Chapter II 15

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ideologi sosialisme dan kapitalisme

Citation preview

  • BAB II

    SEJARAH REPUBLIK BOLIVARIAN VENEZUELA

    DAN GERAKAN KIRI BARU

    A. Sejarah Berdirinya Negara Venezuela

    Cristopher Columbus menemukan Venezuela pada saat pelayarannya yang

    ketiga menuju dunia baru. Pada tanggal 1 Agustus 1498 Columbus tercatat

    sebagai orang Eropa pertama yang menginjakkan kakinya didaratan utama

    Amerika Selatan. Kemudian Ia menghabiskan waktu dua minggu untuk meneliti

    daerah delta Rio Orinoco. Colombus mempercayai bahwa yang ditemukannya

    adalah Taman Eden (Garden of Eden) setelah dia kagum terhadap sumber-

    sumber alam yang membentang, air yang segar dan bersih, serta perhiasan-

    perhiasan mutiara yang dipakai penduduk setempat.13

    Ekspedisi Spanyol yang kedua, selang satu tahun kemudian, dipimpin oleh

    Alfonso de Ojeda dan Amerigo Vespuci. Mereka berlayar kearah barat menyusuri

    pantai Tierra Firme (Sebagaimana kemudian dikenal sebagai Amerika Selatan)

    sejauh Lago de Maracaibo. Disana, gubuk-gubuk orang pribumi dibangun diatas

    gundukan batu diatas danau yang kemudian dikenang sebagai Vespucci of Venice,

    itulah yang menyebabkan ia memberikan nama daerah penemuannya sebagai

    Venezuela atau Little Venice.14 Dengan cepat berita ini menyebar ke seluruh

    dataran Spanyol dan ekspedisi-ekspedisi selanjutnya dilakukan secara rutin,

    dikendalikan oleh nafsu untuk menguasai, mencari kekuasaan dan kekayaan.

    Penyebabnya tak lain adalah mutiara-mutiara indah serta hasil pertambangan

    lainnya, dan dimulailah penjajahan di benua tersebut. 13Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 65 14Ibit

    Universitas Sumatera Utara

  • Konon, perampasan Venezuela oleh bangsa Spanyol berjalan lambat dan

    sulit, tetapi berangsur-angsur mereka berhasil merebut kawasan itu dan

    membangun jaringan kota. Pada tahun 1528, Charles V Raja Spanyol dan Kaisar

    Romawi Suci, melimpahkan hak menempati dan mengembangkan Venezuela

    kepada Perusahaan Bank Welser Jerman. Administrasi Welser melakukan banyak

    hal, tetapi tindakan itu menimbulkan permusuhan rakyat sehingga pada tahun

    1556 Raja Spanyol membatalkan konsesi Welser. Pengendalian Venezuela

    kembali ketangan Spanyol, yang kemudian mengambilalih tugas mengkolonisasi

    Venezuela. Caracas dibangun pada tahun 1567 dan menjadi ibukota pada tahun

    1577.

    Selama masa penjajahan, Venezuela diperintah oleh perwakilan kerajaan

    Spanyol. Para birokrat kerajaan memegang pucuk pemerintahan, sedangkan para

    pastur Spanyol memegang jabatan gereja tertinggi. Golongan Criollos, kulit putih

    kelahiran Amerika, memiliki lahannya dan mengendalikan politik dan agama,

    tetapi hanya pada tingkat lokal.

    Golongan Mestizo ditempatkan pada posisi yang lebih rendah oleh

    golongan minoritas kulit putih. Suku Indian yang hidup di pedalaman benar-benar

    terpisah dari kehidupan sosial dan budaya Eropa, sedangkan golongan Negro

    dipekerjakan sebagai budak di perkebunan pantai Karibia. Karena rasa tidak puas,

    baik dari golongan Kreol yang paling kaya maupun yang amat miskin, terjadilah

    gerakan untuk kemerdekaan. Keinginan untuk memerintah sendiri bertambah kuat

    setelah revolusi di Amerika Serikat pada tahun 1776 dan di Perancis pada tahun

    1789 berhasil. Masa akhir penjajahan akhirnya tiba setelah pada bulan April 1810,

    dengan jatuhnya Spanyol ke tangan Napoleon Bonaparte. Kreol Venezuela

    Universitas Sumatera Utara

  • menyingkirkan gubernur Spanyol di Caracas dari jabatannya dan membentuk

    dewan mengambil alih pemerintahan.

    Kemerdekaan Venezuela diproklamirkan pada tanggal 5 Juli 1811 dengan

    negara yang berbentuk suatu konfederasi. Pernyataan itu meledakkan suatu perang

    dasawarsa antara patriot Kreol melawan kerajaan yang berakhir dengan

    kemenangan yang menentukan bagi patriot di pertempuran Carabobo pada tanggal

    24 Juni 1821. Akhirnya Venezuela melepaskan rantai kolonialisme yang

    mengikatnya atas Spanyol.

    Dua tokoh perlawanan Venezuela adalah putera Caracas, Simon Bolivar

    (negarawan prajurit besar Amerika Selatan) dan Fransisco de Miranda (nenek

    moyang gerakan kemerdekaan). Simon Bolivar adalah pembebas bukan hanya

    bagi negerinya sendiri, tetapi juga bagi Kolumbia, Ekuador, Peru, dan Bolivia.

    Dari Republic Venezuela, Granada Baru, Ekuador, dan yang sekarang menjadi

    Republik Panama, ia menempa republic KolumbiaRaya. namun impiannya

    tentang gabungan yang kuat negara-negara ini tidak terwujud. Berbagai negara itu

    tidak saling sependapat dan pada tahun 1830 Venezuela menarik diri dan tegak

    berdiri sendiri sebagai sebuah republik yang merdeka.

    Ia adalah presiden pertama Bolivia ketika negara tersebut merdeka dari

    penjajahan Spanyol pada tahun 1824. Ia menikah dengan Maria Teresa Rodriguez

    del Toro y Alaysa. Bolivar meninggal karena penyakit demam (fever). Simon

    Bolivar juga dikenal sebagai George Washingtonnya Amerika Latin. Di Spanyol

    dia dikenal sebagai El Libertrador. Ia dilahirkan di Caracas yang sekarang

    menjadi Ibukota Venezuela. Tokoh inilah yang mengilhami gerakan revolusioner

    dibawah Hugo Chavez dalam menjalankan gerakan dan pemerintahannya.

