Upload
azka-faza-fadhila
View
21
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
miokarditis
Citation preview
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti man (orang) dan
Metron yang berarti measure (ukuran), jadi antropometri adalah pengukuran
manusia dan lebih cenderung terfokus pada dimensi tubuh manusia. Ilmu
pengetahuan mengenai antropometri berkembang terutama dalam konteks
antropologi8. Antropometri meliputi penggunaan secara hati-hati dan teliti dari
titik titik pada tubuh untuk pengukuran, posisi spesifik dari subjek yang ingin
diukur dan penggunaan alat yang benar. Pengukuran yang dapat dilakukan pada
manusia secara umum meliputi pengukuran massa, panjang, tinggi, lebar, dalam,
circumference (putaran), curvatur (busur), pengukuran jaringan lunak (lipatan
kulit). Pada intinya pengukuran dapat dilakukan pada tubuh secara keseluruhan
(contoh: stature) maupun membagi tubuh dalam bagian yang spesifik (contoh:
panjang tungkai)8
Johan Sigismund Elsholtz (tahun 1654) seorang ahli anatomi
berkebangsaan Jerman adalah orang pertama yang menggunakan istilah
antropometri dan menciptakan alat ukur yang dinamakan anthropometron yang
merupakan cikal bakal alat ukur yang dikenal sebagai antropometer
.
3
Sebagian titik- titik antropometris, yang dipakai dipergunakan juga pada
manusia hidup. Sebagian besar ukuran kepala sama dengan tengkorak, walaupun
disana-sini tehnik pengukuranya sedikit berbeda.
.
Dalam antropologi forensik, proses identifikasi manusia di mulai dengan
identifikasi ras, langkah kedua adalah mengidentifikasi seks individu, karena laki-
laki dan perempuan memiliki dimorfisme seksual. Sesudah identifikasi ras dan
seks kemudian dilakukan identifikasi umur dan diakhiri dengan identifikasi tinggi
badan
3
9
.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Identifikasi
Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan
membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal
sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata.
Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan
karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan. Contoh
dari kasus seperti ini adalah korban pesawat cassa 212 di Bahorok bulan oktober
2011. Akibatnya sulit bagi pihak kepolisian untuk mengidentifikasi korban yang
sebagian wajah tidak bisa dikenali lagi oleh karena ruda paksa dan proses
pembusukan tersebut untuk dikembalikan pada keluarganya.
Alfonsus Bertillon seorang dokter berkebangsaan Perancis (1854-1914)
yang pertama memperkenalkan pengetahuan identifikasi secara ilmiah dengan
cara memanfaatkan ciri umum seseorang, seperti ukuran antropometri, warna
rambut, mata dan lain sebagainya10. Pada tahun 1882 Bertillon menyebutkan
bahwa teori perhitungan tentang pengukuran tubuh manusia sebaiknya dilakukan
pada usia 21 tahun11
2.3. Ras dan Etnis
.
Identifikasi mengenai ras, etnis dari seorang korban, sering ditemukan
pada kasus-kasus kematian yang disebabkan oleh kecelakan, baik itu kecelakaan
kereta api, mobil, maupun pesawat terbang baik lokal maupun internasional.
Terkadang orang beranggapan ras sama dengan suku bangsa padahal
keduanya berbeda. Ras itu sendiri merupakan penggolongan bangsa berdasarkan
ciri- ciri fisik rumpun bangsa. Sedangkan suku bangsa merupakan kesatuan sosial
yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan
identitas perbedaan kebudayaan khususnya bahasa12. Terdapatnya suku- suku
bangsa di Indonesia tidak terlepas dari adanya migrasi dan evolusi. Migrasi dan
evolusi dari ras- ras yang datang di Indonesia sangat erat hubungannya dan sangat
sukar dibedakan satu dengan yang lain13
.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Seks
Jenis kelamin dari suatu korban, dapat dengan mudah diidentifikasi
melalui organ-organ tubuhnya, misalnya payudara. Dengan melihat bagian
payudara, bisa diketahui apakah korban tersebut berjenis-kelamin laki-laki atau
perempuan. Tetapi, sering ditemukan pada berbagai kasus, dimana bagian-bagian
tubuh yang ada tidak cukup jelas untuk diidentifikasi. Karena itu, ditemukan
kesulitan dalam menentukan jenis kelamin korban tersebut14
Secara umum, perempuan memiliki sedikit rambut pada tubuhnya,
ektremitas yang lebih halus, lebih banyak lemak dibawah kulit dan lebih sedikit
otot. Tulang pada perempuan lebih kecil dengan poros yang lebih sempit, dan
ruang medula yang lebih besar dari pada laki-laki. Kapasitas rongga kranial lebih
kecil dan banyak tulang yang kurang menonjol. Rahang bawah lebih sempit, muka
lebih kecil dari pada laki-laki. Dinding dada perempuan lebih kecil, pendek dan
lebih bulat, sternum lebih kecil dan tangan serta kaki lebih kecil dari pada laki-
laki
.
