42
ANALISIS KESALAHAN BAHASA DAN TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH: JURNAL ILMIAH DOSEN Laporan Ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Lulus Mata Kuliah Bahasa Indonesia Oleh Nisa Dwi Angresti BP 1110963014 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas Padang 2013

Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

ANALISIS KESALAHAN BAHASA DAN TEKNIK

PENULISAN KARYA ILMIAH: JURNAL ILMIAH DOSEN

Laporan Ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Lulus Mata

Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh

Nisa Dwi Angresti

BP 1110963014

Jurusan Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Andalas

Padang

2013

Page 2: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Analisis

Kesalahan Bahasa Indonesia pada Karya Ilmiah yaitu Jurnal Ilmiah Dosen Fakultas

Teknologi Informasi”.

Dalam penyelesaian laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu hingga selesainya penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,

penulis mohon maaf sekiranya ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan

laporan ini. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat, terutama kepada

pembaca dan penulis sendiri.

Padang, Mei 2013

Penulis

Page 3: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan .............................................................................................. 2

1.3 Batasan Masalah .................................................................................. 2

1.4 Tujuan ................................................................................................. 3

1.5 Hasil yang Diharapkan ........................................................................ 3

1.6 Metode dan Teknik ............................................................................. 3

1.6.1 Metode ................................................................................................ 3

1.6.2 Teknik ................................................................................................ 3

1.7 Sumber Data ........................................................................................ 4

1.8 Hipotesis .............................................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 5

2.1 Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan........................... 5

2.1.1 Pemakaian Huruf Miring ........................................................................ 5

2.1.2 Pemakaian Tanda Koma ......................................................................... 7

2.1.3 Pemakaian Tanda Garis Miring .............................................................. 11

2.2 Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah .................................... 12

Page 4: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

iii

2.3 Teknik Penulisan Karya Ilmiah .................................................................. 12

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 17

3.1 Penggunaan EYD ...................................................................................... 17

3.1.1 Pemakaian Huruf Miring ....................................................................... 17

3.1.2 Pemakaian Tanda Baca .......................................................................... 18

3.2 Pemakaian Bahasa Baku ........................................................................... 19

3.3 Penulisan Kalimat ..................................................................................... 20

3.4 Penulisan Karya Ilmiah ............................................................................. 22

3.4.1 Konvensi Naskah ................................................................................... 22

3.4.2 Penulisan Judul ...................................................................................... 23

3.4.3 Penulisan Paragraf Baru ......................................................................... 24

3.4.4 Penomoran Tabel ................................................................................... 25

3.4.5 Penulisan Daftar Kepustakaan ............................................................... 26

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 28

4.1 Simpulan ................................................................................................... 28

4.2 Saran .......................................................................................................... 28

DAFTAR KEPUSTAKAAN ......................................................................... 29

LAMPIRAN .................................................................................................... 30

Page 5: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jurnal ilmiah merupakan salah satu bentuk karya ilmiah yang harus disusun

dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam menulis karya

ilmiah, setiap penulis harus mematuhi kaidah bahasa Indonesia agar karya

ilmiah tersebut bernilai benar dan mudah dipahami oleh pembaca karena bahasa

lisan berbeda dengan bahasa tulis.

Di dalam menulis karya ilmiah tidak boleh terdapat kesalahan bahasa

maupun kesalahan pengetikan. Untuk itu, setiap penulis karya ilmiah harus

teliti dalam menyusun karya ilmiahnya.

Penulisan karya ilmiah di perguruan tinggi khususnya jurnal dosen Fakultas

Teknologi Informasi masih ditemukan beberapa kesalahan, seperti kesalahan

dalam penulisan EYD (Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan),

kesalahan dalam penulisan kalimat, dan kesalahan pengetikan. Apabila karya

ilmiah yang ditulis dosen salah, maka dikhawatirkan akan dicontoh oleh

mahasiswa sehingga kesalahan ini terus berlanjut.

Sehubungan dengan masalah di atas, penulis mencoba menganalisis bentuk-

bentuk kesalahan bahasa Indonesia pada salah satu jurnal ilmiah dosen Fakultas

Teknologi Informasi yang bernama Lusi Susanti dan Ricky Andriyama dengan

judul “Perancangan Meja Komputer Ergonomis Dengan Konsep Modular dan

Mempertimbangkan Voice Of Customer”.

Page 6: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

2

1.2 Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat

dikemukakan dalam tulisan ini adalah

1. Bagaimanakah bentuk kesalahan EYD dalam jurnal ilmiah dosen?

2. Bagaimana bentuk kesalahan bahasa dalam jurnal ilmiah dosen?

3. Bagaimanakah bentuk kesalahan penulisan karya ilmiah dalam jurnal ilmiah

dosen?

1.3 Batasan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah kesalahan bahasa Indonesia

dan penulisan karya ilmiah:

1. Penggunaan EYD (Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan)

Penggunaan EYD yang akan dibahas meliputi pemakaian tanda baca yaitu

tanda koma dan tanda garis miring dan pemakaian huruf miring.

2. Pemakaian bahasa baku

3. Penulisan Kalimat

Pada penulisan kalimat akan dibahas cara menulis kalimat yang baik dan

benar, terutama pada kalimat majemuk.

4. Penulisan Karya Ilmiah

Dalam penulisan karya ilmiah, akan dibahas tentang konvensi naskah,

penulisan judul, penulisan paragraf, penomoran tabel, dan penulisan daftar

kepustakaan.

Page 7: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

3

1.4 Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah membantu menjelaskan kepada

pembaca khususnya mahasiswa mengenai penulisan karya ilmiah yang sesuai

dengan kaidah bahasa Indonesia seperti cara penulisan karya ilmiah,

penggunaan bahasa ilmiah, dan penggunaan EYD.

1.5 Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penulisan laporan ini adalah pembaca dapat

mengetahui tata cara penulisan karya ilmiah yang sesuai kaidah bahasa

Indonesia.

1.6 Metode dan Teknik

1.6.1 Metode

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam laporan ini adalah

metode analisis. Jurnal dosen FTI penulis dapatkan dalam bentuk dokumen

elektronik melalui laman situs http://repository.unand.ac.id/. Setelah itu,

jurnal tersebut penulis baca dan penulis amati. Setelah semua bagian jurnal

penulis baca dan amati, penulis menganalisis semua bentuk-bentuk

kesalahan. Setelah itu, penulis menentukan topik, tema, dan mencari judul

untuk laporan ini. Setelah itu, barulah penulis menyusun semua bentuk

analisis kesalahan ke dalam laporan ini.

1.6.2 Teknik

Teknik yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah teknik kajian

dokumen. Dokumen tersebut penulis dapatkan melalui laman situs repository

Unand.

