17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resesi gingiva merupakan salah satu kelainan yang banyak dijumpai pada pasien dokter gigi. Keluhan yang paling umum dirasakan oleh pasien yang mengalami resesi gingiva adalah hipersensitivitas, menyebabkan karies dan menganggu penampilan estetis. Resesi gingiva paling sering ditemukan pada permukaan labial gigi caninus maupun permukaan bukal gigi premolar. Tindakan bedah pada perawatan resesi gingiva lebih sering diindikasikan untuk peningkatan estetika daripada aspek fungsional. Keberhasilan intervensi bedah mukogingival ini juga tergantung pada beberapa faktor seperti, kontaminasi bakteri, faktor lokal (cacat morfologi, posisi gigi, karakteristik permukaan gigi, dan teknik bedah yang digunakan (Gilbert, et al., 2015). Resesi gingiva didefinisikan sebagai perpindahan margin gingiva dari cemento-enamel junction ke arah apikal. Definisi secara klinis, resesi adalah tereksposnya akar gigi karena pergeseran posisi gingiva ke arah apikal. Hal ini juga menggambarkan hilangnya serat jaringan ikat periodontal bersama dengan sementum akar dan tulang alveolar. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya resesi gingiva, yaitu faktor trauma seperti cara menyikat gigi yang

clinical science session - gingival recession

Embed Size (px)

DESCRIPTION

periodontology

Citation preview

Page 1: clinical science session - gingival recession

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Resesi gingiva merupakan salah satu kelainan yang banyak dijumpai pada

pasien dokter gigi. Keluhan yang paling umum dirasakan oleh pasien yang

mengalami resesi gingiva adalah hipersensitivitas, menyebabkan karies dan

menganggu penampilan estetis. Resesi gingiva paling sering ditemukan pada

permukaan labial gigi caninus maupun permukaan bukal gigi premolar.

Tindakan bedah pada perawatan resesi gingiva lebih sering diindikasikan untuk

peningkatan estetika daripada aspek fungsional. Keberhasilan intervensi bedah

mukogingival ini juga tergantung pada beberapa faktor seperti, kontaminasi

bakteri, faktor lokal (cacat morfologi, posisi gigi, karakteristik permukaan gigi,

dan teknik bedah yang digunakan (Gilbert, et al., 2015).

Resesi gingiva didefinisikan sebagai perpindahan margin gingiva dari

cemento-enamel junction ke arah apikal. Definisi secara klinis, resesi adalah

tereksposnya akar gigi karena pergeseran posisi gingiva ke arah apikal. Hal ini

juga menggambarkan hilangnya serat jaringan ikat periodontal bersama dengan

sementum akar dan tulang alveolar. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya

resesi gingiva, yaitu faktor trauma seperti cara menyikat gigi yang salah, trauma

oklusal, piercing bibir, iatrogenik (rekostruktif, konservatif, ortodontik, atau

perawatan prostodontik), faktor anatomi seperti malposisi gigi, kelainan bentuk

gigi, erupsi gigi yang menyimpang, jaringan margin gingiva yang tipis

menutupi permukaan akar yang tidak memiliki vaskularisasi, tulang alveolar

tipis (defisiensi tulang alveolar karena struktur anatomi atau kelainan),

karakteristik mukosa yang berkeratin, faktor fisiologis seperti pergerakan gigi

akibat alat ortodonti, faktor patologis seperti akibat penyakit periodontal,

resorpsi tulang yang dipicu oleh mikroba yang menyebabkan adanya plak dan

kalkulus, serta penyakit periodontal. Dan faktor umur (Rajkarnikar, 2014).

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menutup permukaan akar

gigi yang terbuka, yaitu penambalan, mengembalikan posisi gingiva.

Penambalan adalah tindakan yang paing sering dilakukan oleh dokter gigi,

tetapi perawatan ini memiliki kekurangan yaitu bila penambalan dilakukan

kurang baik dan bahan tambalan yang digunakan terlalu kasar dapat

Page 2: clinical science session - gingival recession

menyebabkan retensi dari plak ataupun sisa makanan, selain itu secara estetik

terlihat kurang baik karena gigi akan terlihat lebih panjang. Cara yang paling

ideal adalah mengembalikan posisi gingiva ke posisi awal dengan menggunakan

prosedur bedah (Cardaropoli, 2009).

B. Tinjauan Pustaka

Gingiva merupakan salah satu bagian dari mukosa mastikatori rongga mulut

yang juga merupakan komponen terluar dari jaringan periodontal. Gingiva

menutupi tulang alveolar dan mengelilingi servikal gigi. Pada orang dewasa,

gingiva normal melindungi tulang alveolar dan akar gigi sampai di bagian

koronal dari cement-enamel junction (CEJ). Marginal gingiva berada 1-3 mm di

atas CEJ, menutupi akar gigi dan jaringan gingiva. Secara anatomi, gingiva

dibagi menjadi marginal gingiva, sulkus gingiva, attached gingiva, dan

interdental gingiva.

