45
中國文化 Zhong Guo Wen Hua Chinese Culture(Selayang Pandang) 歐陽子文 Bratayana Ongkowijaya, SE, XDS

Chinese Culture

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Chinese culture

Citation preview

Page 1: Chinese Culture

中 國 文 化Zhong Guo Wen Hua

‘Chinese Culture’(Selayang Pandang)

歐 陽 子 文Bratayana Ongkowijaya, SE, XDS

Page 2: Chinese Culture

Pendahuluan

Kontribusi Asia sebagai bagian dari jagat-raga ini sangat mewarnai perkembangan peradaban serta sejarah kehidupan.

Diantara peradaban yang dimaksud, kita mengenal sebutan peradaban ‘bangsa kulit kuning’中 國 文 化 (Chinese Culture)

Page 3: Chinese Culture

Pendahuluan

Dalam terjemahan buku Elizabeth Seeger yang berjudul :

‘The Pageant of Chinese History’(published by Longmans, Green & Co., Inc. - New York)

ditulis :

As China goes, so goes Asia; As Asia Goes, so goes the world.

Page 4: Chinese Culture

Pendahuluan

Christopher Dowson mengatakan:

‘Great Religions are building a foundation for great civilizations’

agama-agama besar adalah bangunan-bangunan dasar

bagi peradaban-peradaban besar

Page 5: Chinese Culture

Pendahuluan

Samuel P. Huntington dalam bukunya yang berjudul :

‘The Clash of Civilizationand the Remarking of World Order’

memperingatkan bahwa benturan antar peradaban sangat besar pengaruhnya terhadap perdamaian dunia …

Pada kancah dunia internasional, peradaban merupakan ‘pengaman’ terpenting dalam mencegah terjadinya perang dunia.

Page 6: Chinese Culture

PendahuluanPerlu dipahami bahwa beragama (berbudaya)

adalah kecenderungan fitrah manusia, oleh karena itu sikap beragama harus merupakan kontinuitas

atas kelangsungan hakekat kemanusiaan itu sendiri. Kehadirannya harus parallel dengan agama (budaya) yang lain,

karena manusia yang satu dengan yang lainnya akan selalu berbeda sepanjang masa (tidak monolitik).

Maka usaha apapun untuk menyeragamkan atau membandingkan (superior & inferior) agama (budaya),

bukan hanya akan menemui kegagalan, bahkan akan merusak esensi bangunan agama (budaya) itu sendiri.

Dapat memahami serta menerima perbedaan yang ada merupakan pangkal persaudaraan antar umat beragama (berbudaya).

四 海 之 內 皆 兄 弟 也(Si Hai Zhi Nei Jie Xiong Di Ye)

Diempat Penjuru Lautan Semuanya Saudara (sesama insan ciptaan Tian, Khalik semesta alam).

Page 7: Chinese Culture

Pendahuluan

Sejarah Tiongkok adalah sejarah yang telah berusia lima ribu tahun

五 千 年 的 歷 史

Wu Qian Nian De Li ShiSeiring sejalan

dengan peradaban manusia itu sendiri.Dan tidak dapat dipungkiri

bahwa peradaban-budaya Tiongkok sangat dipengaruhi / diwarnai oleh 儒 教 - Ru Jiao (agama Khonghucu)

Page 8: Chinese Culture

PendahuluanDiawali dengan turunnya wahyu

河 圖 (He Tu) 先 天 八 卦 (Xian Tian Ba Gua)yang diterima oleh Nabi 伏 羲 (Fu Xi)

sebagai Nabi pertamadalam jajaran Nabi Ru Jiao (agama Khonghucu)

pada tahun 2953 - 2838 sMyang digenap-sempurnakan oleh

大 成 至 聖 孔 子 - Da Cheng Zhi Sheng Kong ZiYang Besar, Sempurna dan mencapai Puncak Kenabian; Nabi Agung Khong Zi, hidup pada tahun 551 - 479 sM

sebagai 天 之 木 鐸Tian Zhi Mu Duo (Genta Rohani Tian / Tuhan),

melalui pewahyuan 玉 書 - Yu Shudidalamnya ada bimbingan / tuntunan bagi umat manusia

untuk bagaimana menjalani dan menggenapi hidupdikehidupan ini sesuai firman Nya

Page 9: Chinese Culture

Pendahuluan

‘Empat Pilar’sebagai esensi dalam kehidupan, Yakni :

宗 教 - Zong Jiao (nilai Agamis), 哲 學 - Zhe Xue (nilai Filsafati), 教 育 - Jiao Yu (nilai Pendidikan) dan 政 治 - Zheng Zhi (nilai Tatanan Kemasyarakatan).

