Upload
suprapto-to
View
2
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sssss
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Pengeringan
Pengeringan adalah proses perpindahan panas dan uap air secara simultan
yang memerlukan energi panas uantuk menguapkan kandungan air yang
dipindahkan dari permukaan bahan yang dikeringkan oleh media pengering yang
biasanya berupa panas. Proses pengeringan berlaku apabila bahan yang
dikeringankan kehilangan sebahagian atau keseluruhan air yang dikandungnya.
Proses utama yang terjadi pada proses pengeringan adalah penguapan. Penguapan
terjadi apabila air yang dikandung oleh suatu bahan teruap, yaitu apabila panas
diberikan kepada bahan tersebut.
Prinsip pengeringan biasanya akan melibatkan dua kejadian yaitu panas
yang diberikan pada bahan dan air harus dikeluarkan dari bahan. Dua fenomena
ini menyangkut pindah panas ke dalam dan pindah massa ke luar. Yang dimaksud
dengan pindah panas adalah peristiwa perpindahan energi dari udara ke dalam
bahan yang dapat menyebabkan berpindahnya sejumlah massa (kandungan air)
karena gaya dorong untuk keluar dari bahan (pindah massa).
Dalam pengeringan umumnya diinginkan kecepatan pengeringan yang
maksimum, oleh karena itu diusahakan untuk mempercepat pindah panas dan
pindah massa. Perpindahan panas dalam proses pengeringan dapat terjadi melalui
dua cara yaitu pengeringan langsung dan pengeringan tidak langsung.
Pengeringan langsung yaitu sumber panas berhubungan dengan bahan yang
dikeringkan, sedangkan pengeringan tidak langsung yaitu panas dari sumber
panas dilewatkan melalui permukaan benda padat (conventer) dan conventer
tersebut yang berhubungan dengan bahan. Setelah panas sampai ke bahan maka
air dari sel-sel bahan akan bergerak ke permukaan bahan kemudian keluar.
2.2 Pengeringan Buatan
Pengeringan dengan menggunakan alat pengering dimana, suhu,
kelembapan udara, kecepatan udara dan waktu dapat diatur dan di awasi.
Keuntungan Pengering Buatan:
Tidak tergantung cuaca
Kapasitas pengeringa dapat dipilih sesuai dengan yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
Tidak memerlukan tempat yang luas
Kondisi pengeringan dapat dikontrol
Pekerjaan lebih mudah.
2.2.1 Jenis Jenis Pengeringan Buatan
Berdasarkan media panasnya,
Pengeringan adiabatis ; pengeringan dimana panas dibawa ke alat
pengering oleh udara panas, fungsin udara memberi panas dan
membawa air.
Pengeringan isotermik; bahan yang dikeringkan berhubungan langsung
dengan alat/ plat logam yang panas.
2.2.2 Proses pengeringnan:
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air
Dengan cara menurunkan RH dengan mengalirkan udara panas
disekeliling bahan
Proses perpindahan panas; proses pemanasan dan terjadi panas
sensible dari medium pemanas ke bahan, dari permukaan bahan
kepusat bahan.
Proses perpindahan massa ; proses pengeringan (penguapan), terjadi
panas laten, dari permukaan bahan ke udara
Panas sensible ; panas yang dibutuhkan/ dilepaskan untuk menaikkan
/menurunkan suhu suatu benda
Panas laten ; panas yang diperlukan untuk mengubah wujud zat dari
padat kecair, cair ke gas, dst, tanpa mengubah suhu benda tersebut.
2.2.3 Faktor faktor yang mempengaruhi pengeringan.
Pada pengeringan selalu diinginan kecepatan pengeringan yang maksimal.
Oleh karena itu perlu dilakukan usah- usah untuk memercepat pindah panas dan
pindah massa ( pindah massa dalam hal ini adalah perpindahan air keluar dari
bahan yang dikeringksan dalam proses pengeringan tersebut.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh kecepatan
pengeringan maksimum, yaitu :
(a) Luas permukaan
(b) Suhu
Universitas Sumatera Utara
(c) Kecepatan udara
(d) Kelembapan udara
(e) Tekanan atm dan vakum
(f) Waktu.
Dalam rancang mesin ini faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh
kecepatan pengeringan maksimum adalah :
• Suhu
Semakin besar perbedaan suhu ( antara medium pemanas dengan
bahan bahan) maka akan semakin cepat proses pindah panas
berlangsung sehingga mengakibatkan proses penguapan semaki cepat
pula. Atau semkain tinggi suhu udara pengeringan maka aka semakin
besar anergi panas yang dibawa ke udara yang akan menyebabkan
proses pindahan panas semakin cepat sengingga pindah massa akan
berlangsung juga dengan cepat.
