41
BAB I PENDAHULUAN Fraktur radius distal ataupun Fraktur Colles adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya terjadi karena jatuh dalam keadaan tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. Bila seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan lengan bawah. Jenis luka yang terjadi akibat keadaan ini tergantung usia penderita. Pada anak-anak dan lanjut usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius. Fraktur radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Abraham Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distalis pada tahun 1814 dan sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles. Ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang. Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya 1

colles fracture

Embed Size (px)

DESCRIPTION

colles fracture etiology etc

Citation preview

Page 1: colles fracture

BAB I

PENDAHULUAN

Fraktur radius distal ataupun Fraktur Colles adalah salah satu dari macam fraktur

yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya terjadi karena jatuh dalam keadaan

tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. Bila seseorang jatuh

dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba menjadi kaku, dan kemudian

menyebabkan tangan memutar dan menekan lengan bawah. Jenis luka yang terjadi akibat

keadaan ini tergantung usia penderita. Pada anak-anak dan lanjut usia, akan menyebabkan

fraktur tulang radius.

Fraktur radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa.

Abraham Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distalis

pada tahun 1814 dan sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles. Ini adalah fraktur yang

paling sering ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan

permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki

riwayat jatuh pada tangan yang terentang.

Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam

posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal yang akan

menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan

persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah

dorsal, radial dan supinasi. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari

prosesus styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah

radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar distal. Momok cedera tungkai atas adalah

kekakuan, terutama bahu tetapi kadang-kadang siku atau tangan. Dua hal yang harus terus

menerus diingat :

(1) pada pasien manula, terbaik untuk tidak mempedulikan fraktur tetapi berkonsentrasi

pada pengembalian gerakan;

1

Page 2: colles fracture

(2) apapun jenis cedera itu, dan bagaimanapun cara terapinya, jari harus mendapatkan

latihan sejak awal.1,2

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 DEFINISI

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang

rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.1 Cedera yang digambarkan oleh Abraham

Colles pada tahun 1814 adalah fraktur melintang pada radius tepat di atas pergelangan

tangan, dengan pergeseran dorsal fragmen distal.2

2.2 EPIDEMIOLOGI

Fraktur distal radius terutama ‘fraktur Colles’ lebih sering ditemukan pada wanita, dan

jarang ditemui sebelum umur 50 tahun. Secara umum insidennya kira-kira 8 – 15% dari

seluruh fraktur dan diterapi di ruang gawat darurat. Dari suatu survey epidemiologi yang

dilakukan di Swedia, didapatkan angka 74,5% dari seluruh fraktur pada lengan bawah

merupakan fraktur distal radius. Umur di atas 50 tahun pria dan wanita 1 berbanding 5.

Sebelum umur 50 tahun, insiden pada pria dan wanita lebih kurang sama di mana fraktur

Colles lebih kurang 60% dari seluruh fraktur radius. Sisi kanan lebih sering dari sisi kiri.

Angka kejadian rata-rata pertahun 0,98%. Usia terbanyak dikenai adalah antara umur 50 –

59 tahun.2

2.3 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

usia lanjut

postmenopause

2

Page 3: colles fracture

massa otot rendah

osteoporosis

kurang gizi

olahraga seperti sepakbola dll

aktivitas seperti skating, skateboarding atau bike riding

kekerasan

ACR (albumin-creatinin ratio) yang tinggi efek ini kemungkinan disebabkan oleh

gangguan sekresi 1,25-dihidroksivitamin D, yang menyebabkan malabsoprsi

kalsium.1,2,3

2.4 ANATOMI

Tulang radius ke arah distal membentuk permukaan yang lebar sampai persendian dengan

tulang carpalia. Dan peralihan antara dense cortex dan cancellous bone pada bagian distal

merupakan bagian yang sangat lemah dan mudah terjadi fraktur. Penting sekali diketahuii

kedudukan anatomis yang normal dari pergelangan tangan, terutama posisi dari ujung distal

radius.

Perlu diperhatikan 3 ukuran yang utama :

1. Radial height :

Yaitu jarak  proccesus styloideus radii terhadap ulna. Diukur dari jarak antara garis

horizontal yang ditarik melalui ujung  procesus styloideus radii dan melalui ujung distal

ulna. Ukuran normalnya kira-kira 1 cm.

