21
CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam konteks ini, tolok-ukur suatu masalah layak disebut sebagai masalah sosial atau tidak, akan sangat ditentukan oleh nilai -nilai dan/atau norma-noma sosial yang berlaku dalam komunitas itu sendiri. Oleh karena itu, pernyataan sesuai atau tidaknya suatu masalah itu dengan nilai-nilai dan/atau norma-norma sosial harus dikemukakan ol eh sebagian besar (mayoritas) dari anggota komunitas. Menyongsong tahun 2006 ini, tentu berbagai masalah sosial di Indonesia akan tetap ada, tumbuh dan/atau berkembang sesuai dengan dinamika komunitas itu sendiri. 1.2. IDENTIFIKASI MASALAH 1) Narkoba 2) Korupsi 3) Bencana Alam 4) Kenakalan remaja 5) Penggusuran 6) Disorganisasi keluarga 1.3. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH 1) Sebagai tugas dari guru bidang studi sosiologi 2) Sebagai bahan referensi pengetahuan tentang masalah social, 3) Sebagai pengenalan terhadap pola hidup social, 4) Sebagai antisifasi terhadap masalah social itu sendiri, 5) Untuk menindaklanjuti masalah social yang terjadi di seputar kita, 1.4. PENUTUP • Kesimpulan • Saran-saran 1.5. DAFTAR PUSTAKA

CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh makalah sosiologi S2 manajemen hukum

Citation preview

Page 1: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam konteks ini, tolok-ukur suatu masalah layak disebut sebagai masalah sosial atau

tidak, akan sangat ditentukan oleh nilai -nilai dan/atau norma-noma sosial yang berlaku dalam

komunitas itu sendiri. Oleh karena itu, pernyataan sesuai atau tidaknya suatu masalah itu

dengan nilai-nilai dan/atau norma-norma sosial harus dikemukakan ol eh sebagian besar

(mayoritas) dari anggota komunitas. Menyongsong tahun 2006 ini, tentu berbagai masalah sosial

di Indonesia akan tetap ada, tumbuh dan/atau berkembang sesuai dengan dinamika komunitas

itu sendiri.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

1) Narkoba

2) Korupsi

3) Bencana Alam

4) Kenakalan remaja

5) Penggusuran

6) Disorganisasi keluarga

1.3. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

1) Sebagai tugas dari guru bidang studi sosiologi

2) Sebagai bahan referensi pengetahuan tentang masalah social,

3) Sebagai pengenalan terhadap pola hidup social,

4) Sebagai antisifasi terhadap masalah social itu sendiri,

5) Untuk menindaklanjuti masalah social yang terjadi di seputar kita,

1.4. PENUTUP

• Kesimpulan

• Saran-saran

1.5. DAFTAR PUSTAKA

II. PEMBAHASAN

Page 2: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

2.1. Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain “narkoba”, istilah lain

yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza

yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik

“narkoba” atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko

kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah

psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan

untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah

diluar batas dosis.

Penyebaran

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh

penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak

bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah

sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini

bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang

begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih

sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa,

bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya

yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari

pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk

selalu menjauhi Narkoba.

Efek

• Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis

tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda

yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD

• Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan

otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga

untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira

untuk sementara waktu

• Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas

fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan

tidak sadarkan diri. Contohnya putaw

Page 3: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

• Adiktif , Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi

karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena

secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin ,

putaw

• Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh

akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya

kematian

Jenis

• Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.

Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan

disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam

hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.

• Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat,

namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC,

tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang

berkepanjangan tanpa sebab).

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya

dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga

didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara

kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva

menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara

menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.

Kontroversi

Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya

menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang berdasarkan bahan kimiawi dan

merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Diantara

pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang

berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir diantara para pengguna tertentu.

Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan menjadi malas

dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak

sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana

dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk

penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan

Page 4: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

kreatifitas dalam berfikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi.

Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh jenis ganja

yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreatifitas adalah hasil

silangan modern “Cannabis indica” yang berasal dari India dengan “Cannabis sativa” dari Barat,

dimana jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh di Indonesia.

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan tertentu

ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang

menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang

dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai

penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar

biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-

obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga

tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk

mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.

Pemanfaatan

Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat

kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber

minyak.

Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih

bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat

disalahgunakan.

Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain,

penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah

varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada

sama sekali.

Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen

sayur dan umum disajikan.

Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap

dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.

• Budidaya

Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin

pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.

Page 5: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

• Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang

ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan

sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu,

dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan

konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien

morfin juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.

Kata “morfin” berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.

• Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.

Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari

Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat

untuk mendapatkan “efek stimulan”.

Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata,

hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain diklasifikasikan

sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif.

2.2.Korupsi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Artikel ini membutuhkan catatan kaki untuk pemastian.

Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki.

Indeks persepsi korupsi di 2007. Biru menunjukkan sedikit korupsi, merah menunjukkan banyak

korupsi.

Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere = busuk, rusak, menggoyahkan,

memutarbalik, menyogok) menurut Transparency International adalah perilaku pejabat publik,

baik politikus|politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal

memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan

kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur

sebagai berikut :

• perbuatan melawan hukum;

Page 6: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

• penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;

• memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;

• merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;

Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya :

• memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);

• penggelapan dalam jabatan;

• pemerasan dalam jabatan;

• ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);

• menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk

keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya.

Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh

dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang

diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya

pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat,

terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan

narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja.

Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan

antara korupsi dan kriminalitas|kejahatan.

Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap

korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat

namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.

Kondisi yang mendukung munculnya korupsi

• Konsentrasi kekuasan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada

rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim yang bukan demokratik.

Page 7: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

• Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah

• Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan

politik yang normal.

• Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.

• Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan “teman lama”.

• Lemahnya ketertiban hukum.

• Lemahnya profesi hukum.

• Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.

• Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.

• Rakyat yang cuek, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang gagal memberikan perhatian

yang cukup ke pemilihan umum.

• Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau “sumbangan

kampanye”.

Dampak negative

Demokrasi

Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik, korupsi

mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara

menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi

akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan

menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-

seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan

institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat

diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi

mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.

Ekonomi

Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan

pemerintahan.

Page 8: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak

efisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian

dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan resiko

pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi

mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi, konsensus yang baru muncul

berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-

aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga

mengacaukan “lapangan perniagaan”. Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari

persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.

Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan mengalihkan investasi

publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah tersedia lebih banyak.

Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan praktek

korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi

pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain.

Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan

tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.

Para pakar ekonomi memberikan pendapat bahwa salah satu faktor keterbelakangan

pembangunan ekonomi di Afrika dan Asia, terutama di Afrika, adalah korupsi yang berbentuk

penagihan sewa yang menyebabkan perpindahan penanaman modal (capital investment) ke luar

negeri, bukannya diinvestasikan ke dalam negeri (maka adanya ejekan yang sering benar bahwa

ada diktator Afrika yang memiliki rekening bank di Swiss). Berbeda sekali dengan diktator Asia,

seperti Soeharto yang sering mengambil satu potongan dari semuanya (meminta sogok), namun

lebih memberikan kondisi untuk pembangunan, melalui investasi infrastruktur, ketertiban hukum,

dan lain-lain. Pakar dari Universitas Massachussetts memperkirakan dari tahun 1970 sampai

1996, pelarian modal dari 30 negara sub-Sahara berjumlah US $187 triliun, melebihi dari jumlah

utang luar negeri mereka sendiri. [1] (Hasilnya, dalam artian pembangunan (atau kurangnya

pembangunan) telah dibuatkan modelnya dalam satu teori oleh ekonomis Mancur Olson). Dalam

kasus Afrika, salah satu faktornya adalah ketidak-stabilan politik, dan juga kenyataan bahwa

pemerintahan baru sering menyegel aset-aset.

2.3. Bencana Alam

Gempa bumi Yogyakarta 2006

Gempa bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa bumi tektonik kuat yang

mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih

pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.

United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter[1].

Page 9: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

Lokasi dan kerusakan yang diakibatkan

Lokasi gempa

Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik

Indonesia terjadi di koordinat 8,007° LS dan 110,286° BT pada kedalaman 17,1 km. Sedangkan

menurut BMG, posisi episenter gempa terletak di koordinat 8,26° LS dan 110,31° BT pada

kedalaman 33 km.itu di release sesaat terjadi gempa. Setelah data dari berbagai Stasiun yang

dipunyai jejaring BMG dan dilakukan perhitungan, update terakhir BMG menentukan pusat

gempa berada di 8.03 LS dan 110,32 BT(update ke tiga) pada kedalaman 11,3 Km dan kekuatan

5.9 SR Mb (Magnitude Body) atau setara 6.3 SR Mw (Magnitude Moment).USGS memberikan

koordinat 7,977° LS dan 110,318 BT pada kedalaman 35 km. Hasil yang berbeda tersebut

dikarenakan metode dan peralatan yang digunakan berbeda-beda.

Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, 115 km selatan

Semarang, 145 km selatan-tenggara Pekalongan dan 440 km timur-tenggara Jakarta. Walaupun

hiposenter gempa berada di laut, tetapi tidak mengakibatkan tsunami. Gempa juga dapat

dirasakan di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas. Getaran juga sempat

dirasakan sejumlah kota di provinsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek,

Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya.

Gempa susulan

Gempa susulan terjadi beberapa kali seperti pada pukul 06:10 WIB, 08:15 WIB dan 11:22 WIB.

Gempa bumi tersebut mengakibatkan banyak rumah dan gedung perkantoran yang rubuh,

rusaknya instalasi listrik dan komunikasi. Bahkan 7 hari sesudah gempa, banyak lokasi di Bantul

yang belum teraliri listrik. Gempa bumi juga mengakibatkan Bandara Adi Sutjipto ditutup

sehubungan dengan gangguan komunikasi, kerusakan bangunan dan keretakan pada landas

pacu, sehingga untuk sementara transportasi udara dialihkan ke Bandara Achmad Yani

Semarang dan Bandara Adisumarmo Solo.

Seorang lelaki di antara puing-puing rumahnya

Gedung-gedung yang rusak parah

• Mall Saphir Square mengalami kerusakan parah di lantai 4 dan 5. Tembok depan Mall lantai

tersebut roboh hingga berlubang, kanopi teras Mall ambruk dan menimpa teras Mall yang

sebagian ikut roboh.

Page 10: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

• Mall Ambarukmo Plaza, yang saat itu belum lama dibuka, mengalami kerusakan tak terlalu

parah. Beberapa bagian tembok terlihat retak-retak dan terkelupas.

• GOR Universitas Ahmad Dahlan mengalami kerusakan parah. Atap GOR roboh dan hanya

tersisa tembok di sisi-sisinya.

• STIE Kerja Sama di Jl. Parangtritis rusak sangat parah.

• ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km.6,5 kerusakan sangat parah.

Situs kuno dan lokasi wisata yang rusak

• Candi Prambanan mengalami kerusakan yang cukup parah dan ditutup sementara untuk diteliti

lagi tingkat kerusakannya. Kerusakan yang dialami candi prambanan kebanyakan adalah

runtuhnya bagian-bagian gunungan candi dan rusaknya beberapa batuan yang menyusun candi

• Makam Imogiri juga mengalami kerusakan yang cukup parah. Beberapa kuburan di Imogiri

amblas, lantai-lantai retak dan amblas, sebagian tembok dan bangunan makam yang runtuh,

juga hiasan-hiasan seperti keramik yang pecah.

• Salah satu bangsal di Kraton Yogyakarta, yaitu bangsal Trajumas yang menjadi simbol keadilan

ambruk.

• Candi Borobudur yang terletak tak jauh dari lokasi gempa tak mengalami kerusakan berarti

• Obyek Wisata Kasongan mengalami kerusakan parah saperti Gapura Kasongan yang patah di

kiri dan kanan gapura dan ruko-ruko kerajinan keramik yang sebagian besar rusak berat bahkan

roboh.

Kerusakan Mall Shapir Square

Sebuah mobil rusak di ImogiriKerajinan keramik di Kasongan berantakan

Gedung BPKP roboh di satu sisinya

Sebab dan peristiwa sejenis

Letak Indonesia yang berada di antara tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia,

lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta berada di posisi Ring of fire menjadikan Indonesia

kerap kali diterpa bencana gempa bumi dan letusan gunung berapi. Sebelumnya gempa terjadi

di Sumatra pada 28 Maret 2005 menewaskan 361 orang serta gempa bumi dan tsunami di Aceh

pada 26 Desember 2004 yang menewaskan 129.498 orang dan 37.606 lainnya hilang.

Meskipun pada saat bersamaan Gunung Merapi yang juga berada di sekitar daerah tersebut

sedang meletus, namun para pakar menyatakan kedua peristiwa ini tidak saling berhubungan

sebagai sebuah sebab-akibat. Peningkatan aktivitas di gunung api tersebut tidak berhubungan

Page 11: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

dengan kejadian gempa. Hal ini ditunjukkan oleh tidak terdapatnya anomali aktivitas yang

mencolok sesaat setelah gempa.

Penanganan dan bantuan

Setelah peristiwa tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera memerintahkan

Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Soeyanto untuk mengerahkan pasukan di sekitar Yogyakarta

dan sekitarnya untuk melakukan langkah cepat tanggap darurat. Rombongan presiden sendiri

langsung terbang pada sorenya dan menginap malam itu juga di Yogyakarta.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan beberapa negara sudah menyatakan komitmen bantuan

antara lain Jepang, Inggris, Malaysia, Singapura, Prancis serta UNICEF.

