17
Mineral, Sedikit Pemakaiannya Namun Besar Manfaatnya | Prin t| Pernahkah Anda menemukan kasus dimana ayam petelur masa produksi mengalami kelumpuhan atau memakan telurnya sendiri? Kemudian telur yang dihasilkan memiliki kerabang yang tipis dan mudah retak? Atau mungkin kasus anak ayam yang kakinya bengkok sehingga sulit berdiri tegak? Jika jawabannya iya, maka kemungkinan ayam tersebut mengalami kasus defisiensi (kekurangan) mineral. Dahulu mineral hanya dipandang sebelah mata. Namun ternyata saat ini tercapainya potensi genetik ayam, salah satunya ditentukan oleh terpenuhinya kebutuhan mineral dalam ransum. Jika melihat kenyataannya di lapangan, kasus defisiensi mineral sendiri hampir tiap tahun ditemukan, meskipun secara angka masih sangat kecil jumlahnya, yaitu 0,2% dari total kasus penyakit ayam (Tech. Support Medion, 2012). Akan tetapi bukan tidak mungkin bahwa sebenarnya kasus defisiensi mineral jauh lebih besar jumlahnya karena selama ini gejalanya tidak selalu terlihat secara kasat mata. Oleh karena itu, kecukupan mineral perlu diperhatikan. Mineral dan Kebutuhannya Bagi Ayam Modern Mineral ialah suatu senyawa anorganik yang menyusun ± 4% tubuh ayam. Ketersediaannya harus disuplai dari luar, misalnya melalui ransum, karena tubuh ayam tidak bisa memproduksinya. Di pasaran sendiri, mineral anorganik banyak diproduksi, baik yang berbentuk campuran (mineral mix) maupun bentuk tunggal (garam karbonat, garam klorida, garam sulfat dan garam fosfat). Dalam perkembangannya, saat ini beberapa macam mineral juga hadir dalam bentuk mineral organik, yaitu mineral anorganik yang digabungkan dengan senyawa organik seperti asam amino, asam organik atau polisakarida. Contoh sediaan mineral organik ini antara lain metal amino acid complex (gabungan mineral besi dengan asam amino), metal organic acid (gabungan besi dengan asam organik) dan metal

Cl dan zinc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mineral makro dan mikro

Citation preview

Page 1: Cl dan zinc

Mineral, Sedikit Pemakaiannya Namun Besar Manfaatnya | Print |

Pernahkah Anda menemukan kasus dimana ayam petelur masa produksi mengalami kelumpuhan atau memakan telurnya sendiri? Kemudian telur yang dihasilkan memiliki kerabang yang tipis dan mudah retak? Atau mungkin kasus anak ayam yang kakinya bengkok sehingga sulit berdiri tegak? Jika jawabannya iya, maka kemungkinan ayam tersebut mengalami kasus defisiensi (kekurangan) mineral.

 Dahulu mineral hanya dipandang sebelah mata. Namun ternyata saat ini tercapainya potensi genetik ayam, salah satunya ditentukan oleh terpenuhinya kebutuhan mineral dalam ransum. Jika melihat kenyataannya di lapangan, kasus defisiensi mineral sendiri hampir tiap tahun ditemukan, meskipun secara angka masih sangat kecil jumlahnya, yaitu 0,2% dari total kasus penyakit ayam (Tech. Support Medion, 2012). Akan tetapi bukan tidak mungkin bahwa sebenarnya kasus defisiensi mineral jauh lebih besar jumlahnya karena selama ini gejalanya tidak selalu terlihat secara kasat mata. Oleh karena itu, kecukupan mineral perlu diperhatikan.

Mineral dan Kebutuhannya Bagi Ayam Modern

Mineral ialah suatu senyawa anorganik yang menyusun ± 4% tubuh ayam. Ketersediaannya harus disuplai dari luar, misalnya melalui ransum, karena tubuh ayam tidak bisa memproduksinya. Di pasaran sendiri, mineral anorganik banyak diproduksi, baik yang berbentuk campuran (mineral mix) maupun bentuk tunggal (garam karbonat, garam klorida, garam sulfat dan garam fosfat).

Dalam perkembangannya, saat ini beberapa macam mineral juga hadir dalam bentuk mineral organik, yaitu mineral anorganik yang digabungkan dengan senyawa organik seperti asam amino, asam organik atau polisakarida. Contoh sediaan mineral organik ini antara lain metal amino acid complex (gabungan mineral besi dengan asam amino), metal organic acid (gabungan besi dengan asam organik) dan metal polysaccharide (gabungan besi dengan polisakarida). Selain metal (besi, red), mineral yang telah tersedia dalam bentuk organik antara lain zinc, mangan dll.

Secara garis besar, mineral dibedakan atas dua kelompok, yaitu makro dan mikro mineral. Makro mineral terdiri atas kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), natrium (Na), dan klorida (Cl). Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah lebih kecil, yaitu hanya 0,01% dari berat badan, disebut mikro mineral.

