30
10 BAB II EFEKTIVITAS PENGGUNAAN POWERPOINT TIPE STAND ALONE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SEKOLAH MENENGAH ATAS A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Media merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar (Arsyad, 2006: 3). Pengertian media menurut Djamarah dalam Kusuma (2007) (http://wijayalabs.blogspot.com ) adalah ‘alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran’. Sadiman, dkk. (2009: 19) menyatakan: Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkat keras (hardware) merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut (AECT, 1977). Siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap dari manusia, materi, atau kejadian. Seperti yang dikemukakan oleh Gerlach & Ely dalam Arsyad (2006: 3) yaitu ‘media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap’. Media menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and communication Technology/AECT) di Amerika, yakni sebagai

Chapter2 Power Point

Embed Size (px)

DESCRIPTION

powerpoint

Citation preview

Page 1: Chapter2 Power Point

10

BAB II

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN POWERPOINT TIPE STAND ALONE

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Kata media

berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara,

atau pengantar (Arsyad, 2006: 3). Pengertian media menurut Djamarah dalam

Kusuma (2007) (http://wijayalabs.blogspot.com) adalah ‘alat bantu apa saja yang

dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran’.

Sadiman, dkk. (2009: 19) menyatakan:

Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkat keras (hardware) merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut (AECT, 1977).

Siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap dari manusia,

materi, atau kejadian. Seperti yang dikemukakan oleh Gerlach & Ely dalam

Arsyad (2006: 3) yaitu ‘media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap’.

Media menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association

of Education and communication Technology/AECT) di Amerika, yakni sebagai

Page 2: Chapter2 Power Point

11

segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan

pesan/informasi (Munadi, 2008: 8).

Media yang membawa pesan dengan tujuan instruksional maka media itu

disebut media pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2006: 4)

yaitu “apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu

disebut media pembelajaran”.

Proses belajar mengajar dengan menggunakan media tidak hanya

menggunakan kata-kata, dan diharapkan hasil belajar serta pengalaman belajar

menjadi lebih bermakna bagi siswa. Penggunaan media diharapkan dapat

mendorong proses belajar. Ali (2008: 89) mengemukakan “media pengajaran

diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

(message), merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga

dapat mendorong proses belajar”.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan atau materi yang mengandung tujuan instruksional kepada

penerima pesan dalam proses pembelajaran.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran dapat memberikan rangsangan pada siswa dalam

proses belajar, sehingga dapat mempertinggi kualitas belajar mengajar dan dapat

Page 3: Chapter2 Power Point

12

mempertinggi hasil belajar siswa. Seperti yang dijelaskan oleh Sudjana dan Rivai

(2005: 2) bahwa “media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa

dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil

belajar yang dicapainya”.

Susilana dan Riyana (2008: 10) mengemukakan bahwa media pembelajaran

ini juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:

1. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. 2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke

dalam lingkungan belajar. 3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. 4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Konsep-konsep yang sulit dijelaskan secara langsung, seperti peredaran

darah, dan arus listrik dapat disederhanakan dengan menggunakan media gambar

atau bagan. Objek yang terlalu besar dapat digantikan oleh gambar, foto, dan

model, sedangkan objek yang terlalu kecil dapat disajikan dengan bantuan

mikroskop, dan gambar.

Peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat ditampilkan melalui rekaman

video, sedangkan peristiwa alam seperti letusan gunung berapi dapat disajikan

dalam bentuk video, film, atau simulasi komputer. Gerakan yang terlalu cepat,

seperti lintasan peluru dapat diperlambat dengan menggunakan media film.

Media pembelajaran dapat bermanfaat dalam proses belajar mengajar yaitu

media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan, menarik perhatian siswa,

meningkatkan proses dan hasil belajar, menimbulkan motivasi belajar, mengatasi

keterbatasan indera, ruang, dan waktu, dan memberikan kesamaan pengalaman

kepada siswa.

Page 4: Chapter2 Power Point

13

Manfaat dari media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu pengajaran

akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya,

metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan

kegiatan belajar (Sudjana dan Rivai, 2005: 2). Media pembelajaran dapat

membangkitkan motivasi dan minat siswa, meningkatkan pemahaman,

menyajikan data dengan menarik, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan

informasi.

Selain itu, media dapat dimanfaatkan sebagai alat komunikasi dalam proses

belajar mengajar agar pesan yang disampaikan oleh guru mudah untuk dipahami.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sadiman, dkk. (2009: 11-12) yaitu “proses

belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses

penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima

pesan”.

