40
BAB II Tinjauan Pustaka A. Pengertian Kas dan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Kas Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktifitas penghasil utama (revenue producing- activities). Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2.1) “Perusahaan membutuhkan kas untuk: melaksanakan usaha, melunasi kewajiban, dan membagikan deviden kepada para investor”. Kas sebagai bagian dari sistem akuntansi memegang peranan penting dalam laporan keuangan. Kas paling banyak terlibat dalam transaksi-transaksi perusahaan yang mencakup harga dan kondisi yang memerlukan penyelesaian dalam bahasa media tukar. Kendati kas tidak secara langsung terlibat dalam suatu transaksi, tetapi memberikan dasar pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Ada beberapa pengertian kas yang dikemukakan oleh para pakar. Diantaranya menurut Skousen dan Fred (2004:495) “Kas adalah aktiva lancar yang terdiri dari uang logam, uang kertas dan unsur-unsur lain yang berfungsi sebagai alat pertukaran dan memberikan dasar untuk perhitungan akuntansi”. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2.2) mendefinisikan Kas sebagai berikut “Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat 5 Universitas Sumatera Utara

Chapter II

  • Upload
    maulida

  • View
    709

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Chapter II

5

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Kas dan Sistem Informasi Akuntansi

1. Pengertian Kas

Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama

meskipun terdapat perbedaan dalam aktifitas penghasil utama (revenue producing-

activities).

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

(2004:2.1) “Perusahaan membutuhkan kas untuk: melaksanakan usaha, melunasi

kewajiban, dan membagikan deviden kepada para investor”. Kas sebagai bagian

dari sistem akuntansi memegang peranan penting dalam laporan keuangan. Kas

paling banyak terlibat dalam transaksi-transaksi perusahaan yang mencakup harga

dan kondisi yang memerlukan penyelesaian dalam bahasa media tukar. Kendati

kas tidak secara langsung terlibat dalam suatu transaksi, tetapi memberikan dasar

pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya.

Ada beberapa pengertian kas yang dikemukakan oleh para pakar.

Diantaranya menurut Skousen dan Fred (2004:495) “Kas adalah aktiva lancar

yang terdiri dari uang logam, uang kertas dan unsur-unsur lain yang berfungsi

sebagai alat pertukaran dan memberikan dasar untuk perhitungan akuntansi”.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi

Keuangan (2004:2.2) mendefinisikan Kas sebagai berikut “Kas terdiri dari saldo

kas (cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi

yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat

5

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter II

6

dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai

yang signifikan”.

Berdasarkan definisi-definisi kas tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa kas dan setara kas adalah bagian dari aktiva lancar yang paling likuid,

terdiri dari kas yang ada di perusahaan dan kas yang ada di bank. Kas disebut

sebagai aktiva lancar yang paling likuid karena kas yang tersedia di perusahaan

maupun yang tersedia di bank dapat dipergunakan setiap saat tanpa ada batasan

waktu dan juga tidak ada resiko perubahan nilai yang signifikan. Yang disebut

dengan setara kas, misalnya surat-surat berharga dengan syarat:

1. Dapat ditukar menajdi kas setiap saat

2. Tanggal jatuh temponya kas sangat singkat

3. Dapat disetorkan ke bank sebagai rekening giro

4. Tidak mengalami perubahan yang signifikan ketika dikonversikan menjadi

kas.

Menurut Mulyadi (2001:17) “Sistem Akuntansi Kas dirancang untuk

menangani transaksi penerimana dan pengeluaran kas. Sistem ini terdiri dari

jaringan prosedur antara lain : prosedur penerimaan kas, prosedur pengeluaran

kas, dan prosedur dana kas kecil”. Maka akuntansi kas dapat didefinisikan sebagai

pencatatan, pengolahan, pengikhtisaran, analisa, dan pelaporan informasi yang

berhubungan dengan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, dimana kas ini

digunakan di dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pencapaian

tujuan suatu perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter II

7

2. Pengertian Sistem Informasi Akuntasi

Kebutuhan informasi di perusahaan telah menciptakan sistem informasi

menurut bidangnya masing-masing. Informasi dibidang akuntansi telah

menciptakan Sistem Informasi Manajemen. Ada beberapa factor yang

mendefinisikan pengertian sistem.

Menurut Hall (2001 : 5) “…sistem adalah sekelompok dua atau lebih

komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-

subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose)”.

Adapun Bodnar & Hopwood (2001 : 1) menyatakan bahwa sistem adalah

kumpulan sumberdaya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan Mulyadi (2001 : 2) berpendapat sistem adalah sekelompok unsur yang

erat berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya menurut Romney

& Steinbart (2004 : 2)” Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-

komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu

tujuan”.

Adapun pengertian informasi oleh Bodnar & Hopwood (2001 : 1)”

Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar

untuk mengambil keputusan yang tepat”.

Sedangkan menurut Acconting Principles Board No : 4 dalam Skousen

(2001 : 7) “Akuntansi didefinisikan sebagai sistem untuk memberikan informasi

kuantitatif, terutama keuangan tentang entitas ekonomi yang diperlukan untuk

pengambilan keputusan ekonomi”.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter II

8

Adapun karakteristik suatu system dapa dilihat pada gambar II-1

Gambar II-1 Bagan Karakteristik Suatu Sistem Sumber : Dr. Jogiyanto H.M., MBA, Akt,1997, Sistem Informasi Berbasis

Komputer,BPFE, Yogyakarta, h.10

Sub sistem

Sub sistem

Sub sistem

Sub sistem

Input Input Input

Boundary

Interface

Boundary

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter II

9

Adapun siklus informasi menurut Burch & Grudnitski ter;ihat pada

gambar II-2, yaitu :

Gambar II-2 Siklus Informasi Sumber : Dr. Jogiyanto H.M, MBA, Akt, 1997, Sistem Informasi Berbasis

Komputer, BPFE, Yogyakarta, h.29

Menurut Romney dan Steinbert (2004:12), informasi mempunyai

beberapa karakteristik, yaitu :

Tabel II-1 Karakteristik Informasi yang berguna

Sumber : Marshall B. Romney & Paul John Steinbert, 2004, Accounting Information System, Salemba Empat,Jakarta, h. 12

Proses (model)

Data Input

Data Ditangkap

Hasil Tindakan

Output (Informasi)

Penerimaan

Keputusan Tindakan

Data Dasar

Relevan Informasi itu relevan jika menurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan pengambilan keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspetasi mereka sebelumnya.

Andal Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.

Lengkap Informasi itu lengkap jika tidak mnghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.

Tepat Waktu Informasi itu tepat jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambilan keputusan atau menggunakannya dalam menbuat kputusan.

Dapat Dipahami Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.