    Universitas Sumatera Utara

  • Dari tahun 1830 hingga akhir abad 19, republik Venezuela mengalami

    krisis besar yang berturut-turut. Negara itu hanya mempunyai sedikit pengalaman

    tentang pemerintahan sendiri, maka tahun-tahun kemerdekaannya dikacaukan

    oleh berbagai perang saudara berdarah, diktator kejam, pameran kekuasaan

    golongan, dan ketidakacuhan terhadap azas politik serta partai politik. Namun,

    kendati terjadi berbagai keributan, Venezuela selamat dan berhasil menegakkan

    dasar organisasi politiknya, untuk menciptakan sebuah pola bagi struktur

    sosialnya, dan untuk meningkatkan ekonominya.

    Abad ke-20 ditandai oleh masa panjang kekusasaan tunggal yang kejam

    dan korup, seperti dicerminkan oleh Kediktatoran Capriano Castro (1899-1908)

    dan Juan Vicente Gomez (1908-1935). Pemerintahan Gomez dilukiskan sebagai

    bentuk kediktatoran yang paling kasar. Ia meninggal pada tahun 1935, setelah 27

    tahun dengan kekuasaan mutlak. Ia membiarkan negeri tanpa politik, lembaga

    perwakilan atau kebebasan masyarakat. Berbagai upaya untuk mendirikan

    pemerintahan demokratis memperoleh hasil cukup baik ketika Romulo Gallegos

    terpilih menjadi presiden pada tahun 1948.

    Sayang, 10 bulan kemudian ia didesak pergi oleh dewan militer. Maka

    militerpun memegang kembali pemerintahan hingga tahun 1952. Kolonel Marcos

    Perez Jimenez mulai memerintah pada akhir tahun 1952 dan mengepalai suatu

    pemerintahan yang juga amat korup. Ia digulingkan pada tahun 1958 dan

    terpilihnya bekas presiden Romulos Betancourt pada tahun itu mengantarkan

    Venezuela ke jaman baru pemerintahan demokrasi yang jujur. Ia merupakan

    presiden pilihan rakyat pertama yang menyelesaikan masa jabatannya.

    Penggantinya, Raul Leoni, yang dipilih pada tahun 1963 waktu itu adalah orang

    Universitas Sumatera Utara

  • pertama yanmg mengambil alih kepresidenan secara damai. Sejak saat itu

    Venezuela mempunyai pergantian pemeintahan secara teratur dan demokratis

    sampai paling akhir pada tahun 1984 ketika Jaime Lusinchu dilantik sebagai

    sebagai presiden.

    B. Revolusi Bolivarian

    Revolusi adalah sebuah bentuk klimaks dari proses evolusi serangkaian

    peristiwa pergolakan yang terjadi. Proses panjang revolusi melalui tahapan-

    tahapan yang didalamnya terdapat keberanian, sikap tegas dan tindakan strategis

    dan taktis dalam menghancurkan tembok tirani kekuasaan yang kokoh. Melawan

    arogansi dan represifitas penguasa yang mengakibatkan banyaknya timbul korban

    jiwa dan harta demi sebuah perubahan. Dan sejarah adalah akumulasi dari

    kejadian-kejadian yang dibuat oleh manusia.

    Pola historisitas tersebut juga dialami oleh Venezuela. Setelah mengalami

    fase perang saudara yang panjang, proses penggulingan pemerintahan melalui

    kudeta-kudeta hingga kepemimpinan yang berkiblat pada Neo-liberalisme.

    Menjalankan resep-resep busuk Neoliberalisme yang mengakibatkan hancurnya

    stabilisasi perekonomian di negara tersebut. Pengeksploitasian dan penghisapan

    yang dilakukan oleh Kapitalisme yang dimotori oleh Amerika Serikat yang sangat

    berlebihan menyebabkan rakyat semakin tertindas.

    Hampir semua negara di belahan bumi selatan Amerika mengalami nasib

    serupa, sebagai bagian dari konsekwensi logis penerapan imperialisme yang

    dilakukan dengan cara-cara baru, melalui berbagai macam propaganda mengenai

    mitos pasar bebas. Setidaknya, ada tiga komponen utama Neoliberalisme.

    Pertama, menaikkan peran pasar (melebihi peran pemerintah) dalam pengelolaan

    Universitas Sumatera Utara

  • ekonomi dan mediasi arus barang dan modal (melalui penghapusan bantuan dan

    patokan harga, perdagangan bebas, nilai tukar yang ditentukan pasar, dll). Kedua,

    meningkatkan peran dan lingkup serta hak milik sektor swasta (melalui

    swastanisasi, deregulasi, dll). Ketiga, menggembar-gemborkan ide kebijakan

    ekonomi yang kuat melalui anggaran berimbang, fleksibilitas pasar tenaga kerja,

    inflasi rendah, dll. 15

    Dalam ranah politik, Neoliberalisme memiliki mitos akan memajukan

    demokrasi, pemerintahan yang baik, kebijakan ekonomi yang kuat di negara-

    negara berkembang dengan berbagai cara. Pertama, kebebasan ekonomi yang

    berkaitan dengan ekonomi pasar akan meruntuhkan otokrasi dan kleptokrasi.

    Kedua, investor internasional umumnya menghindari negara korup atau

    pemerintahan otokrasi. Ketiga, Neoliberalisme menggabungkan pemerintah dan

    swasta dalam komunitas global, sehingga mendorong penggabungan norma-

    norma manajemen kebijakan dengan praktik bisnis.16

    Ternyata mitos ini juga terbantahkan, bahkan Neoliberalisme meruntuhkan

    beberapa aspek penting, seperti akuntabilitas, pluralisme, dan otonomi negara.

    Pertama, sistem pasar cocok dengan berbagai macam struktur politik, mulai dari

    pemerintahan represif hingga demokratis. Kedua, Neoliberalisme global

    mengancam demokrasi dengan menganugrahi para investor dan perusahaan dunia

    hak veto atas pilihan kebijakan domestik yang mereka tentang. Aspek

    fundamental pemerintahan demokratis adalah hak berpartisipasi dalam

    pengambilan keputusan terhadap mereka yang dipengaruhi oleh kebijakan.