Komponen-komponen proses komunikasi terdiri dari pesan, sumber pesan,

saluran atau media, dan penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan

adalah isi ajaran, sedangkan sumber pesannya yaitu guru, siswa, orang lain,

penulis buku, dan prosedur media. Salurannya adalah media pendidikan dan

penerima pesannya adalah siswa.

Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran mempunyai peranan yang

sangat penting dalam proses belajar mengajar yang diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar.

Page 5: Chapter2 Power Point

14

3. Klasifikasi Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses belajar

mengajar untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada saat ini media

pembelajaran sangat bervariasi sehingga diperlukan suatu pengklasifikasian

media.

Pengalaman erat hubungannya dengan media. Edgar Dale dalam Sudjana

(2008: 107) mengemukakan 10 jenis pengalaman manusia dalam bentuk kerucut

yang disebut kerucut pengalaman. Kesepuluh jenis ini diperoleh dari berbagai

sumber, yaitu sebagai berikut:

1. Pengalaman langsung yaitu pengalaman belajar yang diperoleh siswa secara

langsung dengan bendanya, belajar sendiri atau mengalami sendiri sehingga

hasilnya akan lebih berarti.

2. Pengalaman langsung melalui benda-benda tiruan yaitu pengalaman belajar

yang diperoleh melalui benda-benda tiruan sehingga anak dapat

mempelajarinya secara keseluruhan.

3. Pengalaman melalui dramatisasi yaitu pengalaman belajar yang diperoleh

siswa dalam bentuk memerankan suatu peranan tertentu.

4. Pengalaman melalui demontrasi yaitu pengalaman belajar yang diperoleh siswa

dengan cara melakukan kegiatan suatu proses.

5. Pengalaman melalui karyawisata yaitu pengalaman belajar yang diperoleh

siswa melalui kunjungan keluar kelas.

6. Pengalaman melalui pameran yaitu pengalaman belajar yang diperoleh siswa

dengan memperlihatkan benda-benda yang realistis.

Page 6: Chapter2 Power Point

15

7. Pengalaman melalui televisi dan gambar hidup yaitu media yang berpengaruh

pada anak melalui penglihatan dan pendengaran. Pengalaman yang diperoleh

siswa tidak langsung tetapi membutuhkan penghayatan yang tinggi.

8. Pengalaman melalui radio dan rekaman yaitu pengalaman yang akan diperoleh

siswa ini membutuhkan pendengaran. Dengan adanya suara akan menambah

wawasan siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.

9. Pengalaman melalui lambang-lambang visual yaitu pengalaman yang akan

diperoleh siswa ini memerlukan penghayatan dan pemikiran, sebab siswa harus

menterjemahkan lambang tersebut untuk membentuk suatu pengertian.

10. Lambang kata (verbal) biasanya dapat dijumpai dalam buku, majalah, koran,

dan lain-lain.

(Sudjana, 2008: 109) Gambar 2.1

Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Page 7: Chapter2 Power Point

16

Anderson dalam Rusman (2008: 101) mengelompokan media menjadi

beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

No Kelompok Media Jenis Media 1 Audio • Pita Audio (kaset)

• Piringan Audio • Radio (rekaman siaran)

2 Cetak • Buku Teks Terprogram • Buku Pegangan • Buku Tugas

3 Audio-Cetak • Buku Latihan dilengkapi kaset • Gambar/poster (dilengkapi audio)

4 Proyeksi Visual Diam • Film Bingkai (Slide) • Film Rangkai (berisi pesan verbal)

5 Proyeksi Visual Diam dengan Audio

• Film Bingkai (Slide) Suara • Film Rangkai Suara

6 Visual Gerak • Film Bisu 7 Visual Gerak dengan

Audio • Film Suara • Video/VCD/DVD

8 Benda • Benda Nyata • Model Tiruan (mock up)

9 Komputer • Media Berbasis Komputer: Computer Assisted Instructional (CAI), dan Computer Based Instruction (CBI)

Gambar 2.2 Pengelompokan Media

Berdasarkan perkembangan teknologi Arsyad (2006: 29) mengelompokan

media pembelajaran menjadi empat, yaitu “(1) media hasil teknologi cetak, (2)

media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan

komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer”. Media

hasil teknologi cetak merupakan media yang diperoleh melalui proses pencetakan,

seperti buku. Media hasil teknologi audio-visual merupakan media yang

digunakan untuk menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin

Page 8: Chapter2 Power Point

17

mekanis dan elektronik, seperti tape recorder, proyektor film, dan proyektor

visual yang lebar.

Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer merupakan media yang

digunakan untuk menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber

yang berbasis mikro-prosesor. Informasi yang disimpan dalam media tersebut

dalam bentuk digital. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan materi dengan

menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh

komputer.