Page 8: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

4

Teknik analisis yang digunakan adalah mengelompokkan kesalahan-

kesalahan penulisan karya ilmiah berdasarkan EYD, bahasa baku, dan teknik

penulisan karya ilmiah.

1.7 Sumber Data

Pada laporan ini penulis menggunakan sumber data yang penulis dapatkan

melalui laman situs http://repository.unand.ac.id/. Jurnal yang akan penulis

analisis adalah jurnal dosen Fakultas Teknologi Informasi yang bernama Lusi

Susanti dan Ricky Andriyama dengan judul “Perancangan Meja Komputer

Ergonomis dengan Konsep Modular dan Mempertimbangkan Voice Of

Customer”.

1.8 Hipotesis

Rumusan hipotesis yang penulis gunakan dalam laporan ini yaitu

hipotesis deskriptif. Hipotesis deskriptif merupakan hipotesis yang

menunjukkan dugaan sementara tentang suatu peristiwa yang diamati.

Bentuk kesalahan EYD yang terdapat di dalam jurnal ilmiah dosen

adalah kesalahan dalam menulis huruf miring dan penulisan tanda baca.

Kesalahan lain terdapat pada kesalahan penggunaan bahasa baku dan teknik

penulisan karya ilmiah. Bentuk kesalahan penulisan karya ilmiah paling banyak

disebabkan oleh kurang telitinya penulis dalam menyusun karya ilmiah. Akibat

dari kesalahan penulisan ini, karya ilmiah banyak menyimpang dari kaidah yang

berlaku.

Page 9: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan diatur

dalam Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009. Di dalam pedoman EYD diatur

ketentuan-ketentuan penulisan karya ilmiah seperti pemakaian huruf dan tanda

baca.

2.1.1 Pemakaian Huruf Miring

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan

surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Misalnya:

Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca.

Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.

Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.

Catatan:

Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk

dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda

petik.

Page 10: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

6

2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan

huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.

Misalnya:

Huruf pertama kata abad adalah a.

Dia bukan menipu, melainkan ditipu

3. a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan

yang bukan bahasa Indonesia.

Misalnya:

Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.

Orang tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak.

b. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya

diperlakukan sebagai kata Indonesia.

Misalnya:

Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.

Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus.

Catatan:

Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak

miring digarisbawahi.

Page 11: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

7

2.1.2 Pemakaian Tanda Koma

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

pembilangan.

Misalnya:

Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat

setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan,

sedangkan, dan kecuali.

Misalnya:

Saya akan membeli buku-buku puisi, tetapi kau yang memilihnya.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika

anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya:

Kalau ada undangan, saya akan datang.

Catatan:

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk

kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya:

Saya akan datang kalau ada undangan.

Page 12: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

8

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat

yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,

sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.

Misalnya:

Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa

belajar di luar negeri.

Catatan:

Ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan

demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu, tidak dipakai pada

awal paragraf.

5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh,dan

kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau

Mas dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.

Misalnya:

Hati-hati, ya, jalannya licin.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam

kalimat.

Misalnya:

Kata Ibu, "Saya gembira sekali."

7. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain

yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan

tanda tanya atau tanda seru.

Misalnya:

Page 13: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

9

"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Guru.

8. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)

tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis

berurutan.

Misalnya:

Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6,

Jakarta

9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya

dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.

Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat

Bahasa.

10. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan

akhir.

Misalnya:

Alisjahbana, S. Takdir, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 2

(Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.

11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang

mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau

marga.

Misalnya:

B. Ratulangi, S.E.

Page 14: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

10

Catatan:

Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah

Mas Agung).

12. Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang

dinyatakan dengan angka.

Misalnya:

12,5 m

Catatan:

Bandingkan dengan penggunaan tanda titik yang dimulai dengan angka

desimal atau di antara dolar dan sen.

13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak

membatasi.

Misalnya:

Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.

Catatan:

Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit

dengan tanda koma.

Misalnya:

Semua siswa yang lulus ujian akan mendapat ijazah.

14. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca/salah pengertian di

belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Misalnya:

Page 15: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

11

Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa-

bahasa di kawasan nusantara ini.

Bandingkan dengan:

Kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini

dalam pengembangan kosakata.

2.1.3 Pemakaian Tanda Garis Miring

1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan

penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun

ajaran.

Misalnya:

No. 7/PK/2008

Jalan Kramat III/10

tahun ajaran 2008/2009

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.

Misalnya:

dikirimkan lewat darat/laut 'dikirimkan lewat darat atau lewat laut'

Catatan:

Tanda garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi penggalan-

penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan

naskah.

Page 16: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

12

2.2 Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah

Penulisan karya ilmiah menggunakan bahasa yang formal dan jelas dalam

menyampaikan informasi kepada pembaca. Kejelasan isi dapat diwujudkan dengan

menggunakan kata-kata yang tepat dan kalimat yang efektif.

Kesalahan penggunaan bahasa dalam karya ilmiah dapat menyebabkan

tidak sampainya maksud gagasan penulis kepada pembaca karena pembaca

menolak untuk menerima gagasan tersebut.

Bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah

bahasa baku karena penggunaannya pada situasi formal. “Keformalan kalimat

dalam karya ilmiah ditandai oleh (1) kelengkapan unsur wajib (subjek dan

prediket), (2) ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas, (3) kebernalaran

isi, dan (4) tampilan esai formal” (Bahdin, 2005:196).

2.3 Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah dokumen tentang sesuatu (alam) yang diperoleh melalui

penelitian baik secara rasional (berdasarkan penelitian rujukan maupun secara

empiris (berdasarkan penelitian laboratorium/lapangan).

Ciri-ciri karya ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Mendalam/tuntas yaitu masalah dibahas sampai ke akar-akarnya.

2. Objektif yaitu masalah dibahas sebagaimana adanya.

Page 17: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

13

3. Sistematis yaitu masalah dibahas menurut pola tertentu sehingga jelas

urutan dan kaitan antar unsur-unsurnya.

4. Cermat yaitu pembahasan dan penulisan sebisa mungkin tanpa kesalahan.

5. Lugas yaitu tanpa basa-basi, tetapi langsung mengenai masalah yang dikaji.

6. Tanpa melibatkan perasaan yaitu seperti keharuan, kebencian, dan

kekaguman.

7. Berlaku umum artinya simpulan berlaku bagi semua populasi kajian.

8. Menggunakan bahasa baku yaitu bahasa yang digunakan tepat, ringkas, dan

jelas.

Teknik Penulisan Karya Ilmiah (Jurnal/Artikel)

1. Konvensi Naskah

Kertas yang dipakai adalah kertas HVS, berwarna putih, dan berukuran A4.

Naskah ditulis pada satu sisi.

