16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal Menurut Sartono (2010:225) “struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.” Menurut Sudana (2011:143) “struktur modal (capital structure) berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri.” “Struktur modal sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut kebijakan penggunaan sumber dana yang paling menguntungkan. Dalam mendanai kebutuhan pendanaan perusahaan dapat menggunakan modal sendiri dan modal asing atau utang” (Dwi, 2010:1). Menurut Martono dan Agus (2001:239) “struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditujukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.” Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat Universitas Sumatera Utara

Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Struktur Modal

Menurut Sartono (2010:225) “struktur modal adalah merupakan

perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang

jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.”

Menurut Sudana (2011:143) “struktur modal (capital structure)

berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang

diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri.”

“Struktur modal sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut

kebijakan penggunaan sumber dana yang paling menguntungkan. Dalam

mendanai kebutuhan pendanaan perusahaan dapat menggunakan modal

sendiri dan modal asing atau utang” (Dwi, 2010:1).

Menurut Martono dan Agus (2001:239) “struktur modal (capital

structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang

perusahaan yang ditujukan oleh perbandingan hutang jangka panjang

terhadap modal sendiri.”

Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan (Martono dan Agus, 2001:239).

Menurut Sundjaja dan Inge (2003:266) “pengaruh dan struktur

modal merupakan konsep yang berhubungan erat dikaitkan dengan biaya

modal dan pengambilan keputusan penganggaran modal.”

Perubahan dalam pengaruh menghasilkan perubahan dalam tingkat pengembalian dan resiko. Umumnya, peningkatan pengaruh menghasilkan peningkatan tingkat pengembalian dan resiko, sebaliknya penurunan pengaruh menghasilkan penurunan tingkat pengembalian dan resiko. Besarnya pengaruh dalam struktur modal dan kombinasi dari hutang jangka panjang dan ekuitas yang dipertahankan oleh perusahaan dan dapat mempengaruhi nilai pengembalian dan resiko secara signifikan (Sundjaja dan Inge, 2003:266).

Menurut Horne dan Wachowicz (2007:237) “Pendekatan tradisional

untuk struktur dan penilaian modal berasumsi bahwa terdapat struktur

modal optimal (optimal capital structure) dan bahwa pihak manajemen

dapat meningkatkan nilai total perusahaan melalui penggunaan leverage

keuangan secara hati-hati.”

Menurut Sjahrial (2009:179) “struktur modal merupakan

perimbangan antara pengguna modal pinjaman yang terdiri dari: utang

jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan modal

sendiri yang terdiri dari: saham preferen dan saham biasa.”

Menurut Brigham dan Houston (2001:6) empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu: a. Risiko bisnis

Tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila ia tidak menggunakan utang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, makin rendah rasio utang yang optimal.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

b. Posisi pajak perusahaan Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya.

c. Fleksibilitas keuangan Kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa penyedia modal yang mantap diperlukan untuk operasi yang stabil, yang merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan jangka panjang.

d. Konservatisme atau agresivitas manajemen Sebagian manajemen lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau yang memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan yang ditetapkan manajer.

2.2. Teori Struktur Modal

“Teori struktur modal berkenaan dengan bagaimana modal

dialokasikan dalam aktivitas investasi rill perusahaan, dengan cara

menentukan struktur modal antara modal utang dan modal sendiri”

(Harmono, 2011:137).

2.2.1. Teori MM

Menurut (Sartono, 2010:230) Selama ini teori struktur modal didasarkan atas perilaku investor dan bukannya studi formal secara matematis. Franco Modogliani dan Merton Miller (MM) memperkenalkan model teori struktur modal secara sistematis, scientific dan atas dasr penelitian yang terus-menerus. Perlu diperhatikan bahwa MM memperkenalkan teori struktur modal dengan beberapa asumsi sebagai berikut: a. Risiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar

deviasi laba sebelum bunga dan pajak dan perusahaan yang memiliki risiko bisnis sama dikatakan berada dalam klas yang sama.

b. Semua investor dan investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT perusahaan dimasa datang, dengan demikian semua investor memiliki harapan yang sama atau homogeneous expectations tentang laba perusahaan dan tingkat risiko perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

c. Saham dan obligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna atau perfect capital market.

