26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. STROKE ISKEMIK II.1.1. Defenisi Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Kelompok Studi Serebrovaskular dan Neurogeriatri Perdossi, 1999). Stroke Iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak (Sjahrir, 2003). II.1.2. Epidemiologi Prevalensi kejadian stroke bervariasi di berbagai negara, American Heart Association memperkirakan bahwa di Amerika Serikat sendiri ada 4,7 juta penderita stroke dan kira-kira ada 700.000 yang baru atau yang berulang setiap tahun, dengan insidensi 100 – 300 kasus per 100.000 populasi. Rata – rata dari 100.000 populasi kulit putih terdapat 167 pria, 138 wanita dan populasi kulit hitam terdapat 323 pria, 260 wanita. Angka kematian di Amerika Serikat 167.800 orang dengan rata-rata 50 – 100 kematian per 100.000 populasi setiap tahun. (Rowland, 2005, Goldstein 12 

Chapter II 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

n

Citation preview

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1. STROKE ISKEMIK

    II.1.1. Defenisi

    Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat

    gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang

    berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian,

    tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Kelompok Studi

    Serebrovaskular dan Neurogeriatri Perdossi, 1999).

    Stroke Iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan

    otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga

    mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak (Sjahrir,

    2003).

    II.1.2. Epidemiologi

    Prevalensi kejadian stroke bervariasi di berbagai negara, American

    Heart Association memperkirakan bahwa di Amerika Serikat sendiri ada

    4,7 juta penderita stroke dan kira-kira ada 700.000 yang baru atau yang

    berulang setiap tahun, dengan insidensi 100 300 kasus per 100.000

    populasi. Rata rata dari 100.000 populasi kulit putih terdapat 167 pria,

    138 wanita dan populasi kulit hitam terdapat 323 pria, 260 wanita. Angka

    kematian di Amerika Serikat 167.800 orang dengan rata-rata 50 100

    kematian per 100.000 populasi setiap tahun. (Rowland, 2005, Goldstein

    12

  • dkk, 2006). Rasio insiden pria dan wanita adalah 1,25 pada kelompok usia

    55-64 tahun, 1,50 pada kelompok usia 65-74 tahun, 1,07 pada kelompok

    usia 75-84 tahun dan 0,76 pada kelompok usia diatas 85 tahun. (Lloyd

    dkk, 2009)

    Machfoed sendiri melakukan penelitian di beberapa rumah sakit di

    Surabaya dan diperoleh hasil bahwa dari 1.397 pasien stroke terdapat 808

    pria, 589 wanita, dan 1001 orang (71,73%) dengan stroke iskemik , serta

    umur rata rata 76,43 tahun.(Machfoed, 2003)

    II.1.3. Klassifikasi Stroke

    Ada beberapa macam klassifikasi stroke, Misbach (1999)

    mengklassifikasikan stroke berdasarkan atas patologi anatomi (lesi),

    stadium dan lokasi (sistem pembuluh darah)

    I. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya :

    1. Transient Ischemic Attack (TIA)

    2. Trombosis serebri

    3. Emboli serebrI

    II. Berdasarkan stadium

    1. TIA

    2. Stroke in evolution

    3. Completed stroke

    III. Berdasarkan lokasi (sistem pembuluh darah)

    1. Tipe karotis

    2. Tipe vertebrobasiler

    13

  • Lebih lanjut oleh Oxfordshire Community Stroke Project

    mengklassifikasikan stroke iskemik berdasarkan distribusi anatomis

    daerah yang infark (Bilic dkk, 2009), yaitu:

    1. Lacunar infarction (LACI)

    2. Posterior Circulation Infarction (POCI)

    3. Partial Anterior Circulation Infarction (PACI)

    4. Total Anterior Circulation Infarction (TACI)

    II.1.4. Faktor Resiko Stroke

    Beberapa faktor diketahui meningkatkan penyakit stroke, dan telah

    dilakukan banyak studi berskala luas. Faktor risiko untuk terjadinya stroke

    dapat diklasifikasikan berdasarkan kemungkinannya untuk dimodifikasi

    atau tidak (nonmodifiable, modifiable, atau potentially modifiable) dan

    bukti yang kuat (well documented atau less well documented)

    (Goldstein,2006).

