19
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awalnya tahun 1950-an cara kerja akupunktur di tingkat sel belum diketahui, sehingga ini sering mendapat perlawanan dengan medis. Tetapi kemudian para peneliti menemukan jawabannya termasuk dokter di berbagai belahan dunia terus berupaya membuktikan akupunktur agar diterima kalangan ilmuan. Banyak sekali penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan para ahli diantaranya adalah : Pertama, menurut Abdullah 1 dalam situs internet menuliskan bahwa sejak tahun 1963 ahli Biologi dari Universitas Pyong Yang Korea Utara yang bernama Prof. Kim Bong Han menjelaskan dan mendemostrasikan secara histologis dan elektrobiologis tentang meridian dan titik akupunktur. Hasil dari penelitiannya menyimpulkan bahwa titik akupunktur ternyata terletak di dalam benda-benda kecil (korpuskuler) dalam sel-sel di bawah kulit manusia yang di dalamnya terdapat DNA (Deoxyibonecleaned Acid). DNA tersebut berfungsi sebagai metabolisme dalam tubuh dengan penusukan titik akupunktur. Untuk itu, dengan penusukan tersebut akan terjadi peningkatan kemampuan DNA dalam membangun sel-sel tubuh, sehingga metabolisme dalam tubuh berjalan normal seperti biasanya. Tentu hal ini selaras dengan prinsip akupunktur bahwa dengan merangsang titik akupunktur, maka energi (Qi) dalam tubuh akan bergerak dan meninggalkan keadaan homostatis dalam tubuh. 1 http://akupunkturaljauhar.wordpress.com/2011/01/05/akupunktur-dulukini-dan-akan-datang/ Universitas Sumatera Utara

Chapter i 2

Embed Size (px)

Citation preview

16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada awalnya tahun 1950-an cara kerja akupunktur di tingkat sel belum

diketahui, sehingga ini sering mendapat perlawanan dengan medis. Tetapi

kemudian para peneliti menemukan jawabannya termasuk dokter di berbagai

belahan dunia terus berupaya membuktikan akupunktur agar diterima kalangan

ilmuan. Banyak sekali penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan para ahli

diantaranya adalah :

Pertama, menurut Abdullah1 dalam situs internet menuliskan bahwa sejak

tahun 1963 ahli Biologi dari Universitas Pyong Yang Korea Utara yang bernama

Prof. Kim Bong Han menjelaskan dan mendemostrasikan secara histologis dan

elektrobiologis tentang meridian dan titik akupunktur. Hasil dari penelitiannya

menyimpulkan bahwa titik akupunktur ternyata terletak di dalam benda-benda

kecil (korpuskuler) dalam sel-sel di bawah kulit manusia yang di dalamnya

terdapat DNA (Deoxyibonecleaned Acid). DNA tersebut berfungsi sebagai

metabolisme dalam tubuh dengan penusukan titik akupunktur. Untuk itu, dengan

penusukan tersebut akan terjadi peningkatan kemampuan DNA dalam

membangun sel-sel tubuh, sehingga metabolisme dalam tubuh berjalan normal

seperti biasanya. Tentu hal ini selaras dengan prinsip akupunktur bahwa dengan

merangsang titik akupunktur, maka energi (Qi) dalam tubuh akan bergerak dan

meninggalkan keadaan homostatis dalam tubuh.

1 http://akupunkturaljauhar.wordpress.com/2011/01/05/akupunktur-dulukini-dan-akan-datang/

Universitas Sumatera Utara

17

Kedua, menurut Epy Muhammad Luqman dalam situs internet menuliskan

bahwa2 di Indonesia pengobatan akupunktur mulai dapat divisualisasikan melalui

pendekatan kedokteran oleh Dr. Kosnadi Saputra, Sp.AK pada tahun 1990.

Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan radio isotop dan alat SPECKT

(Single Proton Emission Computerizaed Tomograpy) yang digunakan untuk

melacak jalur meridian akupunktur. Ternyata penyuntikan dosis kecil teknesium

perteknetat pada titik He Gu (titik akupunktur yang berada di jalur meridian usus

besar) menyebabkan migrasi isotop. Migrasi ini tidak melalui jalur sistem

pembuluh darah, pembuluh getah bening atau sistem saraf, tetapi merambat

sepanjang meridian usus besar. Sedangkan penyutikan isotop di bukan titik

akupunktur tidak menunjukan adanya migrasi isotop. Dari penelitian itu dan juga

penelitian lainnya sekali pun, ditemukan bukti bahwa ada beberapa titik-titik

akupunktur yang memiliki rangsangan tertentu bagi penyembuhan dan hanya

sebagian letak titik demikian identik dengan yang ada dalam praktek akupunktur.

