36
PEDOMAN PRAKTIK TATA KELOLA KLINIK TUGAS MATA KULIAH CORPORATE AND CLINICAL GOVERNANCE IN HEALTH Disusun oleh: Ari Luthfiana Ulya (0906591461) Azani fitria (0906591190) Teuku Nebrisa Z. (0906502411) Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok 2010

Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

PEDOMAN PRAKTIK

TATA KELOLA KLINIK

TUGAS MATA KULIAH

CORPORATE AND CLINICAL GOVERNANCE IN HEALTH

Disusun oleh:

Ari Luthfiana Ulya (0906591461)

Azani fitria (0906591190)

Teuku Nebrisa Z. (0906502411)

Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia

Depok

2010

Page 2: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

1

DAFTAR ISI

Hal. Pendahuluan ..................................................................................................... 2 Struktur dan peran ........................................................................................... 6 Prinsip tata kelola klinik .................................................................................... 8 Mengimplementasikan siklus tata kelola klinik ................................................ 8 Membangun tata kelola klinik: proses dan keterampilan ................................ 10 Indikator inti kinerja rumah sakit “path” ......................................................... 13 Penerapan tata kelola klinik di Australia Barat ................................................. 14 a. Dasar Pemikiran Pengelolaan ..................................................................... 14 b. Corporate Governance ............................................................................... 14 c. Tata kelola klinik Dalam Pelayanan Kesehatan Modern ............................. 16 d. Kerangka Kerja Tata kelola klinik di Australia Barat .................................... 18 e. Inti Kegiatan Tata kelola klinik Pada Pelayanan Kesehatan di Australia

Barat ........................................................................................................... 21 f. Peran dan Tanggung Jawab Tata kelola klinik Pada Pelayanan Kesehatan

di Australia Barat ........................................................................................ 24 g. Pengukuran Kinerja ..................................................................................... 28 h. Penerapan tata kelola klinik: dari mana di mulai? ...................................... 30 Daftar pustaka .................................................................................................. 32 Lampiran ........................................................................................................... 33

Page 3: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

2

PENDAHULUAN

Meskipun tidak ada satu definisi universal tentang tata kelola klinik tetapi dewan

setuju tentang hubungan antara tata kelola klinik dengan peningkatan kualitas.

Secara umum, tata kelola klinik berusaha meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan melalui integrasi akuntabilitas keuangan, pengukuran kinerja dan

kualitas klinis. Penting juga adanya kebijakan dan instrumen reformasi klinis

untuk memastikan individu atau sistem berjalan sesuai dengan standar

pelayanan kesehatan.

Penny (2003) menyebutkan bahwa kalimat “tata kelola klinik” pertama

kali digunakan oleh WHO pada tahun 1983 “untuk mewujudkan ketetapan

pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui 4 dimensi: kinerja profesional,

alokasi sumber daya, manajemen risiko dan kepuasan pasien”.

NHS pada tahun 1997 pertama kali mendefinisikan tata kelola klinik

sebagai “kerangka kerja melalui organisasi NHS yang bertanggung jawab untuk

terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan dan standar keselamatan yang

tinggi dengan menciptakan lingkungan klinis yang sempurna”. Model tata kelola

klinik oleh NHS digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Model tata kelola klinik

Memiliki 7 (tujuh) pilar yaitu: efektivitas klinis (audit klinis), efektivitas

manajemen risiko, pengalaman pasien, efektivitas komunikasi, pendidikan dan

Page 4: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

3

pembelajaran, efektivitas penelitian dan pembelajaran, efektivitas sumber daya,

dan efektivitas strategi.

The UK Commission for Health Improvement (CHI) memodifikasi

definisinya menjadi “tahapan sistem dan prosedur untuk memastikan pasien

menerima pelayanan yang berkualitas”. The Australian Council on Health Care

Standard (ACHS) mendefinisikan tata kelola klinik sebagai: “sistem di mana

pengelola, manajer dan klinisi berbagi tanggung jawab dan akuntabilitas dalam

melayani pasien, meminimalkan risiko pasien, dan untuk memonitor dan

meningkatkan kualitas pelayanan secara terus menerus”.

Tidak ada resep yang sederhana dalam tata kelola klinik, kualitas

pelayanan yang baik tergantung dari pengembangan-pengembanagan terhadap

pasien, profesionalisme, dan organisasi (Diuraikan pada gambar 2).

Gambar 2. Akar kualitas pelayanan dalam organisasi pelayanan kesehatan

Pada dasarnya terdapat 2 definisi utama yang sangat umum tentang tata

kelola klinik yang seringkali muncul di awal diskusi. Tata kelola klinik bukanlah

kepentingan satu golongan atau kelompok tertentu, melainkan kepentingan

semua orang. Tata kelola klinik juga merupakan strategi jangka panjang yang

bergantung pada perubahan budaya. Kunci dari suksesnya dari tata kelola klinik

yang baik merupakan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan.

Page 5: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

4

Dibutuhkan banyak sekali keterampilan dan kompetensi baru untuk mencapai

tata kelola klinik yang baik dan hal tersebut sangat mudah sekali diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan.

Pentingnya pelaksanaan tata kelola klinik yang baik antara lain: (1)

Walaupun keselamatan merupakan hal yang tidak mungkin untuk dijamin 100%,

namun upaya untuk meningkatkan kualitas dari produk kesehatan yang

ditawarkan akan meminimalisasi risiko yang ada, (2) Prosedur tata kelola tidak

bertujuan untuk memperbaiki kesalahan setelah kesalahan itu terjadi melainkan

untuk mencegah kesalahan itu terjadi di awal mula, ini berarti komitmen untuk

melakukan peningkatan kualitas secara kontinu, (3) Keluaran yang diharapkan

sangat bergantung dari partisipasi setiap orang yang berada dalam organisasi

tersebut.

Definisi utama Tata kelola klinik sebagaimana tertulis dalam A First Class

Service (NHS,Executive 1998b) adalah sebuah pola pikir di mana melalui hal

tersebut suatu organisasi kesehatan menjadi akuntabel untuk menjalankan

peningkatan mutu pelayanannya secara kontinu serta menjaga standar yang

telah ditetapkan dengan menciptakan suasana yang kondusif di mana masing-

masing individu dapat terus mengembangkan kemampuan dan keterampilan

klinisnya.

Tiga komponen utama dari tata kelola klinik yang baik dengan demikian

adalah:

1. Sistem yang akuntabel dan bertanggung jawab (bukan hanya organisasi tapi

juga perlu ditambahkan tenaga medis juga harus bertanggung jawab

terhadap dirinya dan perbuatannya).

2. Komitmen terhadap peningkatan kualitas secara kontinu (CQI) dalam

memberikan pelayanan kesehatan dan juga dalam melakukan manajemen

pelayanan kesehatan.

