27
COAL MINNING (PERTAMBANGAN BATU BARA) A. Pertambangan Batu Bara Indonesia Pertambangan batu bara adalah salah satu industry yang banyak diminati. Di Indonesia, pertambangan batubara pun mulai bangkit. Pada Dasarnya, batu bara adalah batuan yang berasal dari tumbuhan mati dan tertimbun endapan lumpur pasir dan lempung selama berjta-juta tahun lamanya. Adanya tekanan lapisan tanah bersuhu tinggi serta terjadi gerak tektonik mengakibatkan terjadinya pembakaran atau oksidasi yang mengubah zat kayu pada bangkai tumbuh-tumbuhan menjadi batuan yang mudah terbakar yang bernama batu bara. Di Indonesia, terdapat tambang besar batu bara seperti tambang umbilin di Sawahlunto Sumatra Barat dan tambang Bukit Asam di Sumatra Selatan. Beberapa macam/jenis metode penambangan batu bara: Penambangan Terbuka; Penambangan dalam; Penambangan Jauh; dan Penambangan di atas permukaan. Indonesia adalah ekportir batu bara terbesar kedua di dunia (setelah Australia, 2006). Batu Bara 1

Coal Minning

Embed Size (px)

DESCRIPTION

COAL MINNING

Citation preview

COAL MINNING(PERTAMBANGAN BATU BARA)

A. Pertambangan Batu Bara IndonesiaPertambangan batu bara adalah salah satu industry yang banyak diminati. Di Indonesia, pertambangan batubara pun mulai bangkit. Pada Dasarnya, batu bara adalah batuan yang berasal dari tumbuhan mati dan tertimbun endapan lumpur pasir dan lempung selama berjta-juta tahun lamanya. Adanya tekanan lapisan tanah bersuhu tinggi serta terjadi gerak tektonik mengakibatkan terjadinya pembakaran atau oksidasi yang mengubah zat kayu pada bangkai tumbuh-tumbuhan menjadi batuan yang mudah terbakar yang bernama batu bara. Di Indonesia, terdapat tambang besar batu bara seperti tambang umbilin di Sawahlunto Sumatra Barat dan tambang Bukit Asam di Sumatra Selatan. Beberapa macam/jenis metode penambangan batu bara: Penambangan Terbuka; Penambangan dalam; Penambangan Jauh; dan Penambangan di atas permukaan.Indonesia adalah ekportir batu bara terbesar kedua di dunia (setelah Australia, 2006). Batu Bara yang banyak di ekspor adalah batu bara jenis sub-bituminus yang dapat mempresentasikan produksi batu bara Indonesia. Sekitar 74% dari batu bara Indonesia merupakan hasil penambangan perusahaan swasta. Satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Tambang Bukit Asam, menghasilkan sekitar 10 Mt (hanya 9% dari total produksi batu bara Indonesia pada tahun 2003) dari penambang terbuka.Operasi penambangan batu bara seringkali dituduh menyebabkan kerusakan lingkungan. Penambangan batu bara diperkirakan menyebabkan kerusakan pada kurang lebih 70 ribu hektar tanah. Pada beberapa area, limbah cair dibuang pada sungai terdekat yang mencemari sumber air.Masalah sumber energy pun sedang menjadi focus utama pemerintah berkaitan dengan naiknya harga minyak bumi. Pada dasarnya, cadangan batu bara Indoneia memang jauh lebih besar dibandingkan candangan minyak bumi maupun gas alam sehingga pemerintah kini mulai melihat batu bara sebagai sumber energi alternatif yang murah.

