Upload
yudiana-pandhe
View
99
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ini contoh jurnal dari skripsi s1 sistem komputer di stikom bali
Citation preview
EKSPLORA INFORMATIKA 1
L-2 Sistem Monitoring Proses Penjemuran Rumput Laut Berbasis Mikrokontroler dan Pemrograman
Desktop (I Kadek Yudiana Saputra, I Nyoman Kusuma Wardana, Ni Luh Gede Pivin Suwirmayanti)
SISTEM MONITORING PROSES PENJEMURAN RUMPUT LAUT
BERBASIS MIKROKONTROLER DAN PEMROGRAMAN
DESKTOP STUDI KASUS : KELOMPOK TANI SEGARA
PELANGI DI KECAMATAN NUSA PENIDA
I Kadek Yudiana Saputra
1),I Nyoman Kusuma Wardana
2), Ni Luh Gede Pivin Suwirmayanti
3)
Program Studi Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali1,2,3)
Jalan Raya Puputan No. 86 Denpasar, Bali, Indonesia tlp. (0361) 244445
E-mail: [email protected] 1)
ABSTRAK
Rumput laut merupakan penghasilan bagi sebagian penduduk di Nusa Penida. Dalam proses
penjemuran rumput laut, tidak boleh terlalu kering maupun masih basah. Dengan demikian maka perlu
dilakukan monitoring secara berkala agar petani dapat meminimalisir kerugian. Untuk meminimalisir hal
tersebut maka penulis membuat sistem monitoring proses penjemuran rumput laut berbasis
mikrokontroler dan desktop. Diharapkan dengan adanya sistem ini penulis dapat membantu petani rumput
laut khususnya kelompok tani Segara Pelangi dalam proses penjemuran.
Hardware yang digunakan adalah Arduino UNO R3 sebagai mikrokontrolernya dan
menggunakan dua sensor yaitu sensor BH1750 digunakan untuk mendeteksi tingkat intensitas cahaya
yang masuk dan sensor DHT11 yang digunakan untuk mendeteksi suhu dan kelembaban saat proses
penjemuran terjadi. Untuk desktop penulis menggunakan bahasa pemrograman C# untuk memproses dan
menampilkan informasi yang diterima oleh sensor. Output dari mikrokontroler diproses di desktop dan
outputnya berupa data grafik dan data label.
Sistem ini dibuat untuk memberitahu petani tingkat kekeringan rumput laut dan juga membantu
petani dalam memprediksi lama proses penjemuran. Jika rumput laut telah kering maka desktop akan
menampilkan informasi bahwa rumput laut yang dijemur telah kering dan sistem akan mengeluarkan
pemberitahuan berupa data label dan message box. Setelah penjemuran dianggap telah selesai atau kering
maka sistem akan otomatis berhenti.
Kata kunci: Rumput laut, Monitoring, Segara Pelangi, Mikrokontroler, Intensitas Cahaya.
ABSTRACT
Seaweed is income for most people in Nusa Penida. In the process of drying seaweed should not
be too dry or still wet, so it needs to be periodic monitored so that farmers do not suffered many losses.
To minimize that thing , the authors made a system of monitoring the drying process seaweed-based
microcontroller and desktop. Hopefully with this system the author can help farmers in particular
seaweed farmer groups Segara Pelangi in the drying process.
Hardware used is Arduino UNO R3 as mikrocontroler and uses two sensors, namely sensors
BH1750 used to detect the level of intensity of incoming light and sensor DHT11 used to detect
temperature and humidity while drying process occurs, and to desktop author uses the C # programming
language for processing and displays the information received by the sensor. The output of the
microcontroller output is processed in the desktop and the data in the form of graphs and data labels.
The system was created to inform farmers dryness seaweed farmers and also help in predicting
long drying process. If the seaweed was dried then the desktop will display the information that has been
dried seaweed and the system will issue a notification in the form of a data label and message box. After
drying or dried considered to have completed the system will automatically stop.