2. Derajat “ulna tilt” atau “ulna deviation” dari permukaan sendi ujung distal

radius pada posisi anterior posterior.

Normal, permukaan sendi ini letaknya miring menghadap ke ulnar. Derajat miringnya

diukur dari besarnya sudut antara garis horizontall yang tegak lurus pada sumbu radius

3

Page 4: colles fracture

dan garis yang sesuai dengan permukaan sendi. Normal : 15 – 30 derajat, rata-rata 23

derajat.

3. Derajat “volar tilt” (volar deviation) dari permukaan sendi radius pada posisi

lateral.

Normal : permukaan sendi ini miring menghadap kebawah dan kedepan. Besarnya

diukur dengan sudut antara garis horizontal tegak lurus sumbu radius dan garis yang

sesuai dengan permukaan sendi. Normal : 1 – 23 derajat, rata-rata 11 derajat.2,3

Alat-alat gerak yang meliputi ini ialah :

1. Posterior :

Berbentuk cembung dan terdapat sekumpulan tendon/otot extensor yang mempunyai

fungsi ekstensi.

2. Anterior :

Berbentuk cekung dan terdapat sekumpulan tendon/otot fleksor yang mempunyai fungsi

fleksi lengan bawah dan tangan. Dan pada bagian dalam ada: m. pronator quadratus

yang berjalan menyilang dan berfungsi terutama untuk pronasi.

3. Lateral :

Tampak m. supinator longus yang mempunyai insersi pada procesus. styloideus radii

yang mempunyai fungsi utama sebagai supinasi.2,3

Radius bagian distal bersendi dengan tulang karpus yaitu tulang lunatum dan

navikulare ke arah distal, dan dengan tulang ulna bagian distal ke arah medial. Bagian distal

sendi radiokarpal diperkuat dengan simpai di sebelah volar dan dorsal, dan ligament

radiokarpal kolateral ulnar dan radial. Antara radius dan ulna selain terdapat ligament dan

simpai yang memperkuat hubungan tersebut, terdapat pula diskus artikularis, yang melekat

dengan semacam meniskus yang berbentuk segitiga, yang melekat pada ligamen kolateral

4

Page 5: colles fracture

ulna. Ligamen kolateral ulna bersama dengan meniskus homolognya dan diskus artikularis

bersama ligament radioulnar dorsal dan volar, yang kesemuanya menghubungkan radius dan

ulna, disebut kompleks rawan fibroid triangularis (TFCC = triangular fibro cartilage

complex).

Gerakan sendi radiokarpal adalah fleksi dan ekstensinya pergelangan tangan serta

gerakan deviasi radius dan ulna. Gerakan fleksi dan ekstensi dapat mencapai 90 derajat oleh

karena adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi lunatum-

kapitatum dan sendi lain di korpus. Gerakan pada sendi radioulnar distal adalah gerak

rotasi.1

Gambar 1a. Sudut normal sendi radiokarpal di bagian ventral (tampak lateral)

Gambar 1b. Sudut normal yang dibentuk oleh ulna terhadap sendi radiokarpal

5

Page 6: colles fracture

Sendi radiokarpal normalnya memiliki sudut 1 - 23 derajat pada bagian palmar

(ventral) seperti diperlihatkan pada gambar 1a. Fraktur yang melibatkan angulasi ventral

umumnya berhasil baik dalam fungsi, tidak seperti fraktur yang melibatkan angulasi dorsal

sendi radiokarpal yang pemulihan fungsinya tidak begitu baik bila reduksinya tidak

sempurna. Gambar 1b memperlihatkan sudut normal yang dibentuk tulang ulna terhadap

sendi radiokarpal, yaitu 15 - 30 derajat. Evaluasi terhadap angulasi penting dalam perawatan

fraktur lengan bawah bagian distal, karena kegagalan atau reduksi inkomplit yang tidak

memperhitungkan angulasi akan menyebabkan hambatan pada gerakan tangan oleh ulna.1

Anatomi dan Biomekanik Antebrakhii Distal

Bagian antebrakhii distal sering disebut pergelangan tangan, batas atasnya kira-kira

1,5 – 2 inchi distal radius. Pada tempat ini ditemui bagian tulang distal radius yang relatif

lemah karena tempat persambungan antara tulang kortikal dan tulang spongiosa dekat sendi.

Dorsal radius bentuknya cembung dengan permukaan beralur-alur untuk tempat lewatnya

tendon ekstensor.