Beberapa mikro mineral juga sering disebut dengan istilah trace mineral, yaitu mineral-mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun sangat bermanfaat dalam menunjang berbagai proses di dalam tubuh. Contoh dari mineral tersebut antara lain iron/zat besi (Fe), iodine (I), zinc/seng (Zn), selenium (Se), copper/tembaga (Cu), mangan (Mn), kobalt (Co) dan beberapa mikro mineral lainnya.

Page 2: Cl dan zinc

Dalam ransum ayam, kebutuhan mineral tidaklah dominan dan biasanya hanya berkisar 5-8% dari total ransum. Namun yang perlu digaris bawahi ialah bahwa kebutuhan mineral bagi ayam modern saat ini ternyata sudah jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kebutuhan ayam zaman dahulu.

Perbaikan genetik yang ada saat ini membuat ayam pedaging tumbuh dengan cepat, dan ayam petelur bertelur lebih banyak. Agar target kedua ayam ini tercapai, maka ayam harus melakukan proses metabolisme dengan lebih cepat. Kondisi inilah yang menyebabkan kebutuhan mineral meningkat, karena ia berperan aktif dalam berbagai proses metabolisme tubuh seperti prekursor (bahan pembantu) kerja enzim, hormon dan ion transport.

Meskipun ayam modern mempunyai begitu banyak kelebihan dari perbaikan potensi genetiknya, akan tetapi ayam ini lebih mudah stres. Ayam yang stres membutuhkan jumlah dan asupan mineral yang juga tinggi. Demikian pula halnya dengan ayam yang mengalami tekanan pada sistem pertahanan tubuhnya (kondisi imunosupresi).

Kelemahan lain yang dimiliki oleh ayam modern saat ini ialah lebih sensitif terhadap kualitas pakan. Saluran pencernaannya sangat peka terhadap level mikotoksin, serat kasar, dan anti nutrisi maupun bibit penyakit. Itulah sebabnya pada saat bedah bangkai, kita sangat sulit menemukan ayam dengan kondisi saluran pencernaan yang benar-benar “sempurna”. Saluran pencernaan yang bermasalah ujung-ujungnya akan menurunkan daya serap mineral. Dan pada kondisi inilah ayam sering mengalami defisiensi mineral.

Fungsi Mineral

Bila kita mengamati tabel kebutuhan nutrisi pada buku manajemen pemeliharaan ayam, maka pada bagian bawah tabel, kita akan mendapatkan berbagai level kebutuhan beberapa mineral. Mineral yang paling umum tercantum diantaranya kalsium (Ca), fosfor (P), iron/zat besi (Fe), iodine (I), zinc/seng (Zn), selenium (Se), copper/tembaga (Cu), dan mangan (Mn). Secara detail, fungsi dari masing-masing mineral tersebut antara lain:

Kalsium (Ca)

Kalsium adalah mineral berwarna putih keperakan, bersifat basa dan tidak terdapat dalam bentuk bebas. Bagi ayam sendiri, kalsium merupakan unsur yang sangat esensial dalam pembentukan tulang dan kerabang telur. Kalsium yang terkandung dalam kerabang telur berbentuk kalsium karbonat (CaCO3).

Secara aktif kalsium diserap oleh vili-vili usus. Kemudian pola absorpsi atau penyerapannya diatur oleh suatu mekanisme yang dikenal dengan nama Gate Keeper, yaitu suatu pola dimana jika proses metabolisme di dalam tubuh tidak memerlukan kalsium, maka absorpsinya tidak akan terjadi, dan demikian pula sebaliknya.

Tinggi rendahnya kebutuhan kalsium pada ayam juga dipengaruhi oleh kondisi ayam. Ketika ayam berada dalam kondisi cekaman/stres, maka ayam akan menggunakan kalsium yang terdapat pada tulang dalam jumlah banyak.

Page 3: Cl dan zinc

Selain sebagai penyusun tulang dan kerabang telur, kalsium masih memiliki fungsi lain, yaitu:

1. Mengatur kerja sistem syaraf

2. Membantu dalam mekanisme penyerapan vitamin B12

3. Mengatur kontraksi otot

4. Penting untuk pertumbuhan yang normal

Fosfor (P)

Meskipun fosfor banyak tersebar luas, namun keberadaannya tidak pernah terdapat dalam bentuk bebas. Fosfor diserap di usus halus dalam bentuk ion fosfat (PO-4). Fosfor memiliki fungsi metabolik dalam pembentukan tulang, serta berperan dalam proses pembentukan energi dan mengatur keseimbangan asam basa di dalam tubuh.