Jarak antarbaris adalah dua spasi, kecuali abstrak, terusan nama judul tabel,

terusan nama judul grafik/gambar, dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris

harus diketik dengan jarak satu spasi.

Batas tepi pengetikan adalah sebagai berikut,

Tepi atas : 4 cm

Tepi bawah : 3 cm

Tepi kiri : 4 cm

Tepi kanan : 3 cm

Page 18: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

14

2. Penulisan Judul

Bahdin (2005: 74) menyatakan bahwa “teks artikel atau makalah pendek

terdiri atas bagian dan subbagian (tidak ada babnya), dan masing-masing bagian

dan subbagian diberi judul sesuai dengan format sesuai dengan format yang

sesuai peringkatnya”.

Peringkat yang dimaksud adalah

(1) Peringkat 1 ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan diletakkan di tengah

(judul artikel).

(2) Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar semua , bold, dan diletakkan di tepi

kiri.

(3) Peringkat 3 ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan diletakkan di tepi

kiri.

(4) Peringkat 4 ditulis dengan huruf besar kecil dengan cetak miring, bold, dan

diletakkan di tepi kiri.

Page 19: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

15

Gambar 1 Contoh Penulisan Judul dan Bagian-Bagian Artikel

3. Penulisan Paragraf Baru

Penulisan paragraf baru dimulai setelah ketukan kelima atau ketujuh dari

tepi kiri, jika dengan sistem lurus harus diberi jarak spasi dua kali lipat.

4. Penulisan Tabel dan Grafik

Penulisan tabel dan grafik mengikuti ketentuan berikut.

(1) Penulisan tabel diupayakan jangan ganti halaman.

(2) Nomor dan judul tabel ditempatkan simetris di atas tabel.

(3) Nomor dan judul grafik ditempatkan simetris di bawah grafik.

(4) Penulisan judul tabel dan grafik tidak diakhiri tanda baca apa pun.

(5) Penulisan nomor urut tabel menggunakan angka Arab.

PEDOMAN PENULISAN KARYA

ILMIAH

………………………………………

………………………………………………

………………………………………………

………………………………………………

PENDAHULUAN

………………………………………

………………………………………………

………………………………………………

…………………………..

Page 20: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

16

5. Penulisan Daftar Pustaka

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka:

(1) daftar pustaka tidak diberi nomor urut,

(2) daftar pustaka disusun secara alfabetis (menurut abjad),

(3) gelar penulis tidak dicantumkan.

Susunan unsur-unsur daftar kepustakaan

1. Nama penulis atau nama pengarang

2. Tahun terbit

3. Judul buku dan keterangan lain

Penulisan antarbaris pada setiap sumber pustaka diketik dengan jarak satu

spasi, sedangkan penulisan antarsumber dalam daftar pustaka diketik dengan jarak

dua spasi.

Page 21: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

17

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penggunaan EYD (Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan)

Ejaan adalah ketentuan yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang

mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar beserta penggunaan

fungtuasinya (tanda baca).

Ketentuan tentang penggunaan EYD dalam penulisan karya ilmiah telah

diatur dalam Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009. Pasal pertama menjelaskan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dipergunakan bagi

instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar. Oleh karena itu, untuk menulis karya ilmiah, penulis harus

menerapkan kaidah EYD.

Kesalahan EYD yang terdapat dalam jurnal yang penulis amati terdapat

pada pemakaian huruf miring dan pemakaian tanda baca khususnya tanda garis

miring dan tanda koma.

3.1.1 Pemakaian Huruf Miring

Di dalam pedoman EYD huruf miring dalam cetakan dipakai untuk

menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan

ejaannya. Pada jurnal yang penulis amati, penulis melihat ada kata asing yang tidak

Page 22: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

18

dicetak miring. Seperti pada kata survey. Kata survey seharusnya dicetak miring

karena kata survey merupakan kata asing. Namun, pada jurnal yang penulis amati,

kata survey tersebut tidak dicetak miring. Penulis menduga kalau kata survey yang

terdapat pada jurnal tersebut merupakan kesalahan pengetikan karena kata survey

pada kalimat lain ditulis dengan kata survei.

3.1.2 Pemakaian Tanda Baca

Pada analisis kesalahan tanda baca, penulis menemukan beberapa kesalahan tanda

baca yaitu:

1. Tanda Garis Miring

Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap. Penulisan

tanda garis miring tidak boleh ada jarak antara tanda garis miring dan kata.

Namun, pada jurnal yang penulis lihat terdapat kesalahan penulisan tanda

garis miring. Kata setelah tanda garis miring ada jarak satu karakter.

Contoh kesalahan dalam penulisan tanda garis miring yang penulis amati:

bidang/ usaha

Seharusnya:

bidang/usaha

Walaupun kesalahannya hanya pada jarak antara tanda garis miring dengan

kata, tetapi sesuai dengan ketentuan EYD tidak ada jarak antara tanda garis

miring dengan kata setelah itu..

2. Tanda Koma

Page 23: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

19

Dalam ketentuan EYD, tanda koma dipakai di belakang kata atau

ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.

Termasuk di dalamnya ungkapan oleh karena itu, meskipun begitu, lagi

pula, akan tetapi, jadi, dan namun.

Kesalahan tanda koma yang penulis jumpai pada jurnal:

Namun pada penelitian tersebut tidak dilakukan analisis ekonomi gerakan

terhadap beberapa komponen tambahan.

Seharusnya setelah kata namun, harus diberi tanda koma:

Namun, pada penelitian tersebut tidak dilakukan analisis ekonomi gerakan

terhadap beberapa komponen tambahan.

3.2 Pemakaian Bahasa Baku

Bahasa baku adalah bahasa yang cara pengucapan atau penulisannya sesuai

dengan kaidah tertentu, baik kaidah ejaan maupun kaidah tata bahasa.

Untuk sebuah karya ilmiah, bahasa yang digunakan adalah bahasa baku.

Setiap kata tidak boleh bermakna konotasi. Di dalam jurnal yang penulis amati,

terdapat penggunaan kata yang masih belum baku seperti yang terdapat pada

kalimat:

Hal ini cukup berpengaruh terhadap si pengguna produk, dimana desain yang

ditawarkan kurang memberikan kenyamanan dalam penggunaannya.

Pada kalimat tersebut, kata si bukanlah kata baku sehingga kata si tersebut

harus dihilangkan dan kata dimana juga harus dihilangkan karena kalimat tersebut

bukanlah kalimat tanya.

Page 24: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

20

Seharusnya:

Hal ini cukup berpengaruh terhadap pengguna produk karena desain yang

ditawarkan kurang memberikan kenyamanan.