B. Potensi Pertambangan Batu Bara di IndonesiaHarga minyak dunia dari hari ke hari semakin meningkat tajam. Sejak April 2008 lalu, batu bara atau si emas hitam telah ditransaksikan di atas level 110 per barel. Bagi sebagian Negara di dunia , kenaikan harga minyak ini dianggapa sebagai sebuah musibah karena biaya energy yang harus dikeluarkan secara otomatis menjadi berlipat ganda. Seiring dengan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dikerjakan pemerintah, kebutuhan akan batu bara di Indonesia pasti akan meningkat tajam. Berdasarkan perhitungan APBI, saat semua proyek PLTU telah mulai beroperasi, konsumsi batu bara domestic diperkirakan mencapai 90 juta ton.Hal tersebut mengindikasikan terjadinya kenaikan sebesar 40 juta ton disbanding dengan kebutuhan pada 2008 lalu. Semakin tingginya harga BBM pun akan ikut mendorong industry melakukan konversi sumber energy.Perlu diketahui pula bahwa sekitar 70 persen dari hasil batu bara di Indonesia dilepas ke pasaran dunia. Cina, Korea Selatan, dan Jepang adalah sebagian kecil Negara yang menjadi tujuan ekspor batu bara Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari World Coal Institute, disebutkan bahwa sejak 2004, Indonesia sudah menjadi eksportir batu bara terbear kedua di dunia setelah Australia.

C. Manfaat Batu Bara Bagi Kehidupan ManusiaSejak dahulu, batu bara telah ditambang dari perut bumi dan dirasakan manfaatnya oleh manusia. Inilah penggunaan batu bara yang umum :a. Sebagai bahan produksi baja dan besib. Sebagai bahan bakar pembangkit listrikc. Sebagai bahan bakar caird. Sebagai bahan bakar produksi semene. Sumber bahan bakar untuk tungku hemat energy yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga atau industry kecil.f. Untuk pembuatan karbon aktifg. Sebagai penyerap dalam daur ulang minyak pelumas bekasSelain itu, manfaat batu bara dirasakan di pabrik-pabrik pembuatan kertas, pengolahan alumina, indutri kimia, dan industri farmasi. Hasil sampingan batu bara juga bisa diproduksi menjadi beberapa macam produk kimia. Misalnya, ter batu bara setelah diolah dan dimurnikan bisa menjadi bahan pembuat minyak fenol, benzene, kreosot, dan naftalen. Dari tungku kokas bisa diambil gas ammonia dan asam nitrat. Selain itu, komponen-komponen batu bara jika diolah bermanfaat untuk pembuatan zat pelarut, zat pewarna, sabun, plastic, rayon, aspirin dan nilon. Batu bara juga menjadi bahan penting dalam produksi produk berikut :a. Serat karbon, berfungsi sebagai bahan pengeras yang ringan dan kuat. Biasanya digunakan pada sepeda gunung, raket tenis, dan bahan konstruksi.b. Metal silicon, berfungsi untuk membuat silan dan silicon. Jika diolah lebih jauh lagi, ini digunakan untuk membuat bahan kedap air, pelumas, kosmetik, pasta gigi, resin dan shampooc. Karbon teraktivikasi, sering kali dimanfaatkan dalam pembersih udara, mesin pencuci darah dan saringan air.D. Manfaat Batu Bara Briket Batu BaraAda satu produk dari batu bara yang besar manfaatnya bagi keberlangsungan ketersediaan energy Indonesia, yaitu briket batu bara. Briket batu bara merupakan bahan bakar yang telah mengalami proses pemampatan dan memiliki daya tekan tertentu, berbentuk dan memiliki ukuran sesuai dengan kebutuhan, sehingga mudah digunakan untuk memenuhi kebutuhan energy masyarakat. Manfaat batu bara dalam bentuk briket adalah sebagai berikut :a. Cadangan minyak bumi sebagai bahan bakar yang semakin menipis membuat kita harus sedia payung sebelum hujan dengan cara mencari sumber energy lain untuk dimanfaatkan, yakni salah satunya batu bara.b. Kemudahan teknologi sederhana yang memungkinkan batu bara dibentuk menjadi briket untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar alternativec. Di dalam bumi Indonesia banyak tersedia batu bara yang dijadikan briketd. Selain bisa menggantikan bahan bakar minyak, juga bisa menggantikan peranan kayu bakar untuk memasak.