14
.
2.5. Indeks cephalic
lndeks cephalic dikenalkan pertama kali oleh Retzius ahli anatomi Swedia
lebih dari 100 tahun yang lalu dengan tujuan untuk mengklasifikasi populasi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam proses indentifikasi, ras, etnis
dan jenis kelamin merupakan suatu hal yang harus diketahui
Sefalik indeks adalah ukuran rasio (dalam persen), dari panjang
maksimum tulang tengkorak dengan lebar maksimum tulang tengkorak. Melalui
sefalik indeks, kita dapat mengetahui identitas korban tentang ras, etnis dan jenis
kelaminnya
15
16
lndeks ini dapat menggambarkan bentuk kepala apakah lonjong, bulat atau
di antaranya. Dari ukuran ukuran bagian kepala dan muka tersebut, dapat dibuat
suatu indeks yang menggambarkan bentuk kepala atau bagian- bagiannya
.
16.
Indeks ini dibagi dalam 3 kelompok yaitu dolicocephalic atau lonjong (di bawah
75), mesocephalic atau sedang (75-80) dan bracycephalic atau bulat (di atas 80)17.
Universitas Sumatera Utara
Dalam melakukan pengukuran titik titik anatomis pada kepala dan wajah
diberikan nama serta simbol yang terdiri dari satu sampai tiga huruf, jarak titik
antropometris ini menjadi ukuran antropometris, yang digunakan dengan simbol
pada kedua titik / ujung18
.
Gambar 2.1. Titik- titik cephalometric (Forensic Analysis Of the Skull, Helmer Richard. Jerman.1993.h.220-221)
Titik titik kefalometris yang paling umum digunakan simbol vertex (v)
titik tertinggi pada neurocranium, stylion (sty) yang merupakan titik paling distal
pada ujung processus styloideus, Alare (al) adalah titik paling lateral pada sayap
hidung, Mastoidale (ms) adalah titik paling lateral processus mastoideus pada
ketinggian lubang telinga, Fronto temporale (ft) adalah titik paling proksimal
(mendalam) pada linea temporalis tulang dahi. Prostion (pr) pada manusia hidup
terletak pada titik yang terbentuk oleh garis sentral pada pinggir bawah gusi
(letaknya 1 mm lebih rendah dari pada prostion pada tengkorak)8
Stomion (sto) adalah titik di mana garis sentral memotong sudut antara
bibir integumental dan sekat hidung, Trogion (t) adalah titik pada bagian depan
pinggir atas tragus, Glabela (g) adalah titik paling depan pada dahi terletak
diantara tonjolan supra orbital pada bidang Median- Sagital. Opistocranion (op)
adalah titik di bidang sentral pada tulang kepala belakang (occipital) paling jauh
dari glabela. Nasospinal (ns) adalah titik pemotongan antara bidang Median-
.
Universitas Sumatera Utara
Sagital dengan tajuk dari hidung (spina nasalis anterior) atau pada garis, yang
menghubungkan pinggir bawah rongga hidung (apertura piriformis)8
Eurion (eu) adalah titik paling distal pada sisi neurocranium. Zygion (zy)
adalah titik paling lateral pada lengkung pipi (arcus zygomaticus), Gnation (gn)
adalah titik paling bawah pada rahang bawah (mandibula) yang di potong oleh
bidang Median- Sagital. Nasion (n) adalah titik tempat bidang Median- Sagital
memotong jahitan antara sutura fronto- nasalis. Opistion (o) adalah titik di tempat
bidang Median- Sagital memotong foramen occipitale magnum sebelah belakang.
Gonion (go) adalah titik paling bawah, posterior dan lateral pada sudut yang
terbentuk oleh cabang (ramus) dan bidang rahang bawah (corpus mandibula)
.