3.3 Penulisan Kalimat

Kalimat adalah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan,

perasaan, atau pikiran yang relatif lengkap. Kalimat dari sarana penyampaiannya

dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kalimat pada lisan dan kalimat pada

tulisan. Kalimat pada lisan berbeda dengan kalimat pada tulisan. Pada kalimat lisan

pendengar dapat langsung bertanya apabila kalimat yang dimaksud tidak

dimengerti, tetapi kalimat pada tulisan harus jelas penulisannya dan selengkap

mungkin agar pembaca dapat memahami yang dimaksud oleh penulis secara cepat.

Penulisan kalimat pada karya tulis ilmiah harus mengikuti kaidah yang telah

ditetapkan.

Kalimat yang didasarkan pada pola pembentukannya dapat dibedakan atas

kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk adalah kalimat yang

terdiri atas dua pola dasar atau lebih. Kalimat majemuk juga dibedakan menjadi dua

jenis yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang unsur-unsurnya

memiliki kedudukan setara atau sederajat. Oleh karena itu, pada unsur-unsur

pembentukannya tidak ada yang disebut sebagai anak kalimat dan imduk kalimat.

Semua unsurnya mempunyai kedudukan yang seimbang atau sejajar. Kalimat

Page 25: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

21

majemuk setara dihubungkan oleh beberapa ungkapan penghubung yaitu dan, atau,

kemudian, lalu, tetapi, melainkan, dan sedangkan.

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang kedudukan

unsur-unsurnya tidak sederajat. Bagian yang satu kedudukannya sebagai inti (induk

kalimat), dan bagian yang lain berkedudukan sebagai bukan inti (anak kalimat).

Kalimat majemuk bertingkat dihubungkan oleh beberapa ungkapan penghubung

kalimat majemuk bertingkat yaitu jika, kalau, apabila, andaikata, sebab, karena,

ketika, bahwa, agar supaya, meskipun, dan walaupun.

Ungkapan penghubung kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk

bertingkat berbeda dengan ungkapan penghubung antar kalimat. Penghubung

antarkalimat adalah ungkapan yang digunakan untuk menghubungkan kalimat satu

dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf. Contoh penghubung antarkalimat

adalah oleh karena itu, oleh sebab itu, meskipun begitu, meskipun demikian, dengan

demikian, di samping itu, jadi, namun, selain itu, bahkan, sebaliknya, dan dengan

kata lain.

Pada jurnal yang penulis amati, terdapat kesalahan penulisan ungkapan

penghubung. Kesalahan terdapat pada ungkapan penghubung kalimat majemuk

setara dijadikan ungkapan penghubung antarkalimat.

Seperti yang terdapat pada kalimat:

Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan konsumen yang

menggunakan produk meja komputer dan pengamatan kondisi pasar. Sedangkan

data sekunder didapatkan secara tidak langsung melalui pihak-pihak yang terkait

Page 26: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

22

dengan data yang dibutuhkan untuk penelitian seperti data spesifikasi produk, data

antropometri, dan data hasil penelitian acuan.

Kata yang dicetak miring diatas merupakan ungkapan penghubung kalimat

setara bukan penghubung antarkalimat. Seharusnya:

Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan

konsumen yang menggunakan produk meja komputer dan pengamatan kondisi

pasar sedangkan data sekunder didapatkan secara tidak langsung melalui pihak-

pihak yang terkait dengan data yang dibutuhkan untuk penelitian seperti data

spesifikasi produk, data antropometri, dan data hasil penelitian acuan.

3.4 Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Saat menulis karya ilmiah, ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan

adalah konvensi naskah, teknik pengetikan, penomoran, penulisan sumber rujukan

atau referensi, dan penulisan daftar pustaka. Berikut ini akan dijelaskan kesalahan-

kesalahan dalam menulis karya ilmiah yang terdapat di dalam jurnal yang penulis

amati.

3.4.1 Konvensi Naskah

Untuk konvensi naskah pada karya ilmiah, kertas yang dipakai adalah kertas

HVS, berwarna putih, dan berukuran A4. Pada jurnal yang penulis amati, ukuran

kertas yang digunakan sudah sesuai dengan ketentuan. Namun, penulis menemukan

kesalahan pada ukuran margins.

Margins yang digunakan seharusnya:

Page 27: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

23

Atas : 4 cm

Kiri : 4 cm

Kanan : 3 cm

Bawah : 3 cm

Margins yang digunakan dalam jurnal ini adalah:

Atas : 3 cm

Kiri : 2 cm

Kanan : 2 cm

Bawah : 3 cm

Kesalahan juga terdapat pada ukuran huruf yang seharusnya menggunakan

huruf Times New Roman 12 dan jarak pengetikan 2 spasi sedangkan pada jurnal

yang penulis amati menggunakan huruf Times New Roman 10 untuk bagian abstrak

dan Times New Roman 11 untuk bagian isi, dan menggunakan jarak pengetikan 1

spasi.

3.4.2 Penulisan Judul

Judul merupakan rangkaian kata yang dapat menggambarkan tema kepada

pembaca. Penentuan judul harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:

(1) judul sebisa mungkin asli dan orisinil

(2) judul harus sesuai dengan tema atau isi karangan.

(3) judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa, bukan kalimat,

Page 28: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

24

(4) judul diusahakan singkat dan menarik,

(5) judul harus dinyatakan secara jelas.

Judul ditulis dengan huruf kapital semua dan tidak diakhiri dengan tanda baca

apapun. Di dalam jurnal yang penulis amati juga terdapat kesalahan penulisan judul.

Perancangan Meja Komputer Ergonomis Dengan Konsep Modular dan

Mempertimbangkan Voice Of Customer

Seharusnya:

PERANCANGAN MEJA KOMPUTER ERGONOMIS DENGAN KONSEP

MODULAR DAN MEMPERTIMBANGKAN VOICE OF CUSTOMER

3.4.3 Penulisan Paragraf

Paragraf adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjadi dalam

rangkaian beberapa kalimat.

Penanda paragraf:

(1) Paragraf ditandai dengan permulaan kalimat dimulai setelah ketukan kelima

atau ketujuh dari tepi kiri.

(2) Perenggangan yaitu dengan memberi jarak tertentu antara paragraf dengan

yang lain. Lebar perenggangan itu umumnya lebih renggang daripada jarak

spasi ketukan itu.

(3) Gabungan dari kedua bentuk ini.