2.2.2. Agency Theory

Hal yang berhubungan dekat dengan biaya kebangkrutan dalam hal dampaknya atas struktur modal dan nilai modal adalah biaya agensi (agency costs). Pihak manajemen dapat dianggap sebagai agen dari para pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham. Para pemegang saham ini, dengan harapan bahwa agen akan bertindak demi kepentingan pemegang saham, akan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan ke pihak manajemen. Agar pihak manajemen dapat membuat keputusan yang optimal atas nama para pemegang saham, merupakan hal yang penting agar pihak manajemen tidak hanya mendapat insentif yang tepat, tetapi mereka akan diawasi juga. Pengawasan dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti peningkatan agen, audit laporan keuangan, dan secaraa eksplisit membatasi keputusan pihak manajemen (Horne dan Wachowicz, 2007:243-244).

Menurut Horne dan Wachowicz (2005:244) “Jensen dan

Meckling telah mengembangkan teori yang bagus yaitu teori biaya

agensi. Di antaranya mereka menunjukkan bahwa, siapapun yang

mengeluarkan biaya pengawasan, biaya tersebut pada akhirnya

ditanggung oleh para pemegang saham.”

Menurut Dwi (2010:53) “biaya keagenan adalah biaya yang

timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan

hubungan antara pemilik perusahaan dan kreditur.”

Michael Jensen dan William Meckling mendefenisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak, dimana satu atau beberapa orang (pemberi kerja atau principal) memperkerjakan orang lain (agen) untuk melaksanakan sejumlah jasa dan mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada agen tersebut (Weston dan Brigham,1993:20).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

2.2.3. Signaling Theory

Teori ini disusun berdasarkan asumsi adanya asymmetric information antara manajer dan pemegang saham. Karena adanya asymmetric information maka manajer berusaha memberi signal (sinyal) kepada investor. Sinyal tersebut haruslah berupa sesuatu yang dapat dipercaya dan tidak mudah ditiru atau mahal untuk menirunya. Dalam kebijakan struktur modal, sinyak yang diberikan adalah berupa dipakainya porsi hutang yang lebih besar di perusahaan. Hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang berani menanggung resiko mengalami kesulitan keuangan ketika porsi hutang perusahaan relatif tinggi. Maka porsi hutang yang tinggi dipakai manajer sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang handal (Arifin, 2005:81).

Menurut Sundjaja dan Inge (2003:302) “Signal adalah suatu

tindakan keuangan yang diambil oleh manajemen yang

mencerminkan pendapatnya terhadap nilai saham perusahaan.”

2.2.4. Teori Trade-Off

Menurut Brealey, dkk (2006:18) “Ini disebut teori trade-off

struktur modal optimal. Teori ini menyatakan bahwa manajer akan

berusaha meningkatkan tingkat utang sampai pada satu titik dimana

nilai perlindungan pajak bunga tambahan benar-benar terimbangi

oleh tambahan biaya masalah keuangan.”

Model ini dikembangkan oleh Baxter (1967), Kraus dan Lizenberger (1973) dan Karno (2002), yang mencoba menguji pendapat MM dengan menghubungkan asumsi-asumsi MM dengan biaya kebangkrutan (financial distress cost) yang mana hal itu dapat meningkat sebanding dengan leverage yang digunakan. Jadi disebut model trade-off karena struktur modal optimum terjadi jika terdapat keseimbangan antara biaya financial distress dan agency problem dan manfaat atas penggunaan leverage atau utang (tax-shiel) (Dwi, 2010:49-50).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

2.2.5. Teori Pecking Order

Teori pecking order memberikan dua aturan bagi dunia praktik, yaitu (sudana, 2011:154): a. Mengunakan pendanaan internal

Manajer tidak dapat menggunakan pengetahuan khusus tentang perusahaan untuk menentukan jika utang yang kurang beresiko mengalami mispriced (terjadi perbedaan harga pasar dengan harga teoritis) karena harga utang ditentukan semata-mata oleh suku bunga pasar.

b. Menerbitkan sekuritas yang resikonya kecil Walaupun investor khawatir salah menentukan harga utang dan saham, kekhawatiran investor lebih besar dalam menentukan harga saham.