3. Sistem yang mengacu pada standar dan kemudian dapat memenuhi standar

tersebut. Standard sendiri didefinisikan sebagai menggabungkan bukti – bukti

ilmiah dengan efektivitas, pengamatan seorang ahli dan juga pendapat

Page 6: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

5

pasien pada akhirnya. Mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan

sangatlah bergantung pada efektivitas sistem yang telah ada, audit klinis,

mencari tahu di mana letak kekurangan dan melakukan tindakan yang sesuai

setelah dilakukannya audit.

4. Pada akhirnya tata kelola klinik bertujuan untuk mencapai “Excellence” atau

Prima dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Gambar 3. Elemen tata kelola klinik

Tata kelola klinik seharusnya dapat menjadi suatu hal yang sangat positif

tentunya dengan adanya komitmen dari seluruh petugas kesehatan yang ada.

Namun ada beberapa risiko yang mungkin terjadi mengingat kapasitas tata kelola

klinik yang sangat mungkin dapat meluas. Tabel 1 menunjukkan apa yang

seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan pada tata kelola

klinik

Tabel 1. Perbandingan tentang tata kelola klinik

TIDAK SEHARUSNYA SEHARUSNYA Sistem untuk merespons suatu kesalahan dan menjustifikasi bahwa kesalahan tersebut tidak beralasan

Sistem untuk menjaga kualitas dan menghindari kesalahan atau eror

Dilakukan oleh staf dan pegawai terkecuali para pemimpin di masing-masing unit kerja

Aktivitas yang dilakukan oleh semua orang dalam institusi kesehatan, semua orang terlibat secara aktif di bawah kepemimpinan orang – orang yang akuntabel dan memiliki semangat terhadap perubahan

Merupakan tugas tambahan di luar tugas rutin yang dikerjakan sehari hari

Merupakan kesatuan dengan kegiatan dan pekerjaan rutin sehari hari baik oleh tenaga kesehatan, para manajer dan staf lainnya

Page 7: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

6

Bukan merupakan prioritas utama dalam menjalankan fungsi organisasi dalam memberikan pelayanan kesehatan

Merupakan aktivitas yang ditempatkan pada prioritas utama sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima

Laporan kegiatan hanya berupa laporan tahunan

Laporan kegiatan meliputi seluruh aspek termasuk proses (mirip dengan siklus audit) yaitu review, merencanakan, bertindak, mencontohkan dan saling berbagi

Membutuhkan sistem baru dalam melakukan monitoring

Dibangun ke dalam sistem sehingga secara otomatis dapat dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan

Merupakan kepentingan pribadi Merupakan suatu cara untuk meningkatkan budaya akuntabel di antara seluruh tenaga kesehatan

Diidentikkan dengan “mempermalukan”, “mempersalahkan”, dan kinerja buruk

Identik dengan dukungan untuk saling terbuka ketika melakukan kesalahan atau eror dan juga komitmen untuk bekerja bersama dengan berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan

Sesuatu yang hanya perlu dicapai sesekali dan kemudian dilupakan

Proses pengembangan yang dapat merubah perilaku

STRUKTUR DAN PERAN

Tata kelola klinik menempatkan seorang direktur rumah sakit (CEO) pada posisi

yang paling bertanggung jawab atas kualitas layanan terhadap pasien di rumah

sakitnya. Tugas pertama seorang direktur rumah sakit adalah adalah

pembentukan sebuah subkomite untuk mengawasi jalannya tata kelola klinik

tersebut. Subkomite ini berdiri independen yang terdiri dari direktur rumah sakit,

non-direktur (bukan manajerial) rumah sakit, dan tenaga medis senior.

Subkomite tersebut bekerja untuk memeriksa dan membandingkan dengan

standar kualitas layanan di organisasi dan juga memotivasi serta menetapkan

standar yang tinggi. Peran dari subkomite juga untuk:

• Memberikan arahan strategis dan dukungan bagi pengaturan tata kelola

klinik.

• Memastikan integrasi yang efektif dengan para pihak lain.

• Menyediakan forum untuk diskusi secara objektif membahas isu-isu sensitif

dan rahasia tentang kinerja rumah sakit.

• Menyetujui rencana pengembangan tata kelola klinik dan menerima laporan

berkala menyangkut rencana-rencana untuk memastikan kemajuan yang

sedang dicapai.

Page 8: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

7

• Menerima dan memeriksa laporan tahunan mengenai tata kelola klinik dari

departemen klinis di rumah sakit dan menyediakan sebuah forum

independen untuk berdiskusi dan mengkaji laporan-laporan tersebut.

Contoh struktur tata kelola klinis tergambar pada gambar 3, di mana grup

pengendali tata kelola klinik (Tata kelola klinik Seering Grup) yang bertanggung

jawab terhadap pengembangan dari hari ke hari dan mendukung tata kelola

klinik pada masing-masing departemen.

Gambar 4. Contoh struktur organisasi tata kelola klinik

Tiap departemen harus memiliki pemimpin khusus tata kelola klinik yang

berperan untuk:

• Menilai kemampuan dan kapasitas dalam departemen.

• Mengidentifikasi kelemahan dan penurunan kualitas dalam pelayanan saat

ini.

• Memastikan integrasi inisiasi kualitas dan sistem yang berbeda dalam

departemen.

• Menyusun rencana pengembangan tahunan departemen terkait dengan

tujuan-tujuan khusus.

• Memimpin dan mengatur pertemuan departemen.

Page 9: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

8

• Memastikan komunikasi dan penyebaran informasi yang efektif tentang

kegiatan tata kelola klinik baik di dalam dan antar departemen.

• Menggiatkan keterlibatan multidisiplin yang luas dan mengidentifikasi

kebutuhan adanya pelatihan dan pengembangan staf.

PRINSIP TATA KELOLA KLINIK

Institute of Madicine, USA telah mengusulkan 10 aturan dasar untuk mengubah

pelayanan kesehatan dan meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien. Untuk

mendukung aturan tadi, tata kelola klinik harus memiliki prinsip-prinsip yang

mendasari seperti: tata kelola klinik harus menjadi jiwa utama; harus ada kerja

tim yang efektif dan berkepemimpinan, kerja sama dan kemitraan menjadi pra-

syaratnya; pemantauan kemajuan yang rutin dan sumber daya yang tersedia

harus digunakan untuk memperoleh hasil yang maksimum.

Aturan dasar untuk mengubah pelayanan kesehatan dan meningkatkan kualitas

pelayanan pada pasien:

1. Perawatan didasarkan pada penyembuhan terus menerus.

2. Penyesuaian yang berdasarkan atas kebutuhan dan nilai-nilai pasien.

3. Pasien sebagai sumber pengendali.

4. Berbagi pengetahuan dan arus bebas informasi.

5. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti.