Berikut ini kesalahan penulisan paragraf pada jurnal yang penulis amati:

Banyak hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan terhadap

produk/ jasa yang ditawarkan oleh produsen, mulai dari faktor kualitas, harga,

Page 29: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

25

tampilan, daya tahan (produk), dan faktor-faktor lain. Oleh karena itu, produsen perlu

mempertimbangkan beberapa faktor yang menjadi nilai jual dari produk/ jasa yang

ditawarkan dan memiliki cara pandang yang berbeda dengan produsen lain. Hal ini

tergantung dari bidang/ usaha apa yang dijalani oleh perusahaan. Perusahaan

manufaktur yang bergerak di bidang furniture seperti pembuatan meja komputer perlu

mempertimbangkan faktor harga, kualitas, daya tahan, dan tampilan dari produk yang

ditawarkan. Faktor-faktor tersebut menjadi nilai jual dari perusahaan untuk bersaing

dengan perusahaan lain yang sejenis.

Seharusnya:

Banyak hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan

pilihan terhadap produk/ jasa yang ditawarkan oleh produsen, mulai dari faktor

kualitas, harga, tampilan, daya tahan (produk), dan faktor-faktor lain. Oleh

karena itu, produsen perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang menjadi

nilai jual dari produk/ jasa yang ditawarkan dan memiliki cara pandang yang

berbeda dengan produsen lain. Hal ini tergantung dari bidang/ usaha apa yang

dijalani oleh perusahaan. Perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang

furniture seperti pembuatan meja komputer perlu mempertimbangkan faktor

harga, kualitas, daya tahan, dan tampilan dari produk yang ditawarkan. Faktor-

faktor tersebut menjadi nilai jual dari perusahaan untuk bersaing dengan

perusahaan lain yang sejenis.

3.4.4 Penomoran Tabel

Penomoran tabel untuk karya ilmiah menggunakan angka arab, sedangkan

pada jurnal yang penulis amati menggunakan angka romawi besar.

Page 30: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

26

Contohnya:

Tabel III Rekapitulasi Hasil Pengujian Persentil

Seharusnya:

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengujian Persentil

3.4.5 Penulisan Daftar Kepustakaan

Daftar kepustakaan dalam karya ilmiah sangatlah penting. Sebuah karya ilmiah

belum bisa dikatakan karya ilmiah apabila belum mencantumkan daftar

kepustakaan. Dalam penulisan daftar kepustakaan, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan:

(1) daftar pustaka tidak diberi nomor urut,

(2) daftar pustaka disusun secara alfabetis,

(3) gelar penulis tidak dicantumkan.

Susunan unsur-unsur dalam daftar kepustakaan:

Tinggi mata duduk Tmd P50 72.22

Tinggi siku duduk Tsd P50 23.15

Jangkauan tangan kedepan Jtd P50 78.41

Tinggi popliteal Tpo P50 44.22

Data Antropometri KodePersentil yang

Digunakan

Nilai

Persentil

Tinggi mata duduk Tmd P50 72.22

Tinggi siku duduk Tsd P50 23.15

Jangkauan tangan kedepan Jtd P50 78.41

Tinggi popliteal Tpo P50 44.22

Data Antropometri KodePersentil yang

Digunakan

Nilai

Persentil

Page 31: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

27

1. Nama penulis atau nama pengarang

2. Tahun terbit

3. Judul buku dan keterangan lain

Pada jurnal yang penulis amati, penulisan daftar kepustakaan tidak sesuai

dengan susunan daftar kepustakaan dan jarak yang telah ditentukan, seperti daftar

kepustakaan berikut ini:

Desiwarni, Maulida. Tugas Akhir: Perancangan Ulang dan Pengembangan Produk Meja

Komputer dengan Pendekatan Modular. Universitas Andalas, Padang. 2006.

Huang, C. C. Proceedings of National Science Council of Republic of China: Overview of

Modular Product Development. 2000.

Seharusnya:

Desiwarni, Maulida. 2006. “Perancangan Ulang dan Pengembangan Produk Meja

Komputer dengan Pendekatan Modular”. (Tugas Akhir). Padang:

Universitas Andalas.

2 spasi

Huang, C. C. 2000. Proceedings of National Science Council of Republic of China.

(Overview of Modular Product Development).

10 ketukan

Page 32: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

28

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa masih banyak

kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada jurnal ilmiah dosen Fakultas

Teknologi Informasi . Hal ini dapat kita lihat dari jumlah kesalahan yang terdapat

dalam jurnal. Kesalahan ini meliputi kesalahan dalam penggunaan EYD,

pemakaian bahasa baku, dan penulisan karya ilmiah khususnya jurnal.

4.2 Saran

Sebaiknya karya ilmiah harus disusun sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia yang baik dan benar. Melihat banyaknya kesalahan yang terdapat pada

jurnal ilmiah dosen, penulis berharap para dosen dapat mempelajari kaidah bahasa

dalam penulisan karya ilmiah karena karya ilmiah dosen akan menjadi acuan bagi

mahasiswa.

Page 33: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

29

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Mukhlish. 2012. “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”. www.sagasitas.org, 8 Mei

2013.

Nisa Dwi Angresti. 2013a. “EYD”. (Catatan Bahasa Indonesia). Padang:

Universitas Andalas.

Nisa Dwi Angresti. 2013b. “Kata, Kalimat, dan Paragraf”. (Catatan Bahasa

Indonesia). Padang: Universitas Andalas.

Nisa Dwi Angresti. 2013c. “Teknik Penulisan Karya Ilmiah”. (Catatan Bahasa

Indonesia). Padang: Universitas Andalas.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1992. Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum

Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia.

Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Medan:

Kencana.

Page 34: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

30

LAMPIRAN

Page 35: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

31

Perancangan Meja Komputer Ergonomis Dengan Konsep Modular dan

Mempertimbangkan Voice Of Customer

Lusi Susanti dan Ricky Andriyama

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Andalas

Kampus Unand Limau Manih, Padang 25120

E-mail : [email protected], dan [email protected]

Abstrak

Banyak hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan

pilihan terhadap produk/ jasa yang ditawarkan oleh produsen

(perusahaan), mulai dari faktor kualitas, harga, daya tahan, dan

faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut menjadi nilai jual dari

perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor. Setiap perusahaan

memiliki cara pandang yang berbeda tergantung dari bidang/ usaha

apa yang dijalani oleh perusahaan. Perusahaan manufaktur yang

bergerak di bidang furniture seperti pembuatan meja komputer perlu

mempertimbangkan faktor harga, kualitas, daya tahan, dan tampilan

dari produk yang ditawarkan. Permasalahan terdapat dalam

pengaplikasian keinginan dari pihak konsumen dan kemampuan

pemenuhan kebutuhan oleh pihak produsen. Konsumen menginginkan

produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka

(Customization), yaitu produk yang berkualitas, memiliki daya tahan,

dan tampilan yang baik, namun dengan harga yang lebih murah. Hal

tersebut menjadi permasalahan bagi produsen karena produk

customization memiliki harga yang relatif lebih mahal. Sedangkan

produk dengan harga rendah bisa diperoleh apabila diproduksi dalam

jumlah yang banyak (mass production). Oleh karena itu, melalui

penelitian ini penulis mencoba untuk mencari titik temu dari

permasalahan melalui perancangan produk dengan konsep produk

modular. Sehingga bisa diciptakan produk dengan kriteria mass

customization seperti yang diinginkan oleh konsumen dan bisa

dipenuhi oleh produsen. Produk modular didefinisikan sebagai produk,

rakitan atau komponen yang memenuhi suatu fungsi tertentu melalui

kombinasi dari building blocks atau modul-modul yang berbeda (Otto

dan Wood, 2001).