Keyword : Seaweed, Monitoring, Segara Pelangi, Microcontroller, Intensity of Light.
javascript:__doPostBack('ctl00$ContentPlaceHolder1$gvListDosen$gvDosen$ctl02$lbKdDosen','')
EKSPLORA INFORMATIKA Vol. x, No. x, Bulan 201x L-2
2
1. Pendahuluan
Nusa Penida adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah tenggara Bali yang dipisahkan oleh
Selat Badung. Nusa Penida merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Klungkung. Di dekat
pulau ini terdapat juga pulau-pulau kecil lainnya yaitu Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan yang juga
merupakan bagian dari Kecamtan Nusa Penida. Perairan pulau Nusa Penida terkenal dengan kawasan
selamnya. Nusa Penida merupakan daerah kering dengan tekstur tanah berkapur. Sebagian besar
penduduknya bekerja sebagai petani, nelayan dan buruh, dan lainnya sebagai pedagang.
Lebih dari satu per tiga pulau Nusa Penida merupakan pantai berpasir yang dimanfaatkan oleh
para petani rumput laut untuk membudayakan rumput laut, salah satunya adalah kelompok tani Segara
Pelangi. Kelompok tani Segara Pelangi adalah kelompok tani yang aktif dalam membudidayakan rumput
laut di Kecamatan Nusa Penida. Rumput laut yang diberdayakan oleh petani Segara Pelangi adalah
rumput laut jenis Eucheuma Spinosum . Hasil panen rumput laut ini akan dijemur selama beberapa hari
hingga rumput laut kering sebelum dijual ke pengepul setempat.
Rumput laut merupakan tumbuhan yang memiliki banyak sekali manfaat, baik itu sebagai
makanan, ramuan kecantikan maupun untuk obat. Rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati
yang terdapat di wilayah pesisir laut seperti yang ada di Kecamatan Nusa Penida ini. Kualitas dan harga
rumput laut di Nusa Penida ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kekeringan saat penjemuran.
Penjemuran rumput laut ini merupakan proses yang bisa dibilang cukup sulit karena jika rumput
laut yang dijemur terlalu kering maka akan merugikan petani karena berat dari rumput laut ini akan
berkurang drastis, begitu pula jika rumput laut ini terlalu basah maka harga yang ditawarkan oleh
Pengepul akan lebih murah. Oleh karena itu, penjemuran rumput laut ini harus sempurna tidak boleh
terlalu basah dan tidak boleh terlalu kering.
Dengan demikian maka dari latar belakang penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat
mengambil beberapa rumuran masalah yaitu bagaimana cara memprediksikan waktu pengeringan rumput
laut ?, bagaimana cara mengetahui tingkat kekeringan rumput laut yang sempurna saat penjemuran ?,
seberapa cepat data yang dapat diambil ?, bagaimana menampilkan informasi yang diterima dari sensor
ke desktop ?, dan dimana posisi untuk meletakan sensor ?.
Dari rumusan masalah yang ada maka penulis dapat melakukan penelitian yang bertujuan untuk
memudahkan petani dalam memprediksi lama waktu pengeringan, untuk mengetahui tingkat kekeringan
yang sempurna dalam penjemuran rumput laut, agar mendapatkan kecepatan data yang diinginkan,
menampilkan informasi berupa grafik intensitas cahaya di desktop, untuk mendapatkan tata letak posisi
sensor yang tepat, diasumsikan rumput laut yang dijemur masih basah.
Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dihadapi serta agar perancangan sistem
yang dihasilkan tidak melewati batas, penulis membatasi sistem yaitu : tingkat kekeringan rumput laut
akan dimonitoring secara berkala, dan sensor akan mendeteksi intensitas cahaya yang digunakan untuk
menjemur rumput laut sampai rumput laut kering, sampai kadar airnya 25 - 30%. Rumput laut yang
dijadikan sampel adalah jenis rumput laut jenis Eucheuma Spinosum yang banyak dibudidayakan di
Kecamatan Nusa Penida.