E. Potensi Bahaya Tambang Batubara Bawah Tanaha. PembatubaraanBatubara terbentuk dari tumbuhan purba yang berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun. Karena berasal dari material organik yaitu selulosa, sudah tentu batubara tergolong mineral organik pula. Reaksi pembentukan batubara adalah sebagai berikut:5(C6H10O5) > C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O + 6CO2 + COC20H22O4 adalah batubara, dapat berjenis lignit, sub-bituminus, bituminus, atau antrasit, tergantung dari tingkat pembatubaraan yang dialami. Konsentrasi unsur C akan semakin tinggi seiring dengan tingkat pembatubaraan yang semakin berlanjut. Sedangkan gas-gas yang terbentuk yaitu metan, karbon dioksida serta karbon monoksida, dan gas-gas lain yang menyertainya akan masuk dan terperangkap di celah-celah batuan yang ada di sekitar lapisan batubara.Secara teoretis, jumlah gas metan yang terkumpul pada proses terbentuknya batubara bervolume satu ton adalah 300m3. Kondisi terperangkapnya gas ini akan terus berlangsung ketika lapisan batubara atau batuan di sekitarnya tersebut terbuka akibat pengaruh alam seperti longsoran atau karena penggalian (penambangan).b. Gas di tambang dalamGas-gas yang muncul di tambang dalam (underground) terbagi menjadi gas berbahaya (hazardous gas) dan gas mudah nyala (combustible gas). Gas berbahaya adalah gas yang dapat mempengaruhi kesehatan yang dapat menyebabkan kondisi fatal pada seseorang, sedangkan gas mudah nyala adalah gas yang berpotensi menyebabkan kebakaran dan ledakan di dalam tambang.Pada tambang dalam, gas berbahaya yang sering ditemukan adalah karbon monoksida (CO), sedangkan yang dapat muncul tapi jarang ditemui adalah hidrogen sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen dioksida (NO2). CO adalah gas tak berwarna, tak berasa, tak berbau, dan memiliki berat jenis sebesar 0,967. Pada udara biasa, konsentrasinya adalah 0 sampai dengan beberapa ppm, dan menyebar secara merata di udara. CO timbul akibat pembakaran tak sempurna, ledakan gas dan debu, swabakar, kebakaran dalam tambang, peledakan (blasting), pembakaran internal pada mesin, dll. Gas ini sangat beracun karena kekuatan ikatan CO terhadap hemoglobin adalah 240-300 kali dibandingkan ikatan oksigen dengan hemoglobin. Selain beracun, gas ini sebenarnya juga memiliki sifat meledak, dengan kadar ambang ledakan adalah 13-72 persen.Untuk gas mudah nyala pada tambang batubara, sebagian besar adalah gas metan (CH4). Metan adalah gas ringan dengan berat jenis 0,558, tidak berwarna, dan tidak berbau. Gas ini muncul secara alami di tambang batubara bawah tanah sebagai akibat terbukanya lapisan batubara dan batuan di sekitarnya oleh kegiatan penambangan. Dari segi keselamatan tambang, keberadaan metan harus selalu dikontrol terkait dengan sifatnya yang dapat meledak. Gas metan dapat terbakar dan meledak ketika kadarnya di udara sekitar 5-15 persen dengan ledakan paling hebat pada saat konsentrasinya 9,5 persen pada saat terdapat sumber api yang memicunya.c. Ventilasi tambang dalamUntuk menangani permasalahan gas yang muncul di tambang dalam, perencanaan sistem ventilasi yang baik merupakan hal mutlak yang harus dilakukan. Selain untuk mengencerkan dan menghilangkan gas-gas yang muncul dari dalam tambang, tujuan lain dari ventilasi adalah untuk menyediakan udara segar yang cukup bagi para karyawan tambang, dan untuk memperbaiki kondisi lingkungan kerja yang panas di dalam tambang akibat panas bumi, panas oksidasi, dll.Dengan memperhatikan ketiga tujuan di atas, maka volume ventilasi (jumlah angin) yang cukup harus diperhitungkan dalam perencanaan ventilasi. Secara ideal, jumlah angin yang cukup tersebut hendaknya terbagi secara merata untuk lapangan penggalian (working face), lokasi penggalian maju (excavation), serta ruangan mesin dan listrik (Gambar 1 dan 2).