    1. Non modifiable risk factors :

    1. Usia

    2. Jenis kelamin

    3. Berat badan lahir rendah

    4. Ras/etnis

    5. Genetik

    2. Modifiable risk factors

    1. Well-documented and modifiable risk factors

    a. Hipertensi

    14

  • b. Paparan asap rokok

    c. Diabetes

    d. Atrial fibrilasi dan beberapa kondisi jantung

    tertentu

    e. Dislipidemia

    f. Stenosis arteri karotis

    g. Sickle cell disease

    h. Terapi hormonal pasca menopause

    i. Diet yang buruk

    j. Inaktivitas fisik

    k. Obesitas

    3. Less well-documented and modifiable risk factors

    1. Sindroma metabolik

    2. Penyalahgunaan alkohol

    3. Penggunaan kontrasepsi oral

    4. Sleep-disordered breathing

    5. Nyeri kepala migren

    6. Hiperhomosisteinemia

    7. Peningkatan lipoprotein (a)

    8. Peningkatan lipoprotein-associated phospholipase

    9. Hypercoagulability

    10. Inflamasi

    11. Infeksi

    15

  • II.2. TERRITORI VASKULAR

    Baik CT maupun MRI membuat pemetaan dengan menggunakan

    protokol standar untuk stroke iskemik. Stroke iskemik merupakan yang

    pertama kali diklassifikasikan menurut territori vaskular. Seperti yang

    dibuat oleh Damasios memetakan territori arteri digunakan untuk menilai

    dan mengidentifikasi keterlibatan territori vaskular. Pada infark daerah

    supratentorial dibagi atas 4 bagian territori vaskular yaitu internal carotid

    artery, anterior cerebral artery, middle cerebral artery, dan posterior

    cerebral artery. Pada infark daerah infratentorial diklasifikasikan atas 5

    subgroup menurut pembuluh darah yang terlibat : arteri basilaris, arteri

    vertebralis, arteri serebelar superior, arteri serebellar inferior anterior dan

    arteri serebellar inferior posterior. Infark didaerah vertebrobasilaris

    diklasifikasikan atas 5 kelompok menurut lokasi yang terlibat : midbrain,

    pons, medula oblongata, serebellum dan thalamus. (Chul lee dkk, 2005)

    II.2.1 TERRITORI ANTERIOR CEREBRAL ARTERY (ACA)

    Infark pada daerah territori arteri serebri anterior (ACA) memiliki

    jumlah rata-rata 0,3% - 4,4% dari kasus infark serebri yang dilaporkan.

    Pada penelitian yang dilakukan oleh Kumral dkk, (2002) didapati bahwa

    pasien yang menunjukkan infark didaerah ACA 1,3% dari 3705 pasien

    dengan iskemik stroke. Menurut Bogousslavsky dkk, 63% infark di daerah

    ACA akibat dari emboli kardiogenik atau artery-to-artery embolism. Gacs

    dkk, melaporkan bahwa kemungkinan penyebab lain adalah perluasan

    dari trombosis dari ICA, dan trombosis lokal akibat vaskulitis. (Pires dkk,

    2008)

    16

  • Kumral dkk, (2002) dalam penelitian prospektif MRI yang

    diperkenalkannya MRI sebagai dasar untuk menentukan klinis pada infark

    daerah ACA, didapati bahwa faktor resiko utama adalah hipertensi, DM,

    hiperkolesterolemia, merokok, atrial fibrillasi dan infark miokardial. Dan

    dari hasil analisis radiologi didapati 3 pola klinis utama bergantung pada

    lokasi lesi : infark sisi kiri terdiri dari mutisme, afasia motorik transkortikal,

    dan hemiparese dengan tungkai lebih dominan, infark sisi kanan

    didampingi oleh acute confusional state, kelemahan motorik; infark yang

    bilateral menunjukkan mutisme akinetik, disfungsi sphincter yang berat

    dan melanjut pada ketergantungan fungsional.(Berman, A.S,dkk 1981)

    Secara anatomi arteri serebri anterior mensuplai tiga per-empat

    permukaan medial lobus frontalis, termasuk permukaan orbita media,

    frontal, bagian atas permukaan lateral hemispher serebri dan 4/5 korpus

    kallosum. Percabangan bagian dalam, berasal dekat sirkulus Willisi yaitu

    proksimal atau distal pada arteri communicating anterior, memperdarahi

    kapsula interna anterior, nukleus kaudatus bagian inferior dan globus

    pallidus anterior. Oleh karena itu arteri serebri anterior dibagi atas 3

    cabang besar yaitu arteri lentikulostriata media, percabangan pericallosal

    ke corpus callosum dan percabangan ke hemispher serebri. (Berman. A.S

    dkk, 1981)

    Arteri lentikulostriata termasuk arteri dari Heubner dan percabangan

    basal dari arteri serebri anterior. Arteri Heubner memperdarahi bagian

    anterior putamen dan nukleus kaudatus, anteroinferior kapsula interna.