Brets dalam Ali (2008: 91-92) membuat delapan kelompok media, yaitu

‘media audio-motion-visual, media audio-still-visual, media audio-semi motion,

media motion-visual, media still-visual, media semi-motion, media audio, dan

media cetakan’. Media audio-motion-visual merupakan media yang mempunyai

suara, gerakan, dan objeknya dapat dilihat, seperti televisi, video tape, dan film

bergerak. media audio-still-visual merupakan media yang mempunyai suara,

objeknya dapat dilihat, dan tidak terdapat gerakan, seperti film-strip bersuara, dan

slide suara.

Media audio-semi motion merupakan media yang mempunyai suara dan

gerakan, namun tidak dapat menampilkan gerakan secara utuh, seperti teleboard.

Media motion-visual merupakan media yang mempunyai gambar objek bergerak,

seperti film (bergerak) bisu (tak bersuara). Media still-visual merupakan media

yang mempunyai objek namun tidak ada gerakan, seperti film-strip. Media semi-

motion merupakan media yang menggunakan garis dan tulisan, seperti tele-

Page 9: Chapter2 Power Point

18

autograf. Media audio merupakan media yang hanya menggunakan suara, seperti

radio. Media cetakan merupakan media yang hanya menampilkan simbol-simbol

tertentu, seperti huruf (simbol bunyi).

W. Schramm dalam Rusman (2008: 100) mengelompokan media menjadi dua

kategori, yaitu:

…dengan membedakan antara media modern (big media) dan media sederhana (little media). Kategori big media, antara lain: komputer, film, slide, program video. Sedangkan little media, antara lain: gambar, realia sederhana, sketsa, bagan, poster, dan lain-lain.

Dari beberapa klasifikasi yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Media visual yaitu media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan

melibatkan indera penglihatan.

2. Media audio yaitu media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan

melibatkan indera pendengaran.

3. Media audio-visual yaitu media yang digunakan dalam proses pembelajaran

dengan melibatkan indera penglihatan dan pendengaran.

4. Multimedia yaitu media yang menggabungkan beberapa unsur media lain,

seperti teks, warna, gambar, video, dan animasi.

4. Kriteria Pemilihan Media

Dalam memilih media pembelajaran untuk kegiatan belajar mengajar harus

memperhatikan kriteria-kriteria pemilihan media yang sesuai dengan kebutuhan

siswa di kelas. Beberapa kriteria pemilihan media pembelajaran adalah ketepatan

dengan tujuan pengajaran, sesuai dengan isi bahan ajar, kemudahan dalam

Page 10: Chapter2 Power Point

19

memperoleh media, keterampilan guru dalam menggunakan media, waktu yang

tersedia cukup, dan sesuai dengan taraf berfikir siswa.

Ketepatan dengan tujuan pengajaran, artinya media yang akan digunakan

dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan

instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih

memungkinkan digunakannya media pengajaran (Sudjana dan Rivai, 2005: 5).

Sesuai dengan isi bahan ajar, artinya bahan pelajaran yang bersifat fakta, prinsip,

konsep, dan generalisasi sangat memerlukan media agar lebih mudah dipahami

siswa.

Kemudahan dalam memperoleh media, artinya media yang akan digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru mudah diperoleh atau mudah dibuat.

Keterampilan guru dalam menggunakan media, artinya guru dapat menggunakan

media dalam kegiatan belajar mengajar. Sudjana dan Rivai (2005: 5)

mengemukakan bahwa “adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat

canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat

menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.”

Hal tersebut mengungkapkan bahwa media secanggih apapun tidak akan

mempunyai arti dalam pengajaran, apabila guru tidak dapat menggunakannya.

Waktu yang tersedia cukup, artinya media yang akan digunakan dapat

bermanfaat bagi siswa selama kegiatan belajar mengajar. Sedangkan sesuai

dengan taraf berfikir siswa, artinya media yang digunakan sesuai dengan taraf

berfikir siswa. Sudjana dan Rivai (2005: 5) memberikan contoh yaitu “menyajikan

grafik yang berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa

Page 11: Chapter2 Power Point

20

SD kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk

gambar atau poster”.

Sadiman, dkk. (2009: 84) mengemukakan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam memilih media, yaitu:

…tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani.

Rusman (2008: 99) mengemukakan beberapa kriteria pemilihan media

pembelajaran, yaitu:

1. Ketepatannya dengan tujuan/kompetensi pembelajaran. 2. Dukungan terhadap isi materi pelajaran. 3. Kemudahan mendapatkan media. 4. Keterampilan guru menggunakannya. 5. Tersedia alokasi waktu untuk menggunakannya. 6. Memilih media pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir dan

perkembangan siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

memilih suatu media diperlukan kriteria-kriteria yang harus dipertimbangkan.

