16
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembuatan Model Salah satu tahap dalam pembuatan gigitiruan yaitu pembuatan model gigitiruan yang terbagi menjadi model studi dan model kerja. Pencetakan anatomis dilakukan untuk mendapatkan model yang sesuai dengan bentuk dan ukuran jaringan rongga mulut dengan menggunakan bahan cetak alginate dan sendok cetak pabrikan. Hasil dari pencetakan anatomis yaitu model studi yang akan digunakan untuk pembuatan sendok cetak fisiologis. 18 Model studi yang dihasilkan dari pencetakan anatomis harus sesuai dengan keadaan rongga mulut pasien karena akan digunakan untuk pembuatan sendok cetak fisiologis. 18 Sendok cetak fisiologis dapat dibuat dari bahan resin akrilik swapolimerisasi, resin sinar tampak maupun resin akrilik polimerisasi panas. Sendok cetak fisiologis digunakan untuk pencetakan fisiologis karena lengkung rahang setiap pasien memiliki ukuran yang berbeda dan kurang tepat jika menggunakan sendok cetak pabrikan. Hasil pengisian dari pencetakan fisiologis yaitu model kerja, yang digunakan sebagai media untuk penentuan desain dan pembuatan gigitiruan. 18 Model gigitiruan merupakan replika jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut pasien yang digunakan sebagai media untuk menentukan diagnosis, menjelaskan rencana perawatan dan proses perawatan kepada pasien, serta media pembuatan gigitiruan sehingga model gigitiruan merupakan media yang menghubungkan prosedur klinis yang dilakukan dokter gigi dan prosedur laboratoris yang dilakukan oleh dokter gigi atau laboran. 4 2.1.1 Model Studi Terdapat dua jenis model gigitiruan, yaitu model studi dan model kerja. Model studi umumnya terbuat dari dental plaster atau gips tipe II. 4 Model studi Universitas Sumatera Utara

Chapter II 14

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pembuatan Model Salah satu tahap dalam pembuatan gigitiruan yaitu pembuatan model

    gigitiruan yang terbagi menjadi model studi dan model kerja. Pencetakan anatomis

    dilakukan untuk mendapatkan model yang sesuai dengan bentuk dan ukuran jaringan

    rongga mulut dengan menggunakan bahan cetak alginate dan sendok cetak pabrikan.

    Hasil dari pencetakan anatomis yaitu model studi yang akan digunakan untuk

    pembuatan sendok cetak fisiologis.18

    Model studi yang dihasilkan dari pencetakan

    anatomis harus sesuai dengan keadaan rongga mulut pasien karena akan digunakan

    untuk pembuatan sendok cetak fisiologis.18

    Sendok cetak fisiologis dapat dibuat dari

    bahan resin akrilik swapolimerisasi, resin sinar tampak maupun resin akrilik

    polimerisasi panas. Sendok cetak fisiologis digunakan untuk pencetakan fisiologis

    karena lengkung rahang setiap pasien memiliki ukuran yang berbeda dan kurang tepat

    jika menggunakan sendok cetak pabrikan. Hasil pengisian dari pencetakan fisiologis

    yaitu model kerja, yang digunakan sebagai media untuk penentuan desain dan

    pembuatan gigitiruan.18

    Model gigitiruan merupakan replika jaringan keras dan jaringan lunak rongga

    mulut pasien yang digunakan sebagai media untuk menentukan diagnosis,

    menjelaskan rencana perawatan dan proses perawatan kepada pasien, serta media

    pembuatan gigitiruan sehingga model gigitiruan merupakan media yang

    menghubungkan prosedur klinis yang dilakukan dokter gigi dan prosedur laboratoris

    yang dilakukan oleh dokter gigi atau laboran.4

    2.1.1 Model Studi Terdapat dua jenis model gigitiruan, yaitu model studi dan model kerja.

    Model studi umumnya terbuat dari dental plaster atau gips tipe II.4 Model studi

    Universitas Sumatera Utara

  • 8

    merupakan replika jaringan rongga mulut pasien yang harus mencakup beberapa hal

    penting, yaitu:3,4,19

    a. Lokasi gigi, kontur, dan hubungan dataran oklusal

    b. Kontur, ukuran, dan konsistensi linggir yang tersisa.

    c. Anatomi rongga mulut yang berguna untuk perluasan basis gigitiruan

    (vestibulum, trigonum retromolar, pterigomaxillary notch, palatum keras dan palatum

    lunak, dasar mulut, dan frenulum).