Berbagai negara telah menawarkan bantuan, di antaranya adalah Britania Raya menyumbang

sebanyak 5,6 juta dolar AS, Australia 3 juta dolar Australia, RRC 2 juta dolar AS, Amerika Serikat

2,5 juta dollar AS, Uni Eropa 3 juta euro, Kanada 2 juta dolar Kanada dan Belanda 1 juta euro.

Sementara Jepang dan UNICEF menawarkan berbagai bantuan langsung. Palang Merah

Internasional, Bulan Sabit Merah, OXFAM dan UNICEF telah memberikan sejumlah tenda dan

perbekalan darurat kepada para korban. Jepang, Singapura dan Malaysia diinformasikan akan

mengirimkan tim ke wilayah bencana.

Sementara itu dari Vatikan, Paus Benediktus XVI, Sabtu, 27 Mei saat sedang mengadakan

lawatan ke Polandia, menyampaikan duka cita mendalam kepada korban gempa bumi di

Yogyakarta dan meminta agar regu penyelamat terus melakukan upaya pertolongan. Pernyataan

duka cita disampaikan Paus melalui telegram kepada Sekretarisnya Kardinal Angelo Sodano.

Dari dalam negeri Palang Merah Indonesia memberikan respon yang cepat melalui cabang-

cabangnya di tingkat kota/kabupaten terdekat. Mereka melakukan tindakan-tindakan

pertolongan darurat; salah satunya dengan mendirikan Rumah Sakit Lapangan di Lapangan Dwi

Windu di Bantul.

Tidak kalah pentingnya adalah dinamika dan empati masyarakat Yogyakarta yang membantu ke

wilayah bencana. Bantuan ini terus berlangsung sampai tahap rehabilitasi dan rekontruksi

dicanangkan. Sebagian besar sivitas akademika berbagai universitas juga mendirikan posko

bantuan kemanusiaan. Pusat studi berbagai universitas terlibat dalam dinamika penanggulangan

bencana ini. Antara lain Pusat Studi Mitigasi Bencana ITB Bandung, Pusat Studi Manajemen

Bencana UPN Veteran Yogyakarta, Pusat Studi Bencana Alam UGM, CEEDED Universitas Islam

Indonesia.

2.4. KENAKALAN REMAJA

Page 12: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

TAWURAN PELAJAR : SEBUAH POTRET KEGAGALAN SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA

Gimana sich menyikapi tawuran pelajar yang marak di kota kita ? trus bagaimana peranan

sistem pendidikan kita ? ikuti artikel ini

Faktor Psikologis dalam Belajar

Mungkin kita sudah mengetahui belajar bukan hanya berkaitan dengan faktor yang bersifat fisik

saja, seperti: meja belajar yang nyaman, penerangan yang memadai, catatan yang rapi, dan lain

sebagainya. Ada hal lain yang juga sangat menentukan dalam keberhasilan belajar sehingga

harus kita perhatikan juga, yaitu berkaitan dengan faktor yang bersifat psikologis. …..

“The Lost Of Society” Oleh : Jamalludin Malik

Dengan munculnya banyak persoalan yang menerpa negara Indonesia akhir-akhir ini, mungkin

kita akan bertanya-tanya, apa kiranya yang menyebabkan permasalahan bangsa sedemikian

peliknya, hingga praktek “homo homini lupus” (manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya)

sepertinya tampak dilegalisasikan. Terlebih lagi, praktek “homo homini lupus” seakan-akan telah

menjadi “kultur” bagi kebanyakan para elit politik di negara ini oleh karena prilaku elit politik di

Indonesia memang memiliki kemiripan dengan “mental serigala”. Sehingga tanpa disadari ada

proses transformasi kultur (homo homini lupus) dari elit politik ke masyarakat.

2.5. PENGGUSURAN

Penggusuran Kembali Ancam Warga

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Warga perumahan liar di Taman BMW, Jakarta Utara, menyelamatkan barang-barang mereka

saat alat berat mulai membongkar rumah-rumah, Minggu (24/8/2008).

Artikel Terkait:

• Digusur, 586 Rumah di Kalibaru Cilincing

• Gusur Kafe di Jalur Hijau

• Bakal Digusur, Warga Semper Minta Perlindungan Komnas HAM

• Wagub: Hentikan Penggusuran, Dengar Aspirasi Warga

Jumat, 21 Agustus 2009 | 17:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pesta demokrasi telah usai. Setelah melalui proses gugat-menggugat,

akhirnya Mahkamah Konstitusi menetapkan pasangan capres-cawapres Susilo Bambang

Yudhoyono-Boediono sebagai pemenang pemilu. Di hadapan para kader dan simpatisan,

Page 13: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

presiden terpilih SBY mengatakan, kemenangannya itu adalah milik semua rakyat Indonesia.