Komponen standar yang digunakan untuk perancangan varian baru

produk meja komputer didapatkan dari lima produk acuan dengan

merek Olympic Furniture, yaitu tipe MBP 0505, CD 3010, CD 2705,

CD 99, dan PCD 120 A. Komponen-komponen kelima produk acuan

Page 36: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

32

dianalisis dengan pendekatan Design For Manufacturing/ Assembly

(DFM/DFA) berdasarkan kesamaan fungsi untuk mendapatkan

komponen dengan nilai design efficiency tertinggi. Setelah didapatkan

komponen dengan nilai design efficiency tertinggi dimasing-masing

fungsi, kemudian dilakukan modifikasi dengan cara mengurangi

komponen atau eliminasi komponen. Terakhir, komponen hasil

modifikasi distandarisasi dan digunakan untuk merancang produk

baru. Standarisasi dilakukan berdasarkan pengelompokkan dimensi

dan bahan dasar komponen.

Penelitian menghasilkan 49 varian baru produk meja komputer dari

penggunaan 23 jenis komponen standarisasi. Komponen standarisasi

terdiri atas 6 jenis komponen utama, 10 jenis komponen pembantu, dan

7 jenis komponen interface untuk. Keunggulan lain yang ditawarkan

oleh produk yaitu desain yang lebih ergonomis, fungsi yang lebih

kompleks, dan segmentasi pasar yang lebih luas.

Kata kunci: Customization, Modular, Design For Manufacturing/Assembly

(DFM/DFA), Design Efficiency, Standarisasi

1. Pendahuluan

Banyak hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan terhadap

produk/ jasa yang ditawarkan oleh produsen, mulai dari faktor kualitas, harga,

tampilan, daya tahan (produk), dan faktor-faktor lain. Oleh karena itu, produsen perlu

mempertimbangkan beberapa faktor yang menjadi nilai jual dari produk/ jasa yang

ditawarkan dan memiliki cara pandang yang berbeda dengan produsen lain. Hal ini

tergantung dari bidang/ usaha apa yang dijalani oleh perusahaan. Perusahaan

manufaktur yang bergerak di bidang furniture seperti pembuatan meja komputer perlu

mempertimbangkan faktor harga, kualitas, daya tahan, dan tampilan dari produk yang

ditawarkan. Faktor-faktor tersebut menjadi nilai jual dari perusahaan untuk bersaing

dengan perusahaan lain yang sejenis.

Permasalahan disini terdapat dalam pengaplikasian keinginan dari pihak konsumen

dan kemampuan pemenuhan kebutuhan oleh pihak produsen. Konsumen

menginginkan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka

(Customization), namun dengan harga yang lebih murah. Hal tersebut menjadi

permasalahan bagi produsen karena produk Customization memiliki harga yang relatif

lebih mahal. Sedangkan produk dengan harga rendah bisa diperoleh apabila diproduksi

dalam jumlah yang banyak (mass production).

Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis mencoba untuk mengatasi

permasalahan di atas sehingga bisa diciptakan produk dengan kriteria mass

customization seperti yang diinginkan oleh konsumen dan bisa dipenuhi oleh produsen.

Yaitu merancang produk dengan konsep produk modular. Produk modular

Page 37: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

33

didefinisikan sebagai produk, rakitan atau komponen yang memenuhi suatu fungsi

tertentu melalui kombinasi dari building blocks atau modul-modul yang berbeda (Otto

and Wood, 2001).

Penelitian terhadap penyelesaian permasalahan dengan penerapan metode di atas

sudah pernah dilakukan oleh Desiwarni (2006) dengan judul penelitian ”Perancangan

Ulang dan Pengembangan Produk Meja Komputer dengan Pendekatan Modular”.

Penelitian tersebut berhasil menghasilkan 10 varian produk baru dengan pengurangan

komponen sebanyak 43 buah. Namun pada penelitian tersebut tidak dilakukan analisis

ekonomi gerakan terhadap beberapa komponen tambahan. Hal ini cukup berpengaruh

terhadap si pengguna produk, dimana desain yang ditawarkan kurang memberikan

kenyamanan dalam penggunaannya.

Apabila kondisi lingkungan kerja tidak mampu memberikan kenyamanan baik

fisik maupun sosial psikologis akan mengakibatkan turunnya produktivitas kerja

manusia (Wignjosoebroto, 2000). Selain itu, produk yang berkualitas tidak sebatas

dilihat dari sisi kualitas fisik produk tetapi interaksinya terhadap pengguna. Produk

ergonomik sudah menjadi tuntutan konsumen saat ini sebagai salah satu faktor penentu

daya saing produk (Nurmianto, 1996, Wignjosoebroto, 2000).

Penelitian ini juga merujuk kepada penelitian yang dilakukan oleh Rochmanuddin

(2005) tentang ”Perancangan dan Pengembangan Produk Meja Komputer

Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Menerapkan Data

Antropometri”, dimana komponen hasil dari penelitian tersebut dijadikan sebagai

komponen acuan dalam merancang suatu produk yang mempertimbangkan suara

konsumen (Voice of Customer). Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis mencoba

untuk mengatasi permasalahan di atas dengan cara merancang meja komputer

ergonomis dengan konsep modular dan mempertimbangkan voice of customer.

2. Metodologi

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian terdiri atas survey pendahuluan sekaligus studi literatur,

kemudian melakukan identifikasi masalah dan merumuskan permasalahan yang

akan diteliti serta tujuan dari penelitian.

Survey pendahuluan dilakukan untuk mengetahui produk meja komputer yang ada

dipasaran untuk kemudian dijadikan sebagai produk acuan. Studi literatur dilakukan

bersamaan dengan survei pendahuluan, dengan mencari informasi dari buku-buku

referensi dan jurnal terkait. Penelitian ini beranjak dari dua penelitian awal, yaitu

penelitian tentang Perancangan Ulang dan Pengembangan Produk Meja Komputer

dengan Pendekatan Modular [Desiwarni, 2006], dan tentang Perancangan dan

Pengembangan Produk Meja Komputer Menggunakan Metode Quality Function

Deployment (QFD) dengan Menerapkan Data Antropometri [Rochmanuddin, 2005].