    Kegunaan model studi yaitu:4,19

    a. Memberikan gambaran keadaan jaringan keras dan lunak rongga mulut

    pasien dalam bentuk tiga dimensi.

    b. Media untuk mempelajari hubungan oklusal dari lengkung rahang pasien.

    c. Media untuk mempelajari ukuran gigi, posisi gigi, bentuk gigi, dan

    hubungan rahang pasien.

    d. Media untuk mempelajari jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut

    pasien dari pandangan lingual saat gigi oklusi.

    e. Media untuk membandingkan keadaan rongga mulut pasien sebelum

    dilakukan perawatan dan setelah dilakukan perawatan.

    f. Media untuk menjelaskan keadaan pasien.

    g. Rekam medis legal mengenai keadaan lengkung rahang pasien untuk

    keperluan asuransi, gugatan hukum, dan forensik.

    2.1.2 Model Kerja Model kerja umumnya terbuat dari dental stone atau gips tipe III yang

    memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan selama prosedur laboratoris

    karena digunakan sebagai media pembuatan gigitiruan lepasan atau gigitiruan yang

    berbasis akrilik.4,8

    Universitas Sumatera Utara

  • 9

    2.2 Gips Gips merupakan mineral yang terdapat di alam yang digunakan sebagai bahan

    cetak sejak tahun 1844 dan sebagai bahan model gigitiruan sejak tahun 1756.4,17

    Alasan utama penggunaan gips pada bidang kedokteran gigi yaitu karena gips

    merupakan bahan yang mudah dimodifikasi secara kemis atau fisis untuk tujuan yang

    berbeda. Berdasarkan sifat kimianya, senyawa dasar gips yaitu kalsium sulfat dihidrat

    (CaSO42H2O), kemudian dipanaskan pada temperatur 110o-120

    oC (230

    o-250

    oF)

    untuk mengeluarkan air dari kristalisasi sehingga menghasilkan kalsium sulfat

    hemihidrat (CaSO4H2O) dalam bentuk bubuk, dan saat bubuk gips (kalsium sulfat

    hemihidrat) dicampur dengan air, terjadi reaksi balik secara kimia yaitu kalsium

    sulfat hemihidrat berubah kembali menjadi kalsium sulfat dihidrat.4,6,10

    110o-120

    oC

    CaSO4.2H2O CaSO4.H2O

    (Kalsium sulfat dihidrat) (Kalsium sulfat hemihidrat)

    CaSO4.H2O + 1 H2O CaSO4.2H2O + panas

    (Kalsium sulfat hemihidrat) (Kalsium sulfat dihidrat)

    Terdapat dua metode pengapuran gips, yaitu untuk menghasilkan -

    hemihidrat dan -hemihidrat. Pengapuran gips pada temperatur 125oC akan

    menghasilkan kristal yang padat, kurang berporus, dan kristal dengan bentuk

    prismatik, yang disebut dengan -kalsium sulfat hemihidrat yang digunakan sebagai

    bahan pembuatan model kerja.3,4,6

    Pengapuran gips pada temperatur 115oC akan

    menghasilkan hemihidrat yang berporus, relatif kecil, dan kristal yang tidak teratur,

    disebut dengan -kalsium sulfat hemihidrat yang digunakan sebagai bahan

    pembuatan model studi.3,4,6

    Gips diproduksi menjadi beberapa jenis, yaitu plaster, stone, high-strength

    stone, dan bahan tanam berdasarkan sifat fisiknya. Perbedaan utama pada sifat fisik