Bagian volarnya cekung dan ditutupi oleh otot pronator quadratus. Sisi lateral radius

distal memanjang ke bawah membentuk prosesus styloideus radius dengan posisi yang lebih

rendah dari prosesus styloideus ulna. Bagian ini merupakan tempat insersi otot

brakhioradialis.2

Pada antebrakhii distal ini ditemui 2 sendi yaitu sendi radioulna distal dan sendi

radiocarpalia. Kapsul sendi radioulna dan radiocarpalia melekat pada batas permukaan

sendi. Kapsul ini tipis dan lemah tapi diperkuat oleh beberapa ligamen antara lain :

1. Ligamentum Carpeum volare (yang paling kuat).

2. Ligamentum Carpaeum dorsale.

3. Ligamentum Carpal dorsale dan volare.

4. Ligamentum Collateral.

6

Page 7: colles fracture

Anatomi Pergelangan Tangan

Anterior

a. Struktur ini berjalan superficial terhadap retinaculum musculorum flexorum dari

medial ke lateral

7

Page 8: colles fracture

1) Tendo musculus flexor carpi ulnaris

2) N. Ulnaris

3) A. Ulnaris

4) Ramus cutaneus palmaris nervi ulnaris

5) Tendo musculus palmaris longus

6) Ramus cutaneus nervi medianus

b. Struktur ini berjalan di bawah retinaculum musculorum flexorum dari medial ke lateral

1) Tendo musculus flexor digitorum superficialis

2) N. Medianus

3) Tendo musculus flexor policis longus

4) Tendo musculus flexor carpi radialis

Posterior

a. Struktur ini berjalan superficial terhadap retinaculum musculorum extensorum dari

medial ke lateral

1) Ramus cutaneus dorsalis(posterior)nervi ulnaris

2) Vena basilica

3) Vena cepalica

4) Ramus superficialis nervi radialis

b. Struktur ini berjalan di bawah retinaculum musculorum extensorum dari medial ke

lateral

1) Tendo musculus extensorum carpi ulnaris

2) Tendo musculus extensor digiti minimi

8

Page 9: colles fracture

3) Tendo musculus extensor digitorum et indicis

4) Tendo musculus extensor policis longus

9

Page 10: colles fracture

Gambar . Inervasi lengan

Persarafan

1. Lateral cord

a. Lateral pectoral nerve

b. Musculocutaneous nerve

c. Lateral root of median nerve

2. Medial cord

a. Medial pectoral nerve

b. Medial cutaneous nerve of arm

c. and medial cutaneous nerve of forearm

d. Ulnar nerve

e. Medial root of median nerve

3. Posterior cord

a. Upper and lower subscapular nerves

b. Thoracodorsal nerve

c. Axillary nerve

d. Radial nerve

Jenis Pergerakan pada Pergelangan Tangan/Articulatio radiocarpalis(sendi

pergelangan tangan)

a. Articulatio : antara ujung distal radius dan discus articulaticularis di sebelah tas

dengan os lunatum, os triquetrum, dan os scapoideum

Tipe : sendi episoidea sinovial

10

Page 11: colles fracture

Persarafan : N. Interossea anterior dan ramus profundus nervi radialis

1) Flexio, dilakukan oleh M. Flexor carpi radialis, M. Flexor carpu ulnaris, M. Palmaris

longus, dan dibantu otot lain

2) Extentio, dilakuakn oleh M. Carpi radialis longus, M. Extensor capi radialis brevis,

M. Extensor carpi ulnaris

3) Abductio, M. Flexor carpi radialis

b. Articulatio radioulnaris distalis

Aryticulatio : antara caput ulan dan incisura ulanris radii

Tipe : sendi pivot sinovila

Persarafan : nervus interosseus anterior dan ranmus profundus nervi radialis

1) Pronatio, dilakukan oleh M. Pronator teres dan M. Pronator quadratus

2) Supinatio, dilakukan oleh M. biceps brachii damn M. Supinator

11

Page 12: colles fracture

Berdasarkan anatomi dan hubungan dengan posisi tangan pada saat jatuh, bagian

yang mungkin mengalami kerusakan adalah radius distal, ulna distal, ossa carpal serta

jaringan yang ada disekitar tulang yang mengalami fraktur.