Trace Mineral

Trace mineral mempunyai banyak manfaat bagi ayam modern (Leeson and Summers, 2001), diantaranya:

a)  Mangan (Mn)

Konsentrasi tertinggi mineral mangan terdapat pada tulang. Selain di tulang, jumlah mangan juga terdapat cukup besar di hati, otot, ginjal, jaringan gonad, serta kulit. Fungsi mangan dalam tubuh ayam adalah sebagai aktivator enzim untuk enzim-enzim yang bekerja menghantarkan atau mentransfer fosfat, serta enzim yang berkaitan dengan siklus asam sitrat. Mangan juga merupakan komponen penting dari enzim karboksilase.

Berdasarkan fungsinya sebagai aktivator dari berbagai enzim penting tersebut, maka secara tidak langsung mangan ikut berperan dalam proses regenerasi sel-sel darah merah, metabolisme karbohidrat, siklus reproduksi, metabolisme lemak dan fungsi-fungsi otak. Mangan mudah sekali diserap dari saluran pencernaan dan kulit.

b)  Iron (Fe)

Mineral Fe, atau lebih dikenal dengan zat besi, berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia di dalam tubuh ayam, antara lain yang utama ialah dalam memproduksi sel darah merah. Zat besi berfungsi sebagai pembawa oksigen, bukan saja oksigen pernapasan menuju jaringan, tetapi juga dalam jaringan atau dalam sel.

c)  Copper (Cu)

Memegang peranan penting dalam sistem enzim, sintesa hemoglobin (zat warna merah darah) dan pigmen

d)  Zinc (Zn)

Berperan sebagai komponen dan aktivator enzim, serta bertanggung jawab pada perkembangan embrio dan pembentukan tulang.

e)  Iodine (I)

Berfungsi membantu kerja kelenjar tiroid (yang menghasilkan hormon tiroksin untuk pertumbuhan dan perkembangan) yang bertanggung jawab untuk mengatur sistem metabolisme tubuh.

f)  Selenium (Se)

Selenium (Se) bisa ditemukan dalam bentuk organik maupun anorganik. Berdasarkan penelitian-penelitian terbaru, diketahui bahwa selenium mempunyai manfaat yang begitu banyak baik bagi ayam

Page 4: Cl dan zinc

pedaging maupun petelur. Bagi ayam pedaging, selenium dapat meningkatkan FCR, meningkatkan kualitas daging dengan mengurangi drip loss (hilangnya cairan dari dalam tubuh), meningkatkan imunitas, dan membantu menyempurnakan pertumbuhan bulu pada ayam tipe lambat bulu (slow feathering).

Bagi ayam petelur, selenium berfungsi meningkatkan kualitas kerabang, meningkatkan haugh unit(kualitas kuning dan putih telur), meningkatkan berat kuning dan putih telur, memperbaiki FCR dan mempertahankan kualitas telur saat disimpan. Haugh unit (HU) adalah ukuran kualitas telur bagian dalam yang didapat dari hubungan antara tinggi putih telur dengan bobot telur (Stadelman dan Cotterill, 1995).

 Semakin tinggi putih telur bagian yang kentalnya, maka tinggi pula nilai Haugh unit-nya dan semakin tinggi kualitas telurnya (Stadelman dan Cotterill, 1995). Menurut standar United State Departement of Agriculture (USDA), nilai Haugh unit lebih dari 72 digolongkan kualitas AA (sangat baik), antara 60-72 digolongkan kualitas A (baik), antara 31-60 digolongkan kualitas B (cukup baik), dan kurang dari 31 digolongkan kualitas C (kurang baik). Melihat manfaatnya yang begitu besar, layaklah bila selenium dapat membantu ayam modern untuk menampilkan potensi genetiknya secara optimum.

Gejala Defisiensi Mineral

Pada umumnya tren kasus defisiensi mineral tidak bisa kita diagnosa dengan pasti karena kasus tersebut seringkali tidak menunjukkan gejala klinis maupun perubahan patologi anatomi. Berbeda dengan kasus penyakit viral maupun bakterial yang jauh lebih nyata menimbulkan gejala dan perubahan organ tubuh ayam.

Meski demikian, sekilas mengenai beberapa contoh gejala kasus defisiensi mineral akan dijelaskan sebagai berikut:

Defisiensi kalsium dan fosfor

Kalsium menjadi mineral yang paling banyak ditemukan di dalam tubuh ayam dan 99% mineral ini ditemukan di tulang. Sedangkan fosfor merupakan mineral terbanyak ke-2 yang menyusun tubuh ayam, dimana 80% dari jumlah fosfor ini terdapat dalam sistem kerangka atau tulang dan sisanya terdistribusi ke seluruh tubuh ayam.

Ketersediaan kedua mineral ini dipengaruhi oleh rasio kadarnya di dalam ransum, kadar vitamin D3 dan umur ayam. Defisiensi baik kalsium maupun fosfor pada ayam periode starter maupun grower bisa menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal, meskipun ransum mengandung vitamin D3 yang cukup. Gejala ayam petelur yang mematuk dan memakan telurnya sendiri, maupun ayam yang mengalami kelumpuhan (lelah kandang/cage layer fatigue), merupakan contoh kasus yang bisa terjadi akibat defisiensi kalsium dan fosfor.