Dapat Divertifikasi Informasi dapat divertivikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang tidak bekerjasama secara nidependent dan

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter II

10

Dari pengertian tersebut dapat diambil disimpulkan bahwa sistem

informasi adalah suatu organisasi yang terintegrasi satu dengan yang lain dan

dikoordinasikan untuk mengubah data menjadi informasi yang berguna dalam

pengambilan keputusan untuk mencapai sasaran perusahaan.

Istilah Sistem Informasi Akuntansi meliputi beragam aktivitas yang

berkaitan dengan siklus-siklus pemrosesan transaksi perusahaan, seperti gambar

II-3.

------------{Transaksi-transaksi} Gambar II-3 Model Siklus Transaksi Sistem Informasi Akuntansi

Sumber : Goerge H.Bodnar, William S.Hopwood, 1995, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta, h 87

• Siklus Pendapatan, merupakan kejadian-kejadian yang berkaitan

dengan pendistrisusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran-pemabayaran yang berkaitan.

Kejadian- kejadian

Ekonomik

Siklus Pendapatan

Siklus Pengeluaran

Siklus Produksi

Siklus Keuangan

Siklus Pelaporan Keuangan

Laporan Keuangan

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter II

11

• Siklus Pengeluaran, merupakan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pemerolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan.

• Siklus Produksi, merupakan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa.

• Siklus Keuangan, merupakan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana-dana modal, termasuk kas.

Sistem informasi akuntansi mempunyai sub system utama, yaitu :

1) Siklus Pendapatan adalah siklus yang berorientasi kepada transaksi yang

mengubah produk dan jasa menjadi pendapatan pelanggan. Fungsi-fungsi

yang umum menjadi penjualan, pemnerimaan dan pemrosesan order,

pengiriman barang dan piutang dagang.

2) Siklus Pengeluaran adalah siklus yang berhubungan usaha mendapatkan

sumber-sumber ekonomis yang diperlukan oleh perusahaan terutama dalam

bentuk barang dan jasa dari pemasok dari luar maupun karyawan di dalam

perusahaan. Siklus ini meliputi sistem pembelian, hutang dan system

penggajian.

3) Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia adalah siklus yang

bertanggungjawab dalam pengangkatan karyawan, penetapan jabatan,

penetapan tariff gaji dan upah, promosi, mutasi, dan penghentian karyawan

dan penetapan berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan.

4) Siklus Produksi berkaitan dengan pengumpulan, penggunaan, dan pengubahan

bentuk suatu sumber ekonomi. Sistem ini meliputi enam kegiatan, yaitu :

menyiapkan dan mengatur jadwal produksi, melaksanakan proses produksi,

menghitung biaya overhead dan mengalokasikan ke pekerjaan yang sesuai,

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter II

12

menyelesaikan produksi bahan yang masih dalam proses, dan menyiapkan

produk jadi sebelum di jual.

5) Sistem Buku Besar dan Siklus Pelaporan Keuangan berhubungan dengan

proses pembaharuan dan pembuatan laporan. Sistem ini merupakan muara

bagi semua subsistem yang lain untuk kemudian menyusun laporan si setiap

periode yang telah ditetapkan.

Dari pengertian di atas tentang sistem, informasi, akuntansi, dapat

digabungkan menjadi satu kesatuan yaitu sistem informasi akuntansi.

Menurut Bodnar & Hopwood (2001 : 1) “Sistem informasi akuntansi

(SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur

untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini

dikomunikasikan kepada beragam pengambil keputusan”.

Akuntansi pada dasarnya merupakan suatu sistem informasi yang

mengelola data akuntansi atau disebut transaksi menjadi informasi akuntansi dan

biasanya disebut laporan keuangan. Maka lebih jelasnya, akuntansi adalah

penerapan teori umum informasi terhadap pemecahan usaha (operasi) ekonomi

yang efisien. Akuntansi dibentuk oleh sebagian besar informasi umum yang

dinyatakan dalam simbol kuantitatif. Dalam rangka lingkup ini akuntansi

sekaligus merupakan bagian dari sistem informasi umum dari suatu kesatuan yang

beroperasi, sekaligus menjadi bagian dari suatu bidang dasar yang dibatasi oleh

konsep informasi.

Dari pengertian para pakar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

informasi akuntansi merupakan komponen yang saling berkaitan untuk diolah

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter II

13

seperti pencatatan transaksi, pengklasifikasian, pengolahan, pengikhtisaran,

analisa dan pelaporan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan yang

tepat yang akan dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

kondisi perusahaan.

Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi

Unsur atau elemen merupakan bagian yang penting yang membentuk

sebuah sistem informasi akuntansi harus terdapat unsur-unsur pembentuknya.

1) Pemakai Akhir (End User)

Pemakai akhir dibagi dalam dua kelompok yaitu : Eksternal dan Internal.

Pemakai eksternal meliputi para kreditur, para pemegang saham, para investor

potensial, agen-agen pembuat peraturan, otorisasi pajak, para pemasok dan

pelanggan. Pemakai internal meliputi pihak manajemen di setiap tingkat

organisasi, juga personil organisasi.

2) Sumber Data

Sumber data adalah data transaksi keuangan yang memasuki system informasi

dari sumber eksternal dan internal. Transaksi keuangan eksternal merupakan

transaksi pertukaran ekonomis dengan entitas bisnis lainnya dan individu dari

luar perusahaan.

3) Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahap operasional pertama dalam system

informasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data-data peristiwa

yang memasuki sistem ini sah (valid), lengkap dan bebas dari kesalahan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter II

14

material di dalam mengatur desain prosedur pengumpulan data terdapat dua

aturan, yakni relevan dan efisien.

4) Pemrosesan Data

Setelah data dikumpulkan, untuk data selanjutnya diproses untuk

menghasilkan informasi. Tugas dalam tahap pemrosesan data bervariasi dari

sederhana sampai yang kompleks.

5) Manajemen Database

Database organisasi merupakan tempat penyimpanan fisik data keuangan dan

non keuangan. Isi dari database tanpa menghiraukan bentuk fisiknya, berupa

hierarki data yang terdiri dari atribut data, record dan file.

6) Penghasil Informasi

Penghasil informasi merupakan proses mengumpulkan, mengatur,

memformat, dan menyajikan informasi untuk para pemakai informasinya

dapat berupa dokumen operasional seperti pesanan penjualan, suatu laporan

yang terstruktur.