Dengan adanya kriteria dalam pemilihan media diharapkan dapat mempermudah

untuk menentukan media mana yang tepat untuk digunakan.

B. Pemanfaatan Microsoft Office PowerPoint Dalam Pembelajaran

Microsoft Office PowerPoint adalah salah satu jenis program yang tergabung

dalam Microsoft Office. Microsoft Office PowerPoint merupakan program

aplikasi yang dirancang khusus untuk menampilkan program multimedia. Seperti

yang dikemukakan oleh Susilana dan Riyana (2008: 102):

Page 12: Chapter2 Power Point

21

Program PowerPoint salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Microsoft Office

PowerPoint merupakan perangkat lunak (software) yang mampu menampilkan

program multimedia dengam menarik, mudah dalam pembuatan dan

penggunaannya serta relatif murah. Microsoft Office PowerPoint memiliki

kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsur media, seperti pengolahan

teks, warna, gambar, dan grafik, serta animasi. Terdapat tiga tipe penggunaan

PowerPoint yaitu personal presentation, stand alone dan web based (Susilana dan

Riyana, 2008: 102).

Pada umumnya Microsoft Office PowerPoint digunakan untuk presentasi

dalam classical learning, karena Microsoft Office PowerPoint merupakan

program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola

penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Microsoft Office

PowerPoint yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning disebut

personal presentation. Microsoft Office PowerPoint pada pola penyajian ini

digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol

pembelajaran terletak pada guru.

Pola penyajian Microsoft Office PowerPoint yang dirancang khusus untuk

pembelajaran individual disebut stand alone. Pada pola penyajian ini, PowerPoint

dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif. Seperti

yang dikemukakan oleh Susilana dan Riyana (2008: 102):

Page 13: Chapter2 Power Point

22

Stand Alone: pada pola penyajian ini, PowerPoint dapat dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun PowerPoint mampu menampilkan feedback yang sudah diprogram.

Pada pola penyajian web based, PowerPoint diformat menjadi file web (html).

Microsoft Office PowerPoint mempunyai fasilitas untuk mempublish presentasi

yang dibuat menjadi web. File PowerPoint dapat diubah menjadi file exe atau swf,

sehingga program presentasi yang dibuat aman dari manipulasi dan penjiplakan.

Prosedur pengembangan media menggunakan Microsoft Office PowerPoint

dilakukan melalui empat tahap yaitu identifikasi program, mengumpulkan bahan

pendukung, proses pembuatan di Microsoft Office PowerPoint, dan penggunaan

program tersebut yang sebelumnya telah dilakukan review program (Susilana dan

Riyana, 2008: 103).

Identifikasi program dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program

yang dibuat dengan materi, sasaran, dan sumber pendukung, seperti animasi,

gambar, video, dan sebagainya. Mengumpulkan bahan pendukung dapat

dilakukan dengan cara memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan, dan

dapat dilakukan dengan cara browsing. Setelah bahan terkumpul, selanjutnya

proses pengerjaan di Microsoft Office PowerPoint sampai selesai. Setelah selesai

dibuat, selanjutnya dilakukan review terlebih dahulu sebelum digunakan.

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Proses belajar mengajar dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah

dirumuskan. Pada umumnya hasil belajar meliputi pengetahuan, sikap, dan

Page 14: Chapter2 Power Point

23

keterampilan. Hasil belajar yang akan diperoleh siswa setelah menempuh

pengalaman belajarnya atau proses belajar mengajar. Sudjana (2006: 22)

mengemukakan “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Proses belajar mengajar dan hasil belajar saling berhubungan, karena dalam

kegiatan belajar mengajar terdapat tujuan yang akan dicapai. Siswa yang

sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti

setelah belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2006: 30) yaitu “hasil

belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku

pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak

mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan atau kemampuan yang akan dimiliki oleh seseorang setelah

menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran TIK yang dapat

diukur dengan melakukan tes hasil belajar.

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pada dasarnya ada dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar

yaitu faktor dalam diri individu atau siswa itu sendiri dan faktor yang berasal dari

luar diri individu atau siswa. Faktor dalam diri individu (siswa) diantaranya

adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktor yang berasal dari

luar diri individu (siswa) diantaranya faktor lingkungan dan faktor instrumental.

Page 15: Chapter2 Power Point

24

Faktor yang berasal dari dalam diri individu atau internal terdiri dari dua

faktor yaitu sebagai berikut:

a. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis, diantaranya tidak dalam keadaan lelah, kesehatan

pancaindera, kondisi individual siswa itu sendiri, tidak dalam keadaan catat

jasmani dan sebagainya.