2. Tinjauan Pustaka
Rumput laut adalah salah satu biota laut yang paling banyak dibudidayakan, baik itu di laut
maupun di tambak. Rumput laut Eucheuma Spinosum atau yang lebih dikenal dengan sebutan rumput
laut Spinosum ini tumbuh pada tempat-tempat yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya, antara lain
tumbuh pada perairan yang jernih, dasar perairannya berpasir atau berlumpur dan hidupnya menempel
pada karang yang mati. Bentuk dari tanaman ini tidak mempunyai perbedaan susunan kerangka antara
akar, batang, dan daun. Keseluruhan tanaman ini merupakan batang yang dikenal sebagai talus (thallus).
Gambar 1 Rumput laut Eucheuma spinosum
http://id.wikipedia.org/wiki/Pulauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Balihttp://id.wikipedia.org/wiki/Selat_Badunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Ceninganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Lembonganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wilayah_pesisirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Laut
L-2 Sistem Monitoring Proses Penjemuran Rumput Laut Berbasis Mikrokontroler dan Pemrograman
Desktop (I Kadek Yudiana Saputra, I Nyoman Kusuma Wardana, Ni Luh Gede Pivin Suwirmayanti)
3
Nusa Penida adalah bagian terkecil dari pulau Bali, dimana penduduk yang tertata rapi dalam
sebuah kecamatan yang bernaung di bawah Kabupaten Klungkung ini dipadati oleh asli orang hindu, dan
beberapa islam juga kristen. Ada dua pulau kecil di dekatnya, yaitu Nusa Lembongan dan Nusa
Ceningan, dan Nusa Penida lah yang menjadi pulau terbesar diantara pulau-pulau tadi.
Ada beberapa kelompok tani di Nusa Penida yang aktif dalam budidaya rumput laut, salah
satunya adalah kelompok tani Segara Pelangi, kelompok tani Segara Pelangi adalah salah satu dari sekian
banyak kelompok tani rumput laut yang berada di Kecamatan Nusa Penida. Kelompok tani Segara
Pelangi terbentuk karena dilatar belakangi oleh tindakan pengepul yang memberikan harga murah kepada
petani, oleh karena itu, maka untuk dapat mengubah harga yang diberikan pengepul petani yang berada di
Desa Ped Banjar Sental Kangin memutuskan untuk membentuk kelompok tani Segara Pelangi ini.
Dalam pembangunan sistem yang dibuat oleh penulis, penulis menggunakan mikrokontroler
Atmega 328 yang tergabung dalam Arduino UNO board R3. Untuk sensor penulis menggunakan dua
sensor yang pertama adalah sensor DHT11 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan
kelembaban udara di sekitarnya, yang kedua adalah sensor BH1750merupakan sensor intensitas cahaya
yang memiliki modul dengan 16 bit AD converter (ADC) built-in yang dapat langsung output sinyal
digital, tidak ada kebutuhan untuk perhitungan yang rumit.
Didalam sistem ini penulis menggunakan aplikasi desktop sebagai interface yang digunakan user
dalam memonitoring. Software yang digunakan dalam membuat program antarmuka adalah Visual Studio
2010, merupakan sebuah Intergrated Development Environtment (IDE) atau lingkungan kerja yang
digunakan untuk membangun aplikasi .NET dengan mudah. Visual Studio Profesional 2010 menyediakan
berbagai tool yang lengkap bagi para pengembang untuk membangun aplikasi yang berjalan di .NET
Framework. Sedangkan untuk bahasa pemrograman penulis menggunakan bahasa pemrograman C#. C#
merupakan bahasa pemrograman perusahaan Microsoft yang didisain dengan target diimplementasikan
dengan teknologi Framework .NET. Pada tahun 2002 tepatnya bulan Januari, C# maupun Framework
.NET diselesaikan dan dapat diimplementasikan dikalangan industri. Bahasa pemrograman C# merapakan
bahasa baru yang sangat handal dan konsisten serta membawa kesan bahasa pemrograman yang modern.