7) Umpan Balik

Umpan balik merupakan suatu bentuk output yang dikirimkan kembali ke

sistem sebagai suatu sumber data. Umpan balik dapat bersifat internal dan

eksternal dan digunakan untuk memulai atau mengubah suatu proses.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter II

15

Model umum bagi sistem informasi akuntansi dapat digambarkan sebagai

berikut :

Lingkungan Eksternal

Gambar II-4. Model Umum untuk Sistem Informasi Akuntansi

Sumber : James A.Hall, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat Jakarta, h.15

B. Perangkat Sistem Informasi Berbasis Komputer

Dalam sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer biasanya

perangkat-perangkat sistem informasi itu terdiri dari :

1. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras merupakan komponen dasar yang membentuk suatu

sistem komputer. Dinamakan perangkat keras karena wujudnya berbentuk fisik

komputer sesungguhnya. Perangkat keras dapat dikelompokkan lima komponen

yaitu:

Manajemen Database

Pemrosesan Data

Penghasil Informasi

Pengumpulan Data

Sumber D

ata Eksternal

Sistem Informasi

Umpan Balik

Sumber Data Internal

Organisasi Bisnis

Pemakai Akhir Informasi

Pemakai Aktif Eksternal

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter II

16

a. Central Processing Unit (CPU)

Merupakan suatu pusat dari komputer, mempunyai fungsi untuk

melakukan kegiatan-kegiatan arithemetic dan logika dan mengawasi

kegiatan seluruh sistem EDP.

b. Input Equipment

Data yang akan diporses dalam komputer harus dimasukkan ke komputer,

pekerjaan dalam memasukkan data dapat menggunakan berbagai macam

alat. Alat-alat ini disebut dengan Pure Input Equipment atau sering disebut

juga sebagai input device.

c. Output Equipment

Alat-alat ini berfungsi untuk menerima informasi dari komputer (CPU)

dan mengubah ke dalam bentuk yang dapat dibaca manusia seperti : mesin

plog, mesin plog pita kertas, visual display terminal dan alat-alat lainnya.

d. Computer Communication equipment / alat komunikasi

Alat komunikasi dengan komputer merupakan alat yang menghubungkan

seseorang langsung dengan CPU atau dengan komputer file yang online.

Dengan digunakannya alat-alat komunikasi komputer ini, proses

memasukkan dan mengeluarkan data ke dan dari komputer dapat

dilakukan dengan jarak jauh.

e. Kombinasi Input dan Output

Kombinasi Input dan Output sering disebut juga dengan secondary stroge

devices merupakan alat-alat yang digunakan untuk menyimpan data input

maupun output dari komputer.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter II

17

2. Perangkat Lunak

Perangkat komputer dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : program dan

dokumentasi. Program komputer digunakan untuk memerintah komputer untuk

melaksanakan langkah-langkah yang tercantum dalam program itu. Dokumentasi

merupakan catatan dan penjelasan dari program komputer yang bertujuan untuk

memudahkan memahami suatu program suatu sistem.

Dalam penyusunan program komputer diperlukan langkah-langkah yaitu :

mendefinisikan masalah, menyusun flowchart, menyusun kode dari jawaban yang

diperoleh dari langkah kedua, yang mana kode tersebut adalah dari program

komputer itu sendiri, dan memeriksa kesalahan dan membetulkannya. Setelah

langkah-langkah tersebut dijalankan, kemudian dokumentasi dari program yang

telah disusn itu dilengkapi. Dalam hubungannya dengan penyusunan program

komputer ini perlu dijelaskan adanya tentang arus informasi dan langkah-langkah

yang sangat diperlukan untuk menjawab masalah tertentu, arus informasi

digambarkan dalam sistem flowchart dan langkah-langkah dalam program

komputer ditunjukkan dalam program flowchart.

Flowchart adalah gambaran yang menunjukkan arus dokumentasi (data)

dalam suatu sistem dan perangkat keras serta file yang digunakan. Flowchart ini

dibuat dengan simbol-simbol tertentu.

Adapun rangkaian simbol dari flowchart document dapat dilihat dari

gambar II-5

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter II

18

Gambar II-5. Rangkaian Simbol Flowcart Dokumen Sumber : James A.Hall, 2001. Sistem Informasi Akuntansi,

Salemba Empat Jakarta, h.15

3. Brainware

Meskipun komputer alat elektronik yang canggih dan dapat bekerja secara

otomatis, namun sesuai dengan konsep bahwa komputer hanya dapat bekerja

sesuai instruksi yang diterimanya. Maka dalam hal ini manusia yang terlibat di

dalam mengoperasikan serta mengatur sistem komputer.

4. Jaringan Komputer (Network)

Merupakan jaringan dari sistem komunikasi data yang melibatkan satu

atau lebih sistem komputer yang dihubungkan dengan jalur transmisi alat

komunikasi yang dapat membnetuk sistem. Dengan network ini, komputer yang

satu dapat berhubungan dengan komputer yang lain. Maka jenis-jenis jaringan

(network) itu sendiri terdiri dari :

Dokumen sumber atau laporan

Oprasi manual Jalur arus dokumen

Catatan akuntansi (jurnal, register, catatan harian, buku besar)

Penghubung lain halaman

Deskripsi proses/komentar

File untuk dokumen sumber penyimpanan dan laporan

Akses langsung perangkat penyimpan (paket disket)

Terminal menunjukkan sumber atau tujuan dari dokumen dan laporan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter II

19

a. Local Area Network (LAN)

Jaringan ini berfungsi untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi

dan workstation dalam suatu perusahaan, yang banyak menggunakan

peralatan secara bersama-sama dan saling bertukar informasi. Yang mana

biasanya jaringan ini dimiliki perusahaan tanpa menggunakan fasilitas dari

perusahaan telekomunikasi umum. LAN berdasarkan jenis jaringan dapat

dibedakan menjadi dua yaitu : jarak dan topologi.

b. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN) merupakan versi LAN yang berukuran

lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN.

MAN merupakan suatu pilihan untuk membangun jaringan komputer antar

kantor dalam suatu kota. MAN dapat menjangkau perusahaan-perusahaan

yang memiliki kantor-kantor yang letaknya sangat berdekatan dan MAN

mampu menunjang data dan suara, bahkan bisa disambungkan dengan

jaringan televisi kabel. Jaringan ini mampu memiliki jarak radius 10-50

Km. didalam jaringan MAN hanya memiliki kabel output.

c. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN) merupakan sebuah jaringan yang memiliki

jarak yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah Negara dan

benua. Pada sebagian besar WAN, komponen yang dipakai dalam

berkomunikasi terdiri dari dua komponen, yaitu : kabel transmisi dan

elemen switching. Kabel transmisi berfungsi untuk memindahkan bit-bit

dari suatu komputer ke komputer lainnya, sedangkan elemen switching di

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter II

20

sini adalah sebuah komputer khusus yang digunakan untuk

menghubungkan dua buah kabel transmisi atau lebih. Dan pada saat data

yang dikirimkan sampai ke kabel penerima, maka elemen switching harus

memilih kabel pengirim untuk meneruskan pesanan-pesanan berikut. Pada

sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel atau

saluran telepon yang menghubungkan sepasang router. Router adalah

perangkat antara yang dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan

local yang sama pada lapisan jaringan OSI. OSI (Open System

Interconnection) yaitu sistem koneksi terbuka yang mengatur informasi

dari satu komponen ke komponen lain yang merupaan suatu media

jaringan. Bila dua router yang tidak menggunakan kabel yang akan

melakukan komunikasi, maka keduanya harus berkomunikasi secara tidak

langsung melalui router dan paket data yang dikirimkan dari router yang

satu ke router lainnya akan melalui router perantara. Setelah diterima

dalam kondisi yang lengkap maka paket ini disimpan, sampai kesaluran

untuk output dalam kondisi yang bebas, baru paket akan diteruskan.