Kemudian berkembang menjadi apa yang disebut ;‘Chinese Culture’ - 中 國 文 化 ( Zhong Guo Wen Hua )

dan akhirnya meluas dan terterima di dunia internasional.

Page 10: Chinese Culture

Pembahasan

Menurut Elizabeth Seeger: Tak ada sejarah yang lebih menarik dan lebih hebat seperti sejarah Tiongkok (中 國 - Zhong Guo) Sejarah Tiongkok merupakan sejarah yang sangat fantatis.

Bagaimana tidak ?sejarah yang sudah berumur lima millennium (5.000 tahun) ini,begitu tertata rapih ba’ cerita bersambung,

sementara catatan sejarah yang lainseperti bangsa Mesir, Persi dan Babylonia terpecah-belah atau dikalahkan (tenggelam) oleh bangsa-bangsa yang lebih muda dan kuat,

tetapi Tiongkok dapat bertahan terus dan dapat mengatasi peperangan dan kekalahan.

Page 11: Chinese Culture

PembahasanKetika Piramide didirikan di lembah sungai Nil,

Tiongkok sudah mendirikan kerajaan disepanjang sungai ‘Kuning’ (黃 河 - Huang He)

Ketika orang cerdik pandai Babylonia mempelajari bintang-bintang dan langit,

Orang Tionghoa (中 華 - Zhong Hua) sudah menyusun almanak dengan segala kaitannya.

Ketika bangsa Yunani mendirikan negaranya dan merdekadi tanah semenanjung yang berbukit-bukit,

maka Tiongkok waktu itu telah membangun ke-dynasty-an yang megah.

Page 12: Chinese Culture

Pembahasan

Saat Roma mengalahkan negara-negaradisepanjang pantai Laut Tengah dan menyerbu Eropa serta mengalahkanbangsa Perancis, Spanyol dan Inggrisyang pada waktu itu masih pada suatu tingkatperadaban yang rendah,

keluarga dynasty Han (漢 朝 - Han Chao ) di Tiongkok sedang memerintahsuatu kerajaan yang ‘elegance’.

Page 13: Chinese Culture

Pembahasan

Roma binasa diserbu oleh gerombolan orang-orang biadab, tetapi Tiongkok tidak.

Ketika Eropa mengalami jaman kacau-balau, maka di Tiongkok maju dengan pesatnya. Hidup sejahtera dan berkembang dengan hasil kesenian yang indah oleh tangan-tangan ulung para senimannya.

Page 14: Chinese Culture

Pembahasan

Dalam sejarah perkembangan bangsa Tionghoa, terdapat banyak jejak sejarah yang menggemparkan dunia, diantaranya :

perjalanan darat terbesar (menempuh jarak lebih dari 3000 Km) yang dikenal sebagai ‘Jalur Sutra’ - pada dynasty Han (漢 朝 - 130 sM)

sedangkan pelayaran laut yang termasyur adalah‘Zheng He (鄭 和) mengarungi samudra’era dynasty Ming (明 朝 - Ming Chao) yang dilakukan sebanyak tujuh kali seputar tahun 1405 - 1435 dengan jumlah armada hampir 30.000 (tigapuluh ribu) orang.

Kedua hal ini memberikan kontribusi yang sangat fenomenaldalam pengembangan perdagangan dan penyebaran budaya Tionghoake seluruh dunia.

Page 15: Chinese Culture

宗 教 - Zong Jiao (nilai Agamis)

Kehidupan manusia dalam iman Ru (agama Khonghucu), adalah sebuah kelangsungan yang berkesinambungan dari pra ke pasca kehidupan di dunia ini. Maka iman akan ‘datang dan kembali’ kepada Nya sebagai 終 始 - Zhong Shi (prima causa & causa finalis) segala, menjadi panggilan ibadah yang paling mendasar.