    Namun, dibawah payung neoliberal, pemilik faktor produksi berskala 15Ha-Joon Chang & Ilene Grabel, Membongkar Mitos Neolib : Upaya Merebut Kembali Makna Pembangunan, Yogyakarta, Insist Press, 2008, Hal 12 16Opcit, Hal 13

    Universitas Sumatera Utara

  • internasional (khususnya investor besar dan kaum borjuis) memiliki hak veto

    yang kian besar atas wilayah politik dan legislative. Ketiga, Neoliberalisme

    memperburuk kesenjangan dalam negeri dan antar bangsa. Neoliberalisme telah

    menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dan menciptakan

    ketidaksetaraan internasional. hal ini disebabkan arus modal swasta cenderung

    terkonsentrasi di negara-negara yang telah memiliki siklus pertumbuhan,

    investasi, dan produktivitas yang baik, dalam hal ini negara-negara maju.17

    Bahkan, pengalaman sejarah membuktikan bahwa pasar bebas yang

    terbentuk di Amerika Latin secara sangat baik sebagai reaksi terhadap

    keberhasilan reformasi sosial dan dibangun diatas landasan intervensi politik

    dengan kekerasan.18 Washington bersama-sama dengan militer Amerika Latin

    menggulingkan pemerintah-pemerintah yang dipilih secara demokratis, Chile,

    Argentina, Brasil dan Uruguay. Diktator-diktator baru yang didukung lembaga-

    lembaga keuangan internasional, kemudian membongkar rintangan-rintangan

    sosial dan proteksionis, mendenasionalisasikan sektor-sektor industri dan

    perbankan, serta memprivatisasi sektor-sektor publik.19

    Upaya penggulingan dan kudeta terhadap pemerintahan demokratis Chavez

    juga pernah dilakukan pada bulan April 2002. Militer yang dipimpin oleh

    Panglima Angkatan Darat Jenderal Efrain Vasquez dan Kepala Kamar Dagang

    Industri Venezuela Pedrio Carmona Estranga menuntut Chavez mundur,

    menangkap dan membawanya ke markas Angakatan Darat di Fort Tiuna lalu

    dipindahkan ke suatu pulau di lepas pantai Venezuela. Membubarkan parlemen,

    17Opcit, Ha-Joon Chang & Ilene Grabel, Hal 2018James Petras & Henry Veltmeyer, Imperialisme Abad 21, Yogyakarta, Kreasi Wacana, 2002, Hal 139 19Ibid

    Universitas Sumatera Utara

  • mahkamah agung , komisi pemilihan umum, serta semua pemerintah negara dan

    provinsi.20 Keterlibatan Washington sangat jelas terlihat ketika ada klaim bahwa

    dua orang perwira angkatan laut AS terlihta bersama-sama para pemimpin kudeta

    di Fort Tiuna pada malam tanggal 11-12 April. Disertai dengan keterlibatan

    Media Asing seperti Associated Press, kantor berita yang memasok 90% berita

    tentang Venezuela, ternyata berpihak tanpa syarat pada kelas borjuasi yang sedang

    berjuang untuk menggulingkan Chavez.21 Pada Agustus 2006, Washington juga

    mengucurkan dana puluhan juta dolar AS kepada pihak oposisi dengan tujuan

    mewujudkan program pro-demokrasi.22 Dana ini disalurkan melalui Lembaga

    United States Agency for International Development (USAID). Sekitar 26 juta

    dolar AS mengalir ke berbagai kelompok dalam negeri yang memusuhi Chavez.

    Sehingga sangat meyakinkan bahwa semua dana yang disalurkan Washington

    tidak lebih dari upaya penggantian pemerintahan Chavez, dan tak ada keraguan,

    pemerintah AS menjadikan misi kemanusiaan yang terhormat sekedar topeng

    belaka bagi niat jahatnya.23

    Hal inilah yang menjadi bukti bahwa mitos yang selama ini digulirkan oleh

    Rezim Neo-Liberal dalam menumbuhkembangkan iklim demokrasi pada negara-

    negara berkembang hanyalah kedok dan kebohongan yang sangat jelas terlihat.

    Sebagaimana sengitnya intervensi dan usaha-usaha penggulingan yang dilakukan

    oleh Amerika Serikat terhadap Chavez sebagai seorang pemimpin yang

    demokratis dan dipilih secara demokratis pula.

    20Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 88 21Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 9522Mohammad Shoelhi, Diambang Keruntuhan Amerika, Jakarta, Grafindo Khazanah Ilmu, Hal 143 23Opcit, Mohammad Shoelhi, Hal 145

    Universitas Sumatera Utara

  • Gerakan revolusioner Venezuela dipicu oleh kebijakan rezim Neo-liberal

    Presiden Carlos Andres Perez pada tahun 1989 yang menjalin kerjasama dengan

    International Monetary Fund (IMF). Kerjasama itu dilakukan dengan dalih

    memajukan perekonomian Venezuela yang tidak stabil akibat korupsi dan

    birokratisasi. Sejak itu reformasi ekonomi neoliberal mulai dijalankan. Semua

    sektor-sektor perekonomian yang tadinya dikendalikan oleh negara mulai

    diserahkan kepada swasta. Instabilitas dalam negeri semakin melonjak di segala

    bidang. Harga-harga naik tak terkendali, sistem kerja kontrak mulai diterapkan,

    perusahaan-perusahaan asing dibebaskan untuk membawa 100% keuntungan

    mereka ke negara asalnya, pengangguran mencapai 14%, inflasi mencapai 80,7%,

    dan lebih dari 80% massa rakyat Venezuela hidup dalam kemiskinan.24

    Rakyat yang semakin sadar dengan kondisi ketertindasan mereka,

    meluapkan amarah, menjadi sebuah energi besar yang meledak dalam bentuk

    kerusuhan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Venezuela. Presiden Carlos

    Andres Perez menyikapi kerusuhan tersebut dengan memerintahkan polisi dan

    tentara untuk menembaki rakyat dengan peluru tajam. Hingga korban yang

    berjatuhan diprediksi mencapai 3.000 jiwa. Pemantik kerusuhan tersebut adalah

    kebijakan pemerintah Carlos Andres Perez yang menaikkan tarif bus 30% dan

    harga BBM sebesar 100%. Peristiwa ini dikenal dengan Kerusuhan Caracazo (El

    Caracazo). Ini adalah bab gelap dalam sejarah Venezuela dan menjadi cikal bakal

    dari Revolusi Bolivarian.