Page 5: Cl dan zinc

Pembentukan kerabang telur membutuhkan kalsium dalam jumlah banyak dan salah satunya dipenuhi melalui penyerapan kalsium dari tulang. Normalnya, kalsium tersebut akan diganti dari kalsium dalam ransum. Namun pada saat terjadi kekurangan kalsium dan fosfor, penggantian kalsium ini tidak berlangsung dengan baik. Akibatnya tulang menjadi keropos, dan akhirnya ayam susah berdiri dan seolah-olah lumpuh.

Kondisi inilah yang sering disebut lelah kandang. Kasus lelah kandang akan semakin diperparah dengan perkembangan kerangka yang kurang optimal karena ayam petelur dipelihara dalam kandang baterai sehingga kurang pergerakan. Saat lelah kandang terjadi, produksi telur juga akan terhenti akibat asupan kalsium dalam tulang berkurang.

Defisiensi kedua nutrisi juga bisa menurunkan kualitas telur, dimana akan dihasilkan telur dengan kerabang yang tipis dan lembek. Kondisi tersebut selanjutnya menyebabkan telur mudah retak dan akhirnya merangsang ayam memakan telurnya sendiri.

Defisiensi trace mineral

Secara umum, gejala defisiensi trace mineral diantaranya terangkum pada Tabel 1.

 Tindakan Menghadapi Defisiensi Mineral

Mengingat bahwa kasus defisiensi mineral bukanlah suatu penyakit menular, maka kehadirannya kurang direspon oleh peternak. Oleh beberapa peternak sendiri, kasus-kasus defisiensi mineral kadangkala terkesan dibiarkan begitu saja dengan alasan bahwa populasi yang terserang hanya sedikit. Padahal kasus defisiensi mineral yang tampak hanyalah sebagian kecil, sedangkan dampak lebih besarnya akan terlihat langsung dari

Page 6: Cl dan zinc

rendahnya produktivitas. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan oleh peternak?

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menghadapi kasus defisiensi mineral antara lain:

Pastikan kualitas ransum sesuai dan konsumsi ransum (feed intake) masuk sesuai dengan standar dari perusahaan pembibit (breeder)

Pastikan tidak ada gangguan teknis yang terjadi (seperti ayam kekurangan tempat ransum, ransum terlambat diberikan, atau karena manajemen ransum yang salah)

Diusahakan untuk “memilah ayam” berdasarkan tingkat uniformity (keseragaman) nya agar bisa diberi perlakuan khusus. Ayam yang terlihat menunjukkan gejala penyakit segera dipindah pada flok terpisah

Bila kualitas ransum kurang baik, lakukan suplementasi ransum untuk meningkatkan kualitas ransum

Suplementasi Mineral

Ransum yang berkualitas harus memiliki kadar nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam disetiap periode perkembangannya, termasuk kandungan mineralnya. Jika tidak berkualitas, maka kasus defisiensi nutrisi pun bisa muncul. Di lapangan sendiri, jika ditemukan ayam yang mengalami gejala kasus defisiensi mineral, maka salah satu jalan keluar yang direkomendasikan ialah dengan menambahkan feed supplement ke dalam ransum.

Secara umum latar belakang dilakukannya penambahan feed supplement adalah:

1. Melengkapi kandungan nutrisi esensial yang sering terlupakan, termasuk mineral2. Saat penyimpanan, kemungkinan terjadi penurunan kualitas ransum akibat kondisi gudang penyimpanan

dan quality control yang tidak sesuai sehingga penambahan feed supplement mutlak diperlukan3. Saat pemberian ransum, ada sebagian ransum yang tercecer sehingga suplementasi juga diperlukan

Pada kasus defisiensi kalsium dan fosfor, sebenarnya penting bagi peternak agar sebelumnya memastikan bahwa dalam formulasi ransum yang dibuat, kandungan kalsium serta fosfornya sudah memenuhi nilai standar kebutuhan ayam, dan rasio perbandingan kedua mineral tersebut juga telah sesuai. Dan untuk mengetahui berapa kadarnya, peternak bisa melakukan uji laboratorium kualitas ransum di lembaga terkait atau MediLab (MedionLaboratorium). Bahan baku ransum yang bisa digunakan sebagai sumber calsium dan fosfor dalam formulasi ransum diantaranya MCP (monocalcium phosphate), DCP (dicalcium phosphate) atau tepung batu.

Namun yang perlu diperhatikan dalam menangani kasus defisiensi Kalsium dan fosfor adalah bahwa peternak perlu melakukan suplementasi vitamin D3 dan C yang sangat berpengaruh terhadap daya serap kalsium dan fosfor di dalam tubuh ayam. Karena akan percuma jika kandungan kalsium dan fosfor sudah sesuai, namun bahan pembantu untuk penyerapannya, yaitu vitamin D3 dan C, tetap kurang jumlahnya.