C. Proses Pengolahan Data Akuntansi

Terdapat tiga tahap dalam pemrosesan data dalam sistem akuntansi

berbasis komputer yaitu :

1. Input Data

Input data merupakan memasukkan data. Data berarti fakta yang belum

tersusun/sifatnya yang masih mentah. Dahulu, perusahaan kebanyakan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Chapter II

21

menggunakan dokumen (source document), untuk mengumpulkan data awal

tentang aktivitas bisnis, dan kemudian memindahkan data tersebut ke komputer.

Namun, sekarang sebagian besar data aktivitas tentang aktivitas bisnis langsung

dicatat oleh komputer melalui tampilan untuk entry data (computer data entry

screen), biasanya, tampilan untuk entry data menyimpan nama yang sama dengan

dokumen sumber manual yang digantikan.

Dokumen sumber yang di desain baik dan tampilan untuk entry data akan

memperbaiki pengendalian dan ketepatan pencatatan data dari aktivitas bisnis.

Perbaikan pengendalian muncul baik dengan membeli dokumen sumber yang

sudah dicatat nomornya atau dengan mengatur sistemnya agar secara otomatis

memberikan nomor urut pada tiap transaksi baru. Pemberian nomor itu akan

menyederhanakan / mempermudah verifikasi bahwa setiap transaksi sudah dicatat

dan tidak ada dokumen yang salah letak. Formilir yang di desain dengan baik dan

tampilan entry data dapat memperbaiki akurasi dengan cara memberikan intruksi

atau saran tentang data yang harus dikumpulkan, dengan cara pengelompokkan

informasi-informasi yang secara logika saling berhubungan melalui pemakaian

kotak yang ditempatkan (check off boxes) atau menu pulldown untuk menyajikan

pilihan yang tersedia, serta dengan cara pemakaian bayangan dan garis-garis batas

yang sesuai, untuk memisahkan tiap data secara jelas.

Apabila dokumen manual masih harus diberikan kepelanggan atau

pemasok, akurat input data dan efisiensinya dapat diperbaiki lebih jauh dengan

menggunakan dokumen turnaround, yang memuat catatan data perusahaan yang

dikirim ke pihak eksternal, dan kemudian kembali lagi sistem sebagai input.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Chapter II

22

Dokumen turn around dipersiapkan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh

komputer untuk memudahkan proses pencatatan input yang berikutnya.

Dengan otomatis dokumen sumber (source data automation) juga

merupakan cara untuk memperbaiki segera akurasi dan efisiensi pada input data.

Alat otomatisasi dokumen sumber akan mencatat transaksi dalam bentuk yang

dapat dibaca komputer pada waktu dan tempat terjadinya transaksi.

2. Pemprosesan Data

Pemrosesan data adalah aktifitas mentransformasikan input menjadi output

atau dengan kata lain mengubah data menjadi informasi. Saat data tentang

aktivitas bisnis sudah dikumpulkan, maka langkah berikutnya biasanya

melibatkan proses pembaruan (updating) informasi yang sudah disampaikan

sebelum tentang sumber daya yang dipengaruhi oleh kegiatan tersebut dan para

pelaku yang terlibat didalam aktivitas tersebut. Proses pembaruan yang dilakukan

selalu ada jeda waktu atau secara periodik atas data yang disimpan tentang sumber

daya dan pelaku yang terlibat, dinamakan proses batch, contohnya adalah proses

penggajian yang mana proses ini dilakukan hanya setiap periode tertentu saja.

Proses pembaruan yang dilakukan secara langsung setelah terjadi transaksi,

dinamakan proses on-line atau real-time.

Sistem Informasi berbasis komputer dibagi menjadi dua kelompok yaitu

sistem batch dan sistem real-time. Sistem batch mengatur transaksi dalam

kelompok-kelompok pemprosesan. Sistem real-time memproses transaksi secara

individual pada saat peristiwa ekonomi muncul, karena record tidak dikumpulkan

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Chapter II

23

dalam batches. Perbedaan karateristik antara pemprosesan batch dan real-time,

yaitu :

Karakteristik yang membedakan

Metode Pemrosesan Data Batch Real-time

Kerangka waktu informasi

Jangka waktu terjadi diantara terjadinya peristiwa ekonomi dan ketika peristiwa itu dicetak

Pemprosesan dilakukan ketika peristiwa ekonomi terjadi

Sumber daya Pada umumnya menguntungkan lebih sedikit sumber daya (perangkat keras, program, pelatihan)

Lebih banyak membutuhkan sumber daya dari pemprosesan batch

Efisensi Sejumlah besar transaksi diproses dengan lebih sedikit sumber daya

Sumber daya yang lebih besar dibutuhkan per unit output

Tabel II-2. Perbedaan Karakteristik antara pemprosesan batch dan

real-time Sumber : James A Hall, 2001, system Informasi Akuntansi, Salemba

Empat, Jakarta, h. 84

3. Penyimpanan Data

Komputer menyimpan data dengan cara mengaturnya dalam bentuk dari

unit-unit yang lebih kecil menjadi unit lebih besar, dan lebih bermakna. Nilai data

disimpan dalam ruang fisik (physical space) atau yang disebut dengan field.

Gabungan dari beberapa field yang mengandung data tentang berbagai atribut dari

entitas yang sama maka membentuk catatan (record). Field yang didalam record,

atau isinya disebut dengan nilai data (data value).

Record yang saling berhubungan dikelompokkan untuk membentuk file,

setelah itu file yang saling berhubungan, dan dikoordinasikan dari pusat disebut

dengan database. Dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA), file yang

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Chapter II

24

dipergunakan untuk menyimpan informasi kumulatif tentang sumber daya dan

para pelaku kegiatan dinamakan file ledger (didalam sistem manual ledger benar-

benar berupa buku karena dari kalimatnya “keeping the books” maksudnya yaitu

pada proses pemeliharaan dan pembaharuan buku besar). Buku besar (general

ledger) memasukan data dalam bentuk rekapitulasi untuk tiap akun aktiva,

kewajiban, ekuitas pendapatan, dan biaya (expense) organisasi. Buku pembantu

(subsidiary ledger) mencatat data rinci yang berfungsi untuk akun besar yang

memiliki banyak sub akun terpisah. Buku pembantu piutang memiliki berbagai

catatan terpisah untuk tiap pelanggan, yang masing-masing berisi informasi terinci

diantaranya (nama, alamat, saldo, batas kredit, dan lain-lain) tentang pelanggan,

buku pembantu umumnya dipergunakna untuk piutang, persediaan, aktiva tetap

dan utang.

