Author
irham-vengenace
View
37
Download
3
Embed Size (px)
KOPERASI UNIT DESA MEKAR UNGARAN DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA DAN BERBAGAI
HAMBATANNYA
Skripsi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
SUYANTO
NIM 3401403027
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kesidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Hamonangan Sigalingging M.Si Drs. Suprayogi M.Pd NIP.130795081 NIP.131474095
Mengetahui,
Ketua Jurusan HKn
Drs. Slamet Sumarto M.Pd NIP. 131570070
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Semarang:
Hari : Sabtu
Tanggal : 23 Juni 2007.
Penguji Skripsi
Drs. Eko Handoyo MSi NIP.131764048
Anggota I Anggota II
Drs. H. Hamonangan Sigalingging M.Si Drs. Suprayogi M.Pd NIP.130795081 NIP.131474095
Mengetahui :
Dekan,
Drs. Sunardi, MM NIP. 130367998
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Mei 2007
Suyanto NIM 3401403027
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatnya bersholawat untuk nabi, hai
orang-orang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkan salam
penghormatan padanya (Qs Al Ahzab 563)
PERSEMBAHAN Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT,
Rosullah Muhammad SAW, serta Malaikat - Malaikat
Allah SWT, dan makhluk-makhluknya, skripsi ini aku
persembahkan untuk :
1. Ibu dan Bapakku tercinta
2. Guru dunia akhirat saya, Abah Abdullah Anik, Al
alamah Syekh Abdul Qodir Assegaf, Al alamah
Abdullah bin Alwi Alhadad, Al alamah Al fakhihil
Mukhodam bin Alwi, Al alamah Syekh Abdul Qodir
Jaelani, Al alamah Ali bin Muhammad Al Habsyi, dan
Al alamah Anis bin Ali bin Muhammad Al habsyi dan
Wali-Wali Allah yang lain.
3. Kakak dan adik saya, Sunaryo dan Mokhamad
Hermanto
4. Sahabat-sahabatku yang aku cintai dan aku sayangi Edy
K, Sunaryanto, Sri Murniasih, Shanti L, Reni A, Ika L,
Ratih, Shofiana, Sofiatun, Rohana, Diyah A, Sri J, dan
Indah.
5. Teman kostku, kang Alim, Imam S, Gandhi, Benny,
Kasmad, Aan dan yang lain.
6. Almamaterku
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan judul Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Anggota Dan Berbagai Hambatannya yang diajukan untuk
melengkapi syarat-syarat dalam menyelesaikan progam studi tingkat sarjana pada
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Selama penyusunan skripsi ini banyak kendala yang penulis hadapi, namun
berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat
teratasi. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr.H.Sudijono Sastroatmojo, MSi Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Drs. Sunardi, MM, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
3. Drs. Slamet Sumarto, MPd Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaran
Universitas Negeri Semarang
4. Drs. Eko Handoyo, MSi, Penguji skripsi di Jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan
5. Drs. H. Hamonangan Sigalingging, MSi, Dosen Pembimbing I yang penuh
dengan keikhlasan dalam memberikan segala saran, petunjuk dan bimbingan
hingga terselesaikanya skripsi ini
6. Drs. Suprayogi, MPd, Dosen Pembimbing II yang dengan sabar mengarahkan
dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi dari awal hingga akhir.
7. Seluruh anggota, pengurus, pengawas dan karyawan Koperasi Unit Desa Mekar
Ungaran yang telah memberikan keterangan yang penulis perlukan dalam
penyusunan skripsi ini
8. Bapak H. Moesdaan selaku ketua pengurus Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran
yang telah memberikan ijinnya kepada penulis untuk melakukan penelitian di
Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran.
9. Ibu, Bapak, Kakak, Adik, Kang Arif, Abah Anik, bib Syafik, bib syekh,bib kris
dan teman-temanku yang telah memberikan dorongan dan doa sehingga
terselesainya skripsi ini
10. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu
hingga terselesainya skripsi ini
Akhirnya penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkanya (Amin)
Semarang, Mei 2007
Penulis
Sari
Suyanto. 2007, Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota dan Berbagai Hambatannya. Skripsi. Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : I. Drs. Hamonangan Sigalingging, MSi. II. Drs. Suprayogi, MPd. 96.
Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan. Koperasi hadir di tengah-tengah masyarakat dengan mengemban tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masayarakat pada umumnya. Salah satu bentuk koperasi adalah Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran yang menjalankan unit usaha : unit simpan pinjam, pengolahan atau pemasaran hasil produksi, menyediakan atau menyalurkan sarana produksi pertanian, menyediakan keperluan barang-barang konsumsi dan menyediakan segala macam bentuk jasa..
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : pertama upaya apakah yang dilakukan KUD Mekar Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya. kedua, hambatan apakah yang dihadapi KUD Mekar Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, dan ketiga upaya apakah yang dilakukan KUD Mekar Ungaran di dalam mengatasi hambatan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah: pertama untuk mengetahui upaya yang dilakukan KUD Mekar Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya. kedua, untuk mengetahui hambatan yang dihadapi KUD Mekar Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, dan ketiga untuk mengetahui upaya yang dilakukan KUD Mekar Ungaran dalam mengatasi hambatan tersebut.
Dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan dan metode kualitatif yang berfokus pada upaya yang dilakukan KUD Mekar Ungaran di dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, hambatan yang dihadapi KUD Mekar Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan upaya yang dilakukan KUD Mekar Ungaran di dalam mengatasi hambatan tersebut. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan. Keabsahan data di uji dengan trianggulasi, kemudian dianalisis dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
Hasil penelitian, menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan KUD Mekar Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya yaitu dengan cara memberikan kredit yang tidak berbelit-belit, pemberian SHU, pemberian santunan kematian bagi anggota yang meninggal dunia, kegiatan pemberian bingkisan lebaran dan beasiswa. Hambatan yang dihadapi KUD Mekar Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya adalah : kurangnya modal, letak kantor kurang strategis, kredit macet dan rendahnya partisipasi anggota. Upaya yang dilakukan KUD Mekar dalam mengatasi hambatan mengenai pertama, kurangnya modal yaitu dengan pemupukan modal yaitu membuat simpanan wajib khusus. kedua, tempat kurang strategis, yaitu plubikasi unit usaha KUD Mekar Ungaran. ketiga, adanya kredit macet, yaitu membentuk tim penagih kredit. keempat, rendahnya partisipasi anggota,
yaitu dengan cara memberikan penyuluhan-penyuluhan mengenai perkoperasian, khususnya mengenai pentingnya peranan anggota di dalam sebuah koperasi.
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan, upaya yang dilakukan KUD Mekar Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya adalah pemberian kredit kepada anggota, pemberian SHU, pemberian dana santunan, pemberian bingkisan dan pemberian beasiswa. Kendala atau hambatan yang dihadapi KUD Mekar Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya adalah kurangnya modal, letak wilayah kurang strategis, kredit macet dan masih rendahnya partisipasi anggota. Upaya yang dilakukan KUD Mekar dalam mengatasi hambatan mengenai pertama, kurangnya modal yaitu dengan cara pemupukan modal. kedua, tempat kurang strategis, yaitu dengan cara pembuatan brosur unit usaha KUD Mekar Ungaran ketiga, adanya kredit macet, yaitu membentuk tim yang akan ditugaskan untuk menagih kerumahnya. keempat, masih rendahnya partisipasi anggota, yaitu dengan cara memberikan penyuluhan-penyuluhan mengenai perkoperasian, khususnya mengenai pentingnya peranan anggota di dalam sebuah koperasi.