Selanjutnya untuk mengatasi dan mencegah kasus defisiensi trace mineral, suplementasi trace mineral mutlak diperlukan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kebutuhan trace mineral ini akan semakin

Page 7: Cl dan zinc

meningkat seiring dengan menurunnya kondisi ayam akibat pengaruh lingkungan. Tidak hanya itu, jarang adanya jasa pengujian laboratorium terkait untuk mendeteksi kandungan trace mineral ini mengharuskan peternak tetap waspada akan kasus defisiensinya, sehingga suplementasi diperlukan.

Pada dasarnya, suplementasi mineral bisa dilakukan oleh peternak dalam bentuk penambahan mineral tunggal atau sekalian dalam bentuk penambahan premiks. Di dalam premiks, selain terkandung mineral, juga terdapat nutrisi lain seperti asam amino dan berbagai multivitamin. Beberapa produk suplemen mineral produksi Medion yang bisa digunakan diantaranya Top Mix dan Mineral Feed Supplement A.

Mineral Feed Supplement A merupakan salah satu suplemen mineral yang mengandung makro dan mikro mineral yang berfungsi memperbaiki produksi telur dan kualitas telur, membantu pertumbuhan, meningkatkan daya tetas telur dan mencegah serta mengobati penyakit akibat defisiensi mineral.

Hal penting yang perlu diperhatikan saat kita melakukan suplementasi mineral ialah teknik pencampurannya ke dalam ransum. Dalam mencampur suplemen mineral tersebut sebaiknya pastikan bahwa seluruh mineral tercampur secara homogen dalam ransum.

Pencampuran suplemen mineral harus dimulai dengan mencampurnya ke dalam ransum dalam jumlah yang sedikit, kemudian beranjak ke jumlah yang lebih besar dan seterusnya, hingga akhirnya seluruh ransum tercampur dengan suplemen mineral tersebut. Teknik pencampuran ini juga digunakan jika kita melakukannya secara manual.

Akan lebih baik jika peternakan sudah memiliki mixer sehingga mempermudah pengadukan. Jenis mixer yang bagus digunakan untuk mencampur suplemen mineral adalah mixer horizontal. Poin tersebut penting agar ayam mendapatkan mineral dalam jumlah merata sehingga merata pula produktivitas ayam. Selain hal di atas, sebaiknya kita juga harus menyimpan suplemen mineral dalam tempat yang kering dan tertutup rapat, serta terhindar dari sinar matahari langsung agar kualitasnya tetap terjaga.

Dari seluruh bahasan di atas bisa disimpulkan bahwa mineral sangat besar manfaatnya dalam menunjang produktivitas ayam. Meskipun pemberiannya selama ini terhitung dalam kadar yang sedikit, namun efeknya sangat besar terhadap berbagai proses metabolisme tubuh ayam. Penggunaan suplementasi mineral sebaiknya tidak hanya dilakukan saat ayam mulai menunjukkan gejala defisiensi. Namun alangkah lebih baik jika dimulai sejak awal pemeliharaan untuk mencegah kurangnya asupan mineral ransum ke dalam tubuh ayam. Salam.

Mineral yang Wajib Anda KetahuiSeperti halnya vitamin, mineral adalah nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Mineral dan vitamin bertindak secara interaksi. Anda perlu vitamin agar mineral dapat bekerja dan sebaliknya. Tanpa beberapa mineral / vitamin, maka beberapa vitamin / mineral tidak berfungsi

Page 8: Cl dan zinc

dengan baik. Perbedaan terbesar antara vitamin dan mineral adalah bahwa mineral merupakan senyawa anorganik, sedangkan vitamin organik.

Mineral dapat diklasifikasikan menurut jumlah yang dibutuhkan tubuh Anda. Mineral utama (mayor) adalah mineral yang kita perlukan lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral minor (trace elements) adalah yang kita perlukan kurang dari 100 mg sehari. Kalsium, tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida adalah contoh mineral utama, sedangkan kromium, magnesium, yodium, besi, flor, mangan, selenium dan zinc adalah contoh mineral minor. Pembedaan jenis mineral tersebut semata-mata hanya berdasarkan jumlah yang diperlukan, bukan kepentingan. Mineral minor tak kalah penting dibandingkan mineral utama. Kekurangan mineral minor akan menyebabkan masalah kesehatan yang juga serius.

Ketika pola makan Anda sehat dan bervariasi, Anda mendapatkan cukup mineral. Namun, bila pola makan Anda tidak seimbang atau Anda memiliki gangguan penyerapan mineral, Anda dapat mengalami kekurangan mineral. Dalam kondisi tersebut, Anda mungkin perlu mengambil suplemen mineral dan vitamin.