Ketiga, studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University Of

Michigan dengan menggunakan alat pemantau otak,  membuktikan bahwa titik-

titik yang sudah lama digunakan orang Cina adalah dengan mempengaruhi

kemampuan jangka panjang otak untuk mengatur rasa sakit atau nyeri. Lebih

dijelaskan lagi bahwa studi yang muncul dalam Journal Of NeorolImage itu pun

menyebutkan bahwa teknik yang digunakan akupunktur selama ini ternyata

dengan cara meningkatkan kemampuan Mu-Opoid Reseptor (MOR) pada bagian

otak dan mengurangi sinyal sakit, yang terdapat spesifik pada kelenjar-kelenjar

cingulated, insula, caudate, thalamus dan amygdale. Kemampuan Mo-Opuid

2 http://epyfkh.blog.unair.ac.id/2011/03/16/pendahuluan-3/

Universitas Sumatera Utara

18

Reseptor ini disebut juga kemampuan mengikat reseptor yang berguna untuk

menurunkan rasa sakit. Disini para ahli melihat fakta yang sama pada pemakaian

obat-obatan dalam dunia medis, dimana obat-obatan penghilang rasa sakit seperti

morfin, codeine dan lainya ternyata juga bekerja dengan mengikat reseptor

tersebut (MOR) pada bagian otak serta tulang belakang3.

Lebih dijelaskan lagi menurut Richard E. Harris, PhD seorang peneliti

dari Chronik Pain and Fatigue Reserch center kemampuan mengikat reseptor

inilah yang menurunkan rasa sakit. Studi ini diikuti oleh 20 partisipan wanita yang

didiagnosis memiliki penyakit fibromyalgia kronis (kondisi kronis yang

menyebabkan nyeri, kekakuan dan kepekaan dari otot-otot, tendon-tendon dan

sendi-sendi). Selama studi tersebut berlangsung mereka tidak diberikan obat

penghilang rasa sakit, tapi diberikan teknik akupunktur. Responden kemudian

melakukan Scan Position Emission Tomografi (PET) pada otak mereka selama

menjalankan akupunktur. Pemantauan otak pun terus dilakukan hingga mereka

merasakan rasa sakitnya hilang. Dari sinilah peneliti menyimpulkan bahwa teknik

akupunktur ternyata memiliki efek dan cara kerja yang mirip dengan penghilang

rasa sakit.

Menurut Gunawan Ismail4 ahli akupunktur yang pernah kuliah tentang

Biofisika di Institut Teknologi Bandung, mengatakan bahwa :

“akupunktur sesungguhnya bekerja dengan memberi rangsangan pada saraf, dan ini tidak jauh dari neorologi dalam kedokteran. Dalam ilmu ini ditemukan, sebanyak 70 neoron dalam tubuh manusia selalu memiliki neorontransmiter lebih dari satu. Sebagaian besar neorotransmiter itu adalah molekul imunaktif atau molekul daya tahan tubuh. Itulah sebabnya ahli akupunktur selalu

3 http://lensaindonesia.com/view.php?ID=31409 4http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2005/06/13/KSH/mbm.20050613.KSH119043.id.html

Universitas Sumatera Utara

19

menusukkan jarum pada titik pusat rasa sakit dengan tujuan merangsang daya tahan tubuh’’. Berdasarkan uraian di atas dari hasil penelitian ilmiah dijumpai kenyataan

dari sekian ribu titik akupunktur yang berkembang dalam pengobatan tradisional

sebagian kecil bisa dijelaskan secara ilmiah, sedangkan sebagian besar

diberlakukan konsep mistis dan magis dalam tradisi akupunktur Cina. Tugas

dokter disini adalah bagaimana mempelajari akupunktur dan mencari tringers

poin yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Bahkan di Universitas Airlangga sudah

ada desertasi menulis tentang ini (Kusnadi Saputra). Dari penelitian ini dan juga

lainya sekalipun, ditemukan bahwa ada titik-titik yang memiliki rangsangan

tertentu bagi penyembuhan lebih dijelaskan lagi bahwa sebagian besar titik-titik

akupunktur tidak terbukti melalui penelitian kedokteran modern. Jadi dalam

penelitian kedokteran tidak identik sama dengan titik akupunktur tradisional5.

Pengobatan ini sudah sejak tahun 1978 direkomendasikan oleh Badan

Kesehatan Dunia (World Healt Organization) untuk memasukkan akupunktur ke

dalam pelayanan kesehatan di samping pengobatan kedokteran konvensional.