    Infark menyebabkan kelemahan wajah dan lengan kontralateral tanpa

    17

  • kehilangan sensoris, transient aphasia, dan kadang-kadang terjadi

    disartria. Bagian basal memperdarahi bagian dorsal dan hipothalamus.

    Infark dari hipothalamus dapat menyebabkan gangguan memori

    transient.(Berman dkk, 1981, Adams and Victors, 2005)

    Arteri kalosal berasal dari cabang perikalosal arteri serebri anterior,

    meluas kebagian inferior sampai septum pelusidum. Infark pada daerah ini

    mengakibatkan aphasia, ideomotor apraxia, tactile agnosia dan left-sided

    agraphia. Percabangan kehemisfer biasanya ada 9 cabang, masing-

    masing mensuplai satu segmen permukaan medial hemisfer. Permukaan

    medial hemisfer dapat disuplai semua atau sebagian oleh arteri serebri

    medial yang lain (kadang-kadang kedua hemisfer disuplai oleh satu arteri

    perikalosal, disebut arteri azygous, oklusi menyebabkan infark permukaan

    medial kedua hemisfer). (Berman dkk, 1981)(gambar1)

    Gambar1: area yang diperdarahi arteri serebri anterior dan fungsinya Dikutip dari : Berman, A.S, Hayman, A.L, Hinck, V.C. 1980. Correlation of CT Cerebral Vascular Territories With Function. 1. Anterior Cerebral Artery. AJR.135 : 253-257

    18

  • Gambar 2 : Anatomi Territori Anterior Cerebral Artery

    Dikutip dari: Netter F.H., Craig J.H., Perkins J. 2002. Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology. Selections from the Netter Collection of Medical Illustrations

    Tabel 1 : Karakteristik Klinis penderita stroke Anterior Cerebral Artery Dikutip dari: Ropper , A.H. and Brown, R.H. 2005. Adams and Victors. Principles of Neurology. 8th ed. McGraw Hill. New York.

    19

  • Gambar 3: Head CT Scan Territori Anterior Cerebral Artery Axial section

    Dikutip dari: Berman, A.S, Hayman, A.L, Hinck, V.C. 1980. Correlation of CT Cerebral Vascular Territories With Function. 1. Anterior Cerebral Artery. AJR.135 : 253-257

    20

  • Gambar 4: Head CT Scan Territori Anterior Cerebral Artery coronal section

    Dikutip dari: Berman, A.S, Hayman, A.L, Hinck, V.C. 1980. Correlation of CT Cerebral Vascular Territories With Function. 1. Anterior Cerebral Artery. AJR.135 : 253-257

    II.2.2. TERRITORI MIDDLE CEREBRAL ARTERY (MCA)

    Area terluas otak yang secara normal disuplai oleh pembuluh darah

    territori serebri media. Oklusi arteri serebri media jarang menghasilkan

    gambaran CT Scan yang luas. Kenyataan, suplai kolateral, yang

    21

  • menghubungkan perifer area infark, dapat menyebabkan keterlibatan area

    lebih kecil dari yang dibayangkan. Kemudian, keterlibatan area

    memberikan gambaran patchy karena hanya percabangan yang tertentu

    dalam territori teroklusi oleh emboli. Percabangan Middle Cerebral Artery

    dikelompokkan atas 2 bagian: percabangan lentikulostriata lateral ke

    ganglia basalis dan percabangan hemisfer ke serebri.(gambar 5)

    II.2.2.1. Arteri Lentikulostriata Lateral

    Pada 20% kasus cabang lentikulostriata lateral berasal dari satu

    percabangan hemisfer arteri serebri media. Pada lain kasus berasal dari

    batang arteri serebri media. Arteri serebri media mensuplai substansia

    innominata, bagian lateral kommisura anterior, sebagian besar putamen

    dan segmen lateral globus palidus, setengah atas kapsula interna dan

    korona radiata, body and head nukleus kaudatus. Bagian radiasi optikus

    oleh badan genikulatum lateral dan fasikulus arkuata oleh cabang striata.