Kecepatan udara
Umumnya udara yang bergerak akan lebih banyak mengambil uap air
dari permukaan bahan yang dikeringkan. Udara yang bergerak adalah
udara yang mempunyai kecepatan gerak yang tinggi yang berguna
untuk mengambil uap air dan menghilangkan uapa air dari permukaan
bahan yang dikeringkan, sehingga dapat mencegah terjadinya udara
jenuh yang dapat memperlambat penghilangan air.
Kelembaban Udara (RH)
Semakin lembab udara di dalam ruang pengering dan sekitarnya maka
akan semakin lama proses pengerngan berkangsung kering, begitu juga
sebaliknya. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan menahan uap
air. Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi ( RH
keseimbangan) masing- maasin, yaitu kelembaban pada suhu tertentu
dimana bahan tidak akan kehilangan air ( pindah) ke atmosfir atau
tidak akan mengambil uap air dari atmosfir.
Universitas Sumatera Utara
Jika RH udara < RH keseimbangan maka bahan masih dapat
dikeringkan
Jika RH udara > RH keseimbangan maka bahan malahan akan menarik
uap air dari udara.
Waktu
Semakin lama waktu (batas tertentu) pengeringan maka akan semakin
cepat proses pengeringan selesai. Dalam pengeringan diterapkan
konsep HTST ( High Temperature Short Time), short time dapat
menekan biaya pengeringan.
2.3 Pompa Kalor (Heat Pump)
Pompa kalor (heat pump) adalah suatu perangkat yang mentransfer panas
dari media suhu rendah ke suhu tinggi. Pompa kalor merupakan perangkat yang
sama dengan mesin pendingin (Refrigerator), perbedaannya hanya pada tujuan
akhirnya. Mesin pendingin bertujuan menjaga ruangan pada suhu rendah (dingin)
dengan membuang panas dari ruangan. Sedangkan pompa kalor bertujuan
menjaga ruangan berada pada suhu yang tinggi (panas). Hal ini di ilustrasikan
seperti pada gambar 2.1.
Ruang Panas (ruang yang
dimanfaatkan)
Ruang Panas
R
Ruang dingin (ruang yang
dimanfaatkan)
Wnet, in (required input)
QH
QL (desired output)
Ruang Dingin
HP Wnet, in (required input)
QL
QH (desired output)
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Refrigerator dan pompa kalor (heat pump)
Sumber: (Cengel and Boles 2006)
Pompa kalor memanfaatkan sifat fisik dari penguapan dan pengembunan
dari suatu fluida yang disebut dengan refrigeran. Pada aplikasi sistem pemanas,
ventilasi dan pendingin ruangan, pompa kalor merujuk pada alat pendinginan
kompresi-uap yang mencakup saluran pembalik dan penukar panas sehingga arah
aliran panas dapat dibalik. Secara umum, pompa kalor mengambil panas dari
udara atau dari permukaan. Beberapa jenis pompa kalor dengan sumber panas
udara tidak bekerja dengan baik setelah temperatur jatuh di bawah -5oC (23oF)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pompa_kalor n.d.).
2.3.1 Siklus Refrigerasi kompresi uap
Siklus refrigerasi kompresi uap merupakan silkus yang paling umum
digunakan untuk mesin pendingin dan pompa kalor. Komponen utama dari sebuah
siklus kompresi uap adalah :
1. Kompresor
Pada sistem mesin refrigerasi, kompresor berfungsi seperti jantung.
Kompresor berfungsi untuk mensirkulasikan refrigeran dan menaikan tekanan
refrigerant agar dapat mengembun di kondensor pada temperatur di atas
temperatur udara sekeliling.(www:Google/Komponen Utama Siklus Kompresi
Uap)
Berdasarkan cara kerjanya, kompresor yang biasa dipakai pada sistem
refrigerasi dapat dibagi menjadi:
.
(b) Refrigerator (a) Heat pump
Universitas Sumatera Utara
KOMPRESOR
RECIPROCATING ROTARY EJEKTOR TURBO
VANE SCROLL ROLLINGPISTON SCREW CENTRIFUGAL AXIAL
Gambar 2. 2 Pembagian Kompresor (Teknik Pendingin & Pengkondisian Udara
,Dr. Eng. Himsar Ambarita, 2012, hal : 46)
Kompresor yang memerangkap refrigeran dalam suatu ruangan yang
terpisah dari saluran masuk dan keluarnya, kemudian dimampatkan. Kompresor
ini dapat dibagi lagi menjadi:
a. Kompresor torak (reciprocating)
b. Kompresor putar (rotary)
c. Kompresor sudu luncur (rotary vane atau sliding vane)
d. Kompresor ulir (screw)
e. Kompresor gulung (Scroll)
2. Kondensor,
Kondensor berfungsi sebagai untuk membuang kalor ke lingkungan,
sehingga uap refrigeran akan mengembun dan berubah fasa dari uap ke cair.