Akun buku besar yang sesuai dengan buku pembantu dinamakan akun

pengendalian hubungan, antara akun pengendali buku besar dengan saldo tiap

akun dibuku pembantu, memiliki peranan penting dalam memelihara akurasi data

yang disimpan di dalam SIA. Setiap akun buku besar diberi nomor tertentu. Daftar

akun (chart of account), adalah daftar akun adalah salah satu dari aspek-aspek

terpenting SIA, karena dapat mempengaruhi persiapan laporan keuangan. Data

yang disimpan dala akun individual dapat dengan mudah di jumlahkan untuk

disajikan dilaporkan, akan tetapi data yang disimpan dalam akun rekapitulasi

tidak dapat dengan mudah dipisah-pisahkan dan dilaporkan secara lebih terinci.

Konsekuensinya, merupakan hal yang penting dalam daftar akun untuk memiliki

rincian yang memenuhi kebutuhan informasi organisasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Chapter II

25

b. Database

Sistem database dibuat untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan

pertumbuhan file utama. Database adalah kumpulan dari data yang saling

berhubungan dan dikoordinasikan secara terpusat. Pendekatan database

membuat data sebagai sumber daya organisasi yang seharusnya dipergunakan

dan dikelola oleh seluruh bagian organisasi tersebut, tidak hanya oleh suatu

departemen atau fungsi tertentu saja. Fokusnya adalah integrasi data dan

pembagian data dengan seluruh pemakai yang berhak memakainya. Integrasi

data yang dicapai dengan mengkombinasikan beberapa file utama dalam

‘kolam’ (pool) data yang dapat diakses oleh berbagai program aplikasi.

Dalam hal ini dapat dicapai dengan mempergunakan sebuah program yang

disebut sebagai database management system (DBMS). Program ini bertindak

sebagai jarak antara database dengan berbagai program aplikasi. DBMS

adalah suatu set perangkat lunak yang memiliki tujuan keseluruhan untuk

mengolah data dalam suatu database. DBMS mengendalikan database agar

para pemakai dapat mengakses, membuat permintaan, atau memperbaharuinya

tanpa harus mencari terlebih dahulu dimana suatu data disimpan secara fisik.

Kombinasi database, DBMS, dan program aplikasi yang mengakses database

melalui DBMS disebut sebagai sistem database.

c. Sistem Database

Sistem database memisahkan tampilan logis dan fisik data. Tampilan logis

adalah bagaimana para pemakai atau programmer secara konseptual mengatu

Tampilan Logis dan Fisk (logical view and physical view) Data

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Chapter II

26

dan memahami sebuah data. Sebagai contoh, seorang manajer penjualan

merencanakan seluruh informasi mengenai para pelanggan, yang

menyimpannya dalam bentuk tabel. Tampilan fisik adalah data yang

digunakan dalam menyusun dan menyimpan data seperti kedalam disk, tape,

CD-ROM, atau media lainnya. Memisahkan tampilan logis dan fisik

memungkinkan pengembangan aplikasi baru karena programmer dapat

berkonsentrasi untuk memasukkan kode (coding / hal-hal yang akan dilakukan

program) kedalam logika aplikasi dan tidak perlu memusatkan perhatian pada

bagaimana dan dimana berbagai data disimpan atau diakses.

d. Skema

Skema (schema) menjelaskan struktur logis database. Terdapat tiga tingkat

skema, yaitu : konseptual, eksternal, dan internal. Skema tingkat konseptual

(conceptual level schema) adalah tampilan dari seluruh database dalam

tingkat organisasi. Skema ini mendaftar elemen-elemen data dan hubungan

antar mereka. Skema tingkat eksternal terdiri dari satu set tampilan individual

bagi pemakai dari berbagai bagian database, yang setiap bagiannya

merupakan subskema. Skema tingkat internal menyediakan tampilan tingkat

rendah dari database. Skema ini menjelaskan bagaimana data sebenarnya

disimpan dan diakses, termasuk informasi mengenai petunjuk (pointer),

indeks, panjang catatan, dan seterusnya.

e. Kamus Data

Salah satu komponen terpenting dari DBMS adalah kamus data (data

dictionary), yang mencakup informasi mengenai struktur database, setiap

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Chapter II

27

elemen data yang disimpan dalam database, seperti nomor pelanggan,

memiliki catatan di kamus data yang mendeskripsikan elemen tersebut.

DBMS biasanya memelihara kamus data. Kamus data ini sering kali menjadi

salah satu aplikasi pertama dari sistem database yang baru diterapkan.

Masukkan (input) untuk kamus data mencakup elemen data yang baru atau

telah terhapus serta perubahan nama dan pengguna elemen data yang ada.

Keluaran (output) mencakup berbagai laporan yang berguna bagi programmer,

perancang database, dan pemakai sistem informasi. Laporan-laporan itu

sendiri mencakup daftar dari semua program dimana suatu data digunakan,

daftar dari semua sinonim untuk elemen dalam file tertentu, daftar dari semua

elemen data yang digunakan oleh pemakai tertentu, dan data dari seluruh

laporan output dimana elemen data digunakan. Laporan-laporan ini berguna

dalam perancangan dan impelementasi sistem database, penyedian

dokumentasi sistem, dan dapat bagian menjadi bagian dari jejak audit.

f. Bahasa-bahasa DBMS

Setiap DBMS harus menyediakan sarana untuk pelaksanaan fungsi dasar,

yaitu : menciptakan, mengubah, dan mempertanyakan database. Sekelompok

perintah yang digunakan untuk menjalankan tiga fungsi tersebut, secara

berurutan diacu sebagai bahasa untuk di definisi data, bahasa untuk

manipulasi data, bahasa untuk di definisi data, bahasa untuk manipulasi data,

bahasa untuk meminta data. Berikut ini jenis-jenis dari bahasa-bahasa DBMS :

1) Bahasa definisi data (data definition language – DDL) digunakan untuk

membangun kamus data, mengawali atau menciptakan database,

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Chapter II

28

mendeskripsikan pandangan logis untuk setiap pemakai atau programmer,

memberikan batasan untuk keamanan field atau catatan pada database.

Dengan kata lain DDL merupakan penghubung data logis dengan data

fisik.

2) Bahasa manipulasi data (data manipulation language-DML) digunakan

untuk mengetahui bagaimana cara database yang sedang diproses,

mencakup operasi seperti pembaharuan (updating), penyisipan (inserting),

dan penghapusan (deleting) suatu bagian dari database. DML

memudahkan program penulisan (writing program ) untuk melaksanakan

tugas-tugas tersebut dengan hanya menanyakan suatu nama dari bagian

data, bukan meminta lokasi penyimpanan fisiknya.

3) Bahasa Permintaan data (data query language – DQL) dipergunakan

untuk menyelidiki database. Apabila DML dipergunakan untuk mengubah

isi database, maka DQL hanya dipergunakan untuk mengambil data,

menyortir data, menyusun data, dan menyajikan suatu bagian dari

database sebagai respon atas permintaan data. Umumnya DQL berisi

perintah yang cukup luas, tetapi mudah dipergunakan, sehingga para

pemakainya dapat memuaskan sebagian besar kebutuhan informasinya

sendiri, tanpa bantuan dari programmer.