Untuk bahasa pemrograman mikrokontroler penulis menggunakan bahasa C, bahasa C adalah
bahasa yang universal dibandingkan bahasa assembly yang saat ini banyak digunakan untuk memprogram
suatu mikrokontroler. Struktur dari program C dapat dilihat sebagai kumpulan dari sebuah atau lebih
fungsi-fungsi dimana masing-masing fungsi tersebut mempunyai nama. Fungsi utama yang harus ada
dalam program C sudah ditentukan namanya, yaitu bernama main().
Dalam pengumpulan data untuk menentukan tingkat kekeringan rumput laut, penulis
menggunakan logging data (data logging) adalah proses otomatis pengumpulan dan perekaman data dari
sensor untuk tujuan pengarsipan atau tujuan analisis.
3. Analisa dan Perancangan Sistem
Dalam pembangunan sistem penulis menggunakan sensor kelembaban DHT11 dan senor
intensitas cahaya BH 1750 berkomunikasi dan behubungan dengan mikrokontroler menggunakan kabel.
Mikrokontroler akan memproses data-data dan informasi yang diberikan oleh sensor, dan mikrokontroler
juga yang akan mengirim data-data dan informasi yang disampaikan oleh sensor ke komputer desktop
dengan menggunakan kabel USB.
Gambar 2 Gambaran Sistem
EKSPLORA INFORMATIKA Vol. x, No. x, Bulan 201x L-2
4
Dalam rancangan sistem penulis menggunakan Flowchar dan UML, mikrokontroler terhubung
dengan sensor dan juga desktop, ini bertujuan agar user dapat secara berkesinambungan memonitoring
tingkat kekeringan, intensitas, suhu, dan kelembaban sekitar saat proses penjemuran dilakukan. Jika
penjemuran selesai makan akan muncul message box di desktop bahwa penjemuran rumput laut telah
kering, jika tidak di desktop juga akan menampilkan informasi bahwa status penjemuran belum kering
seperti gambar
Gambar 3 Flowchart Sistem
Gambaran rancangan sistem menggunakan use case diagram yang menggambarkan interaksi
antara user dan sistem.
Gambar 4 Use case Diagram Sistem Monitoring Penjemuran Rumput Laut.
L-2 Sistem Monitoring Proses Penjemuran Rumput Laut Berbasis Mikrokontroler dan Pemrograman
Desktop (I Kadek Yudiana Saputra, I Nyoman Kusuma Wardana, Ni Luh Gede Pivin Suwirmayanti)
5
Gambar 5 Class Diagram Aplikasi Monitoring Penjemuran Rumput Laut.
Class Diagram pada Gambar 5 menjelaskan tentang hubungan yang terjadi antara objek.
Dimulai dari Aplikasi desktop yang memiliki beberapa method, semua saling berhubungan satu objek
dengan objek yang lain.
4. Implementasi Sistem
Dalam pembuatan aplikasi monitoring proses penjemuran rumput laut ini penulis menggunakan
software Visual Studio 2010 dengan menggunakan bahasa pemrograman C#. Data-data didalam aplikasi
ini didapat dari sensor yang dikirimkan oleh mikrokontroler melalui serial port ke komputer desktop.
Didalam aplikasi desktop yang penulis buat menampilkan beberapa informasi mengenai
informasi intensitas cahaya, informasi kelembaban, informasi suhu, persentase tingkat kekering,
informasi prediksi lama penjemuran, cuaca dan status penjemuran, dimana intensitas cahaya ditampilkan
dalam dua bentuk data yaitu data label dan data grafik seperti di gambar 6
Gambar 6 Tampilan Aplikasi Desktop.