Page 16: Chinese Culture

宗 教 - Zong Jiao (nilai Agamis)

Bila hal diatas dirangkai dengan iman diantara Tian dan manusia ada orangtua (leluhur),maka hubungan manusia dengan leluhur adalah satu kesatuan yang ‘berpangkal dan berujung’pada Tian sebagai (‘maha leluhur’) Khalik semesta alam

敬 天 尊 祖 - Jing Tian Zun Zu (Hormat akan Tian, Memuliakan Leluhur)

Memuliakan hubungan ini adalah bakti yang utama dan ini menjadi pokok ajaran Ru Jiao (agama Khonghucu).

Page 17: Chinese Culture

宗 教 - Zong Jiao (nilai Agamis)

Berbakti kepada Tian dengan berbakti kepada orang tua adalah sebuah ‘urutan’ kodrati manusia.

Beribadah kepada Tian dan leluhur adalah rangkaian ibadah yang ditetapkan ‘dari dan untuk’ Nya

ini menyangkut makna suci kehidupan dan kematian, meliputi dunia dan akhirat serta merupakan ‘pangkal-ujung’ kehidupan manusia.

Page 18: Chinese Culture

宗 教 - Zong Jiao (nilai Agamis)

Kehidupan manusia di dunia, dalam iman Ru diyakini ‘dibangun’ oleh adanya Daya hidup Illahi, rohani (神 - Shen)dan Daya hidup duniawi, jasmani (鬼 - Gui);keduanya berpadu dalam kehidupan, dan kewajiban manusia untuk mengharmoniskan dan menjaga keselarasannya sesuai Firman.

Page 19: Chinese Culture

宗 教 - Zong Jiao (nilai Agamis)

Ibadah, pada dasarnya adalah bagaimana menempuh jalan ‘datang dan kembali’dari dan kepada Nya dan inilah sejatinya tujuan pengajaran(prikehidupan) agama (beragama) bagi manusia

合 鬼 與 神, 教 之 至 也

He Gui Yu Shen, Jiao Zhi Zhi Ye bersatu-padu harmonisnya daya hidup Illahi

dan daya hidup duniawi, inilah puncak tujuan pengajaran agama

Page 20: Chinese Culture

宗 教 - Zong Jiao (nilai Agamis)

Dalam kehidupan beragama, untuk meng-implementasi-kan iman dengan menjalankan ibadah adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Umat Ru, dalam menjalankan Liturgy (peribadatan / tata-ibadah) tersebut, diantaranya ‘menaikkan’ sesajian sebagai kelengkapan untuk memenuhi 禮 (Li - Kesusilaan) dan merupakan perwujudan / simbolik yang sesungguhnya adalah ungkapan (sebagai) rasa ‘hormat dan ‘bakti’nya

Page 21: Chinese Culture

哲 學 - Zhe Xue (nilai Filsafati)

陰 陽 (Yin Yang) - Cosmology Confucian;menunjukkan bahwa jagat raya tidak statis,tetapi berubah sepanjang waktu. Segala sesuatu di alam ini mengalami perubahan. Perubahan merupakan prinsip dasar alam, semua kejadian alam mengalami proses perubahan(semuanya berubah, kecuali perubahan itu sendiri).

Page 22: Chinese Culture

哲 學 - Zhe Xue (nilai Filsafati)

Tidak ada sesuatupun di jagat raya ini yang bisa berdiri sendiri, segala sesuatu selalu berhubungan dengan yang lainnya. Sesungguhnya segala sesuatu itu Merupakan bagian dari keseluruhan. Kenyataan bahwa semua benda Merupakan bagian dari suatu keseluruhan, inilah yang dimaksud dengan ‘aspek penggenapan’

Page 23: Chinese Culture

哲 學 - Zhe Xue (nilai Filsafati)

Prinsip umum yang melandasi hubungan-hubungandan peristiwa-peristiwa alam berasal dari kekuatan Yin dan Yang. Dan harus disadari bahwa Yin dan Yang adalah dua hal yang tidak sama bahkan dapat dikatakan merupakan daya yang ‘saling bertentangan’. Walaupun fungsi kedua daya itu berbeda, tapi kedua-duanyasaling ke-tergantung-an (saling menggenapi). Untuk terselenggaranya keharmonisan, Yin dan Yang harus serasi.

