69
PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Secara konsep penelitian ini menggunakan konsep teori Community Nursing Center, Nursing Center, Health Promotion Model, konsep teori Perilaku Kinerja, dan konsep Ponkesdes. 2.1 Konsep Community Nursing Center Community Nursing Center (CNC) berfungsi sebagai penghubung pada tingkat pertama antara anggota populasi yang rentan dan juga memberikan sistem pelayanan kesehatan sedekat mungkin dengan masyarakat (Newman, 2005). CNC menetapkan pedoman untuk memberikan perawatan oleh organisasi yang menyediakan layanan untuk meningkatkan status kesehatan individu, keluarga dan masyarakat melalui akses langsung ke keperawatan (CHAP, 2014). Organisasi kesehatan dunia (WHO) membagi keperawatan kesehatan masyarakat menjadi tiga bidang praktek, Hemingway (2012): 1. Family oriented care (perawatan berorientasi pada keluarga) Keperawatan fokus pada kebutuhan individu dan keluarga dilakukan dengan kesadaran dari penilaian yang seksama terhdap keadaan social dan ekonomi dan kondisi hidup secara keseluruhan keluarga. 2. Public health action Kesehatan masyarakat membutuhkan berbagai pengetahuan sosial, politik, dan ekonomi serta pengetahuan dan keterampilan dalam perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan. Ketrampilan ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

  • Upload
    vukhue

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Secara konsep penelitian ini menggunakan konsep teori Community

Nursing Center, Nursing Center, Health Promotion Model, konsep teori Perilaku

Kinerja, dan konsep Ponkesdes.

2.1 Konsep Community Nursing Center

Community Nursing Center (CNC) berfungsi sebagai penghubung pada

tingkat pertama antara anggota populasi yang rentan dan juga memberikan sistem

pelayanan kesehatan sedekat mungkin dengan masyarakat (Newman, 2005). CNC

menetapkan pedoman untuk memberikan perawatan oleh organisasi yang

menyediakan layanan untuk meningkatkan status kesehatan individu, keluarga

dan masyarakat melalui akses langsung ke keperawatan (CHAP, 2014).

Organisasi kesehatan dunia (WHO) membagi keperawatan kesehatan

masyarakat menjadi tiga bidang praktek, Hemingway (2012):

1. Family oriented care (perawatan berorientasi pada keluarga)

Keperawatan fokus pada kebutuhan individu dan keluarga dilakukan

dengan kesadaran dari penilaian yang seksama terhdap keadaan social

dan ekonomi dan kondisi hidup secara keseluruhan keluarga.

2. Public health action

Kesehatan masyarakat membutuhkan berbagai pengetahuan sosial,

politik, dan ekonomi serta pengetahuan dan keterampilan dalam

perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan. Ketrampilan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 2: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

kepemimpinan dan advokasi juga diperlukan untuk menjadi efektif

dalam pengembangan masyarakat dan keterlibatan dalam bekerja.

Tujuan dari penelitian di jurnal ini perlindungan kesehatan sebagai

melindungi orang, mencegah bahaya dan mempersiapkan ancaman.

Sedangkan promosi kesehatan didefinisikan sebgai proses yang

memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas kesehatan

mereka dan faktor-faktor penentunya dan dengan demikian

meningkatkan kesehatan masyarakat.

3. Policy Making

WHO membuat kebijakan dengan jelas menayatakan bahwa perawat

harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengambilan

keputusan dan mengelola perubahan. Pemahaman tentang politik

sebagai proses sosial dan kapasitas untuk berfikir diperlukan.

Diplomatik, jaringan, dan keterampilan negosiasi untuk bekerja dengan

kelompok yang beragam yang sangat penting.

Ada tujuh elemen inti untuk perawat umum dalam model Reproduced

with Permission from the Scottish Government. Sementara banyak

perawat komunitas yang mengidentifikasi dengan menggunakan model

itu. Mereka khawatir kalau mereka diharapkan bekerja dengan

sekelompok pasien atau klien dengan berbagai pengalaman dan

keahlian masyarakat dan membatasi kebutuhan penerimaan pasien baru

yang tidak perludi rumah sakit. Sementara untuk menanggapi

perubahan kebijakan yang sedang berlangsung maka konteks layanan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 3: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

mereka didesain ulang dan menjebatani kesenjangan antara rumah sakit,

masayarakat dan perawatan tersier.

Gambar. 2.3 Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced with Permission from the Scottish Government). Perubahan yang terjadi dimasyarakat sebaiknya dimulai dari tingkat

individu, keluarga, masyarakat, dan sistem dimasyarakat. Ada beberapa

model berubah (Ervin, 2002), yaitu:

1. Model berubah Kurt Lewin

Proses berubah terjadi pada saat individu, keluarga, dan komunitas

tidak lagi nyaman dengan kondisi yang ada. Model ini terdiri dari:

1) Unfreezing, bila ada perasaan butuh untuk berubah baru

implementasi dilakukan, dengan tujuan membantu komunitas

menjadi siap untuk melakukan perubahan.

2) Change, yaitu intervensi mulai diperkenalkan kepada

kelompok.

3) Refreezing, meliputi bagaimana membuat suatu program

menjadi stabil, melalui pemantauan dan evaluasi.

2. Strategi berubah Chin & Benne

Nurses working in the

community

Meeting healtjh needs of communities

Supporting anticipatory care

Multi disciplinary team working Co-ordinating services

Adopting public health approaches to

protecting the public

Working directly with people

Supporting self-care

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 4: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Strategi berubah sangat cocok digunakan oleh perawat komunitas

dalam mengkaji status individu, kelompok, dan masyarakat dalam

membuat keputusan untuk berubah. Strategi untuk melakukan

perubahan di komunitas, bukan tahap proses berubah. Menurut

model ini, untuk melakukan perubahan diperlukan strategi

perubahan, yaitu:

3. Rational empiris, dikatakan bahwa untuk melakukan perubahan

dikomunitas perlu terdapat fakta dan pertimbangan tentang

seberapa besar keuntungan yang diperoleh dengan adanya

perubahan tersebut. Contoh: adanya kebiasaan merokok yang

banyak terjadi dimasyarakat, terutama remaja, diperlukan peran

perawat komunitas untuk memfasilitasi perubahan dengan

memberikan promosi kesehatan bahaya merokok melalui media,

seperti poster, leaflet, modul data kejadian kesakitan dan kematian

akibat merokok atau mengajak melihat langsung kondisi korban

akibat rokok. Dengan adanya fakta, diharapkan terjadi perubahan

pada individu.

1) Normative reedukatif, yaitu pertimbangan tentang

keselarasan perubahan dengan norma yang ada dimasyarakat.

2) Power coercive, yaitu strategi perubahan yang menggunakan

sanksi baik politik maupun sanksi ekonomi. Misalnya, sanksi

terhadap perokok yang merokok di tempat umum berupa

denda atau kurungan.

4. First order and secon order change

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 5: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Menurut model ini, first order bertujuan mengubah substansi atau

isi di dalam sistem, sedangkan pada second order, perubahan

ditujukan pada sistemnya.

2.1.1 Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran utama

promosi kesehatan. Menurut WHO, terdapat tiga strategi pokok untuk dapat

mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif, yakni melalui

advokasi, dukungan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan

masyarakat dibidang kesehatan sesungguhnya tidak terlepas dari pemberdayaan

masyarakat pada umumnya,dimana pemberdayaan secara umum merupakan suatu

upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, mengatasi,

memelihara, melindungi serta meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.

Menurut Depkes RI, pemberdayaan masyarakat dirumuskan sebagai upaya

fasilitas yang bersifat non-instruktif, dimana melalui peningkatan pengetahuan

dan kemampuan masyarakat, mereka akan mampu mengidentifikasi,

merencanakan, dan melakukan pemecahan masalah-masalah kesehatan setempat,

fasilitas dari lintas sektor dan LSM. Selanjutnya bahwa tujuan yang akan dicapai

dari pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang mandiri, lebih berdaya

dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Sasaran utama pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok

masyarakat. Dalam mengupayakan agar seseorang tahu dan sadar, kuncinya

terletak pada keberhasilan membuat orang tersebut memahami bahwa suatu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 6: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

(misalnya diare) adalah masalah baginya dan bagi masyarakatnya. Sepanjang

orang yang bersangkutan belum mengetahui dan dan menyadari bahwa suatu itu

merupakan masalah, maka orang tersebut tidak akan bersedia menerima informasi

apapun lebih lanjut. Manakala ia telah menyadari masalah yang dihadapinya,

maka kepadanya harus diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah

yang bersangkutan (Depkes RI, 2006)

Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan

boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang

bersangkutan dapat diberi bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikan

adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat

(community organization) atau pembangunan masyarakat (community

development).

2.1.2 Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat

Khusus untuk bidang kesehatan tentu saja mengenai hal-hal yang terkait

dengan peningkatan kesehatan. Adapun pendekatan yang ditempuh di lapangan

umumnya melalui 3 (tiga) langkah,yakni :

1. Melakukan lobi (pendekatan) kepada pimpinan (para pengambil

keputusan)

2. Melakukan pendekatan kepada para tokoh masyarakat formal dan

informal, misalnya melalui kegiatan pelatihan. Pada tahapan ini

diharapkan setelah penyebaran informasi, para tokoh masyarakat itu

setelah memiliki pengetahuan dan perilaku positif nantinya akan dapat

dicontoh oleh masyarakat. Selain itu biasanya pada tahap ini akan

terjalin dukungan sosial.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 7: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

3. Pada tahap selanjutnya, petugas bersama-sama tokoh, masyarakat

melakukan penyuluhan dan konseling untuk meningkatkan pengetahuan

sikap dan perilaku masyarakat. Tahap ini dapat dilakukan pada berbagai

kesempatan dan media yang ada.

2.1.3 Arah Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan

Mengacu pada tujuan pembangunan jangka panjang bidang untuk

kesehatan yaitu:

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri

dalam bidang kesehatan.

2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.

3. Peningkatan status gizi masyarakat.

4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas), serta

5. Pengembangan keluarga berkualitas.

Pelaksanaan dan pembinaan peberdayaan masyarakat bidang kesehatan,

secara umum ditujukan pada meningkatnya kemandirian masyarakat dan keluarga

dalam bidang kesehatan sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam

meningkatkan derajat kesehatannya. Secara khusus ditujukan pada:

1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan.

2. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan dan

peningkatan derajat kesehatannya sendiri.

3. Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh

masyarakat, dan

4. Terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 8: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

2.1.4 Metode Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan

Dalam upaya mencapai tujuan pembedayaan masyarakat dibidang

kesehatan diperlukan peran fasilitator, dimana fasilitator bertanggung jawab

dalam mengkomunikasikan inovasi di bidang kesehatan kepada masyarakat

penerimaan manfaat.

Tujuannya adalah agar penerima manfaat tahu, mau, dan mampu

menerapkan inovasi tersebut demi tercapainya perbaikan mutu hidupnya dibidang

kesehatan. Perlu diingat bahwa keberadaan masyarakat penerima manfaat sangat

beragam dalam hal budaya, sosial, kebutuhan, motivasi, dan tujuan yang

diinginkan.

Mengingat keberadaan masyarakat penerima manfaat pemberdayaan yang

sangat beragamnya maka metode yang digunakan dalam pemberdayaan tersebut

tidaklah paten dengan menggunakan suatu metode tertentu saja, bahwa tidak ada

satupun metode yang selalu efektif untuk diterapkan dalam setiap kegiatan

pemberayaan masyarakat. Bahkan dalam banyak kasus penerapan metode dalam

suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat harus menggunakan beragam metode

sekaligus yang saling menunjang dan melengkapi. Untuk itu, seorang fasilitator

harus mampu memilih metode yang paling tepat dalam kegiatan pemberdayaan

masyarakat dan mengkonteksitualisasikan inovasi yang dimilki ke dalam budaya

masyarakat penerima manfaat untuk tercapainya tujuan pemberdayaan masyarakat

yang dilaksankannya.