    gips yaitu tergantung pada variasi ukuran, bentuk, dan porositas bubuk gips yang

    dihasilkan dari proses pengapuran yang berbeda.4

    Universitas Sumatera Utara

  • 10

    2.2.1 Jenis-jenis Gips Berdasarkan spesifikasi ADA No. 25 terdapat 5 jenis gips, yaitu:

    4,6

    1. Impression Plaster (Tipe I)

    Plaster cetak jarang digunakan lagi sebagai bahan cetak dalam kedokteran gigi

    karena telah digantikan oleh bahan yang kurang kaku seperti hidrokoloid dan

    elastomer.4,6

    2. Model Plaster (Tipe II)

    Gips tipe II umumnya digunakan sebagai bahan membuat model studi dan

    bahan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan gigitiruan.4,6

    Gips tipe II dihasilkan dari

    gips yang dipanaskan pada suhu 110oC-120

    oC sehingga menghasilkan senyawa

    -hemihidrat yang porus, mempunyai bentuk yang tidak teratur dan jarak antar

    partikel yang besar yang menyebabkan reaksi pengerasan memerlukan banyak air.6

    3. Dental Stone (Tipe III)

    Gips tipe III merupakan hasil dari gips yang dipanaskan pada temperatur

    125oC di bawah tekanan atmosfer sehingga mengalami dehidrasi dan kandungan

    airnya akan berkurang, senyawa yang dihasilkan dari proses tersebut yaitu -

    hemihidrat yang terdiri dari kristal yang padat, bentuknya teratur, kurang berporus,

    dan kristal dengan bentuk prismatik. Karakteristik yang dimiliki oleh -hemihidrat

    menyebabkan gips ini membutuhkan jumlah air yang lebih sedikit dan memiliki

    kekuatan lebih besar dibandingkan dengan gips tipe II, sehingga gips tipe III sering

    digunakan sebagai bahan pembuatan model kerja.3,4,6

    Kekuatan kompresi minimal 1 jam pada gips tipe III yaitu sebesar 20,7 MPa,

    tetapi tidak melebihi 34,5 MPa.6 Berdasarkan spesifikasi ADA No. 25, setting

    expansion gips tipe III setalah 2 jam pengerasan yaitu sebesar 0.00% - 0.20% dan

    besar rasio W:P yaitu sebesar 28 ml 30 ml air : 100 gram gips.4,6

    4. Dental Stone, High Strength (Tipe IV)

    Gips tipe IV terdiri dari partikel -hemihidrat jenis Densite yang berbentuk

    kuboidal serta daerah permukaan yang lebih kecil dibandingkan gips tipe III. Gips

    tipe IV digunakan sebagai bahan pembuatan die stones karena gips ini memiliki

    Universitas Sumatera Utara

  • 11

    kekuatan dan kekerasan yang cukup untuk tahan terhadap daya abrasi saat

    penggunaan instrumen yang tajam, serta memiliki setting expansion yang minimal.4,6

    5. Dental Stone, High Strength, High Expansion (Tipe V)

    Kekuatan kompresi yang dimiliki gips tipe V lebih besar dibandingkan

    kekuatan kompresi gips tipe IV karena penurunan rasio W:P pada gips tipe V. Setting

    expansion pada gips tipe V juga ditingkatkan karena logam campur yang baru, seperti

    basis logam, memiliki pengerutan pengecoran yang lebih besar dibandingkan logam

    campur mulia konvensional sehingga dibutuhkan ekspansi yang lebih besar pada

    stone yang digunakan untuk die untuk mengimbangi pengerutan pemadatan logam

    campur.4,6

    Tabel 1. JENIS-JENIS GIPS5,6

    Jenis gips Rasio W:P Setting

    time

    (min)

    2-Hr setting

    expansion (%)

    1-Hr compressive

    strength

    Min Max (MPa) (psi)