Page 24: Chinese Culture

哲 學 - Zhe Xue (nilai Filsafati)

Alam selalu mengikuti siklus, dengan demikian segala sesuatu tidak pernah konstan, setiap saat berubah. Siklus alami ini tidak akan berakhir. Inilah yang dimaksud dengan ‘silkus kehidupan’. Konsep ‘siklus’ dapat juga dipahami sebagai ‘perputaran’, merupakan prinsip dari alam. Bumi tidak hanya bergerak mengelilingi matahari, tetapi juga berotasi pada orbitnya. Proses ini menciptakan siang, malam dan empat musim. Hal ini menunjukkan adanya kehidupan. Waktu tidak dianggap sebagai kondisi yang bergaris lurus, dimana ada awal dan ada akhir, tetapi dianggap sebagai lingkaran. Waktu didasarkan pada gerakan bulan mengelilingi bumi (pasang-surut) dan bersama-sama keduanya mengelilingi matahari. Semua peristiwa mengalami ‘lingkaran revolusi’ atau ‘siklus’.

Page 25: Chinese Culture

哲 學 - Zhe Xue (nilai Filsafati)

Segala sesuatu di alam ini diciptakan dengan maksud tertentu. Tak ada suatupun yang tak memiliki kegunaan. Setiap keberadaan memiliki tempatnya sendiri di jagat raya,dan kita harus menyeimbangkan unsur-unsur ini dengan tepatsehingga dapat tercipta sesuatu yang lebih berarti.Keseimbangan merupakan sifat alam. Keseimbangan Yin Yang merupakan kondisi yang paling penting dalam mencapai ‘keharmonisan’. Evolusi kehidupan menyelesaikan siklus demi siklus dan mencoba mencapai keseimbangan baru pada tiap siklus. Begitulah cara prinsip siklus berkaitan dengan prinsip ‘keseimbangan’

Page 26: Chinese Culture

教 育 - Jiao Yu (nilai Pendidikan)

儒 教 - Ru Jiao (Agama Ru); bila ditilik dari kata Ru (儒), dibangun oleh;radikal huruf Ren (人 - manusia) dan Xu (需 - perlu), maka Ru (儒) dapat diartikan;yang diperlukan manusia, kebutuhan manusia,juga bisa bermakna manusia ‘perlu’ dalam persyaratan / kualifikasi termaktub.

Page 27: Chinese Culture

教 育 - Jiao Yu (nilai Pendidikan)

儒 教 Ru Jiao - Agama (Khonghucu) diperlukan (sebagai pembimbing) umat manusia untuk memenuhi serta menggenapi hakekat kemanusiaannya dalam hidupnya sesuai dengan yang difirmankan Tian. Oleh karenanya, seperti yang sudah disebutkan, pendidikan (agama) 儒 - Ru dapat dikatakan diperlukan manusia sejak lahir, sedini mungkin bahkan ketika masih didalam kandungan (太 教 - Tai Jiao) seperti yang dimaksud;

朝 聞 道 , 夕 死 可 矣Zhao Wen Dao , Xi Si Ke Yi

Pagi (sedini mungkin) mendengar / memahami akan Jalan Suci, sore-hari (pada akhirnya) matipun ikhlas (tenang)

Page 28: Chinese Culture

教 育 - Jiao Yu (nilai Pendidikan)

Maka peranan Orangtua sangatlah penting Untuk mencukupi kebutuhan sang anak dalam kaitan mendidik (daya hidup Rohani) putra-putrinya seawal mungkin di kehidupan rumah-tangga (家 庭 教 育 - Jia Ting Jiao Yu), jangan hanya mencukupi daya hidup Jasmaninya saja

養 不 教 , 父 之 過Yang Bu Jiao, Fu Zhi Guo

Merawat tidak mendidik; itu kesalahan Orangtua

Page 29: Chinese Culture

教 育 - Jiao Yu (nilai Pendidikan)

Disisi lain, peran Guru mempunyai andil yang tidak sedikit dalam mendidik sang anak, di kelas (sekolah) anak masih membutuhkan bimbingan untuk dapat lebih memahami pendidikan (Budi Pekerti) disamping ilmu pengetahuan sebagai hal yang dibutuhkan untuk perkembangan daya hidup rohani si anak.

教 不 嚴 , 師 之 惰Jiao Bu Yan , Shi Zhi Duo

Mendidik tidak disiplin (serius); itu kelalaian (malas) Guru

Page 30: Chinese Culture

教 育 - Jiao Yu (nilai Pendidikan)Selanjutnya kesadaran Rohani harus dikembangkan sendiri oleh manusia dewasa sehingga dirinya mampu untuk selalu Membina Diri sebagai Pokok (修 身 為 本 - Xiu Shen Wei Ben) yang pada akhirnya bisa mencapai;

茍 日 新, 日 日 新 , 又 日 新Gou Ri Xin, Ri Ri Xin, You Ri Xin

Bila suatu hari dapat membaharui diri, perbaharuilah terus tiap hari

dan jagalah agar baharu selama - lamanya.