Ada teori alternatif yang dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang menguntungkan meminjam jumlah uang yang lebih sedikit. Teori ini berdasarkan asumsi asimetris, manajer tahu lebih banyak dari pada investor luar tentang profitabilitas dan prospek perusahaan. Observasi ini mencetuskan teori pecking order struktur modal. Teori ini berbunyi sebagai berikut (Brealey, dkk, 2006:25): a. Perusahaan menyukai pendanaan internal, karena dana

ini terkumpul tanpa mengirimkan sinyal sebaliknya yang dapat menurunkan harga saham.

b. Jika dana eksternal dibutuhkan, perusahaan menerbitkan utang lebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan terakhir. Pecking order ini muncul karena penerbitan uang tidak terlalu diterjemahkan sebagai petanda buruk oleh investor bila dibandingkan dengan penerbitan ekuitas.

2.3. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

2.3.1. Profitabilitas

Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen. Secara konsep dapat disimpulkan bahwa kinerja fundamental perusahaan diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan memiliki hubungan kualitas terhadap nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan struktur modal perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

berkenaan dengan besarnya komposisi utang perusahaan (Harmono, 2011:110-111).

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang

terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru (Kasmir, 2008:196).

Menurut Sartono (2010:122) “profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan memperoleh laba dengan hubungannya dengan

penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.”

Menurut Warsono (2003:37) “profitabilitas merupakan hasil

bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan.”

Menurut Kasmir (2010:115) “rasio profitabilitas merupakan

rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan.”

2.3.2. Likuiditas

Fred Weston, menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo (kasmir, 2010:110).

Menurut Harmono (2011:106) “konsep likuiditas dapat

diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi sejumlah

utang jangka pendek, umumnya kurang dari satu tahun.”

Menurut Warsono (2003:34) “rasio-rasio likuiditas (liquidity

ratio) adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

pendeknya yang harus dipenuhi.”

Menurut Halim (1999:53) rasio likuiditas adalah “rasio ini

mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-

kewajiban dengan segera.”

2.3.3. Modal Kerja

Menurut Halim (1999:85) “ modal kerja adalah aktiva-aktiva

jangka pendek yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari pada

suatu perusahaan.”

Menurut Dwi (2010:111) “modal kerja atau working capital

merupakan suatu aktiva lancar yang digunakan dalam operasi

perusahaan, yang memerlukan pengelolaan dengan baik oleh

manajer perusahaan.”

Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian misalnya untuk membeli bahan mentah, membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik, membayar biaya transportasi, membayar hutang dan sebagainya. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam waktu yang tidak lama (kurang dari 1 tahun). Uang yang diterima tersebut dipergunakan lagi untuk kegiatan operasi perusahaan selanjutnya, dan seterusnya dana tersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi. Dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari disebut modal kerja (working capital (Martono dan Agus, 2001:71).

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002:35) “modal kerja

merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar

dalam suatu periode tertentu.”

Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktifitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar upah tenaga kerja langsung, membayar utang dan lain sebagainya. Kekurangan uang tunai (kas) akan memyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendek, sedangkan kekurangan persediaan akan memyebabkan perusahaan tidak dapat memproleh keuntungan karena calon pembeli tidak jadi membeli produk perusahaan. Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas akitiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan (Syahyunan, 2004:36).