Pada saat jatuh terpeleset, posisi tangan berusaha untuk menahan badan dalam posisi

terbuka dan pronasi. . Lalu dengan terjadinya benturan yang kuat, gaya akan diteruskan ke

daerah metafisis radius distal dan mungkin akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di

mana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan.

Sehingga tulang yang kemungkinan mengalami fratur pada posisi tersebut adalah radius

distal dan os scaphoideum.

12

Colles fracture Scaphoid fracture

Page 13: colles fracture

Dengan posisi tangan pada saat jatuh seperti gambar di atas, maka gaya yang kuat akan

berlawanan arah ke daerah pergelangan tangan. Dan seperti yang telah disebutkan

sebelumnya bahwa yang mungkin mengalami fraktur adalah distal radius sebab dilihat dari

struktur jaringannya saja tulang daerah tersebut memang rawan patah.1,2,3

Gerakan Pada Pergelangan Tangan

Sendi radioulnar distal adalah sendi antara ‘cavum sigmoid radius’ (yang terletak

pada bahagian dalam radius) dengan ulna. Pada permukaan sendi ini terdapat ‘fibrocartilago

triangular’ dengan basis melekat pada permukaaan inferior radius dan puncaknya pada

prosesus styloideus ulna. Sendi ini membantu gerakan pronasi dan supinasi lengan bawah,

di mana dalam keadaan normal gerakan ini membutuhkan kedudukan sumbu sendi

radioulnar proksimal dan distal dalam keadaan ‘coaxial’.

Adapun nilai maksimal rata-rata lingkup sendi dari pronasi dan supinasi sebagai berikut :

1. pronasi = 80 - 900

2. supinasi = 80 – 900

Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeon untuk pengukuran lingkup sendi ini,

siku harus dalam posisi fleksi 900 sehingga mencegah gerakan rotasi pada humerus (Kaner,

1980; Kapanji, 1983).

Sendi Radio Carpalia merupakan suatu persendian yang kompleks, dibentuk oleh

radius distal dan tulang carpalia ( os navikulare dan lunatum ) yang terdiri dari ‘inner dan

outer facet’. Dengan adanya sendi ini tangan dapat digerakkan ke arah volar, dorsal, radial

dan ulnar secara sirkumdiksi. Sedangkan gerakan rotasi tidak mungkin karena bentuk

permukaan sendi ellips.

Rata-rata gerakan maksimal pada pergelangan tangan adalah sebagai berikut :

1. fleksi dorsal = 50 – 800.

13

Page 14: colles fracture

2. fleksi volar/palmar= 60 – 850

3. deviasi radial = 15 - 290

4. deviasi ulnar = 30 – 460

Menurut American Acadeny of Orthopaedic Surgeon untuk pengukuran lingkup

sendi ini dilakukan dengan memakai goniometer, dalam posisi pronasi secara normal sendi

radio carpalia ini mempunyai sudut 1 – 230 ke arah palmar polar, jadi fraktur yang mengarah

pada volar akan mempunyai prognosa baik.2

2.5 KLASIFIKASI

Ada banyak sistem klasifikasi yang digunakan pada fraktur ekstensi dari radius distal.

Namun yang paling sering digunakan adalah sistem klasifikasi oleh Frykman. Berdasarkan

sistem ini maka fraktur Colles dibedakan menjadi 4 tipe berikut :

Tipe IA : Fraktur radius ekstra artikuler

Tipe IB : Fraktur radius dan ulna ekstra artikuler

Tipe IIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal

Tipe IIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal

Tipe IIIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radioulnar

Tipe IIIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radioulnar

Tipe IVA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi radioulnar

Tipe IVB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi

radioulnar

14

Page 15: colles fracture

Gambar sistem klasifikasi oleh Frykman

2.6 PATOGENESIS

Umumnya fraktur distal radius terutama fraktur Colles dapat timbul setelah penderita

terjatuh dengan tangan posisi meyangga badan.2,3

Pada saat terjatuh sebahagian energi yang timbul diserap oleh jaringan lunak dan persendian

tangan, kemudian baru diteruskan ke distal radius, hingga dapat menimbulkan patah tulang

pada daerah yang lemah yaitu antara batas tulang kortikal dan tulang spongiosa.