Rekomendasi WHO ini kemudian disambut dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.1186 tahun 1996 yang menetapkan pengobatan

akupunktur dapat dilakukan sebagai pelayanan formal di Rumah Sakit atau

instansi pelayanan kesehatan di Indonesia. Pada tahun 1997, The National

Institutes of Health Consensus Conference on Acupuncture di Amerika Serikat

menyatakan bahwa terdapat bukti ilmiah dari manfaat akupunktur dalam berbagai

situasi klinis, seperti nyeri gigi pasca operasi sampai mual yang berkaitan dengan

5 http://dokterdita.wordpress.com/2010/01/12/selamat-datang-perhimpunan-dokter-spesialis-akupuntur-indonesia/

Universitas Sumatera Utara

20

kemoterapi. Akupunktur pun juga efektif sebagai modalitas penunjang untuk nyeri

sendi dan otot, adiksi dan asma. Banyaknya manfaat dan bukti klinis ini pada

tahun 2002 WHO mendukung negara anggotanya mengintegrasikan akupunktur

ke dalam sistem kesehatan nasional6

Pada beberapa Rumah Sakit di Indonesia seperti Rumah Sakit Kanker

Dharmais Jakarta, dan Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Akupunktur medik

mulai diterapkan sebagai terapi penunjang. Terapi ini juga dapat dilakukan atas

permintaan pasien sendiri atau pun atas rujukan para dokter lainnya7.

Tidak hanya itu saja. Saat ini beberapa Puskesmas di Indonesia juga

memberikan layanan akupunktur medik. Salah satunya adalah Puskesmas di

Surabaya yakni Puskesmas Banyu Urip yang terletak di Surabaya Selatan.

Menurut data Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, di Kota Pahlawan ini

setidaknya telah terdapat 25 klinik dan 2 Puskesmas serta 35 akupunkturis yang

memberikan pelayanan akupunktur. Mereka menyediakan berbagai layanan

kesehatan yang diterapi dengan tusuk jarum. Mulai kecantikan, pelangsingan,

hingga pengobatan berbagai penyakit8.

Dari uraian di atas, selama ini masyarakat di kota Medan umumnya

mengenal akupunktur dari Timur padahal negara-negara Barat telah memasukkan

metode pengobatan akupunktur ke dalam ilmu kedokteran Barat dan disebutlah

akupunktur medik. Dahulunya terapi akupunktur ini hanya dikenal dunia

pengobatan Timur. Tetapi lama-kelamaan dunia kedokteran Barat yang

merupakan barometer kedokteran konvensional kini mulai mengakui

6 http://dokterdita.wordpress.com/2010/01/12/selamat-datang-perhimpunan-dokter-spesialis-akupuntur-indonesia/ 7 http://www.meillyssach.co.cc/2009/12/pengobatan-komplementer.html 8 http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg00022.html

Universitas Sumatera Utara

21

keberadaannya. Kini, di samping akupunktur tradisional tetap eksis, metode

akupunktur medik juga ikut ramai menolong penyakit manusia. Puskesmas

Glugur Darat dan Klinik Medistra merupakan instansi kesehatan yang

memberikan layanan akupunktur medik.

Untuk itulah peneliti merasa tertarik untuk menggambarkan layanan

pengobatan akupunktur medik di klinik akupunktur karena secara harfiah dapat

dikatakan Antropologi adalah sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang

manusia beserta kebudayaan.

1.2. Tinjauan Pustaka

Menurut Antropologi, “Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan

rasa, tindakan dan karya yang dihasilkan dalam kehidupan bermasyarakat, yang

dijadikan miliknya dengan belajar”. Dengan demikian hampir semua tindakan

manusia adalah kebudayaan, karena jumlah tindakan yang dilakukannya dalam

kehidupan bermasyarakat yang tidak dibiasakan dengan belajar (yaitu tindakan

naluri, reflek atau tindakan-tindakan yang dilakukan akibat suatu proses fisiologi)

maupun berbagai tindakan-tindakan yang (membabi-buta) sangat terbatas. Bahkan

berbagai tindakan yang merupakan nalurinya (makan, minum, berjalan) juga telah

banyak dirombak oleh manusia sendiri sehingga menjadi tindakan berkebudayaan

(Koenjaraningrat, 1996 : 72-73).

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan atau norma yang dimiliki

bersama oleh para anggota masyarakat, yang kalau dilaksanan oleh para

anggotanya melahirkan perilaku yang para anggotanya dipandang layak dan dapat

diterima (William, A. Haviland, 1985 : 333).

Universitas Sumatera Utara

22

Dalam Antropologi kesehatan istilah yang digunakan oleh ahli-ahli

antopologi adalah untuk mendeskripsikan (1) Penelitian mereka yang tujuannya

adalah defenisi komprehensif dan interprestasi tentang hubungan timbal-balik bio-

budaya, antara tingkah laku manusia di masa lalu dan masa kini dengan derajat

kesehatan dan penyakit tersebut dan (2) Partisipasi profesional mereka dalam

program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui

pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya

dengan kesehatan, serta melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang

diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik (Foster dan Anderson

1986:11)

Dari sekian pengetahuan yang dimiliki manusia salah-satunya adalah

pengetahuan yang menyangkut dengan usaha menghindari dari dan cara

menyembuhkan penyakit. Dalam sistem pelayanan kesehatan meliputi berbagai

upaya diantaranya adalah upaya pencegahan (preventif), upaya penyembuhan

(kuratif), upaya pemiliharaan, rehabilitasi, dan peningkatan (promotif). Negara

berkembang (pada umunya) dan di Indonesia (pada khususnya) Upaya Pelayanan

Kesehatan Masyarakat dilayani lewat 3 (tiga) macam jalur, yaitu :

Upaya Pelayanan Kesehatan Formal

Diselenggarakan dari Puskesmas hingga Rumah Sakit tipe-A pelakunya

adalah hasil pendidikan formal seperti dokter, perawat ahli, dokter gigi dan

lain-lain.