Saran yang dapat diajukan dari hasil penelitian ini, yaitu untuk mengatasi hambatan yang dihadapi KUD Mekar Ungaran maka KUD Mekar Ungaran perlu menambah modal dengan cara meningkatkan simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan wajib khusus dan kesadaran anggota koperasi perlu ditingkatkan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
PENGESAHAN KELULUSANiii
PERNYATAAN ...iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.....v
KATA PENGANTAR ..vi
SARIviii
DAFTAR ISI .x
DAFTAR TABELxiv
DAFTAR GAMBAR....xv
DAFTAR LAMPIRANxvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 6
C. Perumusan Masalah9
D. Tujuan Penelitian9
E. Manfaat Penelitian .9
F. Sistematika Penulisan Skripsi10
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA TEORITIK
A. Koperasi
1. Sejarah Koperasi .13
2. Pengertian Koperasi. 24
3. Landasan Koperasi.. 25
4. Azas-azas Koperasi .27
5. Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi 29
6. Tujuan Koperasi ..31
7. Perangkat Organisasi Koperasi35
B. Kesejahteraan Anggota 38
C. Koperasi Unit Desa
1. Pengertian Koperasi Unit Desa40
2. Tujuan .41
3. Bentuk Usaha ..41
D. Kerangka Teoritik 44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian46
B. Lokasi Penelitian .47
C. Fokus Penelitian ..47
D. Sumber Data Penelitian47
E. Alat dan Tehnik Pengumpulan Data48
F. Keabsahan Data ..50
G. Model Analisis Data52
H. Prosedur Penelitian .54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran
a. Sejarah Berdirinya KUD Mekar Ungaran.56
b. Struktur Organisasi KUD Mekar Ungaran....57
2. Upaya yang dilakukan KUD Mekar Ungaran dalam
meningkatkan kesejahteraan anggotanya
a. Menjalankan usaha dalam bidang ekonomi 69
b. Menjalankan usaha dalam bidang pemasaran .70
c. Menjalankan usaha dalam bidang produksi persusuan71
d. Menjalankan usaha dalam bidang jasa kelistrikan ..72
e. Menjalankan usaha dalam bidang sosial .72
3. Hambatan yang dihadapi KUD Mekar Ungaran dalam
meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
a. Kurangnya Modal 73
b. Letak kantor kurang strtategis .77
c. Kredit Macet 77
d. Masih rendahnya partisipasi anggota ..79
4. Upaya yang di tempuh KUD Mekar Ungaran untuk
mengatasi hambatan yang dialami KUD Mekar Ungaran
a. Upaya yang dilakukan KUD Mekar dalam mengatasi
Hambatan mengenai kurangnya modal...80
b. Upaya yang dilakukan KUD Mekar dalam mengatasi
Hambatan mengenai letak kantor kurang strategis.80
c. Upaya yang dilakukan KUD Mekar dalam mengatasi
Hambatan mengenai kredit macet 81
d. Upaya yang dilakukan KUD Mekar dalam mengatasi
Hambatan masih rendahnya partisipasi anggota 81
5. Pembahasan .81
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..92
B. Saran 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman Tabel 1 : Susunan Pengurus KUD Mekar Ungaran
Periode 2006-2010 . 60
Tabel 2 : Susunan Pengawas KUD Mekar Ungaran
Periode 2006-2010 62
Tabel 3 : Susunan Karyawan KUD Mekar Ungaran 63
Tabel 4 : Perkembangan Jumlah anggota KUD
Mekar Ungaran tahun 2002-2006 . 67
Tabel 5 : Perkembangan Pendapatan SHU KUD
Mekar Ungaran Periode 2002-2006 .. 72
Tabel 6 : Perkembangan modal sendiri KUD Mekar
Ungaran Periode 2002-2006 . 76
Tabel 7 : Perkembangan kredit yang keluar dan
masuk (kredit macet ) di KUD Mekar .. 78
Tabel 8 : Perkembangan anggota yang aktif dan
pasif KUD Mekar Ungaran tahun 2006 79
DAFTAR GAMBAR
Gambar :
Gambar 1 : Kerangka teoritik
Gambar 2 : Skema trianggulasi
Gambar 3 : Skema penarikan kesimpulan
Gambar 4 : Struktur organisasi KUD Mekar Ungaran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Lampiran 1 : Daftar Informan
2. Lampiran 2 : Pedoman Wawancara
3. Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian ke Kantor Linmas Kab Semarang
4. Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian dari Kantor Dinas Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah ke Kantor KUD Mekar Ungaran
5. Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian ke Kantor KUD Mekar Ungaran
6. Lampiran 6 : Surat Keterangan selesai penelitian di KUD Mekar Ungaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan
dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara
para anggota. Koperasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban
tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam
bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan
membebaskan dari para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang
diderita mereka (Kartosapoetra, dkk 1991: 1).
Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi Perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Bentuk badan
usaha yang sesuai dengan bunyi dari pasal tersebut adalah koperasi. Hal ini
dipertegas dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992
tentang Koperasi, yang menyatakan bahwa :
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
Sebagai badan usaha rakyat, koperasi perlu membangun diri dan
meningkatkan diri, serta mampu bersaing dengan badan usaha lain berdasarkan
prinsip koperasi, sehingga diharapkan, koperasi sebagai badan usaha rakyat,
mampu berperan sebagai soko guru perekonomian nasional yang berfungsi
memperkokoh perekonomian rakyat, dan membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
koperasi harus berpijak pada landasan yang benar. Landasan koperasi Indonesia
adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai organisasi yang
berwatak sosial, dasar pendirian koperasi berbeda dengan dasar pendirian
perusahaan lain seperti Firma dan Perseroan. Pendirian koperasi di
latarbelakangi oleh keinginan masyarakat golongan ekonomi lemah untuk
memperbaiki ekonomi mereka
Di Indonesia dikenal dua macam bentuk koperasi, yaitu Koperasi primer
dan Koperasi sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan
orang perorangan, melalui usaha untuk memenuhi kebutuhan anggota secara
perorangan. Koperasi sekunder merupakan himpunan dari Koperasi primer
yang di bentuk sekurang kurangnya dari tiga Koperasi primer. Salah satu
bentuk Koperasi primer adalah Koperasi Unit Desa yang merupakan suatu
kesatuan ekonomi dari masyarakat yang mempunyai fungsi sebagai penyalur
sarana produksi, khususnya pengadaan pangan dan pengembangan ekonomi
rakyat yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama di
wilayah pedesaan.
Dalam Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1978 dijelaskan bahwa
Koperasi Unit Desa adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan
merupakan wadah dari pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat
pedesaan yang diselenggarakan oleh untuk masyarakat itu sendiri. Dalam hal
ini Koperasi Unit Desa harus mampu memberikan berbagai pelayanan dalam
berbagai bidang kegiatan ekonomi serta kebutuhan parta anggotanya maupun
masyarakat sekitarnya. Sebagai koperasi pedesaan yang melayani kegiatan
perekonomian seperti perkreditan, penyaluran dan pengadaan pangan,
pengolahan dan pemasaran hasil produksi serta kegiatan perekonomian lainnya,
tentu saja dibutuhkan kerja sama antar anggota koperasi.
Anggota merupakan komponen terpenting dalam pembentukan sebuah
koperasi, dengan tugas dan bertanggung jawab atas maju dan mundurnya usaha
koperasi. Dalam sistem perkoperasian fungsi anggota yaitu sebagai pemilik
koperasi dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi, sehingga tidak heran
tanpa ditopang oleh kegiatan dan peran aktif anggota- anggota koperasi, sebuah
koperasi tidak dapat maju, berkembang dan bersaing dengan perekonomian
swasta.
Melihat sebagian besar masyarakat Indonesia bertempat tinggal di daerah
pedesaan, tentunya penghidupan ekonomi mereka masih bersumber pada
pengadaan bahan pangan dan pengembangan ekonomi rakyat yang berguna
untuk meningkatkan taraf anggota dan masyarakat desa sekitarnya. Untuk itu,
demi terpenuhinya kebutuhan ekonomi masyarakat pedesaan, dibentuklah
sebuah koperasi pedesaan. Salah satu bentuk koperasi pedesaan adalah
Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran.
Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran didirikan pada tanggal 31
Agustus1973 yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No. 24 Kelurahan Sido
Mulyo Kecamatan Ungaran dengan Badan Hukum Nomor. 8434 A / BH /
1973. KUD Mekar Ungaran beranggotakan warga Kecamatan Ungaran yang
wilayah anggotanya meliputi Desa dan Kelurahan, Desa Nyatyono, Gogik,
Lerep, Kalisidi, Keji, Branjang, Leyangan, Kalongan, Beji, Kali Kayen dan
Mluweh, sedangkan Kelurahanya meliputi Kelurahan Ungaran, Bandarjo,
Susukan, Kalirejo, Sido Mulyo, Gedang Anak, Langensari, Genuk, Candi Rejo,
Beji yang berkedudukan di Kecamatan Ungaran Jalan Ahmad Yani No. 24
Kelurahan Sido Mulyo Kabupaten Semarang.
Usaha Koperasi Unit Desa Mekar adalah usaha yang berkaitan langsung
dengan kepentingan anggota yang bertujuan untuk meningkatkan usaha
koperasi dan kesejahteraan anggota serta pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Jenis - jenis usaha yang dijalankan oleh Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran
antara lain :
1. Unit simpan pinjam, yaitu simpan pinjam uang yang berupa uang dan
barang-barang elektronik
2. Pengolahan atau pemasaran hasil produksi sektor peternakan, yaitu
persusuan
3. Menyediakan atau menyalurkan sarana produksi pertanian, yaitu
pupuk dan bibit tanaman
4. Menyediakan keperluan barang-barang konsumsi yaitu, waserda dan
saprodi
5. Menyediakan segala macam bentuk jasa, baik yang diperlukan
anggota ataupun non anggota dengan bekerja sama dengan pihak luar,
yaitu, listrik dan USP
Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran dari tahun ketahun anggotanya
semakin bertambah, hal ini dikarenakan KUD Mekar merupakan satu satunya
koperasi desa yang menyalurkan atau menyediakan sarana produksi di bidang
pertanian (pupuk dan bibit tanaman) dan peternakan (persusuan) di Kecamatan
Ungaran.
Banyak berdirinya badan usaha lain yang bergerak dalam bidang yang
sama, yang dijalankan oleh Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran, misalnya
Firma dan Perseroan yang modal usahanya lebih memadai dan organisasi yang
terkontrol menyebabkan adanya persaingan bebas (pasar) diantara badan usaha
tersebut. Hal inilah yang menyebabkan peluang dan kesempatan Koperasi Unit
Desa Mekar dalam meningkatkan usahanya sedikit banyak terhambat, sehingga
Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran sulit untuk mewujudkan tujuan koperasi
tersebut
Berdasarkan uraian, maka penulis sangat tertarik untuk meneliti
KOPERASI UNIT DESA MEKAR UNGARAN DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA DAN BERBAGAI
HAMBATANYA.