6. Keselamatan sebagai sifat dari sistem.

7. Adanya transparansi.

8. Antisipasi kebutuhan.

9. Penurunan limbah yang berkelanjutan.

10. Kerja sama antar tenaga klinisi.

MENGIMPLEMENTASIKAN SIKLUS TATA KELOLA KLINIK

Bagaimanakah cara mengimplementasikan tata kelola klinik dari hanya sebuah

ide menjadi sesuatu yang dapat dicapai. Banyak proses yang terlibat dalam

Page 10: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

9

menjalankan tata kelola klinik dan diharapkan dapat menghasilkan keluaran yang

baik. Tahapan dalam melaksanakan tata kelola klinik adalah:

1. Merencanakan

2. Menetapkan standar

3. Bertindak

4. Monitoring

5. Merespons

6. Memberikan contoh

7. Saling berbagi

Gambar 5. Siklus tata kelola klinik

Siklus tersebut menunjukkan tiga kunci utama dari tata kelola klinik. Pertama

adalah komitmen terhadap standar, dalam hal ini kebutuhan untuk melakukan

pembandingan dengan indikator – indikator kinerja yang sesuai. Kedua,

merupakan siklus peningkatan kualitas secara kontinu yang termasuk dalam

langkah monitoring dan merespons adanya kesalahan atau eror. Ketiga adalah

akuntabilitas yang terlihat dari langkah memberikan contoh dan saling berbagi

dalam siklus tersebut.

Bagaimanapun sebagaimana dikatakan sebelumnya bahwa tata kelola

klinik ini bernilai lebih dari sekedar melaksanakan siklus audit. Di dalamnya

terdapat audit efektif dan penjaminan mutu.

Page 11: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

10

MEMBANGUN TATA KELOLA KLINIK: PROSES DAN KETERAMPILAN

Sebagaimana telah disebutkan bahwa tata kelola klinik membutuhkan

perencanaan dan melalui beberapa proses, yang dapat dilihat sebagai suatu

hierarki dimulai dari area yang spesifik atau kecil menuju ke area yang lebih luas

sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 8. Hierarki proses tata kelola klinik

Dalam hierarki proses tersebut, terdapat kemungkinan besar akan terjadinya

ketergantungan terhadap organisasi dan manajemen yang memfasilitasi

landasan terhadap sistem audit, penjaminan mutu termasuk aktivitas – aktivitas

klinis yang spesifik. Untuk melakukan identifikasi terhadap suatu proses yang

perlu dibangun untuk mencapai tata kelola klinik yang baik dengan

menggunakan faktor – faktor penentu sukses dan juga kunci intervensi.

Tabel 2. Faktor – faktor penentu sukses

Perubahan yang dibutuhkan Audit klinis Budaya “No Blame” untuk melaporkan KTD

Faktor penentu keberhasilan 1. Meningkatkan frekuensi audit klinis hingga 60% selama 3 tahun

2. Meningkatkan re-audit sebanyak 40% dalam 3 tahun

3. Semua staf klinis ikut terlibat paling tidak dalam satu audit per tahun

4. Meningkatkan audit dengan keterlibatan pengguna jasa layanan hingga 20%

1. Pertemuan mingguan untuk membahas kasus yang ada dalam praktek sehari – hari

2. Pelaporan KTD 3. Mengkaji kembali sistem

untuk memberlakukan sistem yang terbaik

Page 12: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

11

Intervensi 1. Pimpinan audit klinis 2. Pelatihan dalam audit klinis 3. Peningkatan manajemen

informasi dan teknologi 4. Feedback dari audit

1. Mengembangkan sistem pelaporan untuk KTD

2. Diberikan contoh oleh pimpinan dalam sebuah konferensi dan terjadi kejadian tidak diinginkan

3. Sistem mentor 4. Diskusi berkelompok

dengan sebayanya untuk membahas peningkatan kualitas

5. Mendorong dilaksanakannya praktek berdasarkan dasar – dasar ilmiah di area di mana KTD terjadi

Pelatihan Uji kompetensi Manajemen informasi & teknologi serta komunikasi

Kemampuan memimpin, kemampuan mentor dan membangun dinamika kelompok serta melakukan praktek atas dasar – dasar ilmiah

Sumber Daya Waktu untuk melaksanakan pelatihan dan audit

Waktu untuk mendiskusikan pembahasan kasus pada konferensi klinis dan juga konferensi administrasi

Sebagaimana telah disampaikan bahwa tiga elemen penting pada tata kelola

klinik adalah akuntabilitas, penetapan standard dan peningkatan kualitas secara

terus menerus. Masing-masing elemen akan melalui proses tertentu sebagai

berikut:

Tabel 3. Proses Akuntabilitas

Pertanyaan Proses/faktor penentu keberhasilan

Keterampilan/sumber daya yang dibutuhkan

Bagaimana untuk mengetahui akan adanya akuntabilitas dalam suatu organisasi?

Seorang CEO yang bertanggung jawab dan hal tersebut juga kemudian diikuti oleh para staf medis

Pola pikir strategis, manajemen strategis dan manajemen sumber daya manusia

Data yang berkualitas dalam aktivitas klinis

Kemampuan manajemen informatika dan teknologi

Manajemen risiko Manajemen perubahan, manajemen risiko, manajemen teknologi informasi

Keterlibatan publik Konsultasi Kepemimpinan yang efektif Kepemimpinan Laporan berkala tersusun lengkap

Uji tulis

Page 13: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

12

Kedua, mencapai standar tertinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan:

Tabel 4. Standar tertinggi dalam pelayanan kesehatan

Pertanyaan Proses/faktor penentu keberhasilan

Keterampilan/sumber daya yang dibutuhkan

Bagaimana cara untuk mengetahui bahwa suatu organisasi dinilai telah memenuhi standar yang telah ditetapkan?

Petunjuk atau indikator nasional

Praktik – praktek yang didasarkan pada temuan ilmiah

Ditujukan pada mereka yang kinerjanya rendah

Manajemen risiko; pengambilan keputusan; pembelajaran selamanya dan re akreditasi

Sistem komplain Sistem administrasi Sistem konferensi kasus

Supervisi klinis Supervisi klinis Penurunan risiko klinis Manajemen risiko Audit klinis dan audit administrasi

Audit

Ketiga adalah proses peningkatan kualitas secara kontinu:

Tabel 5. Proses peningkatan kualitas secara kontinu

Pertanyaan Proses/faktor penentu keberhasilan

Keterampilan/sumber daya yang dibutuhkan

Mungkinkah dilakukan peningkatan kualitas pelayanan pada organisasi ini?