8,18.
Gambar 2.2. Titik kefalometris (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008. h.55)
Tabel 2.1. Antropometri menurut Ewig
Kapasitas cranium
Indeks lebar kepala
Indeks tinggi kepala
Inggris 1,480 ml 76 (mesocephalic)
71
Cina 1,430 ml 79 (mesocephalic)
75
Negro 1,350 ml 73 (dolicocephalic)
72
Australia 1,300 ml 71 (dolicocephalic)
71
(Dikutip dari : Gonzales T, Vance M, Helpern M, Umberger C.Indentification of the Dead.In: Legal Medicine Pathology And Toxicology. Second Edition. New York. 1954. h.39)
Universitas Sumatera Utara
2.5.1. Pengukuran indeks cepalic
Untuk menentukan tipe kepala sebaiknya tidak hanya mengandalkan
pengamatan tetapi melakukan pengukuran untuk menetapkan indeks sefalik, yang
dapat dihitung dengan rumus 20,21
Indeks cephalic
: = lebar kepala (eu- eu)
Panjang kepala (g- op)
x 100
Tabel 2.2. Klasifikasi Indeks Cephalic menurut Saller :
- Hyperdolicocephal x- 70,9 x- 71,9
Laki- laki Wanita
- Dolicocephal 71,0- 75,9 72,0 -76,9
- Mesocephal 76,0- 80,9 77,0- 81,9
- Brachycephal 81,6- 85,4 82,0- 86,4
- Hyperbrachycephal 85,5- 90,9 86,5- 91,9
- Ultrabrachycephal 91,0- x 92,0- x
(Dikutip dari : Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.59)
2.5.1.1. Panjang kepala
Untuk panjang kepala diukur dari glabella sampai opisthion (g-op), yaitu
ujung jarum kaliper ditempatkan pada glabella jarum yang lain digeser dari atas
ke bawah pada garis sentral, dengan sekaligus memperhatikan skala3
.
Gambar 2.3. Panjang kepala (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD,
Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.56)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Klasifikasi Panjang Kepala menurut Lebzelter / Seller
Laki- laki Wanita
Sangat pendek
Pendek
Sedang
Panjang
Sangat panjang
x-169
170-177
178-185
186-193
194- x
x-161
162-169
170-176
177-184
185-x
(Dikutip dari : Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.56) 2.5.1.2. Lebar kepala
Untuk lebar kepala diukur jarak antara kedua euryon (eu-eu), dicari
dengan memutar kaliper pada sisi kepala, secara tegak lurus terhadap bidang
median- sagital, sekaligus diperhatikan skala. dengan jari ke-3 di cari daerah
paling lebar dikepala, lalu dengan memutar jarum kaliper, dari putaran agak luas
sampai yang makin kecil ditentukan ukuran lebar maksimal3
.
Gambar 2.4. lebar kepala (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka
J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.56)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4. Klasifikasi Lebar kepala menurut Lebzelter/ Saller Laki- laki Wanita
Sangat sempit
Sempit
Sedang
Lebar
Sangat lebar
x-139
140-147
148-155
156-165
166-x
x- 134
135-141
142-149
150-157
158-x
(Dikutip dari : Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.56) 2.6. Indeks facial
Secara umum morfologi bentuk wajah dipengaruhi oleh bentuk kepala,
jenis kelamin dan usia. Walaupun bentuk wajah setiap orang berbeda, seseorang
mampu mengenal ribuan wajah karena ada kombinasi unik dari kontur nasal,
bibir, rahang dan sebagainya yang memudahkan seseorang untuk mengenal satu
sama lain. Bagian-bagian yang dianggap mempengaruhi wajah adalah tulang pipi,
hidung, rahang atas, rahang bawah, mulut, dagu, mata, dahi dan supra orbital.
Komplek muka berhubungan dengan basis kranium, oleh karena itu pertumbuhan
basis kranium pada tahap awal menentukan pola dimensi, sudut dan topografi
muka7. Berdasarkan bentuknya, tipe wajah pada manusia di bagi menjadi tiga
yaitu3
1. Dolichofacial (leptoprosopic)
:
Bentuk kepala dolichocephalic yang panjang dan oval membuat
pertumbuhan wajah menjadi sempit, panjang dan protrusif. Tipe wajah ini
disebut dengan leptoprosopic. Sudut lekukan dan turunnya hidung akan
meningkat bila panjang hidung meningkat. Jadi, konveksivitas hidung lebih
tinggi pada orang yang memiliki hidung panjang. Oleh karena bagian hidung
dari tipe wajah leptoprosopic lebih protusif, glabela dan lingkaran tulang orbital
Universitas Sumatera Utara
bagian atas menjadi lebih sangat menonjol sedangkan tulang pipi menjadi
terlihat kurang menonjol, selain itu mata juga terlihat cekung.