B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari zaman dulu sampai zaman modern sekarang ini, tidak ada
manusia di dunia yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sejak
dilahirkan, manusia telah menghadapi masalah untuk bisa hidup dan akan
berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk
mencukupi kebutuhan hidup dan mempertahankan kelangsungan hidupnya
manusia harus selalu berusaha. Hal ini dikarenakan tidak sesuainya jumlah
barang dan jasa yang tersedia dibandingkan dengan jumlah kebutuhan
manusia. Manusia tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka
peroleh dan dengan apa yang telah mereka capai.
Jika semula untuk mempertahankan hidupnya, seseorang bekerja
menghasilkan suatu barang untuk digunakan sendiri atau untuk
keluarganya, maka dalam perkembanganya, usaha manusia untuk
mempertahankan hidupnya dan untuk mencapai keinginannya itu bukan
lagi sebagai individu, tetapi sebagai anggota dari suatu kelompok dalam
masyarakat, dimana mereka harus bekerjasama dalam melaksanakan
kegiatan sehari-harinya. Hal itu adalah merupakan sifat dan sikap dari
manusia bahwa bilamana keinginan-keinginan yang lama telah tercapai
selalu didorong oleh keinginan yang baru, dan mereka akan selalu
mempunyai keinginan untuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi dari
apa yang telah mereka capai pada hari ini.
Berbagai cara telah digunakan oleh manusia didalam memecahkan
permasalahan ekonomi yang mereka hadapi. Salah satunya adalah dengan
cara berkoperasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi merupakan
badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan
menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan dari
para anggotanya dari kesulitan ekonomi yang diderita mereka.
( Kartosapoetra, dkk 1991 : 1 ).
Di Indonesia dikenal dua macam bentuk koperasi, yaitu Koperasi
primer dan Koperasi sekunder. Salah satu bentuk Koperasi primer adalah
Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran yang merupakan suatu kesatuan
ekonomi dari masyarakat Ungaran yang mempunyai fungsi sebagai
penyalur sarana produksi, khususnya pengadaan pangan dan pengembangan
ekonomi rakyat yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
terutama wilayah pedesaan Ungaran
Dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya,
Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran menjalankan :
a. Unit simpan pinjam
Yaitu usaha yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan
modal melalui tabungan-tabungan para anggota koperasi secara
teratur dan terus menerus, kemudian dipinjamkan kepada para
anggota dengan tujuan untuk membantu para anggota yang sedang
mengalami kesulitan keuangan.
b. Pengolahan atau pemasaran hasil produksi sektor peternakan
Yaitu usaha persusuan yang mengatur usaha susu dan melayani
penerimaan pasokan susu dari peternak maupun pemerah susu
c. Menyediakan sarana produksi pertanian, yaitu usaha yang
menjalankan penjualan pupuk dan bibit tanaman
d. Unit barang konsumsi, yaitu usaha yang dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, misalnya beras, gula dan minyak goreng
e. Unit usaha bidang jasa
Yaitu usaha yang dijalankan KUD Mekar Ungaran dengan tujuan
untuk melayani bidang jasa, misalnya kelistrikan
Namun pada kenyataanya, seiring perjalananya menjalannkan usaha.
Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran mempunyai kendala yang cukup
menghambat usaha koperasi, yaitu kurangnya modal, letak kantor kurang
strategis, kredit macet dan masih rendahnya partisipasi anggota. Sehingga
KUD Mekar Ungaran tidak bisa maksimal mewujudkan tujuan koperasi
tersebut
2. Pembatasan Masalah
Agar dalam melakukan penelitian tidak menyimpang dari judul yang
dibuat, maka penulis perlu melakukan pembatasan masalah untuk
mempersempit ruang lingkup sebagai berikut :
Penulis akan membahas mengenai Upaya Koperasi Unit Desa Mekar
Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, serta hambatan
dan upaya yang di lakukan Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran dalam
mengatasi hambatan Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran tersebut
C. Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka
yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Upaya apakah yang dilakukan Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran
dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya ?
2. Hambatan-hambatan apakah yang dihadapi Koperasi Unit Desa
Mekar Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya ?
3. Upaya apakah yang dilakukan Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran
dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut?
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan KUD Mekar Ungaran
dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapai KUD Mekar
Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
3. Untuk mengetahui upaya yang ditempuh oleh KUD Mekar Ungaran
dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa,
didalam pengembangan materi di prodi PPKn, khususnya mata
kuliah ekonomi koperasi
b. Dapat digunakan sebagai dasar pengetahuan dan pengalaman
dalam kegiatan penelitian berikutnya bagi masyarakat dan
mahasiswa yang akan meneliti tentang koperasi.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat penelitian ini adalah
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang koperasi, khususnya mengenai Koperasi Unit Desa.
b. Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan pedoman apakah koperasi tersebut, sudah sesuai
dengan fungsi, peran dan tujuan koperasi
c. Bagi Anggota dan Pengurus
Dapat dijadikan acuan oleh anggota dan pengurus Koperasi Unit
Desa Mekar Ungaran mengenai upaya upaya yang dilakukan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika, merupakan garis besar penyusunan yang bertujuan untuk
mempermudah jalan pikiran dalam memaknai secara keseluruhan isi skripsi.
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 3 ( tiga ) bagian, yaitu :
1. Bagian Awal
Bagian ini berisi sampul, lembar berlogo, halaman judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan, motto dan
persembahan, kata pengantar, sari, daftar isi, daftar tabel dan daftar
lampiran
2. Bagian Isi Skripsi
Bagian ini berisi 5 ( lima ) Bab, yaitu : Bab I, Bab II, Bab III, Bab
IV dan Bab V yang masing- masing berisi tentang :
BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang :
a. Latar Belakang
b. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
c. Perumusan Masalah
d. Tujuan Penelitian
e. Kegunaan Penelitian
f. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA TEORITIK, berisi
tentang :
a. Koperasi
1) Sejarah koperasi
2) Pengertian koperasi
3) Landasan koperasi
4) Asas koperasi
5) Fungsi, peran dan prinsip koperasi
6) Tujuan koperasi
7) Perangkat organisasi koperasi
b. Kesejahteraan Anggota
c. Koperasi Unit Desa
1) Pengertian Koperasi Unit Desa
2) Tujuan Koperasi Unit Desa
3) Bentuk Usaha Koperasi Unit Desa
d. Kerangka Teoritik
BAB III METODE PENELITIAN, berisi tentang :
a. Dasar Penelitian
b. Lokasi Penelitian
c. Fokus Penelitian
d. Sumber Data Penelitian
e. Alat dan Tehnik Pengumpulan Data
f. Keabsahan Data
g. Model Analisis Data
h. Prosedur Penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN, berisi tentang :
a. Hasil Penelitian
b. Pembahasan
BAB V PENUTUP, berisi tentang :
a. Simpulan
b. Saran
3. Bagian akhir skripsi, bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA TEORITIK
A. Koperasi
1. Sejarah Koperasi
Koperasi modern yang berkembang dewasa ini lahir pertama kali di
Inggris, yaitu di kota Rochdale pada tahun 1844 (Sitio, dkk 2001 : 7).
Koperasi timbul sebagai reaksi yang dilakukan oleh orang-orang yang
mempunyai kemampuan ekonomi terbatas, serta akibat penderitaan sosial
ekonomi yang timbul dari sistem kapitalisme
(Anoraga, dkk 1997 : 38).
Sistem ekonomi kapitalisme membiarkan setiap individu untuk bebas
bersaing mengejar keuntungan sebesar-besarnya bagi individu, dan bebas
pula mengadakan segala macam kontrak tanpa intervensi pemerintah
(Widayanti, dkk 2003 : 18). Akibatnya golongan kecil yang ekonominya
terbatas, kehidupan ekonominya semakin sulit, karena terdesak oleh
golongan ekonomi yang mempunyai modal besar. Pada saat itulah tumbuh
gerakan koperasi yang menentang aliran kapitalisme dengan asas kerja
sama dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, yang melahirkan
perkumpulan koperasi, yang dipelopori oleh koperasi Rochdale di Inggris.
Pada awalnya, Koperasi Rochdale di Inggris berdiri dengan usaha
penyediaan barang-barang konsumsi untuk kebutuhan sehari hari. Akan
tetapi seiring dengan terjadinya pemupukan modal koperasi, koperasi
tersebut mulai merintis untuk memproduksi sendiri barang yang akan
dijual, bahkan pada tahun 1851 koperasi Rochdale dapat mendirikan sebuah
pabrik dan mendirikan perumahan bagi para anggota-anggotanya (Sitio,
2001 : 8). Perkembangan koperasi di Rochdale sangat mempengaruhi
gerakan koperasi di Inggris maupun diluar Inggris
a. Jerman
Koperasi kredit yang pertama lahir di Jerman pada tahun 1848
diprakarsai oleh dua orang yaitu walikota F.W. Raiffeisen yang
mendirikan koperasi kredit bagi kalangan petani dan hakim H. Scultze
Delitz yang mendirikan koperasi kredit bagi kalangan para pengusaha
dan pedagang. Mereka mendirikan koperasi bertujuan untuk
memperbaiki tingkat kehidupan golongan ekonomi lemah dan
membebaskan rakyat yang menderita dari cengkeraman kaum pemakan
riba yang pada masa itu sangat merajalela, baik di desa maupun di kota
(Widayanti, dkk 2003 : 22).