Manfaat mineral untuk tubuh sangat banyak. Berbagai jenis mineral yang ada memiliki fungsi masing-masing yang sangat penting untuk tubuh kita. Sebagian besar mineral membantu untuk menjaga metabolisme dan keseimbangan air dalam tubuh, serta menjaga kesehatan tulang.

Beberapa manfaat mineral diantaranya adalah :§  Boron : Bermanfaat untuk kesehatan tulang, menjaga fungsi otak, anti penuaan, menjaga

kesehatan seksual, mencegah kanker, mengobati penyakit alzheimer, dan nyeri otot.§  Kalsium : Menjaga kesehatan tulang, mencegah artritis, menjaga kesehatan gigi, berperan

dalam penurunan berat badan, mencegah kanker usus besar, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.

§  Tembaga : Bermanfaat untuk fungsi otak, perawatan kulit, radang sendi, infeksi tenggorokan, kekurangan hemoglobin, kekebalan, dan penyakit jantung.

§  Yodium : Bermanfaat untuk perawatan rambut, menjaga metabolisme tubuh, kehamilan, hingga kanker.

§  Besi : Membantu pembentukan hemoglobin, menjaga metabolisme tubuh, membantu mengatasi anemia, dan menjaga fungsi otak.

§  Magnesium : Bermanfaat untuk mencegah tekanan darah tinggi, serangan jantung, kram, diabetes, asma, menjaga kesehatan tulang, dan baik untuk masa kehamilan.

§  Mangan : Menjaga metabolisme tubuh, mencegah osteoporosis, kelelahan, peradangan, epilepsi, menjaga fungsi otal dan alat reproduksi.

§  Fosfor : Menjaga kesehatan tulang, fungsi otak, perawatan gigi, metabolisme tubuh dan fungsi seksual.

§  Kalium : Mengatur tekanan darah, mencegah penyakit jantung, gangguan otot, kram, gangguan ginjal, radang sendi, dan menjaga ketersediaan air dalam tubuh.

§  Natrium : Menjaga keseimbangan air dalam tubuh, menjaga tubuh dari sengatan sinar matahari, menjaga fungsi otak, anti penuaan, dan mencegah kram otot.

Page 9: Cl dan zinc

§  Zinc : Untuk perawatan kulit, eksim, jerawat, penyembuhan luka, gangguan postrate, membantu dalam penurunan berat badan, reproduksi, perawatan mata dan rambut.

Mineral yang baik bagi tubuh adalah mineral organik yang hanya bisa didapatkan langsung dari sayur dan buah – buahan atau secara tidak langsung dari daging hewan. Hal tersebut dikarenakan tumbuhan dapat memproses mineral dari tanah melalui fotosintesa dan merubahnya menjadi organik.

Oleh karena itu, jangan tertipu dengan slogan – slogan air minum yang menyatakan bahwa air yang mereka miliki kaya akan mineral. Bukan bermanfaat bagi tubuh Anda tetapi malah mengakibatkan keadaan yang sebaliknya. Air yang baik untuk diminum adalah air yang benar – benar murni dan tidak mengandung apapun termasuk mineral.

Bagaimana dengan pernyataan air yang mengandung mineral, ternyata pernyataan itu tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam penggunaan air minum. Menurut Prof.Dr. Hardinsyah,MS Ketua Umum Pusat Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan menyatakan bahwa minum air dengan kandungan mineral inorganik yang biasa terdapat dalam air putih akan memaksa ginjal bekerja lebih keras.

Untuk mendapatkan air minum yang baik, bersih, sehat, steril dan aman digunakan, Yuki Water Treatment mempersembahkan teknologi penyaringan dan pemurnian air dengan yang sempurna dengan UV Sterilight. Dengan menggunakan teknologi Ultraviolet yang memastikan dapat membunuh mikro-organisme negative yang terkandung dalam airYuki Water Treatment memiliki pengalaman sekitar 30 tahun menangani berbagai permasalahan air di Indonesia akan memberikan solusi terbaik akan kebutuhan air anda. Bekerjasama dengan perusahaan VIQUA dari Kanada yang berpengalaman lebih dari 35 tahun dalam penelitian dan pengembangan serta pembuatan technology UV – Ultra Violet. Sebagai bagian dari Danaher Group Corporation yang memiliki lebih dari 59.000 karyawan di 125 negara, keahlian VIQUA tidak perlu diragukan lagi. Hingga saat ini UV

Page 10: Cl dan zinc

Sterilight sudah dipasang di lebih dari 100 negara dibanyak rumah, restoran, spa, pabrik makanan dan minuman, rumah sakit dan tempat lainya.

Bukan hanya harapan saja memiliki infrastruktur yang tepat untuk mendapatkan air bersih berkualitas. Demi kesehatan dan kenyamanan keluarga, Anda bisa memiliki UV Sterilight untuk dipasang pada infrastruktur filter air rumah Anda. UV Sterilight tersedia dalam beberapa tipe menurut kebutuhan volume air.