    Peristiwa Caracazo ternyata membawa dampak terhadap kesatuan di dalam

    angkatan bersenjata. Para tentara yang diperintahkan untuk menembaki rakyat

    24http://www.militanindonesia.org/teori/sejarah/8086-gerak-menuju-sosialisme.html, diakses pada tanggal 10-05-2011, pukul 00:32

    Universitas Sumatera Utara

  • jelata mulai mempertanyakan pemerintahan mereka, dan para tentara pun terbelah

    dua. Sekelompok perwira junior yang berpangkat Kapten kemudian membentuk

    Pergerakan Revolusioner Bolivarian 200, atau MBR-200. Kelompok ini terdiri

    dari Felipe Acosta Carlos, Jesus Urdaneta Hernandez, Rafael Baduel dan Hugo

    Chavez Frias. Mereka berkomitmen membentuk gerakan revolusioner untuk

    membebaskan Venezuela dari belenggu penindasan.

    Gerakan MBR-200 dimulai dalam bentuk kelompok diskusi, serta

    pengorganisiran tentara-tentara generasi yang baru lahir yang kebanyakan berasal

    dari kaum tani dan kelas pekerja miskin. Sejak transformasi tahun 1971, mereka

    tidak lagi mengenyam pendidikan di Fort Benning AS, melainkan di Akademi

    Militer Nasional Caracas. Karena itu ada ikatan organik antara tentara dan kaum

    tani miskin, berbeda jika mereka berkiblat pada militer Amerika Serikat seperti

    militer Indonesia. Hingga terlahirlah kekuatan militer organik yang berinisitaif

    untuk melakukan kudeta dan perebutan kekuatan dari rezim Neo-liberal.25

    Kudetapun dilakukan oleh Chavez dan kawan-kawan pada tanggal 4

    Februari 1992. Namun, pemberontakan tersebut masih bisa digagalkan dan

    Chavez pun menyerah dengan syarat mendapat kesempatan berpidato di depan

    televisi nasional. Dengan baret merah, Chavez menyatakan tanggungjawabnya

    atas kudeta tersebut, sebelum dipenjara selama dua tahun.26 Saat Chavez dipenjara

    gerakan rakyat menolak neoliberalisme semakin menguat. Meski, berada dalam

    penjara, Chavez tetap membangun kontak dengan kalangan pergerakan.

    Menjelang pemilu tahun 1993 di Venezuela, para politisi menggunakan isu-

    isu populis untuk meraih dukungan rakyat. Bahkan kudeta militer yang terjadi di

    25Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 5926Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 85

    Universitas Sumatera Utara

  • tahun 1992 menjadi isu yang diangkat ke permukaan untuk mendongkrak

    perolehan suara. Pemilu 1993 mengantarkan Rafael Caldera meraih kursi

    kepresidenan. Ia mendapat dukungan dari partai-partai kiri, sosial demokrat dan

    kelompok sayap kanan-tengah. Dan tahun 1994, Caldera membebaskan mereka

    yang terlibat dalam percobaan kudeta tahun 1992, termasuk Hugo Chavez.

    Caldera diwarisi pemerintahan yang bobrok dari masa kepemimpinan

    sebelumnya. Kondisi perekonomian Venezuela semakin tidak stabil akibat krisis

    di tahun 1994 yang membuat gejolak pada rakyat. Krisis kapitalisme di Venezuela

    semakin dalam dan memaksa Bank Sentral Venezuela menyelamatkan sedikitnya

    14 bank yang bangkrut. Di sisi lain, pemasukan keuangan pemerintah semakin

    menurun drastis karena harga minyak yang terjun bebas. Walau pemilu telah

    menghasilkan kepemimpinan baru, namun rezim belum berubah. Caldera, beserta

    kelompok-kelompok kiri yang mendukung pemerintahannya, tidak memiliki

    alternatif untuk membebaskan massa rakyat dari krisis. Untuk menutupi defisit

    yang dialami, maka pemerintahan Venezuela, di bawah kepemimpinan Rafael

    Caldera melanjutkan kebijakan-kebijakan seperti yang diarahkan oleh IMF.

    Perusahaan-perusahaan milik negara diprivatisasi dalam jumlah yang lebih besar,

    salah satunya yaitu perusahaan besi dan baja SIDOR (Orinoco Steel).

    Sejak dibebaskan dari tahanan, Chavez bersama MBR-200 mulai bergerak

    ke pelosok-pelosok negeri untuk menghimpun kekuatan rakyat dengan

    membentuk komite-komite Bolivarian dan menyerukan pembentukan Majelis

    Konstituante. Bersama gerakannya, Chavez melakukan program-program yang

    tersusun secara sistematis untuk mengetahui harapan dan keinginan rakyat, serta

    melakukan kerja-kerja nyata untuk mengubah kondisi massa rakyat. Pada pemilu

    Universitas Sumatera Utara

  • tahun 1998, Chavez berhasil memenangkan pemilihan presiden dengan perolehan

    suara sebesar 59 %. Sedangkan dua partai kanan lainnya hanya kebagian 9% suara

    setelah selama 40 tahun meraih sekitar 90% suara saat menghadapi Partai

    Republik Kelima Chavez.

    Revolusi yang pertama sekali dilakukan oleh Chavez adalah perubahan

    konstitusi yang berpihak kepada rakyat. Dengan melibatkan patisipasi seluruh

    rakyat melalui mekanisme pemilu dalam menentukan persetujuan rakyat terhadap

    konstitusi hasil perubahan tersebut. Chavez sangat memahami bahwa setiap

    revolusi membutuhkan konstitusi sebagai upaya mengatur dasar-dasar

    pengelolaan negara dan bagaimana ia harus dijaga dengan kekuatan aktif dari

    bawah. Konstitusi baru, merupakan jembatan dari tatanan kekuasaan lama menuju

    revolusi Bolivarian.