Upaya Pelayanan Kesehatan Informal

Pelakunya memperoleh “ilmunya” lewat pendidikan informal, aplikasi

pelayanannya seperti kebatinan, paranormal, perdukunan dan lain sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

23

Upaya Pelayanan Kesehtan Non-Formal

Akupunkturis (sinshe) di Indonesia termasuk ke dalam golongan ini,

karena kemampuannya diperoleh dari pendidikan non formal.

Penulisan ini pun juga didasarkan pada pengertian dibawah ini, yakni : 

1. Medis (Medicine)

Pengertian yang baku mengenai defenisi kedokteran (inggris:medicine)

dalam wikipedia adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit

dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu kedokteran ini adalah cabang ilmu

kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia

dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan

pada penyakit dan cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh

manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan

tersebut.

Dalam akupunktur medik, akupunktur sangat bermanfaat dalam mengatasi

berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri).

Cara kerjanya adalah dengan mengaktifasi berbagai molekul signal yang berperan

sebagai komunikasi antar sel, salah satu pelepasan molekul tersebut adalah

endorphin yang berperan banyak dalam sistem tubuh9.

Dalam Pernyataan Konsensus Konferensi Pembangunan (1997) Badan

Kesehatan Nasional10 menyatakan bahwa selama bertahun-tahun, Badan

Kesehatan Nasional telah mendanai berbagai macam proyek riset pada

akupunktur. Termasuk penelitian terhadap mekanismenya, percobaan klinis dan

penelitian lainnya. Lebih jauh lagi, dijelaskan Organisasi Kesehatan Dunia telah

9 http://yuflihul.blogspot.com/2011/06/terapi-komplementer.html 10 http://www.fujengtang.com/acupuncture_id.html

Universitas Sumatera Utara

24

mendaftarkan berbagai kondisi medis yang mungkin dapat disembuhkan oleh

akupunktur. Beberapa diantaranya termasuk pencegahan dan perawatan mual dan

muntah-muntah, perawatan sakit dan ketergantungan alkohol, rokok dan obat-

obatan lainnya, perawatan pernapasan seperti asma dan bronchitis dan rehabilitasi

dari kerusakan saraf seperti stroke. Salah satu keunggulan akupunktur adalah

minimnya efek samping dibandingkan banyak obat-obatan atau prosedur lain

yang telah diterima umum untuk suatu kondisi yang sama.  Sebagai contoh,

kondisi musculoskeletal, seperti fibromyalgia, sakit myofascial dan tennis elbow

adalah kondisi dimana akupunktur bisa digunakan. Kondisi yang menyakitkan ini

sering dirawat antara lain dengan obat anti-peradangan (aspirin, ibuprofen, dan

lain-lain) atau dengan suntikan steroid.

2. Alternative Medicine

Sementara dalam situs internet Redya11 menuliskan bahwa di dalam

wikipedia defenisi untuk pengobatan alternatif atau alternative medicine yakni

alternative medicine tidak memiliki dasar bukti-bukti kebenaran (evidence based)

sehingga apa pun yang dibicarakan mengenai alternative medicine masih perlu

pembuktian tentang klaim menyangkut keberhasilan atau kegagalannya.

Sebaliknya, dengan medis (medicine) yang selalu mengupayakan pencarian bukti-

bukti sebagai suatu dasar tindakan. Dapat dipahami dengan jelas perbedaan dua

terminologi ini. Kata kuncinya adalah bahwa alternative medicine tidak memiliki

dasar bukti-bukti kebenaran (evidence based) sehingga apa pun yang dibicarakan

mengenai alternative medicine masih perlu pembuktian tentang klaim12

11 http://www.msindonesia.org/content/medis-vs-alternative-definisi 12 tuntutan pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (memiliki atau mempunyai) atas sesuatu (http://kamusbahasaindonesia.org/klaim)

Universitas Sumatera Utara

25

menyangkut keberhasilan atau kegagalannya. Sebaliknya dengan medis

(medicine) yang selalu mengupayakan pencarian bukti-bukti sebagai suatu dasar

tindakan. Dalam konteks ini tentu bisa disimpulkan manakah yang superior

diantara dua metode pendekatan pengobatan ini. Hingga sampai saat ini jelas

medicine (medis) adalah suatu pendekatan pengobatan yang benar dan seharusnya

menjadi rujukan.