Resesi gingiva adalah keadaan atau kondisi marginal gingiva yang lebih ke

apikal dari CEJ dan biasanya disertai dengan terbukanya permukaan akar gigi.

Resesi gingiva dapat ditemukan di gigi individu pada semua kelompok usia.

Prevalensi, luas, dan keparahannya meningkat dengan bertambahnya usia.

Resesi gingiva dapat dialami oleh penderita dengan standar kebersihan rongga

mulut yang tinggi maupun rendah. Keberadaannya sering dan justru ditemukan

pada subjek dengan kebersihan mulut yang baik. Pada individu yang berusia

kurang dari 40 tahun, rajin menjaga kebersihan mulut, serta secara rutin

memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya, resesi gingiva merupakan lesi

periodontal terbanyak. Resesi gingiva dapat bersifat lokal maupun menyeluruh,

tergantung dari faktor penyebabnya. Resesi gingiva diukur dengan berpedoman

pada posisi tepi gingiva.

Klasifikasi resesi gingiva berdasarkan keadaan marginal gingiva terhadap

CEJ dan mucogingival junction menurut Miller.

1. Kelas I

Resesi pada marginal gingiva yang belum meluas ke mucogingival

junction. Pada kelas ini belum terjadi kehilangan tulang atau jaringan

lunak di daerah interdental. Resesi ini dapat berukuran kecil atau besar.

Page 3: clinical science session - gingival recession

2. Kelas II

Resesi pada marginal gingiva meluas ke mucogingival junction,

tetapi belum terjadi kehilangan tulang atau jaringan lunak di daerah

interdental. Resesi ini dapat berukuran kecil atau besar.

3. Kelas III

Resesi pada marginal gingiva meluas ke mucogingival junction

disertai dengan kehilangan tulang dan jaringan lunak di daerah

interdental atau terdapat malposisi gigi yang ringan.

4. Kelas IV

Resesi pada marginal gingiva meluas ke mucogingival junction

disertai dengan kehilangan tulang dan jaringan lunak yang parah di

daerah interdental atau terdapat malposisi gigi yang parah.

Page 4: clinical science session - gingival recession

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Metode Dan Bahan Penelitian

Laporan kasus ini membandingkan keadaan 73 pasien yang dilaporkan oleh

departemen dental surgery AFMC diantara bulan januari 2005 sampai dengan 31

desember 2008. 27 perempuan dan 46 laki-laki disaring untuk dilakukan perawatan

resesi gingiva dengan alasan estetik. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah,

memiliki keadaan sistemik yang sehat, tidak merokok, tidak sedang mengkonsumsi

obat apapun yang dapat mempengaruhi jaringan periodontal, tidak adanya penyakit

periodontal, dan termasuk dalam klasifikasi resesi gingiva kelas I atau II menurut

miller.

Pasien dibagi menjadi 4 grup, grup A 17 kasus dengan coronally advanced flap

alone, grup B 20 kasus dengan coronally advanced flap with subepithelial

connective tissue graft, grup C 15 kasus dengan guided tissue generation using

resorbable collagen membrane, grup D 21 kasus dengan prosedur lain. Terapi fase

I pre-prosedur pembedahan yaitu dengan skaling dan root planning, merestorasi

lesi karies / terapi endodontik, koreksi oklusal diikuti dengan follow up setiap 2

minggu.

Pada fase surgical, periodontal plastic surgery dilakukan untuk semua kasus

yang sudah diseleksi seperti dijelaskan dibawah ini :

1. Grup A dengan coronally advanced flap alone.

Page 5: clinical science session - gingival recession

2. Grup B dengan coronally advanced flap with subepithelial connective tissue graft.

3. Grup C dengan guided tissue generation using resorbable collagen

membrane.

4. Grup D dengan prosedur lain termasuk laterally displaced flap, double

papilla flap, free gingival graft dan prosedur tambahan untuk biomodifikasi

akar yaitu platelet-rich plasma dan tetracycline sebelum dilakukan prosedur

bedah periodontal.

Pengukuran dasar diambil dengan probing depth (PBD), tingkat clinical

attachment (CAL), kedalaman resesi di sisi mid bukal (RD), lebar resesi pada

Page 6: clinical science session - gingival recession

cementoenamel juction (RW), lebar attachment gingiva (WAG), skor indkes plak

dan gingival indeks. Pengukuran yang sama juga dilakukan dalam interval 6 bulan

paska operatif.