Klorida adalah ion dari atom unsur klorin. Klorin sendiri adalah atom dengan muatan ion negatif yang mudah berikatan dengan unsur lain dengan pelepasan ion klorida membentuk berbagai ikatan senyawa seperti potasium klorida atau sodium klorida (garam) misalnya.

Klorin secara alami berbentuk gas yang beracun yang larut oleh air, baik dalam alam maupun tubuh manusia, umumnya dalam wujud klorida. Kadar klorida dalam tubuh sekitar 0,15% dari berat total tubuh dan utamanya ditemukan pada cairan ekstrasel bersama dengan sodium. Kurang dari 15% dari total klorida dalam tubuh berada di dalam sel dengan konsentrasi terbesar ada pada sel darah merah.

Sebagai salah satu elektrolit penting, klorida bekerja sama erat dengan sodium dan hidrogen (dalam bentuk hidroklorida) menghantarkan cairan tubuh. Dengan demikian klorida berfungsi dalam menjaga tekanan osmosis, distribusi cairan tubuh serta menjaga keseimbangan kation (ion positif) dan anion (ion negatif) dalam jaringan ekstrasel.

Klorida mudah diserap di usus kecil dan disingkirkan juga dengan mudah oleh organ ginjal. Apabila kondisi memerlukan klorida, ginjal dapat menyimpannya guna menjaga keseimbangan dan regulasi kadar keasaman tubuh. Klorida bersama potasium juga ditemukan dalam sistem pernafasan manusia. Berkeringat berlebihan yang bisa membuang potasium tubuh juga ternyata mengurangi kadar klorida secara signifikan. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya defisiensi potasium dan klorida secara berbarengan.

Sumber Klorida

Klorida paling mudah ditemukan dalam bentuk garam yang kita konsumsi dari makanan ataupun tambahan garam waktu kita mengolah makanan. Garam dapur dan garam meja keduanya memiliki kandungan klorida yang sangat tinggi, sekitar 6x lebih besar dari

Page 11: Cl dan zinc

kebutuhan minimal klorida manusia sudah dicukupi oleh keberadaan garam dalam pola makan normal sehari-hari.

Sementara itu, banyak juga jenis-jenis bahan makanan yang memiliki kandungan klorida dalam tingkat yang baik dan cukup baik. Beberapa sumber-sumer makanan dibawah ini bisa digolongkan sebagai sumber klorida yang baik, yaitu :

Rumput laut

Seledri

Tomat

Selada air

Minyak wijen

Pengolahan bahan makanan menggunakan sodium klorida (garam) sudah sangat mencukupi karena dalam 1 gr garam mengandung 60% klorida (0.6 gr per 1 gr garam) sementara batas minimal kebutuhan klorida tubuh ada pada kisaran 0,7 gr per hari. Angka tersebut menunjukan tanpa kondisi medis tertentu, jarang sekali bisa terjadi defisiensi klorida pada manusia.

Manfaat Klorida

Klorida pada umumnya beredar bersama sodium dan air untuk menjaga tingkat tekanan osmosis dalam cairan tubuh. Klorida juga menjadi bagian penting dalam asam lambung yang berupa asam hidroklorida (HCl) dimana asam lambung ini merupakan salah satu bagian utama dalam sistem pencernaan manusia.

Tingkat keasaman tubuh juga selalu dijaga dengan baik oleh kadar klorida. Ginjal akan menentukan apakah perlu membuang klorida, yang berupa sodium klorida yang masuk melalui sistem pencernaan, atau menyimpannya demi menyeimbangkan keasaman tubuh. Diduga klorida juga membantu hati memproses pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Page 12: Cl dan zinc

Selain itu, klorida juga membantu tubuh dalam membuang zat karbondioksida yang bersifat merusak kesehatan. Proses ini sendiri sangatlah kompleks dimana klorida mengubah karbondioksida menjadi substansi bernama karbonat yang lebih mudah luruh ke dalam darah. Oksigen dan karbondioksida adalah contoh bentuk unsur atau senyawa yang tidak mudah diluruhkan ke dalam cairan darah manusia.

Kekurangan Klorida

Pada masa kini dimana garam sudah menjadi bagian utama dalam pengolahan hampir semua ragam makanan, kekurangan atau defisiensi klorida sudah jarang terjadi. Hanya saja beberapa kondisi fisik bisa menyebabkan defisiensi klorida, misalnya :

Mengalami diare berkepanjangan

Muntah-muntah

Berkeringat terlalu banyak

Kesemuanya dapat menimbulkan tubuh mengalami apa yang disebut sebagai kondisi alkalosis metabolik dimana cairan tubuh menjadi terlalu bersifat basa. Dampak lain adalah volume cairan yang berkurang dan pembuangan berlebihan kandungan potasium dalam urinasi. Apabila kondisi seperti ini dibiarkan bisa mengarah kepada gangguan keseimbangan kadar asam tubuh yang selanjut bisa menyebabkan berbagai kerusakan serius pada banyak organ dalam manusia.