Gambar 1. Analisis ventilasi di tambang Taiheiyou-Hokkaido(sumber:Masahiro Inoue, Kyushu University)

Gambar 2. Tampilan 3D lorong ventilasi di tambang Taiheiyou-Hokkaido(sumber:Masahiro Inoue, Kyushu University)Jumlah angin yang terlalu kecil akan menyebabkan gas-gas mudah terkumpul sehingga konsentrasinya meningkat, jumlah pasokan oksigen berkurang, dan lingkungan kerja menjadi panas. Sebaliknya, bila volume anginnya terlalu besar, maka hal ini dapat menimbulkan masalah serius pula yaitu swabakar batubara (spontaneous combustion).Swabakar batubara terjadi akibat proses oksidasi batubara. Dalam kondisi normal, batubara akan menyerap oksigen di udara dan menimbulkan proses oksidasi perlahan, sehingga terjadi panas oksidasi. Karena nilai konduktivitas panas batubara adalah 1/4 dari konduktivitas panas batuan, maka panas oksidasi sulit berpindah ke batuan di sekitarnya, sehingga akan terus terakumulasi di dalam batubara secara perlahan. Bila sistem ventilasi yang baik untuk menangani hal ini tidak dilakukan, maka suhunya akan terus meningkat dan dapat mencapai titik nyala, yang akhirnya menimbulkan kebakaran.Apabila kegiatan penggalian batubara di suatu zona sudah selesai dan akan berpindah ke lapangan penggalian berikutnya, maka lorong atas lapangan (top level) dan lorong bawah lapangan (bottom leve) harus disekat (sealing) sempurna, untuk mencegah masuknya aliran udara segar sehingga proses oksidasi batubara terhenti. Pada bagian dalam lorong yang telah disekat, kadar metan akan terus bertambah, sedangkan oksigen akan menurun.

F. Jenis Pekerjaan di Pertambangana. Desain perencanaan tambang & lay outb. Stripping: Pembukaan lahan, pengupasan top soil, penumpukan top soil, over burden drilling & c. blasting, pengupasan over burden & over burden dumping and re-contouring.d. Produksi: Drilling & blasting, transportasi dari pit ke stockpile, transportasi dari stockpile ke fasilitas pemprosesan (Crushing, screening, washing) & pemindahan/pemuatan ke tongkang/kapal e. (barges/ships)f. Rehabilitasi: Memindahkan topsoil dari penumpukan topsoil ke area rehabilitasi, spreading & re-g. contouring dari topsoil & revegetasi dari topsoil.

G. Aspek Lingkungan & K3 Penambangan Batubara:a. Pengelolaan Limbah Padat & Limbah B3Perusahaan harus mengidentifikasi & mendaftar semua limbah (padat & B3) yang ada di area kerja (ex: oli bekas & aki bekas), setelah itu dilakukan evaluasi resiko setiap jenis limbah B3 dan dibuat SOP ( yang memenuhi semua syarat hukum, peraturan perundangan yang berlaku & peraturan perusahaan) untuk mengendalikan limbah B3 yang ada.Semua limbah B3 harus disimpan dalam areal yang memiliki tanggul (bunding) atau dalam tempat yang aman. Areal harus memenuhi persyaratan desain yang ditetapkan & diberikan identifikasi khusus. Hal yang perlu diperhatikan: Aki bekas (Lead Acid Battery), harus dikirim ke pengumpul aki yang bersertifikat (memiliki izin & diakui) Dilarang membuang aki bekas on-site Sebelum dikirim, air asam dalam aki harus dikeluarkan, lalu dinetralisir dan diencerkan dengan air sebelum dibuang ke settling pond Baterei jenis lain (nickel cadmium) bias dibuang di tempat sampah yang berlabel B3 Semua limbah B3 harus dibuang di daerah yang telah diberi izin & tidak boleh dibakar.Penanganan limbah karet: Ban bekas tidak termasuk limbah B3 tetapi diperlakukan khusus, bisa dibuang di disposal Sedangkan karet bekas tidak boleh dibakar. Conveyor belt & hydrolic hose bekas harus diperlakukan khusus dengan dipilah mana yang mengandung oli atau material B3 lain, harus dibersihkan dulu sebelum dibuang ke disposal