Alasan didirikanya koperasi simpan pinjam yang biasa disebut
Bank Rakyat (peoples bank) ialah rasa perikemanusiaan. Hal ini
bermula ketika Raiffisien tergugah hatinya melihat kemiskinan rakyat di
desa desa. Sebagian besar rakyat di desa-desa itu tenggelam di dalam
lautan utang kepada pemilik tanah (tuan tanah), para pedagang
perantara atau tengkulak dan para lintah darat yang tidak mengenal
perikemanusiaan.
Gerakan koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit di Jerman
pada permulaanya amat lambat perkembanganya. Pada tahun 1885
kurang lebih terdapat 245 buah koperasi simpan pinjam di kalangan
tani. Atas usaha F.W. Reffeisien, koperasi simpan pinjam atau koperasi
kredit berkembang terus. Pada tahun 1888, yakni pada tahun wafatnya
F.W Raiffisien, sudah ada 425 buah koperasi perkumpulan koperasi
simpan pinjam atau kredit yang berdiri. Pada tahun 1891 jumlah ini
meningkat pesat menjadi 885 buah dan didalam tahun 1938 jumlah itu
telah mencapai 1800 buah dengan jumlah anggota seluruhnya kira-kira
dua juta orang.
b. Perancis
Gerakan koperasi di Perancis lahir sekitar tahun 1850, dimana
pada saat itu kaum buruh makin terdesak kehidupanya ekonominya
karena revolusi industri. Gerakan koperasi di Perancis dipelopori oleh
F. Lasale, seorang politikus yang menganjurkan agar buruh pun
memiliki pabrik-pabrik seperti pengusaha-pengusaha industri. Lahirlah
koperasi koperasi produksi yang pertama, yang didirikan dan dipimpin
oleh kaum buruh sendiri.
c. Denmark
Gerakan Koperasi di Denmark lahir pada tahun1852 dengan nama
koperasi peternakan, yang kemudian memiliki pabrik susu dan mentega.
Kemajuan koperasi di Denmark didorong oleh pendidikan dari
anggotanya, dimana pada saat itu anggota koperasi diwajibkan untuk
Sekolah Tinggi Rakyat yang melatih bermacam-macam keterampilan
yang langsung dapat diterapkan dalam koperasi- koperasi.
d. India
Gerakan koperasi di India dimulai dengan mendirikan koperasi
kredit untuk memungkinkan produsen kecil melanjutkan usahanya. Hal
itu disebabkan karena pengusaha kecil selalu menjadi korban lintah
darat yang meminjamkan modal dengan bunga yang sangat tinggi.
Koperasi kredit di India menggunakan sistem Raiffisien,
walaupun ada perbedaan sedikit. Dimana kalau koperasi kredit
Raiffisien meminjamkan uangnya untuk produksi saja, maka koperasi
kredit di India memberikan kredit untuk berbagai tujuan agar para
anggotanya tidak menjadi korban pelepas uang. Koperasi kredit di India
dapat pula berbentuk sebagai koperasi lumbung, dimana uang mukanya
dapat dibayar baik berupa uang maupun berupa padi, sedangkan iuranya
harus berupa padi.
e. Jepang
Di Jepang koperasi pertama kali didirikan pada tahun 1900
bersamaan waktunya dengan pelaksanaan Undang-Undang Koperasi
Industri Kerajinan. Walaupun dibawah nama industri kerajinan,
koperasi ini juga bergerak di bidang pertanian. Organisasi koperasi yang
ada di Jepang sekarang ini berkembang berdasarkan Undang-Undang
Koperasi Pertanian tahun 1974 dimana terdapat dua bentuk koperasi
pertanian, yaitu koperasi pertanian umum yang bersifat serba usaha dan
koperasi pertanian khusus yang hanya bergerak dalam satu jenis usaha
misalnya koperasi buah-buahan dan koperasi peternakan.
f. Indonesia
Pada tahun 1896 seorang pamong praja Patih R. Aria Wiriatmaja
di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri
(priyai). Alasannya, ia terdorong oleh keinginan untuk menolong para
pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang
memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Ia mendirikan
koperasi kredit model Raiffisien atas bantuan asisten Residen Belanda
(Pamong Praja Belanda ) yang menganjurkan akan mengubah Bank
Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan,
Tabungan dan Pertanian. Maksudnya selain pegawai negeri, para petani
juga perlu dibantu karena merekapun makin menderita karena tekanan
para pengijon (pelepas uang).
1) Perkembangan Koperasi Era Penjajahan
Pada tahun 1915 lahirlah Undang-Undang Koperasi yang
pertama yang dikenal pula dengan nama Verordening op de
cooperative, yakni Undang-Undang tentang perkumpulan koperasi
yang berlaku untuk segala bangsa, jadi bukan semata-mata hanya
untuk bumi putera saja. Akan tetapi karena Undang-Undang
berklibat pada hukum perniagaan Eropa, maka lebih banyak
menghambat daripada mendorong pertumbuhan koperasi.
Melihat hal ini, kaum nasionalis mendesak pemerintah
Hindia Belanda untuk mengadakan peninjauan kembali terhadap
Undang-Undang tersebut. Permintaan itu dikabulkan, sehingga
Belanda pada tahun 1920 membentuk komisi koperasi yang diketuai
oleh Prof. Dr Boeke. Setelah bekerja selama kurang lebih tujuh
tahun, komisi ini melahirkan ordonansi perkumpulan koperasi bumi
putera pada tahun 1927. Ordonansi ini bisa dikatakan lebih maju
karena dikatakan dalam salah satu pasalnya bahwa koperasi adalah
hukum sipil dan hukum dagang Indonesia.
Ketika Jepang datang ke Indonesia tahun 1942 dan
mengambil alih penjajahan dari Belanda, didirikanlah oleh
pemerintah Jepang semacam koperasi yang disebut Kumiai.
Pendirian Kumiai itu bisa diduga untuk menarik simpati rakyat
Indonesia, karena dalam kenyataannya Kumiai ini hanyalah alat
untuk memeras rakyat Indonesia. Kumiai hanyalah alat untuk
mengumpulkan kebutuhan perang Jepang dari rakyat Indonesia,
dengan cara membeli hasil-hasil bumi rakyat dengan harga sangat
murah, sehingga kepercayaan terhadap koperasi ala Jepang makin
memudar.
Pada saat awal Indonesia merdeka, pengurus Kumiai
mengubah Kumiai menjadi koperasi, Karena pasal 33 UUD 1945
secara tegas menyatakan bangun usaha yang sesuai dengan asas
kekelurgaan dan usaha bersama adalah koperasi (Anoraga, dkk 1998
: 42). Kemudian pada tanggal 12 juli 1947, di Tasikmalaya
diselenggarakan konggres koperasi Indonesia yang pertama yang
mengasilkan beberapa keputusan diantaranya :
1) Membentuk koperasi yang diberi nama Sentral Organisasi
Koperasi Indonesia (SOKRI)
2) Menetapkan tanggal 12 juli sebagai hari koperasi
3) Menetapkan gotong royong adalah asas koperasi
4) Mengusahakan berdirinya Bank Koperasi untuk mengorganisasi
permodalan koperasi
Pada periode 1950-1960 atau yang lebih dikenal sebagai
periode ekonomi liberal koperasi harus berjuang susah payah
melawan ekonomi lain, sementara bantuan dari pemerintah belumlah
mencukupi sehingga banyak koperasi yang macet. Namun pada
periode ini dengan adanya konsolidasi organisasi koperasi dari
tingkat daerah sampai ke tingkat nasional, sehingga pada tanggal 12
juli 1953 dalam konggres koperasi Indonesia II di Bandung telah
ditetapkan keputusan sebagai berikut :
1) Membentuk Dewan Koperasi Indonesia, sebagai pengganti
SOKRI
2) Menetapkan pendidikan koperasi sebagai satu pelajaran di
sekolah-sekolah lanjutan
3) Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia atas
jasa beliau mengembangkan perkoperasian di Indonesia.
Pada masa ekonomi terpimpin yaitu pada periode tahun
1960-1965, secara idiil koperasi mengalami kemunduran. Koperasi
makin lama makin kehilangan kebebasannya karena campur tangan
pemerintah yang terlalu besar. Bahkan koperasi dijadikan alat politik
dengan memasukkan konsep Nasakom di dalamnya. Bahkan,
menjelang runtuhnya Orde Lama menuju Orde Baru, keadaan
bertambah buruk dengan adanya inflasi yang membumbung tinggi
sehingga makin sulit menyediakan barang barang kebutuhan
anggota. Memasuki Orde Baru, langkah pertama yang diambil untuk
mengatasi masalah tersebut adalah memurnikan kembali landasan,
asas dan sendi dasar koperasi Indonesia serta menata kembali
perkoperasian.
2) Perkembangan Koperasi Era Orde Baru sampai dengan sekarang ini
Langkah langkah lebih lanjut dari pemerintah Orde Baru
untuk mengembangkan koperasi makin mantap dan sistematis, yaitu
berupa bantuan teknis dan keuangan dari pemerintah makin besar.
Selain itu diupayakan mendekatkan koperasi pada petani yang
merupakan 80% rakyat Indonesia, melalui Konsep Badan Usaha
Unit Desa dan Koperasi Unit Desa dengan melalui penyatuan
beberapa koperasi di pedesaan. Juga dengan adanya usaha-usaha
bimbingan massal (BIMAS) dan intensifikasi massal (INMAS)
dalam rangka peningkatan produksi pangan dan kesejahteraan
petani. Pertumbuhan dan perkembangan BUUD/KUD terus
meningkat. Ini dimulai sejak awal 1978, karena didukung oleh
Inpres No. 2/1978. Jenis usaha kegiatan koperasi seperti kerajinan,
pertanian, perikanan, pengangkutan, kelistrikan desa, dan
peransurasian.