    I. Plaster,

    impression

    0.40 0.75 41 0.00 0.15 4.0 580

    II. Plaster, model 0.45 0.50 124 0.00 0.30 3.0 1300

    III. Dental stone 0.28 0.30 124 0.00 0.20 20.7 3000

    IV. Dental stone,

    high strengths

    0.22 0.24 124 0.00 0.10 34.5 5000

    V. Dental stone,

    high strength, high

    expansion

    0.18 0.22 124 0.10 0.30 48.3 7000

    2.2.2 Karakteristik Gips Karakteristik gips meliputi:

    a. Setting time

    Waktu pengerasan gips dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu initial setting

    time dan final setting time. Initial setting time merupakan interval antara waktu

    pencampuran gips dan waktu ketika adonan tidak dapat lagi dituangkan ke dalam

    master mold sehingga initial setting time identik dengan waktu kerja dari gips. Secara

    klinis, initial setting time dapat diamati saat adonan sudah kehilangan kilapnya, hal

    ini terjadi karena reaksi kimia dari hemihidrat yang bergabung dengan air

    Universitas Sumatera Utara

  • 12

    menyebabkan partikel hemihidrat menarik permukaan air. Initial setting time berkisar

    diantara 8 16 menit dari waktu pencampuran air dan bubuk gips sesuai dengan

    spesifikasi ADA No. 25. Final setting time dapat didefinisikan sebagai waktu

    konversi hemihidrat menjadi dihidrat secara sempurna atau secara klinis produk gips

    dapat dikeluarkan dari master mold dan dapat dimanipulasi tanpa terjadi distorsi atau

    fraktur.3,4

    b. Kekuatan kompresi

    Kekuatan gips umumnya dinyatakan dengan istilah kekuatan kompresi, yang

    diartikan sebagai kemampuan gips untuk menahan fraktur.6 Kekuatan gips

    dipengaruhi oleh bentuk kristal, porositas kristal, dan rasio W:P.4 Peningkatan

    porositas pada partikel mengakibatkan penggunaan air menjadi lebih banyak untuk

    mengubah hemihidrat menjadi dihidrat sehingga produk gips yang dihasilkan akan

    semakin lemah kekuatannya.4,6

    c. Perubahan dimensi

    Perubahan dimensi pada gips merupakan hasil dari setting expansion, yang

    disebabkan oleh hasil dari pertumbuhan kristal gips yang saling menimpa dan saling

    mendorong keluar.9,10

    d. Kekerasan permukaan dan ketahanan terhadap abrasi

    Kekerasan permukaan dan ketahanan terhadap abrasi gips dapat

    mempengaruhi keakuratan model yang digunakan untuk mempelajari oklusi pasien

    dan pembuatan gigitiruan.3 Kedua karakteristik tersebut berkaitan dengan kekuatan

    kompresi, jika kekuatan kompresi meningkat, kekerasan permukaan dan ketahanan

    terhadap abrasi juga akan meningkat.3

    e. Detail reproduksi

    Gips harus mampu memproduksi detail bahan cetak yang baik agar dapat

    menghasilkan model kerja yang akurat. Berdasarkan spesifikasi ADA No. 25, gips

    tipe I dan II dapat menghasilkan celah dengan lebar 75m dan gips tipe III, IV dan V

    dapat menghasilkan celah dengan lebar 50 m.20

    Universitas Sumatera Utara

  • 13

    2.3 Kekuatan Kompresi Kekuatan gips umumnya dinyatakan dalam istilah kekuatan kompresi yang

    diukur dengan cara menekan sampel dengan alat uji tekan hingga pecah. Terdapat

    dua macam kekuatan gips berdasarkan teori pengerasan, yaitu kekuatan basah dan

    kekuatan kering.6 Kekuatan basah merupakan kekuatan yang diperoleh bila masih

    terdapat kelebihan air selama proses pengerasan gips. Kekuatan kering merupakan

    kekuatan yang diperoleh setelah gips dikeringkan selama 24 jam. Hasan RH dan

    Mohammad KA (2005) menyatakan bahwa proses pengeringan untuk mencapai

    kekuatan kering yaitu selama tujuh hari, namun tidak ada perbedaan kekuatan

    kompresi setelah pengeringan selama 24 jam dan tujuh hari.7

    Pengujian sampel menggunakan alat uji tekan. Pengujian dilakukan dengan

    menekan sampel hingga pecah, kemudian besar beban dicatat dari alat uji tekan

    dalam satuan kilogram force (kgf). Hasil pengujian kekuatan dihitung dan dicatat

    dalam satuan Mega Pascal (Mpa).