Sistem yang penulis terapkan merupakan sistem yang nantinya diharapkan dapat diterapkan
untuk memonitoring tingkat kekeringan rumput laut saat penjemuran, sehingga penulis berusaha untuk
membuat sistem ini sebaik mungkin walaupun masih banyak yang harus ditambahkan pada sistem ini.
Sistem ini merupakan sistem yang sederhana yang dibuat untuk petani rumput laut yang secara
umum memiliki pendidikan dibawah SMP (sekolah menengah pertama). Sistem ini bekerja berdasarkan
perhitungan intensitas cahaya, jadi jika intensitas cahaya yang diterima oleh sensor selama proses
penjemuran maka sistem pada desktop akan secara otomatis memberitahukan user lewat label dan juga
message box.
EKSPLORA INFORMATIKA Vol. x, No. x, Bulan 201x L-2
6
Gambar 7 Bagian Lengkap Sistem
5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah di implementasikan, didapat beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Waktu penjemuran diprediksikan berdasarkan intensitas cahaya saat penjemuran berlangsung. 2. Tingkat kekeringan rumput laut diukur melalui logger data untuk mengetahui luasan intensitas
cahaya yang diperlukan dalam penjemuran.
3. Data yang ditampilkan di desktop di ambil setiap 50 mili detik, sedangkan untuk mengukur tingkat kekeringan data diambil setiap 10 detik.
4. Informasi yang ditampilkan di aplikasi desktop dikirim dari mikrokontroler melalui serial port yaitu melalui kabel USB
5. Letak dari sensor intensitas cahaya sangat mempengaruhi besaran intensitas cahaya yang dapat dibaca, sehingga letak posisi sensor harus langsung dibawah pancaran sinar matahari.
6. Hasil yang didapat dari aplikasi ini telah bisa dijadikan acuan untuk melakukan penjemuran rumput laut jenis Eucheuma Spinosum pada kelompok tani Segara Pelangi di Kecamatan Nusa
Penida.
Daftar Pustaka
[1] Evi Suartini,Ni wayan, dkk. 2014. Perbedaan Pendapatan Usahatani Rumput Laut Eucheuma spinosum dan Eucheuma cottonii di Desa Kutuh Kecamatan Kuta Selatan. Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
[2] Santrisna, Putu. 2013. Monitoring dan Kontrolling Suhu dan Kelembaban di Inkubator Jamur Menggunakan Mikrokontroler Berbasis Desktop. Skripsi tidak diterbitkan. Bali : STMIK
STIKOM-BALI.
[3] Kordi,M. Ghufran H. 2011. Budi Daya 22 Komuditas Laut Untuk Konsumsi Lokal dan Ekspor, Yogyakarta : Andi.
[4] Situs Resmi Data Kawasan Konservasi Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/basisdata-kawasan-konservasi/details/1/84,
diakses pada 25 april 2014.
[5] Sasangko, Bagus Hari. 2012. Pemrograman Mikrokontroler Dengan Bahasa C, Yogyakarta :Andi. [6] Suyadhi, Taufiq Dwi Septian. 2010. Buku Pintar Robotika, Yogyakarta: Andi. [7] Jaenudin. 2006. Belajar Sendiri .net Dengan Visual C# 2005, Yogyakarta : Andi. [8] Nugroho, Adi. 2009. Algoritma dan Struktur Data Dengan c#, Yogyakarta : Andi. [9] Hartono, Jogianto. 2002. Konsep Dasar Pemrograman Bahasa C, Yogyakarta : Andi. [10] Iswanto. 2011. Belajar Mikrokontroler AT89S51 Dengan Bahasa C, Yogyakarta : Andi. [11] Nugroho, Adi. 2009. Rekayasa Perangkat Lunak MenggunakanUML dan Java, Yogyakarta : Andi.
http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/basisdata-kawasan-konservasi/details/1/84