Benarkah demikian? Jawaban relatif. Yang jelas, seusai pesta demokrasi itu, penggusuran di

sejumlah titik kembali mengancam warga. Setidaknya hal ini terjadi di wilayah Jakarta Utara.

Sekitar 300 kepala keluarga yang tinggal di bantaran Kali Adem, Pluit, Jakarta Utara, kembali

resah. Isu penggusuran mengemuka lagi, setelah sempat vakum sejak Desember 2008. Pada

waktu itu, warga sempat menerima surat perintah penggusuran dari pihak kelurahan Pluit.

“Namun, kami berhasil bertemu dengan Wakil Wali Kota Jakarta Utara Atma Senjaya pada bulan

Februari 2009. Saat itu, ada komitmen untuk menunda penggusuran hingga pemilu usai,” ujar

pendamping warga Kali Adem, Dhoho Ali Sastro, yang juga Direktur Pemberdayaan Hukum

Masyarakat dan Penanganan Kasus LBH Masyarakat pada acara mediasi kasus penggusuran,

Jumat (21/8) di Komnas HAM, Jakarta.

Dhoho mengkritisi Pemkot Jakarta Utara yang tidak solutif dalam melakukan relokasi warga yang

mayoritas berprofesi sebagai nelayan tersebut. Dhoho meminta, dalam merelokasi warga,

pemkot memberikan lebih banyak opsi bagi warga. “Solusi yang kami ajukan adalah, warga

diberikan empat pilihan, seperti yang berhasil kami himpun, yaitu pindah ke rumah susun,

pulang kampung, penataan ulang di lokasi, atau pindah ke lokasi lain,” ujar Dhoho.

Melalui kesempatan itu, Wakil Wali Kota Jakarta Utara Atma Senjaya, yang hadir pada acara

mediasi tersebut, mengatakan akan menampung masukan tersebut. “Empat opsi itu tidak

masalah. Tapi gubernur perlu berbicara dengan Departemen Pekerjaan Umum dulu,” ujar Atma.

Hal yang sama menimpa sekitar 4.400 warga yang bermukim secara ilegal di sepanjang rel

kereta api, mulai dari Stasiun Jakarta Kota-Stasiun Tanjung Priok-Stasiun Senen, sejak 11 tahun

lalu. Pada bulan akhir Juli lalu muncul kembali isu penggusuran. Padahal, menurut pendamping

warga, Edi Saidi dari Urban Poor Consortium (UPC), warga telah pindah di luar tembok lintasan

kereta api. Alhasil, warga pun turun ke jalan dan berdemonstrasi pada tanggal 29 Juli silam

sehingga penggusuran batal. “Padahal, warga telah bersedia menata diri dan melakukan

penghijauan,” tambah Edi.

Menanggapi hal ini, Atma menyarankan warga dan pendamping agar mengajukan permohonan

ke Dinas Pertamanan dan Dinas Tata Ruang Pempprov DKI Jakarta yang memiliki kewenangan

terhadap lahan di luar tembok lintasan kereta api. Warga Kali Adem dan sekitar lintasan rel

kereta api tidaklah sendiri.

Menurut data yang dilansir Jaringan Rakyat Miskin Kota dan UPC, sekitar 150 KK warga daerah

Budi Darma RT 03 RW 03, Semper Timur, dan 79 KK warga RT 16 RW 07, Semper Barat, pun

menghadapi hal yang sama. Kendati mereka tinggal di tempat yang tidak sesuai peruntukannya,

Edi kembali menegaskan agar pemerintah melibatkan partisipasi warga dalam hal relokasi.

Anggota Komnas HAM Nur Kholis, yang memimpin mediasi ini, mengatakan akan mempelajari

pengaduan ini serta akan mempertemukan pihak-pihak terkait.

Page 14: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

Sent from Indosat BlackBerry powered by

2.7. DISORGANISASI KELUARGA

Disorganisasi Keluarga

Keluarga adalah sejumlah orang yang bertempat tinggal dalam satu atap rumah dan diikat oleh

tali pernikahan yang satu dengan lainnya memiliki saling ketergantungan. Keluarga merupakan

lingkungan sosial pertama yang memberikan pengaruh yang sangat besar bagi tumbuh

kembangnya remaja. Dengan kata lain, secara ideal perkembangan remaja akan optimal apabila

mereka bersama keluarganya.