Banyak DBMS yang juga memasukkan penulis laporan (report writer),

yaitu sebuah bahasa yang menyederhanakan pembuatan laporan. Umumnya,

pemakai hanya perlu menspesifikasikan elemen data yang ingin mereka cetak dan

bagaimana format laporan tersebut. Penulis laporan kemudian akan mencari

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Chapter II

29

dalam database data yang di spesifikasikan, mengekstrasi bagian data tersebut,

mencetaknya sesuai dengan format yang telah ditentukan oleh pemakai. Seluruh

pemakai umumnya memiliki akses ke DQL dan penulis laporan. Akses ke DDL

dan DML seharusnya hanya dibatasi untuk para pegawai yang memiliki tanggung

jawab administrasi dan pemograman. Hal ini membantu membatasi jumla

pegawai yang memiliki kemampuan untuk membuat perubahan dalam database.

D. Sistem Komputerisasi Dalam Pemrosesan Data Penerimaan dan

Pengeluaran Kas.

1. Sistem Penerimaan Kas

Sistem penerimaan tunai biasanya adalah sistem batch. Tidak seperti

transaksi penjualan, dimana kecenderungan untuk selesai dalam satu hari,

penerimaan tunai merupakan kejadian yang berbeda. Karena karakteristik

tersebut, beberapa perusahaan menerapkan kas secara batch. Cek dan dokumen

pembayaran (dokumen pemberitahuan pembayaran) diterima dari bagian

penerimaan dokumen dalam bentuk batch.

Prosedur dari sistem penerimaan tunai menurut Hall (2001 : 219) adalah

ruang penerimaan dokumen, departemen penerimaan tunai, departemen piutang

dan departemen pemrosesan data. Berikut ini penjelasan mengenai sistem

penerimaan tunai :

a. Ruang Penerimaan Dokumen

Dimulai dari bagian ini, petugas yang memberikan dokumen yang diterima

dari pelanggan baik itu cek dan dokumen daftar pembayarna, memisahkan file

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Chapter II

30

cek dengan dokumen pembayaran. Lalu langkah selanjutnya menyiapkan daftr

pembayarannya. Cek dan salinan daftar pembayaran tersebut dikirim ke

departemen penerimaan tunai yang mana dokumen pembayaran dan salinan

daftar pembayarannya dilanjutkan ke departemen piutang.

b. Departemen Penerimaan Tunai

Petugas yang menerima dibagian ini mencocokkan file cek dan dokumen

daftar pembayaran dan menyiapkan slip setoran untuk dibawa ke bank.

Menggunakan terminal komputer, dan membuat catatan jurnal dari seluruh

total penerimaan tunai. Selanjutnya petugas menyimpan / mengarsipkan

dokumen pembayaran dan satu slip setoran bank. Pada akhir ini petugas akan

menyetorkan uang tersebut ke bank.

Gambar II-6 Siklus Pengolahan Data Secara Manual Sumber : Baridwan, Zaki, 2000. Sistem Informasi Akuntansi, BPFE

UGM, Yogyakarta, h.4

c. Departemen Piutang

Dibagian ini Petugas departemen piutang menerima serta mencocokkan daftar

pembayaran dan dokumen pembayaran. Menggunakan terminal komputer, di

bagian ini petugas membuatkan daftar pembayaran transaksi penerimaan tunai

Bukti Transaksi

Jurnal Buku Besar

Laporan Keuangan

Buku Pembantu

Laporan Keuangan

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Chapter II

31

untuk setiap dokumen pembayaran yang terjadi dan mengarsip / menyimpan

dokumen pembayaran dan daftar pembayaran.

d. Departemen Pemrosesan Data

Dan akhir ini, sistem batch diperlukan untuk melakukan proses pencocokan

antara file penerimaan transaksi tunai, penyimpanan yang telah dilakukan

sebelumnya dengan jurnal. Metode akses langsung ke file dapat dilakukan

yaitu meng-update pada rekening pembantu piutang dan rekening control

buku besar umum. Akhirnya sistem membuat daftar transaksi-transaksi

dimana akan dilaksanakn pencocokan kembali dengan daftar pembayaran oleh

petugas departemen piutang dan dokumen tersebut diberikan kebagian

manajemen.

INPUT PENGOLAHAN OUTPUT

Gambar II-7 Siklus Pengolahan Data Secara Komputer Sumber : Baridwan, Zaki, 2000. Sistem Informasi Akuntansi, BPFE

UGM, Yogyakarta, h.5

Bukti Transaksi

Jurnal

Jurnal Besar

File Transaksi

Laporan Keuangan & Laporan Lain

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Chapter II

32

Gambar II-8 Flowcart Sistem Penerimaan Kas Berbasis Komputer Sumber : James Hall (2001 : 220)

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Chapter II

33

2. Sistem Pengeluaran Kas

Pada sistem informasi pengeluaran kas yang terkomputerisasi proses

pengeluaran kas juga menggunakan sistem batch seperti pada sistem informasi

penerimaan kas. Dimana James Hall (2001 : 285) membagi pengeluaran kas

sebagai berikut departemen pemrosesan data, departemen pengeluaran kas dan

departemen utang dagang. Berikut ini langkah-langkah dalam sistem pengeluaran

kas:

a. Departemen Pemrosesan Data

Setiap hari, sistem akan meregister voucher dari tanggal yang telah jatuh

tempo setiap item secara langsung. Setelah itu mencari file voucher untuk

item-item yang jatuh tempo menulis cek. Cek tersebut dicatat dalam register

cek (jurnal pengeluaran kas) menutup file voucher dan mengirim item-item

tersebut ke file utang dagang yang tertutup. Lalu salinan-salinan cek tersebut

di kirim ke bagian / departemen pengeluaran kas, dan akhirnya total dari batch

file utang dagang tertutup, pengeluaran kas disiapkan untuk meng-update

buku besar umum. Total batch dari file utang dagang terbuka (karena belum

dibayar) akan tetap tertutup (karena telah dibayar). Pengeluaran kas,

persediaan dan buku besar umum dilaporkan ke bagian dagang. Dan total dari

utang dagang tertutup dan pengeluaran kasnya harus sama.

b. Departemen Pengeluaran Kas

Dibagian ini petugas pengeluaran kas merekonsiliasi salinan-salinan cek

tersebut dengan daftar-daftar transaksi, lalu menyreahkan cek yang dapat

dinegoisasi ke pihak manajemen untuk disetujui dan ditandatangani.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Chapter II

34

Kemudian cek-cek tersebut dikirim ke pemasok dan satu salinan dari setiap

cek akan dikirim ke bagian utang dagang, beserta salinan lainnya akan

disimpan ke bagian pengeluaran kas bersama dengan daftar-daftar transaksi.

c. Departemen Utang Datang

Dibagian ini petugas menerima salinan cek, dan mencocokkan cek dengan

dokumen pendukung di file voucher terbuka dan mentransfer / mengirim item-

item tertutup ini ke bagian file voucher tertutup. Dan menutup file voucher,

maka prosedur pengeluaran kas diakhiri dengan langkah ini.