Dalam pelaksanakan pemberdayaan masyarakat, seorang fasilitator harus

bisa memilih metode yang paling sesuai dan tepat dengan kebutuhan masyarakat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 9: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

setempat, dalam pemilihan metode tersebut seorang fasilitator harus

memperhatikan beberapa prinsip beikut:

1. Pengembangan untuk berpikir kreatif dimana masyarakat harus diajak

untuk berpikir kreatif, bisa mencari solusi sendiri atas masalah yang

dihadapinya.

2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaat

sehingga tidak banyak menyita waktu kegiatan rutinnya, fasilitator bisa

memahami betul keadaan penerima manfaat dan penerima manfaat dapat

ditunjukan beberapa contoh nyata tentang potensi masalah dan peluang

yang dapat ditemukan dilingkungan pekerjaannya sendiri sehingga

penerima manfaat mudah memahami dan mengingatnya.

3. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya sehingga kegiatan

pemberdayaan akan lebih efisien jika diterapkan kepada masyarakat

khususnya kepada mereka yang diakui masyarakat setempat sebagai

panutan atau tokoh masyarakat.

4. Menciptakan hubungan yang akrab antara fasilitator dengan penerima

manfaat karena suasana akrab akan memperlancar kegiatan

pemberdayaan masyarakat.

5. Memberikan suasana untuk terjadinya perubahan agar terjadi perbaikan

mutu dan kualitas hidup baik diri, keluarga dan masyarakat.

2.1.5 Kemitraan dalam Kesehatan Masyarakat

Untuk merealisasikan visi & misi pembangunan kesehatan, tidak mungkin

hanya dibebankan pada sektor kesehatan saja. Masalah kesehatan, merupakan

dampak dari semua sektor pembangunan. Pertimbangan lain masalah kesehatan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 10: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

juga merupakan sesuatu yang kompleks yang dipengaruhi banyak faktor. Oleh

karena itu, masalah kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap individu,

masyarakat, pemerintah dan pihak swasta.

Pemerintah/Kemenkes tetap sektor yang paling bertanggung jawab

(leading sector), namun dalam implementasi program, kebijakan bersama sektor

lain. Sektor kesehatan pemrakarsa dalam menjalin kerjasama atau kemitraan

(partnership) dengan sektor terkait.

2.1.5.1 Pengertian

Kemitraan adalah upaya untuk melibatkan berbagai sektor, kelompok

masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama

dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan prinsip dan

peranan masing-masing. Kemitraan dibidang kesehatan adalah kemitraaan yang

dikembangkan dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

2.1.5.2 Syarat Kemitraan

1) Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan

2) Saling mempercayai dan saling menghormati

3) Harus saling menyadari pentingnya arti kemitraan

4) Ada kesepakatan visi, misi, tujuan, dan nilai yang sama

5) Berpijak pada landasan yang sama

6) Kesediaan untuk berkorban

2.1.5.3 Landasan Kemitraan (7 Saling)

1) Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi masing-masing

(structure)

2) Saling memahami kemampuan masing-masing anggota (capacity)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 11: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

3) Saling menghubungi (linkage)

4) Saling mendekati (proximity); kekeluargaan & pertemanan (freindship)

5) Saling terbuka dan bersedia membantu (openes)

6) Saling mendorong dan saling mendukung (synergy)

7) Saling menghargai (reward)

2.1.5.4 Tujuan Kemitraan

1) Tujuan Umum

Meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi upaya kesehatan dan

upaya pembangunan pada umumnya.

2) Tujuan Khusus

(1) Meningkatkan koordinasi untuk memenuhi peran masing-masing

dalam pembangunan kesehatan.

(2) Meningkatkan komunikasi antar sektoral.

(3) Meningkatkan kemampuan bersama dalam menanggulangi masalah

kesehatan

(4) Meningkatkan apa yang menjadi komitmen bersama tercapainya

upaya kesehatan yang efisien dan efektif.

2.1.5.5 Langkah-langkah Kemitraan

1) Penjajakan/persiapan; identifikasi mitra yang potensial untuk diajak

bermitra dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi bersama.

2) Penyamaan persepsi; pertemuan awal, agar masing-masing memahami

kedudukan, tugas, peran dan fungsi.

3) Pengaturan peran; peran berbeda, pengaturan peran dibicarakan

bersama, ada kesepakatan tertulis secara jelas.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 12: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

4) Komunikasi intensif; untuk menjalin dan mengetahui perkembangan

program perlu komunikasi teratur dan terjadwal, apabila ada masalah

penting dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.

5) Melaksanakan kegiatan; kegiatan yang disepakati dilaksanakan sesuai

rencana kerja.

6) Pemantauan dan penilaian; evaluasi pelaksanaan upaya penanggulangan

masalah kesehatan.

2.1.5.6 Pilar Kemitraan

Mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan 3 tahap yaitu;

1) Tahap pertama adalah kemitraan lintas program di lingkungan sektor

kesehatan sendiri.

2) Tahap kedua adalah kemitraan lintas sektor di lingkungan institusi

pemerintah.

3) Tahap ketiga adalah membangun kemitraan yang lebih luas, lintas

program, lintas sektor. lintas bidang dan lintas organisasi.

2.1.5.7 Indikator Keberhasilan

1) Input

(1) Banyaknya mitra yang terlibat

(2) Sumber daya yang tersedia

(3) Proses pertemuan-pertemuan / lokakarya

(4) Kesepakatan bersama

(5) Kontribusi mitra

(6) Frekuensi pertemuan

(7) Jumlah kegiatan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 13: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

(8) Keberlangsungan

2) Output

(1) Terbentuknya jaringan kerja

(2) Tersusun program dan pelaksanaan kegiatan bersama

(3) Percepatan upaya

(4) Efektifitas

(5) Efisiensi

3) Hasil

(1) Membaiknya indikator derajat kesehatan

(2) Peran tenaga kesehatan dalam kemitraan bidang kesehatan

(3) Initiator; memprakarsai kemitraan

(4) Motor atau dinamisator; sebagai penggerak kemitraan melalui

pertemuan, kegiatan bersama, dan lain-lain

(5) Anggota aktif; berperan sebagai anggota kemitraan yang aktif

(6) Peserta kreatif; memberi masukan, ide, pendapat.

(7) Fasilitator; memfasilitasi, memberi kemudahan sehingga kemitraan

dapat berjalan lancer.

(8) Pemasok input teknis; memberi masukan program kesehatan

dukungan sumber daya; sesuai keadaan, masalah dan potensi yang

ada

2.1.5.8 Model Komunitas Sebagai Mitra/Klien (Community as Partner Model)

Konsep Community as Partner diperkenalkan Anderson dan McFarlane.

Model ini merupakan pengembangan dari model Neuman yang menggunakan

pendekatan totalitas manusia untuk menggambarkan status kesehatan klien.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 14: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Komunitas sebagai klien/partner berarti bahwa kelompok masyarakat tersebut

turut berperan serta secara aktif meningkatkan kesehatan, mencegah dan

mengatasi masalah kesehatannya.

Agregat klien dalam model community as partner ini meliputi intrasistem

dan ekstrasistim. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang

memiliki satu atau lebih karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004). Agregat

ekstrasistem meliputi delapan subsistem yaitu komunikasi, transportasi dan

keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan pemerintahan, layanan kesehatan

dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998; Anderson & McFarlane,

2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Stanhope & Lancaster,

2004; Allender & Spradley, 2005).

Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu

dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada lines of

resistance, merupakan mekanisme internal untuk bertahan dari stressor. Rasa

kebersamaan dalam komunitas untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan

contoh dari line of resistance Anderson dan McFarlane (2000) mengatakan bahwa

dengan menggunakan model community as partner terdapat dua komponen utama

yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian

komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang

mengelilingi inti yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan

proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan

tanda-tanda (alamiah atau universal berupa simbol-simbol berdasarkan perjanjian

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 15: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

manusia) verbal maupun non verbal yang disadari maupun tidak disadari yang

bertujuan untuk memengaruhi sikap orang lain. Komunikasi adalah proses dimana

individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-

lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang

lain (Carl. I Hovland).

Ekonomi adalah sains praktikal tentang sebuah pengeluaran dan

pendapatan (Mill. J. S., 1928). Suatu bidang pengajian yang mencoba

menyelesaikan masalah keperluan asa kehidupan manusia melalui

penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berdasakan prinsip

serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efesien.

Lingkungan adalah Suatu konsep yang memiliki arti beragam pada setiap

orang. Di dalam istilah kesehatan lingkungan, lingkungan bukan hanya mencakup

alam saja namun juga dunia buatan manusia di rumah, sekolah tempat kerja dan

lingkungan tetangga, kesehatan lingkungan bukan hanya pengaruh fisik dan kimia

saja tetapi juga faktor sosial dan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi

kesehatan kita.

Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods)

dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah

penyakit dan pemulihan kesehatan.

2.1.5.9 Konsep Model Community As Partner:

Model Community As Partner Anderson & McFarlane (2000) merupakan

pengembangan model Betty Newman, dengan fokus komunitas sebagai mitra dan

proses keperawatan sebagai pendekatan. Model ini menekankan partisipasi aktif

masyarakat dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 16: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Pengkajian pada model ini berdasarkan pada data inti masyarakat, dengan

delapan subsistem lain, seperti lingkungan fisik, pendidikan, komunikasi, layanan

kesehatan dan sosial, keamanan dan transportasi, ekonomi, rekreasi, serta politik

dan pemerintahan. Setelah data dianalisis, ditegakkan diagnosis berdasarkan

tingkat reaksi komunitas terhadap stresor. Fokus intervensi keperawatan yang

dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun, digunakan untuk

menurunkan stressor dengan memperkuat garis pertahanan. Ketiga garis

pertahanan tersebut akan dilalui oleh stresor manusia yang menyebabkan

ketidakseimbangan.

Reaksi manusia terhadap stresor digambarkan melalui tiga garis

pertahanan (fleksibel, normal, resistan). Asuhan keperawatan yang bertujuan

mempertahankan keseimbangan berupa intervensi promosi bertujuan

mempertahankan keseimbangan berupa intervensi promosi (intervensi primer)

dilakukan apabila terdapat gangguan pada garis pertahanan fleksibel guna

meningkatkan kesehatan dan menyeimbangkan garis pertahanan normal.

Intervensi yang bersifat prevensi (intervensi sekunder) berupa deteksi dini adanya

gangguan pada garis pertahanan kesehatan normal. Sementara itu, intervensi

kuratif rehabilitasi (intervensi tersier) dilakukan apabila terdapat gangguan pada

garis pertahanan resistan.

2.2 Konsep Nursing center

2.2.1 Pengertian nursing center

Nursing center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan,

pendidikan, dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 17: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

yang ada secara optimal. Dalam nursing center selalu diupayakan untuk

memandang keperawatan sebagai satu kesatuan yang utuh, sehingga nursing

center memiliki karakteristik tertentu (Suharyati, 2002).

Konsep nursing center pertama kali dicetuskan dalam seminar nasional

keperawatan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati sewindu Program

Studi ilmu Kedokteran Universitas Padjajaran (PSIK FK Unpad) tanggal 23 Maret

tahun 2002. Dalam seminar nasional yang dilanjutkan dengan loka karya tersebut,

konsep nursing center mendapatkan masukan dan kritik yang sangat positif dari

peserta semiloka, yang digunakan untuk memperbaiki konsep yang telah ada.