Namun setelah berjalan beberapa tahun, Inpres No 2 Tahun
1978 diganti dengan Inpres No 4 tahun 1984 dengan alasan adanya
beberapa kelemahan, yaitu; pertama, mengubah sistem pembentukan
BUUD semula atas inisiatif Pemerintah melalui Badan Pembinaan
Bimas Propinsi, kemudian diserahkan kepada prakarsa dan
kemampuan masyarakat sendiri; kedua, mengubah fungsi BUUD
yang semula banyak berperan sebagai perantara sebelum
terbentuknya KUD, menjadi lembaga yang bertanggung jawab
dalam membimbing, mendorong dan mengembangkan KUD; ketiga,
memperluas cakupan kegiatan ekonomi, yang dulunya hanya di
bidang pertanian, menjadi kegiatan yang meliputi keseluruhan
potensi ekonomi yang ada didaerah pedesaan.
Dengan adanya Inpres No 4 Tahun 1984 KUD diarahkan
untuk memegang peranan utama dalam kegiatan perekonomian
pedesaan, khususnya di sektor pertanian pangan, peternakan,
perkebunan dan agro industri; Di sektor penyaluran kebutuhan
pokok warga pedesaan, terutama sandang pangan papan; Di sektor
jasa, meliputi bidang simpan pinjam, perkreditan, transportasi, batik,
kerajinan rakyat dan sektor-sektor lain sesuai dengan kemampuan
dan keadaan desa setempat.
Pada tanggal 17-18 pebruari 1987 diadakan suatu
pertemuan yang dihadiri oleh utusan-utusan dari 12 akademi
Manajemen Koperasi, Ikopin, dan Dekopin, serta yayasan
pendidikan perkoperasian. Pertemuan yang di beri nama
Pertemuan Badan Koordinasi Pendidikan Tinggi Koperasi itu
adalah berlandaskan pada SK Dekopin No. SKEP/095/DEKOPIN/
1987. Dalam pertemuan ini kemudian mengambil kesepakan antara
lain untuk mendirikan Badan Koordinasi PT Kopertis (BAKOR
DIKTI KOPERASI ) yang berfungsi sebagai wadah tunggal
koordinasi untuk melaksanakan komunikasi, konsultasi dan
bekerjasama dalam menyelengarakan progam pendidikan tinggi,
serta bertanggung jawab sesuai dengan kebijakan pemerintah dan
gerakan koperasi.
Pada tanggal 21 Oktober tahun 1992 pemerintah
memberlakukan Undang-Undang No 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, yang bertujuan :
a) Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya
b) Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat
c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan
dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
soko gurunya
d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
Kedudukan koperasi di Indonesia, dengan dikeluarkanya
Undang-Undang No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian sangatlah
menggembirakan bagi masyarakat Indonesia, dimana dengan
dikeluarkannya Undang-Undang tahun 1992 tentang perkoperasian,
pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat
sekaligus sebagai badan perekonomian nasional mendapat respons
yang positif bagi lapisan masyarakat khususnya pedesaan.
Dengan berkembangnya KUD yang mampu memberikan
kesempatan dan menumbuhkan ekonomi masyarakat pedesaan,
membuat masyarakat senang untuk memanfaatkan jasa koperasi. Hal
ini dapat kita lihat, dimana dengan diberlakukanya Undang-Undang
No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, maka setiap koperasi di
Indonesia akan mendapat dukungan dari pemerintah, dan itulah yang
menyebabkan banyak berdirinya koperasi-koperasi di tanah air,
bahkan hampir tiap kecamatan di seluruh Indonesia ada koperasi.
2. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari kata bahasa inggris yaitu co yang artinya sama-
sama, dan operation yang berarti bekerja atau bertindak. Secara harfiah
koperasi berarti bekerjasama dari sekelompok orang yang mempunyai
kepentingan yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggota.
Dr.Fray memberikan definisi koperasi, yaitu :
Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibanya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi (Hendrojogi, 2000 : 20)
Margono Djojohadikoesomo yang dikutip Hendrojogi ( 2000 : 21)
memberikan definisi koperasi, yaitu :
Koperasi adalah perkumpulan manusia, seorang-seorang yang dengan
sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya
Arifinal Chaniago memberikan definisi koperasi, yaitu :
Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya(Sitio,dkk2001:17)
H.E Erdman memberikan definisi koperasi, yaitu :
Koperasi adalah usaha bersama, merupakan badan hukum anggota adalah pemilik dan menggunakan jasanya dan mengembalikan semua penerimaan diatas biayanya kepada anggota sesuai dengan transaksi yang mereka jalankan (Wirasasmita,dkk 1990 : 5)
Mohamad Hatta memberikan definisi koperasi, yaitu :
Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan kegotong royongan(Sukamdiyo, 1996 : 5)
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, yang dimaksud
dengan koperasi adalah :
Badan usaha bersama dari sekelompok orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi
adalah badan usaha ekonomi rakyat yang beranggotakan orang-perorang atau
badan hukum koperasi yang bekerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial
berdasarkan prinsip persamaan, kekeluargaan dan kegotong royongan
3. Landasan Koperasi
Untuk mendirikan koperasi yang kokoh perlu adanya landasan
tertentu. Landasan ini merupakan suatu dasar tempat berpijak yang
memungkinkan koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang
dalam pelaksanaan usaha-usahanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya.
Landasan koperasi adalah dasar atau pedoman bagi koperasi, baik dasar bagi
setiap pemikiran yang akan menentukan arah tujuan koperasi maupun dasar
dari kedudukan koperasi dalam struktur perekonomian bangsa dan negara
(Chaniago, dkk 1973 : 15). Landasan koperasi Indonesia adalah :
a. Landasan Idiil
Landasan Idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila, yang termuat
dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992. Landasan Idiil
koperasi adalah dasar yang digunakan dalam usaha untuk mencapai cita-
cita koperasi (Anoraga, dkk 1997 : 8). Secara ideal koperasi harus dijiwai
oleh Pancasila terutama sila ke lima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
b. Landasan Struktural dan Gerak
Landasan Struktural Koperasi adalah Undang-Undang Dasar 1945,
dan landasan geraknya adalah Pasal 33 Ayat 1 berbunyi Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan
(Kartasapoetra, dkk.1991 : 7). Yang dimaksud dengan landasan struktural
adalah tempat berpijak koperasi dalam susunan hidup bermasyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, salah satu bagian yang
terpenting adalah kehidupan ekonomi yaitu segala kegiatan dan usaha
untuk mengatur dan mencapai atau memenuhi kebutuhan dan keperluan
hidup, sedangkan yang dimaksud dengan landasan gerak yaitu ketentuan-
ketentuan yang terperinci tentang koperasi Indonesia harus berlandasakan
dan bertitik tolak dari jiwa pasal 33 Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945.
Asas kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam koperasi seperti
yang dikemukakan oleh Kartosapoetra ( 1991 : 18 ) adalah adanya
kesadaran dari hati nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu
dalam koperasi oleh semua di bawah pimpinan pengurus, serta pemilihan
para anggota didasarkan atas dasar keadilan dan kebenaran bagi
kepentingan bersama. Asas kegotongroyongan berarti bahwa pada
koperasi tersebut terdapat kesadaran bersama dan tanggung jawab yang
menitikberatkan kepada keputusan bersama serta berupaya untuk
mengatasi hambatan secara kolektif.
c. Landasan Mental
Agar Koperasi Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
dalam mencapai tujuannya, harus ditopang dengan sikap mental para
anggotanya yaitu Setia kawan dan kesadaran pribadi
(solidarity and individuality). Rasa setia kawan sangat penting, karena
tanpa rasa setia kawan, maka tidaklah mungkin ada kerjasama(sense
cooperation) yang merupakan conditio sine qua none dalam koperasi
sebagai usaha bersama dalam kesamaan hak dan kewajiban.
4. Azas-Azas Koperasi
Azas mengandung arti dasar pemikiran untuk mencapai tujuan
( Soeradjiman, 1996 : 6 ). Azas koperasi atau dalam bahasa inggris disebut
Cooperative Principles, berasal dari bahasa latin. Principium yang berarti
basis atau landasan. Principium memiliki arti cita-cita utama atau kekuatan
atau peraturan dari organisasi( Hendrojogi, 2000 : 30 ).