    2.4 Perubahan Dimensi Dimensi adalah parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk

    mendefinisikan sifat-sifat suatu objek, yaitu ukuran seperti panjang, lebar, dan tinggi,

    serta bentuk. Perubahan dimensi dapat diukur secara volumetrik dan linear yang

    biasanya dinyatakan dalam persentase panjang atau volume akhir dibandingkan

    dengan panjang atau volume-volume dari suatu objek. Perubahan dimensi linear lebih

    mudah dan sederhana untuk diukur dibandingkan dengan perubahan dimensi

    volumetrik.3

    Perubahan dimensi gips merupakan perubahan ukuran pada gips selama

    proses pengerasan.3 Kristal gips yang terbentuk selama proses pengerasan yaitu

    berbentuk sperulitik, kristal ini saling menimpa satu sama lain dan mencoba untuk

    mendorong kristal yang lain agar terpisah sehingga terjadi ekspansi selama proses

    pengerasan sehingga menyebabkan perubahan dimensi pada gips.10

    Pengukuran perubahan dimensi menggunakan traveling microscope. Setiap

    sampel dilakukan tiga pengukuran, yaitu pengukuran panjang garis cd-cd pada garis

    Universitas Sumatera Utara

  • 14

    A, pengukuran panjang garis cd-cd pada garis B, dan pengukuran panjang garis cd-

    cd pada garis C. Hasil pengukuran dijumlahkan kemudian didapatkan rata-ratanya.

    Hasil rata-rata dari setiap sampel dimasukkan ke dalam rumus, yaitu:3

    l1 l0 x 100 = %

    l0

    dimana:

    l1 = rata-rata panjang garis pada setiap sampel (mm)

    l0 = panjang garis pada stainless steel die (mm)

    2.5 Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Kompresi dan Perubahan

    Dimensi Gips

    2.5.1 Suhu Ruangan dan Suhu Air Perubahan suhu ruangan dan suhu air dapat memberikan pengaruh pada gips

    selama proses pengerasan. Peningkatan suhu ruangan dan suhu air dapat

    menyebabkan pergerakan ion kalsium dan ion sulfat meningkat sehingga setting time

    menjadi lebih singkat. Peningkatan suhu ruangan yang berawal 20oC menjadi 37

    oC

    dapat meningkatkan kecepatan reaksi pengerasan sehingga setting time menjadi lebih

    singkat dan setting expansion menjadi lebih besar, tetapi suhu yang meningkat diatas

    37oC dapat menurunkan kecepatan reaksi pengerasan dan setting time menjadi lebih

    lama, serta setting expansion menjadi lebih kecil. Peningkatan suhu air (tidak

    melebihi 37.5oC) yang digunakan sebagai campuran gips dapat mempersingkat

    setting time, tetapi jika suhu air diatas 37.5oC dapat memberikan efek retarder pada

    pengerasan gips. Tetapi secara umum peningkatan dan penurunan suhu ruangan dan

    suhu air yang digunakan tidak memberikan pengaruh yang bermakna pada kekuatan

    gips.3,4,6,20

    2.5.2 Rasio W:P Rasio W:P merupakan faktor penting dalam mempengaruhi sifat fisik dan

    sifat kimia dari produk akhir gips, misalnya semakin besar rasio W:P maka semakin