Tipe wajah juga mempengaruhi bentuk lengkung rahang, bentuk wajah
yang sempit dan panjang akan menghasilkan lengkung maksila dan palatum
yang panjang, sempit dan dalam. Selain itu, mandibula dan bibir bawah
cenderung menjadi retrusif sehingga profil wajah menjadi cembung
3,7
7
2. Brachifacial (euryprosopic)
.
Bentuk kepala brachicephalic yang bulat dan luas membuat pertumbuhan
wajah menjadi lebih lebar dan agak protrusif. Tipe wajah ini disebut dengan
euryprosopic. Pada euryprosopic, hidung cenderung pendek dan ujung hidung
sering naik sehingga lubang hidung sering terlihat. Tulang pipi yang lebih lebar,
datar, dan kurang protusif membuat konfigurasi tulang pipi terlihat jelas berbentuk
persegi. Bola mata juga lebih besar dan menonjol karena kavitas orbital yang
dangkal. Karakter wajah seperti ini membuat tipe euryprosopic terlihat lebih
menonjol dari pada leptoprosopi
3. Mesofacial (Mesoprosopic)
7,19
Bentuk kepala mesocephalic merupakan bentuk kepala yang oval. Tipe
wajah yang dihasilkan berukuran sedang sehingga bentuk hidung, dahi, tulang
pipi, bola mata, dan lengkung rahang juga berukuran menengah7,19.
Gambar 2.5. Tipe wajah (Orthodontics, Principles and Practice oleh Greber, T.M. Toronto. 1972)
Universitas Sumatera Utara
2.6.1. Pengukuran Indeks Facial
Kompleks muka berhubungan dengan basis kranium, oleh karena itu
pertumbuhan basis kranium pada tahap awal menentukan pola dimensi, sudut dan
topografi muka. Indeks wajah dapat di hitung dengan rumus :
Indeks wajah20 = panjang wajah (n-gn)
lebar wajah (zy- zy)
x 100
Tabel 2.5. Klasifikasi Indeks Facial menurut Martin :
Hypereuryprosop x- 78,9 x-76,8
Laki- laki Wanita
Euryprosop 79,0- 83,9 77,0-80,9
Mesoprosop 84,0-87,9 81,0-84,9
Leptoprosop 88,0-92,9 85,0-89,9
Hyperleptoprosop 93,0- x 90,0- x
(Dikutip dari : Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.60)
2.6.1.1. Panjang Wajah
Untuk panjang wajah di ukur dari titik nasion sampai titik gnathion (n-gn),
temukan titik nasion (dengan jari telunjuk atau jari tengah) dan dengan jarum
kaliper geser dipegang pada titik nasion, dengan tangan kanan jarum mobil
digeser dari bawah keatas sampai ujungnya kena pada gnathion3
.
Gambar 2.6. Panjang wajah (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.58)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6. Klasifikasi Panjang Wajah menurut Lebzelter/ Saller
Laki- laki Wanita
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
x-111
112-117
118- 123
124- 129
130- x
x-102
103- 107
108- 113
114- 119
120-x
(Dikutip dari : Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.59)
2.6.1.2. Lebar wajah Lebar wajah diukur dari jarak antara kedua zygion (zy- zy), kaliper ditarik
dari arah kuping ke depan pada lengkung pipi, sementara di perhatikan skala, di
baca ukuran maksimal3
.
Gambar 2.7. Lebar wajah (Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.57)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7. Klasifikasi Lebar Wajah menurut Lebzelter/ Saller Laki- laki Wanita Sangat sempit x-127 x-120
Sempit 128-135 121- 127
Sedang 136-143 128- 135
Lebar 144-151 136- 142
Sangat lebar 152-x 143-x (Dikutip dari : Metode Pengukuran Manusia, oleh Artaria MD, Glinka J, Koesbardiati, Airlangga University Press. 2008.h.57)
Universitas Sumatera Utara