Pada tahun yang sama, Nursing center diuji cobakan penerapannya di Kecamatan

Paseh Kabupaten Sumedang, dengan melibatkan dua institusi pendidikan

keperawatan, yaitu PSIK FK Unpad dan Akademi Keperawatan Pemerintah

Daerah Kabupaten Sumedang dan berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan

Kabupaten Sumedang.

Tahun 2003, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat membentuk Tim

Pengembangan Keperawatan Komunitas Propinsi Jawa Barat dan memberikan

dukungan dana untuk pengembangan daerah uji coba baru maupun untuk

penyusunan buku pedoman teknis dan pengelolaan nursing center dan

Keperawatan Komunitas. Pengalaman penerapan nursing center juga telah

disosialisasikan secara nasional pada Workshop Nasional Pemantapan

Pengelolaan Keperawatan Dasar (Peskesmas) di Kabupaten/Kota dalam

mendukung Desa Siaga, pada tanggal 25-27 Juli 2007 di Bogor, yang

diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Depkes RI.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 18: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Penelitian yang dilakukan oleh Mundinger terhadap 1316 pasien diare

pelayanan kesehatan menunjukkan tidak adanya berbedaan bermakna dalam hasil

pelayanan pada pasien yang dilayani oleh Nurse Practisioner (Vivian De Back,

2000). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Mundinger menyarankan agar

pendidikan keperawatan ditekankan pada upaya pencegahan penakit, promosi

kesehatan dan pendidikan kesehatan serta upaya mengkoordinasikan sumber-

sumber yang ada dimasyarakat.

2.2.2 Tujuan Nursing Center

Nursing center memiliki tujuan khusus sebagai berikut :

1. Teridentifikasinya kebutuhan klien dan mahasiswa atau peserta latihan

baik aktual maupun potensial untuk itu perlu dipersiapkan instrumen

pengkajian yang komprehensif, valid dan reliable yang juga dapat

digunakan untuk penelitian.

2. Tersusunnya rencana pelayanan dan pengalaman belajar lapangan yang

terpadu, dalam hal ini kebutuhan belajar mahasiswa atau peserta latihan

sesuai dengan kebutuhan pelayanan klien.

3. Terselenggaranya pengalaman belajar lapangan dan pelayanan

keperawatan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama.

4. Terselenggaranya monitoring dan evaluasi pengalaman belajar dan

pelayanan keperawatan.

5. Tersusunnya rencana penelitian keperawatan dan pelaksanannya.

6. Tersusunnya rencana pengembangan keperawatan berdasarkan kajian

ilmiah.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 19: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Melihat tujuan yang hendak dicapai oleh nursing center seperti tersebut

diatas, maka perlu ditetapkan criteria nursing center yang baik.

Adapun kriteria nursing center yang baik adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan komunitas dan kebutuhan

belajar mahasiswa atau peserta latihan secara terpadu.

2. Memberikan arahan pengkajian

3. Memberikan arah dalam analisa dan perencanaan

4. Memberikan arahan implementasi

5. Memfasilitasi evaluasi

6. Merupakan garis besar kurikulum suatu pendidikan (dalam hal mi

pendidikan keperawatan komunitas)

7. Representasi kerangka kerja penelitian untuk pcngcmbangan teori

maupun praktik.

2.2.3 Karateristik Nursing Center

Sesuai dengan batasan nursing center, maka yang menjadi ciri utama

nursing center adalah:

1. Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi

program penidikan, pelayanan, dan penelitian atau pengembangan

keperawatan. Keterpaduan pengelolaan dalam pendidikan, pelayanan,

dan penelitian keperawatan diperlukan untuk mencapai sinergitas dalam

setiap langkah pengelolaan.

2. Dengan keterpaduan pengelolaan maka akan terjadi pemberdayaan

seluruh potensi yang ada secara optimal. Untuk itu diperlukan adanya

kesadaran, keterbukaan dan kebersamaan dalam menghadapi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 20: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

pelaksanaan tugas pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang

dipandang sebagai tanggung jawab bersama.

3. Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada tersebut,

diperlukan persepsi seluruh personal yang terlibat terhadap keperawatan

komunitas baik eksternal maupun internal keperawatan komunitas.

4. Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh

melalui membangun masyarakat ilmiah keperawatan komunitas,

dimana seluruh anggota profesi bersatu padu dalam mengembangkan

keperawatan komunitas baik dalam teori maupun praktik.

5. Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari

seluruh stake holder yang terkait dengan semua upaya kesehatan

masyarakat melalui kolaborasi dengan berbagai sektor (Suharyati,

2007).

2.2.4 Nursing Center sebagai Model Keperawatan Komunitas

Model adalah suatu ide atau gagasan yang dijelaskan dengan menggunakan

simbol dan visualisasi fisik. Model konseptual keperawatan merupakan rancangan

terstruktur yang terdiri dari berbagai konsep yang memilki hubungan spesifik dan

dapat digunakan sebagai landasan dalam praktik keperawatan.

Nursing center sebagai model keperawatan komunitas beranjak dari

berbagai asumsi dasar yang berkaitan dengan pelayanan, pedidikan, dan

penelitian-penelitian pengembangan keperawatan komunitas.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 21: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Gambar 2.2 Model Nursing Center (Suhariyati, 2007)

2.2.5 Asumsi Dasar Nursing Center

Kualitas pelayanan keperawatan komunitas menjadi tanggung jawab seluruh

anggota profesi keperawatan. Untuk dapat memikul tanggung jawab profesi,

maka anggota keperawatan komunitas dituntut untuk memiliki kemampuan yang

memadai, yang hanya dapat ditumbuh kembangkan melalui proses pendidikan

yang memungkinkan pengembangan potensi maksimal bagi calon perawat dan

pembinaan selama kehidupan karirnya sebagai perawatan. Pelayanan dan

pendidikan keperawatan komunitas merupakan satu kesatuan utuh yang harus

dikembangkan secara logis dan sistematis serta berkesinambungan melalui

penelitian ilmiah.

Berdasarkan ketiga asumsi dasar tersebut diatas, disusunlah model

pelayanan keperawatan komunitas yang menggambarkan hubungan antara konsep

keperawatan komunitas sebagai sistem, caring, serta penelitian pendidikan,

organisasi profesi dan pelayanan keperawatan komunitas dalam seluruh proses

pengelolaan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2.2.6 Konsep yang Digunakan untuk Menyusun Model Nursing Center

Model Nursing Center, disusun berdasarkan delapan konsep utama, yaitu

konsep pelayanan keperawatan sebagai sistem, konsep pendidikan orang dewasa ,

konsep organisasi profesi, konsep caring, dan konsep penelitian keperawatan serta

masyarakat. keenam konsep utama dihubungkan satu dengan yang lainnya

sehingga membentuk model nursing center.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 22: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

2.2.7 Tahapan Pengembangan Nursing Center

1. Tahap Initial/Persiapan

Dalam tahap initial atau tahap persiapan dilakukan sosialisasi tentang

konsep nursing center kesemua pihak terkait untuk memperoleh

komitmen dan dukungan.

2. Tahap Begining/Awal

Tahap awal mulai diidentifikasi dan dipersiapkan berbagai faktor

pendukung pelaksanaan nursing center baik perangkat keras maupun

perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan pelayanan, pendidikan dan

penelitian keperawatan.

3. Tahap Working/Kerja

Nursing center pada tahap ini sudah dapat dimulai sesuai kesiapan

sumber dan kebutuhan yang ada. Pada tahun pertama biasanya kegiatan

difokuskan pada pelayanan dan pendidikan. Sedangkan kegiatan

penelitian baru dapat dimulai setelah kegiatan pelayanan dan pendidikan

berlangsung. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data dasar dari hasil

pendataan atau survei mawas diri yang dilakukan oleh masyarakat

didampingi oleh staf puskesmas, mahasiswa atau peserta pelatihan dan

dosen.

4. Tahap Terminal

Tahap terminal dilakukan evaluasi dan perbaikan atau modifikasi sesuai

hasil tahap kerja yang telah dilakukan. Evaluasi dan modifikasi dilakukan

baik terhadap perencanaan maupun proses pelaksanaan dan hasil yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 23: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

didapat. Pada tahap ini perlu dilakukan kerjasama lintas sektor seperti

pendidikan, dinas kesehatan, puskesmas, pemda, dan sektor terkait.

5. Tahap Adopsi

Nursing center yang telah berlangsung beberapa waktu dan telah

dievaluasi serta dianggap bermanfaat bagi kesehatan masyarakat,

biasanya akan dikembangkan di daerah lain. pada tahap ini nursing

center yang lama dapat melakukan fungsi pendamping dan bimbingan

bagi nursing center yang baru memasuki tahap persiapan dan awal.

2.2.8 Pelayanan Keperawatan Komunitas sebagai Suatu Sistem

Sebagai suatu system, keperawatan komunitas memiliki supra sistem dan

sub sistem. Supra sistem keperawatan komunitas adalah keperawatan dan

kesehatan serta pembangunan nasional. Sedangkan sub sistem keperawatan

komunitas adalah pendidikan, pelayanan, penelitian, serta organisasi profesi dan

caring serta masyarakat seluruh komponen sub sistem keperawtan komunitas

saling pengaruh mempengaruhi. Untuk lebih jelasnya keenam sub sistem

keperawatan komunitas akan dibahas lebih rinci.

Keperawatan komunitas, merupakan sintesa ilmu keperawatan dengan

kesehatan masyarakat yang dirancang untuk meningkatkan kesehatan dan

mencegah penyakit di kelompok masyarakat. Peningkatan kesehatan dilakukan

dengan berbagai tingkatan upaya yang terdiri dari tingkat promosi, prevensi,

restorasi (untuk pelayanan kesehatan dasar dan referal) serta rehabilitasi.

Sedangkan pencegahan penyakit meliputi tingkat pencegahan primer, sekunder,

dan tertier.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 24: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Pencegahan primer merupakan perlindungan khusus untuk meningkatkan

kesehatan dan penyakit, misalnya makan makanan sehat dan imunisasi serta

olahraga. Pencegahan sekunder adalah identifikasi dini dan treatement terhadap

masalah kesehatan yang timbul, misalnya skrining masalah kesehatan yang terjadi

di suatu kelompok masyarakat dan upaya penanggulangannya. Pencegahan tertier

merupakan pengembalian fungsi optimal klien setelah mengalami sakit, misalnya

setelah tirah baring yang cukup lama, klien dilatih untuk duduk, berdiri, dan

berjalan secara bertahap.

Dalam melakukan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

tersebut, perawat komunitas mempunyai berbagai peran, yaitu peran yang

berorientasi pada individu dan pada kelompok. Sasaran kegiatan merupakan

konsep yang jelas tentang siapa atau apa yang dilakukan untuk rnencapai tujuan.

Untuk dapat mencapai tujuan nursing center, maka yang menjadi sasaran utama

adalah peserta didik/pelatihan keperawatan dan klien (individu, keluarga,

kelompok khusus maupun masyarakat umum) dan semua umur. Sedangkan yang

dilakukan nursing center adalah kegiatan pelayanan, pendidikan dan atau

pelatihan dan penelitian pengembangan keperawatan.

2.3 Konsep Teori Health Promotion Model

Perubahan paradigma ini menempatkan perawat pada posisi kunci dalam

peran dan fungsinya. Hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan

pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan

lain yang dilakukan oleh perawat (Cohen, 1996). Perubahan peradigma pelayanan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 25: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

kesehatan dari kuratif kearah promotif dan preventif ini telah direspon oleh ahli

teori keperawatan Pender dengan menghasilkan karya tentang Health Promotion

Model atau model promosi kesehatan.