EBP Kritik yang membangun Efektivitas klinik Penyakit khusus seperti

manajemen terapeutik, keterampilan, pendidikan dokter berkesinambungan, protokol

Manajemen informasi Manajemen informasi dan teknologi

Penilaian kebutuhan Penelitian dan audit Penelitian dan audit Supervisi klinik Penjaminan kualitas Penjaminan kualitas Supervisi klinik Supervisi klinik dan mentoring Budaya ingin terus belajar Praktik dan rencana

pengembangan profesional

Peningkatan kualitas berkesinambungan merupakan sentral dari tata kelola klinik

dan di area ini secara mengejutkan banyak sekali membutuhkan kemampuan

para staf medis yang bisa dicapai melalui pendidikan dokter yang

berkesinambungan ataupun praktek klinik berdasarkan temuan ilmiah secara

berkesinambungan pula. Departemen kesehatan memiliki otoritas terhadap

Page 14: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

13

dukungan akan penilaian kebutuhan berdasarkan data morbiditas dan

mortalitas.

Tabel 6. Proses Pengembangan Organisasi

Pertanyaan Proses/faktor penentu keberhasilan

Keterampilan/sumber daya yang dibutuhkan

Bagaimana cara untuk mengetahui bahwa suatu organisasi mampu merespons perubahan yang di dalamnya membutuhkan tata kelola klinik?

Pengembangan organisasi Manajemen strategis, manajemen perubahan, proses bisnis, manajemen proyek, kerja tim dan kepemimpinan, kemampuan administratif dan manajemen perangkat lunak

Pengembangan pribadi Penghargaan dan akreditasi, pengambilan keputusan, kerja tim, komunikasi, networking, negosiasi, pembelajaran seumur hidup dan rencana pengembangan pribadi serta manajemen waktu dan stres

Infrastruktur dan sumber daya

Manajemen strategis dan manajemen SDM

Perubahan budaya Manajemen strategis

INDIKATOR INTI KINERJA RUMAH SAKIT “PATH”

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk wilayah Eropa meluncurkan sebuah

proyek pada tahun 2003 yang bertujuan untuk mengembangkan dan

menyebarkan alat yang fleksibel dan komprehensif untuk penilaian kinerja

rumah sakit dan disebut sebagai alat penilaian kinerja untuk meningkatkan

kualitas di rumah sakit (Performance Assessment Tool for quality improvement

in Hospitals, PATH). Proyek ini bertujuan untuk mendukung rumah sakit dalam

menilai kinerja mereka, mempertanyakan hasil mereka sendiri, dan

menerjemahkan mereka ke dalam tindakan untuk perbaikan.

Hasilnya: Enam dimensi teridentifikasi untuk menilai kinerja rumah sakit:

efektivitas klinis, keselamatan, fokus terhadap pasien, efisiensi produksi,

orientasi staf dan pemerintahan responsif. Terlampir adalah daftar indikator inti

kinerja rumah sakit PATH.

Page 15: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

14

PENERAPAN TATA KELOLA KLINIK DI AUSTRALIA BARAT

Departemen kesehatan Australia Barat berkomitmen untuk memastikan

keamanan, dan kualitas yang baik adalah pelayanan kesehatan yang disediakan

di Australia Barat. Departemen kesehatan melihat bahwa keamanan yang efektif

dan inisiatif tentang kualitas harus diperkenalkan dan dilaksanakan pada

pelayanan kesehatan di Australia Barat. Berikut akan dijelaskan secara detail tata

kelola perusahaan dan klinis serta menyediakan contoh dan dasar pemikiran

pengembangan standar tata kelola klinik pada pelayanan kesehatan di Australia

Barat.

a. Dasar Pemikiran Pengelolaan

Berikut adalah hal-hal yang mempengaruhi meningkatnya pengelolaan pada

pelayanan publik di Autralia antara lain:

• Meningkatnya harapan tentang bagaimana pemerintah dan sektor publik

mampu menyampaikan pelayanan kepada masyarakat.

• Persepsi negatif atas efisiensi dan Kemauan dalam menyampaikan

pelayanan.

• Menurunnya kepercayaan terhadap pemerintah.

• Masyarakat yang sekarang sudah banyak tahu dan berpendidikan.

• Komunikasi yang lebih baik.

Banyak definisi tentang corporate dan tata kelola klinik tetapi, begitu juga

dalam pelaksanaannya mengalami banyak isu dan tantangan yang berbeda-

beda. Akan tetapi tujuan untuk mewujudkan keamanan dan kualitas

pelayanan yang baik merupakan bagian dari seluruh definisi yang ada.

b. Corporate Governance

Standards Australia’s Governance menyebutkan bahwa elemen kunci dalam

corporate governace adalah kontrol penipuan dan korupsi, membuat kode

organisasional, tanggung jawab sosial dan perlindungan menyeluruh.

The Australian Auditor General mendefiniskan corporate governance

sebagai proses di mana organisasi diarahkan, dikontrol, dan

Page 16: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

15

dipertanggungjawabkan, termasuk bagaimana organisasi dikelola, struktur

perusahaan dan administrasinya, budayanya, kebijakannya dan bagaimana

hal-hal tersebut sesuai dengan keinginan stakeholder. Konsep tersebut

meliputi bagaimana organisasi publik menjalankan tanggung jawabnya

dengan terbuka, akuntable, dan bijaksana dalam membuat keputusan, dalam

menyediakan kebijakan dan dalam mengelola dan menyampaikan.

Berikut merupakan gambaran corporate governance di Australia:

Gambar 9. Tata kelola klinik di Australia

Seluruh definisi tentang corporate governance menyebutkan tentang

transparansi dan standar dalam organisasi, monitoring dan memastikan

kinerja apakah sesuai dengan persyaratan termasuk transparansi, kejujuran,

akutabilitas dan kredibiltas sebuah institusi.

Corporate Governance di Australia Barat pada sektor publik

mensyaratkan menteri, kepala eksekutif, dan manajemen untuk bergabung

dalam satu sistem dan proses untuk memastikan bahwa strategi

organisasinya diterapkan, sumber daya digunakan dengan tepat dan sesuai

dengan lingkungan internal dan eksternal di mana mereka bekerja. Corporate

governance yang efektif dimulai dengan definisi yang jelas tentang

kekuasaan, peran dan tanggung jawab pada tingkatan yang berbeda-beda

pada pelayanan publik di Australia Barat.

Peran dan tanggung jawab pelayanan publik di Australia Barat:

Page 17: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

16

Gambar 10. Peran dan tanggung jawab tata kelola klinik di Australia

Pusat dari kerangka kerja yang akuntable adalah akuntabilitas kementrian

kepada parlemen dan pemilik hak pilih. Kepala eksekutif bertanggung jawab

kepada menterinya, pekerjanya dan pelanggannya. Akuntabilitas tersebut

didukung oleh lembaga-lembaga seperti auditor, Ombudsman, komisi

informasi, dan komisi standar pelayanan publik.

c. Tata kelola klinik Dalam Pelayanan Kesehatan Modern

Beberapa masalah dan kegagalan yang terjadi di dalam pelayanan kesehatan

modern:

• Kegagalan dewan atau manajemen untuk merespons isu keamanan dan

kualitas ketika pasien dan keluarga mengalami peristiwa yang kurang

baik.