Lebih lanjut dijelaskan lagi bahwa klaim yang dibuat oleh praktisi

pengobatan alternatif umumnya tidak diterima oleh medis masyarakat. Hal

tersebut karena berbasis bukti penilaian keamanan dan kemanjuran tidak tersedia

atau belum dilakukan. Dalam penyelidikan ilmiah haruslah menetapkan keamanan

dan efektifitas praktek pengobatan alternatif, kemudian baru dapat menjadi obat

utama dan tidak lagi sebagai “alternative”, itulah sebabnya akupunktur banyak

diadopsi oleh praktisi konvensional. Hal ini karena akupunktur dapat dibuktikan

secara ilmiah dan aman digunakan. Selain minimnya efek samping, jarum yang

digunakan pun haruslah jarum satu kali pakai.

Hal tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Kepala

Departemen RSCM.

Menurut Kepala Departemen Akupunktur RSCM Dharma Kumara

mengatakan bahwa :

“Perkembangan akupunktur yang notabene merupakan metode non modern itu tak mendapat perlawanan dari dokter-dokter konvensional di RSCM. Masih sejalan, yang kita praktekkan dan kembangkan adalah akupunktur medis. Akupunktur medis adalah metode akupunktur yang berlandaskan prinsip medis dan temuan yang bisa dipertanggung jawabkan (evidence based)”13.

13 http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/08/10/LK/mbm.20090810.LK131046.id.html#

Universitas Sumatera Utara

26

Menurut Gunawan yang pernah kuliah di Institut Teknologi Bandung,

mengatakan14:

“Tak hanya dalam soal saraf, akupunktur juga berimpitan dengan ilmu kedokteran dalam prinsip keseimbangan. Dalam ilmu kedokteran, kesehatan seseorang ditentukan oleh keseimbangan darah, getah bening, dan cairan lain dalam tubuh. Pengobatan akupunktur pun bertujuan menyeimbangkan tubuh sehingga memiliki kekebalan melawan penyakit. Demikian pula prinsip keseimbangan antara jiwa dan raga yang dianut oleh akupunktur. Hal ini juga diakui oleh dunia kedokteran. Menurut Gunawan, para dokter juga meyakini banyak penyakit yang muncul karena faktor psikologis”.

Lebih lanjut dijelaskan adanya berbagai kesamaan itu dibenarkan pula oleh

dr. Abdullah, tenaga medis yang kini menjadi ahli akupunktur di Rumah Sakit

Pusat Pertamina, Jakarta. Beliau mengatakan:

”Akupunktur memang bertujuan mencari keseimbangan tubuh untuk meningkatkan daya tahan tubuh, Itu sebabnya, akupunktur lebih gampang dipelajari oleh para dokter.”

Sementara Wakil Ketua Perhimpunan Ahli Akupunktur Wilayah Sumatera

Utara Prof. Amri mengatakan bahwa15:

“Pengobatan dengan tusuk jarum atau yang dikenal dengan terapi akupunktur semakin diminati masyarakat, terutama oleh mereka yang mengerti bahaya zat kimia pada obat medik, terapi akupunktur medik merupakan salah satu alternatif pengobatan, di samping pengobatan dokter umum dengan obat kimia atau herbal. Beberapa kasus penyakit yang ditangani dapat disembuhkan dengan terapi akupunktur medik secara rutin dan terpadu, lebih lanjut ia mengatakan, teknik pengobatan akupunktur tersebut berasal dari Cina yang telah hidup ribuan tahun silam dan diyakini dapat mengobati berbagai macam penyakit serta untuk terapi kecantikan. Namun begitu, tidak sedikit masyarakat yang belum percaya dengan kemujaraban pengobatan metode akupunktur ini terlebih melihat peralatan yang digunakan. Padahal sejak 1978, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah

14http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2005/06/13/KSH/mbm.20050613.KSH119043.id.html 15 http://obat2-an.infogue.com/pengobatan_akupuntur_makin_diminati

Universitas Sumatera Utara

27

merekomendasikan pengobatan akupunktur dalam pelayanan kesehatan di samping pengobatan kedokteran konvensional. Sayangnya, pengobatan ini belum banyak dikenal masyarakat, karena itu PDAI terus berupaya menyosialisasikannya di masyarakat akan manfaat yang bisa diperoleh dari terapi menggunakan jarum ini. Labih lanjut lagi ia menuturkan, setelah dikembangkannya teknologi kedokteran akupuntur di Indonesia, sejumlah rumah sakit di Sumut dewasa ini sudah mulai melirik keberadaan dokter ahli akupunktur seperti halnya yang telah dilakukan RSU Pirngadi Medan. Sayangnya, kata dia, rencana pembukaan klinik kedokteran akupunktur belum bisa terlaksana karena jumlah dokter ahli akupunktur masih terbatas di Sumatera Utara”.