    Percabangan striata arteri serebri media adalah cabang terakhir, tempat

    dimana memiliki sedikit koneksi anastomose lain. Percabangan ini tidak

    mensuplai klaustrum dan kapsula eksterna, yang disuplai cabang hemisfer

    yang ke korteks insular. Lesi vaskular pada distribusi striata dapat

    mengganggu 4 fungsi : movement, tactile sensation, speech, vision.

    (Berman dkk, 1984)

    II.2.2.2. Percabangan hemisfer

    Permukaan lateral lobus frontalis menerima suplai dari cabang

    frontal dan prefrontal arteri serebri media, dimana bagian medianya

    22

  • disuplai oleh arteri serebri anterior( untuk judgement, insight, mood area).

    Arteri prefrontal dan presentralis mensuplai area hemisfer dominan, yang

    essensial untuk speaking. Kerusakkan pada area ini menyebabkan

    aphasia Broca. Arteri presentralis juga mensuplai sebagian besar lobus

    frontalis yang memfasilitasi sinkronisasi motorik. Satu area disini

    mengawasi koordinasi pergerakan mata dan kepala. Korteks motorik

    disuplai oleh cabang sentral arteri serebri media. Kerusakkan pada territori

    ini menyebabkan kelemahan kontralateral wajah, lengan dan tubuh.

    Korteks sensoris disuplai oleh cabang parietal sentral dan anterior.

    Kerusakkan pada arteri ini menyebabkan hilangnya fungsi sensoris pada

    wajah, lengan, tubuh dan pinggul. Arteri parietal posterior, angularis,

    oksipitalis dan temporalis posterior mensuplai korteks, hemisfer dominan

    yang memediasi understanding. Kerusakkan pada area ini, yang dikenal

    sebagai area Wernicke, menyebabkan aphasia wernicke. Arteri temporal

    anterior, polar temporalis mensuplai area temporal inferior dan sebagian

    korteks insular. Kerusakkan pada area ini menyebabkan gangguan

    otonom seperti midriasis kontralateral.(Adams dkk, 2005)

    23

  • Gambar 5: Anatomi territori Middle Cerebral Artery

    Dikutip dari: Dikutip dari : Ropper , A.H. and Brown, R.H. 2005. Adams and Victors. Principles of Neurology. 8th ed. McGraw Hill. New York

    24

  • Gambar 6 : Area yang diperdarahi territori Middle Cerebral Artery

    Dikutip dari: Berman, A. S, Hayman, A.L, Hinck, V.C.1984. Correlation of CT Cerebral Vascular Territories With Function. 3. Middle Cerebral Artery. AJR 142 : 1035-1040

    Tabel 2: karakteristik klinis penderita stroke Middle Cerebral Artery

    Dikutip dari : Ropper , A.H. and Brown, R.H. 2005. Adams and Victors. Principles of Neurology. 8th ed. McGraw Hill. New York.

    25

  • Gambar 7: Gambaran Head CT Scan Territori Middle Cerebral Artery Axial section

    Dikutip dari: Berman, A. S, Hayman, A.L, Hinck, V.C.1984. Correlation of CT Cerebral Vascular Territories With Function. 3. Middle Cerebral Artery. AJR 142 : 1035-1040.

    26

  • Gambar 8: Head CT Scan territori Middle Cerebral Artery coronal section

    Dikutip dari: Berman, A. S, Hayman, A.L, Hinck, V.C.1984. Correlation of CT Cerebral Vascular Territories With Function. 3. Middle Cerebral Artery. AJR 142 : 1035-1040.

    II.2.3. TERRITORI POSTERIOR CEREBRAL ARTERY (PCA)

    27

  • Stroke pada teritori posterior cerebral artery 5% - 10% dari semua

    stroke, dengan hasil CT Scan merujuk pada teritori otak yang disuplai oleh

    posterior cerebral artery. Studi terbaru memfokuskan penelitian pada

    etiologi stroke pada daerah stroke ini. Ada paradigma dari konsep

    sebelumnya bahwa stroke pada daerah ini akibat proses hemodinamik

    dengan hipoperfusion yang dipercaya sebagai asal dari emboli. Gejala

    klinis berkaitan dengan stroke posterior cerebral artery biasanya adalah

    defisit sensorik, motorik, keseimbangan dan gangguan lapangan pandang.