Perusahan terkadang untuk membiayai dengan operasionalnya

menggunakan dana kas kecil. Pengertian dana kas kecil menurut Skousen & Stice

(2001 : 379), yaitu “Jumlah dana kecil kas yang disimpan ditangan untuk tujuan

pembuatan pembayaran bermacam-macam”. Dalam penyelenggaraan dana kas

kecil untuk memungkinkan pengeluaran kas dengan uang tunai dapat

diselenggarakan dengan dua cara yaitu:

a. Sistem Saldo Berfluktuasi

Dalam sistem saldo berfluktuasi (fluctuating fund-balance system) ini

penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan dengan prosedur Sebagai berikut:

1) Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas

kecil.

2) Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening dana kas

kecil, sehingga setiap saldo rekenig ini berfluktuasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Chapter II

35

3) Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan

keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening dan kas kecil. Dalam

sistem ini, saldo rekening dana kas kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.

b. Sistem Imprest

Dalam sistem ini, penyelenggara dana kas kecil dilakukan sebagai berikut :

1) Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan

mendebit rekening dana kas kecil. Saldo rekening dana kas kecil ini tidak

berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo yang

telah ditetapkan tersebut dinaikkan atau dikurangi.

2) Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal (sehingga tidak

mengkredit rekening dana kas kecil), bukti-bukti pengeluaran dana kas

kecil dikumpulkan saja dalam arsip sementara yang diselenggarakan oleh

pemegang dana kas kecil.

3) Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang

tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Pengisian kembali

dana kas kecil ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit

rekening biaya dan mengkredit rekening kas. Rekening dana kas kecil

tidak terpengaruh dengan pengeluaran dana kas kecil. Dengan demikian

pengawasan terhadap dana kas kecil mudah dilakukan, yaitu dengan secara

periodic atau secara mendadak menghitung dana kecil. Jumlah uang yang

ada ditambah dengan permintaan-permintaan pengeluaran kas kecil yang

belum dipertanggung jawabkan dan bukti pengeluaran dana kas kecil,

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Chapter II

36

harus sama dengan saldo rekening dan kas kecil yang tercantum dalam

buku besar.

Dalam bukunya Mulyadi (2001 : 534) menjelaskan tentang adanya fungsi

dalam sistem dana kas kecil yaitu:

Fungsi yang terkait dalam sistem dana kas kecil adalah: 1. Fungasi kas. 2. Fungsi akuntansi 3. Fungsi pemegang dana kas kecil. 4. Fungsi yang memerlukan pembayaran tunai. 5. Fungsi pemeriksa intern.

Adapun uraian dari fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

Ad 1) Fungsi Kas

Fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, meminta otorisasi atas

cek, dan menyerahkan cek tersebut kepada pemegang dana kas kecil pada

waktu pembentukan dana kas kecil dan pada waktu pengisian kembali

dana kas kecil.

Ad 2) Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas kecil

yang menyangkut biaya dan persediaan, transaksi pembentukan dana kas

kecil, pengisian kembali dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek,

pengeluaran dana kas kecil dala jurnal pengeluaran dana kas kecil (dalam

fluctuating final balance system) dan pembuatan bukti kas keluar yang

memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar

tercantum dalam dokumen yang telah dibuat, fungsi ini juga bertanggung

jawab untuk melaksanakna vertifikasi kelengkapan dan keabsahan

dokumen pendukung yang dipakai sebagai pembuatan bukti kas keluar.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Chapter II

37

Ad 3) Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil

Fungsi ini bertanggung jawab terhadap penyimpanan daa kas kecil,

dimana pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat

tertentu yang telah ditunjuk, dan permintaan untuk pengisian kembali dana

kas kecil.

Ad 4) Fungsi Yang Memerlukan Pembayaran Tunai

Fungsi ini memerlukan dana / pembayaran tunai untuk setiap transaksi

yang menggunakan dana tunai.

Ad 5) Fungsi Pemeriksa Intern

Fungsi ini bertanggung jawab atas perhitungan dana kas kecil secara

periodic dan pencocokan hasil perhitungannya dicatat ke kas, dan fungsi

ini juga bertanggung jawab atas audit secara mendadak (surprise audit)

terhadap jumlah saldo dana kas kecil ditangan pemegang dana kas kecil.

Gambar II-9 Flowcart Sistem Pengeluaran Kas Sumber : James Hall (2001 : 288)

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Chapter II

38

E. Pengendalian Intern Sistem Komputerisasi Dalam Pemrosesan Data

Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Sistem informasi akuntansi berguna dalam membantu menjalankan

kegiatan bisnis, yang pada saat ini telah berkembang semakin pesat dan kompleks

untuk memenuhi peningkatan kebutuhan informasi. Sejalan dengan peningkatan

kompleksitas sistem dan ketergantungan pada sistem tersebut, perusahaan

menghadapi peningkatan resiko atas suatu sistem, untuk itu dibutuhkan

pengendalian intern atas sistem tersebut yang digunakan untuk memonitor

kegiatan yang sedang berjalan.

Menurut Romney & Steinbart (2004 : 229)” Pengendalian intern (internal

control ) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk

menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan

memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan

kebijakan yang telah ditetapkan”. Adapun Haryono (2001 : 7) mengatakan ada

tiga prinsip pokok yang perlu diperhatikan dalam pengendalian intern yakni :

Pertama, harus dapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang bertanggung jawab menangani transaksi kas dan menyimpan kas tidak merangkap sebagai petugas pencatatan transaksi kas. Kedua, semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya kepada bank secara harian. Ketiga, semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan uang tunai, yaitu melalui kas kecil.

Bodnar & Hopwood (2000 : 23) menyebutkan bahwa “….elemen-elemen

dasar pengendalian intern (penyediaan yang memadai, rotasi pekerjaan, total

pengendalian kelompok, pengecekan keabsahan, dan sebagainya) seluruhnya

penting dalam sistem keamanan komputer”.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Chapter II

39

Menurut Standart Profesional Akuntan Publik (2001 : 314.3)

“Pengendalian intern atas pengolahan komputer yang dapat membantu pencapaian

tujuan pengendalian intern secara keseluruhan, mencakup baik prosedur manual

maupun prosedur yang didesain dalam program komputer”.

Dalam prosedur pengendalian komputer terdiri atas pengendalian

menyeluruh yang sangat berdampak terhadap lingkungan Sistem Informasi

Komputer (SIK) dan pengendalian khusus atas aplikasi akuntansi. Adapun tujuan

pengendalian umum SIK adalah untuk membuat suatu kerangka pengendalian

menyeluruh atas aktivitas SIK dan untuk memberikan tingkat keyakinan memadai

bahwa tujuan pengendalian intern secara keseluruhan dapat tercapai.

