun pertama.
3. Memberikan sarapan yang sehat contoh : mengonsumsi sarapan yang sehat akan meningkatkan memori dan konsentrasi anak
dalam belajar.
4. Belajar menghafal/mengenal hurup Aksara/Arab dalam al-quran sedini mungkin contoh : bacaan iqra dan abjad
5. Mengenal/menghapal macam2 gambar contoh : gambar benda-benda
6. Bermain musik contoh : Bermain musik selain menyenangkan juga bisa merangsang pertumbuhan otak kanan.7. Mengembangkan rasa ingin tahu contoh : sehingga merangsang anak untuk berpikir. Mengajari anak keterampilan baru serta
pendidikan di luar rumah juga bisa mengembangkan rasa ingin tahu anak dan intelektualnya.
8. Budayakan membaca contoh : Cara ini bisa dimulai dengan sering membacakan anak dongeng sebelum tidur dan
sering-seringlah memberikan anak hadiah buku yang bisa menarik perhatiannya
9. Mengajarkan kepercayaan diri contoh : Berpartisipasi dalam tim olahraga atau kegiatan sosial akan membantu
meningkatkan kepercayaan diri sang anak diantara teman-temannya.
10. Membiasakan berolahraga contoh : Semakin bugar badan sang anak maka kemampuan dalam menerima pelajaran juga
meningkat.
11. Bermain permainan yang berpikir contoh : Catur, teka-teki silang dan sudoku. mendukung strategi berpikir anak-anak.