Sebelum masuk ke kondenser refrigeran berupa uap yang bertemperatur dan
bertekanan tinggi, sedangkan setelah keluar dari kondenser refrigeran berupa
cairan jenuh yang bertemperatur lebih rendah dan bertekanan sama (tinggi) seperti
sebelum masuk ke kondenser.
3. Katup Ekspansi,
Komponen utama yang lain untuk mesin refrigerasi adalah katup ekspansi.
Katup ekspansi ini dipergunakan untuk menurunkan tekanan dan untuk
mengekspansikan secara adiabatik cairan yang bertekan dan bertemperatur tinggi
sampai mencapai tingkat tekanan dan temperatur rendah, atau mengekspansikan
Universitas Sumatera Utara
refrigeran cair dari tekanan kondensasi ke tekanan evaporasi, refrigeran cair
diinjeksikan keluar melalui oriffice, refrigeran segera berubah menjadi kabut yang
tekanan dan temperaturnya rendah.
Selain itu, katup ekspansi juga sebagai alat kontrol refrigerasi yang berfungsi :
1. Mengatur jumlah refrigeran yang mengalir dari pipa cair menuju
evaporator sesuai dengan laju penguapan pada evaporator.
2. Mempertahankan perbedaan tekanan antara kondensor dan evaporator
agar penguapan pada evaporator berlangsung pada tekanan kerjanya.
4. Evaporator,
berfungsi melakukan perpindahan kalor dari ruangan yang didinginkan ke
refrigeran yang mengalir di dalamnya melalui permukaan dindingnya.
Siklus refrigerasi kompresi uap ini dapat digambarkan seperti gambar
berikut:
Ruang panas
Condenser
QH
Evaporator
Katup ekspansi
Dingin Proses refrigerasi
Compressor Win
(a) Skema
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Skema, diagram T-s dan diagram P-h dari siklus refrigrasi
kompresi uap (Cengel and Boles 2006)
Dari gambar diatas, Siklus ini terdiri dari 4 proses, yaitu:
1-2 : Proses kompresi
Proses berlangsung dalam kompresor dan berlangsung secara isentropik
adiabatik. Refrigeran meninggalkan evaporator dalam wujud uap jenuh
dengan temperatur dan tekanan rendah, kemudian masuk dalam kompresor,
selanjutnya oleh kompresor uap dinaikkan tekanannya menjadi uap
bertekanan dan temperaturnya meningkat.
Dalam pengujian besarnya daya kompresor untuk melakukan kerja dapat
juga ditentukan dengan rumus:
.........................(handbook of industrial drying, third edition)
(2.1)
Dimana :
= daya listrik kompresor (Watt)
= tegangan listrik (Volt)
= kuat arus listrik (Ampere)
(c) Diagram T-s (b) Diagram P-h
Universitas Sumatera Utara
= sudut antara daya nyata dan daya aktif (0,6 – 0,8)
2-3 : Proses kondensasi (pengembunan)
Proses berlangsung dalam kondensor. Refrigeran yang berasal dari
kompresor dengan tekanan tinggi dan temperatur tinggi masuk kedalam
kondensor untuk mengubah wujudnya menjadi cair. Terjadi pertukaran
kalor antara refrigeran dengan lingkungan (udara) sehingga panas berpindah
dari refrigeran ke udara pendingin yang menyebabkan uap refrigeran
mengembun menjadi cair.
Besarnya kalor per satuan waktu yang di lepaskan di kondensor
dinyatakan sebagai:
.........................................................................(2
.2)
(Teknik Pendingin & Pengkondisian Udara ,Dr. Eng. Himsar Ambarita,
2012, hal :5)
Dimana :
= besarnya kalor dilepas di kondensor (kJ/kg)
= entalpi refrigeran saat masuk kondensor (kJ/kg)
= entalpi refrigeran saat keluar kondensor (kJ/kg)
= laju aliran refrigeran pada sistem (kg/s)
3-4 : Proses ekspansi
Refrigeran (dalam wujud cair jenuh) mengalir melalui katup ekspansi.
Refrigeran mengalami ekspansi pada entalpi konstan dan berlangsung
secara irreversibel. Terjadi penurunan tekanan dan temperatur.