Secara umum keluarga memiliki fungsi (a) Reproduksi, (b) Sosialisasi, (c) Edukasi, (d) Rekreasi,

(e) Afeksi, dan (f) Proteksi. Sehingga pengaruh keluarga sangat besar terhadap pembentukan

pola kepribadian anak. Keberfungsian sosial keluarga mengandung pengertian pertukaran dan

kesinambungan, serta adaptasi antara keluarga dengan anggotanya, dengan lingkungannya, dan

dengan tetangganya, dan lain-lain.

Kemampuan berfungsi sosial secara positif dan adaptif bagi sebuah keluarga yang ideal salah

satunya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan, peranan dan fungsinya

terutama dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya. Namu, jika keberfungsian sosial

keluarga itu tidak berjalan dengan baik akan mengakibatkan terjadinya disorganisasi keluarga

yaitu adanya perpecahan dalam keluarga. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan pola perilaku

anak, biasanya sering mengarah ke dalam hal-hal yang negatif seperti kenakalan remaja.

Pada kenyataannya, tidak semua keluarga dapat memenuhi gambaran ideal sebuah keluarga

yang baik. Perubahan sosial, ekonomi, dan budaya dewasa ini telah banyak memberikan hasil

yang menggembirakan dan berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian

pada waktu bersamaan, perubahan-perubahan tersebut membawa dampak yang tidak

menguntungkan bagi keluarga. Misalnya adanya gejala perubahan cara hidup dan pola hubungan

dalam keluarga karena berpisahnya suami/ ibu dengan anak dalam waktu yang lama setiap

harinya. Kondisi yang demikian ini menyebabkan komunikasi dan interaksi antara sesama

anggota keluarga menjadi kurang intens. Hubungan kekeluargaan yang semula kuat dan erat,

cenderung longgar dan rapuh. Ambisi karier dan materi yang tidak terkendali, telah mengganggu

hubungan interpersonal dalam keluarga.

Dalam kaitannya dengan permasalahan remaja, rintangan perkembangan remaja menuju

kedewasaan itu ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi anak di waktu kecil di

lingkungan rumah tangga dan lingkungan masyarakat, di mana anak itu hidup dan berkembang.

Jika seorang individu dimasa kanak-kanak mengalami rintangan hidup dan kegagalan, maka

Page 15: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

frustasi dan konflik yang pernah dialaminya dulu itu merupakan penyebab utama timbulnya

kelainan-kelainan tingkah laku seperti kenakalan remaja, kegagalan penyesuaian diri dan

kelakuan kejahatan. Ekspresi meningkatnya emosi ini dapat berupa sikap bingung, agresivitas

yang meningkat dan rasa superior yang terkadang dikompensasikan dalam bentuk tindakan yang

negatif seperti pasif terhadap segala hal, apatis, agresif secara fisik dan verbal, menarik diri dan

melarikan diri dari realita ke minuman alkohol, ganja atau narkoba, dan lain-lain.

Dewasa ini permasalahan remaja masih cukup menonjol, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Tidak kurang Presiden RI, Soesilo Bambang Yudhoyono, mengkhawatirkan kondisi remaja pada

saat ini. Dikemukakan bahwa berbagai fenomena kegagalan sekarang ini antara lain disebabkan

pembinaan keluarga yang gagal. Lebih jauh dijelaskan bahwa dari 15.000 kasus narkoba selama

dua tahun terakhir, 46 % di antaranya dilakukan oleh remaja (Media Indonesia , 30 Juni : 16).

Selain itu di Indonesia diperkirakan bahwa jumlah prostitusi anak juga cukup besar. Departemen

Sosial memberikan estimasi bahwa jumlah postitusi anak yang berusia 15-20 tahun sebanyak 60

% dari 71.281 orang. UNICEF Indonesia menyebut angka 30 % dari 40-150.000; dan Irwanto

menyebutkan angka 87.000 pelacur anak atau 50 % dari total penjaja seks (Sri Wahyuningsih,

2006).

Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang “ Kenakalan remaja Sebagai Perilaku Menyimpang

Hubungannya Dengan Keberfungsian keluarga” yang ditulis oleh Masngundi HMS bahwa ternyata

terdapat hubungan negatif antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga. Yang

artinya semakin meningkatnya keberfungsian keluarga dalam melaksanakan tugas kehidupan,

peranan, dan fungsinya maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau

kualitas kenakalannya semakin rendah.

Kebiasaan anggota keluarga yang lebih tua, terutama orang tua, sangat berpengaruh terhadap

nilai-nilai yang dimiliki anak. Pertama-tama anak akan melakukan penipuan atau imitasi terhadap

perilaku orang lain, terutama orang terdekatnya. Bila dalam komunikasi keluarga banyak nilai-

nilai kekerasan dan diskriminasi, maka anak akan menirunya. Misalnya terjadi kekerasan kepada

isteri, maka anak-anak akan meniru pola ini hingga dewasa, sampai ada penyadaran yang kuat

baik diri sendiri maupun lingkungan yang mendukung untuk menghentikan kekerasan itu.

Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang, pernah dijelaskan

dalam pemikiran Emile Durkheim (Soerjono, Soekanto, 1985 : 73). Bahwa perilaku menyimpang

atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap sebagai fakta sosial yang normal dalam

bukunya “Rules of Sociological Methode” dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal

karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal

karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal

sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut

terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak sengaja. Jadi

Page 16: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku nakal/ jahat yaitu perilaku yang

disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat.

Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang “Potret Kehidupan Remaja Pengguna Narkoba di PPI

Surabaya Utara” yang mana menyebutkan bahwa faktor penyebab penyalahgunaan narkoba

pertama disebabkan oleh pola pengasuhan, pengawasan serta perhatian orang tua terhadap

anaknya kurang. (Sukartini, 2006 : 5)

Akhir-akhir ini banyak kita jumpai permasalahan mengenai disorganisasi keluarga, diantaranya

adalah perceraian. Kasus perceraian pasangan suami isteri sudah mencapai angka yang sangat

menghawatirkan, jadi bisa dibayangkan betapa sebenarnya banyak keluarga di sekitar kita

mengalami satu fase kehidupan yang sungguh tidak diharapkan. Perceraian senantiasa

membawa dampak yang mendalam bagi anggota keluarga meskipun tidak semua perceraian

membawa dampak yang negatif.

Fenomena kekerasan ini dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya terjadi pada sektor domestik

atau urusan rumah tangga (Domestic violence), tetapi juga terjadi pada sektor publik atau

lingkungan kerja (Public violoence). Sebutlah kekerasan fisik sampai pada sangsi sosial atau

psikologis.

Hal ini senada dengan data yang dihimpun oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK. Dalam

laporannya, selama 4 bulan awal 2007, LBH APIK menerima lapioran sebanyak 140 kasus. Dari

total laporan kasus tersebut, 83 diantaranya adalah kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(KDRT), 26 kasus perceraian dan hak setelah bercerai, 10 kasus ingkar janji, 6 kasus

ketenagakerjaan, serta 2 kasus nikah di bawah tangan. Sementara itu, kasus pemalsuan surat

nikah, pemerkosaan, pelecehan seksual, dan terjaring operasi yustisi masing-masing tercatat 1

laporan. Sedeangkan 9 laporan sisanya dalam kategori kekerasan lain-lain.

Dari jumlah laporan tersebut, jenis kekerasan psikis dan ekonomi menempati posisi teratas,

sebanyak 28 kasus. Kemudian diikuti oleh kekerasan fisik-psikis 21 kasus, serta kekerasan fisik-

psikis-ekonomi 17 kasus. Sisanya masuk kategori kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual

yang berdiri sendiri. Sementara itu, tingkat penyelesaian seluruh laporan bervariasi. Dari data

tersebut, 30 laporan sedang menjalani proses Perdata, 9 laporan menjalani proses Pidana, 6

laporan dalam tahap Mediasi, dan 38 sisanya masih dalam konsultasi.

Berawal dari hal tersebut, maka perlu dicari usaha-usaha untuk menanggulangi perceraian. Agar

apa yang diusahakan dapat berhasil dengan baik maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui faktor determinan penyebab masalah perceraian tersebut. Perceraian adalah

berakhirnya jalinan seorang suami atau isteri dalam sebuah keluarga untuk melakukan tugas-

tugasnya karena suatu sebab.

Page 17: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

Menyadari bahwa di satu sisi keluarga merupakan lingkungan sosial pertama dan utama bagi

tumbuh kembangnya remaja, pada sisi lain remaja merupakan potensi dan sumber daya manusia

pembangunan di masa depan, maka diperlukan program yang terencana. Program terencana

dimaksud akan dapat dicapai, apabila tersedia data dan informasi yang obyektif dan aktual

tentang permasalahan keluarga maupun remaja. Dalam kerangka itu diperlukan penelitian ini.