    C. Letak Geographis dan Geopolitik Venezuela

    Venezuela adalah negara republik bekas jajahan Spanyol yang terletak di

    pantai utara Amerika Selatan sepanajang Laut Karibia. Negara ini berbatasan

    dengan Kolombia di Barat, Guyana di Timur, dan Brazil di Selatan. Luas Wilayah

    Venezuela sekitar 912.050 kilometer persegi dengan Ibukota Caracas. Sebuah

    kota terbesar dan termodern di Venezuela. Nama Venezuela diberikan oleh

    penjelajah Spanyol yang pertama kali mencapai benua Amerika Selatan. Saat itu

    mereka menemukan perkampungan Indian berdiri diatas danau, yang

    mengingatkan mereka pada perkampungan yang berdiri diatas sungai di Venezia

    di Italia. Venezuela dalam bahasa Spanyol yang berarti Venezia Kecil.

    Keadaan alam Venezuela terletak diujung barat laut Amerika Selatan,

    dengan panjang garis pantai 2.800 kilometer. Deretan pegunungan memanjang

    Universitas Sumatera Utara

  • dibagian utara dan selatan, sementara dibagian tengah berupa dataran rendah. Pola

    pegunungan ini membagi Venezuela menjadi empat daerah, yaitu : Lembah

    Maracaibo, Dataran Tinggi Andean, daerah Lianos, dan Dataran Tinggi Guiana.

    Lembah Maracaibo terletak di bagian barat laut, disini terdapat danau Maracaibo

    yang luasnya 3.512 kilometer persegi dan merupakan danau terbesar di Amerika

    Selatan. Di daerah ini juga terdapat lading minyak terbesar di Amerika Selatan.

    Dataran Tinggi Andean yang terbentang dari barat daya lembah Maracaibo, terdiri

    atas Pegunungan Merida, Dataran Tinggi Tengah dan Dataran Tinggi Timur Laut

    dengan puncak yang tertinggi adalah Puncak Pico Bolivar.

    D. Gerakan Kiri Baru

    Sejak tahun 1930-an sampai pertengahan 1970-an, imperialisme Amerika

    Serikat di Amerika Latin senantiasa ditantang oleh rezim-rezim gerakan-gerakan

    nasionalis, populis, dan sosialis demokratik.27 Secara umum, tantangan-tantangan

    ini bersifat reformis daripada revolusioner, dimana mereka mempertanyakan

    elemen-elemen proyek imperialis, dan bukannya sistem secara keseluruhan.

    Gerakan perlawanan terhadap neoliberalisme di kawasan Amerika Latin

    bukan tanpa sebab. Akar sejarah ekonomi-politik negara-negara Amerika Latin

    yang mengalami ketergantungan terhadap penetrasi kekuatan kapitalisme global,

    sesungguhnya tidak berbeda jauh dengan kondisi negara dunia ketiga lainnya.

    Proses globalisasi yang di back-up proyek neoliberalisme (Washington

    Consensus) ternyata justru melahirkan berbagai persoalan sosial-politik dan

    27Opcit, James Petras & Henry Veltmeyer, Hal 137

    Universitas Sumatera Utara

  • ekonomi yang semakin parah di Amerika Latin. Menjadikan masyarakat di benua

    itu semakin miskin, terutama kelompok indegeneous-nya.

    Kemudian, Amerika Serikat sejak berakhirnya perang dingin, tidak terlalu

    menaruh perhatian kepada wilayah Amerika Latin lagi, meski untuk waktu yang

    sangat lama wilayah ini disebut sebagai backyard (halaman belakang) Amerika

    Serikat. Sekarang ini, Amerika Serikat lebih berkonsentrasi di Timur Tengah,

    sehingga perhatiannya terhadap gerakan-gerakan sosialis dan komunis di Amerika

    Latin semakin ditinggalkan.

    Ambruknya Uni Soviet dan Eropa Timur serta berakhirnya Perang Dingin,

    bukan berarti mengakhiri sebab-sebab kelahiran ideologi dan program kiri di

    Amerika Latin. Justru membantu kiri Amerika Latin mengubah stigma

    geographis yang ada sebelumnya. Pemerintahan kiri atau kiri-tengah di

    Amerika Latin tidak lagi harus memilih antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

    Tidak ada lagi labelling negara mana yang menjadi satelit dari negara komunis

    ataupun kapitalis. Ide-ide kiri di Amerika Latin ini juga semakin relevan dengan

    kondisi ketidakmerataan, kemiskinan, konsentrasi kekuasaan, keadilan, disparitas

    sosial yang semakin akut di wilayah Amerika Latin.28

    Perubahan ke arah kiri yang banyak dianut di Amerika Latin sering

    disebut sebagai radically democracitizing democracy (mendemokratiskan

    demokrasi), mereka membangun kekuatan politik dan merebut kekuasaan politik

    melalui politik electoral. Oleh karena itu, mereka tidak menolak demokrasi, tetapi

    demokrasi prosedural tidaklah cukup sehingga harus didemokratiskan. Inilah yang

    28Jurnal Sosial Demokrasi, Vol 4 No 1, Oktober-Desember 2008, Hal 14

    Universitas Sumatera Utara

  • disebut dengan demokrasi substansial yang melibatkan masyarakat, dan untuk

    kepentingan publik ditujukan demokrasi tersebut.

    Munculnya para pemimpin kiri Amerika Latin sejak tahun 1990-an pada

    umumnya memiliki karakter sosialis ataupun populis. Namun demikian, tentu

    saja kiri dewasa ini di Amerika Latin berbeda dengan kiri masa lalu.

    Meskipun tujuan dan prioritasnya sama, tapi cara mencapainya mengalami

    perkembangan dalam konteks globalisasi.

    Jika harus lebih mengartikan apa yang disebut sebagai kiri Amerika Latin,

    maka bisa diartikan sebagai upaya pemimpin, partai dan gerakan sosial dalam

    mengatasi masalah kemiskinan dan ketidakadilan sosial melalui berbagai cara atau

    manifestasi, baik dengan mobilisasi akar rumput dari bawah (bottom-up),

    inisiatif kebijakan dari atas (top-down) yang dilakukan para pemimpn kharismatik

    atau populis, maupun cara legislasi oleh partai politik yang berkuasa di

    parlemen.29

    Ada 3 elemen utama dari kiri Amerika Latin yang bisa kita catat, yakni ;

    Pertama, Adanya komitmen yang kuat, baik secara ideologis maupun politis,

    dalam upaya untuk mempromosikan egalitarian. Kedua, adanya keinginan untuk

    menjadikan negara sebagai kekuatan penyeimbang pasar. Ketiga, penekanan

    pada partisipasi rakyat (popular participation).