4-1 : Proses evaporasi (penguapan)
Universitas Sumatera Utara
Proses terjadi didalam evaporator da berlangsung secara isobar isothermal
(tekanan konstan dan temperatur konstan). Refrigeran (fasa campuran uap-
cair) mengalir melalui evaporator. Panas dari lingkungan diserap refrigeran
melalui evaporator.
Proses ini berlangsung di evaporator secara isobar isotermal. Refrigerant
dalam wujud cair bertekanan rendah menyerap kalor dari lingkungan / media yang
di dinginkan sehingga wujudnya berubah menjadi gas bertekanan rendah.
Besarnya kalor yang diserap evaporator adalah :
............................................................ ................(2.3)
(Teknik Pendingin & Pengkondisian Udara ,Dr. Eng. Himsar Ambarita, 2012,hal
:5)
Dimana :
= kalor yang di serap di evaporator ( kW )
= efek pendinginan (efek refrigerasi) (kJ/kg)
= harga entalpi ke luar evaporator (kJ/kg)
= harga entalpi masuk ke evaporator (kJ/kg)
= laju aliran refrigeran pada sistem (kg/s)
2.3.2 Pengering Pompa Kalor
Prinsip kerja pengering pakaian pompa kalor diilustrasikan seperti gambar
2.4. Pompa kalor memberikan panas dengan mengekstraksi energi dari udara
sekitar. Panas kering udara diproses memasuki belakang drum dan berinteraksi
dengan cucian. Udara lembab yang hangat dari drum diproses melalui layar serat
dan melalui evaporator dimana sebagian besar kelembaban akan di hilangkan
sebelum mengalir melalui kondensor dan kembali ke drum.
Universitas Sumatera Utara
Load Cell
RhT
RhT
RhT
1
23
C
RhT
RhT
RhT
1 2 3
Komputer(Data Logger)
EL-USB (Rh & Temperatur)
Gelas Ukur air
Kondensor
Kompresor
Kipas
Kipas
Katup Ekspansi
Evaporator
Anemometer
Gambar 2.4 Diagram pengering pakaian pompa kalor
Melalui skema siklus refrigrasi kompresi uap, panas yang dikeluarkan oleh
kondensor dimanfaatkan untuk mengeringkan pakaian. Udara panas dari
kondensor dialirkan ke ruang pengeringan, selanjutnya udara hasil pengeringan
menjadi lembab (basah). Udara dari ruang pengeringan kemudian dialirkan ke
evaporator untuk didinginkan dan dikeringkan, udara tersebut selanjutnya akan
menuju kondensor untuk dipanaskan. Demikian seteruanya siklus dari udara
pengering tersebut bersikulasi. Skema dari pengering pakaian ini terlihat pada
gambar 2.5.
Gambar 2.5 Skema pengeringan
Sumber: (Pal U.S 2010)
2.4 Kinerja Alat Pengering
Universitas Sumatera Utara
Kinerja alat pengering salah satunya dapat ditentukan dari efisiensi
pengeringan. Efisiensi pengeringan merupakan perbandingan antara energi yang
digunakan untuk menguapkan kandungan air abahan dengan energi untuk
memanaskan udara pengering. Efisiensi pengeringan biasanya dinyatakan dalam
persen. Semakin tinggi nilai efisiensi pengeringan maka alat pengering tersebut
semakin baik.
2.4.1 Efisiensi Pengeringan
Perhitungan efisiensi pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan:
.................................................................................... (2.4)
(Dipl. Ing (FH) D. Butz, Dipl. Ing (FH) M. Schwarz, Fachhochschule Fulda, Food
technology 2004 hal :142)
Dimana:
Qp adalah energi yang digunakan untuk pengeringan (kJ)
Q adalah energi untuk memanaskan udara pengering (kJ)
2.4.2 Spesific Moisture Extraction Rate (SMER)
Nilai laju ekstraksi air spesifik atau specific moisture extraction rate
(SMER) merupakan perbandingan jumlah air yang dapat diuapkan dari bahan
dengan energi listrik yang digunakan tiap jam atau energi yang dibutuhkan untuk
menghilangkan 1 kg air . Dinyatakan dalam kg/kWh.
Perhitungan SMER menggunakan persamaan (Mahlia, Hor and Masjuki
2010):
SMER = ( ) WcTTxCpxmX
outinudara +− ................................................ (2.5)
Dimana :
Mudara = laju aliran massa udara ( kg/s)
Cp = Panas Jenis udara (kJ/kg)
Tin = Temperatur udara masuk evaporator (0C)
Tout = Temperatur udara keluar evaporator (0C)
Wc = Daya kompressor (kW)
2.4.3 Specific Energy Consumption (SEC)
Universitas Sumatera Utara