B. Hasil Penelitian

Sebanyak 73 subyek yang dipilih untuk penelitian ini yang secara acak dibagi

ke dalam 4 grup selama 180 hari dilakukan parameter sebagai berikut : Penilaian

kedalaman resesi gingiva (RD), Penilaian kedalaman poket (PD), Penilaian tingkat

clinical attachment (CAL), Penilaian lebar attachment gingiva (WAG).

Grup A terdiri dari 17 kasus, kelompok B terdiri dari 20 kasus, Grup C terdiri

dari 15 kasus, sedangkan Grup D terdiri dari 21 kasus. Kasus yang dipilih secara

acak dimasing-masing kelompok klinis untuk menyingkirkan bias seleksi. Ada 46

laki-laki dan 27 pasien perempuan dalam penelitian ini. Analisis statistik (paired t-

test) dilakukan. Dari hasil analisis didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan

diantara masing-masing grup ('p' value = 0.053).

Grup A dengan usia pasien antara 22-41 tahun dan rata-ratanya adalah 32,95.

Grup B dengan usia pasien antara 20-42 tahun dan rata-rata nya adalah 31,60. Grup

C dengan usia pasien antara 22-53 tahun dan rata-ratanya adalah 36,10. Sementara

Grup D dengan usia pasien 22-55 tahun dan rata-ratanya adalah 37,50. Dari hasil

analisa data tidak terdapat perbedaan yang signifikan ('p' nilai = 0,555) antara rata-

rata usia subyek pada masing-masing grup. 'yang mulai 22-55 tahun dan rata-rata.

Perbandingan dasar dari semua parameter antara Grup adalah statistik tidak

signifikan (p> 0,05).

Page 7: clinical science session - gingival recession

C. Pembahasan

Tujuan utama dari terapi periodontal adalah untuk meningkatkan kesehatan

jaringan periodontal dan untuk mempertahankan fungsional gigi pasien. Namun,

estetika merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari terapi oral saat ini dan

beberapa prosedut telah diusulkan untuk meningkatkan hal tersebut. Penyebab

utama resesi gingiva adalah cara menyikat gigi yang tidak benar, frenulum yang

abnormal, restorasi yang tidak baik, malposisi gigi dan faktor usia. Resesi gingiva

dapat menyebabkan hipersensitivitas, gangguan estetika, dan karies akar. Dan

beberapa prosedur telah dikembangkan untuk mengatasi hal tersebut.

Plastic periodontal surgery telah disarankan oleh miller dan didefinisikan

sebagai prosedur bedah yang dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki

anatomi atau kecacatan pada gingiva. Salah satu inidikasi yang paling sering

adalah perawatan resesi gingiva pada area bukal gigi. Teknik bedah untuk

memperbaiki resesi gingiva yang menggunaka displace flap telah diperkenalkan

oleh norberg sejak tahun 1926. Dia menggunakan coronally advanced flap untuk

menutup resesi gingiva. Kemudian berbagai jenis teknik dikembangkan dan

diperkenalkan untuk mengobati resesi gingiva, termasuk displace flap, free

gingival graft, connective tissue graft, dan berbagai jenis membran dan kombinasi

teknik yang berbeda.

Dasar dari klasigfikasi resesi gingiva adalah kedalaman dan lebar dari

kerusakan. Implikasinya adalah kedalaman dan lebar resesi menunjukkan batas

potensi menutup akar gigi secara lengkap. Klasifikasi resesi gingiva menurut miller

adalah yang paling sering digunakan oleh para dokter gigi. Dia mengklasifikasikan

resesi gingiva menurut ketinggian papila interproksimal yang mengalami

kerusakan. Tinggi dari gingiva interproksimal adalah faktor yang penting dalam

menentukan keberhasilan perawatan penutupan akar tersebut. Menurut Miller ada

beberapa kriteria perawatan resesi gingiva ini dikatakan benar-benar berhasil, yaitu

margin jaringan lunak harus berada di cementoenamel junction, ada perlekatan

klinis ke akar, kedalaman sulkus tidak lebih dari 2 mm, dan tidak ada pendarahan

saat probing.

Keberhasilan perawatan resesi gingiva dengan prosedur bedah ini juga

tergantung pada banyak faktor yaitu, ukuran kerusakan, ada atau tidaknya jaringan

keratin yang berdekatan dengan kerusakan, ketebalan gingiva, dan hal-hal yang

berkaitan dengan kerusakan atau pasien. Tujuan utama dari prosedur perawatan

Page 8: clinical science session - gingival recession

resesi gingiva ini adalah menutup akar gigi yang terbuka dengan baik,

mengebalikan penampilan estetik dari gusi pasien dan meminimalkan kedalamana

probing. Beberapa prosedur bedah seperti pedicle flap, free soft tissue graft,

combination of pedicle flap dan graft atau barrier membrane bisa diindikasikan

untuk kondisi ini.