• Budaya tertutup dan tidak suportif ketika terjadi kesalahan dan peristiwa

yang kurang baik.

• Kegagalan manajemen untuk merespon masalah klinis.

• Tidak ada atau tidak efektifnya sistem monitor, laporan dan respons

terhadap kinerja, kesalahan dan peristiwa yang kurang baik.

• Kurangnya komunikasi dengan pasien dan keluarga, terutama jika terjadi

kesalahan.

Page 18: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

17

• Kurangnya manajemen komplain dan kasus kesalahan medis yang

potensial.

• Tidak sesuainya pelatihan dan sertifikat untuk memastikan bahwa klinisi

memiliki cukup keterampilan.

• Tidak sesuainya monitoring morbiditas dan mortalitas dan sistem review.

• Jelek atau kurangnya outcome klinis dan emosional dari pasien dan

keluarga.

• Jelek atau kurangnya definisi sistem organisasi dan isu kinerja yang

dihasilkan dari ketidakkonsistenan dan ketidakefektifan clinical dan

corporate governance.

Selanjutnya fokus tentang bagaimana meningkatkan pelayanan kesehatan

akan memberikan dorongan bahwa prinsip corporate governance harus

diaplikasikan dalam pelayanan klinis.

Resonansi dua hal adalah penting, untuk kesuksesan clinical governnace

harus di imbangi dengan corporate governance yang kuat yaitu aplikasi yang

tepat, penekanan organisasi, akuntabilitas penyampaian, pengembangan

kepercayaan, dan konotasi positif.

Prinsip-prinsip kunci dalam tata kelola klinik, banyak ahli sepakat bahwa hal-

hal berikut merupakan komposisi dari tata kelola klinik yang baik:

1. Transparansi – manajemen organisasi memiliki perilaku yang transparan.

2. Kejujuran – staf dan manajemen dituntun untuk melaksanakan tanggung

jawab legal dan klinisnya secara etis.

3. Akuntabilitas – staf dan manajemen bertanggung jawab atas tindakan

yang dilakukan, bertanggung jawab kepada organisasi dan masyarakat.

4. Terbuka, tidak ada budaya menyalahkan – staf dan manajemen

mengetahui bahwa pendekatan ‘salah dan malu’ kurang produktif dan

harus diganti dengan pendekatan sistem peningkatan kualitas.

5. Pelayanan pasien terpusat – keterlibatan pasien, pelanggan, dan

masyarakat dalam semua aspek pemberian pelayanan kesehatan.

Page 19: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

18

Prinsip-prinsip tata kelola klinik diatasi bertujuan untuk meningkatkan

integrasi input manajemen, struktur dan proses, koordiansi, kooperasi dan

komunikasi antara unit pelayanan kesehatan untuk mencapai peningkatan

kualitas. prinsip-prinsip tersebut merupakan prinsip tata kelola klinik di

Australia Barat. Berikut adalah governance structure yang mempengaruhi

sistem kesehatan di Australia Barat:

Gambar 11. Struktur pengelolaan yang mempengaruhi sistem kesehatan di Australia Barat

d. Kerangka Kerja Tata kelola klinik di Australia Barat

Tata kelola klinik di Australia Barat didefinisikan sebagai: “pendekatan

sistematis dan tereintegrasi untuk menjamin dan mereview tanggung jawab

dan akuntabilitas klinis dalam meningkatkan kualitas dan keamanan pasien

secara optimal”.

Tujuan kerangka kerja tata kelola klinik adalah:

• Mengamankan pelayanan kesehatan yang berkualitas dari pembayaran

pajak pelayanan kesehatan

• Meningkatkan akuntabilitas individu dan sistem untuk memberikan

diagnosis dan tindakan yang aman dan berkualitas

Page 20: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

19

• Meningkatkan rasa percaya pasien dan anggota komunitas atas

keamanan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.

Berikut ini merupakan kerangka kerja tata kelola klinik pada sistem kesehatan

publik di Australia Barat

Gambar 12. Kerangka kerja tata kelola klinik pada sistem kesehatan publik di Australia Barat

Kerangka kerja tata kelola klinik di Australia Barat didasari oleh empat pilar

utama, yaitu :

1. Consumer value

Mendorong pelayanan kesehatan untuk melibatkan komunitasnya dan

stakeholdernya dalam memelihara dan meningkatkan kinerja

pelayanannya dan merencanakan organisasi ke depannya. Ada banyak

tipe pelanggan dalam pelayanan kesehatan, antara lain: commonwealth,

pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, pasien, keluarga, dan

perawat.

Partisipasi konsumen yang efektif membutuhkan kepemimpinan untuk

memastikan bahwa keterlibatannya berharga, efektif, dan menghasilkan

outcome yang positif untuk kesehatan masyarakatnya.

Elemen kunci dalam consumer value adalah:

• Hubungan pelanggan

Melibatkan strategi yang mendorong komunikasi dua arah antara

konsumen dan pelayanan kesehatan. Contohnya adalah informed

consent, manajemen komplain.

• Partisipasi pelanggan

Page 21: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

20

Keterlibatan pelanggan dalam perencanaan pelayanan kesehatan,

pengembangan kebijakan dan penetapan keputusan. Hal ini

memastikan bahwa pelayanan kesehatan yang disediakan bisa diakses

dan sesuai dengan komunitasnya, serta responsif.

2. Kinerja dan evaluasi klinis

Tujuannya untuk menjamin pengenalan, penggunaan, monitoring dan

evaluasi standar klinis. Outcomenya adalah budaya dimana evaluasi

kinerja organisasi, termasuk audit klinis dilakukan pada setiap pelayanan

klinis. Ada 3 (tiga) alat yang bisa digunakan untuk membantu pelayanan

kesehatan guna mencapai outcome antara lain:

• Standar klinis

Standar ini berupa petunjuk, pathway, atau protokol. Bisa dibuat oleh

kolaborasi, sekelompok ahli klinis, dan biasanya berdasarkan fakta

atau evidence base

• Indikator klinis

Adalah ukuran atau perbandingan yang memungkinkan pelayanan

kesehatan dibandingkan dengan pelayanan kesehatan lainnya. Untuk

memfasilitasi peningkatan sistem kesehatan, indikator klinis harus

mencerminkan standar praktek klinis.

• Audit klinis

Adalah metode evaluasi dan peningkatan praktek klinis. Dapat

didefinisikan sebagai “pengukuran dan evaluasi sistematik atas

efisiensi dan efektivitas proses dan sistem organisasi”.