Dengan demikian dia bisa menggenapi dirinya sebagai insan ciptaan Nya, yang mengemban amanah untuk menjadi manusia seutuhnya.

Page 31: Chinese Culture

政 治 - Zheng Zhi (nilai Tatanan Kemasyarakatan / Politik)

Tujuan hidup manusia mempunyai posisi yang unik dalam memiliki kebebasan untuk memilihbagaimana hidup dalam kehidupan ini. Dari perspektif pertumbuhan dan perkembangan manusia, kebebasan memberikan konteks untuk memenuhi tanggung-jawab seseorang dalam mencapai kedewasaan karakter dan mewujudkan jati-diri.

Page 32: Chinese Culture

政 治 - Zheng Zhi (nilai Tatanan Kemasyarakatan / Politik)

Tanpa jati-diri, seseorang tidak dapat benar-benar mengerti arti dan nilai-nilainya sebagai manusia (exist). Manusia terlahir dengan potensi tertentu, namun potensi itu tidak dapat diwujudkan tanpa tuntunan moral untuk melatih pikiran dan kebiasaan seseorang. Petunjuk moral memperkuat suara hati, yang dapat mengontrol dan menghubungkan keinginan badani (修 身 - Xiu Shen, membina diri)

Page 33: Chinese Culture

政 治 - Zheng Zhi (nilai Tatanan Kemasyarakatan / Politik)Buah Puncak Karakter yang dewasa adalah mempunyai kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain secara layak.Kedinamisan dalam menjalin hubungan dengan orang lain menuntut untuk menghilangkan rasa egosentris dan mengorbankan sebagian hak dari otonominya. Ini merupakan bentuk inter-aksi yang memperkaya dan memperluas parameter tanggung-jawab serta pertumbuhan moral. Kesemuanya ini terealisasi dalam bentuk hubungan yang paling mendasar, yakni hubungan suami-istri / keluarga (齊 家 - Qi Jia , membereskan rumah-tangga).

Page 34: Chinese Culture

政 治 - Zheng Zhi (nilai Tatanan Kemasyarakatan / Politik)

Tujuan yang pertama & kedua dari kehidupan diatas, merupakan dasar dari penggenapan yang berikutnya. Manusia bukan hanya merupakan individu dan bagian dari keluarganya saja, tetapi hidup bersama dengan individu & keluarga lain. Dalam komunitas yang majemuk ini, maka harus bisa mendahulukan kepentingan bersama yang lebih besar.Barulah bisa dicapai masyarakat / negara yang teratur(治 國 - Zhi Guo)

Page 35: Chinese Culture

政 治 - Zheng Zhi (nilai Tatanan Kemasyarakatan / Politik)

Dan puncaknya adalah bagaimana umat manusia secara universil yang pada kenyataannya bersifat heterogen, multi-kultural dengan latar belakang agama, budaya, geografis, adat-istiadat yang sangat berbeda, dapat hidup berdampingan tanpa harus merasa ‘superior - inferior’ (menang-kalah) melainkan justru dari perbedaan yang ada bisa saling melengkapi,menggenapi sehingga didapat manfaat yang lebih demi ‘kemanusiaan’ itu sendiri (平 天 下 - Ping Tian Xia, damai di dunia).

和 而 不 流 , 中 立 而 不 倚He Er Bu Liu, Zhong Li Er Bu Yi

(harmonis, namun jati diri tetap exist)

Page 36: Chinese Culture

Penutup

Chinese Culture (Art, Music, Kung Fu, Architecture, Traditional, Medicine, Cuisine, Painting, History, etc) dapat disimpulkan sebagai pengindikasian suatu pola makna yang berawal dan bersumber dari Ru Jiao - agama Khonghucu (nilai agamis, 宗 教 - Zong Jiao) yang ditransmisikan secara sistimatis (nilai pendidikan, 教 育 - JiaoYu) suatu system konsepsi yang terwariskan dan diekspresikan dalam bentuk simbolik (nilai filosofis, 哲 學 - Zhe Xue) di mana manusia berkomunikasi, bertanggung-jawab, dan membangun pengetahuan, serta mengambil pijakan hidup (nilai tatanan masyarakat - Politik, 政 治 - Zheng Zhi).