Rochdale atau lebih dikenal dengan The rochdale society of
equitable pioners yang dinyatakan sebagai peraturan dari perkumpulan cita-
cita koperasi yang kemudian dikenal sebagai azas Rochdale atau Rochdale
Principles telah mengilhami cara kerja dari gerakan - gerakan koperasi
sedunia. Azas Rochdale sebagaimana dikemukakan oleh
Hendrojogi (2000 : 31) adalah :
a. Pengendalian secara demokrasi b. Keanggotaan yang terbuka c. Bunga terbatas atas modal d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan
pembelianya e. Pembayaran secara tunai atau transaksi perdagangan f. Tidak boleh menjual barang-barang palsu dan harus murni g. Mengadakan pendidikan bagi anggota anggotanya tentang azas-azas
koperasi dan perdagangan yang saling membantu h. Netral dalam aliran agama dan politik
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi
menyatakan koperasi berdasar atas azas kekeluargaan. Prinsip kekeluargaan
tersebut bersumber dari ketentuan lebih tinggi, yaitu UUD 1945 Pasal 33
Ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai badan usaha bersama
berdasar atas kekeluargaan. Azas kekeluargaan dalam koperasi mengandung
arti kerjasama yang saling menghidupi, atau dengan kata lain tidak boleh
terjadi suatu usaha merugikan atau mematikan usaha yang dijalankan oleh
pihak lain
Menurut Moh Hatta yang dikutip Soeradjiman (1996:7) inti
pengertian dari azas dari kekeluargaan terletak pada rasa setia kawan
( solidaritas ) dan percaya pada diri sendiri ( Individualitas ) yang
mengandung arti :
a. Setiap anggota memperhatikan anggota lainya b. Yang kuat membantu yang lemah c. Masing-masing berpastisipasi dalam usaha sesuai dengan kemampuanya d. Kepentingan lebih utama daripada kepentingan individu e. Hasil usaha dibagi secara adil sesuai dengan partisipasi masing-masing
anggota
5. Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi
a. Fungsi dan Peran Koperasi.
Fungsi adalah bagian dari tugas yang terkait dengan suatu
kedudukan atau peran. Dalam hal ini koperasi sebagai badan usaha
berfungsi menyelenggarakan kegiatan produksi atau jasa untuk
meningkatkan kesejahteraan, harkat dan martabat anggota (Soeradjiman,
1996 : 69 ). Pengertian peran adalah arti penting bagi usaha untuk
mengembangkan kegiatan koperasi dengan membuka kesempatan seluas-
luasnya bagi warga masyarakat untuk membangun kehidupan
ekonominya. Fungsi dan peran koperasi menurut Undang-Undang Nomor
25 Tahun 1992 Pasal 4 Bab III adalah sebagai berikut :
1) Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko
gurunya.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
b. Prinsip-Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi adalah prinsip-prinsip koperasi yang berlaku dalam
koperasi dan dijadikan pedoman kerja dan merupakan jati diri bagi
koperasi Indonesia. Koperasi perlu berpegang teguh pada prinsip-prinsip
koperasi. Prinsip-prinsip koperasi menurut Undang-Undang No 25 Tahun
1992 Pasal 5 Bab III adalah sebagai berikut :
1). Koperasi melaksanakan Prinsip Koperasi sebagai berikut :
a). Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Setiap orang tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota koperasi,
Namun harus berdasar atas kesadaran sendiri.
b). Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Ini didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap para anggota
dalam pengelolaan koperasi.
c). Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota
Koperasi bukanlah badan usaha yang berwatak kapitalis, Sisa
Hasil Usaha yang dibagi kepada anggota tidak berdasarkan modal
yang di miliki anggota dalam koperasinya, tetapi berdasarkan
kontribusi jasa usaha yang diberikan anggota kepada koperasi.
d). Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Fungsi modal dalam koperasi bukan sekedar untuk mencari
keuntungan, akan tetapi dipergunakan untuk kemanfaatan anggota
e). Kemandirian
Bahwa koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal
pengambilan keputusan usaha dan organisasi serta adanya
kebebasan yang bertanggung jawab.
2). Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula
prinsip Koperasi sebagai berikut :
a ). Pendidikan Perkoperasian
Keberhasilan koperasi sangat erat hubunganya dengan partisipasi
aktif anggotanya. Pendidikan perkoperasian merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam mewujudkan kehidupan berkoperasi,
agar sesuai dengan jati dirinya.
b ). Kerja sama antar Koperasi
Kerja sama ini dimaksudkan untuk saling memanfaatkan
kelebihan dan mengurangi kelemahan masing-masing koperasi.
6. Tujuan Koperasi
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 menegaskan
bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya, dan ikut serta membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dari tujuan koperasi menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992
dapat dilihat adanya tiga pihak yang berkepentingan atas tercapainya tujuan
koperasi, yaitu anggota koperasi, masyarakat dan pemerintah.
a. Tujuan koperasi dilihat dari sudut kepentingan anggota.
Apabila dilihat dari sudut kepentingan anggotanya, koperasi bertujuan
meningkatkan kesejahteraan anggotanya, baik kesejahteraan di bidang
ekonomi maupun kesejahteraan di bidang sosial. Untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi anggota, koperasi melakukan berbagai usaha
untuk memberikan pelayanan penyediaan barang dan jasa sesuai dengan
bidang usaha yang digelutinya. Sementara untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial anggotanya koperasi memberikan layanan di bidang
sosial anggotanya, Koperasi berusaha memberikan pelayanan kesehatan,
pendidikan dan kesetiakawanan asumsi dan berbagai usaha lain yang
dibutuhkan.
Wirasasmita, dkk ( 1990 : 30-31 ) mengungkapkan tujuan
koperasi dilihat dari kepentingan anggotanya sebagai berikut :
1). Pemberian jasa dan pelayanan yang bermanfaat bagi anggotanya
sesuai jenis koperasi seperti :
a). Koperasi Konsumsi
Penyaluran barang kebutuhan barang-barang konsumsi
dengan harga yang pantas.
b). Koperasi Produksi
Menyediakan bahan dan peningkatan mutu pemasaran
c). Koperasi Kredit
Menyediakan kredit dan meningkatkan tabungan
anggotanya.
2). Peningkatan taraf hidup anggota
a). Peningkatan produksi
b). Perbaikan kualitas harga
c). Memperkuat permodalan
d). Memperlancar dan memperbaiki distribusi barang dan jasa
e). Mencegah pemalsuan dan kualitas yang rendah
f). Menjamin ukuran dan timbangan yang benar
g). Mendidik dan menganjurkan para anggotanya untuk
menabung.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Koperasi
dilihat dari kepentingan anggotanya adalah sangat beragam dan sangat
ideal karena itu mendapat tanggapan positif dari semua individu warga
negara.
b. Tujuan koperasi dilihat dari sudut kepentingan masyarakat.
Dilihat dari sudut kepentingan masyarakat, koperasi mempunyai andil
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Koperasi
disamping melayani kebutuhan barang dan jasa dibidang sosial, Koperasi
dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan, pendidikan atau pelatihan
keterampilan kepada masyarakat. Koperasi juga mengkampanyekan ide-
ide koperasi dalam rangka memasyaratkan koperasi.
Tujuan koperasi dilihat dari sudut kepentingan masyarakat menurut
Wirasasmita, dkk ( 1990 : 31 ) adalah
1) Mengembalikan kepada masyarakat dan kepentingan koperasi
2) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berkoperasi
3) Mempersatukan masyarakat ekonomi lemah
4) Menciptakan dan memperluas lapangan kerja
5) Membantu pelayanan dan penyediaan kebutuhan kebutuhan pokok
masyarakat
6) Membantu usaha-usaha sosial masyarakat
7) Meningkatkan taraf hidup dan kecerdasan warga masyarakat.
Dari uaraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan koperasi
dilihat dari sudut kepentingan masyarakat sangat dibutuhkan sekali dalam
membangun taraf kesejahteraan baik didalam lingkungan masyaraklat
koperasi itu sendiri maupun bagi masyarakat sekitarnya.
c. Tujuan Koperasi dilihat dari sudut kepentingan Pemerintah.
Wirasasmita, dkk ( 1990 : 32 ) merumuskan tujuan koperasi dilihat
dari sudut kepentingan pemerintah sebagai berikut :
1) Melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1
2) Membantu dan menunjang progam pemerintah dalam pembangunan
meningkatkan produksi
3) Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kemakmuran Indonesia
4) Partner pemerintah yantg bergerak dalam bidang perekonomian.
Supaya tujuan di atas tercapai, pemerintah berkewajiban untuk
membina, mengembangkan dan memajukan setiap langkah gerakan
koperasi serta berkewajiban melindungi setiap usaha yang dilakukan
koperasi dari persaingan yang tidak sehat, menuju tata perekonomian
bangsa Indonesia yang sehat. Dengan demikian tujuan koperasi untuk
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju adil dan makmur yang berlandaskan Pancasila dan
Undang- Undang Dasar 1945.
7. Perangkat Organisasi Koperasi
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Perangkat
organisasi koperasi adalah sebagai berikut
a. Rapat Anggota
Rapat anggota adalah tempat dimana suara-suara anggota berkumpul dan
hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu (Hendrojogi, 2000 : 133)
Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi
yang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1) Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi
2) Menetapkan kebijaksanaan umum koperasi
3) Memilih atau mengangkat memberhentikan pengurus dan Badan
Pemeriksa.
4) Menetapkan dan mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran
Belanja Koperasi serta kebijaksanaan pengurus dalam bidang
organisasi dan usaha koperasi.
5) Mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus dan Badan
Pemeriksa dalam bidang organisasi dan usaha koperasi.
b. Pengurus
Pengurus koperasi adalah para anggota yang dipilih dalam rapat
anggota sebagai kelompok orang yang di tugasi untuk mengurus koperasi
dalam periode tertentu (Sukamdiyo, 1996 : 96)
Fungsi Pengurus adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi
serta bertindak untuk dan atas nama koperasi dalam berhubungan dengan
pihak ketiga sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota dan Anggaran
Dasar atau Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
1). Tugas dan Kewajiban Pengurus
Secara kolektif tugas dan kewajiban pengurus adalah
a). Pengurus bertugas mengelola koperasi sesuai dengan
kebijaksanaan yang diputuskan oleh Rapat Anggota
b). Untuk melaksanakan tugas tersebut, pengurus berkewajiban :
(1). Mengajukan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan
dan belanja koperasi
(2). Menyelenggarakan administrasi umum dan daftar pengurus
(3). Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris
secara tertib
(4). Menyelenggarakan Rapat anggota
(5). Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas
2). Kewenangan Pengurus
Sebagai pemegang rapat anggota, pengurus berwenang :
a). Mewakili koperasi didalam dan luar pengadilan
b). Melakukan tindakan hukum dan upaya lain untuk kepentingan
anggota dan kemanfaatan koperasi
3). Tanggung Jawab Pengurus
Pengurus bertanggung jawab atas segala upaya yang berhubungan
dengan tugas, kewajiban, dan kewenangan yang dimiliki kepada
Rapat Anggota dalam bentuk laporan Tahunan
c. Pengawas
Pengawas adalah salah satu dari fungsi manajemen
(Hendrojogi, 2000 :147). Trewathn dan Networth mengartikan
manajemen :
Manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan aktivitas-aktivitas organisasi seacara efektif
dan efisien (Winardi, 1990 : 4)
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat
Anggota. Wewenang dan tugas dari pengawas adalah sebagai berikut :
1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi
2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya
3) Meneliti catatan yang ada dalam koperasi dan mendapatkan segala
keterangan yang diperlukan
B. Kesejahteraan Anggota.
Kesejahteraan ( sejahtera ) Menurut W. J.S Poerwadarminto diartikan
sebagai keadaan yang aman sentosa, makmur, atau selamat atau terlepas dari
segala macam gangguan maupun kesukaran dan sebagainya.
Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
memberikan definisi kesejahteraan sebagai berikut :
Kesejahteraan yaitu suatu kondisi seseorang atau masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya, kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainya seperti lingkungan bersih, aman dan nyaman dan juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.(www.menkokesra.go.id/)
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Tujuan koperasi adalah
memajukan kesejahteraan para anggota, hal ini sebagaimana di sebutkan dalam
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian bahwa :
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1945.
Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota, koperasi harus dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Kebutuhan manusia diatur dalam
suatu seri tingkatan atau suatu hirarkhi menurut pentingnya masing-masing
kebutuhan, dalam artian setelah kebutuhan-kebutuhan manusia pada tingkatan
yang lebih terendah terpenuhi, maka muncullah tingkatan berikutnya yang lebih
tinggi menuntut kepuasan.
Di zaman modern sekarang ini, tidak ada manusia yang dapat hidup
sendiri dan terlepas dari pengaruh lingkungan didalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Chourmain Imam (1998 : 5-9 ) menyatakan, kebutuhan-kebutuhan
manusia dapat dibedakan menurut :
1. Kebutuhan manusia menurut jenisnya, yaitu : a. Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan manusia untuk
mempertahankan hidup. b. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang lebih didasarkan kebutuhan
untuk mendapatkan penghargaan, pujian ataupun meningkatkan kedudukan seseorang dipandang dari masyarakt sekitar.
2. Kebutuhan manusia menurut bentuknya, yaitu : a. Kebutuhan lahiriah adalah kebutuhan yang secara alami dirasakan
oleh fisik atau jasmani. b. Kebutuhan rohaniah adalah kebutuhan pemenuhan keperluan yang
rohaniah sifatnya. 3. Kebutuhan manusia menurut sifatnya, yaitu :
a. Kebutuhan pokok yang artinya adalah kebutuhan utama yang harus dipenuhi sehingga menjamin manusia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya secara wajar
b. Kebutuhan pelengkap adalah kebutuhan yang sifatnya melengkapi kebutuhan pokok.
4. Kebutuhan manusia menurut waktunya, yaitu : a. Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang menurut waktunya harus
dipenuhi sekarang juga, agar manusia tidak memperoleh kesulitan b. Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi
pada hari esok dan hari yang akan datang.
Untuk mencapai suatu taraf hidup yang sejahtera dapat dicapai dengan
adanya perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan, yaitu
pendapatan anggota yang didapat melalui kegiatan berkoperasi, yang di
bagikan kepada anggota, sesuai dengan hasil keuntungan koperasi.
Menurut Sukamdiyo ( 1996 : 102 ) kesejahteraan lain yang didapat
anggota koperasi adalah :
1. Membangkitkan aspirasi dan pemahaman para anggota tentang konsep, prinsip, metode dan praktek serta pelaksanaan usaha koperasi
2. Mendorong dan menopang kebijakan pemerintah serta gerakan koperasi dalam rangka pembangunan sosial ekonomi
3. Mengubah perilaku dan kepercayaan serta menumbuhkan kesadaran pada masyarakat, khususnya para anggota koperasi tentang arti penting atau manfaat bergabung dan berpastisipasi aktif dalam kegiatan usaha dan pengambilan keputusan koperasi sebagai upaya perbaikan terhadap kondisi sosial-ekonomi mereka.
Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi, dengam melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.
Koperasi dalam menjalankan usahanya, juga mengalami berbagai
hambatan-hambatan, sehingga koperasi harus melakukan berbagai upaya agar
koperasi dapat meningkatkan kesejahteraan anggota. Dalam hal ini,
keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuanya tergantung dari aktifitas
anggota, apakah mereka mampu malaksanakan kerja sama dan mentaati segala
peraturan yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota
C. Koperasi Unit Desa
1. Pengertian Koperasi Unit Desa
Koperasi Unit Desa adalah Koperasi pedesaan yang multifungsional,
berarti melakukan berbagai kegiatan ekonomi dalam bidang wilayah desa
yang bersangkutan(Moertono, 1980 : 2)
Koperasi Unit Desa adalah Koperasi yang anggota anggotanya
terdiri dari penduduk desa yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang
satu sama lain ada sangkut paut secara langsung dalam menjalankan
beberapa macam usaha sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa
tersebut( Widayanti, dkk 2003 : 232)
2. Tujuan
Tujuan utama yang ingin di capai Koperasi Unit Desa adalah
meningkatkan kesejahteraan anggota perorangan beserta keluarganya.
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai dengan usaha tertentu, seperti
usaha simpan pinjam yang bertujuan memenuhi kebutuhan kredit bagi
anggotanya, Usaha pertokoan seperti penyediaan dan penyaluran sarana
produksi pertanian, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dan
pelayanan jasa-jasa dan produksi lainya yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan barang- barang bagi anggotanya dan masyarakat sekitarnya.
3. Bentuk Usaha
Dalam menjalankan fungsi dan peranya untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Koperasi Unit Desa melakukan berbagai usaha
baik dibidang ekonomi maupun di bidang sosial
a. Usaha di bidang Ekonomi.
Usaha koperasi di bidang ekonomi ditempuh dengan :
1). Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang anggota-
anggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai
kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi.
Koperasi konsumsi dibentuk untuk memnuhi kebutuhan
barang-barang konsumsi yang meliputi kebutuhan pokok sehari-
hari misalnya barang pangan (beras, gula, garam dan minyak) dan
barang pembantu keperluan sehari hari (sabun dan minyak tanah)
yaitu dengan cara mendirikan toko-toko atau warung barang
konsumsi dengan barang serba ada.
2). Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam
bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang
baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun
orang-orang anggota koperasi (Anoraga, dkk 1997 : 24). Koperasi
produksi ini di bentuk untuk melayani penyaluran dan pemasaran
hasil dari peternakan dan pertanian, misalnya sapi perah, pupuk,
dan bibit padi yang di sediakan untuk memenuhi kebutuhan
peternakan dan peternakan para anggota dan masyarakat sekitar.
3). Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak
dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-
tabungan para anggota secara teratur dan terus menerus untuk
kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah,
cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.
Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberikan
kesempatan kepada anggota-anggotanya memperoleh pinjaman
dengan mudah dan dengan ongkos (bunga) yang ringan.
4). Pembagian Sisa Hasil Usaha
Sisa hasil usaha koperasi adalah pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku di kurangi dengan biaya
penyusutan dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku
yang bersangkuta (Sitio, dkk 2001 : 87)
Sisa hasil usaha yang di bagikan ke anggota koperasi
sebanding dengan jasa usaha yang di lakukan masing-masing
anggota koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan
perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota.
2. Usaha di bidang Sosial
Dalam bidang sosial dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut
a. Memberikan sumbangan kepada anggota koperasi, apabila
keluarganya ada yang meninggal
b. Pemberdayaan manusia sebagai makluk sosial, hal ini dilakukan
dengan memberikan kesempatan bagi para anggotanya untuk
berhubungan dan menjalin kerja sama dengan anggota lain, C.C
Taylor mengisyaratkan :
Ada dua ide dasar yang bersifat sosiologis yang penting dalam pengertian kerja sama yaitu : 1). Pada dasarnya orang lebih menyukai hubungan dengan
orang lain secara langsung. 2). Manusia lebih menyukai hidup bersama yang saling
menguntungkan dan damai daripada perseorangan. (Wirasasmita, dkk 1990:3)
D. Kerangka Teoritik
Berdasarkan landasan teori yang telah diajukan dalam bagian terdahulu
maka desain penelitian yang akan dilaksanakan, dapat digambarkan dalam
kerangka teoritik sebagai berikut :
Kerangka Teoritik
Sejak dilahirkan, manusia telah menghadapi masalah untuk bisa hidup
dan akan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk
mencukupi kebutuhan hidup dan mempertahankan kelangsungan hidupnya
manusia harus selalu berusaha. Jika semula untuk mempertahankan hidupnya,
seseorang bekerja menghasilkan suatu barang untuk digunakan sendiri atau
untuk keluarganya, maka dalam perkembanganya, usaha manusia untuk
mempertahankan hidupnya dan untuk mencapai keinginannya itu bukan lagi
sebagai individu, tetapi sebagai anggota dari suatu kelompok dalam
Kebutuhan anggota
Usaha Koperasi
Anggota
Koperasi
Hambatan dan upaya
Kesejahteraan anggota
masyarakat, dimana mereka harus bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan
sehari-harinya.