3. Risiko klinis

Dilakukan dengan meminimalkan risiko dan meningkatkan keselamatan

klinis. Dapat dicapai melalui identifikasi dan reduksi risiko potensial.

Beberapa aspek terkait manajemen risiko klinis antara lain:

• Pelaporan, monitoring, dan analisis tren kecelakaan

Page 22: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

21

Kegiatan ini menggabungkan beberapa kegiatan seperti pembelajaran

dari kesalahan, termasuk manajemen kegagalan, mengelola risiko dan

monitor kasus medico-legal.

• Pelaporan, monitoring, dan investigasi klinis sentinel

Didefinisikan sebagai proses identifikasi, pelaporan dan investigasi

kejadian sentinel dalam kebijakan departemen kesehatan.

• Analisis profil risiko

Termasuk identifikasi, investigasi, analisis dan evaluasi risiko klinis dan

memilih metode yang tepat untuk memperbaiki, menghilangkan, dan

mengurangi risiko yang teridentifikasi.

4. Pengembangan dan manajemen profesional

Proses ini memastikan kesesuaian keterampilan pekerja dan pengalaman

staf serta mengenalkan prosedur baru.

Beberapa elemen kunci dalam proses ini antara lain:

• Standar kompetensi

Pemilik pelayanan kesehatan harus memastikan stafnya memiliki

keterampilan dan pengalaman yang memadai untuk memahami

tanggung jawabnya dalam pelayanan kesehatan.

• Pengembangan profesional secara terus menerus

Termasuk kegiatan pendidikan dan penelitian yang berhubungan

dengan tanggung jawab dan kebutuhan klinisi di pelayanan

kesehatan.

e. Inti Kegiatan Tata kelola klinik Pada Pelayanan Kesehatan di Australia Barat

Beberapa kegiatan utama dalam tata kelola klinik pada pelayanan kesehatan

di Australia Barat adalah sebagai berikut:

Page 23: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

22

Gambar 13. Beberapa kegiatan utama dalam tata kelola klinik pada pelayanan kesehatan di

Australia Barat

Seluruh komponen tersebut penting dan memiliki fungsi masing-masing,

tetapi untuk mencapai outcome yang baik yang penting adalah hubungan

antara seluruh komponen tersebut.

1. Kepemimpinan, etika, dan budaya

Merupakan sebuah fondasi. Disebutkan bahwa individu dan organisasi,

seperti pasien, konsumen, klinisi, eksekutif pelayanan kesehatan,

departemen kesehatan dan pemerintah memiliki peran dan tanggung

jawab untuk melaksanakan 4 (empat) pilar tata kelola klinik.

Hubungan antara para pemain tersebut akan membentuk kepemimpinan,

etika, dan budaya yang dibutuhkan untuk menyediakan sistem tata kelola

klinik yang efektif.

2. Manajemen risiko dan hubungan stakeholder

Berada di atas fondasi adalah sistem manajemen risiko dan

pengembangan kerja sama dengan stakeholder kunci, baik internal

maupun eksternal.

3. Informasi dan dukungan keputusan

Digunakan untuk mendukung pembuatan keputusan yang baik, monitor

kinerja, dan memastikan akuntabilitas. Penting bahwa informasi yang

Page 24: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

23

tepat tersedia bagi orang yang tepat pada waktu yang tepat adalah

merupakan format yang tepat.

4. Review dan evaluasi susunan pengelola

Review dan evaluasi digunakan untuk memastikan bahwa organisasi

belajar dari pengalaman sebelumnya dan mengidentifikasi strategi untuk

meningkatkan keamanan dan kualitas ke depannya.

5. Kinerja dan akuntabilitas internal dan eksternal

Sistem ini penting untuk:

• Memonitor kinerja

Melalui standar tata kelola klinik dan menunjukkan pencapaian

output yang diinginkan

• Menunjukkan pemenuhan

Dengan susunan tata kelola klinik, persyaratan legal, standar

kejujuran, akuntabilitas dan keterbukaan.

Kekuatan sistem review dan evaluasi internal dan eksternal tergantung

pada:

• Akurasi dan relevannya informasi yang tersedia untuk orang yang

tepat pada waktu yang tepat untuk mendukung pembuatan

keputusan organisasi, monitor kinerja, proses pelaporan dan

akuntabilitas.

• Evaluasi dan review berjalan terhadap susunan tata kelola klinik untuk

memastikan kesesuaian dengan lingkungan organisasi dan klinis.

• Integrasi struktur manajemen risiko clinic dan corporate, untuk

memastikan bahwa risiko teridentifikasi dan diatur pada tingkatan

organisasi yang tepat.

Akuntabilitas dan kinerja internal:

Meliputi mengembangkan tujuan dan fungsi organisasi, menetapkan

proses internal audit, melaksanakan kebijakan manajemen risiko, dan

melaksanakan akuntabilitas kepada seluruh staf.

Akuntabilitas dan kinerja eksternal:

Page 25: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

24

Meliputi eksternal review independen yang dilakukan untuk memastikan

bahwa sistem dan kebijakan tata kelola klinik dilakukan sesuai dengan

persyaratan.

f. Peran dan Tanggung Jawab Tata kelola klinik Pada Pelayanan Kesehatan di

Australia Barat

Kesehatan merupakan prioritas utama bagi masyarakat Australia barat dan

mereka menginginkan informasi lebih banyak terkait dengan isu kesehatan,

pilihan atas pelayanan kesehatan, dan standar atau indikator kualitas

pelayanan kesehatan serta biaya. Masyarakat Australia Barat berharap

pelayanan kesehatannya lebih responsif terhadap kebutuhan mereka dan

mereka berharap dapat berpartisipasi dalam merencanakan pelayanan

kesehatan ke depannya.

1. Pasien dan pelanggan

Hak pasien dan konsumen atas pelayanan kesehatan yang aman dan

berkualitas tertera pada Western Australian Public Hospital Charter.

Dokumen tersebut merupakan persyaratan utama bagi pelayanan

kesehatan di tahun 1998 – 2003 yang disahkan oleh pemerintah Australia

Barat pada tahun 1999. Seluruh pasien di rumah sakit pemerintah di

Australia Barat memiliki hak antara lain:

• Memilih untuk menerima pelayanan rumah sakit sebagai pasien

publik yang bebas biaya maupun sebagai pasien private

• Menerima pelayanan berdasarkan kebutuhan klinis sesegera mungkin

dengan tanpa melihat keuangan atau status asuransi kesehatan

• Diperlakukan secara hormat, bermartabat dan mempertimbangkan

kerahasiaan dan kebutuhan khusus

• Memiliki akses ke rumah sakit pemerintah tanpa melihat di mana dia

tinggal di Australia Barat

• Mendapat penjelasan yang jelas atas tindakan yang dilakukan

termasuk risiko yang mungkin terjadi dan alternatifnya sebelum

pasien setuju atau menolak tindakan

Page 26: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

25

• Memberikan opini kedua

• Memperoleh informasi tentang pelayanan kesehatan selanjutnya

sebelum keluar rumah sakit

• Mengakses rekam medis, untuk kebutuhan legal dan mengetahui

informasi pribadi

• Menyetujui atau menolak berpartisipasi dalam penelitian medis atau

profesi

• Memberikan kritik dan saran tentang pelayanan yang diterima dan

memberikan informasi bagaimana mengajukan komplain.