    Secara sederhana, perjalanan kiri baru di Amerika Latin bisa dibagi

    menjadi dua bagian besar. Yakni ; Pertama, open minded reformis. Mereka

    bercirikan terbuka dan berakar dari partai komunis yang dulu sangat

    berorientasi pada Uni Soviet, dan lebih banyak memilih gerakan bersenjata.

    29Jurnal Sosial Demokrasi, Vol 4 No 1, Oktober-Desember 2008, Hal 12

    Universitas Sumatera Utara

  • Ambruknya Uni Soviet menyadarkan mereka bahwa cara-cara bersenjata

    sebagaimana mereka lakukan selama ini tidak dapat dilakukan lagi. Oleh karena

    itu, mereka masuk kedalam demokrasi elektoral. Uruguay, Brazil dan Chile adalah

    negara-negara yang termasuk dalam kategori ini. Mereka menaruh perhatian pada

    masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial, tapi saat bersamaan mereka sangat

    fleksibel terhadap soal-soal ekonomi karena pada dasarnya mereka tidak menolak

    pasar. Mereka umumnya menekankan pada kebijakan sosial, meski disaat

    bersamaan mereka sepakat dengan hampir semua kebijakan ekonomi ortodoks.

    Kedua, close minded populis. Trend ini memiliki ciri tertutup dan berkembang

    di Venezuela, Bolivia, Argentina, Paraguay, Nikaragua dan Kuba. Bersifat

    nasionalis, vocal dan secara historis akarnya berasal dari tradisi populisme

    Amerika Latin. Karakternya yang otoritarian dan hirau pada kekuasaan, pada

    umumnya sangat peduli pada rakyat miskin. Membangun struktur korporatis

    dalam memformulasikan relasi antara negara dan masyarakat, serta memiliki

    kecendrungan gandrung dengan proyek nasionalisasi perusahaan besar dan

    multinasional. Menurut Jorge Castaneda, kedua jalan ini merupakan serangan

    balik kiri terhadap neoliberalisme (the defensive strategy on the left).30

    Di Venezuela tidak ada organisasi revolusioner seperti yang terdapat di

    negara-negara lain di kawasan Amerika Latin. Paling jauh, yang ada adalah

    gerakan pemberontakan seperti yang terjadi pada tahun 1989. Di Venezuela juga

    tidak ada gerakan sosial yang besar dan terorganisir layaknya Gerakan Petani

    Pedesaan Tak Bertanah di Brasil atau Gerakan Buruh Pengangguran Perkotaan

    di Argentina. Di Venezuela juga tidak ada partai kiri yang besar seperti Partai

    30Ibit

    Universitas Sumatera Utara

  • Buruh Brasil, atau gerakan gerilya yang kuat seperti FARC di Columbia. Satu-

    satunya partai kiri yang ada, Democratic Action, yang menjadi anggota

    Socialist International, pada akhirnya juga mengalami kebangkrutan. Gerakan

    sosial di Venezuela relatif kecil dan terpecah-pecah ke dalam berbagai kepentinga

    politik dan ekonomi. Seluruh organisasi yang ada baik di tingkat partai maupun

    serikat buruh berlomba-lomba memperebutkan akses terhadap penguasaan

    minyak. Dengan kondisi gerakan seperti itu tak aneh jika perlawanan rakyat

    terhadap kekuasaan oligarki Venezuela selalu menemui kegagalan. Hal

    kebangkrutan Partai Democratica Action disebabkan karena partai yang ada di

    Venezuela ini masuk dalam kategori kanan.31 Apalagi semenjak peristiwa

    caracazo tahun 1989, melibatkan Presiden Carlos Andres Perez yang berasal dari

    Partai Democratica Action. Disaat Perez dipilih lagi tahun 1989, kekecewaan

    pada rakyat meninggi, karena Ia menempuh paket atau program yang disponsori

    oleh IMF. Privatisasi industry milik negara, penghilangan subsidi-subsidi,

    devaluasi mata uang dipaksakan ke public, dan semuanya mendapatkan protes

    dalam bentuk pemogokan buruh-buruh, aksi-aksi mahasiswa, dan bahkan

    kerusuhan yang bernuansa kekerasan.32

    Kelompok yang berpotensi besar untuk secara serius mengancam kekuasaan

    oligarki yang hegemonik itu adalah militer. Terlebih di dalam tubuh institusi ini

    mulai berkembang nilai-nilai baru yang diinspirasikan oleh gerakan yang

    dilakukan oleh Simn Bolvar. Dalam tubuh institusi bersenjata yang ingin

    menanggalkan peran tradisionalnya sebagai tukang gebuk oligarki tersebut,

    seorang Hugo Chvez muncul ke permukaan. Dinamika perkembangan ke arah 31Opcit, Jurnal Sosdem, Hal 1732Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 80

    Universitas Sumatera Utara

  • kiri secara radikal di Venezuela dilakukan oleh Chavez dan kawan-kawan yang

    tergabung dalam Lingkar Bolivarian. Meski seorang tokoh militer, pada saat

    terjadi gejolak perlawanan rakyat, Chavez justru memberanikan tampil dan

    bergerak untuk mendukung massa rakyat yang melawan pemerintahanyang

    menjadi sumber dari gejolak. Chavez tidak mencari kambing hitam. Ia hadir

    dengan mencari sumber persoalan yang ada, yaitu pemerintah yang menerapkan

    kebijakan neoliberalisme yang anti rakyat. 33

    Gerakan revolusi Chavez di Venezuela bukanlah gerakan reformis dari

    kondisi sebelumnya. Gerakan Revolusi Bolivarian yang dituangkannya dalam

    bentuk kebijakan politik dilandaskan pada upaya untuk mengembalikan hak-hak

    politik, ekonomi, dan kebudayaan pada rakyat. Yang utama adalah bagaimana

    asset-aset dan sumber daya ekonomi dapat direbut dari tangan pemodal yang

    digunakan untuk menumpuk keuntungannya sendiri, dan kemudian dikuasai oleh

    negara untuk membiayai program-program sosial dan public terutama masalah

    kesehatan, perumahan,pendidikan, dan pelayanan-pelayanan public lainnya.