Menurut Djarwanto (2004:87-88) terdapat dua defenisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yakni: a. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terdap

utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri.

b. Modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working capital)

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002:33-35) terdapat beberapa konsep modal kerja yaitu: a. Konsep kuantitatif

Dalam konsep kuantitatif pengertian modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang-piutang, persediaan, persekot biaya.

b. Konsep kualitatif Dalam konsep kualitatif pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang harus dibayar segera dalam jangka pendek.

c. Konsep fungsional Dalam konsep ini, besarnya modal kerja adalah didasarkan pada fungsi dari dana untuk menghasilkan pendapatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan struktur modal yang telah

dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, sehingga beberapa poin penting

dari hasil penelitian sebelumnya dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini.

Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian mengenai struktur modal.

Penelitian Hafitz (2012) mengenai pengaruh firm size, growth

opportunity, liquidity, dan profitability terhadap struktur modal perusahaan

otomotif yang terdaftar di BEI. Dengan hasil penelitian adalah secara

simultan pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara parsial liquidity dan

profitability berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Mavis (2012) mengenai analisis pengaruh

pertumbuhan perusahaan, kebijakan deviden, profitabilitas, risiko bisnis dan

free cash flow terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI. Hasil penelian adalah secara simultan pengaruh

pertumbuhan perusahaan, kebijakan deviden, profitabilitas, risiko bisnis dan

free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan

secara parsial pertumbuhan perusahaan, kebijakan deviden, profitabilitas,

risiko bisnis dan free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap

struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Nababan (2011) dengan variabel bebas

adalah profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan struktur asset, variabel

terikatnya adalah struktur modal. Hasil penelitian ini adalah secara

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

serempak (simultan) profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan struktur

asset berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan secara parsial

profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal,

pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal dan struktur asset berpengaruh signifikan positif terhadap struktur

modal.

Penelitian yang dilakukan Situmorang (2010) mengenai pengaruh

stuktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan variabel bebas

adalah stuktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan dan variabel

terikat adalah struktur modal. Dengan hasil penelitian adalah secara

simultan stuktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal dan secara parsial struktur

aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas secara

parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal dan

ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

struktur modal.

Penelitian Margaretha (2010) dengan judul faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal di BEI. Dari penelitiannya ditemukan bahwa

secara parsial variabel size, tangibility, profitability, liquidity, dan growth

berpengaruh terhadap capital structure, non-debt tax shield, age, dan

investment tidak berpengaruh terhadap capital structure.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1 Farah

Margaretha

dan Aditya

Rizky

Ramadhan

(2010)

Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Struktur Modal di

BEI tahun 2005-

2008

Variabel

independen:

size,

tangibility,

profitability,

liquidity,

growth, non-

debt tax shield,

age, dan

investment

Variabel

dependen:

capital

structure

Profitability

berpengaruh terhadap

kedua modal capital

structure yaitu total

leverage dan short

term leverage tetapi

profitability tidak

mempunyai pengaruh

terhadap model

capital structure pada

model long term

leverage. Liquidity

berpengaruh terhadap

kedua modal capital

structure yaitu total

leverage dan short

term leverage tetapi

tetapi liquidity tidak

mempunyai pengaruh

terhadap model

capital structure pada

model long term

leverage.

2 Azlan

Hafitz

(2012)

Pengaruh Firm

Size, Growth

Opportunity,

Liquidity, dan

Variabel

independen:

firm size,

growth

Variabel firm size,

growth opportunity,

liquidity, dan

profitability secara

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

Profitability

terhadap Struktur

Modal

Perusahaan

Otomotif yang

terdaftar di BEI

tahun 2007-2010

opportunity,

liquidity, dan

profitability.

Variabel

dependen:

struktur modal

simultan berpengaruh

signifikan terhadap

struktur modal. Secara

parsial liquidity dan

profitability

berpengaruh

signifikan terhadap

struktur modal.