    Universitas Sumatera Utara

  • 15

    lama waktu pengerasan dan semakin lemah produk gips karena semakin banyak air

    yang digunakan sebagai campuran adonan gips maka dapat menimbulkan porus atau

    lubang yang lebih besar sehingga kekuatan gips akan menurun, serta setting

    expansion menjadi lebih kecil karena semakin meningkat rasio W:P maka semakin

    sedikit nukleus kristalisasi per unit volume yang ada dan karena dapat dianggap

    bahwa ruangan antar-nukleus lebih besar pada keadaan tersebut, maka pertumbuhan

    interaksi kristal-kristal dihidrat akan semakin sedikit, demikian juga dorongan

    keluar.4,6

    Sebaliknya, penurunan rasio W:P dapat menyebabkan peningkatan kekuatan

    kompresi dan setting expansion menjadi lebih besar karena kandungan air menjadi

    lebih sedikit sehingga jarak antar kristal menjadi lebih dekat, dan hal tersebut

    menyebabkan dorongan antar kristal menjadi lebih desar.4-6

    Oleh karena itu rasio air

    dan bubuk perlu diperhatikan sesuai dengan aturan pabrik, contohnya rasio W:P

    untuk gips tipe III yaitu 28 ml air 30 ml air : 100 gram gips.6

    2.5.3 Waktu dan Kecepatan Pengadukan Metode pengadukan yang tepat adalah dengan menambahkan air yang sudah

    diukur terlebih dahulu kemudian diikuti dengan penambahan bubuk yang telah

    ditimbang secara bertahap. Adonan gips diaduk selama kurang lebih 15 detik dengan

    kecepatan pengadukan 120 rpm menggunakan spatula dan diikuti dengan pengadukan

    mekanik selama 20-30 detik dengan kecepatan 450 rpm menggunakan mixer.5,6,21

    Pengadukan adonan gips yang tidak adekuat sering dilakukan oleh dokter gigi dan

    laboran karena takut adonan akan mengeras sebelum dituang ke dalam cetakan

    alginate atau bahan elastomer sehingga memberi pengaruh pada kekuatan gips.4 Bila

    pengadukan adonan gips hanya menggunakan spatula, sebaiknya dilanjutkan dengan

    menggunakan vibrator untuk mencegah terbentuknya porus-porus yang dapat

    mengakibatkan produk gips menjadi lemah dan tidak akurat.

    Peningkatan waktu dan kecepatan pengadukan akan mengakibatkan waktu

    pengerasan menjadi lebih singkat, peningkatan kekuatan kompresi, dan setting

    expansion menjadi lebih besar.4

    Namun bila waktu pengadukan melebihi 1 menit

    akan menyebabkan pecahnya kristal-kristal gips yang telah terbentuk sehingga lebih

    Universitas Sumatera Utara

  • 16

    sedikit jalinan kristal yang terbentuk pada hasil akhir dan kekuatan kompresi gips

    akan menurun.6

    2.5.4 Aselerator Aselerator merupakan bahan kimia yang dapat mempercepat reaksi

    pengerasan. Penambahan aselerator membuat dihidrat kurang larut dibandingkan

    hemihidrat yang menyebabkan reaksi pengerasan bergerak menuju dihidrat sehingga

    reaksi pengerasan menjadi lebih cepat.3 Beberapa contoh aselerator yaitu natrium

    klorit 2%, natrium sulfat 3,4%, kalium sulfat dengan konsentrasi di atas 2%, dan

    kalsium sulfat yang diperoleh dari pemakaian slurry water (air yang mengandung

    partikel kalsium sulfat).3,4,6

    Penambahan bahan aselerator dapat mengurangi kekuatan

    dari gips karena senyawa tersebut dapat mempengaruhi kemurnian serta mengurangi

    kohesi antar-kristal dan secara umum dapat mengurangi ekspansi selama proses

    pengerasan.6

    2.6 Slurry Water Slurry water merupakan salah satu aselerator yang memiliki kandungan

    kalsium sulfat dihidrat yang diperoleh dengan cara melarutkan potongan gips dengan

    aquadestilata.3,4,13

    CaSO4.2H2O (kalsium sulfat dihidrat) yang dilarutkan dengan

    aquadestilata akan menguraikan ion Ca2+

    dan ion (SO4)2-

    , serta pelepasan molekul

    air dengan reaksi kimia sebagai berikut:22

    CaSO4.2H2O Ca2+

    + (SO4)2

    + 2H2O

    Menurut Bradley dkk (1982), konsentrasi slurry water yang digunakan

    sebagai aselerator gips yaitu sebesar 2% untuk mempersingkat initial setting time

    menjadi 2 menit 15 detik 15 detik dan final setting time menjadi 4 menit 15 detik