Health Promotion Model atau Model Promosi Kesehatan pertama kali

dikembangkan oleh Nola J. Pender pada tahun 1987 dan direvisi pada tahun 2006.

Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan

teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang konsisten dengan semua teori

yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah

suatu hal yang logis dan ekonomis.

Model ini menunjukkan bahwa manusia tidak akan mengubah perilaku

mereka saat ini kecuali mereka pertama termotivasi atau cenderung untuk

mengambil tindakan (misalnya untuk bergerak menuju terlibat dalam perilaku

yang berkelanjutan). Kedua, individu termotivasi harus diaktifkan untuk

melakukan tindakan. Ketiga, orang yang mengambil tindakan harus dihargai atau

diperkuat. Perilaku yang tidak dihargai tidak akan bertahan (Savelson, 2005)

2.3.1 Komponen Teori Model Promosi Kesehatan

Adapun komponen elemen dari teori ini adalah sebagai berikut:

1. Teori Nilai Harapan (Expectancy value Theory)

Menurut teori nilai harapan, perilaku sehat bersifat rasional dan

ekonomis. Seseorang akan mulai bertindak dari perilakunya yang akan

tetap digunakan dalam dirinya, ada 2 hal pokok yaitu:

1) Hasil tindakan bersifat positif

2) Pengambilan tindakan untuk menyempurnakan hasil yang di

inginkan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 26: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

2. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)

Teori model interaksi yang meliputi Iingkungan, manusia dan perilaku

yang saling mempengaruhi. Teori ini menekankan pada:

1) Pengarahan diri (self direction)

2) Pengaturan diri (self regulation)

3) Persepsi terhadap kemajuan diri (self efficacy)

Teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki kemampuan dasar

yaitu:

1) Simbolisasi yaitu proses dan transformasi pengalaman sebagai

petunjuk untuk tindakan yang akan datang.

2) Pikiran kedepan, mengantisipasi kejadian yang akan muncul dan

merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan yang bermutu

3) Belajar dari pengalaman orang lain. Menetapkan peraturan untuk

generasi dan mengatur perilaku melalui observasi tanpa perlu

me1akukan trial and error

4) Pengaturan diri menggunakan standar internal dan reaksi evaluasi

diri untuk memotivasi dan mengatur perilaku, mengatur lingkungan

ekstemal untuk menciptakan motivasi dalam bertindak

5) Refleksi diri, berfikir tentang proses pikir seseorang dan secara

aktif memodifikasinya

Menurut teori ini kepercayaan diri dibentuk melalui observasi dan

refleksi diri. Kepercayaan diri terdiri dari:

1) Pengenalan diri (self atribut)

2) Evaluasi diri (self evaluation)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 27: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

3) Kemajuan diri (self efficacy)

Kemajuan diri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

tindakan-tindakan tertentu yang berkembang melalui pengalaman,

belajar dari pengalaman yang lain, persuasi verbal dan respons badaniah

terhadap situasi tertentu. Kemajuan diri merupakan fungsi dari

kemampuan (capability) yang berlebihan yang membentuk kompetensi

dan kepercayaan diri. Kemajuan adalah konstruksi sentral dari HPM.

2.3.2 Asumsi dari Model Promosi Kesehatan

1. Manusia mencoba menciptakan kondisi agar mereka tetap hidup dan

dapat mengekspresikan keunikannya

2. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya,

termasuk penilaian terhadap kemampuannya

3. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan

mencoba mencapai keseirnbangan perubahan diri yang stabil.

4. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.

5. Individu dalam biopsikososial yang kompleks berinteraksi dengan

lingkungannya secara terus menerus

6. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal

yang berpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.

7. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah

penting untuk perubahan perilaku

2.3.3 Proposisi Model Pomosi Kesehatan

1. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi

kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 28: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

2. Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan

keuntungan yang bernilai bagi dirinya.

3. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan

melakukan tindakan, suatu mediator perilaku seperti perilaku nyata.

4. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk

melakukan tindakan.

5. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat

menambah hasil positif.

6. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan

perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak

7. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model

perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat

mendukung perilaku yang sudah ada.

8. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah

sumber interpersonal yang penting yang mempengaruhi, menambah

atau mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.

9. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau

mengurangi keinginan berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.

10. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih

memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka

waktu yang lama.

11. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukan

perilaku yang diharapkan apabila seseorang mempunyai kontrol yang

rendah dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 29: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

12. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal

dan lingkungan fisik yang mendorong rnelakukan tindakan kesehatan

Gambar 2.1 Health promotion Model in nursing practice (Pender, 2006)

2.3.4 Penjelasan Health Promotion Model Pender

1. Karakteristik dan pengalaman individu

Setiap manusia mempunyai karakteristik yang unik dan pengalaman

yang dapat mempengaruhi tindakanya. Karakteristik individu atau

aspek pengalaman dahulu lebih fleksibel sebagai variabel karena lebih

relevan pada perilaku kesehatan utama atau sasaran populasi utama.

Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak

langsung dalam pelaksanaan perilaku promosi kesehatan, yaitu:

Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku promosi

kesehatan saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan yang

mempermudah seseorang melaksanakan perilaku tersebut secara

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 30: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

otomatis. Pengaruh tidak langsungnya adalah melalui persepsi pada self

efficacy, manfaat, hambatan dan pengaruh aktivitas yang muncul dari

perilaku tersebut. Pengaruh positif atau negatif dari perilaku baik

sebelum, saat itu ataupun setelah perilaku tersebut dilaksanakan akan

dimasukan kedalam memori sebagai informasi yang akan dimunculkan

kembali saat akan melakukan perilaku tersebut dikemudian waktu.

Perawat dapat membantu pasien membentuk suatu riwayat perilaku

yang positif bagi masa depan dengan memfokuskan pada tahap perilaku

tersebut. Membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam

melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan kadar efficacy dan

pengaruh positif melalui pengalaman yang sukses dan feed back yang

positif.

1) Faktor Personal

Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis dan

social budaya. Faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang

didapat dan dibentuk secara alami oleh target perilaku

2) Faktor Biologis Personal

Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status

pubertas, status menopause, kapasitas erobik, kekuatan, kecerdasan

atau keseimbangan.

3) Faktor Psikologis Personal

Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harapan diri,

motivasi, kemampuan personal, status kesehatan,dan definisi sehat

4) Faktor social kultural

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 31: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

5) Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi

2. Perilaku Spesifik Pengetahuan dan Sikap (Behaviour-Spesific

Cognitionsand Affect)

1) Manfaat Tindakan (Perceived Benefits of Actions)

Manfaat tindakan secara langsung memotivasi perilaku dan tidak

langsung mendetermin rencana kegiatan untuk mencapai manfaat

sebagai hasil. Manfaat tadi menjadi gambaran mental positif atau

reinforcement positif bagi perilaku.

Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu tergantung pada

antisipasi terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan.

Antisipasi manfaat merupakan representasi mental dan konsekuensi

perilaku positif. Berdasarkan teori expecting value atau teori nilai

ekspentasi motivasi penting untuk mewujudkan hasil seseorang

dari pengalaman dahulu melalui pelajaran observasi dari orang lain

dalam perilaku. Individu cenderung untuk menghabiskan waktu

dan hartanya dalam beraktifitas untuk mendapat hasil yang positif.

Keuntungan dari penampilan perilaku bisa intristik atau ekstrinstik.

Intristik bertambah kesadaran, berkurang rasa kelelahan ekstrinsik

reward keuangan atau interaksi positif. Manfaat ekstrinsik perilaku

kesehatan menjadi motivasi yang tinggi dimana manfaat instrinsik

lebih memotivasi untuk berlangsungnya perilaku sehat. Manfaat

penting yang paling diharapkan dan secara tempo berhubungan

dengan potensi. Kepercayaan tentang manfaat atau hasil positif dari

harapan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 32: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

2) Hambatan Tindakan yang dirasakan (Perceived Barriers to

Actions)

Hambatan yang diantisipasi secara berulang telah terlihat dalam

penelitian empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam

suatu perilaku nyata yang dilaksanakan. Dalam hubungannya

dengan perilaku promosi kesehatan, hambatan-hambatan ini dapat

berupa imaginasi maupun nyata. Hambatan ini terdiri atas: persepsi

mengenai ketidaktersediaan, tidak menyenangkan, kesulitan biaya

atau penggunaan waktu untuk tindakan tertentu. Hambatan-

hambatan ini sering dilihat sebagai suatu blocks, rintangan

dan personal cost dari perilaku yang diberikan. Hilangnya

kepuasan dalam menghindari atau menghilangkan perilaku yang

merusak kesehatan seperti merokok atau makan makanan tinggi

lemak, untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat juga dapat

menjadi suatu halangan. Halangan ini biasanya membangunkan

motivasi untuk menghindari perilaku yang dikerjakan. Bila

kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan tinggi maka

tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak

tinggi dan harnbatan rendah kemungkinan untuk melakukan

tindakan lebih besar. Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam

HPM mempengaruhi prornosi kesehatan secara langsung dengan

bertindak sebagai locks terhadap tindakan seperti penurunan

komitmen untuk merencanakan tindakan.

3) Kemajuan Diri (Perceived Self Efficacy)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 33: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Self efficacy seperti didefinisikan oleh Bandura adalah judgment

atau keputusan dari kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi

dan menjalankan tindakan secara nyata. Judgment dari personal

efficacy dibedakan dari harapan yang ada dalarn tujuan. Perceived

self efficacy adalah judgment dari kemampuan untuk

menyelesaikan tingkat performance yang pasti, dimana tujuannya

atau harapannya adalah suatu judgment dari suatu konsekuensi

(contohnya benefit dan cost) sebanyak perilaku yang akan

dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan dan kompetensi dalam

domain Motivasi individu untuk melibatkan perilaku-perilaku yang

mereka lalui. Perasaan efficacy dan ketrampilan dalam performance

seseorang sepertinya mendorong untuk melibatkan/menjalankan

perilaku yang lebih banyak daripada perasaan ceroboh dan tidak

terampil. Pengetahuan individu tentang self efficacy didasarkan

pada 4 tipe informasi:

(1) Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan

secara nyata dan evaluasi performance yang berhubungan

dengan beberapa standar pribadi atau umpan balik yang

diberikan.

(2) Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performance

orang lain dan hubungannya dengan evaluasi diri sendiri dan

umpan balik dan orang lain.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 34: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

(3) Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka

mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tindakan

tertentu.

(4) Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di

mana seseorang menyatakan kemampuannya.

Dalam Health Promotion Model, self efficacy yang diperoleh

dipengaruhi oleh aktivity related affect. Makin positif affeck,

makin besar persepsi eficacynya, sebaliknya self efficacy

mempengaruhi hambatan tindakan, dimana efficacy yang tinggi

akan mengurangi persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan

perilaku yang ditargetkan. Self efficacy memotivasi perilaku

promosi kesehatan secara langsung dengan harapan efficacy dan

secara tidak langsung dengan mempengaruhi hambatan dan

komitmen dalam melaksanakan rencana tindakan.

4) Activity-Related Affect (sikap yang berhubungan dengan aktivitas)

(1) Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah

suatu perilaku, didasarkan pada sifat stimulus perilaku itu

sendiri. Respon afektif ini dapat ringan, sedang atau kuat dan

secara sadar di nanti, disimpan didalam memori dan

dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya.