3 Erwin

Nababan

(2011)

Pengaruh

Profitabilitas,

Pertumbuhan

Penjualan dan

Struktur Asset

terhadap Struktur

Modal pada

Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di BEI

Tahun 2008-2010

Variabel

independen:

profitabilitas,

pertumbuhan

penjualan dan

struktur asset.

Variabel

dependen:

struktur modal

Secara serempak

profitabilitas,

pertumbuhan

penjualan dan struktur

asset berpengaruh

signifikan terhadap

struktur modal. Secara

parsial profitabilitas

berpengaruh

signifikan negatif

terhadap struktur

modal.

4 Mavis

(2012)

Analisi Pengaruh

Pertumbuhan

Perusahaan,

Kebijakan

Deviden,

Profitabilitas,

Risiko Bisnis, dan

Free Cash Flow

terhadap Stuktur

Modal

Variabel

independen:

pertumbuhan

perusahaan,

kebijakan

deviden,

profitabilitas,

risiko bisnis,

dan free cash

flow. variabel

Variabel pertumbuhan

perusahaan, kebijakan

deviden, profitabilitas,

risiko bisnis, dan free

cash flow secara

simultan tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

struktur modal. Secara

parsial profitabilitas

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

Perusahaan

Manufaktur yang

terdaftar di BEI

2008-2010

dependen:

struktur modal

(ROE) tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

struktur modal.

5 Manatap

Situmorang

(2010)

Pengaruh Stuktur

Aktiva,

Profitabilitas dan

Ukuran

Perusahaan

Terhadap Struktur

Modal pada

Perusahaan

Manufaktur Yang

Terdaftar Di BEI

2006-2008

Variabel

independen:

stuktur aktiva,

profitabilitas

dan ukuran

perusahaan.

variabel

dependen:

struktur modal

Secara simultan

stuktur aktiva,

profitabilitas dan

ukuran perusahaan

memiliki pengaruh

yang signifikan

terhadap struktur

modal dan secara

parsial struktur aktiva

berpengaruh

signifikan terhadap

struktur modal,

profitabilitas dan

ukuran perusahaan

secara parsial tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

struktur modal.

2.5. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah

profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja, sedangkan variabel dependennya

adalah struktur modal.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil

penelitian terdahulu, profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan atau memperoleh laba. Jika dihubungkan

dengan struktur modal, profitabilitas yang juga merupakan tingkat

pengembalian yang diperoleh dari ekuitas yang ditanamkan dalam

perusahaan memberikan pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Jadi

semakin tinggi profitabilitas semakin banyak laba yang ditahan sehingga

struktur modal semakin rendah.

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek yang telah

jatuh tempo. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan utang-utangnya

akan mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan utang dalam

jumlah yang besar, dengan peningkatan proporsi utang yang lebih besar dari

pada modal sendiri menunjukkan DER semakin besar atau sebaliknya.

Modal kerja bersih (Net Working Capital) yaitu selisih antara asset

lancar dan kewajiban lancar yang mana asset tersebut diharapkan bisa

dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun.

Kenaikan modal kerja bersih menunjukkan bahwa aktiva lancar yang

dimiliki oleh perusahaan mampu menutupi hutang lancar perusahaan.

Aktiva lancar yang mampu menutupi hutang lancar perusahaan

mengakibatkan resiko ketidakmampuan perusahaan membayar tagihan tepat

waktu (rasio likuiditas) menjadi lebih rendah. Hal ini menunjukkan tingkat

keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera

di masa mendatang sehingga mempengaruhi struktur modal. Berdasarkan

hipotesis tersebut maka penulis membuat kerangka konseptual sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang

dihadapi dan kebenarannya harus dibuktikan melalui hasil penelitian.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

H2 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal .

H3 : Modal kerja berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

H4 : Profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja berpengaruh signifikan

secara simultan terhadap struktur modal.

Likuiditas (X2)

Modal Kerja (X3)

Profitabilitas (X1)

Struktur Modal (Y)

H1

H3

H2

H4

Universitas Sumatera Utara