    15 detik.12

    Kalsium sulfat yang diperoleh dari hasil uraian kalsium sulfat dihidrat jika

    ditambahkan pada gips berperan sebagai katalis yang menyebabkan partikel kalsium

    sulfat dihidrat terbentuk lebih cepat, lebih tipis, lebih pendek sehingga dapat

    Universitas Sumatera Utara

  • 17

    mempersingkat setting time dan pembuatan model kerja menjadi lebih cepat.4,13

    Kalsium sulfat yang terkandung di dalam slurry water dapat menyebabkan

    peningkatan nukleus kristalisasi (kalsium sulfat dihidrat) sehingga terjadi peningkatan

    ikatan kristal dengan air yang menyebabkan penurunan kadar air dan terjadi

    peningkatan kekuatan kompresi.3,23

    Selain itu, kalsium sulfat berperan sebagai katalis

    inti kristalisasi yang menyebabkan kristal dihidrat menjadi lebih tipis dan pendek

    sehingga ruang antar kristal menjadi lebih besar, maka pertumbuhan interaksi antar

    kristal menjadi berkurang, demikian juga dorongan antar kristal, hal ini menyebabkan

    penurunan ekspansi selama proses pengerasan.6,13

    2.7 Air Bersih Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, sehingga jika

    kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas belum tercukupi,

    dapat memberikan dampak yang besar terhadap kesehatan maupun sosial. Menurut

    Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 416, air bersih merupakan yang digunakan

    untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat

    diminum apabila telah dimasak.16

    2.7.1 Syarat Syarat kesehatan air bersih meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi,

    radioaktif, dan fisik.16

    a. Bakteriologis

    Kadar maksimum mikrobiologik pada air bersih yaitu sebesar 10 per 100 ml.

    b. Kimia

    Air minum mengandung bahan-bahan kimia yang sudah ditentukan, seperti

    kimia organik, detergen, dan pestisida.

    c. Radioaktifitas

    Air bersih mengandung bahan radioaktif, yaitu gross alpha activity (0,1

    bq/liter) dan gross beta activity (1 bq/liter).

    Universitas Sumatera Utara

  • 18

    d. Fisik

    Syarat fisik air bersih yaitu tidak berbau, tidak berasa, kadar warna yaitu 50

    dengan skala TCU, temperatur sebesar 3oC, kadar maksimum kekeruhan yaitu 25

    NTU, dan kadar maksimum jumlah zat padat terlarut yaitu sebesar 1500 mg/L.

    2.7.2 Kandungan Kimia

    Tabel 2. KANDUNGAN KIMIA AIR BERSIH16

    Parameter Satuan Kadar maksimum yang

    diperbolehkan

    Air raksa mg/liter 0,001

    Besi mg/liter 1,0

    Fluorida mg/liter 1,5

    Kadnium mg/liter 0,005

    Kalsium karbonat (CaCO3) mg/liter 500

    Klorida mg/liter 600

    Kromium, valensi 6 mg/liter 0,05

    Mangan mg/liter 0,5

    Nitrat, sebagai N mg/liter 10

    Nitrit, sebagai N mg/liter 1,0

    Ph - 6,5-9,0

    Selenium mg/liter 0,01

    Seng mg/liter 15

    Sianida mg/liter 0,1

    Sulfat mg/liter 400

    Timbal mg/liter 0,05

    Universitas Sumatera Utara

  • 19

    2.7.2.1 Kalsium Karbonat (CaCO3) Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat,

    sulfat, khlorida, dan nitrat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

    416/MENKES/PER/IX/1990, nilai ambang batas kalsium karbonat (CaCO3) pada air

    bersih yaitu maksimal sebesar 500 mg/liter.16

    Kalsium karbonat yang terkandung di dalam air bersih memiliki sifat

    kelarutan yang tinggi di dalam air yang artinya kalsium karbonat membuat air mudah

    terdispensasi diantara kristal gips (untuk menyediakan tempat nukleasi bagi dihidrat

    yang baru dibentuk) sehingga menurunkan kadar air pada adonan gips dan

    meningkatkan kekuatan kompresi gips.23

    Kalsium karbonat juga berperan sebagai

    katalis inti kristalisasi yang menyebabkan kristal dihidrat menjadi lebih tipis dan

    pendek sehingga ruang antar kristal menjadi lebih besar, maka pertumbuhan interaksi