Respon-respon afektif terhadap perilaku khusus terdiri atas 3

komponen yaitu: emosional yang muncul terhadap tindakan itu

sendiri (activity-related), menindak diri sendiri (self-related),

atau lingkungan dimana tindakan itu terjadi (context-related).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 35: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

(2) Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi

apakah individu akan mengulang perilaku itu lagi atau

mempertahankan perilaku lamanya. Perasaan yang tergantung

pada perilaku ini telah diteliti sebagai determinan perilaku

kesehatan pada penelitian terakhir. Perilaku yang berhubungan

dengan afek positif kemungkinan akan di ulang dan yang

negatif kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku bisa

menimbulkan perasaan positif dan negatif. Dengan demikian,

keseimbangan di antara afek positif dan negatif sebelum, saat

dan setelah perilaku tersebut merupakan hal yang penting

untuk diketahui.

Activity-related Affect ini berbeda dari dimensi evaluasi terhadap

sikap yang dikemukakan olch Fishbein dan Ajzen. Dimensi

evaluasi terhadap sikap lebih mencerminkan evaluasi afektif pada

hasil spesifik dari suatu perilaku dari pada respon terhadap sifat

stimulus perilaku itu sendiri. Untuk beberapa perilaku yang

diberikan, rentang penuh dari perasaan negatif dan positif harus

diuraikan sehingga keduanya dapat diukur secara akurat. Dalam

beberapa instrument untuk mengukur afek, perasaan negatif

diuraikan secara lebih luas dari pada perasaan positif. Hal ini tidak

rnengherankan karena kecemasan, ketakutan dan depresi telah

diteliti lebih banyak dibandingkan perasaan senang, gembira dan

tenang. Berdasarkan teori kognitif social, terdapat hubungan antara

self-efficacy dan activity related affect.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 36: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon afek positif saat

latihan merupakan predictor yang penting terhadap efficacy setelah

latihan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa respon

emosional dan pengaruhnya terhadap keadaan psikologis saat

melakukan suatu perilaku berperan sebagai sumberi informasi

efficacy. Dengan demikian, activity-related affect dikatakan

mempengaruhi perilaku kesehatan secara langsung maupun tidak

langsung melalui self efficacy dan komitmen terhadap rencana

tindakan.

5) Interpersonal Influences

Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran mengenai

perilaku, kepercayaan atau pun sikap terhadap orang lain.

Kesadaran ini bisa atau tidak bisa sesuai dengan kenyataan.

Sumber utama pengaruh interpersonal pada perilaku promosi

kesehatan adalah keluarga (orang tua dan saudara kandung), teman,

dan petugas perawatan kesehatan. Pengaruh interpersonal meliputi:

norma (harapan dari orang-orang yang berarti), dukungan sosial

(dorongan instrumental dan emosional) dan modeling

(pembelajaran melalui mengobservasi perilaku khusus seseorang).

Tiga proses interpersonal ini pada sejumlah penelitian kesehatan

tampak mempredisposisi seseorang untuk melaksanakan perilaku

promosi kesehatan. Norma sosial mernbentuk standar pelaksanaan

yang dapat dipakai atau ditolak oleh individu. Dukungan sosial

untuk suatu perilaku menyediakan sumber-sumber dukungan yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 37: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

diberikan oleh orang lain. Modeling menggambarkan komponen

berikutnyadari perilaku kesehatan dan merupakan strategi yang

penting bagi perubahan perilaku dalam teori kognitif social.

Pengaruh interpersonal mernpengaruhi perilaku promosi kesehatan

secara langsung maupun tidak langsung melalui tekanan sosial atau

dorongan untuk komitmen terhadap rencana tindakan. Individu

sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap harapan, contoh

pujian orang lain. Namun, diberikan motivasi yang cukup untuk

berperilaku dalam cara yang konsisten dengan pengaruh

interpersonal, individu mungkin akan melakukan perilaku-perilaku

yang akan menimbulkan pujian dan dukungan sosial bagi mereka.

6) Pengaruh Situasional (Situational Influences)

Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau

keadaan dapat memudahkan atau menghalangi suatu perilaku.

Pengaruh situasi pada perilaku promosi kesehatan meliputi persepsi

terhadap pilihan yang ada, karakteristik permintaan, dan ciri-ciri

estetik dari suatu lingkungan dimana perilaku tersebut dilakukan.

Individu tertarik dan lebih kompeten dalam perilakunya di dalam

situasi atau keadaan lingkungan yang mereka rasa lebih cocok dari

pada lingkungan yang tidak cocok, lingkungan yang berhubungan

dari pada yang asing, lingkungan yang aman dan meyakinkan dari

pada lingkungan yang tidak aman dan mengancam. Lingkungan

yang menarik juga lebih diinginkan untuk melaksanakan perilaku

kesehatan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 38: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Dalarn HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai

pengaruh langsung atau tidak langsung pada perilaku kesehatan.

Situasi dapat secara langsung mempengaruhi perilaku dengan

menyediakan suatu lingkungan yang diisi dengan petunjuk-

petunjuk yang akan menimbulkan tindakan. Sebagai contoh, sutau

lingkungan yang ditulis dilarang merokok akan menciptakan

karakteristik perilaku tidak merokok di lingkungan tersebut seperti

yang diminta. Kedua situasi ini mendukung komitmen untuk

tindakan kesehatan. Pengaruh situasional telah memberikan sedikit

perhatian pada penelitian HPM sebelumnya dan dapat diteliti lebih

lanjut sebagai determinan yang secara potensial penting bagi

perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci penting

dalam mengembangkan stategi baru yang lebih efektif untuk

memfasilitasi penerimaan dan pemelihaman perilaku kesehatan.

3. Hasil Perilaku

Perilaku promosi kesehatan adalah tindakan akhir atau hasil tindakan.

Perilaku ini akhirnya secara langsung ditujukan pada pencapaian hasil

kesehatan positif ini akhirnya secara langsung ditujukan pada

pencapaian hasil kesehatan positif untuk klien. Perilaku promosi

kesehatan terutama sekali terintegrasi dalam gaya hidup sehat yang

menyerap pada semua aspek kehidupan seharusnya mengakibatkan

peningkatkan kesehatan, peningkatan kemampuan fungsional dan

kualitas hidup yang lebih baik pada semua tingkat perkembangan.

Berikut ini macam-macam hasil dari perilaku, yaitu :

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 39: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

1) Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan

awal dari suatu peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan

mendorong individu ke arah perilaku yang diharapkan

2) Tanggung Jawab Untuk Merencanakan Tindakan (POA). Manusia

umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi dari pada tidak.

Kesengajaan adalah faktor utama yang menentukan kemauan

berperilaku. Tanggung dalam merencanakan tindakan pada HPM

yang telah direvisi menunjukkan pokok yang mendasari proses

kognitif.

3) Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada

waktu dan tempat yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu

atau secara sendirian, dengan mengabaikan pilihan berkompetensi.

4) Mengidentifikasi strategi-strategi yang menentukan untuk

mendapatkan, membawa dan memperkuat perilaku.

5) Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan

pada tempat yang berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya

merupakan kemungkinan yang disengaja dan yang lebih lanjut

bahwa perencanaan tindakan (POA) yang dikembangkan oleh

perawat dan klien akan sukses diimplementasikan. Tanggung jawab

sendiri tanpa strategi-strategi dari teman sejawat sering

mengahasilkan tujuan yang baik, namun gagal membentuk suatu

nilai perilaku kesehatan.

6) Kebutuhan untuk segera berkompetisi dan pilihan-pilihan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 40: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

7) Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan merujuk

pada alternatif perilaku yang memaksakan kedalam kebingungan

sebagai bagian dari yang mungkin terjadi sebelumnya dan segera

diharapkan menjadi perilaku promosi kesehatan yang

direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang sebagai perilaku

alternatif dimana individu relatif memiliki level kontrol yang

rendah karena ketergantungan terhadap lingkungan seperti bekerja

atau tanggung jawab perawatan keluarga. Kegagalan berespon

terhadap suatu kebutuhan dapat memiliki efek yang tidak

menguntungkan untuk diri sendiri atau untuk hal-hal lain yang

penting. Pilihan berkompetisi dipandang sebagai alternatif perilaku

dengan kekuatan penuh yang bersifat lebih yang mana individu

relatif menggunakan level kontrol yang tinggi. Mereka dapat

mengeluarkan perilaku promosi kesehatan dan setuju menjadi

perilaku kompetisi. Tingkat dimana individu mampu melawan

pilihan kompetensi tergantung pada kemampuannya menjadi

pengatur diri. Contoh dari memberi pilihan kompetisi adalah

memilih makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak karena rasa

atau selera pilihan; mengemudi dengan melewati pusat rekreasi;

selalu berlatih berhenti di mall (suatu pilihan untuk melihat-lihat

atau belanja daripada berolahraga). Kedua kebutuhan kompetisi

dan pilihan dapat menggelincirkan suatu rencana tindakan yang

salah satunya telah dilakukan. Kebutuhan kompetisi dapat berbeda

dari rintangan yang harus dibawa oleh individu dan perilaku yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 41: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

tidak diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan eksternal atau hasil

yang tidak baik/tidak terhitungkan dapat terjadi. Pilihan kompetisi

dapat berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena

pilihan kompetisi adalah dorongan terakhir yang didasari pada

hirarki pilihan yang menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan

kesehatan yang positif.

Terdapat macam kemampuan untuk individu untuk mendukung

perhatian dan menghindari gangguan. Beberapa individu dapat

mempengaruhi perkembangan atau secara biologis menjadi lebih

mudah dipengaruhi selama tindakan daripada yang lain. Hambatan

pilihan kompetensi memerlukan latihan dari pengaturan diri

sendiri. Komitmen yang kuat untuk melakukan tindakan dapat

mendukung pengabdian untuk melengkapi suatu perilaku

mengingat kebutuhan akan kompetisi atau pilihan. Di dalam HPM,

kebutuhan kompetisi dengan segera dan pilihan secara langsung

mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku kesehatan

sebagaimana pengganti tanggung jawab moderate.

4. Perilaku Promosi Kesehatan

Variabel pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku

sehingga disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku

promosi kesehatan adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM.

Bagaimanapun harus dicatat bahwa perilaku promosi kesehatan pada

akhirnya adalah langsung bertujuan untuk mencapai kesehatan yang

positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan, khususnya ketika

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 42: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua

aspek kehidupan, menghasilkan pengalarnan kesehatan yang positif

disepanjang proses kehidupan.

2.3.5 Analisis Teori

Analisis teori Health Promotion Model, pada tahun 1975 Dr. Pender

mempublikasikan model konseptual kesehatan preventif. Dasar studinya adalah

bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan kesehatan mereka

sendiri dalam komteks keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasi faktor yang

ditemukan dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang diperlukan individu

dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi kesehatan

dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan konsep promosi optimal

tentang kesehatan pertama kali dimuat tahun 1975 dan mengalami revisi pada

tahun 1987 di buku edisi kedua. Edisi ketiga tahun 1996 memuat revisi terakhir

tentang model promosi kesehatan dan dipresentasikan.

1. Kemampuan Teori Menghubungkan Konsep Dalam Melihat Fenomena

Nola J Pender mengembangkan Health Promotion Model untuk

mendemonstrasikan hubungan antara manusia dengan lingkungan fisik

dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini

menggambungkan dua teori yaitu teori nilai pengharapan dan teori

pembelajaran sosial dalam perspektif keperawatan manusia dilihat dari

fungsi holistik. Konsep dalam teorinya dengan menekankan bahwa

sakit membutuhkan biaya yang mahal dan perilaku promsi kesehatan

adalah ekonomis. Pada beberapa bagian bahwa fokus dari perawatan

adalah individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 43: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

2. Tingkat Generalisasi Teori

Teori dan model yang dikemukan oleh Pender adalah berfokus pada

upaya promosi kesehatan dan prevensi penyakit. Sehingga teori bersifat

spesifik dan sederhana, namun demikian teori ini dapat

didemonstrasikan dan diaplikasikan sehingga dapat diberikan justifikasi

dan pembenaran bagaimana konsep yang dikemukakan saling

berhubungan. Teori ini dikemukakan dengan menampilkan contoh yang

berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil penelitian, sehingga dapat

digeneralisasikan dan konsep yang dikemukakan dalam teori dapat

diaplikasikan.