Page 37: Chinese Culture

Penutup

Yang berasal dari nilai agamis, 宗 教 - Zong Jiao

Dalam peribadahan (liturgy) Ru, ‘Menaikan’ sesaji sebagai kelengkapan 禮 - Li.Dikehidupan sehari-hari ‘sesaji’ menjadi jajan pasar (secara umum)

Peribadahan 祠 - Ci , 禴 - Yue , 嘗 - Chang , 烝 - ZhengDikenal masyarakat sebagai ‘Festivals & Activities’(New Year Festival, Dragon Boat Festival, Moon Festival, Winter Solstice Festival)

Page 38: Chinese Culture

Penutup

Yang berasal dari nilai pendidikan, 教 育 - Jiao Yu

Confucius Ethics, Confucius Moral Educationyang sejatinya adalah ‘pendidikan agama’sebagai bimbingan / tuntunan bagi umat, menjadi pelajaran ‘Budi Pekerti’ secara umum.

Page 39: Chinese Culture

Penutup

Yang berasal dari nilai filosofis, 哲 學 - Zhe Xue

Nilai filosofis dari Ru Jiao, tidak saja diexpresikan dalam ‘way of life’oleh umatnya, tapi lebih dari itu menjadi ‘pijakan’dalam banyak hal secara umum seperti; Olah raga, Pengobatan, kesehatan, Bangunan, Architecture dsb …

Page 40: Chinese Culture

Penutup

Yang berasal dari nilai tatanan masyarakat - Politik, 政 治 - Zheng Zhi

必 也 正 名 乎 - Bi Ye Zheng Ming Hu(proporsional sesuai predikasinya);Menjunjung Martabat, berpedoman pada Kelayakan, serta penuh Ketulusan dalam menjalani untuk menepati predikasinya. Dan malu kalau tidak demikian (etika moral)

Page 41: Chinese Culture

Kesimpulan

Sistem Kepercayaan dapat dibagi menjadi 2 (dua) besar :

Diwahyukan, universal, mendunia, lintas etnik / bangsa / geografis, yakni Komunitas World Religion, seperti; Islam, Kristen / Catholic, Hindu, Buddha dan Ru Jiao (Confucianism).

Local Believes, keyakinan kepada eksistensi Illahi (Theistic), Hati Nurani (Humanistic, Spiritual entity), ritual dsb seperti; Nusantara - Kebatinan (Kejawen), Eropa - Mitologi (Yunani), Israel - Yahudiism, Parsi - Zaratsustra (Zhoroastrian) Jepang - Shintoism dls.

Page 42: Chinese Culture

Kesimpulan

World Religion: memiliki aspek ‘Religius - Kultural’ dan ‘Sosio - Kultural’

Religious - CulturalLebih bersifat internal umat, simpatisan, pemerhati, contoh: Confucius Ethics, Confucius Moral Education, pasti ‘ada’ di intern umat, tapi juga bisa ‘terterima’ sebagai ‘nilai universal’oleh para ilmuwan (scholar) lintas bangsa, iman, dsb (sebagai tatanan ilmiah) dan diserap oleh budaya setempat.

Page 43: Chinese Culture

Kesimpulan

World Religion: memiliki aspek ‘Religius - Kultural’ dan ‘Sosio - Kultural’

Sajian ritual; juga diserap / terterima dalam ke-Indonesia-an seperti Bakcang, Pia, Kue Ku, Ronde, Kue Mangkok dsb …menjadi ‘food cultural’ (jajan pasar). Sebaliknya, juga ada ‘Lontong Cap Go Meh’; Lontong (Indonesian Cultural) dengan Cap Go Meh (Chinese Cultural), juga Sam Si (Lang Say) sebagai Chinese Cultural dan Barong yang merupakan Indonesian Cultural menyatu menjadi sebutan Barong Say.

Page 44: Chinese Culture

Kesimpulan

World Religion: memiliki aspek ‘Religius - Kultural’ dan ‘Sosio - Kultural’

Socio - CulturalHampir selalu berinteraksi dengan socio cultural setempat dalam proses ‘akulturasi - budaya’ nya.Contoh: Ang Pao, Sinterklaus, Ketupat Lebaran dsb …(tatanan tradisi)

Page 45: Chinese Culture

謝 謝Xie Xie

Terima kasih