    Melibatkan partisipasi rakyat (popular participation) dalam pembentukan

    konstitusi, dan mensosialisasikannya secara progressif. Dimana-mana perdebatan

    tentang konstitusi selalu berlangsung dan membawa buku saku konstitusi di

    katongnya. Bahkan, pasal-pasal dalam konstitusi di Venezuela dijadikan bungkus

    kacang, permen, ataupun coklat agar ketika orang membeli coklat, permen ditoko-

    toko milik negara atau koperasi, mereka membaca pasal yang mengenai hak

    mereka.34 Hal ini sangat tepat sekali ketika Chavez mengatakan, bila kita hendak

    33Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 8434Opcit, Jurnal Sosdem, Hal 18

    Universitas Sumatera Utara

  • mengentaskan kemiskinan, kita harus berikan kekuasaan, pengetahuan, kredit,

    teknologi, dan organisasi pada si miskin.

    Dalam kampanye menjelang pemilu, Chavez berjanji akan terus

    meningkatkan upayanya dalam menjadikan Venezuela sebagai bangsa yang lebih

    makmur dan egaliter. Bahkan, Chavez mempertegas gerakan kirinya bukanlah

    bersifat reformis, akan tetapi revolusioner sosialisme. Chavez berpesan kepada

    lawan-lawan politiknya, bahwa paham sosialisme tidak sepatutnya ditakuti,

    karena paham tersebut mengandung nilai-nilai kemanusiaan. Kita telah

    menunjukkan Venezuela berwarna merah, Tidak ada yang perlu takut dengan

    merahnya sosialisme. Sosialisme adalah manusia dan cinta. sedangkan,

    imperialism harus jatuh. Amerika Serikat harus runtuh karena kita butuh dunia

    baru. Chavez juga menyatakan bahwa kemenangannya, merupakan kekalahan

    lain bagi setan yang selama ini mencoba mendominasi dunia.35

    Revolusi Bolivarian Chavez adalah sebuah bentuk gerakan kiri populis

    progressif yang sangat menentang segala bentuk imperialism dan globalisasi

    kapitalisme yang dimotori oleh Neoliberalisme-nya Washington. Revolusi yang

    dilakukan secara radikal, mampu mengubah tatanan dunia lama yang penuh

    dengan intrik kekuasaan, ototritarianisme, dan perampasan hak-hak politik dan

    ekonomi Rakyat Venezuela, menjadi tatanan dunia baru yang demokratis

    substansial dan penuh dengan surga kesejahteraan bagi rakyat Venezuela.

    E. Konfigurasi Kekuatan Di Venezuela

    Imperialisme di Amerika Latin memiliki akar yang panjang dan mendalam

    hingga tahun 1980-an sampai 1990-an. Setidaknya, perkembangan kapitalisme di

    35Opcit, Mohammad Shoelhi, Hal 134

    Universitas Sumatera Utara

  • Amerika latin telah mencapai dua decade abad ke-20 di benua tersebut. Di tengah

    konsensus intelektual yang telah membentuk konsep globalisasi, imperialisme di

    Amerika Latin merupakan bagian dari proses-proses kerja kapitalisme Euro-

    Amerika.

    Dalam hal konfigurasi kekuatan, ada beberapa isu penting yang menyangkut

    konfigurasi kekuatan politik kapitalis di Amerika Latin pada awal abad ke-21.

    Pertama, Semakin kuatnya bukti akan hegemoni Amerika Serikat terhadap proses

    akumulasi modal global. Sepanjang tahun 1990-an, modal Amerika Serikat dan

    imperialisnya berhasil menaikkan posisi dan bobotnya dalam ekonomi global,

    yang benar-benar terlibat dalam hiruk-pikuk merger dan akuisisi perusahaan-

    perusahaan terkemuka di sektor-sektor strategis. Pada tahun 1998, 244 dari

    perusahaan terbesar dimiliki oleh Amerika serikat (naik dari 222 pada tahun

    sebelumnya) dan 61 dari 100 perusahaan terbesar. Di Amerika Latin, sepuluh dari

    dua puluh perusahaan terbesar dimiliki oleh Amerika Serikat. Hegemoni yang

    baru tumbuh dan kekuasaan ekonomi yang semakin besar, serta kemerosotan

    model Eropa dan khususnya Jepang yang masih berkaitan, disejajarkan oleh

    serangkaian gerak strategis untuk memantapkan control atas lembaga-lembaga

    keuangan global, pemerintahan serta kekuasaan militer.

    Kedua, kekayaan dan kekuasaan Wall Street dan Washington di Amerika

    Latin yang tidak seimbang ini merupakan sebuah fenomena yang relatif baru,

    yang muncul setelah beberapa dekade kebijakan-kebijakan nasionalis dan populis

    yang yang membatasi kedalaman dan cakupan imperialisme Amerika Serikat dan

    memblokir hegemoninya. Hak-hak sosialnya dan diabaikannya undang-undang

    perburuhan yang melindungi mereka.

    Universitas Sumatera Utara

  • Ketiga, Meskipun beragam upaya untuk mengaktifkan kembali ekonomi-

    ekonomi nasional di wilayah ini, namun ekonomi-ekonomi tersebut telah dijepit

    oleh sebuah kecendrungan menuju krisis-krisis yang semakin parah. Krisis-krisis

    ini berupa perampasan sumber-sumber ekonomi dengan jumlah yang mengejutkan

    dan pembelian besar-besaran oleh investor-investor di Amerika Serikat yang

    diatur oleh negara imperial Amerika Serikat dan agen-agen dalam komunitas

    keuangan internasional.

    Keempat, ketika kemiskinan dan ketidakadilan sosial dalam hal distribusi

    sumber-sumber produksi dan pendapatan melekat pada struktur sosial dan

    ekonomi yang sangat berurat akar, pengaruh imperialisme Amerika Serikat di

    kawasan Amerika Latin telah mengarah pada kemunduran capaian-capaian

    terbatas yang dihasilkan oleh kelas buruh dan menengah, dan juga pada regresi

    standar hidup yang serius.

    Kelima, Transisi kapitalis dari ekonomi agriculture desa ke ekonomi

    industry urban telah mengarah pada pembagian sosial yang baru dan fundamental

    dalam masyarakat Amerika Latin. Di satu sisi, ada kaum borjuis yang didominasi

    oleh kaum milyarder super kaya yang bersangkut paut dengan lintasan modal

    global dan sekelompok kecil perusahaan multi nasional yang berorientasi ekspor.