    antar kristal menjadi berkurang, demikian juga dorongan antar kristal, hal ini

    menyebabkan penurunan ekspansi selama proses pengerasan.6,13

    2.7.3 Peran Air dalam Prosedur Pembuatan Model Air merupakan bahan yang sering digunakan dalam prosedur pembuatan

    model, seperti pada tahap pembuatan model studi, pembuatan model kerja, dan proses

    trimming. Pemilihan pemakaian air harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi

    kualitas akhir model kerja dan dokter gigi atau laboran umumnya menggunakan air

    bersih sebagai campuran gips pada tahap pembuatan model kerja.13

    Berdasarkan

    penelitian Sabooni dkk, pemakaian air bersih tidak dianjurkan sebagai campuran gips

    pada pembuatan model kerja karena dapat mempengaruhi kualitas akhir dari model

    kerja.11

    Sabooni dkk menganjurkan pemakaian aquadestilata sebagai campuran gips

    untuk meningkatkan kekerasan permukaan model kerja.13

    Universitas Sumatera Utara

  • 20

    2.8 Landasan Teori

    Pembuatan Model

    Model Studi

    Bahan

    Gips Air

    Gips Tipe IV

    Sifat-sifat

    Sifat Kemis

    Karakteristik

    Sifat Fisis Setting

    Time

    Kekuatan

    Kompresi

    Perubahan

    Dimensi

    Faktor Yang Mempengaruhi

    Suhu Ruangan

    dan Suhu Air

    Rasio W:P Waktu dan Kecepatan

    Pengadukan

    Aselerator

    Natrium Klorit 2% Kalium Sulfat Natrium Sulfat Kalsium Sulfat

    Slurry Water

    Sulfat

    Kalsium Karbonat (CaCO3)

    Air Bersih

    Syarat Kandungan Peran

    Uji Kompresi Uji Perubahan Dimensi

    Apakah ada pengaruh pemakaian slurry water dan

    air bersih terhadap kekuatan kompresi dan perubahan

    dimensi gips tipe III sebagai bahan model kerja

    gigitiruan?

    Model Kerja

    Gips Tipe I Gips Tipe V Gips Tipe III Gips Tipe II

    Detail

    reproduksi

    Kekerasan permukaan dan

    ketahanan terhadap abrasi

    Universitas Sumatera Utara

  • 21

    2.9 Kerangka Konsep

    Kalsium sulfat

    Air bersih

    Kalsium karbonat

    Slurry water

    Taqa AA et al, Al-Rafidain

    Dent J 2012:

    Peningkatan nukleus

    kristalisasi (kalsium sulfat

    dihidrat)

    Sabooni MR et al, J.

    Med Sci 2007:

    Sebagai katalis inti

    kristalisasi

    Taqa AA et al, Al-Rafidain

    Dent J 2012:

    Air lebih mudah dikeluarkan dari

    ikatan antar partikel gips

    Peningkatan ikatan

    kristal (kalsium sulfat

    dihidrat) dengan air

    Peningkatan

    kekuatan kompresi

    gips

    Penurunan kadar air

    Kristal dihidrat

    menjadi lebih

    tipis dan pendek

    Text book Anusavice KJ

    2007: Ruang antar kristal

    menjadi lebih besar

    Interaksi antar

    kristal menjadi

    berkurang

    Dorongan antar

    kristal

    berkurang

    Ekspansi tidak

    terlalu besar

    Peningkatan

    kekuatan kompresi

    gips

    Penurunan kadar air

    Menyediakan tempat

    untuk nukleasi dihidrat

    yang baru terbentuk

    Ada pengaruh pemakaian slurry water dan air bersih terhadap

    kekuatan kompresi dan perubahan dimensi gips tipe III pada

    pembuatan model kerja gigitiruan. Universitas Sumatera Utara

  • 22

    2.10 Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan di atas maka dapat dapat disusun hipotesis penelitian

    bahwa:

    1. Ada pengaruh pemakaian slurry water dan air bersih terhadap kekuatan

    kompresi gips tipe III.

    2. Ada pengaruh pemakaian slurry water dan air bersih terhadap perubahan

    dimensi gips tipe III.

    Universitas Sumatera Utara