    (Berman dkk, 1981)

    Posterior Cerebral Artery adalah cabang terminal arteri basilaris dan

    mensuplai lobus oksipital dan lobus temporalis posteromedial.

    Percabangan posterior cerebral artery dibagi atas 3 kelompok yaitu : (1)

    arteri penetrating ke brainstem, thalamus dan struktur yang lebih dalam

    lainnya, (2) percabangan splenial ke korpus kallosum, (3) percabangan ke

    hemisfer serebri. (Berman dkk, 1981)

    28

  • Gambar 9 : Anatomi Territori Posterior Cerebral Artery (PCA) Dikutip dari : Netter F.H., Craig J.H., Perkins J. 2002. Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology. Selections from the Netter Collection of Medical Illustrations

    II.2.3.1. Percabangan Penetrating

    Sejumlah kecil percabangan berasal dari bagian proksimal arteri

    serebri posterior yang melingkari midbrain. Percabangan ini dibagi atas

    satu kelompok yang mensuplai talamus dan hipothalamus dan sebagian

    mensuplai midbrain. Secara umum ada 4 kelompok pembuluh darah yang

    mensuplai thalamus yaitu: premamillary, thalamoperforators,

    thalamogeniculate dan percabangan khoroid posterior dan cingulata.

    Kelompok arteri premamillary mensuplai thalamus anterior. Nukleus

    anterior berkoneksi dengan badan mamillary dan hipokampus dan

    merupakan bagian memori dan sirkuit Papez. Inti dorsal medial

    berkoneksi dengan lobus frontalis, amygdala dan hipothalamus.

    Kerusakkan pada area ini menyebabkan kehilangan memori dan

    perubahan kepribadian. Arteri premamillary juga mensuplai bagan

    intermedia hipothalamus, area yang membentuk sepertiga sentral dinding

    ventrikel ketiga dan badan mamillary. Ada suplai kolateral pada area ini

    dari cabang karotis interna. Arteri premamillary bersama dengan cabang-

    cabang dari arteri thalamoperforating juga mensuplai bagian posterior dari

    hipothalamus. Kelompok arteri thalamoperforating mensuplai bagian

    ventral media thalamus. Territori ini memediasi banyak aspek dari arousal,

    attention dan alertness. Kelompok thalamogenikulata mensuplai bagian

    ventral lateral thalamus. Cabang thalamogenikulata juga mensuplai badan

    genikulata lateral, badan genikulata media, struktur dibawah bagian

    29

  • anterior dan media thalamus. Cabang khoroid dan cingulata mensuplai

    thalamus posterior dan superior. (Berman dkk, 1981)

    II.2.3.2. Percabangan Kalosal

    Arteri kalosal adalah berasal dari percabangan parietooksipital

    atau khoroid lateral dan mempenetrasi permukaan atas posterior

    setengah korpus kalosum. (Berman dkk, 1981)

    II.2.3.3. Percabangan Hemisfer

    Arteri serebri posterior memiliki 5 percabangan korteks. Arteri

    kalkarina mensuplai korteks kalkarina pada satu sisi. Infark pada area ini

    menyebabkan hemianopsia homonimus kontralateral lapangan pandang.

    Bila kedua sisi menyebabkan buta totalis. Cabang temporal anterior

    mensuplai hanya bagian inferior lobus temporal anterior. Percabangan

    hipokampal mensuplai hipokampal.(Berma dkk, 1981)

    30

  • Gambar 10: Daerah yang disuplai territori Posterior Cerebral Artery

    Dikutip dari: Berman, A.S, Hayman, A.L, Hinck, V.C. 1981. Correlation of CT Cerebral Vascular Territories With Function. 2. Posterior Cerebral Artery. AJR.137: 13-19.

    Tabel 3 : Karakteristik klinis penderita stroke Posterior Cerebral Artery Dikutip dari : Ropper , A.H. and Brown, R.H. 2005. Adams and Victors. Principles of Neurology. 8th ed. McGraw Hill. New York.

    31

  • Gambar 11: Head CT Scan Territori Posterior Cerebral Artery Axial section

    Dikutip dari: Berman, A.S, Hayman, A.L, Hinck, V.C. 1981. Correlation of CT Cerebral Vascular Territories With Function. 2. Posterior Cerebral Artery. AJR.137: 13-19.