Terdapat beberapa batasan dari kedua penelitian masing-masing dalam hal produk

yang sesuai dengan selera konsumen dan perancangan produk yang modular. Oleh

karena itulah dilakukan optimalisasi terhadap kedua metode dengan cara kombinasi

antara perancangan meja komputer dengan pendekatan modular serta

Page 38: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

34

mempertimbangkan suara konsumen sehingga perumusan masalahnya adalah

bagaimana menciptakan sebuah produk dengan kriteria mass customization

sehingga keinginan dari pihak konsumen dan kemampuan pemenuhan kebutuhan

oleh pihak produsen bisa terpenuhi.

2. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan konsumen yang

menggunakan produk meja komputer dan pengamatan kondisi pasar. Sedangkan

data sekunder didapatkan secara tidak langsung melalui pihak-pihak yang terkait

dengan data yang dibutuhkan untuk penelitian seperti data spesifikasi produk, data

antropometri, dan data hasil penelitian acuan.

Data spesifikasi produk didapatkan dari 5 (lima) produk acuan dengan merk

Olympic Furniture dengan asumsi produk ini telah dikenal luas dipasaran. Tipe

produk yang menjadi acuan adalah tipe MBP 0505, CD 3010, CD 2705, CD 99,

PCD 120 A. Data antropometri didapatkan dari laboratorium Perancangan Sistem

Kerja dan Ergonomi (PSK&E) meliputi 4 buah data, yaitu Tinggi mata duduk

(Tmd), Tinggi siku duduk (Tsd), Tinggi popliteal (Tpo), dan jangkauan tangan

kedepan (Jtd), yang masing-masingnya berjumlah sebanyak 744 buah data. Data

hasil penelitian acuan yang digunakan adalah data hasil kesimpulan penelitian untuk

ditindaklanjuti dan dijadikan acuan dalam penelitian.

3. Pengolahan Data

Setelah semua data dikumpulkan, berikutnya dilakukan pengolahan data untuk

mendapatkan informasi yang berhubungan dengan tujuan dari penelitian.

Pengolahan data yang dilakukan meliputi uji statistik dan uji persentil. Uji Statistik

meliputi uji keseragaman data untuk mengetahui apakah data seragam atau tidak,

dan uji kecukupan data untuk mengetahui apakah data cukup atau tidak. Uji Persentil

dilakukan untuk mengetahui dimensi ergonomis dari komponen yang ingin

dirancang.

Pada Uji keseragaman data terdapat batas kontrol atas dan batas kontrol bawah

dengan menggunakan rumus:

BKA= x + 2x

………………..(1)

BKB = x - 2x

………………..(2)

Nilai rata-rata sub grup diplot pada peta kontrol, jika ada data hasil pengukuran yang

berada diluar batas kontrol data tersebut dihilangkan. Lakukan prosedur pengujian

keseragaman data untuk data berikutnya. Jika tidak ada data hasil pengukuran yang

berada diluar batas kontrol maka data dikatakan seragam.

Sedangkan untuk uji kecukupan data digunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat

keyakinan 90%, sehingga didapatkan persamaan awal :

0.05 x = x

2 ……………….......(3)

dengan :

x = nilai rata-rata

x = standar deviasi

Page 39: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

35

Setelah dilakukan penjabaran terhadap rumus awal, rumus untuk uji kecukupan

data yang digunakan adalah :

N’ =

2

1

2

11

40

N

i

i

N

i

i

N

i

i

x

xxN

……………….......(4)

Nilai persentil menunjukkan persentase dari sekelompok orang yang memiliki dimensi

yang sama. Rumus untuk menghitung besarnya nilai persentil adalah sebagai berikut

:

i

o

if

finLKBBP

100/*……………….......(5)

Dimana :

BB = batas bawah kelas

LK = lebar kelas

N = jumlah data

I = persentil ke-i

fo = frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil

f i = frekuensi kelas persentil

3. Hasil dan Pembahasan

Uji keseragaman dan kecukupan data dilakukan terhadap keseluruhan data

antropometri yang digunakan dalam perancangan. Didapatkan kesimpulan bahwa data

yang diujikan seragam dan cukup sehingga bisa dilanjutkan pada tahap berikutnya.

Rekapitulasi hasil perhitungan uji keseragaman data dapat dilihat pada Tabel 1,

sedangkan untuk uji kecukupan data dapat dilihat pada Tabel II. Data kemudian

digunakan dalam perancangan untuk menghasilkan produk yang ergonomis.

Uji Persentil dilakukan berdasarkan produk yang dibuat, maka nilai persentil yang

digunakan adalah 50 (P50) karena produk yang dibuat digunakan oleh rata-rata

populasi. Rekapitulasi uji persentil dapat dilihat pada Tabel III.

Tabel I Rekapitulasi Hasil Pengujian Keseragaman Data

Data Antropometri Kode Hasil Uji Keseragaman

Tinggi mata duduk Tmd Seragam

Tinggi siku duduk Tsd Seragam

Jangkauan tangan kedepan Jtd Seragam

Tinggi popliteal Tpo Seragam

Page 40: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

36

Tabel II Rekapitulasi Hasil Pengujian Kecukupan Data

Tabel III Rekapitulasi Hasil Pengujian Persentil

Perancangan terdiri atas 6 (enam) tahap seperti yang dijelaskan berikut ini:

3.1 Identifikasi Fungsi Komponen Produk Acuan

Pengidentifikasi fungsi komponen dilakukan berdasarkan QFD hasil penelitian acuan

dan dari produk acuan yang tidak terdapat pada QFD. Hasil QFD menggambarkan

komponen-komponen standar sesuai selera konsumen. Didapatkan hasil bahwa

terdapat 7 fungsi komponen yang ditawarkan oleh QFD dan 2 fungsi komponen diluar

QFD.

3.2 Identifikasi Fungsi Komponen dengan Pendekatan Design For manufacturing/

Assembly (DFM/ DFA)

Pendekatan ini disebut juga metode Boothroyd – Dewhurst dimana salah satu prinsip

dari metode ini adalah mengembangkan desain modular. Data komponen dari produk

meja komputer yang telah diperoleh pada perhitungan antropometri dianalisis

berdasarkan pendekatan modular. Hasil identifikasi yaitu penggunaan fungsi

komponen monitor MBP 0505, fungsi CPU CD 99, fungsi keyboard PCD 120 A,

fungsi mouse CD 2705, fungsi printer MBP 0505, fungsi laci MBP 0505, fungsi rak

CD 3010, fungsi meja MBP 0505, fungsi rak CD CD 3010.