Pada susu formula untuk bayi yang terkadang tidak mengandung klorida bisa menyebabkan beberapa gangguan sama seperti di atas namun langsung bisa diatasi apabila diberikan asupan klorida yang mencukupi.

Keracunan Klorida

Seperti rekannya sodium dan potasium, klorida hampir keseluruhan masuk melalui sistem pencernaan manusia. Oleh sebab itu pengaturan atau regulasi klorida dalam tubuh menjadi tanggung jawab ginjal. Pada saat ginjal sehat, keracunan klorida karena kadar yang berlebih bisa dianggap tidak membahayakan. Sebaliknya, apabila ginjal sedang mengalami

Page 13: Cl dan zinc

gangguan, tingkat kadar elektrolit tubuh termasuk klorida akan naik. Tekanan darah tinggi menjadi salah satu indikasi utama berlebihnya kadar klorida dalam tubuh.

Untuk dewasa disarankan ambang batas maksimum asupan klorida adalah 3,6 gr sehari dengan tingkat toleransi pada angka 7 gr sehari. Batasan ini dianggap aman dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Suplemen klorida sangat tidak diperlukan sehingga disarankan tidak mengkonsumsi suplemen berbasis klorida karena pola diet umumnya sudah sangat mencukupi kebutuhan klorida, atau malah berlebihan.

Klorida sebagai salah satu elektrolit tubuh berperan aktif dalam menjaga keseimbangan kadar asam-basa tubuh. Selain itu, banyak manfaat lain dari klorida yang tidak kalah pentingnya.Manfaat klorida tergambar jelas pada pengenalan klorida yang umumnya masuk ke dalam tubuh melalui berbagai sumber-sumber klorida sebagai sodium klorida atau lebih dikenal umum sebagai garam.

Pola konsumsi manusia masa kini yang hampir selalu menggunakan garam menyebabkan kondisi kekurangan klorida sangat tidak dimungkinkan. Kondisi berlebihan klorida juga tidak membahayakan kesehatan selama organ ginjal sehat dan berfungsi dengan baik karena ginjal cukup mudah membuang klorida apabila masuk secara berlebih ke dalam tubuh manusia.

Zinc, in commerce also spelter, is a chemical element with symbol Zn and atomic number 30. It is the first element of group 12 of the periodic table. In some respects zinc is chemically similar to magnesium: its ion is of similar size and its only common oxidation state is +2. Zinc is the 24th most abundant element in Earth's crust and has five stable isotopes. The most common zinc ore is sphalerite (zinc blende), a zinc sulfide mineral. The largest mineable amounts are found in Australia, Asia, and the United States. Zinc production includes froth flotation of the ore, roasting, and final extraction using electricity (electrowinning).

Brass, which is an alloy of copper and zinc, has been used since at least the 10th century BC in Judea[2] and by the 7th century BC in Ancient Greece.[3] Zinc metal was not produced on a large scale until the 12th century in India and was unknown to Europe until the end of the 16th century. The mines of Rajasthan have given definite evidence of zinc production going back to the 6th century BC.[4] To date, the oldest evidence of pure zinc comes from Zawar, in Rajasthan, as early as the 9th century AD when a distillation process was employed to make pure zinc. [5] Alchemists burned zinc in air to form what they called "philosopher's wool" or "white snow".

Page 14: Cl dan zinc

The element was probably named by the alchemist Paracelsus after the German word Zinke. German chemistAndreas Sigismund Marggraf is credited with discovering pure metallic zinc in 1746. Work by Luigi Galvani andAlessandro Volta uncovered the electrochemical properties of zinc by 1800. Corrosion-resistant zinc plating of iron (hot-dip galvanizing) is the major application for zinc. Other applications are in batteries, small non-structural castings, and alloys, such as brass. A variety of zinc compounds are commonly used, such as zinc carbonate and zinc gluconate (as dietary supplements), zinc chloride (in deodorants), zinc pyrithione (anti-dandruff shampoos), zinc sulfide (in luminescent paints), and zinc methyl or zinc diethyl in the organic laboratory.

Zinc is an essential mineral perceived by the public today as being of "exceptional biologic and public health importance", especially regarding prenatal and postnatal development. [6] Zinc deficiency affects about two billion people in the developing world and is associated with many diseases.[7] In children it causes growth retardation, delayed sexual maturation, infection susceptibility, and diarrhea.[6] Enzymes with a zinc atom in thereactive center are widespread in biochemistry, such as alcohol dehydrogenase in humans.[8] Consumption of excess zinc can cause ataxia, lethargy and copper deficiency.