10
Chapter II REVIEW “PEMBANGUNAN LEMBAGA DAN PEMBANGUNAN NASIONAL” ANGGI SEPTIAN KRISTANTO F1B009032 ODI IRIAWAN F1B009034 NORMAN ABDILLAH F1B009040 CICHA NURHAYATI F1B009081 NIKE ESTI PAMUNGKAS F1B009089 PRIMAS OKA. R F1B009096 AZIZ KUSUMA AJI F1B009098 KELOMPOK II

Chapter II

  • Upload
    carlyn

  • View
    46

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KELOMPOK II. REVIEW “PEMBANGUNAN LEMBAGA DAN PEMBANGUNAN NASIONAL”. ANGGI SEPTIAN KRISTANTO F1B009032 ODI IRIAWAN F1B009034 NORMAN ABDILLAH F1B009040 CICHA NURHAYATI F1B009081 NIKE ESTI PAMUNGKAS F1B009089 PRIMAS OKA. R F1B009096 AZIZ KUSUMA AJI F1B009098. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Chapter II

Chapter II

REVIEW “PEMBANGUNAN LEMBAGA DAN

PEMBANGUNAN NASIONAL” ANGGI SEPTIAN KRISTANTOF1B009032

ODI IRIAWANF1B009034

NORMAN ABDILLAHF1B009040

CICHA NURHAYATIF1B009081

NIKE ESTI PAMUNGKASF1B009089

PRIMAS OKA. RF1B009096

AZIZ KUSUMA AJIF1B009098

KELOMPOK II

Page 2: Chapter II

• Argumen adalah istilah yang tepat bagi perspektif pembangunan lembaga

• Teknologi adalah kunci, bahkan mungkin satu-satunya kunci untuk pembangunan

• “pembangunan lembaga” berarti “pembangunan organisasi”

• Perspektif pelembagaan berada pada sinkronisasi antara lembaga dan lingkungan

• Secara formal, perspektif dibagi ke dalam dua unsur umum:1.sekelompok pernyataan tentang ciri-ciri hakiki dari suatu

organisasi

2.tentang “kaitan-kaitan”

A. Pembangunan Lembaga sebagai Argumen Tentang Perspektif

Page 3: Chapter II

B. Pembangunan Lembaga sebagai Teori

Pembangunan lembaga adalah suatu teori empiris

Pembangunan lembaga melibatkan banyak jenis interaksi banyak variabel yang kompleks dan sukar dipahami satu teori yang relatif umum

Prespektif pembangunan lembaga memiliki kekuatan berasal dari penggunaannya oleh orang-orang yang berpikir, analitis, dan cakap

Prespektif pembangunan lembaga adalah steril, tetapi pembangunan lembaga dapat mengusulkan sesuatu.

Page 4: Chapter II

C. Pembangunan Lembaga sebagai Model : Sifat-Sifat dan Batasan-Batasan Model

Model pemetaan suatu lingkungan tugas yang baru

Model sama seperti heurisme

Sifat prespektif pembangunan lembaga:1.Statis2.A priori3.Tidak punya orientasi 4.prescriptif5.Terpusat pada keinginan pencarian pemecahan

Page 5: Chapter II

D. Penggunaan – Penggunaan Praktis dari Model Praktis

• Model pembangunan lembaga diterapkan secara praktis dalam deskripsi dan penilaian tentang usaha pembangunan organisasi yang dilembagakan :

1.Untuk melakukan studi kasus, example: lembaga Administrasi publik Muangthai;

2. Untuk menganalisis strategi pembangunanexample: Jasa penyuluhan pertanian di Ameriks Tengah

dan Selatan.3. Sebagai panduan oleh para penghantar perubahan

example: “Report on the Asian agricultural Collegesand University Seminar” oleh North Carolina State University.

• Kesederhanaan dari perspektif Pembangunan Lembaga adalah sumber kekuatannya.

Page 6: Chapter II

E. Tanggapan Praktis terhadap Persoalan - Persoalan dan Kesempatan - Kesempatan Praktis

Kesulitan yang terjadi dan usaha-usaha yang dilakukan dengan penerapan praktis dari perspektif pembangunan lembaga, bersama implikasinya:

1.Masalah untuk mengemukakan lebih banyak tentang kaitan-kaitan2.Persoalan yang baru saja disinggung adalah satu segi dari persoalan praktis yang lebih luas tentang perspektif3.Suatu bahaya yang sangat nyata dan harus dicatat dalam mempertimbangkan penggunaan dan perkembangan praktis dan presperktif pembangunan lembaga

Page 7: Chapter II

Lanjutan…

Guna mengatasi kesulitan dalam praktek pembangunan

Lembaga perlu dilakukan tiga hal :

1. Menyadari batas- batas dari perspektif pembangunan,

2. Mengidentifikasi dan mengembangankan pengetahuan tentang proses-proses dan strategi- strategi pembangunan lembaga,

3. Menghasilkan pengetahuan yang strategis berguna tentang campur tangan alternatif untu perubahan sosial pengetahuan tentang strategi- strategi pembangunan positif lainnya

Page 8: Chapter II

Pembahasan

•Perspektif pelembagaan berada pada sinkronisasi antara lembaga dan lingkungan.

• Pelembagaan pembangunan di Indonesia sendiri dapat dikatakan belum berjalan sebagaimana mestinya. Contoh: kasus Mesuji, dll.

• Diperlukan sebuah model yang digunakan untuk mempermudah pemahaman tentang pembangunan lembaga. Model praktek pembangunan lembaga yang digunakan Indonesia adalah model a priori, tanpa orientasi, dan pertanyaan tersisa tentang manfaat.

Page 9: Chapter II

Lanjutan…

•Namun, Di Indonesia pemanfaatan dari model pembangunan lembaga nampaknya belum diusahakan secara maksimal hanya berupa salinan ulang dari strategi sebelumnya tanpa adanya inovasi.

•Manfaat dari pembangunan lembaga untuk melatih para pengantar perubahan sepertinya belum berjalan maksimal banyak aparatur pemerintah yang tidak pro perubahan..

Page 10: Chapter II

Pembanguan lembaga di Indonesia belum berjalan sabagaimana mestinya, oleh karena itu pembangunan

lembaga harus dijadikan prioritas bagi pemerintah guna mewujudkan lembaga pemerintah yang baik. Dengan

demikian pemerintah dapat melayani masyarakat dengan baik dan pada akhirnya akan meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.