3. Tingkat Kelogisan Teori

Teori ini cukup logis untuk dipahami karena memberi pemahaman yang

luas dan komperehensif tentang promosi kesehatan dan pencegahan

penyakit pada klien. Pandangan tentang aspek promotif adalah lebih

murah daripada aspek kuratif dan rehabilitati sangat logis dan telah

diterima dimasyarakat.

4. Testabilitas Teori

Teori Health Promotion Model dikembangkan berdasarkan atas riset

kualitatif dan kuantitatif, baik di Amerika maupun Negara lain. Bahkan

teori ini saat ini terlibat dalam prakarsa kesehatan global dan telah diuji

oleh para sarjana dari Jepang, China, dan Taiwan. Selama

perkembangan teori banyak studi yang berhubungan dengan

pengaplikasian teori yang dapat dijadikan sebagai dasar riset.

5. Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 44: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Riset yang berhubungan dengan Health Promotion Model memberikan

kontribusi secara umum bagi pengembangan body of knowledge dari

ilmu keperawatan. Pergeseran paradigma dari kuaratif rehabilitatif

kearah promotif dan preventif. Pender meyakini bahwa dengan mutu

kepedulian terhadap promosi kesehatan akan memperbaiki sistem

kesehatan secara integral.

6. Konsistensi Teori

Teori pender konsisten dengan semua teori yang memandang

pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah sesuatu

yang logis dan eknomis. Teori ini telah mengalami 2 kali revisi namun

fokus teori ini tetap pada aspek promotif.

2.3.6 Kelebihan dan Kekurangan Teori

1. Kelebihan

1) Health Promotion Model, menjadi sumber informasi penting dan

bermanfaat bagi setiap orang yang ingin mengetahui bahwa

promosi kesehatan sesorang sangat didukung oleh nilai yang

diharapkan serta teori kognitif sosial yang menekankan pada self

regulation, self direction dan persepsi terhadap self efficacy.

Pengambilan keputusan, tindakan dan efficacy diri akan

menentukan status kesehatan. Nola J Pender telah belajar dari

pengalaman pribadi dan hasil penelitiannya untuk memunculkan

teori ini.

2) Teori ini sangat lengkap untuk melakukan kegiatan yang

berhubungan dengan tindakan promotif dan preventif.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 45: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

2. Kekurangan

1) Seseorang cacat mental kemungkinan tidak mampu memiliki

harapan nilai dan kognisi sosial. Demikian juga dengan sesorang

yang sudah mendapat cacat bawaan sejak lahir seperti malfungsi

sel yang berperan untuk daya tahan tubuh.

2) Teori ini juga sangat sulit diterapkan pada klien dengan ekonomi

lemah dan tingkat pendidikan yang rendah karena sesorang dengan

sosial ekonomi rendah lebih termotivasi atau cenderung untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya dibandingkan dengan motivasi

meningkatkan status kesehatannya.

3) Membutuhkan role model yang sempurna untuk mempengaruhi

masyarakat disekitarnya. Tenaga kesehatan sendiri apakah telah

mengetahui teori ini dan kalau telah mengetahui apakah telah

mengamalkannya sehingga bisa mempengaruhi klien atau

masyarakat.

4) Masyarakat masih lebih mempercayai budayanya sendiri yang

menjadi hambatan dalam mensosialisasikan dan mengamalkan teori

ini.

2.3.7 Kemanfaatan Teori Pada Pengembangan Praktek Keperawatan

Peluang untuk melakukan praktek keperawatan dalam fokus promosi

kesehatan akan sangat terbuka. Bagi Pender (2006) adalah sesuatu yang sangat

menggairahkan untuk membawa praktek keperawatan untuk mengubah perilaku

kuratif dan rehabilitatif kearah perilaku promotif dan rehabilitatif. Pender (2006)

menekankan practical nurse dapat memainkan suatu peran yang sangat penting

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 46: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

dalam partnership antar ilmuan dan konsumen serta praktisi untuk

mengembangkan strategi kepedulian sesuai dengan spesifikasi populasi.

2.4 Konsep Komitmen

2.4.1 Pengertian Komitmen

Dalam hal ini komitmen yang dimaksud adalah komitmen dalam

organisasi. Banyak para ahli mendefinisikan arti komitmen organisasi antara lain,

Menurut L. Mathis-John H. Jackson, komitmen organisasi adalah tingkat sampai

dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan

untuk tinggal bersama atau meninggalkan perusahaan pada akhirnya tercermin

dalam ketidakhadiran dan angka perputaran karyawan.

Menurut Griffin, komitmen organisasi (organisational commitment)

adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seseorang individu mengenal dan

terikat pada organisasinya. Seseorang individu yang memiliki komitmen tinggi

kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi. Cut Zurnali

(2010) mendefinisikan pengertian komitmen organisasional dengan mengacu pada

pendapat-pendapat Meyer and Allen (1993), Curtis and Wright (2001), dan

S.G.A. Smeenk, et.al. (2006) dimana komitmen organisasional didefinisikannya

sebagai sebuah keadaan psikologi yang mengkarakteristikkan hubungan karyawan

dengan organisasi atau implikasinya yang mempengaruhi apakah karyawan akan

tetap bertahan dalam organisasi atau tidak, yang teridentifikasi dalam tiga

komponen yaitu: komitmen afektif, komitmen kontinyu dan komitmen normatif.

Definisi komitmen organisasional ini menarik, dikarenakan yang dilihat adalah

sebuah keadaan psikologi karyawan untuk tetap bertahan dalam organisasi.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 47: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Menurut Fred Luthan (2005), komitmen organisasi didefinisikan sebagai:

1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu;

2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; dan

3. Keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.

Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas

karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi

mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta

kemajuan yang berkelanjutan.

2.4.2 Dimensi Komitmen

1. Dimensi Komitmen Menurut Mowday

Mowday et.al., dalam Curtis, Susan, and Dennis Wright (2001),

mengemukakan komitmen telah didefinisikan sebagai kekuatan

identifikasi individu yang berada dalam sebuah organisasi. Curtis and

Wright (2001) menjelaskan bahwa konsep ini dapat dipecah menjadi tiga

komponen, yaitu:

1) Keinginan memelihara keanggotaan dalam organisasi;

2) Keyakinan dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi; dan

3) Kesediaan bekerja keras sebagai bagian dari organisasi

2. Dimensi Komitmen Organisasional Menurut Porter

Porter et.al. dalam Ik-Whan dan Banks (2004), bahwa telah dikembangkan

tiga bagian dari definisi komitmen organisasional:

1) Keyakinan dan penerimaan yang kuat dari tujuan dan nilai organisasi;

2) Kesediaan untuk bekerja keras sebagai bagian dari organisasi, dan

3) Keinginan yang kuat untuk mengingat organisasi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 48: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

3. Dimensi Komitmen Organisasional Menurut Newstrom and Davis

Menurut Newstrom and Davis (2002), komitmen organisasional

merupakan tingkat dimana individu memihak dan ingin secara kontinyu

berpartisipasi aktif dalam organisasi, yang tercermin melalui karakteristik-

karakteristi sebagai berikut:

1) Adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan atas nilai dan tujuan

organisasi,

2) Kesediaan untuk mengusahakan yang terbaik bagi organisasi, dan

3) Adanya keinginan yang pasti untuk bertahan dalam organisasi.

4. Dimensi Komitmen Organisasional Menurut Allen and Meyer

Menurut Cut Zurnali (2010), hal menarik dalam pengertian komitmen

organisasional adalah apa yang dikemukakan oleh Durkin (1999:127),

bahwa komitmen organisasional merupakan perasaan yang kuat dan erat

dari seseorang terhadap tujuan dan nilai suatu organisasi dalam

hubungannya dengan peran mereka terhadap upaya pencapaian tujuan dan

nilai-nilai tersebut. Kemudian dinyatakan bahwa gambaran yang lebih

jelas mengenai definisi komitmen organisasional adalah yang

dikemukakan oleh Allen and Meyer (1993), yang mengemukakan:

"commitment organizational is identified three types of commitment;

affective commitment, continuance commitment, and normative

commitment as a psychological state “that either characterizes the

employee’s relationship with the organization or has the implications to

affect whether the employee will continue with the organization".

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 49: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Lebih lanjut Cut Zurnali (2010) mengemukakan bahwa pendapat Allen

and Meyer (1993) ini sering digunakan oleh para peneliti di bidang Ilmu

Perilaku Organisasi dan Ilmu Psikologi. Bahwa komitmen organisasional

sebagai sebuah keadaan psikologi yang mengkarakteristikkan hubungan

karyawan dengan organisasi atau implikasinya yang mempengaruhi

apakah karyawan akan tetap bertahan dalam organisasi atau tidak, yang

teridentifikasi dalam tiga komponen yaitu:

1) Komitmen afektif (affective commitment), yaitu: keterlibatan

emosional seseorang pada organisasinya berupa perasan cinta pada

organisasi.

2) Komitmen kontinyu (continuance commitment), yaitu: persepsi

seseorang atas biaya dan resiko dengan meninggalkan organisasi saat

ini. Artinya, terdapat dua aspek pada komitmen kontinyu, yaitu:

melibatkan pengorbanan pribadi apabila meninggalkan organisasi dan

ketiadaan alternatif yang tersedia bagi orang tersebut.

3) Komitmen normatif (normative commitment) ), yaitu: sebuah dimensi

moral yang didasarkan pada perasaan wajib dan tanggung jawab pada

organisasi yang mempekerjakannya.

Secara umum, riset yang berkaitan dengan para karyawan yang memiliki

komitmen afektif yang kuat akan tetap tinggal bersama organisasi dikarenakan

mereka ingin tinggal (because they want to). Para karyawan yang memiliki

komitmen kontinyu yang kuat dikarenakan mereka harus tinggal bersama

organisasi (because they have to). Dan para karyawan yang memiliki komitmen

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 50: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

normative yang kuat dikarenakan mereka merasa bahwa mereka harus tinggal

bersama (because they fell that they have to).

Dalam riset-riset tentang komitmen organisasional yang mencoba

menganalisis karyawan-karyawan perusahaan yang dalam menjalankan aktivitas

organisasi bersentuhan dengan teknologi informasi dan komunikasi seperti

perusahaan telekomunikasi dan informasi, perbankan, pertambangan, pemasaran,

konsultan perencanaan, otomotif, semi konduktor, dan bioteknologi, Cut Zurnali

(2010) mendefinisikan masing-masing dimensi komitmen organisasional tersebut

sebagai berikut:

1) Komitmen afektif (affective commitment) adalah perasaaan cinta pada

organisasi yang memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan

membina hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan

organisasi dikarenakan telah menjadi anggota organisasi.

2) Komitmen kontinyu (continuance commitment) adalah perasaan berat

untuk meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan

dengan pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan

penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi di dalam organisasi.

3) Komitmen normatif (normative commitment) adalah perasaan yang

mengharuskan untuk bertahan dalam organisasi dikarenakan kewajiban

dan tanggung jawab terhadap organisasi yang didasari atas

pertimbangan norma, nilai dan keyakinan karyawan.