Mulyadi (2001 : 182) menyebutkan “Pengendalian intern akuntansi dalam

lingkungan pengolahan data elektronik dibagi menjadi dua yaitu pengendalian

umum (general control) dan pengendalian aplikasi (application control)”.

Pengendalian umum merupakan standar dan panduan yang menjadi acuan

oleh karyawan dalam melaksanakan fungsinya. Dalam lingkungan pengolahan

data elektronik (komputer) pengendalian umum itu sendiri terdiri dari:

dokumentasi, sistem, prosedur pengembangan dan perubahan sistem serta metode

operasi fasilitas pengolahan data. Pengendalian umum akan berdampak terhadap

semua jenis pengendalian aplikasi yang telah dirancang untuk memenuhi

persyaratan-persyaratan yang ada dalam pengendalian khusus untuk setiap

aplikasi dalam pengolahan data. Pengendalian aplikasi dirancang untuk menjamin

apakah pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi yang telah

diotorisasi dan penyempurnaan file induk dan itu menghasilkan informasi yang

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Chapter II

40

teliti dan akurat serta lengkap pada waktu yang seharusnya. Dengan kata lain

menghasilkan informasi dengan cara efektif dan efisien.

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Perumusan Masalah

Jenis Penelitian

Hasil Penelitian

Yenni Fransiska (2006)

Analisis sistem komputerisasi kode rekening penerimaan kas bagian keuangan PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk (ISUZU LAMPUNG)

apakah sistem komputerisasi penerimaan kas dalam input kode rekening dapat menimbulkan suatu masalah yang disebabkan faktor manusia yaitu lupa kode rekening?.

Deskriptif Kualitatif, yaitu jenis penelitian yang menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian

Sistem yang digunakan masih sangat sederhana sehingga sering terjadi kesalahan dalam melakukan transaksi penerimaan khususnya dalam input kode rekening dan laporan tidak tersaji dengan cepat, tepat dan akurat. Perancangan sistem penerimaan kas berbasis komputer membuat sistem terkomputerisasi dengan menggunakan program visual basic 5.0 dapat membantu kemudahan dalam melakukan penginputan kode rekening pada bagian kasir/keuangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Chapter II

41

Fitriani (2005).

Analisa penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis komputer dan pengaruhnya terhadap pengendalian intern pada PT. TELKOM BANDA ACEH

Apakah penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer berpengaruh terhadap struktur Pengendalian Intern pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Cabang Banda Aceh?

Deskriptif Kualitatif, yaitu jenis penelitian yang menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian

PT.Telkom (Persero) Cabang Banda Aceh telah menggunakan sistem pengolahan data elektronik (Electronic Data Processing System) terhadap Sistem Informasi Akuntansi perusahaan. Selain adanya tanggung-jawab dalam penggolahan data, perusahaan juga menambah sub Pengendalian Intern yang baru yaitu pengendalian komputer yang terdiri atas pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.

Fitri W Lubis (2008)

Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT. Indosat Tbk Medan.

Bagaimana Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas dilakukan oleh PT. Indosat Tbk Medan, Apakah Sistem

Deskriptif Kualitatif, yaitu jenis penelitian yang menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian

SIA penerimaan dan pengeluaran kas PT. Indosat Tbk Medan cukup memadai saat ini. Prosedur kas dilakukan dengan cara pelanggan membayar ke

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Chapter II

42

Pengendalian Intern yang diterapkan oleh PT. Indosat Tbk Medan telah mencerminkan adanya pengendalian Intern Yang memadai atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas.

kasir perusahaan atau mentransfer uang ke bank kemudian aplikasi setoran dan pembayaran PPh 23 dilaporkan ke

Elfrina Aisyah Nasution 2008

Analisis Sistem Pemrosesan Transaksi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berbasis komputer Pada Kantor Pos Indonesia (Persero) Binjai

Apakah Sistem Pemrosesan Transaksi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berbasis Komputer yang diterapkan Perusahaan telah mendukung pencapaian tujuan pengendalian kas

Deskriptif Kualitatif, yaitu jenis penelitian yang menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian

Dalam sistem penerimaan dan pengeluaran kas terdapat pemisahan tugas yang memadai, yakni antara fungsi penerimaan, pencatatan, penyimpanan yang di pisahkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Chapter II

43

G. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan

teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang

diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta

merumuskan hipotesis. Kerangka konseptual ini dapat berbentuk bagan dan alur,

model matematika yang dilengkapi dengan penjelasan kualitatif.

Saat melakukan pra riset, ditemukan permasalahan yaitu bagian loket dan

kasir internal terlambat mengentry bukti pembayaran untuk setiap transaksi yang

diperoleh dari semua penerimaan setoran Kp Cabang ke bagian Akuntansi

sehingga perusahaan sulit untuk melakukan pencatatan dan pencatatan transaksi

tidak tepat waktu dan tidak efisien. Kemudian ada beberapa karyawan yang belum

memahami tentang pelaksanaan Aplikasi Simakpos. Permasalahan ini dipecahkan

dengan cara mengambil pendapat dari para ahli guna memecahkan permasalahan

yang sedang dihadapi perusahaan.

Sistem pemrosesan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tersebut

mengalami masalah dengan mendapatkan informasi yang tepat waktu, sehingga

perusahaan hendaknya membuat satu peraturan dan membutuhkan pengendalian

yang memadai atas penerimaan dan pengeluaran kas.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Chapter II

44

BAGAN KERANGKA KONSEPTUAL

Gambar II-10 Bagan Kerangka Konseptual

ANALISIS SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS BERBASIS KOMPUTER PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN

PERMASALAHAN Bagian Loket dan kasir Internal terlambat mengentry bukti pembayaran untuk setiap transaksi yang diperoleh dari semua penerimaan setoran Kp Cabang ke bagian akuntansi sehingga perusahaan sulit untk melakukan pencatatan transaksi yang tepat waktu dan efisien serta karyawan kurang memahami penggunaan Aplikasi Simakpos

PERUMUSAN MASALAH : Apakah analisis sistem pemrosesan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas berbasis komputer yang diterapkan pada perusahaan saat ini masih efektif dan efisien untuk perusahaan PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN sehingga tercipta pengendalian intern yang memadai ?

Penerimaan dan Pengeluaran Kas Neraca

PEMECAHAN MASALAH : Masalah dipecahkan melalui landasan teoritis yang terdapat dalam sistem pemrosesan transaksi, antara lain : - Siklus Pendapatan, Penerimaan Kas dan Prosedur

Penerimaan Kas - Siklus Pengeluaran, Pengeluaran Kas Prosedur Pengeluaran

Kas - Pengendalian Intern

KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Sumatera Utara