3.3 Modifikasi Komponen dengan Pendekatan Design For Manufacturing/ Assembly

(DFM/ DFA)

Modifikasi dilakukan dengan pendekatan DFM/ DFA dengan cara mengurangi/

eliminasi komponen yang memiliki fungsi yang bisa diwakilkan oleh komponen lain.

Didapatkan hasil bahwa untuk komponen printer dan laci terjadi peningkatan nilai

design efficiency, sedangkan untuk komponen monitor, CPU, mouse, keyboard, rak,

meja, dan rak CD tidak terjadi peningkatan nilai design efficiency namun terjadi

pengurangan jumlah komponen penyusun fungsi.

Data Antropometri Kode Hasil Uji Kecukupan

Tinggi mata duduk Tmd Cukup

Tinggi siku duduk Tsd Cukup

Jangkauan tangan kedepan Jtd Cukup

Tinggi popliteal Tpo Cukup

Tinggi mata duduk Tmd P50 72.22

Tinggi siku duduk Tsd P50 23.15

Jangkauan tangan kedepan Jtd P50 78.41

Tinggi popliteal Tpo P50 44.22

Data Antropometri KodePersentil yang

Digunakan

Nilai

Persentil

Page 41: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

37

3.4 Standarisasi Fungsi Komponen Hasil Modifikasi

Dilakukan analisis fungsi dari masing-masing komponen meja komputer. Selanjutnya

ditentukan dimensi dari masing-masing komponen meja komputer berdasarkan

fungsi. Didapatkan hasil bahwa fungsi komponen meja memiliki dimensi yang paling

besar, yaitu 800 mm x 500 mm. Sedangkan yang berdimensi paling kecil adalah

mouse dan rak yaitu 200 mm x 200 mm. Total fungsi komponen berjumlah 29 jenis.

3.5 Penentuan Komponen Standar untuk Perancangan Varian Baru

Komponen standar didapatkan melalui pengelompokkan komponen hasil standarisasi

fungsi komponen meja komputer berdasarkan dimensi dan bahan dasar. Total

komponen berkurang menjadi 23 jenis komponen.

3.6 Perancangan Varian Produk Baru dengan Menggunakan Komponen Standar

Perancangan varian baru didapatkan melalui kombinasi yang berbeda dari komponen-

komponen standar yang telah diperoleh. Perancangan varian produk baru

mempertimbangkan aspek-aspek perancangan yaitu aspek fungsional, teknis,

ergonomis, ekonomi, lingkungan, budaya dan estetika.

4. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan dan diberikan

saran.Kesimpulan yang dapat diberikan antara lain :

1. Komponen standar didapatkan sebanyak 23 jenis, masing-masing 6 jenis komponen

utama, 10 jenis komponen pembantu, dan 7 jenis komponen interface yang

diperoleh dari lima produk acuan setelah dilakukan identifikasi dan modifikasi

dengan pendekatan Design For Manufacturing/ Assembly (DFM/ DFA).

2. Range pemakaian komponen untuk varian baru berkisar antara 13 komponen – 21

komponen dari total 23 komponen dengan penggunaan komponen yang berbeda

antara satu produk dengan produk yang lain.

3. Hasil kombinasi antara komponen-komponen standar menghasilkan 49 varian baru

yang terdiri dari 45 varian meja komputer memakai kursi dan 4 varian meja

komputer tanpa kursi.

4. Variasi produk meja komputer yang mencapai 49 macam bisa diperoleh dengan cara

pemanfaatan jumlah komponen maksimal untuk setiap varian produk baru.

5. Daftar Pustaka

Anggono, W, Jonoadji, Ninuk, dan Nurhalim, Andrianto. Sustainable Product

Development Mesin Shrink Tunnel Botol Polyethelin Theretalate dengan

Menggunakan Virtual Reality. Mechanical Engineering Petra Christian

University. 2008.

Anik, Hariati, Kartikaningsih, Hartati, M. Wiadnya, D, dan Gede R. Penggunaan QFD

Perbaikan Kualitas dan Pengembangan Produk Kaos Kaki Remaja di PT. Lestari

Giat Jaya. Penerbit: Jakarta: Unika Atma Jaya. 1992.

Boothroyd, Geoffrey, and Dewhurst, Peter. Product Design for Manufacture and Assembly.

Edition, Marcel Dekker, New York. 1991.

Page 42: Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia

38

Bryant, C. B, Sivaramakrishnan, K. L, Wie, Michael Van, Stone R. B, and McAdams,

Daniel A. Proceedings of the 2004 ASME Design Engineering Technical

Conference-Computers and Information in Engineering Conference, DETC2004-

57775: A Modular Design Approach to Support Sustainable Design. Utah, USA.

2004.

Desiwarni, Maulida. Tugas Akhir: Perancangan Ulang dan Pengembangan Produk Meja

Komputer dengan Pendekatan Modular. Universitas Andalas, Padang. 2006.

Huang, C. C. Proceedings of National Science Council of Republic of China: Overview of

Modular Product Development. 2000.

Kotler, Philip, and Armstrong, Gary. Principles of Marketing (7th Edition), Prentice Hall-

Gale. 1996

Kusiak, A. e Huang, C.-C. Components, Packaging, and Manufacturing Technology, Part

A, IEEE Transactions on [see also Components, Hybrids, e Manufacturing

Technology, IEEE Transactions on], v. 19, p. 523-538: Development of modular

products. 1996.

Nurmianto, E. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi Pertama, PT. Guna Widya

Jakarta. 1996

Otto, K. and Wood, K. Product Design-Techniques in Reverse Engineering and New

Product Development. Prentice Hall. 2001.

Prasetyowibowo, B. Desain Produk Industri. Edisi Kedua, Penerbit: Yayasan Delapan-

Sepuluh, Bandung. 1999.

Rochmanuddin, Hani. Prosiding Seminar Nasional II: Perancangan dan Pengembangan

Produk Meja Komputer Menggunakan Metode Quality Function Deployment

(QFD) dengan Menerapkan Data Antropometri. Yogyakarta. 2005.

Stone, R. B. Doctoral Thesis: Towards a Theory of Modular Design. The University of

Texas at Austin. 1997.

Sulistyadi, Kohar. Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi, Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional. 2003.

Sutalaksana, I. Z. Teknik Tata Cara Kerja. Edisi Pertama, Jurusan Teknik Industri, Institut

Teknologi Bandung. 1979.

Wahjudi, Didik, dan San, Gan Shu. Pemilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk

Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts. Jurusan Teknik

Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra. 2004.

Walpole, Ronald. Probability and Statistics for Engineers and Scientist. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta. 1990.

Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis untuk

Peningkatan Produktivitas Kerja; Edisi Pertama, Surabaya : Guna Widya, 2000.