2.5 Konsep Teori Perilaku Kinerja

2.5.1 Pengertian Kinerja

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 51: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Kinerja berasal dari kata to perform artinya: (1) melakukan, menjalankan,

melaksanakan (to do or carry of a execute), (2) memenuhi atau melaksanakan

kewajiban suatu intense atau niat (to discharge of fulfill), (3) melaksanakan atau

menyempurnakan sesuatu yang diharapkan oleh sesorang atau mesin (to execute

or complete an understanding), (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh

sesorang atau mesin (to do what is expected of a person, machine) (supriyanto,

2010).

Kinerja dalam organisasi diartikan sebagai keberhasilan menyelesaikan

tugas atau memenuhi target yang ditetapkan. Definisi kinerja menurut (Wirawan,

2009), adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi atau indikator suatu pekerjaan

atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

(Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2001). Sedangkan menurut Rivai & Basri

(2004) kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu

di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau

kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Kinerja bila dikaitkan dengan kata benda adalah terjemahan dari kata

performance, maka pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawab individu atau kelompok dalam upaya

pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak

bertentangan dengan moral dan etika (Wirawan, 2009).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 52: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Kinerja mengandung 2 komponen penting yaitu: (1) kompetensi berarti

individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat

kinerjanya, (2) produktifitas yaitu kompetensi tersebut dapat diterjemahkan

kedalam tindakan atau kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja

(outcome). Penentuan kinerja sangat diperlukan agar suatu lembaga atau individu

dapat mengetahui apakah mereka telah berhasil dalam mencapai tujuan.

Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja

adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang

dicapai selama periode waktu tertentu dalam menjalankan tugas kerjanya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Prestasi atau kinerja individu memberikan kontribusi pada prestasi

kelompok dan kinerja kelompok memberikan kontribusi pada kinerja organiasi.

Kinerja individu adalah dasar dari kinerja organisasi (Gibson, James L.,

Ivancevich, John M., and Donelly JR, James H., 1997). Kinerja yang tidak efektif

dari tiap tingkatan merupakan tanda bagi manajemen untuk segera melakukan

perbaikan.

Ada beberapa pengertian tentang indikator yang disampaikan oleh para

pakar yaitu : (1) indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau

kondisi, (2) indikator adalah variabel yang mengindikasikan atau menunjukkan

satu kecenderungan situasi, yang dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan,

(3) indikator adalah variabel untuk mengukur suatu perubahan baik langsung

maupun tidak langsung (WHO, 1981).

Karakteristik suatu indikator antara lain: (1) sahih (valid): artinya indikator

dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan dinilai, (2) dapat dipercaya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 53: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

(reliable): mampu menunjukkan hasil yang sama pada saat yang berulang kali,

untuk waktu sekarang maupun yang akan datang, (3) peka (sensitive): cukup peka

untuk mengukur sehingga jumlahnya tidak perlu banyak, (4) spesifik (specific)

memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas dan tidak tumpang tindih, (5)

relevan: sesuai dengan aspek kegiatan yang akan diukur dan kritikal.

Untuk mengukur tingkat hasil suatu kegiatan digunakan indikator sebagai

alat atau petunjuk untuk mengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan.

Monitoring dilakukan terhadap indikator kunci guna dapat mengetahui

penyimpangan atau prestasi yang dicapai. Dengan demikian setiap individu akan

dapat menilai tingkat prestasinya sendiri (self assesment).

Gambar 2.1 model perilaku kinerja Gibson (1997)

Sesuai analisa (Gibson,1997) terhadap tiga variabel yang mempengaruhi

perilaku dan kinerja undividu, variabel individu yang dikelompokan pada sub

variabel kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan demografis sub variabel

kemampuan dan ketrampilan yang merupakan faktor utama mempengaruhi

kinerja individu. Kemampuan ketrampilan yang dimiliki oleh pelaksana

keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan akan mempengaruhi kinerja

individu.

2.5.2 Syarat Penilaian Kinerja

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 54: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Penilaian kinerja yang efektif mempunyai kurang lebih dua syarat utama

yang diperlukan yaitu: (1) adanya criteria yang dapat diukur secara objektif dan

(2) adanya objektifitas dalam proses evaluasi (Gomes. 2003). Sudut pandang

kegunaan kinerja menurut Siagian (2008) menjelaskan bahwa bagi individu

penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti

kemampuan, keletihan, kekurangan dan pootensinya yang pada gilirannya

bermanfaat untuk menentukan tujuan, alur, rencana dan pengembangan karirnya.

Sedangkan bagi organisasi, hasil penelitian kinerja sangat penting dalam

kaitannya dengan pengambilan keputusan tentang berbagai hal seperti identifikasi

kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program

pengenalan, penempatan, promosi, sistem balas jasa, serta berbagai aspek lain

dalam proses manajemen sumber daya manusia. Berdasarkan kegunaan tersebut,

maka penilaian yang baik harus dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian

kriteria yang ditetapkan secara rasional serta diterapkan secara objektif serta

didokumentasikan secara sistemik. Dengan demikian, dalam melakukan penilaian

atas prestasi kerja para pegawai harus terdapat interaksi positif dan kontinu antara

para pejabat pimpinan dan bagian kepegawaian.

2.5.3 Metode Penilaian Kinerja

Metode dalam mengukur prestasi kinerja, sebagaimana diungkapakan oleh

Gomes (2003), adalah sebagai berikut:

1. Metode Tradisional

2. Metode ini merupakan metode tertua dan paling sederhana untuk

menilai prestasi dan diterapkan secara tidak sistematis maupun

sistematis. Yang termasuk kedalam metode tradisional adalah: rating

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 55: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

scale, employee comparation, chek list, free form essay, dan critical

incident. a) rating scale, metode ini merupakan metode penilaian yang

paling tua yang banyak digunakan, dimana penilaian yang dilakukan

oleh atasan atau supervisor untuk mengukur karakteristik, misalnya

mengenai inisiatif, ketergantungan, kematangan dan kontribusinya

terhadap tujuan kerjanya. b) employee comparation, metode ini

merupakan metode penilaian yang dilakukan dengan cara

membandingkann antara seorang pegawai dengan pegawai lainnya.

Metode ini terdiri dari: (1) alternation ranking yaitu metode penilaian

dengan cara mengurutkan peringkat pegawai dari yang terendah sampai

yang tertinggi berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. (2) paired

comporation yaitu metode penilaian dengan cara seorang pegawai

dibandingkan dengan seluruh pegawai lainnya, sehingga terdapat

berbagai alternatif keputusan yang akan diambil. Metode ini dapat

digunakan untuk jumlah pegawai yang relatif sedikit. (3) porced

comporation (grading) yaitu metode ini sama dengan paired

comporation, tetapi digunakan untuk jumlah pegawai yang relatif

banyak. c) check list metode ini hanya memberikan asukan/informasi

bagi penilaian yang dilakukan oleh bagian personalia. d) freeform

essay, dengan metode ini seorang penilai diharuskan membuat karangan

yang berkenan dengan orang/karyawan/pegawai yang sedang

dinilaianya. e) critical incident dengan metode ini penilai harus

mencatat semua kejadian mengenai tingkah laku bawahannya sehari-

hari yang kemudian dimasukan kedalam buku catatan khusus yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 56: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

terdiri dari berbagai macam kategori tingkah laku bawahannya.

Misalnya mengenai inisiatif, kerjasama dan keselamatan.

3. Metode Modern

Metode ini merupakan perkembangan dari metode tradisional dalam

menilai prestasi kerja. Yang termasuk kedalam metode ini adalah :

assessment centre, management by objective (MBO = MBS), dan

human asset accounting.

2.5.4 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Individu

Kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas

maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun

kelompok (Ilyas, 1993). Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang

kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi. Untuk

mengetahui faktor yang mempengaruhi (determinant) kinerja individu, perlu

dilakukan pengkajian terhadap teori kinerja. Secara umum faktor fisik sangat

mempengaruhi kondisi karyawan dalam bekerja. Selain itu, kondisi lingkungan

fisik juga akan mempengaruhi berfungsinya faktor lingkungan non fisik. Pada

kesempatan ini pembahasan kita fokuskan pada lingkungan non-fisik, yaitu

kondisi-kondisi yang sebenarnya sangat melekat dengan sistem manajerial

perusahaan.

Prawirosentono (1999) menjelaskan bahwa kinerja seorang pegawai akan

baik, jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja,

adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. Secara

teoritis ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja

individu, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 57: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Kelompok variabel individu terdiri dari variabel kemampuan dan ketrampilan,

latar belakang pribadi dan demografis. Gibson (1987) juga menyatakan bahwa

variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang

mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Variabel demografis

mempunyai pengaruh yang tidak langsung. Kelompok variabel psikologis terdiri

dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini

menurut Gibson (1987) terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan,

imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Kopelman (1986) menjelaskan, variabel

imbalan akan berpengaruh terhadap variabel motivasi, yang pada akhirnya secara

langsung mempengaruhi kinerja individu. Penelitian Robinson dan Larsen (1990)

terhadap para pegawai penyuluh kesehatan pedesaan di Colombia menunjukan

bahwa pemberian imbalan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja

pegawai dibanding pada kelompok pegawai yang tidak diberi. Mitchell dalam

Timpe (1999) menyatakan bahwa motivasi bersifat individual, dalam arti bahwa

setiap orang termotivasi oleh berbagai pengaruh hingga berbagai tingkat.

Peningkatan kinerja individu dalam organisasi nmenuntut para manajer untuk

mengambil pendekatan tidak langsung, menciptakan motivasi melalui suasana

organisasi yang mendorong para pegawai untuk lebih produkstif. Suasana ini

tercipta melalui pengelolaan faktor-faktor organisasi dalam bentuk pengaturan

sistem imbalan, struktur, desain pekerjaan serta pemeliharaan komunikasi melalui

praktek kepemimpinan yang mendorong rasa saling percaya.

2.6 Konsep Ponkesdes

2.6.1 Pengertian Ponkesdes

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 58: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) adalah sarana kesehatan yang berada

di desa atau kelurahan yang merupakan pengembangan dari Pondok Bersalin Desa

(Polindes) sebagai jaringan pelayanan kesehatan (Pergub, 2010).

2.6.2 Tujuan Ponkesdes

Ponkesdes didirikan dengan tujuan untuk menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang berkualitas serta meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di

Desa/Kelurahan, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat di Desa/Kelurahan

yang setinggi-tingginya.

2.6.3 Misi Ponkesdes

1. Menggerakkan masyarakat Desa/Kelurahan, agar menciptakan

lingkungan Desa/Kelurahan yang sehat.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

Desa/Kelurahan

3. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Ponkesdes

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga,

masyarakat desa.

5. Ponkesdes bertujuan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

berkualitas serta meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di desa/kelurahan,

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat di desa/kelurahan yang

setinggi-tingginya.

2.6.4 Tata Kerja dan Jaringan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 59: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

1. Ponkesdes menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan

masyarakat di tingkat Desa/ Kelurahan

2. Tenaga Ponkesdes minimal terdiri dari bidan dan perawat. Ponkesdes

dikoordinir oleh salah satu tenaga bidan atau perawat ditentukan dan

bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas

3. Dalam menyelenggarakan tugasnya Ponkesdes berkoordinasi dengan

Puskesmas Pembantu dalam satu wilayah kerjanya

4. Ponkesdes sebagai pembina upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat di wilayahnya.

2.6.5 Upaya dan Asas Penyelenggaraan

1. Upaya Kesehatan yang dilaksanakan di Ponkesdes adalah upaya

Kesehatan wajib dan upaya Kesehatan pengembangan seperti yang

dilakukan di Puskesmas

2. Upaya Kesehatan wajib meliputi enam pelayanan kesehatan dasar yaitu

promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta

KB, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan

penyakit menular, serta upaya pengobatan

3. Asas pertanggung jawaban wilayah, yaitu meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di Desa/Kelurahan

wilayah kerjanya

4. Asas pemberdayaan masyarakat yaitu memberdayakan perorangan,

keluarga dan masyarakat agar berperan aktif setiap dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 60: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

5. Asas keterpaduan, yaitu melakukan keterpaduan lintas program, lintas

sektor dan jejaring pelayanan kesehatan lainnya, untuk memperoleh

hasil yang optimal

6. Asas Rujukan, yaitu melaksanakan pelimpahan wewenang dan

tanggung jawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan di Desa/

Kelurahan yang tidak mampu dilaksanakan Ponkesdes ke Puskesmas

atau sarana pelayanan kesehatan lainnya yang lebih tinggi.