WHO, Pusat untuk Obat-obatan Alternatif dan Komplementer Nasional

(NCCAM) yang berada di bawah naungan Institut Kesehatan Nasional (NIH),

Asosiasi Medis Amerika (AMA) dan beberapa laporan resmi juga telah

mempelajari serta memberi komentar tentang kemanjuran akupunktur. Terdapat

persetujuan umum bahwa akupunktur adalah aman apabila dilakukan oleh praktisi

yang terlatih, dan penelitian lebih jauh tentang akupunktur sangat diperlukan. Dari

beberapa kesaksian praktisi akupunktur ini banyak membantu dalam menuntaskan

persoalan kesehatan secara fisik.

Menurut Prof. Amri pakar akupunktur Sumut Prof. dr. Amri Amir SpF (K)

DFM SH disela-sela pelatihan akupunktur dasar angkatan VIII bagi 14 dokter

umum dan spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara

mengatakan bahwa16:

“Sejak beberapa tahun belakangan ini, sistem akupunktur mendapat tempat di mata masyarakat yang ingin mendapatkan salah satu bagian pelayanan kesehatan di samping cara konvensional medis. Animo masyarakat Sumut sudah terbuka terhadap sistem pengobatan akupunktur medik ini. Apalagi dokter yang mendapatkan pelatihan terstruktur akupunktur sudah membuktikan penyembuhan di lapangan”.

16 http://www.lintasberita.com/Lifestyle/Kesehatan/klinik-kesehatan-akupunktur-jadi-pelayanan-formal-di-rs

Universitas Sumatera Utara

28

Dari uraian diatas yang paling penting dari ini semua bahwa model

pengobatan akupunktur yang sejak zaman dulu selalu menjadi pengobatan

pinggiran dan jauh dari pembuktian-pembuktian ilmiah, kini telah bisa menjadi

konsumsi para praktisi-praktisi medis yang nota bene berpikiran rasional. Dengan

harapan nantinya penggabungan antara medis barat dan akupunktur dari timur

bisa menjadi terobosan baru dalam dunia kedokteran untuk mencapai pelayanan

kesehatan kepada masyarakat secara holistik dan murah dan tentunya dapat

menutupi kekurangan dan kelemahan pengobatan Barat.

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

yang menjadi permasalahannya adalah pengobatan akupunktur ini memiliki dua

(2) sisi yakni, akupunktur tradisional dan akupunktur medik. Akupunktur

tradisional berbeda dengan akupunktur medik, dimana tenaga akupunkturnya

adalah tidak berasal dari pendidikan dokter atau dokter yang tidak mengikuti

kursus pada badan di bawah kolegium, kolegium adalah badan yang bertanggung

jawab atas mutu pendidikan. Pengobatan akupunktur medik adalah pengobatan

akupunktur dimana akupunkturisnya berasal dari dokter yang mengikuti kursus

akupunktur yang diberikan dalam pelayanan kesehatan formal di Rumah Sakit

dan instansi kesehatan di Indonesia adalah akupunktur medik. Instansi tersebut

adalah Puskesmas Glugur Darat dan Klinik Medistra.

Universitas Sumatera Utara

29

1.4. Ruang Lingkup Masalah

Dalam hal ini perlu adanya pembatasan masalah agar masalah tidak

menjadi rancu atau pun meluas kepada hal-hal yang tidak terkait dengan masalah

yang diteliti. Pembahasan dilakukan dengan cara memasukan suatu informasi

maupun data yang didapat di lapangan maupun studi kepustakaan yang dimiliki

terkait dengan masalah ini.

Permasalahan tersebut dapat dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan

penelitian, antara lain :

1. Bagaimana sistem layanan akupunktur medik di klinik akupunktur ?

2. Pelayanan akupunktur apa saja yang diberikan ?

3. Dari mana keahlian akupunktur diperoleh ?

1.5. Tujuan Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai akupunktur medik ini bertujuan untuk menguraikan

hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan akupunktur medik yaitu untuk

mengetahui cara-cara pengobatan akupunktur medik oleh dokter di klinik

akupunktur, sehingga masyarakat tertarik dengan pengobatan ini. Ada pun

manfaat dari penelitian ini dilihat secara akademis dan praktis. Secara akademis

dapat menambah pemahaman tentang pengobatan akupunktur medik, khususnya

cara pengobatan yang dilihat dari sudut pandang Antropologi. Secara praktis hasil

penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.