b. Pengelolaan Acid Mine Drainage (AMD)AMD umumnya muncul dari batuan yang mengandung pyrite, yg jika terekspos O2 (udara) saat penambangan maka akan teroksidasi membentuk asam sulfat. Jika ada curah hujan yang cukup maka asam akan menimbulkan timbunan dalam bentuk lindi (leachate). Proses tersebut dinamakan AMD.Strategi komprehensif mengendalikan AMD: Pengelompokan batuan berdasarkan potensi asamnya, dengan tes NAG (Net Acid Generation) yang akan menghasilkan klasifikasi:NAF (Non Acid Forming) PAF (Potencially Acid Forming) Penanganan selektif batuan sisa oleh operator penambangan, batuan PAF ditempatkan di tengah tumpukan dan NAF di sekeliling tumpukan. Menutup/isolasi batuan PAF di dalam disposal (waste dump) untuk meminimasi masuknya O2 ke dalam disposal dan mengurangi pembentukan asam.Untuk mencegah timbulnya AMD atau danau dengan pH rendah, tidak boleh terjadi genangan air 1 pit yang lama jika ada batubara yang terbuka (exposed). Batubara yang terbuka harus ditutup dengan topsoil atau material OB sebelum pit digenangi air.c. Pengelolaan Limbah CairPengelolaan limbah cair seperti Pit wastewater, mine tailing dam biasa dilakukan melalui settling pond. Sebuah settling pond adl kolam yang digunakan utk mengendapkan Lumpur & sisa asam yg lolos dr proses netralisai AMD.

Spesifikasi Settling Pond

ParameterTipe Kolam

Aerobic low rateAerobic high rateAerobic maturation facultativeAerobic anaerobicAerobic pondAerated lagoon

Aliran airIntermittent-campuranIntermittent-campuranIntermittent-campuranLapisan permukaan campuranTercampur penuh

Luas (Acre)< 100,5 22 102 100,5 22 10

Waktu detensi (hari)10-404-65-205-3020-503-10

Kedalaman (feet)3-41-1,53-54-88-166-20

PH6,5-10,56,5-10,56,5-10,56,5-8,56,5-7,26,5-8

Suhu (C)0-305-300-300-506-500-30

d. Pengelolaan Reklamasi Lahan & Penanaman KembaliSemua lahan yang dieksploitasi penambangan harus direhabilitasi (dikembalikan ke fungsi semula yang aman & produktif). Persyaratan Pemerintah. Beberapa pit akan diisi dengan waste rock, dan yang lain menjadi danau. Penanaman kembali biasanya dilakukan di atas topsoil yang telah dipindahkan.Sebelum memindahkan OB, maka topsoil terlebih dahulu dipindahkan ke tempat yang aman (yang direncanakan untuk ditanami kembali). Lapisan topsoil sekitar 1 m ketebalannya. Penumpukan kembali tidak boleh melebihi 3 m untuk mencegah terganggunya kesuburan tanah. Topsoil (tanah yang mengandung unsur organik) Warnanya biasanya coklat muda, tebalnya sekitar 0,5 m. Mengandung unsur hara, akar, dan mikroorganisme yang berguna untuk revegetasi. Subsoil (lebih sedikit unsur organiknya) Warnanya biasanya agak kekuningan dan merupakan tanah lempung. Juga dibutuhkan untuk revegetasi & penting untuk membangun penutup dam (Sebagai tanah kompak). OB diangkut dari pit dengan HD (haul truck) sedekat mungkin dengan bentuk final dump untuk mengurangi pembentukan dengan bulldozer (meminimasi biaya).