Page 9: clinical science session - gingival recession

BAB III

REVIEW JURNAL LAIN

Pada penelitian yang dilakukan oleh Anarthe, et al. 2013 yang melakukan

perawatan perbaikan resesi gingiva dengan teknik free gingival graft, pada laporan

kasus ini resesi gingiva pada gigi anterior pasien ditutup dengan menggunakan free

gigival yang diambil dari gingival yang terdapat pada bagian palatal milik pasien,

kemudian disuturing untuk menutup akar gigi yang terbuka. Hasil yang didapatkan

cukup baik, meskipun membutuhkan waktu pemulihan cukup lama, sekitar 3-6 bulan

setelahnya.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Shakuntala, et al. 2015 yang memperkenalkan

alternatif baru dalam melakukan perawatan resesi gingiva yaitu menggunakan Gingival

Colored Partial Porcelain Veneers. Pasien pada laoran kasus ini tidak mau menerima

prosedur bedah untuk menangani resesi gingiva pada gigi anterior rahang atasnya.

Kemudian dilakukan perawatan penambalan dengan glass ionomer cement pada lesi

abrasi gigi anterior pasien, kemudian ditutup dengan Gingival Colored Partial

Porcelain Veneers. Bahan ini memiliki biokompatibel dan stabilitas warna yang baik,

permukaannya tidak mudah keropos dan mencegah retensi plak lebih baik, memiliki

konduktivitas thermal yang rendah, dan memiliki ketahanan abrasi yang tinggi serta

tahan lama. Prosedur ini memberikan hasil estetika dan adaptasi tepi yang baik, serta

meningkatkan kepuasan pasien

Page 10: clinical science session - gingival recession

Pada penelitian yang dilakukan oleh Cardaropoli tahun 2009 yang menggunakan

collagen membrane dengan dimineralisasi xenograft untuk memperbaiki anatomi

gingiva didapatkan hasil prosedur bedah dengan menggunakan collagen membrane

xenograft saangat berguna untuk perawatan resesi gingiva, akar gigi yang terbuka

tertutup dengan baik, tingkat attachment clinical cukup baik, dan tidak ada bleeding on

probing.

Page 11: clinical science session - gingival recession

BAB IV

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian pada jurnal utama dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Semua teknik prosedur bedah secara statistik signifikan dalam menangani

perbaikan resesi gingiva, tingkat clinical attachment gingiva, dan lebar attached

gingiva.

2. Connective tissue grafts secara statistik juga signifikan dalam meregenerasi

jaringan untuk memperbaiki resesi gingiva.

3. Penggunaan barrier membrane secara statistik tidak signifikan dalam menutup

akar gigi yang terbuka jika dibandingkan dengan coronally advanced flaps.

Sedangkan dari hasil review dengan jurnal lain, penggunaan collagen membran

dirasa cukup efektif dibandingkan dengan free gingival graft, karena tidak perlu

menngambil jaringan lunak sehat lainnya untuk menutup akar gigi yang terbuka.

Sedangkan teknik gingival colored partial porcelain veneers dapat dijadikan alternatif

untuk perawatan resesi gingiva pada pasien yang tidak menerima tindakan prosedur

bedah untuk memperbaiki anatomi gingiva yang mengalami resesi.

Page 12: clinical science session - gingival recession

DAFTAR PUSTAKA

Gilbert, R. M., Lohra, M. P., Mandlik, C. B., Rath C. K., Jha, C. K., 2015, Comparative evaluation of surgical modalities for coverage of gingival recession: An Armed Forces Medical College perspective, Medical Journal Armed Forces India, (71) : 53-59.

Cardaropoli Danielle and Giuseppe, 2009, Healing of Gingival Recessions Using a Collagen Membrane With A Demineralized Xenograft : A Randomized Controleed Clinical Trial, The International Journal Of Periodontics And Restorative Dentistry, 29 (1) : 59-67.

Shakuntala, P., Nandhini, A., Kavitha, M., Amudhalaksmhi, K., Sabarigirinathan, C., Vinayagavel, K., Sriramaprabu, G., Rupkumar, P., 2015, An Alternate Treatment Approach to Gingival Recession - Gingival Colored Partial Porcelain Veneers – A Case Report, IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS), Vol 14 (7) : 96-98.

Anarthe, R., Mani, A., Marawar, P. P., 2013, Treatment Of Gingival Recession By Free Gingival Autograft : Two Cases Report, IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS, Vol 6 (1) : 25-28.

Rajkarnikar, J., 2014, 100% Root Coverage in Isolated Gingival Recession with Groupe’s Modification of Lateral Pedicle Graft, Journal of Nepal Dentists Association-JNDA, Vol 14 (1) : 1-3.