III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Setiap orang memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku menyimpang dari jalur yang

telah ditentukan berdasarkan norma hukum yang berlaku dalam masyarakat untuk mencapai

tujuannya. Penyimpangan perilaku ini, semata-mata didorong oleh nilai-nilai social budaya yang

dianggap berfungsi sebagai pedoman berperikelakuan setiap manusia didalam hidupnya. Jadi

kelakuan yang menyimpang itu akan terjadi apabila manusia memiliki kecenderungan untuk

lebih mementingkan suatu nilai social budaya dari pada kaidah-kaidah yang ada untuk mencapai

cita-citanya. Berpudarnya pegangan orang pada kaidah-kaidah , menimbulkan keadaan yang

tidak stabil dan keadaan tanpa kaidah-kaidah. Hal ini berhubungan erat dengan teori anomie

Durkheim, dimana menimbulkan mentalitas menerabas yang pada hakekatnya menimbulkan

sikap untuk mencapai tujuan secepatnya tanpa banyak berusaha dan berkorban dalam arti

mengikuti langkah-langkah atau kaidah kaidah yang ditentukan. Berkaitan dengan teori diatas,

setiap orang yang berperilaku di luar kaidah-kaidah yang telah disepakati bersama, dianggap

sebagai melawan kaidah tersebut atau tindakkan menerabas, yaitu melakukan jalan pintas di

luar kaidah yang ada untuk mencapai tujuan dengan cepat. Munculnya perilaku menyimpang ini

disebabkan oleh kaidah kaidah yang ada tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga

mendorong orang untuk mengembangkan konsepsi-konsepsi abstrak yang ada dalam pikirannya

untuk mencapai tujuannya atau mencari identitas diri tanpa memperhitungkan dampak

negatifnya.

3.2. Saran

3.2.1. Masyarakat

Agar lebih meningkatkan pendidikan moral dan pendidikan formal, sehingga memiliki

keseimbangan selaras dalam mengatasi persoalan yang dihadapi yang semakin komplek dan

dapat mengatasi masalah social secara sikap yang terdidik dan berpegang teguh kepada aturan

norma, agama, dan hokum yang berlaku.

3.2.2. Sekolah

Page 18: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

Lebih bersikap peduli untuk mengawasi siswa dan siswi di sekolah serta mampu memberrikan

arahan yang tepat guna dan tepat sasaran sehingga perilaku siswa dan siswi terhindar dari

perilaku menyimpang.

3.2.3. Siswa-siswi

Dapat berpikir rasional dalam menghadapi masalah yang dihadapi baik itu masalah yang

menyangkut emosion feeling, harga diri, ekonomi, atau masalah lainnya.

Dapat memilih dan memilih sikap dan tingkah laku yang positip dan tidak mudah terbawa arus

budaya yang tidak jelas yang berefek samping pada penjerumusan.

Daftar Pustaka

Abidin, Zainal, Penghakiman Massa: Kajian atas Kasus dan Perilaku (Jakarta: Accompli,

2005).

Bachriadi, Dianto, Ketergantungan Petani dan Penetrasi Kapital (Bandung: Akatiga, 1995).

Cernea, Michael M., Mengutamakan Manusia di dalam Pembangunan: Variabel -variabel

Sosiologi di dalam Pembangunan Pedesaan (Jakarta: UI-Press, 1988).

Eschborn Norbert, et., all., Indonesia Today: Problems & Perspetive s (Jakarta: Yayasan Konrad

Adenauer, 2004).

Lewang, Patrice, Ayo Ke Tanah Sabrang: Transmigrasi di Indonesia (Jakarta: Gramedia,

2003).

Merton, Robert K., Social Theory and Social Structure , revised and enlarged edition. (USA: The

Free Press, 1961).

Narwoko, Dwi dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta: Prenada

Media, 2004).

Rajaguguk, Erman, Hukum Agraria, Pola Penguasaan Tanah dan Kebutuhan Hidup (Jakarta:

Chandra Pratama, 1995).

Ritzer, George dan Douglas J. Googman, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Prenada Media,

2004).

Ritzer, George, Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda (Jakarta: CV Rajawali, 1980).

Sarjono, Yetty, Pergulatan Pedagang Kakilima di Perkotaan: Pendekatan Kualitatif (Surakarta:

Muhammadiyah University Press, 2005).

Page 19: CONTOH MAKALAH SOSIOLOGI

Suwarsono dan Alvin Y. So., Perubahan Sosial dan Pembangunan (Jakarta: LP3ES, 1994).

Sudagung, Hendro Suroyo, Mengurai Pertikaian Etnis: Migrasi Swakarsa Etnis Madura ke

Kalimantan Barat (Jakarta: ISAI dan Ford Foundation, 2001).

Suyanto, Bagong dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan

(Jakarta: Prenada Media, 2005).

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 1989).

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah dan Teknik -

teknik Teorisasi Data (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2003).

Rajaguguk, Erman, Hukum Agraria, Pola Penguasaan Tanah dan Kebutuhan Hidup (Jakarta:

Chandra Pratama, 1995).