e. Gudang Bahan Peledak & Proses PeledakanSetiap gudang handak harus dilengkapi dengan: Termometer dalam ruang penimbunan Tanda DILARANG MEROKOK dan DILARANG MASUK BAGI YANG TIDAK BERKEPENTINGAN Hanya 1 jalan masuk APK yang diletakkan di tempat yang mudah dijangkau di luar bangunan gudang.Hal penting: Sekitar gudang harus dilengkapi lampu penerangan & dijaga 24 jam oleh orang yang dapat dipercaya Rumah jaga harus dibangun di luar gudang & dapat mengawasi sekitar gudang dengan mudah Sekeliling lokasi gudang harus dipasang pagar pengaman yang dilengkapi pintu yang dapat dikunci Penerangan portable di dalam gudang yang diperbolehkan adalah lampu senter kedap gas. Dilarang memakai sepatu beralas besi ke dalam gudang, membawa korek api atau barang yang dapat menimbulkan api ke dalam gudang Sekeliling gudang handak peka detonator harus dilengkapi tanggul yang tinggi=2m & lebar bagian atas=1m. Ketentuan untuk gudang Amonium Nitrat & ANFO: Kapasitas < 5000 kg, bagian dalam gudang harus dipasang pemadam api otomatis pada bag. Atasnya Kapasitas => 5000 kg harus dilengkapi Hidran di luar gudang dengan sumber air bertekanan. Aturan bangunan merujuk pada KepMen 555 K/26/M.PE/1995 (Pasal 55 s/d 61)f. Pengelolaan Conveyor Belt & Crusher1. Conveyor Belt (CB) Adalah rangkaian ban berjalan yang digunakan untuk memindahkan batubara (bahan tambang, komoditi) untuk jarak yang cukup jauh (misal: dari stockpile ke port). Dilarang digunakan untuk jalan angkutan orang. Harus dilengkapi tali darurat pada lokasi yang mudah dijangkau untuk menghentikan darurat. Roda penggerak (head pulley) & roda pembalik (tail pulley) harus dilengkapi pagar pengaman. CB yang tinggi harus dipasang pagar pengaman (orang yang melakukan perawatan & pembersihan saja yang boleh masuk). Dilarang mengungkit CB yang sedang operasi, kecuali bila dilengkapi pengungkit mekanis. Dilarang membersihkan roda dan ban selama beroperasi. Sarana pelumasan jarak jauh harus tersedia.