Khusus pada fraktur Colles’ biasanya fragmen distal bergeser ke dorsal, tertarik ke

proksimal dengan angulasi ke arah radial serta supinasi. Adanya fraktur prosesus styloid

ulna mungkin akibat adanya tarikan triangular fibrokartilago atau ligamen ulnar collateral

15

Page 16: colles fracture

Berdasarkan percobaan cadaver didapatkan bahwa fraktur distal radius dapat terjadi,

jika pergelangan tangan berada dalam posisi dorsofleksi 40 – 900 dengan beban gaya tarikan

sebesar 195 kg pada wanita dan 282 kg pada pria.

Pada bagian dorsal radius frakturnya sering komunited, dengan periosteum masih

utuh, sehingga jarang disertai trauma tendon ekstensor. Sebaliknya pada bahagian volar

umumnya fraktur tidak komunited, disertai oleh robekan periosteum, dan dapat disertai

dengan trauma tendon fleksor dan jaringan lunak lainnya seperti n. medianus dan n. ulnaris.

Fraktur pada radius distal ini dapat disertai dengan kerusakan sendi radio carpalia dan radio

ulna distal berupa luksasi atau subluksasi. Pada sendi radio ulna distal umumnya disertai

dengan robekan dari triangular fibrokartilago.3,4,5

Mekanisme terjadinya fraktur :

Biasanya disebabkan karena trauma langsung, atau sebagai akibat jatuh dimana sisi

dorsal lengan bawah menyangga berat badan.

Secara ilmu gaya dapat diterangkan sebagai berikut :Trauma langsung dimana lengan

bawah dalam posisi supinasi penuh yang terkunci dan berat badan waktu jatuh memutar

pronasi pada bagian proximal dengan tangan relatif terfixir pada tanah. Putaran tersebut

merupakan kombinasi tekanan yang kuat dan berat, akan memberikan mekanisme yang

ideal dari penyebab fraktur Smith.

Trauma lain diduga disebabkan karena tekanan yang mendadak pada dorsum manus,

dimana posisi tangan sedang mengepal. Ini biasanya didapatkan pada penderita yang

mengendarai sepeda yang mengalamii trauma langsung pada dorsum manus.1,2,3

2.7 MANIFESTASI KLINIS

Kita dapat mengenali fraktur ini (seperti halnya Colles jauh sebelum radiografi

diciptakan) dengan sebutan deformitas garpu makan malam, dengan penonjolan punggung

pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada pasien dengan sedikit deformitas mungkin

hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri bila pergelangan tangan digerakkan.1

16

Page 17: colles fracture

Selain itu juga didapatkan kekakuan, gerakan yang bebas terbatas, dan pembengkakan di

daerah yang terkena.

Gambar 3. Dinner fork deformity

Pada saat terjadi fraktur, terjadi kerusakan korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan

jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut yaitu terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan

jaringan sekitar. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang

dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur. Lalu terjadilah respon

inflammasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik dengan ditandai vasodilatasi dari plasma dan

leukosit. Tentunya hal tersebut merupakan salah satu upaya tubuh untuk melakukan proses

penyembuhan dalam memperbaiki cidera, dimana tahap tersebut menunjukkan tahap awal

penyembuhan tulang. Hematom menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga

meningkatkan tekanan kapiler, lalu menstimulasi histamin pada otot yang iskhemik dan

menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal tersebut menyebabkan

terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung syaraf nyeri, sehingga

terjadilah nyeri tekan. 1,2,3,4,5,6

2.8iiiDIAGNOSIS

Diagnosis fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan kesulitan. Secara

klinis dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang Colles. Bila fraktur terjadi tanpa

17

Page 18: colles fracture

dislokasi fragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat berdasarkan tanda klinis patah

tulang.1,2

Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat remuknya fraktur

kominutif dan mengetahui letak persis patahannya. Pada gambaran radiologis dapat

diklasifikasikan stabil dan instabil.1,2

Stabil bila hanya terjadi satu garis patahan.

Instabil bila patahnya kominutif dan “crushing” dari tulang cancellous.

Pada keadaan tipe tersebut periosteum bagian dorsal dari radius 1/3 distal tetap utuh..

Terdapat fraktur radius melintang pada sambungan kortikokanselosa, dan prosesus

stiloideus ulnar sering putus. Fragmen radius (1) bergeser dan miring ke belakang, (2)

bergeser dan miring ke radial, dan (3) terimpaksi. Kadang-kadang fragmen distal mengalami

peremukan dan kominutif yang hebat.2

Gambar 4. (a) deformitas garpu makan malam, (b) fraktur tidak masuk dalam sendi

pergelangan tangan, (c) Pergeseran ke belakang dan ke radial

Proyeksi AP dan lateral biasanya sudah cukup untuk memperlihatkan fragmen fraktur.