Berbagai cara telah digunakan oleh manusia didalam memecahkan
permasalahan ekonomi yang mereka hadapi. Salah satunya adalah dengan cara
berkoperasi. Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi, dengam melandaskan kegiatanya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.
Koperasi didirikan oleh para anggota koperasi dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan para anggota. Untuk mengetahui apakah tujuan telah
tercapai atau belum tercapai, koperasi berusaha menjalankan usahanya dengan
sebaik-baiknya agar dapat berperan sebagai mana mestinya.
Koperasi dalam menjalankan usahanya, juga mengalami berbagai
hambatan-hambatan, sehingga koperasi harus melakukan berbagai upaya agar
koperasi dapat meningkatkan kesejahteraan anggota. Dalam hal ini,
keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuanya tergantung dari aktivitas
anggota, apakah mereka mampu malaksanakan kerja sama dan mentaati segala
peraturan yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang bermaksud menerangkan
kebenaran (Rachman,1999:2). Penemuan kebenaran melalui kegiatan penelitian
dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang
digambarkan dengan kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.
Alasan menggunakan pendekatan ini adalah :
1. Dengan pendekatan kualitatif maka peneliti melakukan penelitian pada latar
ilmiah, maksudnya peneliti melihat kenyataan yang ada dilapangan. Dalam
hal ini peneliti mengamati upaya yang dilakukan Koperasi Unit Desa Mekar
Ungaran dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, hambatan serta
upaya yang dilakukan Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran didalam
mengatasi hambatan tersebut
2. Dengan pendekatan kualitatif tidak ada teori yang apriori artinya peneliti
dapat mempercayai apa yang dilihat sehingga bisa sejauh mungkin menjadi
netral. Dalam hal ini, peneliti mengamati dan mencatat semua data yang ada
dengan apa adanya tanpa mengurangi dan menambahi.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada KUD Mekar Ungaran yang berlokasi
dijalan Ahmad Yani No. 24 Kelurahan Sido Mulyo, Kecamatan Ungaran
Kabupaten Semarang.
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada KUD Mekar Ungaran dalam meningkatkan
kesejahteraan anggota dan berbagai hambatannya di kecamatan Ungaran.
Secara lebih khusus penelitian ini diarahkan pada :
1. Upaya Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran dalam meningkatkan
kesejahteraan anggotanya menyangkut bidang organisasi dan pemberian
sisa hasil usaha
2. Hambatan yang dihadapi Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran
menyangkut bidang permodalan
3. Upaya yang ditempuh Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran dalam
mengatasi hambatan, menyangkut bidang permodalan.
D. Sumber Data Penelitian
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto,
1997 : 114). Menurut Lofland dan Lofland sumber utama dari penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti
dokumen dan lain-lain (Moeleong, 2002 : 112)
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diambil secara langsung dari
sumber primer, yaitu dengan cara melakukan wawancara dan observasi.
Data primer yang diambil, yaitu berupa hasil wawancara kepada anggota,
pengurus dan pengawas Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran. Jumlah
yang diwawancarai adalah 20 orang, yaitu 14 anggota, 3 pengurus dan 3
pengawas. Data berupa observasi, yaitu berupa hasil dari observasi
keadaan fisik dan struktur organisasi Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur dan
catatan yang menyebutkan pokok permasalahan yang akan dijadikan
sebagai landasan yang bersifat teoritis. Data sekunder yang diambil yaitu
berupa catatan dalam laporanlaporan pertanggungjawaban pengurus dan
pengawas pada Rapat Anggaran Tahunan dan Anggaran Dasar Rumah
Tangga Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran
E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian perlu menggunakan metode pengumpulan data
yang tepat. Hal ini dilakukan, agar data yang diperoleh objektif. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan metode
wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan
1. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah cara pengumpulan data melalui
percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban dari pertanyaan itu (Moleong,
2002 : 135)
Metode wawancara dalam penelitian ini berupa interview terhadap
informan. Wawancara ini dilakukan untuk mencari data-data yang ada
dalam koperasi mengenai bidang organisasi, permodalan dan sarana
prasarana penunjang koperasi. Informan yang diwawancarai dalam
penelitian ini antara lain.
a. Anggota Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran
b. Pengurus Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran
c. Pengawas Koperasi Unit Desa mekar Ungaran
2. Metode Observasi
Metode Observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan melakukan kegiatan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Rachman, 1999 : 7).
Observasi merupakan suatu kegiatan pengamatan pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-
gejala yang diselidiki (Narbuko Kholid, dkk. 2004 : 70)
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan cara
mencari, mengenali hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan
sebagainya ( Arikunto. 1997 : 234 )
Data yang dikumpulkan melalui tehknik dokumentasi berupa arsip-
arsip atau dokumen-dokumen tentang kepengurusan KUD Mekar
Ungaran, Buku Daftar Anggota KUD Mekar Ungaran, Sejarah umum
KUD Mekar Ungaran, Notulen Rapat Anggota serta buku Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KUD Mekar Ungaran
4. Metode Studi Kepustakaan
Metode pengumpulan data dengan cara telaah pustaka yaitu dengan
cara menentukan teori-teori, konsep-konsep dan generalisasigeneralisasi
untuk dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan
(Rachman. 1999 : 44)
Yang dimaksud dengan studi metode kepustakaan dalam penelitian
ini adalah pengumpulan data dengan cara memanfaatkan buku, literatur
ataupun hasil penelitian karya orang lain yang sangat diperlukan guna
menambah bobot ilmiah penelitian ini, disamping dapat menambah
cakrawala dan wawasan bagi peneliti dan penulis.
F. Keabsahan Data
Pemeriksaan terhadap keabsahan data merupakan salah satu bagian
sangat penting didalam penelitian kualitatif. Dalam kriteria keabsahan data
salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data adalah trianggulasi. Trianggulasi
adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan suatu yang lain di luar data
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Menurut Patton dalam bukunya Moeleong (2002:178) menyimpulkan
trianggulasi dapat di lakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi
3. Membandingkan apa yang dilakukan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu
4. Membandingkan keadaan dan persepektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang
5. Membadingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan trianggulasi dengan cara
sebagai berikut yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara. Untuk lebih jelasnya maka dapat digambarkan dalam bagan
trianggulasi sebagai berikut :
Alasan peneliti menggunakan trianggulasi tersebut adalah :
1. Untuk memperoleh data yang sama atau sejenis dengan permasalahan
dalam penelitian
2. Untuk memperoleh data yang sama, atau sejenis dalam tujuan dan
manfaat penelitiaan
Data Sama
Diambil dalam waktu dan suasana yang beda
Sumber yang beda
Metode/ teknik beda
G. Model Analisis Data
Data yang terkumpul dalam suatu penelitian akan lebih bermakna apabila
diadakan kegiatan analisa data. Dalam penelitian ini karena menggunakan
metode pendekatan kualitatif maka menggunakan data non- statistik. Penelitian
ini, dengan pendekatan kualitatif, strategi pendekatanya bersifat induktif
konseptiualisasi, peneliti berangkat dari data-data yang bersifat empiris
kemudian menuju atau membangun konsep, hipotesis dan teoritis. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah mengumpulkan data-data yang diperoleh di
lapangan. Dalam hal ini peneliti mencatat semua data secara objektif dan
apa adanya sesuai dengan hasil wawancara dan observasi.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah pemilihan pemusatan perhatian pada
penyerdehanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk
analisis menonjolkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Milles, 1992 : 15 -16).
3. Penyajian Data, yaitu sekumpulan informasi yang tersusun, yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan
(Milles, 1992 : 17-18). Penyajian data merupakan analisa, merancang
deretan kolom-kolom dalam sebuah matrik untuk data kualitatif dan
menentukan jenis bentuk data yang dimasukkan dalam kotak-kotak matrik
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan yang dilakukan melalui
beberapa tahapan yaitu kegiatan mencari arti, mencatat keteraturan pola-
pola, penjelasan konfigurasi yang mungkin atau sebab akibat dan proporsi
(Rachman, 1999 : 3). Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan
berdasarkan hasil pengolahan data yang dibandingkan dengan data-data lain
sehingga diperoleh kesamaan-kesamaan dan peraturan.
Secara skematis proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data dan kesimpulan data dapat digambarkan, sebagai berikut :
Sumber : Milles dan Huberman 1992: 20
Keempat komponen tersebut saling interaktif yaitu saling
mempengaruhi dan terkait. Pertama-tama peneliti melakukan penelitian di
lapangan dengan mengadakan wawancara atau observasi yang disebut tahap
Pengumpulan data
Reduksi data
Penyajian d