2.6.6 Tugas Pokok, Fungsi Perawat dan Bidan

1. Perawat di Ponkesdes mempunyai tugas melaksanakan:

1) Program Kesehatan Lingkungan

2) Program Kesehatan Gizi Masyarakat

3) Program Pencegahan dan Pemberantasan penyakit menular

4) Promosi Kesehatan

5) Pengobatan Sederhana.

2. Perawat di Ponkesdes mempunyai fungsi:

1) Pelaksana Program Kesehatan Lingkungan

2) Pelaksana Program Kesehatan Gizi Masyarakat

3) Pelaksana Program Pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular

4) Pelaksana Promosi Kesehatan yang terkait dengan Kesehatan

Lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

5) Pelaksana Pengobatan sederhana sesuai kewenangan

6) Pelaksana Upaya Kesehatan Pengembangan sesuai tugas yang

diberikan kepala Puskesmas

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 61: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

7) Pelaksana Koordinasi dan kerjasama dengan bidan Ponkesdes,

lintas sektor, Iintas program dalam mencapai VISI, MISI dan

Tujuan Ponkesdes

8) Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

3. Bidan di Ponkesdes mempunyai tugas melaksanakan:

1) Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta KB,

2) Program Kesehatan Gizi Masyarakat,

3) Promosi Kesehatan dan Pengobatan Sederhana

4. Bidan di Ponkesdes mempunyai fungsi:

1) Pelaksana Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta KB sesuai

dengan kompetensi

2) Pelaksana Program Kesehatan Gizi Masyara

3) Pelaksana Promosi Kesehatan yang terkait dengan KIA, KB dan Gizi

4) Pelaksana pengobatan sederhana untuk Ibu dan Anak sesuai kewenangan

5) Pelaksana Upaya Kesehatan Pengembangan sesuai dengan tugas yang

diberikan oleh kepala Puskesmas

6) Pelaksana Koordinasi dan kerjasama dengan perawat Ponkesdes,

Iintas sektor, lintas program dalam mencapai VISI, MISI dan Tujuan

Ponkesdes

7) Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

2.6.7 Kewenangan Perawat dan Bidan

1. Perawat mempunyai kewenangan:

1) Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,

penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 62: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

tindakan keperawatan dan evaluasinya sesuai dengan standar

asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi

2) Melakukan intervensi keperawatan, observasi keperawatan,

pendidikan dan konseling kesehatan

3) Melakukan pelayanan tindakan medik berdasarkan permintaan

tertulis dari dokter

4) Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien,

perawat dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar

kewenangan dengan tujuan untuk penyelamatan jiwa

5) Memberikan Pelayanan kesehatan lainnya yang diatur dengan

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat

2. Bidan mempunyai kewenangan:

1) Memberikan Pelayanan Kebidanan, Pelayanan Keluarga

Berencana dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang ditujukan

kepada ibu dan anak

2) Memberikan Pelayanan kepada ibu pada masa pranikah, prahamil,

masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui dan masa

antara (periode interval) yang meliputi penyuluhan dan konseling,

pemeriksaan fisik, pelayanan antenatal pada kehamilan normal,

pertolongan pada kehamilan abnormal, pertolongan persalinan

normal, pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak

sungsang, partus macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini

tanpa infeksi, perdarahan post partum, pelayanan ibu nifas normal,

pelayanan ibu nifas abnormal, yang mencakup retensio plasenta,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 63: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

renjatan dan infeksi ringan, pelayanan dan pengobatan pada

kelainan ginekologi yang meliputi keputihan, perdarahan tidak

teratur dan penundaan haid, pelayanan Keluarga Berencana

(memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat

kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan

kondom).

3. Memberikan Pelayanan Kebidanan kepada anak pada masa bayi baru

lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa pra sekolah yang meliputi:

1) Pemeriksaan bayi baru lahir

2) Perawatan tali pusat

3) Perawatan bayi

4) Resusitasi pada bayi baru lahir

5) Pemantauan tumbuh kembang anak

6) Pemberian imunisasi

7) Pemberian Penyuluhan.

4. Memberikan Pelayanan kesehatan lainnya yang diatur dengan

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

2.6.8 Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Perawat dan Bidan

1. Kebutuhan Bidan dan Perawat di Ponkesdes ditentukan oleh Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2. Pelaksanaan seleksi Bidan dan Perawat dilakukan oleh

Bupati/Walikota.

3. Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Bidan di wilayah

Kabupaten/Kota dilakukan oleh Bupati/Walikota.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 64: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

4. Pemindahan Bidan antar Kabupaten/Kota dilakukan oleh Gubernur.

5. Perawat Ponkesdes dalam masa penugasan tidak diijinkan pindah.

2.6.9 Kewajiban dan Hak bagi Perawat dan Bidan

1. Kewajiban Bidan dan Perawat di Ponkesdes adalah:

1) Mentaati dan melaksanakan segala peraturan perundang – undangan

dan ketentuan yang berlaku

2) Dalam melaksanakan tugas dan praktek, bidan harus memliki Surat

Izin Bidan (SIB) dan Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sesuai masa

berlakunya

3) Dalam melaksanakan tugas dan praktek, perawat harus memiliki

Surat Izin Perawat (SIP), Surat Ijin Kerja (SIK) dan Surat Ijin

Praktek Perawat (SIPP) sesuai masa berlakunya

4) Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan

2. Hak Bidan dan Perawat di Ponkesdes adalah:

1) Mendapatkan perlindungan hukum selama melaksanakan tugas

sesuai dengan kewajiban dan kompetensinya

2) Mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan serta

kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan

bidangnya

3) Mendapatkan gaji sesuai dengan kemampuan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota

4) Mendapatkan Cuti; e. mendapat bimbingan dan perlindungan Kepala

Puskesmas, sama seperti Perawat dan Bidan yang ada di Puskesmas

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 65: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

Induk dan Puskesmas Pembantu.

2.6.10 Pembinaan dan Pembiayaan

1. Pembinaan dan pengawasan Ponkesdes dilaksanakan secara berjenjang

mulai dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan

bersama - sama dengan organisasi profesi.

2. Pembiayaan penyelenggaraan Ponkesdes dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

2.6.11 Landasan Hukum Ponkesdes

1. UU Nomor 4 tahun 1984 tentang Penanggulangan Wabah

2. UU Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagai

perubahan UU no 8 tahun 1974

3. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi

4. UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

5. PP Nomor 24 tahun 1976 tentang Cuti

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga

Kesehatan

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian

Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi,

dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 919/MENKES/PER/X/1993

tentang Kriteria Obat yang dapat diserahkan tanpa resep

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 66: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

9. Peraturan Menteri Kes. RI No. 512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin

Praktek dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran

10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor:

Hk.02.02/MENKES/149/I/2010/ Tentang Izin dan Penyelenggaraan

Praktik Perawat

11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 161/MENKES/PER/I/2010

Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010

Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Kebidanan

13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004

Tentang Kebijakan Dasar Pukesmas

14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002/

Tentang Registrasi dan Praktik Bidan

15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004

Tentang Kebijakan Dasar Puskesmas

16. Peraturan Menteri Kesehatan No 46 Tahun 2013 Tentang Registrasi

Tenaga Kesehatan

17. Peraturan Menteri Kesehatan No 17 Tahun 2013 Tentang Praktek

Perawat

18. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 Tentang

Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) di Jawa Timur

19. Surat Edaran Gubernur 188/139/013/2010 Tanggal 20 Januari 2010

Tentang Ponkesdes.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 67: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

2.7 Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini dapat ditinjau berdasarkan penelitian yang terkait,

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian yang Terkait dengan Penelitian No. Judul Metode Hasil 1 District nurses’

role in palliative care provision: A realist review

Assumptions about district nursing practice with palliative care patients are derived from a range of sources. Reviewed papers are interrogated to support, refute or develop these statements.

Forty six papers employing a range of research methods are incorporated into the review. Studies focus on district nurses, patients, family carers and other professionals and include work from a range of countries. Studies highlight the value district nurses place on palliative care provision, the importance of developing a relationship with patients, and the emotional difficulties of providing such care. District nurses have key skills in providing physical care and in coordinating the work of others, but struggle more with psychological aspects of care.

2 Using a virtual community to enhance nursing student’s understanding of primary health care

Using Wiimali to facilitate learning. Virtual communities have been described as fictional web-based communities formed through an aggregate of character and community stories

Nurses are ideally placed to contribute to reform of the Australian healthcare system towards primary health care and to the health of communities. Whilst there are already over 29,000 nurses employed in Australian primary Health care settings , further development of nursing roles and opportunities are needed in this sector to support the required shift in health system orientation to primary health care espoused by the national reform agenda.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 68: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

3 Developing and

Testing a Measurement Tool for Assessing Predictors of Breakfast Consumption Based on a Health Promotion Model

Design: A questionnaire on Health Promotion Model variables was developed and potential predictors of breakfast consumption were assessed using this tool. Analysis:Internal consistency (Cronbach alpha), content validity index, content validity ratio, multiple linear regression using stepwise method, and Pearson correlation.

Content validity index and content validity ratio scores of the developed scale items were 0.89 and 0.93, respectively. Internal consistencies (range, .74–.91) of subscales were acceptable. Prior related behaviors, perceived barriers, self-efficacy, and competing demand and preferences were 4 constructs that could predict 63% variance of breakfast frequency per week among subjects.

4 Secondary analysis of a scoping review of health promotion interventions for persons with disabilities: Do health promotion interventions for people with mobility impairments address secondary condition reduction and increased community participation?

They conducted a secondary analysis of the results of a scoping review of health promotion programs containing physical activity for people with mobility impairments (N55). This secondary analysis examined the relationship between health promotion containing physical activity and prevention of secondary conditions among people with various physical disabilities. They further examined evidence and effects of independent variables on the outcome of increased community participation for study participants.

The outcomes from this investigation are varied, with 2 studies providing evidence of reducing secondary conditions while another shared anecdotal statements referencing a decrease in secondary conditions. Of the remaining 2 studies in this paper, 1 showed no intervention effect on reducing secondary conditions while the remaining study reported an increase in secondary conditions. Regarding increased participation in the community, 2 of 5 studies directly reported on these outcomes, while increased community participation was referenced in another 2 articles, but without any data presented. The final study did not report on any post intervention in the community.

5 Contemporary sociological approaches to the community, emphasizing

This focus contrasts that on education guiding most community health

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR

Page 69: Community Nursing Center - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/30068/3/3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf · Gambar. 2.3. Seven core elements (Scottish Executive 2006) Reproduced

PENGEMBANGAN PONKESDES MENJADI ...

how collective and personal identities are developed in a situation with massive external and global influences, are introduced. The article advocates a stronger concern with particular local contexts and the inhabitants’ self-interpretations, to learn more about whether and how local identities and cultures can be mobilized in health promotion initiatives.

promotion projects. Inspired by contemporary methodological discussions centering around the concept of mechanism and contextual analysis in community studies, the article also criticizes the quasi-experimental research designs involved in many community Health promotion projects.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI MIFTAHUL MUNIR