Dalam evaluasi fraktur, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :

1. Adakah fraktur ini juga menyebabkan fraktur pada prosesus styloideus ulna atau pada

collum ulna ?

18

Page 19: colles fracture

2. Apakah melibatkan sendi radioulnar ?

3. Apakah melibatkan sendi radiokarpal ?

Proyeksi lateral perlu dievaluasi untuk konfirmasi adanya subluksasi radioulnar

distal. Selain itu, evaluasi sudut radiokarpal dan sudut radioulnar juga diperlukan untuk

memastikan perbaikan fungsi telah lengkap.1,2,3,5

Gambar .Gambaran radiologi fraktur dan abnormalitas distal lengan bawah

Pada x-ray menunjukkan fraktur angulasi dorsal dari metaphysis distal radius (2-3 cm

proksimal ke pergelangan tangan).

Fraktur yang mencapai ke persendian, disebut fraktur intra-artikular sedangkan fraktur yang

tidak mencapai persendian disebut fraktur eksta-artikular.

Dinner fork deformity merupakan temuan klinis klasik dan radiologi pada fraktur colles.

Dislokasi dan angulasi dorsal dari fragmen distal radius mengakibatkan suatu bentuk garis

pada proyeksi lateral yang menyerupai kurva garpu makan malam.1,2,3,5,7

19

Page 20: colles fracture

Gambar . Perbandingan radiologi

2.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya

b. Pemeriksaan jumlah darah lengkap

c. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai

d. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal

e. Pemerikasaan rontgen, menentukan luasnya fraktur, trauma.1,2,3

20

Page 21: colles fracture

f. Scan tulang, tomogram, memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk

mengidentifikasi jaringan lunak

Ht mungkin meningkat (Hemokonsentrasi) atau menurun (pendarahan bermakna pada

sisi fraktur / organ jauh pada trauma multiple). Kreatmin, trauma otot meningkat beban

creatrinin untuk klirens ginjal.2,3,4

2.10 PENATALAKSANAAN

Fraktur tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser), fraktur dibebat dalam slab gips

yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan tangan dan dibalut kuat

dalam posisinya.

Fraktur yang bergeser harus direduksi di bawah anestesi. Tangan dipegang dengan erat

dan traksi diterapkan di sepanjang tulang itu (kadang-kadang dengan ekstensi

pergelangan tangan untuk melepaskan fragmen; fragmen distal kemudian didorong ke

tempatnya dengan menekan kuat-kuat pada dorsum sambil memanipulasi pergelangan

tangan ke dalam fleksi, deviasi ulnar dan pronasi. Posisi kemudian diperiksa dengan

sinar X. Kalau posisi memuaskan, dipasang slab gips dorsal, membentang dari tepat di

bawah siku sampai leher metakarpal dan 2/3 keliling dari pergelangan tangan itu. Slab

21

Page 22: colles fracture

ini dipertahankan pada posisinya dengan pembalut kain krep. Posisi deviasi ulnar yang

ekstrim harus dihindari; cukup 20 derajat saja pada tiap arah.2,3,5

Gambar 5. Reduksi : (a) pelepasan impaksi, (b) pronasi dan pergeseran ke depan, (c)

deviasi ulnar. Pembebatan : (d) penggunaan sarung tangan, (b) slab gips yang

basah, (f) slab yang dibalutkan dan reduksi dipertahankan hingga gips mengeras

Lengan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari lagi; latihan bahu dan jari

segera dimulai setelah pasien sadar. Kalau jari-jari membengkak, mengalami sianosis

atau nyeri, harus tidak ada keragu-raguan untuk membuka pembalut.

Setelah 7-10 hari dilakukan pengambilan sinar X yang baru; pergeseran

ulang sering terjadi dan biasanya diterapi dengan reduksi ulang; sayangnya, sekalipun

manipulasi berhasil, pergeseran ulang sering terjadi lagi.