Dokumen tersebut kemudian di update pada tahun 2003 – 2008 dan

disahkan pada tahun 2005.

The Victorian Quality Council menunjukkan bahwa konsumen dan

masyarakat dapat menjadi pemeran utama dan tata kelola klinik, dengan:

• Menerima, menganalisis, dan merespons informasi tentang

keamanan dan kualitas pelayanan kesehatan sebagai mekanisme

pembelajaran dan peningkatan.

• Memberikan umpan balik, terutama tentang keamanan dan kualitas

pelayanan kesehatan baik sebagai konsumen individu maupun

sebagai stakeholder.

• Bekerja dengan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan pelayanan,

• Bertanggung jawab atas keamanan pelayanan kesehatan dengan

memberikan informasi.

The WA Strategic Quality Plan memiliki empat (4) tujuan, yaitu:

• Menyediakan akses informasi kesehatan yang memadai kepada

konsumen

• Melibatkan pelanggan dalam perencanaan, penyampaian, monitoring,

dan evaluasi sistem pelayanan kesehatan

• Mendorong pendidikan dan pelatihan pelayanan kesehatan yang

melibatkan konsumen secara aktif

Page 27: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

26

• Memperkuat mekanisme untuk meningkatkan akuntabilitas

pelayanan kesehatan kepada konsumen.

Pada tahun 2005, departemen kesehatan akan membuat kerangka

kerja dan kebijakan tentang konsultasi dan keterlibatan konsumen

dalam sistem pelayanan kesehatan Australia Barat dan

mengembangkan strategi untuk meningkatkan penyediaan informasi

bagi konsumen.

2. Staf pelayanan kesehatan

Sebagai bagian dari kewajiban administratif staf pelayanan kesehatan

memiliki peran operasional dan tanggung jawab untuk memonitor dan

melaksanakan sistem dan proses tata kelola klinik. Dilakukan dengan:

• Berpartisipasi dalam pengembangan, implementasi dan evaluasi

rencana keselamatan dan kualitas, sistem dan kegiatan.

• Memenuhi peran dan tanggung jawabnya dalam me dan laksanakan

keamanan dan kualitas dengan staf senior dan lainnya

• Berkomunikasi dan melaporkan masalah kualitas dan keamanan dan

kesalahan, dan berpartisipasi dalam mengembangkan solusi

• Membuat prosedur dan kebijakan pencegahan, pelaporan dan

menyelesaikan kesalahan

• Mengembangkan pendekatan kerja sama dengan pasien dan

keluarganya selama perawatan, dan dalam rangka pencegahan dan

mendiskusikan kesalahan dan isu keselamatan

• Partisipasi dalam kegiatan yang mengidentifikasi dan meningkatkan

pandangan pasien dan staf

3. Dokter yang bekerja pada sistem pelayanan kesehatan Australia Barat

Dokter bertahun-tahun berusaha untuk meningkatkan dan

mengembangkan sistem dan proses keselamatan dan kualitas pelayanan

yang diberikan kepada pasiennya.

Hal tersebut melatarbelakangi banyaknya perubahan sosial, budaya dan

keilmuan yang dihadapi oleh sistem kesehatan Australia barat. Termasuk

Page 28: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

27

di dalamnya harapan konsumen yang memiliki pengetahuan tentang

kesehatan, meningkatnya penelitian, meningkatnya perhatian

pemerintah terhadap pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan

bahaya., meningkatnya teknologi pengobatan.

Departemen kesehatan berusaha untuk mengurangi risiko pasien dan

memperkuat budaya aman dan berkualitas dalam bekerja.

Pengembangan sistem tata kelola klinik pada pelayanan kesehatan di

Australia Barat kana membutuhkan banyak dukungan untuk mewujudkan

pelayanan yang aman dan berkualitas.

Elemen kunci dalam memperkuat sistem tata kelola klinik adalah dengan

mengembangkan alat untuk membantu doktor bekerja secara aman dan

berkualitas.

4. Kelapa eksekutif, direktur regional, dan manajer pelayanan kesehatan

Kelapa eksekutif, direktur regional, dan manajer pelayanan kesehatan

bertanggung jawab untuk memastikan pelayanan kepada pasien aman,

berkualitas, dan sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut dilakukan dengan

menerapkan inisiatif sistem tata kelola klinik. Tanggung jawab dan peran

utama Kelapa eksekutif, direktur regional, dan manajer pelayanan

kesehatan dalam tata kelola klinik meliputi:

• Menjalankan kepemimpinan dan berkomitmen untuk meningkatkan

kualitas

• Menjalankan tanggung jawab dan akuntabilitas untuk tata kelola

klinik pada semua tingkatan organisasi

• Menjalankan budaya kejujuran dan kepercayaan

• Mengembangkan dan menerapkan tata kelola klinik dengan benar

untuk mengelola risiko

• Mengembangkan program peningkatan kualitas secara komprehensif

• Menyelaraskan prosedur evidence-based untuk seluruh kelompok

profesi untuk mengidentifikasi kinerja sistem dan individu

• Melaksanakan proses dan sistem pelaporan dan monitoring

Page 29: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

28

• Menyediakan program pendidikan dan pelatihan

Sejalan dengan laporan komite kesehatan tahun 2004, bahwa

departemen kesehatan memberikan tugas baru kepada kepala eksekutif

dan direktur bagian. Dalam tugas tersebut pelayanan kesehatan akan

lebih akuntable untuk memastikan pelayanan kepada pasien aman,

berkualitas, dan sesuai dengan kebutuhan.

Sebagai pengelola anggaran, kepala eksekutif pelayanan kesehatan harus

membuat laporan caturwulanan tentang KPI, menunjukkan kemajuan

pelayanan kesehatan yang ada setelah adanya sistem dan proses tata

kelola klinik.

6. Departemen kesehatan

Jika pelayanan kesehatan bertanggung jawaban tas pembuatan dan

pelaksanaan standar dan kebijakan keselamatan dan kualitas pelayanan

di tingkat lokal, maka departemen kesehatan bertanggung jawab untuk

merencanakan, mengembangkan dan mendorong strategi keselamatan

dan kualitas pelayanan di seluruh Australia Barat.