Kondisi pancaindera siswa akan memberikan pengaruh terhadap proses dan

hasil belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Rasyad dalam Munadi (2008: 26)

“pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (five sense are the

golden gate of knowledge)”. Artinya, kondisi pancaindera tersebut akan

memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar.

b. Faktor psikologis

Faktor kedua dari faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri adalah

faktor psikologis. Setiap individu memiliki kondisi psikologis yang berbeda-

beda. Faktor psikologis diantaranya adalah intelegensi, perhatian, minat dan

bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.

1) Intelegensi.

C.P. Chaplin dalam Munadi (2008: 26) mengartikan intelegensi sebagai (1)

kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara

cepat dan efektif, (2) kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif,

(3) kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali.

intelegensi tidak menjamin hasil belajar seseorang karena proses belajar

merupakan proses yang kompleks.

Page 16: Chapter2 Power Point

25

2) Perhatian

Perhatian adalah “pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek

pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang

menyertai aktivitas belajar” (Sardiman, 2007: 45). Untuk memperoleh hasil

belajar yang baik, maka siswa harus dihadapkan pada objek yang dapat

menarik perhatian siswa. Apabila objek yang dihadapkan pada siswa kurang

menarik, maka perhatian siswa tidak akan terfokus pada apa yang sedang

dipelajarinya.

3) Minat dan Bakat

Minat diartikan oleh Hilgard dalam Slameto (1991: 59) sebagai

‘kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan’. Sedangkan menurut Bernard dalam Sardiman (2007: 76) bahwa

‘minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari

partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja’. Jadi,

minat akan selalu berkaitan dengan keinginan atau kebutuhan seseorang.

Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini akan terealisasi

menjadi kecakapan yang nyata setelah melalui belajar dan berlatih. Sedangkan

menurut Sardiman (2007: 46) adalah “salah satu kemampuan manusia untuk

melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada”. Dengan

demikian bakat merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

melakukan suatu aktivitas atau kegiatan.

Page 17: Chapter2 Power Point

26

4) Motif dan Motivasi

Menurut Sardiman (2007: 102) “motivasi berpangkal dari kata “motif” yang

dapat diartikan “daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan”.

Seseorang yang ingin mencapai suatu tujuan akan melakukan berbagai

aktivitas yang akan mengantarnya pada pencapaian tujuan tersebut. Terdapat

tiga fungsi motivasi, yaitu mendorong manusia untuk berbuat, mendorong arah

perbuatan, dan menyeleksi perbuatan.

Motivasi diperlukan dalam belajar karena hasil belajar akan optimal apabila

ada motivasi. Seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2007: 84) “hasil

belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang

diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu”.

5) Kognitif dan Daya Nalar.

Pembahasan mengenai hal ini meliputi tiga hal, yakni persepsi, mengingat dan

berpikir. Menurut Munadi (2008: 29) persepsi adalah “penginderaan terhadap

suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya”. Penginderaan tersebut

dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan, dan kebutuhan. Kemampuan

mempersepsi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya tidak sama.

Hal ini ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman siswa itu sendiri.

Semakin sering seseorang atau siswa melibatkan diri dalam berbagai kegiatan,

akan semakin kuat daya persepsinya. Mengingat adalah “suatu aktivitas

kognitif, di mana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa

Page 18: Chapter2 Power Point

27

yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh melalui

pengalamannya di masa lampau (Munadi, 2008: 30)”.

Terdapat dua bentuk mengingat yaitu mengenal kembali (rekognisi), dan

mengingat kembali (reproduksi). Dalam rekognisi seseorang berhadapan

dengan suatu objek dan pada saat itu dia menyadari bahwa objek tersebut

pernah dijumpainya di masa lampau. Sedangkan dalam reproduksi, dihadirkan

suatu kesan pada masa lampau dalam bentuk suatu tanggapan.

Berpikir dibagi menjadi dua macam yaitu berpikir autistik dan berpikir

realistik. Berpikir autistik disebut melamun, fantasi, dan menghayal.

Sedangkan berpikir realistik disebut nalar (reasoning), yaitu berpikir dalam

rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Media pembelajaran yang

digunakan dapat membawa siswa pada pemahaman yang realistis.

Sedangkan faktor yang berasal dari luar atau eksternal terdiri dari dua faktor

yaitu sebagai berikut:

a. Faktor lingkungan

Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan

ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial. Lingkungan

alam misalnya kelembaban, keadaan suhu, kepengapan udara, dan sebagainya.

Sedangkan lingkungan sosial seperti lalu lintas, suara mesin pabrik, dan

sebagainya akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

Page 19: Chapter2 Power Point

28

b. Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya

dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan (Munadi, 2008: 32).

Faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.