    Disisi lain, ada masa pekerja yang miskin, dieksploitasi dan dimarjinalkan dengan

    jumlah yang semakin bertambah. Mereka bekerja disektor-sektor ekonomi urban

    informal yang terus berkembang, Dan langkah-langkah perburuhan keuntungan

    oleh kelas yang dominan dianggap sebagai prilaku agen-agen ekonomi baru yang

    berorientasi social dan secara subjektif dinilai penting, atau, dalam pengertian

    Universitas Sumatera Utara

  • postmodern, dianggap sebagai aksi-aksi beragam individu yang mencari identitas

    social.

    Dengan mengabaikan struktur kerja dan kondisi-kondisi material sistem

    kapitalis, kelas-kelas pun lenyap. Bahkan kelas kapitalis yang dominan secara

    ekonomi dan politik, yakni dasar dari system sosial imperialis, digantikan dengan

    banyaknya aktor sosial dan individu, yang masing-masingnya berusaha keras

    untuk mendefinisikan dan memposisikan diri dalam konteks tatanan ekonomi

    global baru dan kondisi-kondisinya yang heterogen, yang dianggap dan

    diperlakukan secara subjektif daripada objektif.

    Keenam, sebuah bahasa politik dan wacana teoritis baru telah disusun untuk

    mengaburkan alur berpikir imperialisme di Amerika Latin dan tempat-tempat

    lainnya. Bank-bank dan perusahaan-perusahaan mutinasional/yang sedang

    mengambil alih perusahaan perusahaan yang produktif, asset-aset yang

    menguntungkan, pasar-pasar yang mendominasi dan keuntungan-keuntungan

    melimpah diatas kebijakan tenaga buruh yang murah, tidak lagi dipahami sebagai

    agen-agen dari sistem imperialis, tetapi mereka kini dipandang sebagai fasilitator

    globalisasi, integrasi dan interdependensi ekonomi dunia yang semakin

    berkembang.36

    Transfer pendapatan dari buruh ke modal dan rekonsentrasi modal dilihat

    sebagai mekanisme-mekanisme penyesuaian internal terhadap syarat-syarat

    ekonomi global. Pembelian dan pengambil alihan asset-aset publik dan negara

    dinamakan Privatisasi. Penghapusan dan pembatasan investasi asing, liberalisasi

    pasar, dan deregulasi perusahaan-perusahaan swasta / semua kebijakan yang

    36James Petras dan Henry Veltmeyer , Opcit,134135

    Universitas Sumatera Utara

  • dirancang untuk meningkatkan jumlah keuntungan dari modal yang diinvestasikan

    dipandang sebagai bentuk-bentuk penyesuaian struktural. Preskripsi imperial

    kebijakan-kebijakan makro-ekonomi ini digambarkan sebagai stabilisasi.

    Pemaksaan struktur-struktur ekonomi yang dirancang untuk menarik modal asing,

    pembelian oleh investor dan tingkat control yang makin ketat atas militer dan

    polisi dengan dalih kampanye anti narkotika disebut dengan kebijakan-kabijakan

    pasar bebas atau pasar yang ramah. Akomodasi yang dilakukan oleh

    organisasi organisasi masyarakat sector ketiga atas kepentingan-kepentingan

    dan kebijakan-kebijakan negara imperial dideskripsikan sebagai pemerintahan

    yang baik atau penguatan masyarakat sipil, sebuah faktor kritis dalam proses

    pembangunan ekonomi.

    Begitu kuatnya hegemoni Amerika Serikat dan negara imperialismenya di

    Amerika Latin, sehingga hampir semua negara di benua tersebut melakukan

    agenda dan program-program kapitalisme semenjak bebas dari kolonialisme abad

    19 hingga penghujung akhir abad 20 dengan resep Globalisasi Neoliberalnya.

    Venezuela sebagai Taman Eden adalah negara yang dipenuhi dengan berbagai

    aneka konflik tersebut.

    Di Venezuela bisa diuraikan bahwa konfigurasi kekuatan imperialisme juga

    menyentuh akar fundamental dari sumber perekonomian rakyat Venezuela yaitu

    Minyak. Minyak adalah faktor tunggal terpenting yang menjelaskan penciptaan

    kondisi-kondisi struktural bagi kehancuran otoriterisme militer dan

    keberlangsungan suatu sistem yang demokratis. Perusahan-perusahaan

    mulitinasional dan Transnasional (MNC/TNC) berupaya menghimpun dirinya

    agar tetap bisa bersama-sama menghimpun dirinya dalam bentuk menguasai dan

    Universitas Sumatera Utara

  • menentukan harga minyak. Sekitar 5.000.000 orang diperkerjakan dalam industry

    minyak. Selain itu, Venezuela juga merupakan negara produsen utama biji besi,

    emas, dan intan. Persediaan biji besi terbaik ditemukan dekat Sungai Orinoco dan

    Caroni bahkan termasuk terbesar di dunia.

    Hampir semua pengamat mengatakan bahwa minyak adalah dasar bagi

    bentuk-bentuk hubungan sosial politik dalam masyarakat Venezuela. 37 Dapat

    dikatakan, suatu integrasi melalui minyak-minyak ke dalam pasar internasional

    menciptakan kondisi-kondisi struktural yang dibutuhkan bagi suatu sistem partai.

    Masalahnya, komoditi-komoditi ekspor yang berbeda, bila ditempatkan dalam

    suatu konteks historis, membentuk kecendrungan munculnya tipe-tipe rezim yang

    beragam.

    Meskipun minyak menumbuhkan transformasi luas yang menciptakan

    kondisi-kondisi yang diperlukan bagi suatu hasil demokratis di Venezuela,

    perubahan-perubahan struktural tersebut bukanlah penjelasan yang cukup

    terhadap berjalannya konstruksi dan konsolidasi dari suatu rezim kompetitif.

    Selain menandai keberhasilan ekonomi Venezuela, minyak tersebut juga telah

    menyebabkan terjadinya pertentangan-pertentangan dari kalangan rakyat ketika

    para konglomerat swasta menguasai perusahaan minyak untuk kepentingan

    sendiri. Kondisi jelas menyediakan basis bagi ketidakpuasan rakyat yang

    kemudian memunculkan gerakan revolusioner di negara Venezuela.

    37Opcit, Nurani Soyomukti, Hal 74

    Universitas Sumatera Utara