Universitas Sumatera Utara

30

1.6. Metode Penelitian

Tipe penelitian ini bertipekan deskriptif dengan pendekatan kualitatif

untuk mencapai sasaran yang akan dituju, yakni mendeskripsikan sistem

pelayanan pengobatan akupunktur medik di klinik akupunktur. Dalam penelitian

ini data di kategorikan atas 2 (dua) jenis, yakni :

1) Data Primer

Data primer merupakan data utama yang diperoleh melalui observasi dan

wawancara. Observasi bertujuan, antara lain (a) Mengamati pelayanan pengobatan

akupunktur di Puskesmas Glugur Darat dan Klinik Medistra dengan cara berhari-

hari berada di sana dari pagi sampai sore hari. Untuk dapat memasuki Puskesmas

tersebut saya pun harus terlebih dahulu membuat surat izin penelitian dari Dinas

Kesehatan dan biaya yang dikenakan untuk setiap surat izin penelitian di Dinkes

adalah sebesar lima puluh ribu rupiah (Rp 50.000) (b) Mencari tahu bagaimana

sistem pelayanan akupunktur berjalan. Caranya, dengan bertanya kepada petugas

kartu dan dokter (c) Hal-hal berkembang lainnya yang dapat dituangkan ke dalam

catatan pengamatan lapangan misalnya, mengamati bagaimana pelayanan

akupunktur di Prima Medistra dan Medistra tempat prakteknya Prof. Amri. Hal ini

karena awalnya saya mengira jika akupunktur itu sangatlah sederhana tapi

ternyata begitu rumit dan kompleks. Hal ini karena dr. Retno berkali-kali

menekankan pada saya bahwa akupunktur, bukanlah pengobatan tradisional.

Mendengar pernyataan tersebut membuat saya tergerak untuk mencari pakar

akupunktur medik yakni Prof. Amri. Informasi tentang beliau awalnya saya dapat

melalui situs internet, koran waspada dan tabloid Sindo. Gunanya adalah untuk

mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang akupunktur medik, sehingga

Universitas Sumatera Utara

31

saya pun dapat menyusun beberapa daftar pertanyaan. Setelah mendapatkan

alamatnya saya pun membuat persiapan ke tempat Prof Amri. Saat pertama kali

bertemu, beliau banyak sekali memberikan petunjuk dan menceritakan kepada

saya bagaimana sejarah akupunktur. Menurut saya, perkenalan kami begitu

menyenangkan karena ternyata kami menyukai film yang sama yakni “Jewel in

the pallace”. Film tersebut adalah menceritakan tentang dokter kerajaan

perempuan pertama dari Dinasti Joseon di Korea yang mengunakan akupunktur

untuk mengobati pasien. Beliau juga menyinggung tentang buku The Yellow

Emperoe’s book of Internal Medice yang ditulis pada abad 3-2 SM. Buku tersebut

adalah mengenai keberadaan akupunktur yang telah lama dipraktekan oleh orang

Cina. Selain itu saya pun berasumsi bahwa Prof Amri sangatlah menyukai budaya

Cina, Korea dan Minang. Hal ini dapat saya rasakan ketika beliau menceritakan

tentang ketiga budaya tersebut. Ditambah lagi dengan beberapa ornamen dan

hiasan yang menampilkan kesan budaya etnis Tionghoa yang terdapat di dalam

ruangan kerja Prof Amri. Bahkan beliau juga pernah mengucapkan sepenggal kata

dengan bahasa Korea. Selera humornya yang tinggi juga membuat saya begitu

menikmati saat-saat mengamati beliau menangani pasien. Contoh kecilnya adalah

saat seorang pasien bertanya apa saja yang tidak boleh dimakan. Beliau kemudian

mengatakan bahwa “di dunia ini semuanya boleh dimakan asalkan tahu diri”.

Mendengar nasehat tersebut pasien yang berada di sana semuanya tidak sanggup

menahan tawa. Setelah tertawa saya pun teringat dengan nasehat dr. Cendani

bahwa pada saat diakupunktur sebaiknya tubuh jangan tegang karena ini

berpengaruh pada saraf. Belum lagi ditambah dengan semua obrollannya

mengenai teka-teki yang diberikannya pada pasien, yang membuat pasien terlihat

Universitas Sumatera Utara

32

keluar ruangan klinik seperti dengan perasaan ‘plong’. Saya pun berfikir lagi

kenapa klinik akupunktur ini selalu ramai bila dibandingkan dengan Puskesmas

Glugur Darat. Biasanya dalam satu hari saja dapat mencapai belasan kunjungan.

Berdasarkan kesimpulan saya yang mungkin masih awam atau tidak beralasan.