(Munadi, 2008: 35)

Gambar 2.3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor,

yaitu faktor yang berasal dari dalam (internal) dan faktor yang berasal dari luar

(eksternal).

Faktor Fisiologis

Faktor Psikologis

Fak. Instrumental

Fak. Lingkungan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Faktor Internal

Fak. Eksternal

Kondisi Fisiologis umum

Kondisi Pancaindera

Intelegensi

Perhatian

Minat dan Bakat

Motif dan Motivasi

Kognitif dan Daya Nalar

Sarana dan Fasilitas

Sosial

Kurikulum

Alam

Guru

Page 20: Chapter2 Power Point

29

3. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Proses belajar mengajar memiliki tujuan. Tujuan dari proses belajar mengajar

teruraikan ke dalam tujuan institusional (tujuan lembaga pendidikan), tujuan

kurikuler (tujuan mata pelajaran/bidang studi), dan tujuan instruksional (tujuan

pengajaran). Tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dalam bentuk kemampuan

diharapkan dapat di miliki oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar,

pada dasarnya disebut tipe hasil belajar.

Bloom, Kratwohl, dan Anita Harrow, mengemukakan ada tiga tipe hasil

belajar, yakni (a) bidang kognitif, (b) bidang afektif, dan (c) bidang psikomotor

(Sudjana, 2008: 55). Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu pengetahuan

(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis

(analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).

Terdapat perubahan pada ranah kognitif yaitu perubahan yang terjadi pada

tingkatan pertama yang semula sebagai knowledge berubah menjadi remembering.

Perubahan juga terjadi pada tingkatan yang kedua, ketiga dan kekempat, yaitu

comprehension yang dipertegas menjadi understanding, application menjadi

applying, dan analysis menjadi analyzing.

Perubahan yang terjadi pada tingkatan kelima dan keenam, yaitu evaluation

yang berada pada tingkatan keenam versi sebelumnya diubah menjadi tingkatan

kelima evaluating, sedangkan tingkatan keenam menjadi creating (mencipta).

Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu mengingat (remembering),

memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing),

Page 21: Chapter2 Power Point

30

menilai (evaluating), dan mencipta (creating) (Kuswana, W.S.,

(http://www.wowosk.com/artikel/taxonomi.php))

Penelitian ini hanya dibatasi pada ranah kognitif saja, terutama dalam aspek

mengingat (remembering.), memahami (understanding), dan menerapkan

(applying).

D. Teknologi Informasi dan Komunikasi

1. Teknologi Informasi

Teknologi informasi mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal

yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan

pengelolaan informasi. Dengan adanya teknologi informasi penyampaian

informasi akan lebih cepat, lebih lama tersimpan, dan tersebar di area yang lebih

luas.

Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk

mengolah data, dan mengirimkan informasi. Teknologi informasi mencakup

perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), serta teknologi

komunikasi untuk mengirimkan informasi. Seperti yang dikemukakan oleh

Martin dalam Munir (2008: 8-9):

Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup juga teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi

selalu berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak. Seperti yang

dikemukakan oleh Abdul Kadir dalam Munir (2008: 10) “teknologi informasi

Page 22: Chapter2 Power Point

31

digolongkan menjadi dua bagian, yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat

keras (hardware)”.

Perangkat keras dapat berupa printer, memory, keyboard atau peralatan-

peralatan yang bersifat fisik. Sedangkan perangkat lunak berkaitan dengan

instruksi-instruksi untuk mengatur perangkat keras (hardware) agar bekerja sesuai

dengan tujuan instruksi-instruksi tersebut.

Teknologi informasi terdiri dari enam bagian yaitu sebagai berikut:

1. Teknologi masukan (input technology)

Menurut Munir (2008: 10) teknologi masukan merupakan “segala perangkat

yang digunakan untuk menangkap data/informasi dari sumber asalnya”.

Contohnya adalah barcode, scanner, dan keyboard.

2. Teknologi keluaran (output technology)

Agar sebuah informasi dapat diterima oleh seseorang atau pemakai yang

membutuhkan informasi, maka perlu disajikan dalam berbagai bentuk. Dengan

adanya teknologi keluaran yaitu monitor sebagai salah satunya, maka informasi

tersebut dapat disajikan.

3. Teknologi perangkat lunak (software technology)

Untuk menciptakan informasi diperlukan perangkat lunak atau program.

Program merupakan sekumpulan intruksi yang digunakan untuk

mengendalikan perangkat keras komputer (Munir, 2008: 10). Salah satu

program yang digunakan untuk membuat dokumen adalah pengolah kata.