2. Crusher Adalah alat untuk memperkecil ukuran komoditi sampai ke bentuk & ukuran yang sesuai pesanan, biasa digunakan untuk batubara maupun quarry (rock). Memenuhi peraturan yang ada (Permenaker no.4 tahun 1985): machine guarding/alat pelindung, emergency stop & rambu Daerah crusher sebagai daerah terbatas. Saat operasi harus ada tanda (lampu) yang menyatakan sedang operasi Penurunan kebisingan dilakukan dengan metode rekayasa & APD pada operatornya.g. Desain Drainase, Oil Trap, Fuel Trap, Sediment Trap & Food Trap Oil TrapOil trap adl sarana untuk memisahkan oli dr air buangan, sebelum air buangan masuk ke settling pond atau badan air lain. Dibuat sesuai dengan kapasitas pembuangan limbah yang ada dari workshop (bays). Sebelum memasuki oil trap, air buangan yg masih mengandung Lumpur & tanah harus melalui sediment trap. Jika oli yg bercampur dg tanah memasuki oil trap, maka fungsi oil trap akan menurun, sebab tanah akan mengikat oli untuk mengendap ke dasar tangki. Oil trap harus dipelihara & diinspeksi pd periode tertentu untuk menjamin keefektifannya. Oil trap juga berfungsi utk menangkap hidrokarbon lainnya (solar, minyak sawit,dll). Pada pembuangan sampah dr dapur, maka khusus disediakan food trap utk mencegah limbah padat memasuki saluran air menuju pengolahan limbah atau ke settling pond.Drainase yang ada di sekeliling workshop hrs memperhitungkan curah hujan yg ada. Drainase untuk air hujan (Strom water) & pengumpulan oli sebaiknya dibuat terpisah utk efektifitas oil trap.h. Desain Tambang Yang Aman & Ramah Lingkungan Memenuhi persyaratan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum proyek berlangsung, misalnya: persyaratan disposal overburden, benching, safety berms/tangggul, road/ramps, loading point & sumps. Tinggi Bench tidak boleh >8 m, lebar minimum 3 m. Safety berms harus dibuat di daerah-daerah yang rawan longsor, di tepi jurang & daerah yang terjal (tebing) untuk mencegah kendaraan atau alat tambang & manusianya scr tdk sengaja/sengaja mengalami insiden. Tinggi disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada & kendaraan yang digunakan (minimum 75% tinggi roda kendaraan yang melewati) Jalan & jembatan (road/ramps) harus dibuat aman untuk dilewati dengan sesedikit mungkin debu. Untuk mengurangi debu, harus dilakukan penyiraman berkala. Jalan memiliki kapasitas yang memadai untuk kendaraan yang lewat (berat / lebar kendaraan). Di setiap persimpangan harus diberi tanda-tanda yang memadai. Batas kecepatan harus dinyatakan di setiap daerah jalan atau ujungnya. Batas tonase jembatan harus tercantum di ujung jembatan Jalan di tambang adalah tertutup untuk umum, kecuali atas izin Kepala Teknik Tambang Harus ada prosedur pemeliharaan jalan untuk mencegah kerusakan, longsor & deteriorasi yg mengakibatkan kondisi berbahaya bagi pengguna jalan. Jika memungkinkan, lampu penerangan di jalan tambang harus sll tersedia, khususnya untuk jalan yang digunakan di dalam pit, terutama yang dinyatakan rawan & berbahaya (kendaraan biasa terjebak/longsor) Penggunaan jalan harus memungkinkan: Water truck lewat & berputar untuk menyiram jalan Grader & compactor serta peralatan lain melakukan road maintenance Kendaraan yang rusak untuk menepi Lalu lintas 2 arah dari peralatan tambangi. Persyaratan Daerah Kerja (Restricted Area) Termasuk Induction TrainingDaerah tambang adalah daerah terbatas yang terlarang untuk umum. Kep Men 555K/26/M.PE/1995 secara tegas menyatakan bahwa dilarang untuk memasuki suatu lokasi kegiatan usaha pertambangan, kecuali mereka yang bekerja atau mendapat izin (Pasal 3).Untuk itu perlu: Papan peringatan atau rambu-rambu yang menyatakan batas wilayah pertambangan, bila perlu dipasang pagar pembatas (pengaman) untuk memisahkan daerah tambang dari wilayah umum. Menyediakan jalan khusus untuk umum jika tidak ada jalan lain yang memungkinkan untuk umum. Induksi (pengenalan) tentang keselamatan & berbagai aturan yang berlaku di tempat kerja kepada orang/pekerja sebelum memasuki area pertambangan. Induksi diberikan oleh safety officer atau orang yang ditunjuk sebelum pekerja atau tamu memasuki area Isi induksi: Kebijakan dasar perusahaan tentang K3 & lingkungan Bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja Ketentuan K3L yang berlakuj. Pengelolaan Surat Izin BekerjaSebelum melakukan pembersihan lahan (pemotongan pohon dsb) harus mendapat izin kerja yang ditandatangani oleh Kepala Teknik Tambang. Izin dikeluarkan dalam bentuk tanda pengenal yang harus dikenakan oleh semua pekerja saat berada dalam wilayah tambang. Tanda pengenal bisa berfungsi sebagai pengenal terhadap izin-izin mengemudi dan mengoperasikan alat.Izin kerja khusus: Hot work permit Safe work permit Lock-out/Tag-out Confined space permitk. Pengelolaan & Persyaratan Kendaraan & Alat Berat Serta Operatornya (Izin Operasi Alat)Kendaraan yang digunakan di tambang harus memiliki sistem pemeriksaaan harian atau sistem lainnya yang dianggap perlu (sesuai identifikasi bahaya & penilaian risiko). Perusahaan harus menetapkan tanda-tanda identifikasi untuk:1. Kendaraan ringan2. Alat berat beroda3. Alat berat dengan rantai (track link)4. Peralatan lain.Tanda pengenal biasa berupa:1. Tongkat & bendera2. Lampu (fixed & rotary)3. Warna kendaraan4. Pemberian nomor/tanda identifikasi lain

17