    32

  • Gambar 12: Head CT Scan Posterior Cerebral Artery Coronal Section

    Dikutip dari: Berman, A.S, Hayman, A.L, Hinck, V.C. 1981. Correlation of CT Cerebral Vascular Territories With Function. 2. Posterior Cerebral Artery. AJR.137: 13-19.

    II.3. OUTCOME STROKE

    Kehilangan fungsi yang terjadi setelah stroke sering digambarkan

    sebagai impairment, disabilitas dan handicaps. World Health Organization

    (WHO) membuat batasan sebagai berikut (Caplan, 2000) :

    33

  • 1. Impairment adalah suatu kehilangan atau abnormalitas psikologis,

    fisiologis atau fungsi atau struktur anatomis.

    2. Disabilitas adalah setiap keterbatasan atau ketidakmampuan untuk

    melakukan suatu aktivitas dengan cara atau dalam rentang yang

    dianggap normal untuk orang sehat.

    3. Handicap adalah gangguan yang dialami oleh individu akibat

    impairment atau disabilitas tersebut, yang membatasi perannya

    sebagai manusia normal.

    Penelitian klinis tentang stroke secara rutin menggunakan

    mortalitas sebagai outcome, namun terdapat outcome lainnya yang

    penting untuk investigasi klinis dan relevan dengan pasien, mencakup

    perubahan fungsi tubuh dan disabilitas. Sejumlah instrumen untuk menilai

    fungsi dan disabilitas telah dikembangkan. Pada berbagai penelitian klinis,

    skala Barthel Index dan Modified Rankin Scale umumnya digunakan untuk

    menilai outcome karena mudah digunakan dan merupakan pengukuran

    yang sensitif terhadap derajat keparahan stroke.(Weimar dkk, 2002).

    Penilaian yang tepat dan akurat dari disabilitas pasien stroke

    adalah penting untuk kualitas perawatan dan untuk pengukuran outcome

    dari penanganan stroke. Suatu badan pusat rehabilitasi yaitu Agency for

    Health Care Policy and Research Post-Stroke Rehabilitation Panel

    merekomendasikan menggunakan instruments yang standar dan

    terpercaya untuk disabilitas pasien stroke yaitu Barthel Index (BI) dan

    Motor-Functional Independence Measure (M-FIM) dan untuk menentukan

    34

  • derajat disabilitas digunakan Modified Rankin Scale (MRS). (Kwon dkk,

    2004).

    Barthel Index telah dikembangkan sejak tahun 1965, yang kemudian

    dimodifikasi oleh Granger dkk sebagai suatu teknik mengukur performa

    pasien dalam 10 aktifitas hidup sehari-hari yang dikelompokkan menjadi 2

    yaitu :

    - Bagian yang berhubungan dengan perawatan diri antara lain :

    makan, membersihkan diri, mandi, berpakaian, perawatan buang air

    besar dan buang air kecil, penggunaan toilet

    - Bagian yang berhubungan dengan mobilitas antara lain : berjalan,

    berpindah dan naik tangga.

    Skor BI maksimum adalah 100 yang menunjukkan bahwa fungsi

    fisik pasien benar-benar tanpa bantuan, dan nilai terendah adalah 0 yang

    menunjukkan ketergantungan total. (Sulter dkk,1999).

    Pengukuran outcome fungsional yang digunakan adalah FIM saat

    keluar, total FIM score, FIM efficiency. FIM ini telah luas digunakan untuk

    mengukur skala disabiliti, terdiri dari 13 aktifitas motorik dan 5 aktifitas

    kognitif, dengan telah ditetapkan validitasnya, sensitivitasnya dan

    reliabilitasnya untuk mengukur abilitas fungsional. FIM adalah perbedaan

    antara total FIM score masuk dan saat keluar. Spaulding Rehabiltation

    Hospital adalah sebuah fasilitas yang dipercayakan untuk mengukur FIM.

    Penilaian dan penjumlahan FIM telah dilakukan pada semua pasien saat

    masuk rehabilitasi dan saat keluar rehabilitasi. (Ng Ye Sien dkk, 2005).

    Savas dkk, 2007 mengkategorikan derajat kecacatan dengan nilai FIM

    35

  • atas : (1) ringan FIM > 100, (2) sedang FIM 50 -100, (3) berat FIM

  • II.5. KERANGKA KONSEPSIONAL

    OUTCOME

    TERRITORI VASKULAR

    STROKE ISKEMIK

    37