Page 23: Chapter2 Power Point

32

4. Teknologi penyimpanan (storage technology)

Teknologi penyimpanan berkaitan dengan segala peralatan yang digunakan

untuk menyimpan data. Contohnya dengan menggunakan hard disk untuk

menyimpan data.

5. Teknologi komunikasi (communication technology)

Teknologi komunikasi merupakan “teknologi yang memungkinkan hubungan

jarak jauh” (Munir, 2008: 11). Contoh dari teknologi ini adalah internet dan

ATM.

6. Mesin pemroses (processing machine)

Mesin pemroses berfungsi untuk mengingat data atau informasi yang berupa

komponen memory, dan mengeksekusi program yang berupa komponen CPU.

2. Teknologi Komunikasi

Teknologi komunikasi merupakan perngkat-perangkat teknologi yang terdiri

dari perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), proses dan sistem,

yang digunakan untuk membantu proses komunikasi. Effert M. Rogers dalam

Munir (2008: 15) mengemukakan bahwa teknologi komunikasi termasuk media

adalah micro computer, teleconferencing, teletex, videotext, interactive cable

television, dan communication satellite.

a. Micro computer, merupakan unit yang berdiri sendiri, dan digunakan

individual dengan menggunakan software tertentu. Perangkat utama micro

computer adalah Central Processing Unit (CPU) yang mampu membaca setiap

perintah program komputer.

Page 24: Chapter2 Power Point

33

b. Teleconferencing, merupakan pertemuan dari tiga atau lebih orang yang berada

pada lokasi berbeda.

c. Teletex, merupakan permintaan informasi yang disajikan dalam bentuk video

atau layar televisi di rumah.

d. Videotext, merupakan “pelayanan informasi interaktif untuk melayani

kebutuhan pribadi atau permintaan informasi dari sentral komputer dari

tampilan video di layar televisi (biasanya televisi penerima di rumah)” (Munir,

2008: 11).

e. Interactive cable television, digunakan untuk mengirimkan teks dan gambar

dengan full video ke video yang ada di rumah melalui kabel dengan tayangan

sesuai permintaan.

f. Communication satellite, pesan yang disampaikan melalui televisi penyiaran,

relay telepon, dan pesan yang dikirimkan dari tempat manapun.

3. Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai pengertian dua aspek yaitu

Teknologi Informasi (TI) dan Teknologi Komunikasi. Teknologi informasi

mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan

proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi.

Sedangkan teknologi komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang

berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data

dari perangkat yang satu ke perangkat yang lainnya.

Page 25: Chapter2 Power Point

34

UNESCO (2009: 7) mengemukakan definisi Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) atau ICT yaitu “sebagai kombinasi antara teknologi

informatika dengan teknologi-teknologi lainnya yang terkait, khususnya teknologi

komunikasi”. Teknologi Informasi dan Komunikasi memiliki keterkaitan yang

sangat erat, yaitu teknologi informasi lebih pada sistem pengolahan informasi

sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk pengiriman informasi.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan

pengaruh dalam proses pembelajaran.

Menurut Rosenberg dalam Surya (2008) (http://wijayalabs.wordpress.com)

terdapat lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu (1) dari pelatihan ke

penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke

“online” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu

siklus ke waktu nyata. Seorang siswa dapat memperoleh informasi yang cukup

luas dari berbagai sumber melalui ruang maya dengan menggunakan internet dan

komputer.

Teknologi Informasi dan Komunikasi juga telah mengubah peran guru dan

siswa dalam pembelajaran. Peran guru berubah menjadi fasilitator pembelajaran,

pelatih, dan mitra belajar, guru lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung

jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Peran siswa juga

mengalami perubahan dalam pembelajaran yaitu menjadi partisipan aktif dalam

proses pembelajaran, menghasilkan dan berbagai pengetahuan, dan pembelajaran

berkolaboratif dengan siswa lain.

Page 26: Chapter2 Power Point

35

E. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA

Mata pelajaran TIK diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran keterampilan

yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara terpisah atau bersama-sama dengan

mata pelajaran keterampilan lainnya. Tujuan mempelajari Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK) antara lain:

1. Pada aspek kognitif, dapat mengetahui, mengenal, atau memahami teknologi informasi dan komunikasi. Meningkatkan pengetahuan dan minat peserta didik pada teknologi, serta meningkatkan kemampuan berfikir ilmiah sekaligus persiapan untuk pendidikan, pekerjaan, dan peran di masyarakat pada masa yang akan datang.

2. Pada aspek afektif, dapat bersikap aktif, kreatif, apresiatif, dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu juga dapat menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

3. Pada aspek psikomotor, dapat terampil memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk proses pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari. Membentuk kemampuan dan minat peserta didik terhadap teknologi (Munir, 2008: 181).

Ruang lingkup materi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:

1. Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan

untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi.

2. Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu

perangkat ke perangkat lain.

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada jenjang

SMA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

2. Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK).

Page 27: Chapter2 Power Point

36

3. Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, teknologi secara logis,

kritis, kreatif dan inovatif.

4. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

5. Menghargai karya cipta di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara

termasuk pemanfaatan teknologi informasi.

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA

merupakan kelanjutan dari mata pelajaran TIK yang telah diperoleh pada jenjang

SMP/MTS. Alokasi waktu mata pelajaran ini pada jenjang SMA adalah dua jam

pelajaran per minggunya.

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai

karakteristik, yaitu sebagai berikut:

1. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan kajian terpadu tentang

data, informasi, pengolahan, dan metode penyampaiannya.

2. Materi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berupa tema-tema esensial,

aktual, global yang berkembang dalam kemajuan teknologi sekarang ini.

3. Tema-tema esensial dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

merupakan perpaduan dari cabang ilmu komputer, matematik, teknik

elektronika, sibernetika, dan informatika.

Materi pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dikembangkan

dengan pendekatan interdisipliner (melibatkan berbagai disiplin ilmu) dan

multidimensional (berdampak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat).

Page 28: Chapter2 Power Point

37

F. Penggunaan PowerPoint tipe Stand Alone untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa

Pola penyajian Microsoft Office PowerPoint yang dirancang khusus untuk

pembelajaran individual disebut stand alone. Pada pola penyajian ini, PowerPoint

dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif. Seperti

yang dikemukakan oleh Susilana dan Riyana (2008: 102):

Stand Alone: pada pola penyajian ini, PowerPoint dapat dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun PowerPoint mampu menampilkan feedback yang sudah diprogram.

Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman,

membangkitkan motivasi siswa, dan memadatkan sebuah informasi. Seperti yang

dikemukakan oleh Arsyad (2006: 16):

Selain dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Berdasarkan pernyataan di atas, sebuah media pembelajaran dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari

dan membangkitkan motivasi. Kelebihan yang dimiliki PowerPoint tipe stand

alone, yaitu memiliki kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsur media

seperti pengolahan teks, warna, gambar, grafik, animasi dan menampilkan video

atau audio. Hal ini dikarenakan software utama yang digunakan adalah Microsoft

Office PowerPoint yang berbasis multimedia sehingga PowerPoint tipe stand

alone memiliki kemampuan yang dimiliki oleh software utamanya.

Page 29: Chapter2 Power Point

38

Kelebihan lain yang dimiliki PowerPoint tipe stand alone adalah siswa dapat

belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajarnya masing-masing,

mendorong minat, dan motivasi untuk belajar. Siswa dapat belajar secara mandiri

dan tidak harus tergantung kepada guru. Tampilan yang menarik akan

meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk menjalankan program tersebut.

Microsoft Office PowerPoint memiliki fasilitas untuk membuat tampilan yang

menarik yaitu background dan animasi. Beberapa jenis background yang

ditawarkan adalah dengan memberikan warna solid, gradasi, tekstur, memasang

gambar, dan themes.

Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa dan akan

mempelajari materi tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Reiber dalam

Susilana dan Riyana (2008: 101) “bagian penting lain pada multimedia adalah

animasi”. Microsoft Office PowerPoint sebagai software utama dalam

mengembangkan PowerPoint tipe stand alone memiliki kemampuan untuk

menampilkan berbagai animasi. Gambar dan teks akan muncul ke layar dengan

cara yang bervariasi, misalnya dengan adanya gerakan-gerakan.

PowerPoint tipe stand alone memiliki kemampuan untuk menampilkan video

dan suara (audio). Dengan adanya video dan audio dapat menambah kejelasan

terhadap materi yang sedang dipelajari oleh siswa. Video yang ada pada

PowerPoint tipe stand alone dapat diulangi bila perlu. Pengulangan terhadap

video berguna untuk menambah kejelasan terhadap suatu materi. PowerPoint tipe

stand alone dapat dilengkapi dengan gambar. Gambar merupakan media berbasis

visual. Gambar dapat digunakan untuk mengganti kata verbal, mengkonkritkan

Page 30: Chapter2 Power Point

39

yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Seperti yang dikemukakan

oleh Munadi (2008: 89):

Gambar merupakan media visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab ia dapat mengganti kata verbal, mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata.

Sebuah gambar dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.

Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arsyad (2006: 91) “media berbasis visual

(image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses

belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan”.

Materi pengajaran melalui teks dapat diingat dengan baik apabila disertai dengan

gambar. Selain memiliki banyak kelebihan, media ini juga memiliki kekurangan

yaitu memerlukan adanya komputer dan tenaga listrik.