Fraktur menyatu dalam 6 minggu dan, sekalipun tak ada bukti penyatuan

secara radiologi, slab dapat dilepas dengan aman dan diganti dengan pembalut kain krep

sementara.1,4,5,6

22

Page 23: colles fracture

Gambar 6. (a) Film pasca reduksi, (b) gerakan-gerakan yang perlu dipraktekkan oleh

pasien secara teratur

Fraktur kominutif berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan dengan gips; untuk

keadaan ini sebaiknya dilakukan fiksasi luar, dengan pen proksimal yang mentransfiksi

radius dan pen distal, sebaiknya mentransfiksi dasar-dasar metakarpal kedua dan

sepertiga.2,3

Fraktur Colles, meskipun telah dirawat dengan baik, seringnya tetap menyebabkan

komplikasi jangka panjang. Karena itulah hanya fraktur Colles tipe IA atau IB dan tipe

IIA yang boleh ditangani oleh dokter IGD. Selebihnya harus dirujuk sebagai kasus

darurat dan diserahkan pada ahli orthopedik. Dalam perawatannya, ada 3 hal prinsip

yang perlu diketahui, sebagai berikut :

Tangan bagian ekstensor memiliki tendensi untuk menyebabkan tarikan dorsal

sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen

Angulasi normal sendi radiokarpal bervariasi mulai dari 1 sampai 23 derajat di

sebelah palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak

Angulasi normal sendi radioulnar adalah 15 sampai 30 derajat. Sudut ini dapat

dengan mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu yang lama sampai

terjadi proses penyembuhan kecuali difiksasi.

Bila kondisi ini tidak dapat segera dihadapkan pada ahli orthopedik, maka

beberapa hal berikut dapat dilakukan :

23

Page 24: colles fracture

1. Lakukan tindakan di bawah anestesi regional

2. Reduksi dengan traksi manipulasi. Jari-jari ditempatkan pada Chinese finger traps

dan siku dielevasi sebanyak 90 derajat dalam keadaan fleksi. Beban seberat 8-10

pon digantungkan pada siku selama 5-10 menit atau sampai fragmen disimpaksi.

3. Kemudian lakukan penekanan fragmen distal pada sisi volar dengan menggunakan

ibu jari, dan sisi dorsal tekanan pada segmen proksimal menggunakan jari-jari

lainnya. Bila posisi yang benar telah didapatkan, maka beban dapat diturunkan.

4. Lengan bawah sebaiknya diimobilisasi dalam posisi supinasi atau midposisi

terhadap pergelangan tangan sebanyak 15 derajat fleksi dan 20 derajat deviasi ulna.

5. Lengan bawah sebaiknya dibalut dengan selapis Webril diikuti dengan pemasangan

anteroposterior long arms splint

6. Lakukan pemeriksaan radiologik pasca reduksi untuk memastikan bahwa telah

tercapai posisi yang benar, dan juga pemeriksaan pada saraf medianusnya

7. Setelah reduksi, tangan harus tetap dalam keadaan terangkat selama 72 jam untuk

mengurangi bengkak. Latihan gerak pada jari-jari dan bahu sebaiknya dilakukan

sedini mungkin dan pemeriksaan radiologik pada hari ketiga dan dua minggu pasca

trauma. Immobilisasi fraktur yang tak bergeser selama 4-6 minggu, sedangkan

untuk fraktur yang bergeser membutuhkan waktu 6-12 minggu.1,2

24

Page 25: colles fracture

Gambar 7. Reduksi pada fraktur Colles

PENATALAKSANAAN DAN REHABILITASI

Manajemen pada trauma tulang dan sendi

4 R :

1. Recognized : look, feel, move, X- ray

2. Reposition : Menyesuaikan fragment distal terhadap fragment proximal sehingga

mencapai posisi acceptable

3. Retain : Imobilisasi atau fiksasi luar ,fiksasi dalam

4. Rehabilitation : Mengembalikan fungsi secepat mungkin dan menghindari

kecacatan.1,2,3

25

Page 26: colles fracture

Pertolongan Pertama

1. Rest.

Daerah yang mengalami fraktur harus diposisikan dalam keadaan istirahat. Beri

bantalan dan letakan pada palmar lalu balutkan secara sirkumferensial dan biarkan

ujung jari terbuka, tambahkan papan penahan di bawah pergelangan untuk mencegah

pergerakan.