Dewan Australia Barat untuk bidang keselamatan dan kualitas pelayanan

akan mendukung departemen kesehatan untuk menerapkan tata kelola

klinik pada sistem pelayanan kesehatan Australia Barat. Hal tersebut akan

dilakukan dengan memonitor dan mengevaluasi pencapaian kerangka

kerja tata kelola klinik dan menyediakan laporan untuk direktur bagian

dan departemen kesehatan.

g. Pengukuran Kinerja

Serangkaian tata kelola klinik akan membentuk corporate governance. Jika

tata kelola klinik telah sukses dilaksanakan maka hal tersebut akan sama

dengan corporate governance: di mana harus akuntable dalam pemberian,

pengembangan kepercayaan, dan konotasi positif.

Pada Juli 2004 Menteri kesehatan Australia menyetujui rekomendasi dewan

Australia tentang keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan: “diminta

untuk terlibat dalam proses penilaian yang meliputi review eksternal berkala

Page 30: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

29

dari sistem yang mendukung pemberian pelayanan yang aman, berkualitas,

dan melaporkan outcome dari proses penilaian tersebut termasuk

peningkatan yang terjadi”. Berikut pengukuran kinerja tata kelola klinik

pelayanan kesehatan

Gambar 14. Pengukuran kinerja tata kelola klinik pelayanan kesehatan

Elemen proses pengukuran, beberapa hal yang diukur antara lain:

• Tanggung jawab organisasi untuk tata kelola klinik digambarkan secara

jelas dengan menunjukkan akuntabilitas individu, unit dan sistem.

• Strategi dan kebijakan organisasi tentang clinical goevrnance

didokumentasikan dan sesuai dengan kebijakan.

• Strategi dan kebijakan tata kelola klinik diselaraskan dengan struktur

bisnis organisasi.

• Organisasi menyediakan orang dan material untuk memimpin,

menerapkan, dan mendukung kegiatan tata kelola klinik.

• Organisasi mengkomunikasikan strategi dan kebijakan tata kelola klinik

kepada seluruh staf dan membuat dokumen yang disediakan untuk publik

dan seluruh stakeholder.

Page 31: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

30

• Seluruh pekerja, termasuk manajer dan klinisi menyediakan informasi,

sumber daya, pelatihan dan pengembangan profesi yang cukup untuk

mendukung kegiatan tata kelola klinik dalam organisasi.

• KPI dikembangkan dan digunakan pada semua tingkatan organisasi untuk

mengukur dan menunjukkan keefektifan strategi dan kebijakan tata

kelola klinik di organisasi.

Kepala eksekutif dan tim eksekutif pelayanan kesehatan juga diharapkan

melakukan penilaian independen, dengan review eksternal di mana strategi

dan kebijakan tata kelola klinik dilaksanakan.

Departemen kesehatan tidak menjelaskan secara spesifik bagaimana

pelayanan kesehatan akan menerapkan kegiatan tata kelola klinik.

Bagaimanapun, dalam kerangka kerja tata kelola klinik Australia Barat,

pelayanan kesehatan diharapkan untuk mengembangkan dan menerapkan

kebijakan, sistem, dan proses tata kelola klinik untuk memenuhi nilai dan

kebutuhan pelayanan kesehatan.

h. Penerapan tata kelola klinik: dari mana di mulai?

Selama penerapan tata kelola klinik, departemen kesehatan akan membantu

manajemen, klinis, profesional kesehatan dan pengguna pelayanan

kesehatan di Australia Barat untuk mengembangkan dan menerapkan proses

dan sistem tata kelola klinik lokal dan untuk memastikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat Australia Barat aman dan berkualitas. Hal

tersebut dilakukan dengan:

• Meningkatkan kepedulian organisasi tentang tata kelola klinik dan

berkontribusi dalam mengembangkan dan menerapkan sistem dan

proses tata kelola klinik untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang

aman dan berkualitas.

• Membantu klinisi dan manajemen pelayanan kesehatan untuk

menanamkan tata kelola klinik dalam budaya organisasinya.

Page 32: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

31

• Membantu pelayanan kesehatan untuk menunjukkan peningkatan

akuntabilitas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan

berkualitas melalui implementasi proses dan sistem tata kelola klinik.

Ada beberapa penghalang dalam implementasi tata kelola klinik di Australia

Barat, antara lain:

• Adanya tradisi profesi, kolega dan regulasi membuat budaya di mana

kesalahan sulit diketahui.

• Membutuhkan kerja sama seluruh kelompok profesi untuk membuat

perubahan.

• Clinical governnace mungkin akan dikenali sebagai jalan untuk

mengontrol profesi kesehatan.

• Klinisi tidak memberikan dukungan dan komitmen, yang dibutuhkan

untuk kesuksesan penerapan tata kelola klinik pada tingkat lokal.

• Tidak adanya data.

Penghalang lain yang mungkin menghalangi staf untuk berpartisipasi dalam

pelaksanaan tata kelola klinik adalah: retribusi, fokus litigasi, sumber daya

dan pendanaan yang kurang, perubahan yang begitu cepat, tingginya beban

kerja administrasi, klinisi dan pimpinan tata kelola klinik.

Efektivitas sistem, prosedur dan kebijakan adalah faktor pendukung yang

dibutuhkan untuk terciptanya good tata kelola klinik. Adanya ancaman,

perubahan perilaku staf pelayanan kesehatan dan adopsi pendekatan sistem

penting dilakukan dalam kesuksesan penerapan tata kelola klinik pada

pelayanan kesehatan Australia Barat. Meskipun pengalang muncul begitu

cepat dan tidak mudah, namun kepemimpinan yang kuat akan dapat

mencapai kesuksesan, termasuk juga yang terjadi di Australia.

Page 33: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Clinical Governance: A Practical Guide.

2. Anonim. Clinical governance: principles into practice.

3. Anonim. Introduction to Clinical Governance – A Background Paper.

Information Series No 11.

4. Veillard J. A performance assessment framework for hospitals: the

WHO regional office for Europe PATH project. International Journal for

Quality in Health Care. 2005.

5. Anonim. Setting Standards for Making Health Care Better

Implementing Clinical Governance in WA Health Services 2005.

Information Series No 13. 2005.

Page 34: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

33

LAMPIRAN

Lampiran 1

Tabel 1. INDIKATOR INTI KINERJA RUMAH SAKIT “PATH”

Page 35: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

34

Lampiran 1

Tabel 1. INDIKATOR INTI KINERJA RUMAH SAKIT “PATH” bersambung

Page 36: Clinical Governance and Practice Guideline Kel. 4

35

Lampiran 1

Tabel 1. INDIKATOR INTI KINERJA RUMAH SAKIT “PATH” bersambung