Penyebabnya mungkin adalah selain didukung dengan peralatan yang canggih

seperti TDF dan Stimulator, klinik ini juga ditangani oleh dokter-dokter yang

jenaka dan kebiasaan Prof. Amri yang sering sekali bersiul dan bernyanyi di

dalam ruangan. Lalu saya pun mengaitkannya dengan pemahaman yang saya

miliki bahwa, menurut situs internet17 terapi tertawa dan musik ternyata juga

terdapat bukti klinis untuk membantu kesembuhan pasien. Menyadari hal ini,

tentu saja di balik tindakan seseorang pasti ada yang melatarbelakangi. Hanya saja

dilatarbelakangi oleh alasan tersebut atau tidak saya juga tidak mau membahasnya

lebih jauh. Dalam ruangan akupunktur, di sana tidak hanya pasien yang lanjut usia

yang banyak datang untuk berobat karena penyakitnya tapi disana juga banyak

anak-anak Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Mahasiswi yang tertarik datang

untuk perawatan akupunktur. Hanya saja penekanannya bukan kepada penyakit

melainkan pada akupunktur perawatan kecantikan (d) Termasuk juga mengamati

pekerjaan dokter dan berpartisipasi sebagai pasien. Partisipasi ini dilakukan

dengan kesadaran bahwa peneliti mempunyai sikap terang-terangan terhadap

informasi dan pengalamannya. Cara ini bisa disebut dengan sikap etnografi yang

bertujuan menyampaikan informasi yang nyata, persis, tidak dipengaruhi latar

belakang, cara berpikir peneliti. Hal tersebut dapat memudahkan peneliti untuk

membaca kembali informasi yang sudah diberikan informan di lapangan. Dari

17 http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1189398&page=3

Universitas Sumatera Utara

33

hasil wawancara saya dengan pasien umumnya mereka menggunakan akupunktur

karena akupunktur tidak berbahaya atau tidak ada efek samping. Mendengar

peryataan dari para pasien saya pun memberanikan diri untuk mencobanya.

Terlebih lagi dr. Cendani meyakinkan saya bahwa akupunktur ini aman untuk

saya gunakan. Pada waktu itu dr. Cendani mengakupunktur saya agar tidak

insomia dan hasil khasiatnya dapat langsung saya rasakan sepulangnya dari klinik.

Sekitar pukul 22.00 mata saya pun mulai mengantuk padahal sebelumnya tidur

saya biasanya paling cepat pukul 00.00 malam.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam (depth interview)18 dan dilakukan dengan bantuan pedoman wawancara

(interview guide).19 Wawancara ditujukan kepada informan. Informan dalam

penelitian ini terdiri dari informan pokok atau kunci dan informan biasa. Informan

pokok merupakan informan yang mempunyai keahlian mengenai suatu masalah

yang ada dalam masyarakat tersebut dan menjadi perhatian penelitian. Dalam hal

ini adalah Kepala Puskesmas Glugur Darat dr. Retno Sari Dewi, Prof. Dr.Amri

Amir SpF (K) SH dan dr. Cendani karena mereka adalah informan (dokter) yang

mendapat pendidikan akupunktur. Sedangkan informan biasa adalah orang-orang

yang memberikan informasi mengenai suatu masalah sesuai dengan pengetahuan

dan bukan merupakan ahlinya dalam hal ini bisa saja asisten dokter atau para

pasien yang menjalani pengobatan akupuntur di klinik akupunktur medik tersebut.

18 Wawancara mendalam (dept interview) yaitu penelitian kualitatif biasanya lebih sering mengunakan wawancara mendalam ketimbang wawancara terstruktur (mengunakan kuesioner) dalam proses pengumpulan data lapangan. Wawancara mendalam biasanya dilakukan dengan mengunakan pedoman wawancara. 19 Interview guide yaitu panduan berisi seperangkat pertanyaan terbuka sesuai dengan aspek–aspek yang ingin di dapatkan

Universitas Sumatera Utara

34

Wawancara ini juga dilengkapi dengan alat perekam guna merekam segala

informasi saat mewawancara pada informan. Peneliti sadar bahwa peneliti juga

memiliki keterbatasan, namun dengan adanya tape recorder memudahkan

merekam kembali percakapan di lapangan dengan informan. Penelitian ini juga

dibantu oleh kamera foto sebagai hal-hal yang ditemukan di lapangan yang juga

berkaitan dengan masalah penelitian.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang dapat menyempurnakan hasil

observasi dan wawancara yang diperoleh dari lembaga-lembaga resmi seperti

Dinas Kesehatan Kota Medan, dan dari hasil penelitian dan berbagai referensi

yang relevan dengan permasalahan penelitian yang berupa jurnal, surat kabar,

buletin, artikel, buku-buku dan internet.

1.7. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Glugur Darat yang bertempat di

jalan Pendidikan Nomor 8 Glugur Darat Kecamatan Medan Timur dan Klinik

Prima Medistra. Lokasi ini dipilih karena berdasarkan tinjauan peneliti di Dinas

Kesehatan mengatakan bahwa saat ini merupakan satu-satunya Puskesmas di kota

Medan yang memiliki layanan akupunktur medik, sementara untuk di Prima

Medistra dan Medistra dipilih karena Prof. Amri merupakan pakar akupunktur

medik di kota Medan dan beberapa tempat lainya seperti Puskesmas Padang

Bulan, Dinas Kesehatan Kota Medan. Tujuanya adalah untuk memperoleh data

yang menyeluruh.

Universitas Sumatera Utara