2. Elevate , tinggikan bagian yang patah,terutama pada 72 jam pertama untuk mereduksi

pembengkakan

3. ICE. Beri es intuk mereduksi pembengkakan dan rasa sakit

4. Segera bawa ke bagian gawat darurat

5. Jangan menggerakkan tangan

Reposisi

Dilakukan apabila terjadi pergeseran yang bermakna. Dilakukan reposisi manipulatif

setelah dilakukan anestesi umum. Dilakukan dengan menekan fragmen bawah yang bergeser

dengan ibu jari operator, pada saat yang sama dilakukan rotasi pada karpus ke posisi. Lalu

dipasang gips selama 6 minggu, lakukan x- ray setelah 2 minggu untuk memeriksa formasi

tulang.

Rehabilitasi

Tujuan rehabilitasi yaitu :

Mempertahankan fungsi otot dan sendi

Mencegah atrophi otot, adhesi, & stiffness

Mencegah komplikasi

26

Page 27: colles fracture

Cara rehabilitasi :

1. Latihan dini seperti dengan melakukan kontraksi dan disertai gerakan pada daerah yang

terkena fraktur

2. Penggunaan secara aktif

Menggunakan anggota yang fraktur untuk aktivitas senormal mungkin, segera setelah

nyeri hilang.

Tujuan latihan yaitu :

1. Memperbaiki gerakan sendi (ROM)

2. Strengthening pada otot

2.9 KOMPLIKASI

Penting karena komplikasi ini akan mempengaruhi hasil akhir fungsi yang tidak

memuaskan. Umumnya akan selalu ada komplikasi. Menurut Cooney, hanya ada 2,9%

kasus yang tidak mengalami disabiliti dan gangguan fungsi.

Adapun komplikasi yang mungkin terjadi :

A. DINI

1. Kompresi / trauma saraf ulnaris dan medianus

2. Kerusakan tendon

3. Edema paska reposisi

4. Redislokasi

B. LANJUT

1. Arthrosis dan nyeri kronis

2. Shoulder Hand Syndrome

3. Defek kosmetik ( penonjolan styloideus radius )

27

Page 28: colles fracture

4. Ruptur tendon

5. Malunion / Non union

6. Stiff hand ( perlengketan antar tendon )

7. Volksman Ischemic Contracture

8. Kompressif Neuropathy

9. Ruptur Tendon

10. Redislokasi

11. Stiff Hands

12. Gangguan gerakan dan fungsi

13. Kontraktur Dupuytrens

28

Page 29: colles fracture

BAB III

KESIMPULAN

1. Fraktur colles merupakan Fraktur radius distal

2. Fraktur colles umumnya terjadi karena jatuh dalam keadaan tangan menumpu dan

biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia.

3. Manifestasi klinis fraktur colles berupa : Dinner fork deformity, nyeri tekan, nyeri

ketika bergerak,keterbatasan ROM, swelling

4. Sistem klasifikasi fraktur Colles yang dijelaskan oleh Frykman ada 4 tipe

5. Diagnosa fraktur colles dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

radiologis

6. Penataksanaan terdiri dari (1)pertolongan pertama : rest, elevate, ice, segera bawa ke

bagian gawat darurat ,jangan menggerakkan tangan, (2) manajemen pada trauma

tulang dan sendi: recognized, reposition, retain, rehabilitation

7. komplikasi dini: kompresi / trauma saraf ulnaris dan medianus,kerusakan tendon,

edema paska reposisi, redislokasi. komplikasi lanjut : arthrosis dan nyeri kronis,

shouldr hand syndrome, defek kosmetik ( penonjolan styloideus radius ), ruptur

tendon, malunion / non union, stiff hand ( perlengketan antar tendon ), volksman

ischemic contracture, kompressif neuropathy, ruptur tendon, redislokasi, stiff hands,

gangguan gerakan dan fungsi, kontraktur dupuytrens

29

Page 30: colles fracture

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidayat.R.. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed.2. Jakarta. EGC : 2004

2. Apley. Alan Graham , Solomon. Louis. Apley's System of Orthopaedics and

Fractures. Butterworth-Heinemann,

3. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Malang : Yarsif

Watampone: 2003

4. Nelson. David L .Distal Fractures of the Radius. Access from

www.emedicine.com. On 28 july 2011

5. Dios.RR. Distal Radial Fracture Imaging.. Access from www.emedicine.com.

On 28 july 2011

6. Mansjoer, A,. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid II. Media

Aesculapius.Jakarta : 2000

7. Hoynak. Bryan.C. Wrist Fracture in Emergency Medicine. Access from

www.emedicine.com. On 29 july 2011

30